PERLAKUAN TRANSAKSI VALUTA ASING
DI PT. XYZ
Arfinus Mayreno
Armanto Witjaksono, SE., Ak., MM
ABSTRAK
Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang terus mengalami perkembangan setiap tahunnya,
ekonomi terus tumbuh dan berkembang. Seiring dengan adanya globalisasi, perdagangan ekonomi
semakin meluas, sehingga terjadi pertukaran ekonomi antara setiap negara. Hal ini menciptakan
transaksi antar setiap negara dalam mata uang yang berbeda – beda, yang menimbulkan perbedaan rate
dalam setiap nilai transaksi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara yang digunakan
dalam melakukan pencatatan atas setiap transaksi ekonomi yang menggunakan mata uang asing
sehingga menimbulkan gain ataupun loss. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
secara sistematis dan bagaimana pengaplikasian dalam akuntansi terhadap kegiatan transaksi yang
terkait dengan transaksi valuta asing
Kata Kunci : Transaksi Valuta Asing, Rate, Akuntansi
Economy activities is an activities that has a development every years, the economy of each
nation grows and expand. Along with the globalization, the economy transaction getting bigger and wider
that occured in every country. This thing creates a different currency transaction for each country, that
creates a different rate of each transaction. The purpose of this thesis is to understand how calculate,
record the transaction in other currency, and calculate the difference between every currency rate and
how do we count the gain or loss of it. Based on the date currency rate, the record of financial statement
will be restate in a fair value.
PENDAHULUAN
Kegiatan ekonomi merupakan hal selalu terjadi setiap saat dimana saja, namun kini kegiatan ekonomi semakin berkembang, perdagangan dunia semakin lama kian meningkat (lampiran 1), sehingga memicu terjadinya dalam perdagangan globalisasi yang lebih maju dan modern. Perkembangan ekonomi yang begitu pesat memicu setiap Negara untuk melakukan ekspansi ke luar negeri untuk mampu meningkatkan persaingannya secara lebih global dan intensif, sehingga perusahaan akan memiliki profit yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Guna mendukung hal ini perusahaan membuat cabang di setiap negara untuk memudahkan dalam melakukan hubungan komunikasi dengan perusahaan induknya,
Terkait dengan isu global saat ini yang menjelaskan mengenai rencana tahun 2015 dimana Asean Free
Trade Area (AFTA) telah dicanangkan dan akan segera diberlakukan di seluruh negara Asean. Dimana kegiatan
ekonomi ini adalah kegiatan ekonomi yang dilaksanakan dalam skala internasional antar tiap negara, dan setiap negara kini lebih mudah dalam melakukan kegiatan ekonomi di negara lain dengan menggunakan nilai valuta yang sesuai.
Perdagangan terbuka ini tentu saja akan menciptakan hubungan dagang antar setiap negara, permasalahan yang akan timbul dalam bidang akuntansi nantinya adalah seputar meliputi dalam penulisan laporan keuangannya, karena setiap valuta asing pasti memiliki selisih atas kursnya, dan permasalahan ini memang sudah diatur di dalam PSAK 10, hanya saja belum banyak diaplikasikan karena masih sedikitnya perusahaan global yang ada di Indonesia. Di dalam PSAK 10 diatur mengenai perlakuan akuntansi terhadap transaksi atas valuta asing, baik mengenai pengakuan awal serta pengungkapannya atas transaksi tersebut. Penggunaan kurs dalam mengkonversikan nilai nominal dalam laporan keuangan pun beragam, dengan menggunakan kurs spot, kurs sekarang ataupun kurs historis Dalam melakukan penelitian, peneliti memiliki tujuan yang ingin dicapai, yang disertai dengan manfaatnya, tujuan dari penelitian, yaitu :
a. Memahami penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Nomor 10 mengenai transaksi valuta asing serta melihat bagaimana pengukuran nilai terhadap transaksi tersebut
b. Menunjukan dampak – dampak yang timbul dari adanya penerapan Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 10 yang terjadi di PT. XYZ
Berdasarkan PSAK 10 (2012) valuta asing didefinisikan sebagai “mata uang selain mata uang fungsional entitas”, sedangankan definisi atas transasksi valuta asing menurut PSAK 10 (2012) bahwa transaksi asing adalah transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam valuta asing, menurut beberapa ahli lainnya, dikemukakan transaksi valuta asing adalah :
- Transaksi valuta asing didefinisikan “A transaction with a foreign company that requires payment or
receipt (settlement) in foreign currency (Debra C. Jeter (2012 : 635)
- Foreign transaction are transactions between countries or between enterprises in different countries. Foreign currency transactions are transaction whose terms are stated (denominated) in a currency other than an entiry’s functional currency (Flloyd A. Beams (2009 : 462))
Melihat dari definisi kurs yang telah dijelaskan di atas, maka tentu saja atas kurs – kurs yang ada akan menimbulkan perbedaan nilai atau selisih kurs bila suatu pernyataan finansial dijabarkan dalam mata uang rupiah dari mata uang asing dengan menggunakan kurs yang berbeda. Definisi selisih kurs menurut beberapa ahli dikatakan sebagai berikut:
1. Menurut Mankiw (2008:386), exchange rate is the rate a which a person can trade the currency of one
country fir the currency of another.
