Informasi Dokumen
- Penulis:
- Ginza Mutiara Dewayani
- Pengajar:
- Agustono, Ir., M.Kes.
- Sekolah: Universitas Airlangga
- Mata Pelajaran: Budidaya Perairan
- Topik: Penerapan Metode Air Blast Freezing (ABF) Pada Pembekuan Ikan Salmon Chum (Oncorhynchus keta) Di PT. Marine Cipta Agung, Pasuruan, Jawa Timur
- Tipe: praktek kerja lapang
- Tahun: 2016
- Kota: Surabaya
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan menjelaskan latar belakang pentingnya ikan salmon, khususnya Salmon Chum, serta metode pembekuan yang digunakan untuk menjaga kualitasnya. Pembekuan menjadi metode utama untuk mempertahankan kesegaran dan mutu ikan selama proses ekspor, dengan fokus pada metode Air Blast Freezing (ABF).
1.1 Latar Belakang
Ikan salmon, yang kaya akan protein dan omega-3, tidak terdapat di perairan Indonesia dan diimpor dari negara lain. Untuk menjaga kesegaran dan kualitasnya selama ekspor, pengolahan dan pengawetan diperlukan, salah satunya melalui pembekuan. Pembekuan efektif menghambat aktivitas mikroorganisme dan memperlambat kerusakan ikan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk memahami penerapan metode Air Blast Freezing (ABF) dalam pembekuan ikan Salmon Chum dan mengidentifikasi hambatan dalam produksinya di PT. Marine Cipta Agung.
1.3 Manfaat
Manfaat dari PKL ini adalah meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang metode ABF dan membandingkan ilmu yang diperoleh di kampus dengan praktik di lapangan, serta melatih kemandirian mahasiswa dalam bekerja.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka mencakup informasi tentang klasifikasi, habitat, gizi, dan proses pembekuan ikan salmon. Penjelasan ini memberikan dasar teori yang mendukung praktik kerja lapang yang dilakukan.
2.1 Klasifikasi dan Morfologi
Salmon Chum (Oncorhynchus keta) termasuk dalam famili Salmonidae. Memiliki panjang hingga 100 cm dan berat maksimum sekitar 15,9 kg. Ikan ini ditemukan di perairan tawar dan laut dengan kedalaman 0-250 meter.
2.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Salmon Chum
Salmon Chum adalah spesies anadromous yang bermigrasi untuk berkembang biak. Ditemukan di Pasifik Utara, termasuk di Alaska dan Jepang. Penyebarannya juga mencakup daerah FAO tertentu, baik yang asli maupun yang diperkenalkan.
2.3 Kandungan Gizi Ikan Salmon Chum
Ikan Salmon Chum kaya akan protein dan omega-3 yang bermanfaat untuk kesehatan. Kandungan gizi per 100 gram mencakup kalori, lemak, kolesterol, dan protein yang tinggi, menjadikannya pilihan makanan sehat.
2.4 Pembekuan Ikan
Pembekuan ikan bertujuan untuk mengawetkan dan mempertahankan kualitas. Proses ini melibatkan penurunan suhu hingga di bawah titik beku untuk membentuk kristal es, yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
2.5 Metode Air Blast Freezing (ABF)
Metode ABF memanfaatkan udara dingin yang disemburkan untuk membekukan produk. Suhu yang digunakan berkisar antara -35°C hingga -40°C selama 4 hingga 6 jam, dengan kecepatan aliran udara yang tinggi untuk mempercepat proses pembekuan.
III. PELAKSANAAN
Bagian pelaksanaan menjelaskan lokasi, waktu, metode kerja, dan pengumpulan data selama praktik kerja lapang, yang dilakukan di PT. Marine Cipta Agung.
3.1 Tempat dan Waktu
Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di PT. Marine Cipta Agung, Pasuruan, Jawa Timur, dari 18 Januari hingga 19 Februari 2016. Lokasi ini dipilih karena relevansinya dengan industri pengolahan ikan.
3.2 Metode Kerja
Metode yang digunakan dalam PKL ini adalah deskriptif, bertujuan untuk menggambarkan proses dan keadaan di lapangan secara sistematis. Metode ini memungkinkan pengumpulan data yang relevan dan akurat.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui dua jenis: primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara dengan pegawai, sedangkan data sekunder berasal dari dokumen dan informasi yang tersedia di perusahaan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menyajikan hasil pengamatan dan analisis terkait proses produksi ikan Salmon Chum di PT. Marine Cipta Agung, mulai dari penerimaan bahan baku hingga penyimpanan produk akhir.
4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang
PT. Marine Cipta Agung didirikan pada tahun 1990 dan berlokasi di Pasuruan. Perusahaan ini berkomitmen untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan telah menerapkan sistem HACCP untuk menjamin keamanan produk.
4.2 Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan terdiri dari struktur organisasi yang jelas dengan direktur, manajer, dan supervisor yang bertanggung jawab atas berbagai aspek produksi. Visi dan misi perusahaan berfokus pada kualitas dan kepuasan pelanggan.
4.3 Sarana dan Prasarana
Perusahaan dilengkapi dengan fasilitas produksi yang memadai, termasuk ruang pengolahan dan cold storage. Alat dan prasarana yang digunakan mendukung proses produksi yang efisien dan efektif.
4.4 Proses Produksi
Proses produksi ikan Salmon Chum melibatkan beberapa tahap, mulai dari penerimaan bahan baku, defrosting, steaming, hingga pembekuan menggunakan metode ABF. Setiap tahap memiliki prosedur yang ketat untuk memastikan kualitas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran diambil berdasarkan hasil observasi dan analisis selama praktik kerja lapang, memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut di bidang pengolahan ikan.
5.1 Kesimpulan
Penerapan metode Air Blast Freezing (ABF) di PT. Marine Cipta Agung terbukti efektif dalam mempertahankan kualitas ikan Salmon Chum. Proses yang terstruktur dan sistematis membantu mengurangi kerugian selama produksi.
5.2 Saran
Disarankan untuk terus meningkatkan pelatihan karyawan dan memperbarui teknologi yang digunakan dalam proses pembekuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
Referensi Dokumen
- Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian ( Sangadji, E. M. dan Sopiah )
- Pengendalian Mutu Pada Proses Pembekuan Udang Menggunakan Statistical Process Control (SPC) di PT. Lola Mina Jakarta Utara ( Saulina S. dan Hernita )
- Memahami Penelitian Kualitatif ( Sugiyono )
- Manfaat EPA dan DHA bagi pertumbuhan anak dan balita ( Sulaksono, S. )
- Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan Styrofoam ( Sulchan, M. dan Endang N. W. )