• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V MADRASAH IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V MADRASAH IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

JOKO ISTIYANDOKO PRASETYO

N IM : 11407035

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2009

JOKO ISTIYANDOKO PRASETYO

N IM : 11407035

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

(4)

D E P A R T E M E N A G A M A RI

S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A

Jl Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721

httD//www .salatiea.ac.id e-m ail :akademik(®stainsalatiea.ac.id

Drs. Djuz’an, M,Hum

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : JOKO ISTIYANDOKO PRASETYO

NIM : 11407035

Jurusan / Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Judul : HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA

DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS IV DAN V MADRASAH

IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009.

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

W a s s a la m u ’a la ik u m , W r. W b

Salatiga, 10 Agustus 2009

Pembimbing

NIP. 19611024 198903 1 002

(5)

PE N G E SA H A N

SKRIPSI Saudara : Joko Istiyandoko Prasetyo dengan Nomor Induk

M ahasiswa : 11407035 yang berjudul HUBUNGAN PERHATIAN ORANG

TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V MADRASAH IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari pada

tanggal 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat

untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Salatiga, 8 Ramadhan 1430 H 29 Agustus 2009

Panitia Ujian

Sekretaris

198703 1 001

H. Agus W aluyo, IVf.Ag. NIP. 19750211 20003 1 001

Pembimbing

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Jurusan Nama

NIM

: Joko Istiyandoko Prasetyo

:11407035

: Tarbiyah

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 10 Agustus 2009

Yang menyatakan,

(7)

MOTTO

p e r t e m a n l a b k e p a b a o r a n g - o r a n g p a n g b e r k a t a b e n a r ,

b u k a n o r a n g p a n g m e m b e n a r k a n k a t a - k a t a a n b a !

PERSEMBAHAN

JCedua onang tuaku,

yang, detia dengan da'a agan aku

dapat menaifi cita-cita yang aku fuvtapkan

Jdtniku tmcinta

yang detia menemaniku

ketika aku dafam keadaan telak

iTeman-teman

depenjuangan makodidwa

SJCUJV S alatiga angkatan tafum 2CC7

iPemkimhing dan iDo^en SJCLJJV Salatiga

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan tiada suatu halangan

apapun, sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tersanjung pada Nabi terakhir

Rosul Muhammad SAW, yang padanya kita selalu berharap syafa'atnya.

Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Bapak Drs. Imam Stomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Drs. Sa'adi, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

3. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku ketua program Ekstensi STAIN Salatiga

4. Bapak Drs. Djuz'an, M. Hum. Selaku dosen pembimbing

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga

6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang,

Bapak Muchson, A.Md.

7. Rekan-rekan Guru dan Staf Pengaj ar Madrasah Ibtidaiyah Geyongan

8. Ayah dan Ibu tercinta sekeluarga

9. Istriku tercinta

10. Teman-teman yang telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini

Penulis berdo'a, semoga amal baik Bapak, Ibu dan Teman semuanya

mendapat imbalan dari Allah SWT, melebihi apa yang penulis terima amin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan, maka kepada para pembaca kiranya berkenan

memberikan saran serta kritikan untuk penyempurnaan tulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat membawa

manfa'at bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Penulis

(9)

Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Djuz'an, M.Hum

K ata Kunci: perhatian orang tua dan motivasi belajar

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah lbtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah perhatian orang tua siswa terhadap anaknya? (2) Bagaimanakah motivasi belajar anak mereka?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakanpendekatan kuantitatif.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan perhatian penuh dari orang tua seperti pemenuhan kebutuhan belajar, pembimbingan belajar, perawatan kesehatan mereka, penyediaan waktu untuk berkomunikasi, serta pemecahan setiap persoalan yang mereka hadapi ternyata mereka mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Di antara motivasi belajar tersebut dapat di identifikasi melalui beberapa hal, yaitu: Anak tersebut gemar membaca dan mencatat materi pelajaran, bertanya terhadap hal-hal yang belum diketahui, tertib mengerjakan tugas, aktif mengikuti kegiatan ekstra, serta aktif berkunjung ke perpustakaan.

Berbeda halnya dengan anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua mereka, seperti tidak terpenuhinya kebutuhan belajar, kurangnya bimbingan belajar, serta kurangnya waktu yang diberikan orang tua untuk berkomunikasi serta membantu memecahkan persoalan yang dihadapi anak-anak mereka, ternyata mereka mempunyai motivasi belajar yang rendah. Hal tersebut dapat diketahui melalui beberapa hal seperti, tidak pernah bertanya kepada guru terhadap materi pelajaran yang belum paham, tidak aktif kegiatan ekstra, serta kurang aktif berkunjung ke perpustakaan.

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO STAIN... . i

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS... ... v

HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Bekakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 3

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Hipotesis... 5

F. Metodologi penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 10

BABU LANDASAN TEORI... 12

A. Perhatian Orang Tua... 12

1. Pengertian Perhatian Orang Tua... 12

(11)

5. Tanggung Jawab Orang Tua... 30

6. Tipe Orang Tua... 33

B. Motivasi Belajar... 35

1. Pengertian Motivasi Belajar... 35

2. Jenis-Jenis dan Macam-macam motivasi Belajar... 40

3. Fungsi dan Pentingnya Motivasi Belajar... 42

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar.. 44

5. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Motivasi B elajar... 45

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN... 48

A. Keadaan Umum Daerah Penelitian... 48

1. Letak Geografis... 48

2. Sejarah Berdiri... 48

3. Keadaan Sarana-Prasarana... 49

4. Struktur Organisasi... 50

5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa... 51

B. Penyajian Data... 54

1. Data Responden... 54

2. Data tentang Hasil Angket Perhatian Orang Tua... 55

3. Data tentang Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa... 56

(12)

BAB IV ANALISIS DATA... 58

A. Analisis Pendahuluan... 58

B. Analisis Lanjut... 65

C. Analisis Hipotesis... 66

BAB V PENUTUP... 67

A. Kesimpulan... 67

B. Saran... 68

C. Penutup... 69

DAFTARPUSTAKA... 70

3. Data tentang Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa... 56

(13)

Tabel 3.1 Keadaan Ruang dan Gedung MI Geyongan... 49

Tabel 3.2 Keadaan Peralatan dan Inventaris Kantor... 49

Tabel 3.3 Keadaan Buku di Perpustakaan MI Geyongan... 50

Tabel 3.4 Data Guru PNS Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang... 52

Tabel 3.5 Data Guru NON PNS Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang... 52

Tabel 3.6 Data Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang... 52

Tabel 3.7 Jumlah Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Kabupaten Semarang... 53

Tabel 3.8 Tingkat Kelulusan Siswa... 53

Tabel 3.9 Prestasi Siswa yang Pernah dicapai... 53

Tabel 3.10 Data Responden... 54

Tabel 3.11 Data Hasil Angket Perhatian Orang Tua... 56

Tabel 3.12 Data Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa... 57

Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua... 62

Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa... 63

Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa... 64

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Angket Perhatian Orang Tua... 73

Lampiran 2. Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa... 75

Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup... 77

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian... 78

Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian...

