• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN SEMESTER IVTENTANG PIJAT ENDORPHINE PADA IBU BERSALIN DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN SEMESTER IVTENTANG PIJAT ENDORPHINE PADA IBU BERSALIN DI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN SEMESTER IVTENTANG PIJAT ENDORPHINE

PADA IBU BERSALIN DI STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA TAHUN 2015

WINDA SULISTYAWATI MA0712032

INTISARI

Memasuki masa persalinan seorang ibu yang sedang menghadapi persalinan cenderung merasa takut sehingga nyeri persalinan dapat terjadi selama proses persalinan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pada ibu bersalin maka bidan mempunyai peran penting dalam mengatasi keluhan yang dialami ibu hamil maupun ibu bersalin.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endrophine pada ibu bersalin.

Jenis penelitian ini termasuk kuantitatif dengan menggunakan pendekatan pra-eksperimental menggunakan one-group pratest post test design, populasi adalah mahasiswi kebidanan semester IV STIKes Mitra Kencana sebanyak 83 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data diperoleh menggunakan format cheklist dan dianalisis dengan chi square test.

Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan mahasiswa kebidanan tentang pijat endrophine pada ibu bersalinsebelum diberikan pendidikan kesehatan termasuk kategori cukup (47,0%), sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan termasuk kategori baik (42,2%). Hasil uji statistik diperoleh terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endrophine pada ibu bersalin dengan p value 0,001.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endrophine pada ibu bersalin. Oleh karena itu mahasiswa disarankan meningkatkan pengetahuan dan keterampian khususnya mengenai pijat endorphine pijat sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin.

(2)

Latar Belakang

Kelahiran bayi merupakan awal dimulainya satu dunia baru bagi ibu.Proses persalinan merupakan suatu fisiologi yang akan dilalui oleh seorang calon ibu, walaupun tidak jarang dari mereka merasa cemas dalam menghadapi proses tersebut. Terdapat beberapa faktor yang berperan pada proses persalinan yaitu power, passage, passenger, psikologis, dan penolong. Dengan demikian ada interdependensi diantara faktor-faktor jasmaniah, psikologi dan penolong (Mochtar, 2008).

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kecemasan dialami secara subjektif dan di komunikasikan secara interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Kecemasan adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas di perlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart, 2006).

Proses melahirkan pada setiap ibu pasti berbeda-beda, selain penyebab yang bersifat klinis, suasana psikologis sang ibu yang tidak mendukung juga ikut andil mempersulit proses persalinan. Kondisi emosional ibu menjelang persalinan telah mencapai titik puncaknya, sehingga akan semakin besar efek psikologis yang ditimbulkannya. Kecemasan tersebut sebagian besar dirasakan karena nyeri saat persalinan (Pieter, 2009).

Memasuki masa persalinan, seorang ibu yang sedang menghadapi persalinan cenderung merasa takut, terutama pada ibu primigravida. Namun ketika seorang ibu merasa sangat takut maka secara otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit, sehingga rasa sakit saat persalinan akan lebih terasa. Nyeri persalinan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi selama proses persalinan.

Berbagai cara yang dapat digunakan dalam menghilangkan ketidaknyamanan atau gangguan selama kehamilan bahkan mengurangi nyeri persalinan, cara tersebut antara lain dengan tindakan non farmakologis seperti teknik relaksasi maupun massage atau pijatan ringan pada bagian tertentu tubuh ibu hamil. Pijat Endorphine merupakan teknik sentuhan serta pemijatan ringan, yang dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah, serta meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibu hamil dengan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Endorphine diproduksi oleh kelenjar pituitary yang terletak dibawah otak,sehingga aktvitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur (Mongan, 2009).

Sebagai upaya untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pada ibu bersalin maka bidan mempunyai peran penting dalam mengatasi keluhan yang dialami ibu hamil maupun ibu bersalin.Bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan terhadap wanita yang sedang hamil, melahirkan dan post partum, melaksanakan pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri.

