LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom
Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto
Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 2014
MODUL
MATA KULIAH PRAKTIKUM
SISTEM KOMUNIKASI 1
Disusun Oleh :
Wahyu Pamungkas, S.T., M.T.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128
PURWOKERTO
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
ii
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL
MATA KULIAH PRAKTIKUM
SISTEM KOMUNIKASI 1
Materi :
Unit 1 :
Amplitudo Modulation
Telah disetujui dan disahkan untuk dipergunakan sebagai
pedoman pelaksanaan praktikum di Laboratorium
Disusun Oleh :
Wahyu Pamungkas, S.T., M.T.
Purwokerto, 28 Januari 2015
Mengesahkan,
Ketua Program Studi
Kepala Urusan Laboratorium
D3 - Teknik Telekomunikasi
Switching dan Transmisi
Eka Wahyudi, S.T.,M.Eng
Eko Fajar Cahyadi, S.T.,M.T.
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
iii
Tata Tertib Laboratorium
1. Mahasiswa wajib mengenakan seragam yang telah ditentukan pihak kampus dan dilarang menggunakan kaos dan sandal.
2. Mahasiswa tidak diperkenankan membawa makanan atau minuman dan makan atau
minum didalam ruang laboratorium.
3. Laboratorium digunakan untuk aktivitas praktikum, workshop, pengujian alat tugas akhir dan segala kegiatan yang berhubungan laboratorium. Untuk kegiatan selain hal tersebut tidak diperbolehkan terkecuali mendapat ijin dari pengelola laboratorium. 4. Pengguna dilarang mengambil atau membawa keluar alat/bahan yang ada di
laboratorium tanpa seijin pengelola laboratorium.
5. Menjaga kebersihan laboratorium dan membuang sampah pada tempatnya.
6. Mematuhi segala prosedur yang ditentukan pengelola laboratorium.
Tata Tertib Praktikum di Laboratorium A. Sebelum Praktikum
1. Praktikan wajib mematuhi tata tertib laboratorium yang berlaku.
2. Praktikan harus menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan. 3. Praktikan harus menguasai dasar teori dari unit modul yang akan dilakukan.
4. Praktikan akan diberi dan briefing pre-test oleh asisten atau dosen pengampu praktikum.
5. Praktikan melakukan pendaftaran mata kuliah praktikum yang diambil di KRS sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan laboratorium.
6. Praktikan diperbolehkan melakukan tukar-jadwal dengan praktikan lain setelah konfirmasi ke asisten praktikum dan mengisi formulir tukar-jadwal yang telah disediakan.
7. Praktikan wajib hadir tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Bila keterlambatan melebihi 10 menit maka yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan baginya tidak diberikan praktikum susulan.
B. Selama Praktikum
1. Setiap unit modul sudah disediakan alat, tempat, dan bahan sendiri yang tidak boleh diubah, diganti, atau ditukar kecuali dengan sepengetahuan asisten.
2. Praktikan wajib membaca petunjuk langkah kerja dan mencatat hasil kerja praktikum yang tercantum dalam modul praktikum ataupun sesuai arahan asisten atau dosen pengampu.
3. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan langkah kerja praktikum, praktikan harus segera melapor pada asisten.
4. Khusus untuk praktikum yang berhubungan dengan sumber arus atau tegangan, setelah selesai menyusun rangkaian sesuai langkah kerja, praktikan harus melapor kepada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan atau arus tanpa seijin asisten.
5. Segala kerusakan yang terjadi karena kelalaian ataupun kesalahan praktikan akibat tidak mengikuti langkah kerja praktikum ditanggung oleh praktikan yang bersangkutan dan wajib untuk dilakukan penggantian paling lambat 1 (satu) minggu setelah terjadinya kerusakan.
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
iv
6. Praktikan yang berhalangan praktikum, wajib memberitahukan kepada dosen
praktikum maksimal 1 hari sebelum praktikum diadakan dengan menyertakan surat alasan tidak hadir saat praktikum dan bagi yang sakit menyertakan surat dokter (terkecuali bagi yang mendadak hari disaat praktikum yang bersangkutan sakit, ada pertimbangan tersendiri). Jika tidak, maka bagi yang bersangkutan diberikan praktikum susulan.