(15)

A. Latar Belakang Masalah

Seperti telah diketahui bahwa hati kedua orang tua itu secara fitrah akan

mencintai anak-anaknya dan akan tumbuh perasaan kejiwaan, perasaan

keibuan dan kebapakan untuk memelihara, mengasihi, menyayangi dan

memperhatikan.

Setiap orang tua akan membina anaknya agar menjadi orang yang baik,

mempunyai motivasi yang kuat, sikap mental yang sehat dan akhlak yang

terpuji. Semuanya itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik yang formal

maupun yang informal.

Kaitannya dengan kegiatan di bidang pendidikan, keluarga merupakan

lembaga pendidikan informal yang utama dan pertama dan mencetak generasi

penerus, dan orang tua merupakan pribadi yang utama dalam hidup anak.

Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Zakiah Daradjat, sebagai berikut

"Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur

pendidikan yang tidak langsung, yang akan sendirinya akan masuk ke dalam

pribadi anak yang sedang bertumbuh itu".1

Setiap orang tua tentu tidak ingin anaknya teijerumus dalam kesusahan,

kebodohan maupun kesesatan. Orang tua akan selalu memberikan perhatian 1

1 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, him: 56

(16)

2

kepada anaknya baik fisik maupun non fisik guna mengarahkan

perkembangan sang anak, maka orang tua harus memberikan motivasi yang

berguna bagi anak.

Kaitannya dengan kegiatan belajar, adanya motivasi dalam diri anak akan

menggerakkan timbulnya kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki

subjek belajar dapat tercapai, Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakanoleh

Sardiman, AM. Dalam kegiatan belajar , maka motivasi dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

akan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar, itu dapat tercapai.2

Selanjutnya yang perlu kita sadari bahwa motivasi belajar muncul dari

dalam diri manusia tetapi kemunculannya karena terangsang adanya unsur

lain. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Sardiman AM. Motivasi

itu dapat dirangsang oleh faktor luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di

dalam diri seseorang.3

Di dalam penelitiannya, penulis melakukan pengamatan sementara tentang

tingkat motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan

Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009. Hasil dari pengamatan sementara

penulis yaitu bahwa tingkat motivasi belajar siswa di sekolah ini cukup tinggi.

Berangkat dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti masalah

tersebut dengan harapan dapat mengetahui ada tidaknya hubungan perhatian

2 Sardinian, AM Interaksi dan M otivasi Belajar M engajar, Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 2003, him .75

(17)

orang tua dengan motivasi belajar siswa dalam suatu judul, "Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang Tahun

2009".

B. Penegasan Istilah

Suatu istilah seringkah menimbulkan perbedaan penafsiran, maka untuk

menghindari kesalah pahaman dalam memahami permasalahan yang penulis

teliti terlebih dahulu penulis jelaskan mengenai beberapa istilah dalam judul di

atas.

1. Perhatian Orang Tua

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.4

Orang tua adalah orang yang melahirkan, mendidik, merawat, dan

mengasuh sang anak . Perhatian orang tua adalah pemusatan konsentrasi

dari selumh aktivitas orang tua yang ditujukan kepada sesuatu atau

sekumpulan objek, dalam hal ini adalah siswa kelas IV dan V Madrasah

Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009.

Adapun indikator-indikator dari perhatian orang tua yaitu:

a. Orang tua memenuhi kebutuhan belajar anak

b. Orang tua membimbing belajar anak

c. Orang tua merawat kesehatan anak

(18)

4

d. Orang tua menyediakan waktu bagi anak untuk berkomunikasi

e. Orang tua membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting anak

dalam keluarga dengan bijaksana

2. Motivasi Belajar

Motivasi ialah hal-hal yang timbul dari dalam diri atau rangsangan

dari luar yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan aktivitas,

tindakan, perilaku dan perbuatan seseorang.5 Belajar dapat diartikan

sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya 6

Jadi motivasi belajar adalah hal-hal yang ditimbul dari dalam diri atau

rangsangan dari luar yang mendorong , menggerakkan dan mengarahkan

aktivitas, tindakan, perilaku dan perbuatan seseorang untuk belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono kekuatan yang mendorong terjadinya

belajar disebut motivasi belajar.7

Adapun indikator-indikator dari motivasi belajar anak yaitu:

a. Anak gemar membaca dan mencatat terhadap materi pelajaran

b. Anak gemar bertanya terhadap hal yang belum diketahui

c. Anak tertib mengerjakan tugas yang diberikan guru

d. Aktif mengikuti kegiatan ekstra

e. Aktif berkunjung ke perpustakaan

5 Oemar Hamalik, Sistem Internsip Kependidikan Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1990, him. 140.

6 Sardinian, op.cit, him. 22

(19)

C. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan alasan penelitian judul tersebut di atas, maka

timbullah beberapa permasalahan menurut penulis, yaitu:

1. Bagaimanakah perhatian orang tua terhadap siswa kelas IV dan V

Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009?

2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah

Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009?

3. Bagaimanakah hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi

belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Kabupaten

Semarang tahun 2009?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat perhatian orang tua siswa terhadap anaknya

2. Tingkat motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah

Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009

3. Adanya hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar anak

E. Hipotesis

Sebagai arahan dalam penelitian perlu adanya hipotesis agar data relevan

(20)

6

penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.8 Menurut

Iqbal Hasan, hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara

terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti di

bawah dan thesa yang berarti kebenaran).9 Hipotesis dibuktikan melalui

angka-angka sebagai dasar pengambilan keputusan terhadap suatu hipotesis

dinyatakan dengan pernyataan ditolak atau diterima.

Hipotesis yang penulis ajukan untuk penelitian ini adalah untuk

memberikan jawaban yang bersifat sementara. Maka penulis mengajukan

hepotesa sebagai berikut "Ada hubungan positif antara perhatian orang tua

dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan

Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009".

F. Metodologi Penelitian 1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah totalitas dari semua objek

atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang

akan diteliti.10 Menurut Masri Singarimbun, populasi adalah jumlah

8 Sumadi Suryabrata, M etode Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, him. 69 9 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, him. 31

(21)

keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.11 Apabila

seseorang ingin meneliti keseluruhan elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau

penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.11 12 Populasi dari

penelitian penulis yaitu siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah

Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, sehingga sampel yang

representatif benar-benar mencerminkan ciri-ciri dari populasi.13 Sasaran

penelitian penulis adalah seluruh anggota populasi, dikarenakan jumlah

subjek penelitian kecil, yaitu 20 siswa. Kelas IV beijumlah 8 siswa yang

terdiri dari 2 laki-laki dan 6 perempuan, dan kelas V beijumlah 12 siswa

yang terdiri dari 4 laki-laki dan 8 perempuan. Penulis mengambil subjek

penelitian kelas tinggi yaitu kelas IV dan V karena dari sisi usia mereka

sudah dapat berfikir dengan logis, sehingga dapat menentukan jawaban

instrumen angket dari peneliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian

ini penulis menggunakan metode sebagai berikut.

