KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
JOKO ISTIYANDOKO PRASETYO
N IM : 11407035
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2009
JOKO ISTIYANDOKO PRASETYO
N IM : 11407035
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
D E P A R T E M E N A G A M A RI
S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A
Jl Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721
httD//www .salatiea.ac.id e-m ail :akademik(®stainsalatiea.ac.id
Drs. Djuz’an, M,Hum
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : JOKO ISTIYANDOKO PRASETYO
NIM : 11407035
Jurusan / Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Judul : HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS IV DAN V MADRASAH
IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009.
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
W a s s a la m u ’a la ik u m , W r. W b
Salatiga, 10 Agustus 2009
Pembimbing
NIP. 19611024 198903 1 002
PE N G E SA H A N
SKRIPSI Saudara : Joko Istiyandoko Prasetyo dengan Nomor Induk
M ahasiswa : 11407035 yang berjudul HUBUNGAN PERHATIAN ORANG
TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V MADRASAH IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari pada
tanggal 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat
untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Salatiga, 8 Ramadhan 1430 H 29 Agustus 2009
Panitia Ujian
Sekretaris
198703 1 001
H. Agus W aluyo, IVf.Ag. NIP. 19750211 20003 1 001
Pembimbing
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Jurusan Nama
NIM
: Joko Istiyandoko Prasetyo
:11407035
: Tarbiyah
Program Studi: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 10 Agustus 2009
Yang menyatakan,
MOTTO
p e r t e m a n l a b k e p a b a o r a n g - o r a n g p a n g b e r k a t a b e n a r ,
b u k a n o r a n g p a n g m e m b e n a r k a n k a t a - k a t a a n b a !
PERSEMBAHAN
JCedua onang tuaku,
yang, detia dengan da'a agan aku
dapat menaifi cita-cita yang aku fuvtapkan
Jdtniku tmcinta
yang detia menemaniku
ketika aku dafam keadaan telak
iTeman-teman
depenjuangan makodidwa
SJCUJV S alatiga angkatan tafum 2CC7
iPemkimhing dan iDo^en SJCLJJV Salatiga
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan tiada suatu halangan
apapun, sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tersanjung pada Nabi terakhir
Rosul Muhammad SAW, yang padanya kita selalu berharap syafa'atnya.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Bapak Drs. Imam Stomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga
2. Bapak Drs. Sa'adi, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
3. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku ketua program Ekstensi STAIN Salatiga
4. Bapak Drs. Djuz'an, M. Hum. Selaku dosen pembimbing
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga
6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang,
Bapak Muchson, A.Md.
7. Rekan-rekan Guru dan Staf Pengaj ar Madrasah Ibtidaiyah Geyongan
8. Ayah dan Ibu tercinta sekeluarga
9. Istriku tercinta
10. Teman-teman yang telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini
Penulis berdo'a, semoga amal baik Bapak, Ibu dan Teman semuanya
mendapat imbalan dari Allah SWT, melebihi apa yang penulis terima amin.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, maka kepada para pembaca kiranya berkenan
memberikan saran serta kritikan untuk penyempurnaan tulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat membawa
manfa'at bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Djuz'an, M.Hum
K ata Kunci: perhatian orang tua dan motivasi belajar
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah lbtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah perhatian orang tua siswa terhadap anaknya? (2) Bagaimanakah motivasi belajar anak mereka?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakanpendekatan kuantitatif.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan perhatian penuh dari orang tua seperti pemenuhan kebutuhan belajar, pembimbingan belajar, perawatan kesehatan mereka, penyediaan waktu untuk berkomunikasi, serta pemecahan setiap persoalan yang mereka hadapi ternyata mereka mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Di antara motivasi belajar tersebut dapat di identifikasi melalui beberapa hal, yaitu: Anak tersebut gemar membaca dan mencatat materi pelajaran, bertanya terhadap hal-hal yang belum diketahui, tertib mengerjakan tugas, aktif mengikuti kegiatan ekstra, serta aktif berkunjung ke perpustakaan.
Berbeda halnya dengan anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua mereka, seperti tidak terpenuhinya kebutuhan belajar, kurangnya bimbingan belajar, serta kurangnya waktu yang diberikan orang tua untuk berkomunikasi serta membantu memecahkan persoalan yang dihadapi anak-anak mereka, ternyata mereka mempunyai motivasi belajar yang rendah. Hal tersebut dapat diketahui melalui beberapa hal seperti, tidak pernah bertanya kepada guru terhadap materi pelajaran yang belum paham, tidak aktif kegiatan ekstra, serta kurang aktif berkunjung ke perpustakaan.
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO STAIN... . i
HALAMAN JUDUL... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS... ... v
HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Bekakang Masalah... 1
B. Penegasan Istilah... 3
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Hipotesis... 5
F. Metodologi penelitian... 6
G. Sistematika Penulisan Skripsi... 10
BABU LANDASAN TEORI... 12
A. Perhatian Orang Tua... 12
1. Pengertian Perhatian Orang Tua... 12
5. Tanggung Jawab Orang Tua... 30
6. Tipe Orang Tua... 33
B. Motivasi Belajar... 35
1. Pengertian Motivasi Belajar... 35
2. Jenis-Jenis dan Macam-macam motivasi Belajar... 40
3. Fungsi dan Pentingnya Motivasi Belajar... 42
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar.. 44
5. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Motivasi B elajar... 45
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN... 48
A. Keadaan Umum Daerah Penelitian... 48
1. Letak Geografis... 48
2. Sejarah Berdiri... 48
3. Keadaan Sarana-Prasarana... 49
4. Struktur Organisasi... 50
5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa... 51
B. Penyajian Data... 54
1. Data Responden... 54
2. Data tentang Hasil Angket Perhatian Orang Tua... 55
3. Data tentang Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa... 56
BAB IV ANALISIS DATA... 58
A. Analisis Pendahuluan... 58
B. Analisis Lanjut... 65
C. Analisis Hipotesis... 66
BAB V PENUTUP... 67
A. Kesimpulan... 67
B. Saran... 68
C. Penutup... 69
DAFTARPUSTAKA... 70
3. Data tentang Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa... 56
Tabel 3.1 Keadaan Ruang dan Gedung MI Geyongan... 49
Tabel 3.2 Keadaan Peralatan dan Inventaris Kantor... 49
Tabel 3.3 Keadaan Buku di Perpustakaan MI Geyongan... 50
Tabel 3.4 Data Guru PNS Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang... 52
Tabel 3.5 Data Guru NON PNS Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang... 52
Tabel 3.6 Data Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang... 52
Tabel 3.7 Jumlah Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Kabupaten Semarang... 53
Tabel 3.8 Tingkat Kelulusan Siswa... 53
Tabel 3.9 Prestasi Siswa yang Pernah dicapai... 53
Tabel 3.10 Data Responden... 54
Tabel 3.11 Data Hasil Angket Perhatian Orang Tua... 56
Tabel 3.12 Data Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa... 57
Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua... 62
Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa... 63
Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa... 64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Angket Perhatian Orang Tua... 73
Lampiran 2. Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa... 75
Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup... 77
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian... 78
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian...