2. Menurut Beams, Anthony, Clement (2009 : 459), an exchange rate is the ratio between a unit of one
currency and the amount of another currency for which that unit can be exchanged as a particular time.
Pernyataan standar akuntansi keuangan merupakan ketetapan yang dibuat oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan mengenai penerapan dan penyajian laporan keuangan di Indonesia. Pernyataan standar akuntansi keuangan itu sendiri dibuat berdasarkan adanya perkembangan akuntansi secara global yang menuntut adanya perlakuan yang sesuai pada setiap aspeknya. Kemudian secara bertahap terjadi adaptasi terhadap pernyataan tersebut dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) sehingga bisa terjadi konvergensi terhadap isi di dalamnya, untuk menyesuaikan dengan keadaan global. Standar akuntansi keuangan itu sendiri terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang menjadi dasar petunjuk perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, dengan tujuan agar informasi yang diberikan dapat relevan, khususnya informasi yang terkait dengan laporan keuangan yang terkait dengan transaksi valuta asing .
PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, mengadopsi segala peraturan yang terkandung dalam IAS 21 Effects of Changes in Foreign Exchange Rates, PSAK ini dibuat untuk merevisi PSAK 2009 sebelumnya mengenai :
1. PSAK 10 : Transaksi Dalam Mata Uang Asing
2. PSAK 11 : Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
3. PSAK 52 : Mata Uang Pelaporan
4. ISAK 4 : Interpretasi atas Paragraf 20 PSAK 10 tentang Alternatif Perlakuan yang diizinkan atas Selisih
Kurs
METODE PENELITIAN
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, mengenai transaksi valuta asing, setiap perusahaan yang yang bergerak di bidang penerbangan, umumnya memiliki transaksi yang terkait dengan penggunaan valuta asing di dalam akunnya. Namun dalam pencatatannya dibutuhkan standar khusus yang mengatur, agar atas selisih kurs yang timbul dapat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Umumnya transaksi yang terkait dengan valuta asing adalah transaksi yang kegiatannya berupa ekspor, impor barang dan pemberian jasa.
Secara akuntansi, dalam penerapan transaksi valuta asing yang terjadi, diklasifikasikan dalam 3 tahap, yaitu : - Pada saat transaksi terjadi
- Pada saat pembuatan neraca (balance sheet) yang terjadi antara tanggal tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian - Pada saat penyelesaian
Secara ilustrasi dalam penerapannya secara akuntansi, pencatatan tersebut dilakukan sebagai berikut :
PT Sinar merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli, barang dagang yang ia perjual belikan berupa sebuah pesawat terbang, pada tanggal 1 Desember 2010 membeli 10 unit pesawat seharga $500.000, yang akan dilunasi pada tanggal 1 Maret 2011.