11 Masri Singarimbun, M etode penelitian Survai, Pustaka LP3S Indonesia, Jakarta, 1987, him. 152

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, h im . 69

(22)

8

a. Kuisioner / Angket

Kuisioner atau sering pula disebut angket merupakan suatu

cara atau metode penelitian dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang harus dijawab orang yang kenai, atau disebut

responden.14 Jenis angket yang penulis pilih untuk melaksanakan

penelitian adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan

angket yang pertanyaannya atau pemyatannya tidak memberikan

kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan

pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.15

Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui tingkat

perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa kelas IV dan V

Madarasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang

tahun 2009.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu, mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda, dan sebagainya.16

Metode ini digunakan untuk mengetahui keadaan umum

daerah penelitian tentang keberadan Madrasah Ibtidaiyah

Geyongan yang meliputi, letak geografis, sejarah berdirinya, sarana

14 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, Andi Offset, Yogyakarta, 1990, him. 35 15 Hasan, op.cit, him. 84-85

(23)

prasarana sekolah, struktur organisasi, dan keadaan guru, karyawan

serta siswanya.

3. Tekhnik Analisis Data

a. Untuk mengetahui data tentang variasi perhatian orang tua dengan

motivasi belajar siswa digunakan analisis presentase (%) untuk itu

dicari lebih dahulu intervalnya dengan rumus sebagai berikut.

( X t - X r ) +

1

1 =

---3---i : interval

Xt : skor total tertinggi

Xr : skor total terendah

b. Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V

Madrasah Ibtidaiyah Geyongan digunakan rumus sebagai berikut.

r —

2XY (E X ) ( E Y)

*xy

j o > 2 - ^ j o > 2

-Keterangan:

rxy : Angka indeks "r" product moment

X : Variabel perhatian orang tua

Y : Variabel motivasi belajar siswa

(24)

10

Untuk melihat keeratan atau kuat tidaknya hubungan antara

perhatian orang tua (X) dengan motivasi belajar siswa (Y) dapat dipedomi

klasifikasi dari korelasi sebagai berikut.

a. R = 1, hubungan X dan Y sempurna positif (mendakati 1 hubungan

sangat kuat dan positif)

b. R = 0, hubungan X dan Y sangat lemah atau tidak terdapat

hubungan sama sekali

c. R = -1, Hubungan X dan Y sempurna negatif (mendekati -1

hubungan sangat kuat dan negatif)

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Agar terjadi pemikiran yang urut dalam memahami skripsi ini, maka

diketahui tata cara urutan tersebut sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan mulai dari latar belakang masalah alasan pemilihan

judul, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang,

A. Perhatian Orang Tua, meliputi pengertian perhatian orang tua, pentingnya perhatian orang tua, bentuk-bentuk perhatian orang tua, fungsi

(25)

B. Motivasi Belajar, meliputi pengertian motivasi belajar, jenis dan macam

motivasi belajar, fungsi dan pentingnya motivasi dalam belajar, faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar, hubungan perhatian orang tua dengan

motivasi belajar siswa.

BAB III Laporan Hasil Penelitian

Bab ini meliputi antara lain: letak geografis, sejarah berdirinya, sarana

prasaran sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan, siswa,dan

memuat data-data penelitian yang diperoleh.

BAB IV Analisis Data

Bab ini berisi pembahasan mengenai analisis pendahuluan, analisis lanjut dan

analisis hipotesis.

BAB V Penutup

(26)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perhatian Orang Tua

1. Pengertian Perhatian Orang Tua

Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi

jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik

yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri kita.1 Jadi perhatian orang

tua dapat diartikan sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi

jiwa orang tua yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang

sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar kita.

Dalam rangka untuk mencapai keberhasilan di dalam pendidikan

anak, pengaruh orang tua sangatlah besar dalam mendorong anak dan

memperhatikan anaknya dalam belajar. Anak tidak bisa lepas dari

kesalahan dan kesulitan, oleh karena itu anak membutuhkan perhatian dari

orang tua. Orang tua perlu memberikan perhatian khusus kepada anaknya

karena itu merupakan salah satu upaya untuk membimbing dan

mengarahkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh anak.

Dapat disimpulkan bahwa pemberian bantuan dan perhatian orang

tua sangatlah membantu kegiatan belajar anak dan melatih tangung jawab

serta mampu mengatasi segala permasalahan dalam proses belajar

1 Daki r, Dasar Dasar Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1993, him. 114

(27)

mengarahkan dan memberi nasehat yang baik.

2. Pentingnya Perhatian Orang Tua

Orang tua harus dapat memperlakukan anak sedemikian rupa,

sehingga ia merasa diperhatikan dan disayangi oleh orang tuanya,

walaupun ia dimarahi waktu bersalah. Tetapi dangan marahnya orang tua

itu, masih dapat dirasakan kesayangan dan dapat menyadari bahwa ia salah

dan patut dimarahi. Di samping anak merasa bahwa ia disayangi harus

pula dapat merasakan bahwa tidak ada yang menakutkan atau yang

membingungkan dalam keluarga.

Kondisi seperti ini sangat mendukung bagi kelangsungan belajar si

anak, karena ia merasa senang nyaman dan tentram hidup bersama

keluarga. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ahmadi dan

Supriyono dalam bukunya yang beijudul Psikologi Belajar, beliau

mengatakan bahwa suasana rumah yang menyenangkan , tentram , damai,

harmonis akan membuat anak betah di rumah. Keadaan itu akan

menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.2 Dan dengan adanya

perhatian itu, maka oarang tua pun akan memahami apa yang menjadi

kebutuhan-kebutuhan anak, diantaranya yaitu:

a. Kebutuhan akan rasa kasih sayang

Dalam menjalani kehidupan sehari-harinya anak memerlukan

kasih sayang orang tua. Dengan adanya kasih sayang tersebut

2

(28)

14

membuat perkembangan mental anak tumbuh dengan sehat. Kesehatan

mental tersebut akan berpengaruh kepada motivasi dan proses belajar

anak. Hubungan kesehatan mental dan belajar adalah timbal balik.3

Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan berpengaruh pola pikir

anak untuk selalu maju d aim bidang pendidikan dan hal ini akan

menumbuhkan motivasi belajar pada anak.

Hal itu dapat terwujud apabila kebutuhan akan rasa kasih

sayang anak terpenuhi. Namun kasih sayang tidak akan dirasakan oleh

anak apabila dalam hidupnya mengalami hal-hal sebagai berikut:

1) Kehilangan pemeliharaan orang tua

Anak-anak sangat membutuhkan pemeliharan langsung dari

orang tua mereka, akan tetapi tidak semua orang tua dapat

memberikan pemeliharaan langsung kepada anak. Berbagai

kesibukan dapat menjadi penyebab teikendalanya pemeliharaan

langsung orang tua kepada anak-anaknya, ataupun keadan rumah

tangga yang selalu cekcok dapat juga menghalangi pemeliharaan

tersebut terutama pemeliharaan dari ibu kandungnya sendiri.

Menurut Zakiah Daradjat ada faktor yang yang menghalangi ibu

untuk menumpahkan perhatiannya kepada si anak, yaitu suasana

rumah tangga yang tidak tenang, misalnya si bapak kurang

menghargai ibu, kurang setia atau sering cekcok, sehingga

(29)

perhatian terhadap pemeliharaan anaknya.

