• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spending Review Provinsi Kepulauan Riau. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Spending Review Provinsi Kepulauan Riau. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

Spending Review 2016

Provinsi Kepulauan Riau

(2)

|

Spending Review

APBN 2016

Provinsi Kepulauan Riau

(3)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| i

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Spending Reviu Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau untuk periode tahun 2015 telah selesai disusun dengan baik dan tepat waktu.

Spending Reviu Tahun 2015 disusun sesuai dengan sistematika yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-2/PB/2015 tanggal 2 Februari 2015. Spending reviu ini dilaksanakan untuk melakukan pengukuran efektivitas belanja pemerintah sehingga dapat dijadikan bahan masukan bagi penyusunan rencana kerja Kementerian/Lembaga dan selanjutnya untuk perumusan kebijakan pelaksanaan anggaran agar diperoleh peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran pemerintah. Spending Reviu Tahun 2015 disusun berdasarkan data Rencana Anggaran Kementerian Lembaga Tahun 2015 dan Realisasi penyerapan anggaran Tahun 2014.

Walaupun telah diupayakan dengan maksimal, kami menyadari bahwa Spending Reviu Tingkat Wilayah Tahun 2015 masih terdapat banyak kekurangannya. Oleh karena itu dibutuhkan masukan yang konstruktif untuk penyempurnaan di masa mendatang. Namun demikian, Spending reviu Tahun 2015 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau ini diharapkan bisa turut memberikan kontribusi input bagi Kementerian Keuangan dalam pengambilan kebijakan-kebijakan strategis dalam kebijakan penganggaran dan pelaksanaan anggaran.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Tanjung Pinang, Februari 2015 Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau,

Didyk Choiroel

(4)
(5)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| iii

Ringkasan Eksekutif

Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja belanja dalam APBN dari segi value for money, diperlukan pengukuran belanja Pemerintah yang dilaksanakan melalui reviu belanja Pemerintah (Spending Review). Spending Review menekankan pada efektivititas, efisiensi, dan ekonomis atas penggunaan belanja Pemerintah. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-2/PB/2015 tanggal 2 Februari 2015 tentang penyusunan spending

review Tahun 2015. Dalam pelaksanaanya, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

melaksanakan penyusunan laporan Spending Review tahun 2015 di tingkat wilayah.

Penyusunan spending reviu ini didukung oleh data perencanaan dan pelaksanaan APBN yaitu data primer berupa data capaian output belanja operasional Tahun Anggaran 2014 dan data RKA-KL Tahun Anggaran 2015. Data pendukung lainnya adalah data sekunder berupa data realisasi belanja barang operasional dan non operasional tahun anggaran 2010 s.d 2014 dari portal pelaksanaan anggaran yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan alamat pa.perbendaharaan.go.id. Metodologi dalam spending reviu ini dilaksanakan dengan:

1. Reviu alokasi terhadap RKA-KL 2015 untuk mengidentifikasi indikasi inefisiensi, duplikasi dan einmalig.

2. Reviu Kinerja pelaksanaan anggaran untuk mengukur tingkat efisiensi belanja barang operasional melalui analisis

deviasi kebutuhan dan mengukur kinerja ideal melalui analisis benchmarking.

Berdasarkan hasil spending reviu, diperoleh hasil reviu alokasi dan reviu kinerja pelaksanaan anggaran sebagai berikut:

Hasil pelaksanaan spending reviu tahun anggaran 2015 menunjukkan:

1. Melalui reviu alokasi ditemukan indikasi inefisiensi, duplikasi dan einmalig yang dapat dijadikan dasar untuk mengubah

baseline Tahun 2016 dan memperluas ruang fiskal pada penyusunan pagu indikatif tahun 2016.

2. Melalui reviu kinerja pelaksanaan anggaran, diketahui:

a. Penyerapan belanja operasional sulit dilakukan secara proporsional dan optimal karena kecenderungan satker

untuk menumpuk tagihan pada akhir tahun anggaran.

b. Penggunaan sumber daya keuangan pada satker untuk pencapaian output pada belanja operasional dan non

operasional relatif tidak efisien.

Bedasarkan analisis pada spending reviu tersebut, rekomendasi yang dapat diajukan adalah:

a. Perlu penyempurnaan format/struktur belanja, output, kegiatan, dan kinerja pada kertas kerja RKA-KL dan DIPA

yang lebih sederhana dan dapat menjadi alat dalam analisis alokasi/belanja dan kinerja.

No. Jenis Reviu Jumlah Indikasi (Rp.)