Program studi D III Kebidanan STIKes Mitra Kencana adalah salah satu institusi yang menghasilkan bidan yang mempunyai visi yang di dapat dari pedoman akademik yaitu menghasilkan tenaga Ahli Madya Kebidanan yang kompeten, unggul, profesional dan kompetetif di tingkat global.Dalam praktik di lapangan,

(3)

modal utama bidan adalah harus mampu memberikan asuhan selama kehamilan, persalinan, nifas dan asuhan pada bayi baru lahir.Mahasiswa kebidanan sebagai calon bidan dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan kompetensi yang baik (Profil Kebidanan STIKes Mitra Kencana, 2012).

Menurut Notoatmodjo (2007) sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat maka pendidikan kesehatan dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.

Pendidikan kesehatan pada kepada mahasiswa dirasakan sangat penting untuk dilaksanakan. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di program studi kebidanan pada bulan Maret, jumlah mahasiswi semester IV sebanyak 83 mahasiswi.Setelah dilakukan wawancara kepada 8 mahasiswi didapatkan hasil 6 mahasiswi belum mengetahui pijat Endorphine sedangkan 2 mahasiswi sudah mengetahui tentang pijat Endorphine.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalin di STIKes Mitra Kencana Tasikmalayatahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalinsebelum diberikan pendidikan kesehatandi STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya tahun 2015.

b. Mengetahui pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalin sesudah diberikan pendidikan kesehatandi STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya tahun 2015.

c. Mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalindi STIKes mitra kencana Tasikmalaya tahun 2015.

(4)

METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk kuantitatif dengan menggunakan pendekatan pra-eksperimental menggunakan one-group pratest post test design yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswi kebidanan dengan cara melibatkan satu kelompok subjek, dimana kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Dengan pendekatan ini dapat mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu hamil.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi kebidanan reguler semester IV STIKes Mitra Kencana yang terdiri dari Kelas A dan Kelas B berjumlah 83 orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling, artinya mahasiswi kebidanan reguler semester IV STIKes Mitra Kencana yang terdiri dari Kelas A dan Kelas B berjumlah 83 orang dijadikan sebagai sampel. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari 30 pertanyaan. Pertanyaan tersebut merupakan kuesioner yang sudah baku. Kuesioner ini tidak dilakukan uji validitas karena sudah baku dan digunakan dalam penelitian terdahulu yakni oleh Widiastuti A (2009) dengan judul hubungan pengetahuan tentang pijat endporpin dengan perilaku pijat endorphine pada ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Magelang Selatan. Dari hasil uji validitasnya, kuesioner sebanyak 30 pertanyaan dinayatakan valid dan dijadikan instrumen penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner.Data primer diperoleh langsung dari responden, kegiatan pengambilan data untuk pretest dilakukan di KampusSTIKes Mitra Kecana, selanjutnya peneliti memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat Endorphine. Untuk memperoleh data post test dilakukan sehari setelah pemberian pendidikan kesehatan.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Data yang telah ada diolah dan dianalisis dengan melalui tahap : a. Editing Data,

Peneliti pada tahap ini mengumpulkan hasil dari kuesioner, selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap data-data tersebut, pengecekan atau pemisahan identitas dan karakteristik yang diteliti serta jawaban dalam tiap pertanyaan kuesioner.

(5)

b. Scoring Data

Pemberian nilai pada setiap pertanyaan, apabila dijawab benar di beri nilai 1 dan apabila salah diberinilai 0.

c. Tabulating Data

Peneliti pada tahap ini menggabungkan data-data yang sama agar dapat dengan mudah dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan dalam bentuk statistik deskriptif.

d. Entry Data

Peneliti pada tahap ini menggabungkan skor yang telah diisi dan kemudian dimasukkan ke dalam master tabel melalui komputerisasi kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. 2. Analisis data

Analisa data adalah mengelompokan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah dibaca.Langkah pertama dalam analisa adalah membagi data atas kelompok atau kategori, dimana kategori harus sesuai dengan masalah penelitian, lengkap dan dibuat sesuai klasifikasi.