7. Praktikan tidak diperkenankan bersenda gurau dan atau meninggalkan ruangan praktikum tanpa seijin asisten atau dosen pengampu, serta bersikap tidak sopan terhadap para asisten atau dosen pengampu.
8. Praktikan diwajibkan mengembalikan alat-alat yang digunakan dan dilarang meninggalkan ruangan praktikum sebelum mendapat izin dari asisten atau pengampu praktikum.
C. Setelah Praktikum
1. Lembar data praktikum wajib mendapatkan persetujuan atau tanda tangan dari asisten, bila tidak maka data tersebut akan dinyatakan tidak sah.
2. Laporan praktikum dikumpulkan ke asisten sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Praktikan akan diberi pos-test oleh asisten praktikum atau dosen pengampu.
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
D. Ketentuan lain
1. Praktikum susulan diselenggarakan hanya untuk mahasiswa yang berhalangan hadir pada saat praktikum dikarenakan sakit, menikah, orang tua/wali atau saudara kandung meninggal, dan dispensasi mengikuti kegiatan dari kampus.
2. Praktikum susulan akan terselenggara, jika mahasiswa yang bersangkutan dapat menunjukkan surat keterangan resmi seperti, surat keterangan sakit dari dokter dan surat dispensasi dari bagian akademik.
3. Penyelenggaraan praktikum susulan hanya diperbolehkan atas sepengetahuan pengelola laboratorium.
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 1
MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI UNIT AMPLITUDO MODULATION
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat memahami konsep Modulasi
2. Mahasiswa dapat memahami blok diagram sistem modulasi 3. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur Osciloscope Digital
4. Mahasiswa mampu menganalisa sistem modulasi per blok bagian trainer 5. Mahasiswa mampu merakit Trainer Sistem Komunikasi Analog dari Leybold
II. ALAT DAN BAHAN
1. Carrier Frekuensi Transmitter 20 Khz 73620
2. SSB / DSB Receiver 73629
3. Spektrum Analyzer ( Optional ) 72694 4. Function Generator 0 – 200 Khz 72695 5. Frekuensi Counter 0 – 10 Mhz 72699 6. Power Supply +/_ 15 V, 3 A 72686 7. Digital Storage Osciloscope
8. Probe 250, Mhz, 1 : 1, 10 : 1, switchable 575321
9. Set Bridging Plug 501511
III. DASAR TEORI
Modulasi adalah suatu proses menumpangkan sinyal informasi ke dalam frekuensi carrier. Proses ini terjadi pada bagian kirim dari suatu sistem komunikasi radio. Sedangkan demodulasi adalah proses sebaliknya dari modulasi yaitu “mengambil” kembali sinyal (informasi) dari frekuensi carrier yang diterima.
Teknik modulasi dilakukan dengan cara mengubah parameter dari gelombang pembawa yaitu amplitudo, frekuensi dan fase sesuai dengan sinyal ( informasi ) yang dimodulasikan. Frekuensi carrier yang sudah dimodulasi ini kemudian dipancarkan menjadi gelombang radio. Oleh pesawat penerima frekuensi carrier yang diterima dideteksi dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sinyal informasi sebagaimana aslinya.
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 2
Aliran sinyal informasi dalam proses modulasi demodulasi pada sistem komunikasi radio dapat ditunjukan dalam gambar berikut:
Gambar 1. Arus sinyal informasi pada sistem komunikasi radio Keterangan : I = Sinyal Informasi M = Modulasi D = Demodulasi Tx = Pemancar Rx = Penerima
Dilihat dari sinyal yang dimodulasikan, dapat dibedakan menjadi 2 jenis modulasi yaitu modulasi analog dan modulasi digital.