1 Reviu Alokasi

a. Inefisiensi Perhitungan 1.094.252.000

b. Duplikasi 32.440.000

c. Einmalig 450.591.403.000

2 Reviu Pelaksanaan (Evaluasi Kinerja)

a. Analisis Deviasi Kebutuhan 22.855.493.153 b. Analisis Benchmarking Intra K/L 2.112.746.114

(6)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| iv

b. Dalam rangka menjamin belanja operasional dilaksanakan secara proporsional dan optimal, perlu ditetapkan

cash limit batasan penarikan dana (per bulan) sesuai dengan sifat penggunaan belanja operasional untuk

(7)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau | | v DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...1 RINGKASAN EKSEKUTIF………...2 DAFTAR ISI.………...4 DAFTAR GRAFIK………...5 DAFTAR TABEL………..…...6 BAB I PENDAHULUAN………...8 A Latar Belakang……….…...8 B Tujuan………...9 C Keterbatasan………...9

BAB II Metodologi Spending Review...11

A Jenis dan Sumber Data...………...11

B Reviu Alokasi...11

C Reviu Pelaksanaan Anggaran...12

BAB III Hasil dan Pembahasan...15

A Reviu Alokasi...15

A.1 Analisis Duplikasi...15

A.2 Analisis Inefisiensi...18

A.3 Analisis Einmalig...20

B Reviu Pelaksanaan Anggaran...23

B.1 Analisis Deviasi Kebutuhan...23

B.2 Analisis Benchmarking...26

BAB IV Simpulan dan Rekomendasi……….………...29

A Simpulan……….………..……...29

B Saran……….………...29

TIM PENYUSUN……….………...31

(8)
(9)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| vii

Daftar Grafik

Uraian Tabel Halaman Grafik 1 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA. 2015 Per Kementerian/Lembaga 12 Grafik 2 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA. 2015 Per Sektor 13

Grafik 3 Einmalig pada RKA-K/L TA. 2015 15

Grafik 4 Perkembangan Realisasi Belanja Operasional 16

Grafik 5 Perkembangan Realisasi Belanja Operasional Per Tahun Anggaran 17

(10)
(11)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| ix

Daftar Tabel

Uraian Tabel Halaman Tabel 1 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA. 2015 Per Kementerian/Lembaga 11 Tabel 2 Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA. 2015 Per Sektor 13

Tabel 3 Einmalig Per Kementerian/Lembaga 14

Tabel 4 Einmalig Per Jenis Pekerjaan 16

Tabel 5 Hasil Analisa Deviasi Kebutuhan 17

(12)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 1

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Peningkatan jumlah alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terus terjadi setiap tahun anggaran. Pada Tahun Anggaran 2015, alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan sebesar Rp. 2.039,5 Triliun. Peningkatan jumlah belanja negara tersebut tentunya membutuhkan manajemen pengelolaan yang baik sehingga diharapkan akan memberikan dampak yang sebaik-baiknya bagi masyarakat Indonesia.

Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang sangat besar diindikasikan belum menunjukkan dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyediaan barang/jasa publik. Hal ini menunjukkan bahwa outcome pelaksanaan anggaran Kementerian/Lembaga masih terdapat gap antara input dan output. Salah satu cara yang dilaksanakan untuk mewujudkan peningkatan kualitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah dengan mewujudkan peningkatan kinerja pelaksanaan anggarannya sesuai dengan prinsip efisiensi dan efektivitas.

Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja belanja dalam APBN dari segi value for money, diperlukan pengukuran belanja Pemerintah yang dilaksanakan melalui reviu belanja Pemerintah (Spending Review). Spending Review menekankan pada efektivititas, efisiensi, dan ekonomis atas penggunaan belanja Pemerintah.

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-2/PB/2015 tanggal 2 Februari 2015 tentang penyusunan spending review Tahun 2015. Dalam pelaksanaanya, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan penyusunan laporan Spending Review tahun 2015 di tingkat wilayah.

Hasil Spending Reviu ini diharapkan akan dijadikan sebagai salah satu referensi bahan masukan dalam pengambilan keputusan. Spending reviu ini dapat dijadikan masukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Teknis dalam melakukan penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga periode yang akan datang.

Selain dalam perencanaan anggaran, Spending Review ini dijadikan sebagai bahan evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran periode sebelumnya. Reviu pelaksanaan anggaran periode sebelumnya ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi pelaksanaan anggaran khususnya belanja barang operasional dan belanja barang non operasional.

(13)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 2

B. Tujuan

Tujuan Pelaksanaan Spending Review adalah:

1. Melakukan identifikasi dan reviu alokasi anggaran pada periode Tahun 2015 berdasarkan RKA-KL Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2015 di wilayah Kepulauan Riau, karena dimungkinkan adanya indikasi inefisiensi karena duplikasi, ketidakwajaran dan einmalig.

2. Melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan Tahun Anggaran 2014 di wilayah Kepulauan Riau karena dimungkinan adanya indikasi inefisiensi dan deviasi belanja operasional.