Bagi ibu yang tidak bekeija di luar rumah, dalam arti hanya

sebagai ibu ramah tangga saja, tentu ia akan selalu bersama-sama

anaknya, dalam kesibukan rumah tangganya. Hal itu juga dapat

menjadi masalah tersendiri bagi anak, dengan tenang. Zakiah

Daradjat mengatakan,

"Ibu yang tiada bekeija di luar rumah, tentunya selalu berada di tengah tengah anak-anaknya, dalam kesibukan rumah tangga. Keadaan dan suasana yang di hadapinya, selalu itu-itu saja, sehingga ia akan merasa bosan melihat suasana yang tidak pernah berubah-ubah itu. Kebosanan itu makin lama akan makin mencekam jiwanya dan akhirnya ia akan gelisah, dan timbul ketidakpuasan apa saja. Jika ia seorang yang agresif, mungkin sekali anak-anaknya akan sering dimarahi, ditegur dinasehati dan sebagainya, karena jiwanya merasa kosong dan bosan."

2) Si anak merasa tidak diperhatikan

Pada tahun-tahun pertama anak sangat membutuhkan

perhatian dan kasih sayang orang tuanya, disebabkan karena ia

masih lemah, namun seringkah orang tua memperlakukan anaknya

dengan cara yang menyebabkan si anak merasa tidak disenangi

atau diperhatikan, diantaranya yaitu:

a) Mengabaikan pemeliharaan anak, misalnya makannya kurang

diurus, pakaiannya kurang diperhtikan.

b) Mengancamnya dengan berbagai hukuman

4

(30)

16

c) Terlalu banyak peringatan dan nasehat terhadap si anak

d) Ibu yang sering marah atau menggerutu waktu menolong si

anak

e) Menghina atau mengolok-olok anak.5

Kemungkinan akibat yang terjadi kepada anak apabila tidak

disayangi atau diperhatikan yaitu tertaganggu kesehatan mentalnya.

Diantara gejala-gejala kelakuan yang dapat terlihat dengan nyata

yaitu, anak sering memperhatikan gerak gerik orang tua,

melakukan hal-hal yang menarik perhatian orang tua, mungkin ia

akan berbuat hal yang melukai dirinya sendiri, misalnya mogok

makan, tidak mau bicara dan sebagainya.

3) Toleransi orang tua yang berlebih-lebihan

Toleransi yang berlebihan terhadap anak berpengaruh yang

tidak baik bagi pertumbuhannya. Anak yang terlalu diberi toleransi

akan mempunyai sikap terlalu manja, karena terlalu diberi ruang

kebebasan tanpa pengawasan yang ketat dari orang tua.

Akibat lain adanya toleransi yang berlebihan dari orang tua

adalah emosi tidak matang, selalu ingin marah jika keinginannya

tidak tercapai, tak akan pandai mengisi waktu, tidak dapat

menghargai tanggung jawab dan tidak bisa diberi tanggung jawab,

(31)

w ajar6

4) Orang tua terlalu keras

Masih banyak pandangan orang tua yang beranggapan

bahwa berlaku keras kepada anak berarti mendidik anak dengan

baik. Bermacam alasan yang mendorong orang tua berbuat keras

kepada anaknya, agar belajar disiplin, hidup teratur sejak kecil, dan

patuh kepada orang tua. Sebenarnya perlakuan terlalu keras contoh,

banyak melarang, memerintah, menegur dan sebagainya malah

akan membuat anak kurang berinisiatif dan kurang mempunyai

gagasan atau pendapat bahkan akan membuat ia "minder".

Zakiah Daradjat berpendapat bahwa terlalu banyak

perintah, larangan, teguran dan tidak mengindahkan keinginan si

anak, banyak pula menyebabkan gangguan terhadap ketegangan si

anak. Ia tidak sanggup mengeluarka pendapat, kadang-kadang

terlalu sopan dan tunduk kepada orang yang berkuasa, kurang

mempunyai inisiatif dan spontanitas dan tidak percaya pada dirinya

sendiri ,7

b. Kebutuhan akan Rasa Aman

Setiap anak ingin merasakan aman sepanjang kariernya dalam

kehidupan rumah tangga. Tentunya ia selalu menginginkan adanya

tempat berlindung dari segala ancaman dari luar yang dapat

(32)

18

mengganggu aktivitas kesehariannya. Rasa aman itu tidak terlepas

dari adanya kasih sayang, ketentraman dan penerimaan. Maka anak

yang merasa sungguh-sungguh dicintai oleh orang tua dan

keluarganya, pada umumnya akan merasa bahagia dan aman sehingga

dampaknya dalam pendidikan mempunyai gairah dan minat atau

motivasi dalam belajarnya.

Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya. Bila ia

merasa bahwa kepentingannya diperhatikan, serta merasa bahwa ada

hubungan yang erat antara ia dan keluarganya.8 Menurut Andrew

McGhie, kebutuhan terbesar anak selama perkembangan adalah rasa

aman yang timbul dari kesadaran bahwa ia diinginkan dan disayang

oleh orang dewasa tempatnya bergantung.9

c. Kebutuhan Akan Rasa Kebebasan

Banyak orang tua beranggapan bahwa jika anak diberi

kebebasan, tentu ia akan menjadi orang yang tidak baik nanti, karena

anak-anak biasanya cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang

dilarang.

Kebebasan yang kita maksud di sini adalah kebebasan yang

terikat oleh batas-batas kewajaran, bukan kebebasan tanpa batas.

Kondisi seperti ini akan memicu anak mencari pengalamannya sendiri.

Dalam hal permaianan misalnya, janganlah orang tua menentukan jenis

permainan apa yang cocok bagi dia. Anak-anak pada umur antara dua

8 Ibid, him. 90

(33)

memperkuat otot-ototnya. Untuk itu ia akan mendorong-dorong kursi,

turun naik tangga, memanjat-manjat, melompat-lompat, jungkir balik

dan sebagainya.10 Orang tua tidak mengerti bahwa permainan itu untuk

memperkuat otot-ototnya mungkin akan marah atau membatasi

aktivitas anak.

d. Kebutuhan Akan Rasa Sukses

Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan dari

padanya, dapat dilakukan dam ia merasa sukses mencapai sesuatu yang

diinginkannya dan diinginkan oleh orang tuanya. Sesungguhnya

belajar suatu kepandaian bagi si anak adalah tergantung pada dua

faktor penting, yaitu kematangan dan latihan.

Karena rasa sukses yang ingin dicapai oleh si anak di waktu

kecil akan mempengaruhi hidupnya di kemudian hari. Anak yang biasa

mendapatkan apa yang ia inginkan secara wajar dan tidak berlebih-

lebihan, akan mempunyai pandangan hidup optimis dikala ia besar

nanti dan hidupnya penuh dengan semangat dan kegembiraan.