Akhir Tahun fiskal yang digunakan perusahaan ini tertanggal pada 31 Desember. Selama periode tersebut, nilai kurs spot (rp/$) yang terjadi adalah
Spot rate
Tanggal transaksi – 1 Desember 2010 Rp 12.500 Balance Sheet – 31 Desember 2010 Rp 12.800 Tanggal Penyelesaian – 1 Maret 2011 Rp 12.700 Sehingga jurnal yang dibuat
Keterangan Jurnal Debet Kredit Pada saat tanggal
transaksi, yaitu 1 desember 2010
Purchases ($500.000 x 12.500) 6.250.000.000
Account Payable 6.250.000.000
Pada saat laporan neraca dibuat, jumlah yang sudah tercantum tersebut, harus disesuaikan dengan kurs yang berlaku pada saat laporan neraca dibuat, sehingga akan ada perubahan nilai kurs terhadap nilai sebelumnya, yaitu :
Keterangan Jurnal Debet Kredit Pada saat tanggal neraca
dibuat, yaitu 31 Desember 2010
Transaction loss 150.000.000
Account Payable 150.000.000
Cara penghitungannya adalah dengan cara
Nilai Utang usaha pada 31 Desember 2010 (500.000 * Rp 12.800) 6.400.000.000 Nilai Utang usaha pada 1 Desember 2010 (500.000 * Rp 12.500) 6.250.000.000 Jurnal penyesuaian 150.000.000
Jika nilai kurs mengalami penurunan, maka selisih yang timbul dapat diakui sebagai keuntungan selisih kurs, dengan nilai yang diperoleh dari pengurangan antara nilai pada saat transaksi dengan nilai pada saat laporan neraca. Kemudian pada saat pelunasan, yaitu tertanggal 1 maret 2011, terjadi kembali perubahan nilai kurs, sehingga pada saat ini perusahaan harus menggunakan kurs ini dalam pelunasannya
Namun hal ini memberikan keuntungan karena nilai kursnya telah mengalami penurunan menjadi 12.700, sehingga memberikan keuntungan dari penyesuaian sebelumnya.
Keterangan Jurnal Debet Kredit Pada saat tanggal neraca
dibuat, yaitu 1 Maret 2011 Account Payable 6.400.000.000 Transaction Gain 50.000.000 Cash (500.000 x 12.700) 6.350.000.000
Berdasarkan penghitungan diatas terdapat perubahan – perubahan yang terjadi pada setiap akun, yang terjadi akibat adanya perubahan nilai terhadap kurs yang berlaku. Perubahan laporan keuangan perusahaan yang berawal dari penggunaan mata uang fungsional IDR menjadi USD memberikan beberapa pengaruh, yaitu
• Pada nilai pendapatan dan beban, terjadi peningkatan nilai dalamUSD, namun perbandingan keduanya berbeda, hal ini dikarenakan jumlah transaksi penjualan yang dilakukan dalam USD pada perusahaan, jauh lebih banyak jumlahnya daripada beban dalam USD, sehingga meningkatkan keuntungan perusahaan
• Selisih kurs yang terjadi memberikan keuntung atau gain pada perusahaan, hal ini terjadi karena penjualan yang dilakukan dalam USD cukup banyak, sehingga terjadinya peningkatan kurs, memberikan keuntungan bagi perusahaan
Peningkatan nilai di dalam mata uang USD memberikan keuntungan yang berlebih bagi perusahaan, namun perolehan pendapatan yang menurun disebabkan karena nilai beban yang turut meningkat, yang disebabkan karena perusahaan melakukan pembayaran beban dalam mata uang USD, sementara gain yang diperoleh oleh perusahaan dialihkan ke dalam selisih kurs.
Penerapan Standar Akuntansi Keuangan 10, mengenai transaksi valuta asing memberikan keuntungan tersendiri. Hal ini disebabkan karena perubahan yang timbul pada nilai kurs, cukup signifikan, sehingga jauh meningkatkan jumlah penerimaan perusahaan pada akhir tahun, padahal sebelumnya, perusahaan menggunakan system pencatatan dengan menggunakan kurs booking rate, sehingga menyebabkan nilai penerimaan perusahaan menurun. Hal ini disebabkan karena penggunaan kurs pada bulan tertentu menggunakan kurs booking rate, yang diperoleh dari rata – rata akhir bulan berikut, sehingga nilai tersebut akan menanggung nilai kurs pada bulan berikutnya, berbeda dengan penrapan PSAK 10, yang menggunakan kurs transaksi, sehingga nilai yang timbul lebih stabil.