C. Keterbatasan

Satuan kerja pada Kementerian/lembaga pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, tersebar pada pulau-pulau terluar dan terdepan. Kondisi tersebut menyebabkan kesulitan dalam pengumpulan data primer khususnya data hasil kuesioner dan data out put.

Sebagai solusinya, untuk data-data yang harus berasal langsung dari Satuan Kerja, diprioritaskan pada satuan kerja yang berlokasi di Pulau Bintan dan Pulau Batam.

(14)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 3

Bab II Metode Reviu

A. Jenis dan Sumber Data

Penyusunan spending reviu ini didukung oleh data perencanaan dan pelaksanaan APBN yang berasal dari DIPA Satuan Kerja Kementerian/Lembaga.

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber yang dapat dipercaya. Data primer ini merupakan data asli atau data yang memiliki sifat up to date. Dalam penyusunan spending reviu ini, data primer meliputi:

a. Data capaian output belanja operasional dan non operasional dari satuan kerja mitra Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau untuk periode tahun anggaran 2014. Data ini diperoleh berdasarkan surat permintaan data yang disampaikan kepada satuan kerja terkait. b. Data Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terinci pada Kertas Kerja Rencana Kerja

dan Anggaran Satuan Kerja (RKA-KL) di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau untuk periode Tahun Anggaran 2015. Data ini diperoleh secara langsung dari data base RKA-KL Tahun Anggaran 2015.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder yang didapat dari berbagai sumber dalam penyusunan spending reviu ini diyakini kebenarannya karena berasal dari sumber yang terpercaya.

Data sekunder yang didapat dan digunakan dalam penyusunan spending reviu ini adalah data realisasi belanja barang operasional dan non operasional beberapa satuan kerja terkait untuk periode tahun anggaran 2010 s.d 2014.

Data sekunder dimaksud diperoleh dari portal pelaksanaan anggaran yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan alamat pa.perbendaharaan.go.id.

B. Metode Reviu

1. Reviu Alokasi

Review alokasi dilakukan untuk evaluasi terhadap alokasi anggaran pada DIPA satuan kerja tahun 2015. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui indikasi inefisiensi, einmalig dan duplikasi.

(15)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 4

Metodologi untuk reviu alokasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Indikasi Inefisiensi.

Reviu terhadap indikasi inefisiensi dilakukan untuk melihat kelebihan alokasi yang dapat menyebabkan anggaran diserap atau sumber daya digunakan lebih dari yang dibutuhkan. Metodologi untuk reviu inefisiensi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data RKA-KL satuan kerja tahun 2015 dan mengidentifikasi keluaran dan input biaya yang dialokasikan;

2. Menganalisis relevansi atas komponen kegiatan dengan keluaran kegiatan;

3. Mengidentifikasi ketidaksesuaian antara harga satuan dengan standar biaya yang digunakan pada pengalokasian anggaran;

4. Membandingkan dengan alokasi pada kegiatan yang serupa pada satuan kerja yang memiliki keluaran yang sama.

b. Einmalig

Reviu terhadap indikasi einmalig bertujuan untuk mengidentifikasi program atau kegiatan yang berdasarkan sifat atau tujuannya hanya perlu dilaksanakan satu kali, dan tidak diulang atau dilanjutkan pada tahun berikutnya.

Metodologi untuk mengukur einmalig dengan cara meneliti alokasi anggaran tahun 2015 pada satuan kerja, yang sifat kegiatannya selesai dalam satu tahun anggaran, yaitu:

1. Pembangunan Gedung Kantor;

2. Penyusunan Detail Engineering Design (DED); 3. Pengembangan sistem aplikasi;

4. Pembangunan prasarana pelabuhan/dermaga/bandara. c. Duplikasi.

Reviu terhadap indikasi duplikasi dilakukan untuk mengetahui indikasi adanya dua atau lebih kegiatan dengan out put yang sama, atau adanya satu kegiatan memiliki dua atau lebih komponen yang sama pada satu satuan kerja.

Metodologi untuk mengidentifikasi duplikasi adalah :

1. Meneliti kegiatan dengan common out put (out put umum—seperti laporan) pada kertas kerja RKAKL satuan kerja;

2. Meneliti komponen dan rincian biaya pada kegiatan-kegiatan dengan common out put 3. Mengidentifikasi adanya duplikasi dalam tahapan kegiatan.