3. Bentuk-Bentuk Perhatian Orang Tua

Orang tua dapat memberikan perhatian kepada anak-anaknya guna

menumbuhkan motivasi anak dalam belajar. Realisasi dari perhatian

tersebut dapat berbentuk antara lain:

10

(34)

20

a. Orang tua memenuhi kebutuhan belajar anak

Bentuk perhatian orang tua terhadap kebutuhan belajar anak-

anaknya ialah dengan cara mencukupi kebutuhan anak, misalnya buku

tulis, buku diktat, buku LKS, pensil, bol poin, tas sekolah sepatu,

seragam, dan peralatan lainnya yang dapat menunjang keberhasilan

anak. Hal tersebut dapat mendorong anak untuk lebih semangat dalam

belajar. Sebaliknya jika orang tua enggan memenuhi kebutuhan belajar

anak, maka anak menjadi malas dan tidak mempunyai motivasi dalam

belajar. Dengan alat yang serba tidak lengkap inilah maka hati anak-

anak menjadi kecawa, mundur, putus asa sehingga dorongan belajar

mereka kurang sekali.11

b. Orang tua membimbing belajar anak

Sebagai bentuk perhatian terhadap anak di rumah, orang tua

haruslah senantiasa mau dan mampu memberikan bantuan bimbingan

kepada anak, agar potensi anak mereka dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik. Karena tujuan utama pemberian bimbingan ialah agar

individu dapat mandiri, menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik di

sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Menurut Dewa Ketut Sukardi, bimbingan merupakan bantuan

yang diberikan kepada individu (seseorang) atau kelompok (sekelompok

orang) agar mereka itu dapat mandiri, melalui berbagai bahan, interaksi,

(35)

yang berlaku.12

Yang dimaksud bimbingan di sini adalah berupa bantuan

psikologis terhadap anak, baik yang berhubungan dengan kesehatan

mental / rohani anak maupun yang lainya. Pemberian bantuan tersebut

dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara serta dengan

menggunakan berbagai saluran dan bahan yang ada. Salah satu bahan

yang bisa dipakai, misalnya mereka diberikan kesempatan untuk

membaca dan menelaah sebuah buku tentang sopan santun, tata tertib,

disiplin, cara belajar yang efektif, membimbing anak selalu

mengerjakan shalat, berdo'a mengaji, berkata sopan, mengerjakan

pekerjaan rumah, tugas-tugas dari sekolah dan yang lain.

Cara atau saluran yang amat penting untuk memberikan bantuan

pada seseorang siswa melalui apa yang disebut dengan interaksi adalah

hubungan dengan orang lain, baik hubungan itu bersifat resmi maupun

tidak resmi, secara tatap muka maupun jarak jauh, dalam suasana

perorangan atau kelompok,

c. Orang tua merawat kesehatan anak

Cinta orang tua kepada anaknya adalah cinta yang fitrah.

Seorang ibu selama masih hamil, melahirkan dan menyusui secara

terikat secara psikologis dengan anaknya. Keterkaitan yang kuat inilah

yang akan memberikan pengaruh yang besar bagi seorang ibu hingga ia

(36)

22

mampu mencintai dan merawat anak-anaknya dengan penuh cinta dan

kasihnya.

Kesehatan adalah faktor penting di dalam kehidupan seorang

anak. Karena badan yang sehat akan mendukung setiap aktivitas atau

kegiatan seorang anak, lebih-lebih sebagai seorang pelajar atau siswa.

Pelajar atau mahasiswa, yang tidak sehat badannya, tentu tidak dapat

belajar dengan baik, konsentrasinya akan terganggu dan pelajaran sukar

masuk.I3Jadi kewajiban orang tua adalah meneliti, apakah ada penyakit

atau gangguan-gangguan lain pada anak. Dan jika ternyata ada,

hendaknya segera memeriksakan ke dokter agar tidak terlambat, baik

kesehatan badan ataupun kemajuan belajarnya.

Hal lain yang tak kalah penting adalah pemenuhan gizi yang

cukup dan seimbang dalam hal kebutuhan makan anak. Orang tua yang

perhatian tentunya memberikan makanan yang mengandung unsur zat

makanan sehat seperti nasi, sayuran, dan lauk pauk yang berprotein,

d. Orang tua menyediakan waktu bagi anak untuk berkomunikasi

Salah satu bentuk perhatian orang tua kepada anaknya adalah

menyediakan waktunya dapat berkomunikasi. Dalam hal ini orang tua

bisa mengadakan acara rutinitas yang melibatkan seluruh anggota

keluarga. Misalnya adalah makan pagi, atau malam secara bersama-

sama, shalat berjamaah yang dilanjutkan dengan kultum atau saling

bercerita, musyawarah keluarga, liburan bersama, dan kegiatan lain

13

(37)

ini, anak akan selalu dapat berkomunikasi serta mencurahkan hati

kepada orang tuanya.

Dengan adanya komunikasi yang baik, orang tua memahami

kondisi keinginan anak. Sehingga dapat membantu beban yang ada pada

anak. Maurice Balson mengatakan, Seorang ibu yang berkomunikasi

dengan anak akan dapat menangkap perasaan dan keinginan anaknya,

sehingga dapat memahami keinginannnya dan ingin membantu

memecahkan masalah yang ia rasakan.14

e. Orang tua membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting anak dalam keluarga dengan bijaksana

Bila mana orang tua mampu menghindari diri dari dorongan

perasaan yang kurang baik dan berhasil menerapkan pendekatan yang

bersifat mendorong anak berbuat positif, pasti akan terjadi perbaikan-

perbaikan yang berarti dalam perilaku anak-anaknya, sehingga akan

berkembang rasa percaya diri, rasa tanggung jawab, kooperatif dan

kemandirian dalam diri anak anaknya.15

Dalam membicarakan setiap persoalan yang dihadapi anak,

orang tua bisa menyiasati dengan mengadakan acara curhat rutin

keluarga. Dengan begitu akan terjadi hubungan yang komprehensif

antara anak dan orang tua, sehingga setiap anak ketika menghadapi

persoalan, ia dapat mencurahkan isi hatinya tanpa malu-malu.

14 Maurice Balson, Bagaimana M enjadi Orang Tua yang Baik, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, him. 132

(38)

24

4. Fungsi dan Peran O rang Tua

Ketika anak dilahirkan di dunia ini dalam keadaan suci (Islam),

seperti selembar kertas yang masih kosong tanpa ada coretan apapun.

Namun dibalik semua itu ia sudah mempunyai sumber daya insani yang

sering kita sebut dengan potensi atau bakat bawaan sejak lahir. Sumber

daya insani tersebut tidak bisa berkembang secara baik tanpa pengaruh

lingkungan. Keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan dia. Dan

orang tua merupakan orang yang pertama di dalam keluarga dan memiliki

peran utama bagi anak. Orang tua wajib mendidik anaknya cara

beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Tidak semua pengaruh dari luar

bersifat positif, bahkan kalau tanpa adanya perhatian banyak pengaruh dari

luar yang tidak mendidik bagi perkembangan kepribadian anak.

Sebagaimana hadist Rosulullah SAW

Artinya; Tiada anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan suci (Islam). Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka anak itu Yahudi, Nasrani atau Majusi. (H.R. Bukhori )16

Jadi perhatian orang tua sangat menentukan bagaimana potensi

anak akan berkembang, maka orang tua wajib dapat dijadikan suri

tauladan bagi anaknya, karena pendidikan yang pertama kali sangat

(39)

penting dan besar pengaruhnya terhadap jalan kehidupan seseorang di

masa depan.

Ada beberapa fungsi dan peran orang tua

a. Pelindung

Hampir semua orang tua menyayangi anaknya, sehingga

memberikan perlindungan jasm ani dan rohaninya kepada anaknya.