A. Latar Belakang Masalah
Seperti telah diketahui bahwa hati kedua orang tua itu secara fitrah akan
mencintai anak-anaknya dan akan tumbuh perasaan kejiwaan, perasaan
keibuan dan kebapakan untuk memelihara, mengasihi, menyayangi dan
memperhatikan.
Setiap orang tua akan membina anaknya agar menjadi orang yang baik,
mempunyai motivasi yang kuat, sikap mental yang sehat dan akhlak yang
terpuji. Semuanya itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik yang formal
maupun yang informal.
Kaitannya dengan kegiatan di bidang pendidikan, keluarga merupakan
lembaga pendidikan informal yang utama dan pertama dan mencetak generasi
penerus, dan orang tua merupakan pribadi yang utama dalam hidup anak.
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Zakiah Daradjat, sebagai berikut
"Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur
pendidikan yang tidak langsung, yang akan sendirinya akan masuk ke dalam
pribadi anak yang sedang bertumbuh itu".1
Setiap orang tua tentu tidak ingin anaknya teijerumus dalam kesusahan,
kebodohan maupun kesesatan. Orang tua akan selalu memberikan perhatian 1
1 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, him: 56
2
kepada anaknya baik fisik maupun non fisik guna mengarahkan
perkembangan sang anak, maka orang tua harus memberikan motivasi yang
berguna bagi anak.
Kaitannya dengan kegiatan belajar, adanya motivasi dalam diri anak akan
menggerakkan timbulnya kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
subjek belajar dapat tercapai, Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakanoleh
Sardiman, AM. Dalam kegiatan belajar , maka motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
akan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar, itu dapat tercapai.2
Selanjutnya yang perlu kita sadari bahwa motivasi belajar muncul dari
dalam diri manusia tetapi kemunculannya karena terangsang adanya unsur
lain. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Sardiman AM. Motivasi
itu dapat dirangsang oleh faktor luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di
dalam diri seseorang.3
Di dalam penelitiannya, penulis melakukan pengamatan sementara tentang
tingkat motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan
Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009. Hasil dari pengamatan sementara
penulis yaitu bahwa tingkat motivasi belajar siswa di sekolah ini cukup tinggi.
Berangkat dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti masalah
tersebut dengan harapan dapat mengetahui ada tidaknya hubungan perhatian
2 Sardinian, AM Interaksi dan M otivasi Belajar M engajar, Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 2003, him .75
orang tua dengan motivasi belajar siswa dalam suatu judul, "Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang Tahun
2009".
B. Penegasan Istilah
Suatu istilah seringkah menimbulkan perbedaan penafsiran, maka untuk
menghindari kesalah pahaman dalam memahami permasalahan yang penulis
teliti terlebih dahulu penulis jelaskan mengenai beberapa istilah dalam judul di
atas.
1. Perhatian Orang Tua
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.4
Orang tua adalah orang yang melahirkan, mendidik, merawat, dan
mengasuh sang anak . Perhatian orang tua adalah pemusatan konsentrasi
dari selumh aktivitas orang tua yang ditujukan kepada sesuatu atau
sekumpulan objek, dalam hal ini adalah siswa kelas IV dan V Madrasah
Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009.
Adapun indikator-indikator dari perhatian orang tua yaitu:
a. Orang tua memenuhi kebutuhan belajar anak
b. Orang tua membimbing belajar anak
c. Orang tua merawat kesehatan anak
4
d. Orang tua menyediakan waktu bagi anak untuk berkomunikasi
e. Orang tua membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting anak
dalam keluarga dengan bijaksana
2. Motivasi Belajar
Motivasi ialah hal-hal yang timbul dari dalam diri atau rangsangan
dari luar yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan aktivitas,
tindakan, perilaku dan perbuatan seseorang.5 Belajar dapat diartikan
sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya 6
Jadi motivasi belajar adalah hal-hal yang ditimbul dari dalam diri atau
rangsangan dari luar yang mendorong , menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas, tindakan, perilaku dan perbuatan seseorang untuk belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono kekuatan yang mendorong terjadinya
belajar disebut motivasi belajar.7
Adapun indikator-indikator dari motivasi belajar anak yaitu:
a. Anak gemar membaca dan mencatat terhadap materi pelajaran
b. Anak gemar bertanya terhadap hal yang belum diketahui
c. Anak tertib mengerjakan tugas yang diberikan guru
d. Aktif mengikuti kegiatan ekstra
e. Aktif berkunjung ke perpustakaan
5 Oemar Hamalik, Sistem Internsip Kependidikan Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1990, him. 140.
6 Sardinian, op.cit, him. 22
C. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan alasan penelitian judul tersebut di atas, maka
timbullah beberapa permasalahan menurut penulis, yaitu:
1. Bagaimanakah perhatian orang tua terhadap siswa kelas IV dan V
Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009?
2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah
Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009?
3. Bagaimanakah hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi
belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Kabupaten
Semarang tahun 2009?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat perhatian orang tua siswa terhadap anaknya
2. Tingkat motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah
Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009
3. Adanya hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar anak
E. Hipotesis
Sebagai arahan dalam penelitian perlu adanya hipotesis agar data relevan
6
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.8 Menurut
Iqbal Hasan, hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga
harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti di
bawah dan thesa yang berarti kebenaran).9 Hipotesis dibuktikan melalui
angka-angka sebagai dasar pengambilan keputusan terhadap suatu hipotesis
dinyatakan dengan pernyataan ditolak atau diterima.
Hipotesis yang penulis ajukan untuk penelitian ini adalah untuk
memberikan jawaban yang bersifat sementara. Maka penulis mengajukan
hepotesa sebagai berikut "Ada hubungan positif antara perhatian orang tua
dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan
Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009".
F. Metodologi Penelitian 1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah totalitas dari semua objek
atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
akan diteliti.10 Menurut Masri Singarimbun, populasi adalah jumlah
8 Sumadi Suryabrata, M etode Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, him. 69 9 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, him. 31
keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.11 Apabila
seseorang ingin meneliti keseluruhan elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau
penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.11 12 Populasi dari
penelitian penulis yaitu siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah
Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, sehingga sampel yang
representatif benar-benar mencerminkan ciri-ciri dari populasi.13 Sasaran
penelitian penulis adalah seluruh anggota populasi, dikarenakan jumlah
subjek penelitian kecil, yaitu 20 siswa. Kelas IV beijumlah 8 siswa yang
terdiri dari 2 laki-laki dan 6 perempuan, dan kelas V beijumlah 12 siswa
yang terdiri dari 4 laki-laki dan 8 perempuan. Penulis mengambil subjek
penelitian kelas tinggi yaitu kelas IV dan V karena dari sisi usia mereka
sudah dapat berfikir dengan logis, sehingga dapat menentukan jawaban
instrumen angket dari peneliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian
ini penulis menggunakan metode sebagai berikut.