2. Reviu Kinerja Pelaksanaan Anggaran. a. Analisis Deviasi Kebutuhan.

(16)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 5

Metode analisa deviasi kebutuhan dilaksanakan untuk mengukur tingkat efisiensi belanja barang operasional pada satuan kerja periode Tahun Anggaran 2010 s.d 2014. Dengan metode ini maka akan diketahui tingkat kebutuhan kebutuhan riil yang ideal Satuan kerja. Metode ini dilaksanakan dengan melakukan analisis atas pola penyerapan belanja barang operasional selama 5 (lima) tahun terakhir. Analisis dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung selisih antara realisasi dengan realisasi rata-rata dan selanjutnya akan diperoleh persentasi deviasi rata-rata dari satuan kerja.

b. Analisis Benchmarking

Metode bencmarking dilaksanakan dengan membandingkan kinerja satuan kerja dengan tolok ukurnya, dengan terlebih dahulu menentukan kinerja satuan kerja yang dijadikan tolok ukur. Melalui metode benchmarking, diasumsikan bahwa target kinerja adalah tolok ukur kinerja atau kinerja ideal bagi satuan kerja.

Kinerja dalam hal ini didefenisikan sebagai rasio antara keluaran dengan masukan. Keluaran adalah volume fisik yang ditargetkan sedangkan masukan adalah pagu anggaran yang tersedia. Input utama yang dianalisis adalah belanja barang operasional dan non operasional.

Sedangkan outputnya adalah output yang diperoleh dari hasil survey yang telah dilakukan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau. Ketika rasio antara volume fisik keluaran dan realisasi anggaran untuk menghasilkan keluaran tersebut lebih kecil daripada rasio target volume fisik keluaran dan pagu anggaran untuk keluaran tersebut maka selisihnya adalah angka inefisiensi terukur.

Metode benchmarking dalam penyusunan spending reviu ini dilaksanakan dengan terlebih dahulu mengelompokkan (clustering) atas satuan kerja yang memiliki karakteristik yang mirip. Sebagai contoh, pada analisa ini dilakukan di lingkungan intra Kementerian Keuangan dengan karakteristik yang mirip yaitu pada satuan kerja Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai.

Instrumen yang dipakai dalam analisis benchmarking adalah aplikasi STATA. Aplikasi ini akan secara otomatis mengukur tingkat efisiensi belanja barang operasional dan non operasional yang dilaksanakan oleh satuan kerja dengan karakteristik yang relatif sama.

(17)
(18)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 7

Bab III Hasil dan Pembahasan

A. Reviu Alokasi

1. Analisis Inefisiensi

Berdasarkan metodologi pengukuran inefisiensi pada RKAKL seluruh satuan kerja (367 satuan kerja) di wilayah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, ditemukan indikasi inefisiensi sebesar Rp 1.094.252.000,-

Indikasi inefisiensi tersebut terjadi karena adanya kelebihan penetapan harga satuan sebagaimana telah ditetapkan dalam Standar Biaya Masukan (SBM), kelebihan perhitungan jumlah honorarium, alokasi melebihi indeks dan irrelevansi perjalanan dinas.

Rincian inefisiensi per Kementerian/Lembaga dan per sektor sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 1

Inefisiensi Alokasi pada RKA-K/L TA.2015 Per Kementerian/Lembaga

No. Kode Bagian Anggaran

Uraian Bagian Anggaran Jumlah Inefisiensi

1 004 BPK RI 11.422.000

2 005 Mahkamah Agung 57.840.000

3 013 Hukum dan HAM 80.550.000

4 015 Keuangan 8.624.000 5 022 Perhubungan 240.938.000 6 023 Pendidikan Nasional 334.650.000 7 024 Kesehatan 6.368.000 8 025 Agama 32.400.000 9 033 Pekerjaan Umum 54.000.000 10 060 Polri 58.320.000 11 068 BKKBN 73.000.000 12 075 BMKG 33.400.000 13 076 KPU 5.140.000 14 104 BP3TKI 97.600.000 Jumlah Seluruhnya 1.094.252.000

(19)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 8

Berdasarkan tabel 1, inefisiensi anggaran paling tinggi adalah pada satuan kerja-satuan kerja yang memperoleh alokasi anggaran dari Kementerian Pendidikan Nasional yaitu sebesar Rp334.650.000,00 atau sebesar 30.58% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya indikasi inefisiensi karena kesalahan perhitungan anggaran pada posisi tertinggi kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah satuan kerja-satuan kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan sebesar Rp240.938.000,00 dan Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja sebesar Rp97.600.000,00.

Grafik 1

Inefisiensi Alokasi (Inefisiensi Perhitungan) pada RKA-K/L TA.2015 Per Kementerian/Lembaga

2. Analisis Duplikasi

Berdasarkan hasil reviu alokasi anggaran untuk mengidentifkasi duplikasi pada Rencana Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL) Tahun Anggaran 2015, diperoleh data besarnya indikasi duplikasi sebesar Rp 32.440.000,-.

Indikasi Duplikasi tersebut sebagian besar disebabkan adanya komponen pembuatan laporan yang dilakukan berulang-ulang pada suatu kegiatan dengan satu keluaran. Hal tersebut menunjukkan adanya komponen kegiatan-kegiatan yang yang dimasukkan ke dalam alokasi anggaran hanya untuk kebutuhan maksimalisasi penggunaan pagu anggaran sesuai baseline.