Dengan begitu mereka selalu manjaga kepada anak dan

memperhatikan anaknya. Perlindungan jasm ani dapat berupa

pemberian rasa aman bagi keselamatan anak, dan perlindungan rohani

dapat berupa pemberian nasehat yang baik bagi anak, misalnya

memberi pelajaran kepada anaknya untuk dapat mengendalikan diri

pada perbuatan-perbuatan, kelakuan-kelakuan dan ucapan-ucapan.

Kewajiban memberikan perlindungan tersebut sebagaimana telah

difirmankan oleh Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6, yang

berbunyi:

(40)

26

diperintahkan - Nya kepada m ereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Q.S A t-T ahrim : 6 )17

Orang tua yang dapat berfungsi sebagai pelindung, selalu akan

menjaga anaknya jangan sampai merugikan dirinya sendiri baik secara

langsung maupun tidak langsung. Di dalam hal yang demikian akan

menimbulkan macam-macam jenis alat-alat pendidikan, seperti

melarang, menghalang-halangi, memerintahkan dan sebagainya.18

Dengan adanya perlindungan tersebut, anak akan merasa

terayomi dan menganggap bahwa orang tuanya terutama adalah

ayahnyalah yang maha kuat. Ia akan selalu mengadukan segala

masalah yang ia miliki kepadanya,

b. Menjadi teladan

Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik dan emosional

anak, tentunya ada pengaruh luar yang berperan. Karena orang tualah

yang saat itu paling dekat dengan anak, maka ia dijadikan tauladan

bagi anaknya. Anak akan meniru apa yang diajarkan oleh orang

tuanya. Setelah mengalami proses perkembangan jiwanya, ia

mendambakan seseorang yang sangat dikenali tak lain adalah orang

tuanya. Segala tingkah laku yang dapat ia tangkap akan membekas di

dalam fikiran si anak dan mempunyai andil dalam pembentukan

kepribadian anak di masa depan.

17 Departemen Agama Repubilk Indonesia, A l-Q ur'an dan Terjem ahannya, Toha Putra, Semarang, 1995, him. 951

(41)

Rasulullah. Bahkan Rasul tidak hanya menjadi teladan bagi anak-

anaknya saja, melainkan bagi seluruh umat manusia, hal ini sesuai

dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21.

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiam at dan ia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al- Ahzab ayat 21).19

c. Pusat mengarahkan fikiran dan perbuatan

Dalam mengarungi liku-liku kehidupan tentunya tak lepas dari

segala urusan dan masalah, untuk itu perlu adanya penyelesaian yang

melibatkan fikiran untuk bekerja. Sebagai seorang anak yang masih

membutuhkan banyak bimbingan dari orang tua karena masih sedikit

pengalaman, tentunya akan mengharapkan ada seorang yang selalu

dapat menemaninya ketika mendapatkan ujian ataupun masalah. Dan

orang tua yang memahami akan kondisi anak pada saat tersebut, wajib

mengarahkan fikiran si anak menuju terselesaikannya masalah.

Selain itu, orang tua dapat mengarahkan anaknya akan

pentingnya menuntut ilmu, karena dengan ilmu tersebut dapat

membantu anak dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya,

(42)

28

dan karena orang yang berilmu itu akan mendapat derajat yang lebih

di sisi Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujadilah ayat

11, sebagai berikut:

Artinya: H ai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu : "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. D an apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang ya n g beriman diantaram u dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah M aha M engetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Mujadilah ayat 11)*°

d. Pencipta perasaan bersatu

Orang tua dapat membahagiakan keluarganya apabila tidak ada

cek-cok diantara mereka. Dengan demikian akan timbul adanya

perasaan bersatu dalam sebuah keluarga. Untuk bisa bersatu maka

orang tua harus membangun komunikasi yang baik terhadap seluruh

anggota keluarga. Itu dapat dilaksanakan dengan cara misalnya

20

(43)

tahun, pergi bersama-sama keluarga.21

Dengan cara tersebut anak akan merasa biasa di dalam suasana

bersatu dengan orang tua, karena anak selalu diikut sertakan dalam

setiap acara. Dari suasana ini anak akan mandapatkan pengalaman

dasar hidup bermasyarakat seperti saling percaya, rasa setia, dan saling

membutuhkan,

e. Sebagai Pem im pin

Orang tua harus memberi dasar pembentukan tingkah laku,

watak moral kepada anak yang dipimpinnya dalam sebuah keluarga.

Baik buruknya keluarga tergantung kepada orang tua. Setiap orang tua

tidak hanya mempunyai pengaruh kuat pada keluarga, tetapi juga pada

sikap dan perilaku anaknya. Kedudukannya sebagai seorang pemimpin

itu telah jelas di firmankan Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 30

J -f^

uj

ijj

(r* : SjUl)

Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para m alaikat: " Sesungguhnya A ku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (Q.S. A l-B aqarah: 30)22

f. Orang tua sebagai Konsultan

Disamping mempengaruhi nilai-nilai anak melalui teladan, para

orang tua dapat menggunakan pendekatan satu lagi untuk mengajarkan

(44)

30

apa yang mereka rasakan sebagai betul atau salah. Mereka dapat

memperbincangkan bersama-sama dengan anak-anaknya, ide-idenya,

pengatahuan mereka, dan pengalaman mereka, sama halnya seperti

dilakukan oleh seorang konsultan. Konsultan yang sukses, membagi

bersama dan tidak memberikan khotbah, memberikan dan tidak

memaksakan, menyarankan dan tidak menuntut,

g. O ran g tu a sebagai pem bina

Setiap orang tua ingin membina anaknya agar menjadi orang

yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang

sehat dan akhlak yang terpuji. Semuanya itu dapat diusahakan melalui

pendidikan, baik yang formal maupun yang informal. Setiap

pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatan, pendengaran,

maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan

pribadinya.23

5. Tanggung Jawab Orang Tua

Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap

perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan

anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk mengoptimalkan

kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan suasana

edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Suasana edukatif

yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup

23

(45)

dan tata pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam

kandungan.

Begitu pentingnya pendidikan anak dalam keluarga, sehingga

orang tua harus tanggung jaw ab terhadap anaknya, yaitu antara lain:

a. Memelihara dan membesarkannya

Tanggung jaw ab ini merupakan dorongan alami yang harus

dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum, dan perawatan

agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya

Orang tua bertanggung jaw ab terhadap perlindungan anak,

termasuk menjamin kesehatan anak, baik secara jasm ani maupun ruhani

dari berbagai penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat

membahayakan dirinya.

c. M endidik dengan berbagai ilmu

Orang tua memiliki tanggung jaw ab besar terhadap pendidikan

anak. Orang tua perlu membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan

dan ketrampilan yang berguna bagi keghidupan anaknya kelak, sehingga

masa dewasanya mampu mandiri dan bermanfaat bagi kehidupan sosial,

bangsa, dan agamanya.

Maka dalam kehidupan beragama orang tua wajib menanamkan

aqidah yang benar kepada anak sejak dini, agar tidak mudah terperdaya

(46)

32

janganlah sesekali mensekutukan Allah dengan mahluknya. Hal ini

sesuai dengan firman Allah dalam surat Luqman ayat 13

&U

4 ^ "J

j a j

Jli i]3

• • •

0

Artinya : Dan (ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezalim an yang besar (Q.S. L uqm an: 13)24

d. Membahagiakan kehidupan anak

Kebahagian anak menjadi bagian dari kebahagiaan orang tua.