11 Masri Singarimbun, M etode penelitian Survai, Pustaka LP3S Indonesia, Jakarta, 1987, him. 152
12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, h im . 69
8
a. Kuisioner / Angket
Kuisioner atau sering pula disebut angket merupakan suatu
cara atau metode penelitian dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang harus dijawab orang yang kenai, atau disebut
responden.14 Jenis angket yang penulis pilih untuk melaksanakan
penelitian adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan
angket yang pertanyaannya atau pemyatannya tidak memberikan
kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan
pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.15
Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui tingkat
perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa kelas IV dan V
Madarasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang
tahun 2009.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu, mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda, dan sebagainya.16
Metode ini digunakan untuk mengetahui keadaan umum
daerah penelitian tentang keberadan Madrasah Ibtidaiyah
Geyongan yang meliputi, letak geografis, sejarah berdirinya, sarana
14 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, Andi Offset, Yogyakarta, 1990, him. 35 15 Hasan, op.cit, him. 84-85
prasarana sekolah, struktur organisasi, dan keadaan guru, karyawan
serta siswanya.
3. Tekhnik Analisis Data
a. Untuk mengetahui data tentang variasi perhatian orang tua dengan
motivasi belajar siswa digunakan analisis presentase (%) untuk itu
dicari lebih dahulu intervalnya dengan rumus sebagai berikut.
( X t - X r ) +
1
1 =
---3---i : interval
Xt : skor total tertinggi
Xr : skor total terendah
b. Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V
Madrasah Ibtidaiyah Geyongan digunakan rumus sebagai berikut.
r —
2XY (E X ) ( E Y)
*xy
j o > 2 - ^ j o > 2
-Keterangan:
rxy : Angka indeks "r" product moment
X : Variabel perhatian orang tua
Y : Variabel motivasi belajar siswa
10
Untuk melihat keeratan atau kuat tidaknya hubungan antara
perhatian orang tua (X) dengan motivasi belajar siswa (Y) dapat dipedomi
klasifikasi dari korelasi sebagai berikut.
a. R = 1, hubungan X dan Y sempurna positif (mendakati 1 hubungan
sangat kuat dan positif)
b. R = 0, hubungan X dan Y sangat lemah atau tidak terdapat
hubungan sama sekali
c. R = -1, Hubungan X dan Y sempurna negatif (mendekati -1
hubungan sangat kuat dan negatif)
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Agar terjadi pemikiran yang urut dalam memahami skripsi ini, maka
diketahui tata cara urutan tersebut sebagai berikut.
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan mulai dari latar belakang masalah alasan pemilihan
judul, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang,
A. Perhatian Orang Tua, meliputi pengertian perhatian orang tua, pentingnya perhatian orang tua, bentuk-bentuk perhatian orang tua, fungsi
B. Motivasi Belajar, meliputi pengertian motivasi belajar, jenis dan macam
motivasi belajar, fungsi dan pentingnya motivasi dalam belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar, hubungan perhatian orang tua dengan
motivasi belajar siswa.
BAB III Laporan Hasil Penelitian
Bab ini meliputi antara lain: letak geografis, sejarah berdirinya, sarana
prasaran sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan, siswa,dan
memuat data-data penelitian yang diperoleh.
BAB IV Analisis Data
Bab ini berisi pembahasan mengenai analisis pendahuluan, analisis lanjut dan
analisis hipotesis.
BAB V Penutup
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perhatian Orang Tua
1. Pengertian Perhatian Orang Tua
Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi
jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik
yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri kita.1 Jadi perhatian orang
tua dapat diartikan sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi
jiwa orang tua yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang
sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar kita.
Dalam rangka untuk mencapai keberhasilan di dalam pendidikan
anak, pengaruh orang tua sangatlah besar dalam mendorong anak dan
memperhatikan anaknya dalam belajar. Anak tidak bisa lepas dari
kesalahan dan kesulitan, oleh karena itu anak membutuhkan perhatian dari
orang tua. Orang tua perlu memberikan perhatian khusus kepada anaknya
karena itu merupakan salah satu upaya untuk membimbing dan
mengarahkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh anak.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian bantuan dan perhatian orang
tua sangatlah membantu kegiatan belajar anak dan melatih tangung jawab
serta mampu mengatasi segala permasalahan dalam proses belajar
1 Daki r, Dasar Dasar Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1993, him. 114
mengarahkan dan memberi nasehat yang baik.
2. Pentingnya Perhatian Orang Tua
Orang tua harus dapat memperlakukan anak sedemikian rupa,
sehingga ia merasa diperhatikan dan disayangi oleh orang tuanya,
walaupun ia dimarahi waktu bersalah. Tetapi dangan marahnya orang tua
itu, masih dapat dirasakan kesayangan dan dapat menyadari bahwa ia salah
dan patut dimarahi. Di samping anak merasa bahwa ia disayangi harus
pula dapat merasakan bahwa tidak ada yang menakutkan atau yang
membingungkan dalam keluarga.
Kondisi seperti ini sangat mendukung bagi kelangsungan belajar si
anak, karena ia merasa senang nyaman dan tentram hidup bersama
keluarga. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ahmadi dan
Supriyono dalam bukunya yang beijudul Psikologi Belajar, beliau
mengatakan bahwa suasana rumah yang menyenangkan , tentram , damai,
harmonis akan membuat anak betah di rumah. Keadaan itu akan
menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.2 Dan dengan adanya
perhatian itu, maka oarang tua pun akan memahami apa yang menjadi
kebutuhan-kebutuhan anak, diantaranya yaitu:
a. Kebutuhan akan rasa kasih sayang
Dalam menjalani kehidupan sehari-harinya anak memerlukan
kasih sayang orang tua. Dengan adanya kasih sayang tersebut
2
14
membuat perkembangan mental anak tumbuh dengan sehat. Kesehatan
mental tersebut akan berpengaruh kepada motivasi dan proses belajar
anak. Hubungan kesehatan mental dan belajar adalah timbal balik.3
Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan berpengaruh pola pikir
anak untuk selalu maju d aim bidang pendidikan dan hal ini akan
menumbuhkan motivasi belajar pada anak.
Hal itu dapat terwujud apabila kebutuhan akan rasa kasih
sayang anak terpenuhi. Namun kasih sayang tidak akan dirasakan oleh
anak apabila dalam hidupnya mengalami hal-hal sebagai berikut:
1) Kehilangan pemeliharaan orang tua
Anak-anak sangat membutuhkan pemeliharan langsung dari
orang tua mereka, akan tetapi tidak semua orang tua dapat
memberikan pemeliharaan langsung kepada anak. Berbagai
kesibukan dapat menjadi penyebab teikendalanya pemeliharaan
langsung orang tua kepada anak-anaknya, ataupun keadan rumah
tangga yang selalu cekcok dapat juga menghalangi pemeliharaan
tersebut terutama pemeliharaan dari ibu kandungnya sendiri.