a. Modulasi Analog
1) Modulasi analog dengan gelombang pembawa berbentuk sinus ( kontinue) terdiri dari:
Modulasi Amplitudo Modulasi Frekuensi Modulasi Fase
2) Modulasi analog dengan gelombang pembawa berbentuk pulsa terdiri dari : Modulasi Amplitudo Pulsa ( Pulse Amplitude Modulation)
Modulasi Lebar Pulsa ( Pulse Width Modulation) Modulasi Posisi Pulsa ( Pulse Position Modulation) Modulasi Kode Pulsa ( Pulse Code Modulation ) b. Modulasi Digital
1) Amplitudo Shift Keying 2) Frekuensi Shift Keying 3) Phase Shift Keying I
MOD Rx DEM
OSC
Tx
I
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 3
Modulasi Amplitudo berarti modulasi dengan cara menumpangkan informasi pada carrier dengan cara mengubah-ubah amplitudo dari carrier ( gel pembawa ) sesuai dengan sinyal informasi.
Gambar 2 Sinyal Modulasi Analog
Modulasi Amplitudo (AM)
Dalam sebuah transmitter AM, amplitudo dari output sinyal carrier (sinyal
radio frequency/RF) mempunyai parameter yang berubah-ubah sesuai dengan
perubahan parameter sinyal pemodulasi (informasi). Sinyal pemodulasi adalah sinyal yang terdiri dari banyak frekuensi dan berubah-ubah besarnya amplitudo dan phase, seperti sinyal yang berasal dari suara manusia. Gambar 3 memberikan suatu gambaran blok diagram sederhana pembangkitan sinyal AM yang merupakan blok dari
transmitter modulasi amplitudo.
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 4
Pada gambar di atas, oscillator, buffer amplifier dan power amplifier berfungsi sebagai penggeser frekuensi informasi sebesar frekuensi yang dipergunakan oleh
channel komunikasi. Microphone disini berfungsi sebagai pengubah sinyal input yang
berupa suara (audio) menjadi suatu energi listrik, sedangkan driver merupakan
amplifier dari sinyal audio yang akan digunakan sebagai sinyal pemodulasi pada
bagian modulator, sehingga proses modulasinya berjalan penuh. Output dari
modulator diberikan ke bagian power amplifier yang fungsinya menjumlahkan sinyal radio frequency (RF/carrier) dan sinyal pemodulasi sehingga menghasilkan output
sinyal termodulasi amplitudo untuk dikirimkan (transmisi). Proses transmisi ini menggunakan sebuah antena agar sinyal termodulasi amplitudo ini dapat beradiasi dengan channel komunikasi.
Index Modulasi
Modulasi amplitudo merupakan suatu transmitter gelombang kontinyu yang paling sederhana. Transmitter ini hanya membutuhkan sinyal informasi em(t) yang
Radio frequency (RF) oscillator Buffer Amplifier Power Amplifier Amplifier
suara Driver Modulator
Sinyal radio frequency
Antena
Sinyal Modulasi Amplitudo
Microphone
Frekuensi sinyal audio
Gambar3. Blok diagram transmitter radiotelephone
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 5
mempunyai amplitudo bervariasi dan berfungsi untuk merubah amplitudo sinyal
carrier Ec. Hasil dari proses perubahan ini menghasilkan sinyal termodulasi
amplitudo eAM(t) sehingga menghasilkan sinyal termodulasi amplitudo dalam bentuk
persamaan matematis sebagai berikut:
eAM(t)={Ec+em(t)}sin(2 fct+ )... (pers. 1)
dimana
em(t)= persamaan sinyal informasi
eAM(t)= persamaan sinyal termodulasi amplitudo
Ec= amplitudo sinyal carrier
Pada persamaan (1) terlihat bahwa amplitudo sinyal AM merupakan kombinasi dari amplitudo sinyal carrier dengan amplitudo sinyal informasi. Banyaknya perubahan amplitudo sinyal carrier tergantung pada banyaknya amplitudo dari sinyal informasi. Perubahan ini diekspresikan sebgai ratio amplitudo sinyal informasi maksimum terhadap amplitudo sinyal carrier, dengan persamaan matematis sebagai berikut: Ec Em m max
m= index modulasi.