Oleh sebab itu orang tua harus senantiasa mengupayakan kebahagiaan

anak dalam kapasitas pemenuhan kebutuhan sesuai dengan

perkembangan usianya, yang diiringi dengan memberikan pendidikan

agama dan akhlak yang baik.25

Untuk melaksanakan berbagai tanggung jaw ab itu, dalam konsep

pendidikan modem, orang tua seyogyanya bersifat demokratis terhadap

anak. Artinya, orang tua mampu menciptakan suasana dialogis dengan

anak, sehingga dapat menumbuhkan hubungan keluarga yang harmonis,

saling menghormati, disiplin, dan tahu tanggung jaw ab masing-masing.

Suasana demikian akan sangat mendukung tumbuhnya motivasi dalam

diri anak dalam belajar.

24 Depag, op.cit., hlm.654

(47)

a. Orang tua terlau keras

Banyak orang tua yang menyangka bahwa kekerasan dalam

mendidik anak itu baik, dan perlu agar anaknya nanti bisa hidup

sebagaimana mestinya. Bermacam alasan yang mendorong orang tua

menjadi keras, antara lain didorong oleh keinginan supaya anaknya

belajar disiplin dan hidup teratur sejak kecil, agar setelah dewasa,

dapat mengahadapi hidup dengan baik dan mudah, mungkin pula oleh

karena memang omg tua itu mendapat perlakuan yang juga keras dari

orang tuanya dahulu. Karena ia sukses, disangkanya bahwa pendidikan

yang diterimanya dulu itu, yang membawa sukses baginya dalam

hidup.

b. Orang tua terlalu ambisisus

Kadang-kadang karena orang tua terlalu ambisi atau

keinginannya yang terlalu berlebihan sering mendorong anaknya untuk

melakukan sesuatu yang diluar batas kemampuannya. Tindakan seperti

ini akan menyebabkan si anak tidak mau bertanggung jaw ab dan

menyebabkan sering gagal. Kegagalan itu sangat berbahya, ia akan

merasa rendah diri, apatis dan sebagainya.

Umumnya orang tua ingin supaya anaknya maju, menjadi

orang terhormat dan sebagainya. Kadang-kadang keinginan itu sangat

dirasakan oleh orang tua, terutama bagi yang dahulu tidak dapat

(48)

34

Maka ada orang tua yang ingin supaya anaknya jadi dokter,

insinyur, hakim dan sebagainya. Orang tua yang ambisius itu, ingin

supaya anaknya cepat pandai, rajin belajar, mendapat kedudukan yang

terpandang dalam masyarakat dan kawan-kawannya. Dan tidak segan-

segan mendorong anaknya dengan berbagai cara, dengan kekerasan

atau dengan memperkenankan segala perminyaan anaknya agar si anak

mau melakukan apa yang dicita-citakannya.

Dalam mendorong anak-anak itu, mereka sering tidak

memperhatikan kemampuan, kecerdasan, bakat dan minat anaknya.

Dia tidak tahu bahwa ada perbedaan individual antara satu anak

dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan individual itu harus diperhatikan

sekali, supaya anak-anak dapat disalurkan kepada bidang-bidang yang

sesuai dengan kecerdasan, kemampuan, bakat dan minatnya masing-

masing, agar dapat mencapai sukses dan bahagia dalam menghadapi

pelajarannya.

Perbedaan-perbedaan individual itu tidak dapat dipelajaridan

adalah pembawaan sejak lahir. Tugas orang tua hanya

mengembangkan pembawaan si anak itu semaksimal mungkin.

Pendidikan, latihan-latihan dan suasana apapun yang kita siapkan

untuk si anak, tidak akan berarti apa-apa, selain mengembangkan dan

(49)

mencapai sesuatu, tergantung kepada dua hal, yaitu kematangan dan

pelajaran. Anak yang masih belum matang pertumbuhan fisiknya,

belum boleh diajar untuk melakukan kepandaian-kepandaian

tertentu.26

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut

motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam individu yang

mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan

mencapai suatu tujuan.27 Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala

yang terkandung dalam stimulasi tindakanke arah tujuan tertentu dimana

sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi

dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar

diri individu atau hadiah. Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi

adalah proses membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat-

minat.28

Istilah belajar sudah sangat populer, sehingga seolah-olah setiap

orang dengan sendirinya mengerti akan istilah belajar. Tetapi para ahli pun

belum mempunyai batasan yang seragam tentang pengertian balajar.

26 Daradjat, op.cit, him. 87

27 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan P sikologi Proses Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm.61

(50)

36

Batasan-batasan belajar dari para ahli antara lain, Menurut James

Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 29 Devinisi lain

belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang teijadi karena

pengalaman.30

Menurut pandangan pandangan behavioristik (J.B Watson, E.L

Thorndike, dan B.F Skinner) belajar adalah perubahan dalam tingkah

laku, dalam cara seseorang berbuat pada situasi tertentu.31 Yang dimaksud

dengan tingkah laku menurut mereka adalah tingkah laku yang dapat

diamati, berpikir dan emosi tidak menjadi perhatian pandangan ini, karena

berpikir dan emosi tidak dapat diamati secara langsung.

Sebaliknya menurut pandangan kognitif (Jean Peaget, Robert

Glaser, John Anderson, Jarome Bruner dan David Ausubel) belajar adalah

proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung.32 Menurut

mereka bahwa perubahan teijadi dalam kemampuan seseorang untuk

bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu. Perubahan dalam

tingkah laku hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal. Aliran ini

memepelajari aspek-aspek yang tidak dapat diamati seperti, arti, perasaan,

keinginan, kreativitas, harapan dan pikiran.

29 Wasti Soertanto, P sikologi P endidikan, Rineka Cipta, Jakarta,1990, hlm.98 - 99

Vj Dimyati Mahmud, P sikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, FIP IKIP, Yogyakarta, 1992, hlm.121

(51)

belajar meliputi aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung,

seperti harapan, keinginan, keyakinan, dan pikiran.

Dari devinisi ketiga aliran tersebut, menurut Dimyati Mahmud

bahwa belajar adalah suatu perubahan internal dalam diri seseorang

(terbentuknya asosiasi-asosiasi baru) atau perubahan dalam potensi untuk

tingkah laku-tingkah laku yang b a ru .33

Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi belajar siswa

adalah adanya dorongan dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu

kegiatan dalam rangka mencapai suatu tujuan melalui perubahan tingkah

laku yang baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Berdasarkan dengan yang dibahas dalam judul di atas, kiranya

perlu diutarakan hal-hal yang menyangkut aspek-aspek motivasi belajar

anak, yang penulis utarakan adalah sebagai b e rik u t:

a. Anak gemar membaca dan mencatat terhadap materi pelajaran

Dengan sering membaca dan mencatat materi pelajaran yang

disampaikan guru, seorang anak akan dapat lebih mudah memahami

dan menghafalnya.