Menurut Zakiah Daradjat ada faktor yang yang menghalangi ibu
untuk menumpahkan perhatiannya kepada si anak, yaitu suasana
rumah tangga yang tidak tenang, misalnya si bapak kurang
menghargai ibu, kurang setia atau sering cekcok, sehingga
perhatian terhadap pemeliharaan anaknya.
Bagi ibu yang tidak bekeija di luar rumah, dalam arti hanya
sebagai ibu ramah tangga saja, tentu ia akan selalu bersama-sama
anaknya, dalam kesibukan rumah tangganya. Hal itu juga dapat
menjadi masalah tersendiri bagi anak, dengan tenang. Zakiah
Daradjat mengatakan,
"Ibu yang tiada bekeija di luar rumah, tentunya selalu berada di tengah tengah anak-anaknya, dalam kesibukan rumah tangga. Keadaan dan suasana yang di hadapinya, selalu itu-itu saja, sehingga ia akan merasa bosan melihat suasana yang tidak pernah berubah-ubah itu. Kebosanan itu makin lama akan makin mencekam jiwanya dan akhirnya ia akan gelisah, dan timbul ketidakpuasan apa saja. Jika ia seorang yang agresif, mungkin sekali anak-anaknya akan sering dimarahi, ditegur dinasehati dan sebagainya, karena jiwanya merasa kosong dan bosan."
2) Si anak merasa tidak diperhatikan
Pada tahun-tahun pertama anak sangat membutuhkan
perhatian dan kasih sayang orang tuanya, disebabkan karena ia
masih lemah, namun seringkah orang tua memperlakukan anaknya
dengan cara yang menyebabkan si anak merasa tidak disenangi
atau diperhatikan, diantaranya yaitu:
a) Mengabaikan pemeliharaan anak, misalnya makannya kurang
diurus, pakaiannya kurang diperhtikan.
b) Mengancamnya dengan berbagai hukuman
4
16
c) Terlalu banyak peringatan dan nasehat terhadap si anak
d) Ibu yang sering marah atau menggerutu waktu menolong si
anak
e) Menghina atau mengolok-olok anak.5
Kemungkinan akibat yang terjadi kepada anak apabila tidak
disayangi atau diperhatikan yaitu tertaganggu kesehatan mentalnya.
Diantara gejala-gejala kelakuan yang dapat terlihat dengan nyata
yaitu, anak sering memperhatikan gerak gerik orang tua,
melakukan hal-hal yang menarik perhatian orang tua, mungkin ia
akan berbuat hal yang melukai dirinya sendiri, misalnya mogok
makan, tidak mau bicara dan sebagainya.
3) Toleransi orang tua yang berlebih-lebihan
Toleransi yang berlebihan terhadap anak berpengaruh yang
tidak baik bagi pertumbuhannya. Anak yang terlalu diberi toleransi
akan mempunyai sikap terlalu manja, karena terlalu diberi ruang
kebebasan tanpa pengawasan yang ketat dari orang tua.
Akibat lain adanya toleransi yang berlebihan dari orang tua
adalah emosi tidak matang, selalu ingin marah jika keinginannya
tidak tercapai, tak akan pandai mengisi waktu, tidak dapat
menghargai tanggung jawab dan tidak bisa diberi tanggung jawab,
w ajar6
4) Orang tua terlalu keras
Masih banyak pandangan orang tua yang beranggapan
bahwa berlaku keras kepada anak berarti mendidik anak dengan
baik. Bermacam alasan yang mendorong orang tua berbuat keras
kepada anaknya, agar belajar disiplin, hidup teratur sejak kecil, dan
patuh kepada orang tua. Sebenarnya perlakuan terlalu keras contoh,
banyak melarang, memerintah, menegur dan sebagainya malah
akan membuat anak kurang berinisiatif dan kurang mempunyai
gagasan atau pendapat bahkan akan membuat ia "minder".
Zakiah Daradjat berpendapat bahwa terlalu banyak
perintah, larangan, teguran dan tidak mengindahkan keinginan si
anak, banyak pula menyebabkan gangguan terhadap ketegangan si
anak. Ia tidak sanggup mengeluarka pendapat, kadang-kadang
terlalu sopan dan tunduk kepada orang yang berkuasa, kurang
mempunyai inisiatif dan spontanitas dan tidak percaya pada dirinya
sendiri ,7
b. Kebutuhan akan Rasa Aman
Setiap anak ingin merasakan aman sepanjang kariernya dalam
kehidupan rumah tangga. Tentunya ia selalu menginginkan adanya
tempat berlindung dari segala ancaman dari luar yang dapat
18
mengganggu aktivitas kesehariannya. Rasa aman itu tidak terlepas
dari adanya kasih sayang, ketentraman dan penerimaan. Maka anak
yang merasa sungguh-sungguh dicintai oleh orang tua dan
keluarganya, pada umumnya akan merasa bahagia dan aman sehingga
dampaknya dalam pendidikan mempunyai gairah dan minat atau
motivasi dalam belajarnya.
Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya. Bila ia
merasa bahwa kepentingannya diperhatikan, serta merasa bahwa ada
hubungan yang erat antara ia dan keluarganya.8 Menurut Andrew
McGhie, kebutuhan terbesar anak selama perkembangan adalah rasa
aman yang timbul dari kesadaran bahwa ia diinginkan dan disayang
oleh orang dewasa tempatnya bergantung.9
c. Kebutuhan Akan Rasa Kebebasan
Banyak orang tua beranggapan bahwa jika anak diberi
kebebasan, tentu ia akan menjadi orang yang tidak baik nanti, karena
anak-anak biasanya cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang
dilarang.
Kebebasan yang kita maksud di sini adalah kebebasan yang
terikat oleh batas-batas kewajaran, bukan kebebasan tanpa batas.
Kondisi seperti ini akan memicu anak mencari pengalamannya sendiri.
Dalam hal permaianan misalnya, janganlah orang tua menentukan jenis
permainan apa yang cocok bagi dia. Anak-anak pada umur antara dua
8 Ibid, him. 90
memperkuat otot-ototnya. Untuk itu ia akan mendorong-dorong kursi,
turun naik tangga, memanjat-manjat, melompat-lompat, jungkir balik
dan sebagainya.10 Orang tua tidak mengerti bahwa permainan itu untuk
memperkuat otot-ototnya mungkin akan marah atau membatasi
aktivitas anak.
d. Kebutuhan Akan Rasa Sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan dari
padanya, dapat dilakukan dam ia merasa sukses mencapai sesuatu yang
diinginkannya dan diinginkan oleh orang tuanya. Sesungguhnya
belajar suatu kepandaian bagi si anak adalah tergantung pada dua
faktor penting, yaitu kematangan dan latihan.
Karena rasa sukses yang ingin dicapai oleh si anak di waktu
kecil akan mempengaruhi hidupnya di kemudian hari. Anak yang biasa
mendapatkan apa yang ia inginkan secara wajar dan tidak berlebih-
lebihan, akan mempunyai pandangan hidup optimis dikala ia besar
nanti dan hidupnya penuh dengan semangat dan kegembiraan.