Bila sinyal informasi dalam bentuk persamaan gelombang kontinyu, maka harga index modulasi
Ec Em m
Sebagai contoh gambaran index modulasi m adalah prosentase dari perbandingan amplitudo sinyal informasi dengan amplitudo sinyal carrier bila dikalikan dengan 100%. Bila m=0,5 berarti amplitudo carrier perubahannya naik dan turun sebesar 50%, dan bila m=1 berarti perubahannya 100%.
Gambar 4. menampilkan perubahan amplitudo sinyal carrier dengan m < 1, m=0, m=1 dan m>1, sedangkan syarat besarnya index modulasi yang memenuhi adalah 0< m 1.
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 6
Spektrum AM
Spektrum menggambarkan kondisi dari suatu sinyal dalam domain frekuensi. Disini dapat dilihat besaran-besaran yang dimiliki oleh sinyal yang berupa daya sinyal, bandwidth sinyal, serta sinyal-sinyal yang berdekatan. Sebagai contoh sinyal sinus dan cosinus mempunyai single spectrum seperti terlihat pada gambar di bawah, sedangkan sinyal-sinyal non-sinusoidal akan mempunyai banyak spectrum frekuensi yang berupa sinyal-sinyal harmonisa.
m < 1 m = 0
m =1 m > 1
Gambar 4. Macam-macam perubahan amplitudo sinyal carrier
Time (dalam dt) Amplitudo (dalam Volt) 0 - + Amplitudo (dalam dB atau dBm) 0 dB/dBm Frekuensi (dalam Hz)
Domain Waktu (time domain)
Domain Frekuensi (frequency domain)
Gambar 5. Sinyal sinus dalam domain waktu dan domain frekuensi
T=1/65 dt
T
f = 65Hz
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 7
Sebagai contoh, pada gambar diatas merupakan sebuah sinyal carrier dalam
time domain dan dalam frequency domain dengan T=1/65 dt sehingga mempunyai
frekuensi sebesar f=65Hz. Disini mempunyai spektrum yang terdiri dari single komponen dengan frekuensi 65Hz. Bila sinyal carrier tersebut digunakan untuk membawa sinyal informasi dengan frekuensi 5Hz menggunakan teknik modulasi amplitudo dengan index modulasi 50%, maka akan mempunyai bentuk gelombang dan spektrum sinyal termodulasi amplitudo seperti terlihat pada gambar 6.
Pada sinyal termodulasi amplitudo mempunyai spektrum yang sederhana dimana pada contoh diatas terdiri dari sinyal carrier dengan frekuensi 65Hz dan sinyal pemodulasi (informasi) dengan frekuensi 5Hz, maka akan menghasilkan spectrum sinyal AM yang terdiri dari sinyal carrier, lower sideband (LSB) dan upper
sideband (USB) dimana kedua sinyal sideband tersebut mempunyai frekuensi 60Hz(LSB) dan 70Hz(USB). Dari bentuk spektrum ini dapat diketahui besarnya bandwidth yang digunakan oleh sinyal termodulasi amplitudo, yaitu sebesar 70Hz – 60Hz sama dengan 10Hz atau dapat juga menggunakan rumus bandwidth (BW)=2fm
dimana fm merupakan frekuensi dari sinyal informasi
Gambar 6. Bentuk gelombang dan spektrum sinyal termodulasi amplitudo
Time (dalam dt) Amplitudo
(dalam Volt) 0
Bentuk gelombang sinyal AM
Amplitudo (dalam dB atau dBm) 0 dB/dBm Frekuensi (dalam Hz) Bentuk Spektrum AM f = 65Hz (carrier) f = (65+5)Hz (USB) f = (65-5)Hz (LSB)
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 8
Aplikasi Modulasi Amplitudo
Radio AM merupakan salah satu contoh penerapan dari modulasi amplitudo, dimana pada radio AM menggunakan band frekuensi (range frekuensi AM) yaitu sekitar 550KHz sampai 1720KHz. Maksud dari range frekuensi tersebut adalah frekuensi carrier yang digunakan pada transmistter radio AM untuk mengirimkan sinyal informasi dengan range frekuensi audio yaitu diatas 20KHz. Tetapi pada modulasi amplitudo frekuensi informasi dibatasi hingga 5KHz sehingga mempunyai
bandwidth untuk setiap transmitter sebesar 10KHz. Sehingga pada range frekuensi
untuk radio AM jumlah maksimum transmitter AM sebesar 107 transmitter dimana setiap transmitter memiliki bandwidth sebesar 10KHz.
Single Side Band (SSB)
Prinsip dasar dari sistem single side band adalah sangat sederhana yaitu diambil dari sistem modulasi amplitudo, hanya dengan menambahkan komponen
band pass filter sehingga sinyal output yang diperoleh berupa salah satu side band
seperti gambar 7.
Band pass filter disini berfungsi sebagai penyeleksi sinyal yang akan dipancarkan,
dalam hal ini diambil sinyal LSB atau USB sehingga hanya satu sinyal saja yang dipancarkan, oleh karena itu dinamakan transmitter single side band (SSB).
Penerima Superheterodyne
Maksud dari superheterodyne adalah percampuran dua frekuensi yang berbeda sehingga menghasilkan sebuah frekuensi baru. Pada sistem modulasi amplitudo merupakan suatu proses heterodyne, karena pada modulasi amplitudo ini sinyal informasi dicampur dengan sinyal carrier sehingga menghasilkan suatu sinyal
sideband. Penerima superheterodyne disini fungsinya untuk memisahkan sinyal yang
Amplitude Modulator
Informasi Band pass filter
(BPF LSB/USB)
Output SSB Sinyal AM
Gambar 7. Blok diagram transmitter SSB
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 9
diterima berupa sinyal hasil percampuran tadi, sehingga dapat diperoleh hanya sinyal informasi yang diinginkan. Blok diagram dari penerima superheterodyne seperti gambar 8.
Pada receiver konvensional diperlukan sebuah mixer (pencampur frekuensi) dan rangkaian local osilator. Rangkaian lokal osilator ini fungsinya sebagai tuning (pemilih) frekuensi, oleh karena itu rangkaian ini harus dapat menghasilkan semua frekuensi yang digunakan pada pemancar AM. Sebagai contoh, bila ingin menerima siaran televisi, berarti rangkaian osilator harus dapat menghasilkan frekuensi
235MHz. Kemudian untuk mendapatkan sinyal informasi diperlukan rangkaian band-pass filter yang bekerja pada frekuensi tengah 235MHz dimana rangkaian band-band-pass filter ini sudah tergabung pada bagian demodulator. Selanjutnya bagian amplifier
berfungsi sebagai penguat sinyal output dari band-pass filter yang berupa sinyal informasi. Pengaturan output dari rangkaian osilator ini yang dinamakan proses
tuning.
Berikut ini tabel frekuensi receiver AM dan FM yang mana terdiri dari range
carrier radio frekuensi (RF), frekuensi intermediate IF (fIF = fLO - fRF) dan
bandwidth IF.
Tabel 1 Frekuensi-frekuensi pada receiver AM dan FM
Radio AM Radio FM Range carrier RF 0.535 – 1.605 MHz 88 – 108 MHz Frekuensi intermediate IF 0.455 MHz 10.7 MHz Bandwidth IF 10 KHz 200 KHz Tuner (bandpass) Pre-Amplifier
X
Mixer Lokal osilator Common tuning Demodulator Amplifier Intermediate frequency (IF)Gambar 8. Blok diagram penerima superheterodyne
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 10
IV. LANGKAH PRAKTIKUM
AM SSB SC ( AMPLITUDO MODULATION SINGLE SIDE BAND SURPRESSED CARRIER )
a. Setting Trainer
1. Buat Setting rangkaian seperti gambar Plug in Plan 3 namun tidak menggunakan Spektrum Analyzers
2. Pada Audio Function Generator aturlah supaya keluaranya adalah gelombang sinus dan keluaran Vss dihubungkan dengan CF Transmitter bagian Low Pass Filter.
b. Setting Audio Function Generator
1. Aturlah keluaran AFG pada frekuensi 2 Khz dengan amplitudo 4 V. Ukur keluaran AFG menggunakan osciloscope dan gambarkan hasilnya pada lembar pengamatan.
2. Posisi titik yang akan diukur adalah pada titik Vss yang terhubung dengan Low Pass Filter di CF Transmitter
3. Saat mensetting frekuensi menjadn 2 Khz dapat menggunakan bantuan Frekuensi counter dengan cara menghubungkan bagian Analog A Freq Counter dengan output dari AFG.
c. Setting CF Transmitter
a. Posisikan pengatur fungsi CF pada posisi AM yang berarti memfungsikan CF Transmitter pada posisi AM SSB SC
b. Hubungkan output dari LPF ke bagian berikutnya dan output LPF kedua menuju input dari Adder ( Penjumlah )
c. Hubungkan pembangkit gelombang kotak pada CF Transmitter ke bagian input Adder. Pembangkit gelombang kotak akan membangkitkan frekuensi 160 khz dan akan diturunkan frekuensinya oleh blok F / fn kemudian akan dikonversikan dalam gelombang sinus oleh blok berikutnya.
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 11
d. Mengetahui Karakteristik LPF
a. Ubahlah keluaran AFG sehingga amplitudo bernilai 4 volt dan frekuensi menjadi 1 Khz. Ukurlah output keluaran LPF dan catat posisi amplitudo dan frekuensinya.
b. Naikan frekuensi dari AFG dengan step sebesar 500 Hz dengan amplitudo tetap dan ukur output keluaran LPF untuk masing-masing nilai frekuensi tersebut sampai dengan frekuensi 5 Khz.
c. Gambarkan respon frekuensinya pada Lembar pengamatan.
d. Kembalikan setting AFG seperti semula pada posisi amplitudo 4 Volt dan frekuensi 2 khz
e. Mengetahui Fungsi masing-masing blok pada CF Transmitter
a. Ukurlah output dari pembangkit gelombang kotak pada CF Transmitter dan gambarkan keluaranya pada lembar pengamatan. Catatlah frekuensi dan amplitudo dari gelombang yang diukur
b. Pada output dari down konverter ( penurun frekuensi) ukur dan gambarkan bentuk gelombang yang terjadi pada lembar pengamatan. Catatlah frekuensi dan amplitudo dari gelombang yang terukur
c. Pada bagian pengubah gel kotak menjadi sinus ukurlah outputnya dan gambarkan bentuk gelombangnya pada lembar pengamatan. Catat frekuensi dan amplitudo dari gelombang yang terukur.
f. Mengetahui Output dari Sinyal Termodulasi AM SSB SC
a. Ukurlah dengan menggunakan osciloscope output dari sinyal termodulasi AM pada bagian keluaran CF Transmitter. Gambarkan hasilnya pada lembar pengamatan. Berapakah indeks modulasi yang didapatkan dari gambar tersebut ?
b. Cobalah untuk membuat sebuah keluaran gelombang AM SSB SC yang dapat menghasilkan indeks modulasi sebesar 0,6 , 0,8 , 1 , dan over modulated dengan mengubah amplitudo dari AFG.
c. Catat posisi amplitudo dan frekuensi untuk masing-masing seting indeks modulasi pada point b tersebut
d. Setelah selesai ubahlah kembali setting AFG pada posisi amplitudo 4 volt dan frekuensi 2 Khz
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 12
g. Mengetahui spektrum frekuensi dari gelombang termodulasi AM SSB SC
a. Pada output CF Transmitter gunakan spektrum analyzer untuk mengukur spektrum frekuensi dari gelombang AM SSB SC.
b. Catatlah berapa magnitude dari masing2 komponen dayanya
c. Gambarkan spektrum masing-masing seting indeks modulasi pada point b tersebut
h. Mengetahui Keluaran SSB – DSB Receiver
a. Ukur dan catat keluaran SSB – DSB Receiver menggunakan osciloscope untuk poisisi AFG amplitudo 4 Volt dan Frekuensi 2 Khz. Bandingkan output gelombang dan input gelombang dari AFG
b. Pada setting indeks modulasi seperti point f ukur keluaran SSB – DSB Receiver dan bandingkan dengan output dari AFG nya. Parameter yang dibandingkan adalah amplitudo dan frekuensinya.