Ingatan anak pada usia 8 - 1 2 tahun ini mencapai intensitas

paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memotivasi

(dengan sengaja memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam

(52)

38

ingatan) adalah paling kuat, dan anak mampu memuat materi pelajaran

paling banyak.34 Dengan demikian anak akan lebih terdorong untuk

selalu berusaha mencari tahu terhadap sesuatu hal, khususnya yang

berhubungan dengan materi pelajaran,

b. Anak gemar bertanya terhadap materi pelajaran yang belum diketahuinya.

Salah satu ciri anak yang cerdas dan pandai adalah memiliki

rasa ingin tahu terhadap sesuatu hal yang belum diketahui, sehingga

anak tersebut akan sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada

gurunya. Selanjutnya rasa ingin tahu ini akan sangat menentukan

kualitas perkembangan mereka

Pada usia 13-14 tahun, emosional anak menjadi berkurang,

sedang unsur intelek dan akal budi (rasio, fikir) menjadi semakin

menonjol, sehingga minat anak yang obyektif terhadap dunia sekitar

menjadi besar. Untuk aktivitas tersebut ia memerlukan banyak

informasi, karena ia selalu bertanya-tanya, meminta bimbingan,

menuntut, serta mengingin menginginkan pendekatan.

c. Anak tertib mengerjakan tugas-tugas yang diberikan bapak atau ibu guru

Seorang guru akan memberikan penilaian yang bagus terhadap

anak didiknya yang selalu rajin mengejakan tugas-tugas maupun

pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Salah satu kegunaan

34

(53)

bagus diberi nilai tinggi dan kalau mungkin hadiah-hadiah

d. Aktif mengikuti kegiatan les maupun ekstra kurikuler

Kegiatan pembelajaran di luar jam efektif sekolah, seperti les

mata pelajaran, dan kegiatan ekstra kurikuler merupakan tanbahan jam

yang bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan maupun bakat

anak untuk mencapai prestasi yang lebih baik dan meningkat. Anak

yang aktif mengikuti kegiatan tersebut akan dapat mengejar

kekurangan dan keterlambatannya dalam belajar, misalnya seorang

anak yang mengikuti kegiatan les mata pelajaran matematika, akan

semakin memahami lebih dalam. Kegitan ekstra kurikulum seperti

komputer, akan dapat melatih anak untuk dapat mengoperasikan

komputer dan segala fungsi yang ada di dalamnya.

e. Anak mau memanfaatkan perpustakaan sekolah

Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas sekolah yang dapat

dimanfaatkan oleh siswa maupun guru, untuk menimba dan menggali

ilmu pengetahuan. Kelengkapan buku yang ada akan mendorong anak

/ siswa untuk senang mengunjungi perpustakaan, yaitu dengan banyak

membaca. Sedangkan kemudahan pelayanan yang diberikan akan

menolong siswa untuk gemar meminjam buku-buku untuk dipelajari di

rumah. Kondisi tersebut tentunya akan embantu proses kelancaran

(54)

40

2. Jenis-jenis dan Macam-Macam Motivasi Belajar

Menurut sifatnya, motivasi dibedakan atas tiga macam,

yaitu:

a. Motivasi takut atau fe a r m otivation, individu melakukan sesuatu

perbuatan karena takut. Seseorang melakukan kejahatan karena takut

akan ancaman dari kawan-kawannya yang kebetulan suka melakukan

kejahatan. Seseorang mungkin jugasuka membayar pajak atau ematuhi

peraturan lalu lintas bukan karena menyadari sebagai kewajibannya,

tetapi karena takut mendapat hukuman.

b. Motivasi insentif atau incentive m otivation, individu melakukan

sesutau perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif. Bentuk insentif

ini bermacam-macam, seperti : mendapatkan honorarium, bonus,

hadiah, penghargaan, piagam, tanda jasa, kenaikan pangkat, kenaikan

gaji, promosi jabatan, dan lain-lain.

c. Sikap atau attitude m otivation atau s e lf motivation. Motivasi ini lebih

bersifat intrinsik, muncul dari dalam individu, berbeda dengan

motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrinsik da datang dari luar

individu.

Dilihat dari dasar pembentukannya, motivasi terbagi menjadi

dua,35 36yaitu

35 Sukmadinata, op.cit., him. 63

(55)

a. M otif-m otif baw aan

Yang dimaksud m otif bawaan adalah m otif yang dibawa sejak

lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalanya :

dorongan untuk makan, dorongan untuk bekerja, dorongan untuk

istirahat, dorongan seksual. M otif-m otif ini diisyaratkan secara

biologis

b. M otif-m otif yang d ipelajari

Maksudnya motif-motif timbul karena dipelajari. Sebagai

contoh: dorongan untuk blajar suatu ilmu pengetahuan, dorongan

untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. M otif-motif ini

diisyaratkan secara sosial. Sedangkan menurut Woodworth dan

Marquis membagi motivasi kedalam tiga macam,37 yaitu:

1) M o tif atau keb u tu h an organis.

Menurut mereka bahwa m otif ini muncul dari dalam diri

mereka sejak lahir, tanpa harus dipelajari. Contohnya adalah

kebutuhan untuk minum, makan bernafas, seksual, berbuat dan

kebutuhan untuk beristirahat.

2) M otif-m otif d a ru ra t

Yang termasuk dalam jenis m otif ini antara lain, dorongan

untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk

berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul dari luar.

37

%

(56)

42

3) Motif-motif objektif

Yang termasuk dalam jenis ini antara lain, kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh

minat. M otif-motif ini muncul karena dorongan dari luar secara

efektif. Sedangkan menurut Sardinian A.M, menyebutnya sebagai

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Sardinian A.M,

motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, karena dalam diri

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, sedangkan

motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar.38

3. Fungsi dan Pentingnya Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar jelas diperlukan adanya motivasi. Hasil

belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. M akin tepat motivasi

yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan

menetukan intensitas belajar bagi siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi,

yaitu:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa

motivasi tidak akan timbulperbuatan seperti belajar.

b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian

tujuan yang diinginkan.

Gambar

Tabel 3.1 Keadaan Ruang dan Gedung MI Geyongan
Tabel Lanjutan
Tabel 3.4 Data Guru PNS Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen
Tabel 3.7 Jumlah Siswa Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Gita Pertiwi pada tahun 2007 tentang pola penggunaan produk insektisida anti- nyamuk, menyebutkan bahwa dari 100

Adanya dukungan sosial keluarga akan mem- berikan rasa nyaman, rasa diperhatikan, dan rasa diperdulikan dalam menjalankan pengo- batan hipertensi sehingga, penderita hiperten- si

Wilcoxon Signed Ranks Test.. Based on

Untuk memudahkan dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi ini, maka peneliti perlu menjelaskan secara singkat kata-kata istilah yang terdapat dalam judul

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini yang berjudul “Analisis

Desa Cihanyawar yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan konservasi, keberadaan tanaman pohon mempunyai arti yang cukup penting bagi perlindungan sistem penyangga kehidupan dan

Perencanaan tebal perkerasan beton bersambung tanpa tulangan untuk jalan raya didasarkan pada: (1) Kekuatan tanah dasar yang dinyatakan dalam modulus reaksi tanah dasar (k); (2)

Seiring dengan berkembangnya sektor industri menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi energi dalam proses produksi untuk menghasil suatu produk. Jenis energi