3. Bentuk-Bentuk Perhatian Orang Tua
Orang tua dapat memberikan perhatian kepada anak-anaknya guna
menumbuhkan motivasi anak dalam belajar. Realisasi dari perhatian
tersebut dapat berbentuk antara lain:
10
20
a. Orang tua memenuhi kebutuhan belajar anak
Bentuk perhatian orang tua terhadap kebutuhan belajar anak-
anaknya ialah dengan cara mencukupi kebutuhan anak, misalnya buku
tulis, buku diktat, buku LKS, pensil, bol poin, tas sekolah sepatu,
seragam, dan peralatan lainnya yang dapat menunjang keberhasilan
anak. Hal tersebut dapat mendorong anak untuk lebih semangat dalam
belajar. Sebaliknya jika orang tua enggan memenuhi kebutuhan belajar
anak, maka anak menjadi malas dan tidak mempunyai motivasi dalam
belajar. Dengan alat yang serba tidak lengkap inilah maka hati anak-
anak menjadi kecawa, mundur, putus asa sehingga dorongan belajar
mereka kurang sekali.11
b. Orang tua membimbing belajar anak
Sebagai bentuk perhatian terhadap anak di rumah, orang tua
haruslah senantiasa mau dan mampu memberikan bantuan bimbingan
kepada anak, agar potensi anak mereka dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Karena tujuan utama pemberian bimbingan ialah agar
individu dapat mandiri, menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik di
sekolah, keluarga maupun masyarakat.
Menurut Dewa Ketut Sukardi, bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada individu (seseorang) atau kelompok (sekelompok
orang) agar mereka itu dapat mandiri, melalui berbagai bahan, interaksi,
yang berlaku.12
Yang dimaksud bimbingan di sini adalah berupa bantuan
psikologis terhadap anak, baik yang berhubungan dengan kesehatan
mental / rohani anak maupun yang lainya. Pemberian bantuan tersebut
dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara serta dengan
menggunakan berbagai saluran dan bahan yang ada. Salah satu bahan
yang bisa dipakai, misalnya mereka diberikan kesempatan untuk
membaca dan menelaah sebuah buku tentang sopan santun, tata tertib,
disiplin, cara belajar yang efektif, membimbing anak selalu
mengerjakan shalat, berdo'a mengaji, berkata sopan, mengerjakan
pekerjaan rumah, tugas-tugas dari sekolah dan yang lain.
Cara atau saluran yang amat penting untuk memberikan bantuan
pada seseorang siswa melalui apa yang disebut dengan interaksi adalah
hubungan dengan orang lain, baik hubungan itu bersifat resmi maupun
tidak resmi, secara tatap muka maupun jarak jauh, dalam suasana
perorangan atau kelompok,
c. Orang tua merawat kesehatan anak
Cinta orang tua kepada anaknya adalah cinta yang fitrah.
Seorang ibu selama masih hamil, melahirkan dan menyusui secara
terikat secara psikologis dengan anaknya. Keterkaitan yang kuat inilah
yang akan memberikan pengaruh yang besar bagi seorang ibu hingga ia
22
mampu mencintai dan merawat anak-anaknya dengan penuh cinta dan
kasihnya.
Kesehatan adalah faktor penting di dalam kehidupan seorang
anak. Karena badan yang sehat akan mendukung setiap aktivitas atau
kegiatan seorang anak, lebih-lebih sebagai seorang pelajar atau siswa.
Pelajar atau mahasiswa, yang tidak sehat badannya, tentu tidak dapat
belajar dengan baik, konsentrasinya akan terganggu dan pelajaran sukar
masuk.I3Jadi kewajiban orang tua adalah meneliti, apakah ada penyakit
atau gangguan-gangguan lain pada anak. Dan jika ternyata ada,
hendaknya segera memeriksakan ke dokter agar tidak terlambat, baik
kesehatan badan ataupun kemajuan belajarnya.
Hal lain yang tak kalah penting adalah pemenuhan gizi yang
cukup dan seimbang dalam hal kebutuhan makan anak. Orang tua yang
perhatian tentunya memberikan makanan yang mengandung unsur zat
makanan sehat seperti nasi, sayuran, dan lauk pauk yang berprotein,
d. Orang tua menyediakan waktu bagi anak untuk berkomunikasi
Salah satu bentuk perhatian orang tua kepada anaknya adalah
menyediakan waktunya dapat berkomunikasi. Dalam hal ini orang tua
bisa mengadakan acara rutinitas yang melibatkan seluruh anggota
keluarga. Misalnya adalah makan pagi, atau malam secara bersama-
sama, shalat berjamaah yang dilanjutkan dengan kultum atau saling
bercerita, musyawarah keluarga, liburan bersama, dan kegiatan lain
13
ini, anak akan selalu dapat berkomunikasi serta mencurahkan hati
kepada orang tuanya.
Dengan adanya komunikasi yang baik, orang tua memahami
kondisi keinginan anak. Sehingga dapat membantu beban yang ada pada
anak. Maurice Balson mengatakan, Seorang ibu yang berkomunikasi
dengan anak akan dapat menangkap perasaan dan keinginan anaknya,
sehingga dapat memahami keinginannnya dan ingin membantu
memecahkan masalah yang ia rasakan.14
e. Orang tua membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting anak dalam keluarga dengan bijaksana
Bila mana orang tua mampu menghindari diri dari dorongan
perasaan yang kurang baik dan berhasil menerapkan pendekatan yang
bersifat mendorong anak berbuat positif, pasti akan terjadi perbaikan-
perbaikan yang berarti dalam perilaku anak-anaknya, sehingga akan
berkembang rasa percaya diri, rasa tanggung jawab, kooperatif dan
kemandirian dalam diri anak anaknya.15
Dalam membicarakan setiap persoalan yang dihadapi anak,
orang tua bisa menyiasati dengan mengadakan acara curhat rutin
keluarga. Dengan begitu akan terjadi hubungan yang komprehensif
antara anak dan orang tua, sehingga setiap anak ketika menghadapi
persoalan, ia dapat mencurahkan isi hatinya tanpa malu-malu.
14 Maurice Balson, Bagaimana M enjadi Orang Tua yang Baik, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, him. 132
24
4. Fungsi dan Peran O rang Tua
Ketika anak dilahirkan di dunia ini dalam keadaan suci (Islam),
seperti selembar kertas yang masih kosong tanpa ada coretan apapun.
Namun dibalik semua itu ia sudah mempunyai sumber daya insani yang
sering kita sebut dengan potensi atau bakat bawaan sejak lahir. Sumber
daya insani tersebut tidak bisa berkembang secara baik tanpa pengaruh
lingkungan. Keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan dia. Dan
orang tua merupakan orang yang pertama di dalam keluarga dan memiliki
peran utama bagi anak. Orang tua wajib mendidik anaknya cara
beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Tidak semua pengaruh dari luar
bersifat positif, bahkan kalau tanpa adanya perhatian banyak pengaruh dari
luar yang tidak mendidik bagi perkembangan kepribadian anak.