Indikasi duplikasi tersebut ditemukan pada 7 (tujuh) satuan kerja pada 7 kementerian/lembaga, dengan rincian sebagaimana tabel berikut:

0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 KPU Kesehatan Keuangan BPK RI Agama BMKG Pekerjaan Umum Mahkamah Agung Polri BKKBN Hukum dan HAM BP3TKI Perhubungan Pendidikan Nasional

(20)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 9

Tabel 2

Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA.2015 Per Kementerian/Lembaga

No. Kode

Bagian Anggaran

Uraian Bagian Anggaran Jumlah

Duplikasi

1 013 Hukum dan HAM 750.000

2 018 Pertanian 9.000.000

3 059 Kominfo 5.000.000

4 112 BP Batam 1.490.000

5 116 RRI 16.200.000

Jumlah Seluruhnya 32.440.000

Berdasarkan tabel 2, inefisiensi anggaran karena duplikasi paling tinggi adalah pada satuan kerja LPP RRI Tanjungpinang dan LPP RRI Ranai yaitu sebesar Rp16.200.000,00 atau sebesar 30.58% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya indikasi inefisiensi karena duplikasi pada posisi tertinggi kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah satuan kerja-satuan kerja di lingkungan Kementerian Pertanian sebesar Rp9.000.000,00 dan Kementerian Komunikasi dan Informatika sebesar Rp5.000.000,00.

Grafik 2

Inefisiensi Alokasi (Duplikasi) pada RKA-K/L TA.2015 Per Kementerian/Lembaga

3. Analisis Einmalig

Salah satu sumber potensi ruang fiskal yang besar adalah bersumber dari einmalig. Program atau kegiatan yang dilaksanakan satu kali saja atau yang sifatnya tidak akan diulang atau dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya merupakan sumber adanya einmalig.

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 Hukum dan HAM

BP Batam Kominfo Pertanian RRI

(21)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 10

Berdasarkan hasil penelaahan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) Tahun 2015 lingkup Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau, diperoleh indikasi einmalig sebesar Rp450.591.403.000,00.

Einmalig terjadi pada kegiatan-kegiatan pembangunan gedung, pembangunan dermaga/pelabuhan/bandara, pengembangan aplikasi dan penyusunan detail engineering design.

Rincian einmalig per Kementerian/Lembaga dan per Sektor sebagaimana terperinci pada Tabel berikut:

Tabel 3

Einmalig pada RKA-K/L TA.2015 Per Kementerian/Lembaga

No. Kode Bagian Anggaran

Uraian Bagian Anggaran Jumlah Einmalig

1 005 Mahkamah Agung 27.371.100.000

2 006 Kejaksaan Agung 1.065.911.000

3 013 Hukum dan HAM 1.597.464.000

4 015 Keuangan 632.100.000 5 020 ESDM 51.433.191.000 6 022 Perhubungan 247.221.919.000 7 023 Pendidikan Nasional 11.303.028.000 8 024 Kesehatan 472.000.000 9 025 Agama 3.031.250.000

10 032 Kelautan dan Perikanan 411.200.000

11 033 Pekerjaan Umum 18.821.640.000 12 054 BPS 3.618.400.000 13 068 BKKBN 4.768.960.000 14 075 BMKG 517.580.000 15 107 BASARNAS 486.000.000 16 112 BP Batam 77.839.660.000 Jumlah Seluruhnya 450.591.403.000

(22)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 11

Berdasarkan tabel 3, alokasi anggaran yang bersifat einmalig adalah sebesar Rp450.591.403.000,00. Einmalig paling tinggi adalah pada Kementerian Perhubungan yaitu sebesar Rp247.221.919.000,00 atau sebesar 54.87% dari jumlah keseluruhan. Hal ini disebabkan pada tahun 2015 banyak dibangun infrastruktur bandara dan pelabuhan di wilayah Kepulauan Riau.

Selanjutnya indikasi inefisiensi karena einmalig pada posisi tertinggi kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah BP Batam sebesar Rp77.839.660.000,00 dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar Rp51.433.191.000,00.

Einmalig pada BP Batam berasal dari proyek-proyek strategis BP Batam yang berasal dari penggunaan PNBP yang dilakukan pengelolaan keuangan sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Sedangkan einmalig pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berasal dari alokasi untuk pembangunan jaringan listrik perdesaan.

Grafik 3

Einmalig pada RKA-K/L TA.2015 Per Kementerian/Lembaga

Berdasarkan tabel 4, alokasi anggaran tahun 2015 yang bersifat einmalig terbesar adalah untuk pembangunan dermaga/bandara/pelabuhan sebesar Rp 323.481.939.000,- dan untuk pembangunan gedung kantor/rumah tahanan/rumah dinas yang mencapai Rp 123.695.324.000,-.