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam melakukan pelaporan atas mata uang asing, suatu perusahaan haruslah teliti dalam menggunakan kurs saat melakukan pencatatan, karena kurs tersebut bisa memberi pengaruh baik kecil ataupun besar bagi kondisi keuangan perusahaan, mengenai laporan keuangan terhadap transaksi valuta asing yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, dapat disimpulkan beberapa hal
1. Penerapan akuntansi terhadap transaksi valuta asing di PT. XYZ belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku karena:
a) pencatatan atas transaksi valuta asing seharusnya diklasifikasikan berdasar jenisnya, yaitu moneter serta non moneter, pos moneter yang merupakan pos yang terkait dengan asset serta kewajiban yang memiliki keharusan untuk diterima ataupun dibayarkan seharusnya dicatat menggunakan kurs neraca, sementara pos non moneter, dicatat dengan kurs historis
b) Kendala dalam melakukan pencatatan transaksi atas valuta asing biasanya cukup beragam, kendala yang terjadi pada perusahaan tersebut adalah bahwa pencatatan dilakukan dengan program akuntansi, yang juga dikenal dengan MYOB, dengan menggunakan original currency dan pembuatan laporan keuangan menggunakan single currency, yang seharusnya disesuaikan dengan tanggal transaksi
c. Pada Pengukuran mata uang fungsional, perusahaan seharusnya menggunakan mata uang fungsional, yang menurut indikator adalah USD, karena transaksi yang dilakukan dalam mata uang USD cukup mendominasi, selain itu penentuan harga jual diukur berdasarkan USD
Selain poin – poin diatas, diketahui bahwa keuntungan terhadap selisih kurs tersebut memberi pengaruh bagi pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan, namun hal ini juga meningkatkan pengenaan pajak yang diberlakukan kepada perusahaan.
2. Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh PT. XYZ secara jurnal sudah sesuai dengan akuntansi yang berlaku, namun secara nilai, tidak sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10, dimana nilai yang dicatat, menggunakan kurs yang disebut kurs booking rate, sehingga nilai kurs yang digunakan pada masa 1 bulan, bernilai sama, sehingga bila nilai kurs akhir bulan sebelumnya lebih rendah, maka nilai untuk 1 bulan transaksi juga akan terus rendah.
Melihat kondisi yang terjadi dalam pencatatan pelaporan keuangan tersebut, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, maka untuk pengembangan kedepannya mengenai kondisi keuangan yang lebih baik, maka diberikan saran berikut :
a. Penggunaan program software dalam pencatatan memang baik, namun sebaiknya pencatatan dilakukan dalam single currency, kalaupun original currency memang harus dipakai, sebaiknya pencatatan yang dilakukan, dicatat selengkapnya, agar lebih informative dalam memberikan informasi mengenai kurs yang digunakan pada transaksi
b. Selain itu untuk akun – akun yang dicatat, sebaiknya diklasifikasi dengan baik, karena sering ditemukannya jurnal pembalik yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahan, ketelitian dalam pemasukan data sangat diperlukan agar jumlah yang tertera sesuai
REFERENSI
Alexander Lay, Andika Gunadarma, dkk. IkhtisarKetentuan Pasar Modal. Jakarta. The Indonesia Netherlands National Legal Reform Program
Anik Sudarismiati (2006). Analisa Pengaruh Perdagangan Valuta Asing Terhadap Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah. Skripsi S1. Universitas Abdurachman Sales Situbondo : Surabaya
Beam. Anthony. Clement and Suzanne H. Lowensohn. (2009). Advanced Accounting Tenth Edition. Prentice Hall Debra C. Jeter, Paul K. Chaney. Advanced accounting. John Wiley & Sons. 2012. Inc
Haris Wibisono (2011). Perlakuan Akuntansi Selisih Kurs. Skripsi S1. Universita Katolik Widya Mandala Madiun : Madiun
IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). Standar Akuntansi Keuangan 2009. Jakarta. Salemba empat. IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). Standar Akuntansi Keuangan 2012. Jakarta. Salemba empat.
Kieso, Weygandt, Warfield. Intermediate Accounting IFRS Edition vol 1. 2009. John Wiley & Sons. Inc Laurence Copeland. Exchange Rates and International Finance Fifth Edition. Prentice Hall
McGuigan, Moyer, Harrids (2007). Managerial Economics : Application, Strategies and Tactics. Cengage Learning