Sebagaimana hadist Rosulullah SAW
Artinya; Tiada anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan suci (Islam). Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka anak itu Yahudi, Nasrani atau Majusi. (H.R. Bukhori )16
Jadi perhatian orang tua sangat menentukan bagaimana potensi
anak akan berkembang, maka orang tua wajib dapat dijadikan suri
tauladan bagi anaknya, karena pendidikan yang pertama kali sangat
penting dan besar pengaruhnya terhadap jalan kehidupan seseorang di
masa depan.
Ada beberapa fungsi dan peran orang tua
a. Pelindung
Hampir semua orang tua menyayangi anaknya, sehingga
memberikan perlindungan jasm ani dan rohaninya kepada anaknya.
Dengan begitu mereka selalu manjaga kepada anak dan
memperhatikan anaknya. Perlindungan jasm ani dapat berupa
pemberian rasa aman bagi keselamatan anak, dan perlindungan rohani
dapat berupa pemberian nasehat yang baik bagi anak, misalnya
memberi pelajaran kepada anaknya untuk dapat mengendalikan diri
pada perbuatan-perbuatan, kelakuan-kelakuan dan ucapan-ucapan.
Kewajiban memberikan perlindungan tersebut sebagaimana telah
difirmankan oleh Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6, yang
berbunyi:
26
diperintahkan - Nya kepada m ereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Q.S A t-T ahrim : 6 )17
Orang tua yang dapat berfungsi sebagai pelindung, selalu akan
menjaga anaknya jangan sampai merugikan dirinya sendiri baik secara
langsung maupun tidak langsung. Di dalam hal yang demikian akan
menimbulkan macam-macam jenis alat-alat pendidikan, seperti
melarang, menghalang-halangi, memerintahkan dan sebagainya.18
Dengan adanya perlindungan tersebut, anak akan merasa
terayomi dan menganggap bahwa orang tuanya terutama adalah
ayahnyalah yang maha kuat. Ia akan selalu mengadukan segala
masalah yang ia miliki kepadanya,
b. Menjadi teladan
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik dan emosional
anak, tentunya ada pengaruh luar yang berperan. Karena orang tualah
yang saat itu paling dekat dengan anak, maka ia dijadikan tauladan
bagi anaknya. Anak akan meniru apa yang diajarkan oleh orang
tuanya. Setelah mengalami proses perkembangan jiwanya, ia
mendambakan seseorang yang sangat dikenali tak lain adalah orang
tuanya. Segala tingkah laku yang dapat ia tangkap akan membekas di
dalam fikiran si anak dan mempunyai andil dalam pembentukan
kepribadian anak di masa depan.
17 Departemen Agama Repubilk Indonesia, A l-Q ur'an dan Terjem ahannya, Toha Putra, Semarang, 1995, him. 951
Rasulullah. Bahkan Rasul tidak hanya menjadi teladan bagi anak-
anaknya saja, melainkan bagi seluruh umat manusia, hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21.
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiam at dan ia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al- Ahzab ayat 21).19
c. Pusat mengarahkan fikiran dan perbuatan
Dalam mengarungi liku-liku kehidupan tentunya tak lepas dari
segala urusan dan masalah, untuk itu perlu adanya penyelesaian yang
melibatkan fikiran untuk bekerja. Sebagai seorang anak yang masih
membutuhkan banyak bimbingan dari orang tua karena masih sedikit
pengalaman, tentunya akan mengharapkan ada seorang yang selalu
dapat menemaninya ketika mendapatkan ujian ataupun masalah. Dan
orang tua yang memahami akan kondisi anak pada saat tersebut, wajib
mengarahkan fikiran si anak menuju terselesaikannya masalah.
Selain itu, orang tua dapat mengarahkan anaknya akan
pentingnya menuntut ilmu, karena dengan ilmu tersebut dapat
membantu anak dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya,
28
dan karena orang yang berilmu itu akan mendapat derajat yang lebih
di sisi Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujadilah ayat
11, sebagai berikut:
Artinya: H ai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu : "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. D an apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang ya n g beriman diantaram u dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah M aha M engetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Mujadilah ayat 11)*°
d. Pencipta perasaan bersatu
Orang tua dapat membahagiakan keluarganya apabila tidak ada
cek-cok diantara mereka. Dengan demikian akan timbul adanya
perasaan bersatu dalam sebuah keluarga. Untuk bisa bersatu maka
orang tua harus membangun komunikasi yang baik terhadap seluruh
anggota keluarga. Itu dapat dilaksanakan dengan cara misalnya
20
tahun, pergi bersama-sama keluarga.21
Dengan cara tersebut anak akan merasa biasa di dalam suasana
bersatu dengan orang tua, karena anak selalu diikut sertakan dalam
setiap acara. Dari suasana ini anak akan mandapatkan pengalaman
dasar hidup bermasyarakat seperti saling percaya, rasa setia, dan saling
membutuhkan,
e. Sebagai Pem im pin
Orang tua harus memberi dasar pembentukan tingkah laku,
watak moral kepada anak yang dipimpinnya dalam sebuah keluarga.
Baik buruknya keluarga tergantung kepada orang tua. Setiap orang tua
tidak hanya mempunyai pengaruh kuat pada keluarga, tetapi juga pada
sikap dan perilaku anaknya. Kedudukannya sebagai seorang pemimpin
itu telah jelas di firmankan Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 30
J -f^
uj
ijj
(r* : SjUl)
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para m alaikat: " Sesungguhnya A ku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (Q.S. A l-B aqarah: 30)22
f. Orang tua sebagai Konsultan
Disamping mempengaruhi nilai-nilai anak melalui teladan, para
orang tua dapat menggunakan pendekatan satu lagi untuk mengajarkan
30
apa yang mereka rasakan sebagai betul atau salah. Mereka dapat
memperbincangkan bersama-sama dengan anak-anaknya, ide-idenya,
pengatahuan mereka, dan pengalaman mereka, sama halnya seperti
dilakukan oleh seorang konsultan. Konsultan yang sukses, membagi
bersama dan tidak memberikan khotbah, memberikan dan tidak
memaksakan, menyarankan dan tidak menuntut,
g. O ran g tu a sebagai pem bina
Setiap orang tua ingin membina anaknya agar menjadi orang
yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang
sehat dan akhlak yang terpuji. Semuanya itu dapat diusahakan melalui
pendidikan, baik yang formal maupun yang informal. Setiap
pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatan, pendengaran,
maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan
pribadinya.23
5. Tanggung Jawab Orang Tua
Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan
anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk mengoptimalkan
kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan suasana
edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Suasana edukatif
yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup
23
dan tata pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam
kandungan.