a. Analisis Univariat

Analisa data yang digunakan yaitu analisis univariat.Dimana pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Dilakukan untuk mendeskripsikan variabel pengetahuan persiapan persalinan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan, data diolah menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: P = Persentase

n = jumlah jawaban yang benar N = jumlah seluruh pertanyaan

Setelah diperoleh hasilnya kemudian dimasukan kedalam criteria absolute menurut Arikunto (2010) yaitu kategori baik, apabila pertanyaan dijawab oleh responden sebanyak 76-100%, kategori cukup apabila pertanyaan dijawab responden sebanyak 56-75%, kategori kurang apabila pertanyaan dijawab responden sebanyak <55%.

b. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuanmahasiswa tentang pijat endorphine. Menurut Arikunto tahun 2010 untuk menganalisa data hasil penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan pre test dan post test group design dengan menggunakan rumus uji T-test, yaitu :

) 1 ( 2  

N N d x Md t P = 𝑛 𝑁𝑥 100%

(6)

Keterangan :

Md : Mean dari perbedaan pre test danpost test Xd : Deviasi masing-masing subjek (d-Md)

: Jumlah Kuadrat deviasi N : Subjek pada sampel d.b : Ditentukan dengan N-1

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian

1. Gambaran umum tempat penelitian a. Sejarah Pendirian

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mitra Kencana Tasikmalaya berada di atas tanah Yayasan Adhi Guna kencana berdiri pada tahun 2006 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 206/D/0/2006 dan Rekomendasi Dep. Kes RI No. : HK.03.04920. Keberadaan STIKes Mitra Kencana ini telah mendapat persetujuan dan dukungan penu dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.

Pada tahap awal, STIKes Mitra Kencana Kota Tasikmalaya membuka tiga Program Studi yaitu Program Studi Strata 1 (S-1) Ilmu Keperawatan, Program Studi Ners (Profesi Keperawatan) dan Program Studi Diploma III (D III) Kebidanan. Perkulaihan diselenggarakan di Kampus STIKes Mitra Kencana Kota Tasikmalaya yang berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda No. 2 (Kampus I) dan Jl. RE Martadinata Tasikmalaya (Kampus 2).

b. Visi dan Misi

Visi “Menghasilkan lulusan di bidang kesehatan untuk membentuk insan Jawa Barat Sehat Cerdas, Profesional dan Kompetitif tahun 2020.

Misi

Melaksanakan amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui 1) Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan kesehatan.

2) Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan kesehatan.

3) Meningkatkan penelitian dan pengembangan keilmuan di bidang kesehatan.

4) Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kesehatan. 5) Meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengembangkan kebebasan

akademik, inovasi, kreatif dan profesional. d

x2

(7)

2. Analisis Univariat

a. Pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalinsebelum diberikan pendidikan kesehatan.

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalinsebelum diberikan pendidikan kesehatan.

Pengetahuan Jumlah Persentase

Baik 10 12.0

Cukup 41 49.4

Kurang 32 38.6

Total 83 100

Data pada tabel 5.1 diketahui bahwa pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan mayoritas termasuk cukup yaitu 41 orang (49,4%).

b. Pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalin sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalin sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

Pengetahuan Jumlah Persentase

Baik 39 47.0

Cukup 34 41.0

Kurang 10 12.0

Total 83 100

Data pada tabel 5.2 diketahui bahwa pengetahuan responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan mayoritas termasuk baik yaitu 39 orang (47,0%).

3. Analisis Bivariat

Tabel 5.3

Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalin di STIKes mitra kencana

Tasikmalaya tahun 2015. Pengetahuan Sebelum Pengetahuan sesudah Jumlah p value Baik Cukup Kurang

n % n % n % n % Baik 10 100 0 0 0 0 10 100 0.001 Cukup 21 51.2 17 41.5 3 7.3 41 100 Kurang 8 25 17 53.1 7 21.9 32 100 Total 39 47 34 41 10 12 83 100

(8)

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan termasuk baik sebanyak 10 orang (10%) tidak ada yang berubah menjadi cukup ataupun kurang setelah diberikan pendidikan kesehatan. Pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan termasuk kategori cukup sebanyak 21 orang (51,2%) berubah menjadi baik. Pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan termasuk kategori kurang sebanyak 17 orang (53,1%) berubah menjadi kurang.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value 0,001 artinya terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalin di STIKes mitra kencana Tasikmalaya tahun 2015.

Pembahasan

1. Pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan mahasiswi kebidanan tentang pijat endorphine mayoritas termasuk kategori cukup yaitu sebanyak 41 orang (49,4%).Data tersebut memperlihatkan responden memiliki pengetahuan kurang karena masih banyak menjawab pertanyaan dengan salah. Dari 30 pertanyaan yang diajukan, yang paling banyak dijawab salah adalah nomor 14yaitu tentang Teknik Pijatan yang baik. Kemudian pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 16 yaitu tentang Tujuan dilakukan Pijatan pada punggung, padahal hal tersebut merupakan pernyataan yang salah yang seharusnya adalah dengan cara lama dan lambat untuk membuat rasa nyaman pada ibu dan bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi darah bagian punggung

Rendahnya pengetahuan tersebut mengindikasikan bahwa responden tidak dapat mengaplikasikan pijat endorphine pada ibu hamil. Menurut Kuswandi (2012), teknik sentuhan dan pemijatan ringan ini sangat penting bagi ibu hamil untuk membantu memberikan rasa tenang dan nyaman, baik menjelang maupun saat proses persalinan akan berlangsung dan untuk mengurangi atau meringankan rasa sakit pada ibu yang akan melahirkan.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis juga melakukan wawancara kepada 10 orang responden, mereka berpendapat kurang memperoleh informasi tentang pijat endorphine secara materi.Namun sebenarnya dalam pembelajaran praktik dilapanganmahasiswa mendengar istilah pijat endorphine, dengan demikian responden mengatakan secara teori tidak memperoleh informasi tentang hal tersebut.

Walaupun dalam hal ini penulis tidak melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi pengetahuan.Namun beberapa teori mengatakan pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.Notoatmodjo (2007) mengatakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor internal (pendidikan, intelegensi, pengalaman, kepercayaan, umur dan sosial budaya) dan faktor eksternal (pekerjaan, lingkungan, sosial ekonomi, sumber informasi).

Menurut peneliti hal ini disebabkan karena kurangnya informasi tentang persalinan masih belum optimal.Hal ini dikarenakan informsi yang diperoleh tidak jelas, mendetail dan luas mengenai teknik persalinan.

(9)

2. Pengetahuan setelah pendidikan kesehatan

Hasil penelitian mengenai pengetahuan teknik pijat endorphine sesudah diberikan pendidikan kesehatan mayoritas termasuk kategori baik (47.0%).Hasil analisis rerata skor pengetahuan menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

Berdasarkan data tersebut penulis berpendapat bahwa salah satu fungsi pendidikan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan responden untuk mengetahui dan memahami tentang pijat endorphine, sehingga dengan baiknya pengetahuan responden dapat berperilaku dalam menerapkan asuhan pada ibu bersalin.

Adanya perubahan yang positif terhadap pengetahuan pada mahasiswa yang telah diberikan pendidikan kesehatan, hal ini mengindikasikan bahwa tujuan pendidikan kesehatan telah berhasil, karena dapat mengubah pemikiran yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu.Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Depkes RI (2012) menyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses pemberian bantuan dari petugas konseling, melalui pertemuan tatap muka dimana petugas konseling menyampaikan informasi yang tidak memihak serta memberikan dukungan emosi, agar klien mampu mengenali keadaan dirinya dan masalah yang dihadapinya, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan mantap bagi diri sendiri.

3. Pengaruh pendidikan kesehatan

Berdasarkan dari hasil uji statistik diperoleh p value 0,001 artinya terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalin di STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya tahun 2015.

Meningkatnya pengetahuan mahasiswi tentang pijat endorphine setelah diberikan pendidikan kesehatan merupakan faktor penting untuk mengubah seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.

Berdasarkan data tersebut, penulis dapat kemukakan bahwa pengetahuan mahasiswi sebelum diberikan pendidikan kesehatan sudah cukup dan menjadi baik setelah diberikan pendidikan kesehatan, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai positif dari rata-rata skor sebelum dan sesudah serta rata-rata perbedaaan sebesar 3,8.

Pendidikan kesehatan yang diberikan peneliti kepada mahasiswa secara langsung lewat ceramah ataupun menggugah kembali pengetahuan yang telah didapat, juga menambah pengetahuan baru tentang pijat endorphine.Dengan demikian mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang benar dan akurat tentang pijat endorphine.Secara keseluruhan responden yang diberikan intervensi memiliki pengetahuan dan berperilaku yang baik sehingga dapat menerapkan dengan melakukan pijat endorphine pada ibu hamil atau bersalin.

Berdasarkan uraian pembahasan tersebut penulis dapat kemukakan bahwa pendidikan yang diberikan pada mahasiswi kebidanan dapat mengingatkan kembali pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya, hal ini sesuai dengan teori bahwa tingkatan pengetahuan salah satunya adalah tahu (know) yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Yang termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

(10)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalin di STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya tahun 2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalinsebelum diberikan pendidikan kesehatandi STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya tahun 2015termasuk kategori cukup sebanyak 41 orang (49,4%). 2. Pengetahuan mahasiswa kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada

ibu bersalin sesudah diberikan pendidikan kesehatandi STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya tahun 2015termasuk kategori baik sebanyak 39 orang (47,0%). 3. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan mahasiswa

kebidanan semester IV tentang pijat endorphine pada ibu bersalin di STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya tahun 2015 dengan p value 0,001.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek;Edisi Revisi. Jakarta PT.ga Asdi Mahasatya

Balaskas, 2005.Endorphine : gabungan dari endogenous dan morphine. http://www.nursingsite.com

Carlina. 2012.pengaruh pijat Endorphine terhadap pengurangan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Padaherang Kabupaten Pangandaran tahun 2015

Craven dan Hirnle. 2012. Hyperemesis Gravidarum [monograph on the Internet]. Diakses dari: http://emedicine.medscape.com/article/254751-overview.

Handayani, 2009. Promosi Kesehatan. Tersedia dari http://medicalconsultan.org Diakses tanggal 2 April 2015

Hidayat. 2007. Metode penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta. Salemba Medika.

Iskandar Ali. 2010. Pijat telinga ramuan untuk mengatasi aneka penyakit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kinney, 2008. Nyeri Persalinan. http://persalinan.balitasehat.com

Kuswandi. 2012. Mencoba Endorphine Massage. http://www.kompas.com

Luize, 2012.The essence of Indonesian spa: spa Indonesia gaya Jawa dan Bali. Gramedia Utama. Jakarta

Lumogga. 2011. Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta. Prenada Media Group. Mochtar, 2008. Sinopsis Obstetri. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Mongan, 2009. Is sleep disturbed in pregnancy?. Avaliable at search.ebscohost.com (diakses pada tanggal 1 Maret 2015).

Mubarak.2007. Promosi Kesehatan. Jogjakarta. Graha Ilmu. Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta. Rhineka Cipta.

Notoatmodjo.2007.Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta. Rhineka Cipta. Notoatmodjo.2010. Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan: Ilmu dan Seni. Jakarta.

Rhineka Cipta.

Pieter, 2009, Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta. Prenada Media Group. Stuart. 2006. Keperawatan Jiwa. Jakarta, Buku Kedokteran ECG

Wawan dan Dewi.2010. Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Jogjakarta. Nuha Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara: (1) kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa;

Alamat-alamat yang paling bawah dari memori program dapat berada dalam flash on-chip maupun memori eksternal, untuk melakukan hal ini lakukan pengkabelan pada pin EA‘ atau

Unit konteks ialah perkataan yang menerangkan budi bahasa dan nilai murni orang Melayu dibaca dalam konteksnya yang lebih luas, iaitu sekurang- kurangnya dalam satu ayat atau

Di Indonesia penelitan yang dilakukan oleh Hidayat (2009) tentang analisis pengumuman pembayaran dividen terhadap abnormal return saham pada perusahaan LQ45 di Bursa

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan permasalahan, maka studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh pemanfaatan remitan buruh migran yang dialokasikan untuk

It’s convenient to work with DBI when you have to access a database product that you haven’t worked with before, but you shouldn’t assume that you can easily replace your

” is arranged with a purpose to know and determine wheteher there is any positive and significant correlation between the application of English visual dictionary and

Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak.. tersebut