0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000

Kelautan dan Perikanan Kesehatan BASARNAS BMKG Keuangan Kejaksaan Agung Hukum dan HAM Agama BPS BKKBN Pendidikan Nasional Pekerjaan Umum Mahkamah Agung ESDM BP Batam Perhubungan Jutaan Rupiah

(23)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 12

Tabel 4

Einmalig pada RKA-KL Tahun 2015 per jenis pekerjaan

No. Uraian Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Pembangunan gedung kantor/Rumah Tahanan dan Rumah Dinas 123.695.324.000

2 Pembangunan Dermaga/Bandara/Pelabuhan 323.481.939.000 3 Pengembangan Aplikasi 317.500.000 4 Penyusunan DED 3.096.640.000 TOTAL 450.591.403.000

B. Reviu Kinerja Pelaksanaan Anggaran 1. Analisis Deviasi Kebutuhan

Pelaksanaan reviu dengan menggunakan analisis deviasi ini dilakukan dengan menganalisis pola penyerapan belanja barang operasional selama 5 (lima) tahun terakhir dengan tujuan untuk mencari indikasi adanya inefisiensi pelaksanaan/penyerapan anggaran.

Trend penyerapan belanja barang operasional periode tahun anggaran 2010 sampai dengan 2014 menunjukkan bahwa penyerapan belanja barang operasional tidak proporsional. Asumsinya dan sesuai dengan sifat belanjanya, pagu belanja barang operasional seharusnya direalisasikan secara proporsional setiap bulan sampai dengan akhir tahun anggaran.

Grafik 4

Perkembangan Realisasi Belanja Operasional TA.2010 s.d 2014 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 M ili ar R u p

(24)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 13

Namun demikian, data rata-rata penyerapan belanja barang operasional selama kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan belanja barang non operasional tidak optimal diserap oleh satuan kerja.

Berdasarkan penelusuran tersebut, diketahui pula optimalisasi realisasi belanja barang operasional juga relatif rendah. Realisasi dari tahun ke tahun berkisar antara 83.04% sampai dengan 93.47%. Realisasi tertinggi hanya pada tahun 2014 sebesar 93.47%. Hal ini menunjukkan belanja barang operasional selalu tersisa pada akhir tahun anggaran.

Grafik 5

Perkembangan Realisasi Belanja Operasional Per Tahun Anggaran

Atas indikasi data historis tersebut, berdasarkan metodologi analisis deviasi kebutuhan, diketahui terdapat 21 kementerian/lembaga yang terdapat indikasi deviasi kebutuhan belanja operasional pada 203 satuan kerjanya dengan nilai sebesar Rp 22.855.493.153,00. Indikasi deviasi kebutuhan belanja operasional tersebut menunjukkan adanya penggunaan belanja operasional yang tidak proporsional dan tidak terserap optimal.

Indikasi deviasi kebutuhan per Kementerian/Lembaga adalah sebagai berikut:

76,00% 78,00% 80,00% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% 92,00% 94,00% 2010 2011 2012 2013 2014 83,04% 86,80% 87,00% 90,99% 93,47% TAHUN ANGGARAN Penyerapan 2010 2011 2012 2013 2014

(25)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 14

Tabel 5

Hasil Analisis Deviasi Kebutuhan TA.2010 s.d 2014 Per Kementerian/Lembaga

No. Kode Bagian

Anggaran Uraian Bagian Anggaran Nilai Deviasi

1 004 BPK RI 99.347.730

2 005 Mahkamah Agung 87.093.497

3 006 Kejaksaan Agung 324.601.373

4 013 Hukum dan HAM 18.193.652.215

5 015 Keuangan 2.940.828 6 018 Pertanian 60.547.802 7 020 ESDM 588.400 8 022 Perhubungan 1.095.906.438 9 024 Kesehatan 224.500.701 10 025 Agama 499.559.702 11 029 Kehutanan 213.918.777

12 032 Kelautan dan Perikanan 159.457.671

13 033 Pekerjaan Umum 84.316.059 14 054 BPS 47.829.840 15 056 BPN 413.093.551 16 060 Polri 882.399.780 17 063 BPOM 11.189.980 18 075 BMKG 35.164.176 19 076 KPU 188.462.254 20 104 BP3TKI 83.924.191 21 107 BASARNAS 146.998.188 Jumlah Seluruhnya 22.855.493.153

Berdasarkan tabel 5, jumlah indikasi deviasi kebutuhan TA. 2010 s.d 2014 adalah sebesar Rp22.855.493.153,00. Indikasi deviasi kebutuhan paling tinggi adalah pada Kementerian Hukum dan Hak

(26)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 15

Azasi Manusia yaitu sebesar Rp18.193.652.215,00 atau sebesar 79.60% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya indikasi deviasi kebutuhan pada posisi tertinggi kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah Kementerian Perhubungan sebesar Rp1.095.906.438(4.79%) dan Polri sebesar Rp882.399.780,00(3.86%).

Grafik 6

Hasil Analisis Deviasi Kebutuhan TA.2010 s.d 2014 Per Kementerian/Lembaga

2. Analisis Benchmarking

Pengukuran kinerja pelaksanaan anggaran kementerian/lembaga secara benchmarking adalah dengan membandingkan kinerja antar satuan kerja intra Kementerian/Lembaga dengan tolok ukurnya. Perbedaan antara kinerja suatu unit dengan tolok ukurnya akan dijadikan tingkat inefisiensi yang terukur.

Pengukuran tingkat efisiensi dilakukan dengan membandingkan input yaitu belanja operasional dan non operasional dengan capaian output yang dimiliki. Pengolahan data dilakukan melalui aplikasi STATA dengan memasukkan data belanja barang operasional, belanja barang non operasional dan capaian out put nya berdasarkan realisasi angaran tahun 2014.

Berdasarkan hasil reviu, berikut ini disajikan indikasi inefisiensi per Kementerian/Lembaga:

0 250.000 500.000 750.000 1.000.000 1.250.000 1.500.000 1.750.000 2.000.000 ESDM BPOM BPS BP3TKI Mahkamah Agung BASARNAS KPU Kesehatan BPN Polri Hukum dan HAM

(27)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 16

Tabel 6

Hasil Analisis Benchmarking Intra K/L Per Kementerian/Lembaga

No Kode

BA Uraian Bagian Anggaran Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Persentase Nilai Inefisiensi 1. 005 Mahkamah Agung 876.034.565 27.950.000 3.29% 30.675.314 2. 006 Kejaksaan Agung 1.383.985.024 257.883.000 3.88% 22.260.830 3. 015 Keuangan 935.821.876 23.409.200 6.37% 61.103.019 4. 018 Pertanian 2.041.483.330 579.420.730 5.69% 158.156.345 5. 022 Perhubungan 899.771.715 6.780.000 39.45% 590.723.821 6. 024 Kesehatan 708.836.000 - 20.33% 180.847.805 7. 025 Agama 548.176.989 30.319.500 2.50% 8.853.714 8. 054 BPS 335.028.852 3.225.000 13.80% 30.209.987 9. 060 Polri 5.189.866.000 - 1.38% 1.001.020.690 10. 066 BNN 424.737.000 121.440.000 1.38% 7.619.125 11. 076 KPU 1.793.237.089 - 2.53% 21.275.464 Jumlah 15.136.978.440 1.050.427.430 9.76% 2.112.746.114

Berdasarkan tabel 6, nilai indikasi inefisiensi adalah sebesar Rp2.112.746.114,00. Indikasi inefisiensi paling tinggi adalah pada Polri yaitu sebesar Rp1.001.00.690,00 dan selanjutnya indikasi inefisiensi pada posisi tertinggi kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah Kementerian Perhubungan sebesar Rp590.723.821 dan Kementerian Kesehatani sebesar Rp180.847.805,00. Jika dilihat dari segi persentase indikasi inefisiensi, Kementerian Perhubungan terindikasi inefisiensi paling tinggi yaitu sebesar 39.45% , pada posisi kedua adalah Kementerian Kesehatan sebesar 20.33% dan diikuti pada posisi ketiga oleh Badan Pusat Statistik 13.80%.

(28)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 17

Bab IV Kesimpulan dan Saran

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan spending reviu terhadap alokasi tahun anggaran 2015 dan reviu pelaksanaan (evaluasi kinerja) tahun anggaran 2010 sampai dengan 2014, maka ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Hasil reviu alokasi Tahun Anggaran 2015 menunjukkan bahwa tingkat inefisiensi alokasi anggaran karena inefisiensi dan duplikasi relatif besar yaitu Rp1.126.692.000,00, sedangkan potensi ruang fiskal tahun 2016 karena adanya alokasi anggaran yang bersifat einmalig pada tahun 2015 adalah sebesar Rp450.591.403.000,00

2. Berdasarkan analisis deviasi kebutuhan terhadap pelaksanaan anggaran, menunjukkan adanya indikasi inefisiensi belanja operasional berdasarkan data pelaksanaan/penyerapan anggaran selama 5(lima) tahun anggaran. Akumulasi indikasi deviasi kebutuhan tersebut sebesar Rp22.855.493.153,00.

3. Hasil Analisis benchmarking terhadap pelaksanaan anggaran intra Kementerian/Lembaga menunjukkan adanya indikasi inefisiensi belanja barang operasional dan belanja barang non operasional sebesar Rp2.112.746.114,00 yang terdapat pada 11(sebelas) Kementerian/Lembaga. Indikasi inefisiensi tertinggi terdapat pada Polri yaitu sebesar Rp1.001.020.690,00.

4. Melalui reviu alokasi ditemukan indikasi inefisiensi, duplikasi dan einmalig yang dapat dijadikan dasar untuk mengubah baseline Tahun 2016 dan memperluas ruang fiskal pada penyusunan pagu indikatif tahun 2016.

5. Melalui reviu kinerja pelaksanaan anggaran:

a. Penyerapan belanja operasional sulit dilakukan secara proporsional dan optimal karena kecenderungan satker untuk menumpuk tagihan pada akhir tahun anggaran.

b. Penggunaan sumber daya keuangan pada satker untuk pencapaian output pada belanja operasional dan non operasional relatif tidak efisien

(29)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| 18

B. Saran

Berdasarkan simpulan pelaksanaan spending reviu, maka direkomendasikan saran-saran sebagai berikut: 1. Perlu penyempurnaan format/struktur penggunaan belanja, output, kegiatan, antara lain pada kertas kerja

RKA-KL dan DIPA yang lebih sederhana dan dapat menjadi alat dalam reviu alokasi/belanja dan reviu kinerja.

2. Dalam rangka memetakan belanja operasional dilaksanakan secara proporsional dan optimal, perlu ditetapkan cash limit (pagu dan belanja per bulan) sesuai dengan sifat penggunaan belanja operasional untuk kebutuhan satker.

3. Untuk lebih memberikan motivasi yang lebih kepada satuan kerja dalam melakukan efisiensi pelaksanaan anggaran dari segi input/penyerapan anggaran dan dari segi output/capaian maka dipandang perlu untuk memberikan penghargaan kepada satuan kerja yang menunjukkan kinerja terbaik.

(30)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| a

Tim Penyusun

Penanggungjawab

Didyk Choiroel – Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau.

Ketua Tim

Isulinda Perangin Angin – Kabid Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I

Anggota Analisis

Jakson Sunario Panjaitan – Kasi PPA I C Jimmy Patar – Kasi PPA I A Rahmad Rianto – Kasi PPA I B

Sekretaris Benjamin Franklin M.M.

Pandji Harsanto Diwinanto

Editor

Isulinda Perangin Angin – Kabid Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I Jimmy Patar – Kasi PPA I A

(31)
(32)

Spending Reviu Tahun 2016 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kepulauan Riau |

| c

Daftar Pustaka

1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 169/PMK.01/2012 tanggal 6 November 2012 tentang Organisasi dan Tata kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 53/PMK.02/2014 tanggal 17 Maret 2014 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015;

4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 133/PMK.01/2014 tanggal 18 Juni 2014 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2015;

5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 136/PMK.02/2012 tanggal 30 Juni 2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Kementerian Lembaga;

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 169/PMK.02/2014 tanggal 20 Agustus 2014 tentang Perubahan atas PMK-133/PMK.01/2014, Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2015; 7. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-2/PB/2015 tanggal 02 Februari 2015 Tentang

Penyusunan Spending review Tahun 2015;

8. Surat Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau Nomor: S-141/WPB.31/BD.0203/2015 tanggal 05 Februari 2015 Hal Permintaan Data Capaian Output Belanja Barang Operasional dan Non Operasional;

(33)

Jalan Raja Haji Fisabilillah

Blok B Km.8 atas No.1-5

Gambar

Grafik 3  Einmalig pada RKA-K/L TA. 2015   15

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu menjadi kewajiban kita bersama untuk memanfaatkan sumber daya mineral tersebut secara bijaksana bagi sebesar- besar kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan

This study aimed to characterize Staphylococcus aureus isolates by partial sequencing based on 16S rRNA gene employing primers 16sF, 63F or 1387R.. The isolates were isolated

Dalam hal ini saya melihat bahwa peran pendidikan khususnya di daerah cicalengka, kabupaten bandung, tepatnya di cicalengka memang menjadi sorotan khusus dimana disana

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1) Kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Hasil dari penelitian: teridentifikasi struktur bersubindikator yang berbeda, yakni (1) word- ing terdapat unsur dialek arekan, (2) texture , terdapat beragam genre sastra lama;

Ketidakhadiran Saudara tanpa ada konfirmasi dan alas an yang jelas kepada Pokja I Jasa Konsultansi Disparbudpora ULP Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 pada

Que certes tu donnes envie de faire du sexe mais que tu nous fais croire des choses inexistantes.. Que certes, tu remontes le moral mais tu nous le gâches aussitôt car tu fais

Maka Pejabat pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Sumber Dana BKP T.A 2013 menyampaikan Pengumuman Pemenang Pada Paket Tersebut diatas.