Begitu pentingnya pendidikan anak dalam keluarga, sehingga
orang tua harus tanggung jaw ab terhadap anaknya, yaitu antara lain:
a. Memelihara dan membesarkannya
Tanggung jaw ab ini merupakan dorongan alami yang harus
dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum, dan perawatan
agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya
Orang tua bertanggung jaw ab terhadap perlindungan anak,
termasuk menjamin kesehatan anak, baik secara jasm ani maupun ruhani
dari berbagai penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan dirinya.
c. M endidik dengan berbagai ilmu
Orang tua memiliki tanggung jaw ab besar terhadap pendidikan
anak. Orang tua perlu membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan
dan ketrampilan yang berguna bagi keghidupan anaknya kelak, sehingga
masa dewasanya mampu mandiri dan bermanfaat bagi kehidupan sosial,
bangsa, dan agamanya.
Maka dalam kehidupan beragama orang tua wajib menanamkan
aqidah yang benar kepada anak sejak dini, agar tidak mudah terperdaya
32
janganlah sesekali mensekutukan Allah dengan mahluknya. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam surat Luqman ayat 13
&U
4 ^ "J
j a jJli i]3
• • •
0
Artinya : Dan (ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezalim an yang besar (Q.S. L uqm an: 13)24
d. Membahagiakan kehidupan anak
Kebahagian anak menjadi bagian dari kebahagiaan orang tua.
Oleh sebab itu orang tua harus senantiasa mengupayakan kebahagiaan
anak dalam kapasitas pemenuhan kebutuhan sesuai dengan
perkembangan usianya, yang diiringi dengan memberikan pendidikan
agama dan akhlak yang baik.25
Untuk melaksanakan berbagai tanggung jaw ab itu, dalam konsep
pendidikan modem, orang tua seyogyanya bersifat demokratis terhadap
anak. Artinya, orang tua mampu menciptakan suasana dialogis dengan
anak, sehingga dapat menumbuhkan hubungan keluarga yang harmonis,
saling menghormati, disiplin, dan tahu tanggung jaw ab masing-masing.
Suasana demikian akan sangat mendukung tumbuhnya motivasi dalam
diri anak dalam belajar.
24 Depag, op.cit., hlm.654
a. Orang tua terlau keras
Banyak orang tua yang menyangka bahwa kekerasan dalam
mendidik anak itu baik, dan perlu agar anaknya nanti bisa hidup
sebagaimana mestinya. Bermacam alasan yang mendorong orang tua
menjadi keras, antara lain didorong oleh keinginan supaya anaknya
belajar disiplin dan hidup teratur sejak kecil, agar setelah dewasa,
dapat mengahadapi hidup dengan baik dan mudah, mungkin pula oleh
karena memang omg tua itu mendapat perlakuan yang juga keras dari
orang tuanya dahulu. Karena ia sukses, disangkanya bahwa pendidikan
yang diterimanya dulu itu, yang membawa sukses baginya dalam
hidup.
b. Orang tua terlalu ambisisus
Kadang-kadang karena orang tua terlalu ambisi atau
keinginannya yang terlalu berlebihan sering mendorong anaknya untuk
melakukan sesuatu yang diluar batas kemampuannya. Tindakan seperti
ini akan menyebabkan si anak tidak mau bertanggung jaw ab dan
menyebabkan sering gagal. Kegagalan itu sangat berbahya, ia akan
merasa rendah diri, apatis dan sebagainya.
Umumnya orang tua ingin supaya anaknya maju, menjadi
orang terhormat dan sebagainya. Kadang-kadang keinginan itu sangat
dirasakan oleh orang tua, terutama bagi yang dahulu tidak dapat
34
Maka ada orang tua yang ingin supaya anaknya jadi dokter,
insinyur, hakim dan sebagainya. Orang tua yang ambisius itu, ingin
supaya anaknya cepat pandai, rajin belajar, mendapat kedudukan yang
terpandang dalam masyarakat dan kawan-kawannya. Dan tidak segan-
segan mendorong anaknya dengan berbagai cara, dengan kekerasan
atau dengan memperkenankan segala perminyaan anaknya agar si anak
mau melakukan apa yang dicita-citakannya.
Dalam mendorong anak-anak itu, mereka sering tidak
memperhatikan kemampuan, kecerdasan, bakat dan minat anaknya.
Dia tidak tahu bahwa ada perbedaan individual antara satu anak
dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan individual itu harus diperhatikan
sekali, supaya anak-anak dapat disalurkan kepada bidang-bidang yang
sesuai dengan kecerdasan, kemampuan, bakat dan minatnya masing-
masing, agar dapat mencapai sukses dan bahagia dalam menghadapi
pelajarannya.
Perbedaan-perbedaan individual itu tidak dapat dipelajaridan
adalah pembawaan sejak lahir. Tugas orang tua hanya
mengembangkan pembawaan si anak itu semaksimal mungkin.
Pendidikan, latihan-latihan dan suasana apapun yang kita siapkan
untuk si anak, tidak akan berarti apa-apa, selain mengembangkan dan
mencapai sesuatu, tergantung kepada dua hal, yaitu kematangan dan
pelajaran. Anak yang masih belum matang pertumbuhan fisiknya,
belum boleh diajar untuk melakukan kepandaian-kepandaian
tertentu.26
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut
motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam individu yang
mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan
mencapai suatu tujuan.27 Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala
yang terkandung dalam stimulasi tindakanke arah tujuan tertentu dimana
sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi
dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar
diri individu atau hadiah. Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi
adalah proses membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat-
minat.28
Istilah belajar sudah sangat populer, sehingga seolah-olah setiap
orang dengan sendirinya mengerti akan istilah belajar. Tetapi para ahli pun
belum mempunyai batasan yang seragam tentang pengertian balajar.
26 Daradjat, op.cit, him. 87
27 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan P sikologi Proses Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm.61
36
Batasan-batasan belajar dari para ahli antara lain, Menurut James
Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 29 Devinisi lain
belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang teijadi karena
pengalaman.30
Menurut pandangan pandangan behavioristik (J.B Watson, E.L
Thorndike, dan B.F Skinner) belajar adalah perubahan dalam tingkah
laku, dalam cara seseorang berbuat pada situasi tertentu.31 Yang dimaksud
dengan tingkah laku menurut mereka adalah tingkah laku yang dapat
diamati, berpikir dan emosi tidak menjadi perhatian pandangan ini, karena
berpikir dan emosi tidak dapat diamati secara langsung.
Sebaliknya menurut pandangan kognitif (Jean Peaget, Robert
Glaser, John Anderson, Jarome Bruner dan David Ausubel) belajar adalah
proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung.32 Menurut
mereka bahwa perubahan teijadi dalam kemampuan seseorang untuk
bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu. Perubahan dalam
tingkah laku hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal. Aliran ini
memepelajari aspek-aspek yang tidak dapat diamati seperti, arti, perasaan,
keinginan, kreativitas, harapan dan pikiran.