V. PERTANYAAN (Dijawab di Laporan)
1) Jika pada AFG diberikan frekuensi 2 Khz dan Amplitudo sebesar 4 volt dan pada pembangkit gelombang kotak CF Transmitter menghasilkan frekuensi 160 Khz dan amplitudo 5 volt, hitunglah:
- Persamaan sinyal informasi AM - Persamaan sinyal Carrier AM - Persamaan sinyal termodulasi AM
2) Mengapa bentuk carrier dalam modulasi AM harus berbentuk gelombang sinus, jelaskan ! Bila perlu menggunakan rumus dan gambar !
3) Apakah terdapat redaman pada output sinyal termodulasi AM jika melihat karakteristik dari output SSB-DSB Receiver ? Jelaskan jawaban anda !
4) Jelaskan keuntungan dan kerugian model modulasi AM !
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 13
LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK SISTEM KOMUNIKASI I AMPLITUDO MODULATION
- Setting Audio Function Generator
Amplitudo =...Volt Frekuensi =...Khz - Mengetahui Karakteristik LPF
Output AFG dengan amplutudo 4 Volt dan frekuensi 1 Khz
Output LPF dengan amplitudo 4 Volt dan frekuensi 1 Khz
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 14
Tabel Perbandingan amplitudo dan frekuensi untuk output AFG dan LPF
No A (AFG) Volt F (AFG ) Khz A (LPF ) Volt F (LPF) Khz GAIN 1 4 1,5 2 4 2 3 4 3 4 4 3,5 5 4 4
Respon LPF terhadap masukan AFG Gain (dB)
Frekuensi (Khz) - Mengetahui Fungsi masing-masing blok pada CF Transmitter
Output Pembangkit Gelombang Kotak
Amplitudo = ...Volt Frekuensi = ... Khz Output Down Konverter
Amplitudo = ...Volt Frekuensi = ... Khz
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 15
- Mengetahui Output dari Sinyal Termodulasi AM SSB SC
Output Sinyal Termodulasi AM
Amplitudo = ...Volt, Frekuensi = ... Khz, Indeks Modulasi =...%
Indeks Modulasi 0,6
Amplitudo = ...Volt, Frekuensi = ... Khz, Amplitudo AFG =...Volt
Indeks Modulasi 0,8
Amplitudo = ...Volt, Frekuensi = ... Khz, Amplitudo AFG =...Volt
Indeks Modulasi 1
Amplitudo = ...Volt, Frekuensi = ... Khz, Amplitudo AFG =...Volt
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 16
Indeks Modulasi > 1 (over modulated)
Amplitudo = ...Volt, Frekuensi = ... Khz, Amplitudo AFG =...Volt
- Mengetahui spektrum frekuensi dari gelombang termodulasi AM SSB SC
Spektrum AM SSB SC untuk A = 4 Volt dan F = 2Khz
Magnitude USB =...dB Magnitude LSB = ...dB Mangitude Carrier =……….dB
Spektrum AM SSB SC untuk Indeks modulasi 0,6
Magnitude USB =...dB Magnitude LSB = ...dB Mangitude Carrier =……….dB
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 17
Spektrum AM SSB SC untuk Indeks modulasi 0,8
Magnitude USB =...dB Magnitude LSB = ...dB Mangitude Carrier =……….dB
Spektrum AM SSB SC untuk Indeks modulasi 0,8
Magnitude USB =...dB Magnitude LSB = ...dB Mangitude Carrier =……….dB
Spektrum AM SSB SC untuk Indeks modulasi > 1
Magnitude USB =...dB Magnitude LSB = ...dB Mangitude Carrier =……….dB
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
st3 telkom
Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 18
- Mengetahui Keluaran SSB – DSB Receiver
Hasil Keluaran SSB – DSB Receiver untuk amplitudo 4 Volt dan Frekuensi 2 Khz
Amplitudo =……….Volt Frekuensi = ………..Khz
Perbandingan Output AFG dengan Keluaran SSB- DSB Receiver No Indeks Modulasi A (AFG) Volt F (AFG ) Khz A (Rec) Volt F (Rec) Khz GAIN 1 0 2 0,4 3 0,6 4 0,8 5 1