29 Wasti Soertanto, P sikologi P endidikan, Rineka Cipta, Jakarta,1990, hlm.98 - 99
Vj Dimyati Mahmud, P sikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, FIP IKIP, Yogyakarta, 1992, hlm.121
belajar meliputi aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung,
seperti harapan, keinginan, keyakinan, dan pikiran.
Dari devinisi ketiga aliran tersebut, menurut Dimyati Mahmud
bahwa belajar adalah suatu perubahan internal dalam diri seseorang
(terbentuknya asosiasi-asosiasi baru) atau perubahan dalam potensi untuk
tingkah laku-tingkah laku yang b a ru .33
Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi belajar siswa
adalah adanya dorongan dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu
kegiatan dalam rangka mencapai suatu tujuan melalui perubahan tingkah
laku yang baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Berdasarkan dengan yang dibahas dalam judul di atas, kiranya
perlu diutarakan hal-hal yang menyangkut aspek-aspek motivasi belajar
anak, yang penulis utarakan adalah sebagai b e rik u t:
a. Anak gemar membaca dan mencatat terhadap materi pelajaran
Dengan sering membaca dan mencatat materi pelajaran yang
disampaikan guru, seorang anak akan dapat lebih mudah memahami
dan menghafalnya.
Ingatan anak pada usia 8 - 1 2 tahun ini mencapai intensitas
paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memotivasi
(dengan sengaja memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam
38
ingatan) adalah paling kuat, dan anak mampu memuat materi pelajaran
paling banyak.34 Dengan demikian anak akan lebih terdorong untuk
selalu berusaha mencari tahu terhadap sesuatu hal, khususnya yang
berhubungan dengan materi pelajaran,
b. Anak gemar bertanya terhadap materi pelajaran yang belum diketahuinya.
Salah satu ciri anak yang cerdas dan pandai adalah memiliki
rasa ingin tahu terhadap sesuatu hal yang belum diketahui, sehingga
anak tersebut akan sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
gurunya. Selanjutnya rasa ingin tahu ini akan sangat menentukan
kualitas perkembangan mereka
Pada usia 13-14 tahun, emosional anak menjadi berkurang,
sedang unsur intelek dan akal budi (rasio, fikir) menjadi semakin
menonjol, sehingga minat anak yang obyektif terhadap dunia sekitar
menjadi besar. Untuk aktivitas tersebut ia memerlukan banyak
informasi, karena ia selalu bertanya-tanya, meminta bimbingan,
menuntut, serta mengingin menginginkan pendekatan.
c. Anak tertib mengerjakan tugas-tugas yang diberikan bapak atau ibu guru
Seorang guru akan memberikan penilaian yang bagus terhadap
anak didiknya yang selalu rajin mengejakan tugas-tugas maupun
pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Salah satu kegunaan
34
bagus diberi nilai tinggi dan kalau mungkin hadiah-hadiah
d. Aktif mengikuti kegiatan les maupun ekstra kurikuler
Kegiatan pembelajaran di luar jam efektif sekolah, seperti les
mata pelajaran, dan kegiatan ekstra kurikuler merupakan tanbahan jam
yang bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan maupun bakat
anak untuk mencapai prestasi yang lebih baik dan meningkat. Anak
yang aktif mengikuti kegiatan tersebut akan dapat mengejar
kekurangan dan keterlambatannya dalam belajar, misalnya seorang
anak yang mengikuti kegiatan les mata pelajaran matematika, akan
semakin memahami lebih dalam. Kegitan ekstra kurikulum seperti
komputer, akan dapat melatih anak untuk dapat mengoperasikan
komputer dan segala fungsi yang ada di dalamnya.
e. Anak mau memanfaatkan perpustakaan sekolah
Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas sekolah yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa maupun guru, untuk menimba dan menggali
ilmu pengetahuan. Kelengkapan buku yang ada akan mendorong anak
/ siswa untuk senang mengunjungi perpustakaan, yaitu dengan banyak
membaca. Sedangkan kemudahan pelayanan yang diberikan akan
menolong siswa untuk gemar meminjam buku-buku untuk dipelajari di
rumah. Kondisi tersebut tentunya akan embantu proses kelancaran
40
2. Jenis-jenis dan Macam-Macam Motivasi Belajar
Menurut sifatnya, motivasi dibedakan atas tiga macam,
yaitu:
a. Motivasi takut atau fe a r m otivation, individu melakukan sesuatu
perbuatan karena takut. Seseorang melakukan kejahatan karena takut
akan ancaman dari kawan-kawannya yang kebetulan suka melakukan
kejahatan. Seseorang mungkin jugasuka membayar pajak atau ematuhi
peraturan lalu lintas bukan karena menyadari sebagai kewajibannya,
tetapi karena takut mendapat hukuman.
b. Motivasi insentif atau incentive m otivation, individu melakukan
sesutau perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif. Bentuk insentif
ini bermacam-macam, seperti : mendapatkan honorarium, bonus,
hadiah, penghargaan, piagam, tanda jasa, kenaikan pangkat, kenaikan
gaji, promosi jabatan, dan lain-lain.
c. Sikap atau attitude m otivation atau s e lf motivation. Motivasi ini lebih
bersifat intrinsik, muncul dari dalam individu, berbeda dengan
motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrinsik da datang dari luar
individu.
Dilihat dari dasar pembentukannya, motivasi terbagi menjadi
dua,35 36yaitu
35 Sukmadinata, op.cit., him. 63
a. M otif-m otif baw aan
Yang dimaksud m otif bawaan adalah m otif yang dibawa sejak
lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalanya :
dorongan untuk makan, dorongan untuk bekerja, dorongan untuk
istirahat, dorongan seksual. M otif-m otif ini diisyaratkan secara
biologis
b. M otif-m otif yang d ipelajari
Maksudnya motif-motif timbul karena dipelajari. Sebagai
contoh: dorongan untuk blajar suatu ilmu pengetahuan, dorongan
untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. M otif-motif ini
diisyaratkan secara sosial. Sedangkan menurut Woodworth dan
Marquis membagi motivasi kedalam tiga macam,37 yaitu:
1) M o tif atau keb u tu h an organis.
Menurut mereka bahwa m otif ini muncul dari dalam diri
mereka sejak lahir, tanpa harus dipelajari. Contohnya adalah
kebutuhan untuk minum, makan bernafas, seksual, berbuat dan
kebutuhan untuk beristirahat.
2) M otif-m otif d a ru ra t
Yang termasuk dalam jenis m otif ini antara lain, dorongan
untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk
berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul dari luar.
37
%
42
3) Motif-motif objektif
Yang termasuk dalam jenis ini antara lain, kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh
minat. M otif-motif ini muncul karena dorongan dari luar secara
efektif. Sedangkan menurut Sardinian A.M, menyebutnya sebagai
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Sardinian A.M,
motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, karena dalam diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.38
3. Fungsi dan Pentingnya Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar jelas diperlukan adanya motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. M akin tepat motivasi
yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
menetukan intensitas belajar bagi siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi,
yaitu:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa
motivasi tidak akan timbulperbuatan seperti belajar.
b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan.