Tenaga Kerja Sektor Pertanian:
Hasil dari Transformasi Struktural
Prof. Dr. Bustanul Arifin
barifin@uwalumni.com
Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF, Jakarta Professorial Fellow di InterCAFE dan MB-IPB, Bogor
Pembangunan: Transformasi Struktural
•
Pembangunan ekonomi ditandai dengan penurunan
pangsa sektor pertanian terhadap PDB dan penyerapan
tenaga kerja, dan peningkatan pangsa industri dan jasa.
•
Penuruan pangsa sektor pertanian sering diartikan salah
oleh para ekonom makro yang tidak paham transformasi
struktural, sehingga menimbulkan anggapan bahwa
sektor pertanian tidak penting atau tidak perlu diproteksi.
•
Secara teoritis, penurunan pangsa ini dapat dijelaskan
dengan teori konsumsi (Hukum Engle), pertambahan
produktivitas pertanian, dan keunggulan komparatif dan
kompetitif dalam perdagangan internasional.
Penurunan Serapan Tenaga Kerja:
Lambat
•
Penurunan pangsa tenaga kerja sektor pertanian terlalu
lambat, menandakan tidak berkembangnya sektor industri
dan jasa, sehingga beban sektor pertanian amat berat.
•
Penurunan pangsa dapat dilihat sebagai push factor &
pull-factor. Push-factor berkonotasi negatif, menunjukkan
adanya kemiskinan di sektor pertanian dan pedesaan.
Pull-factor berkonotasi positif karena sektor non-pertanian
lebih atraktif bagi tenaga kerja pedesaan (pertanian) yang
memiliki keterampilan, sehingga meningkatkan nilai
Struktur Ekonomi 1965 1975 1985 1995 2000 2010 Pangsa PDB
Pertanian 57.1 30.2 22.9 17.1 17.0 14.2
Industri 12.5 33.5 35.3 41.8 47.0 12.5
Jasa 31.4 36.3 42.8 41.1 36.0 53.3
Pangsa Tenaga kerja
Pertanian na 62 56 48 46 43
Sektor lain na 38 44 52 54 57
Sumber: BPS, berbagai tahun
1900 1910 1920 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 0 10 20 30 40 50 60
Agriculture Industry Services
Sumber: van der Eng (2001), at 1993 price
Sectoral Share of Indonesia's GDP
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 Agricult Industry Manufact ServicePenyerapan tenaga kerja pertanian masih besar (42,5%),
perdagangan (20,4%), jasa sosial (14,5%),industri (12,5%).
Sumber: BPS, berbagai tahun
12.5 20.4 14.5 42.5 10 13 16 19 22 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 (persen) 40 42 44 46 48
Perindustrian Perdahangan, hotel, restoran
Jasa sosial lain Pertanian, perikanan, kehutanan (Sumbu Kanan)
(persen) Soeharto Habibie Gus Dur Mega SBY
Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Pangan:
Apakah
Jebakan Malthus
akan terjadi?
Jumlah Penduduk Dunia (miliar)
World Population (B) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1981 1999 2015 2030 Negara Transisi Negara Maju Negara Berkembang
Penduduk 2030: Bertambah 3 miliar
500 1000 1500 2000 2500 3000 1981 1999 2015 2030 Negara Transisi Negara Maju Negara Berkembang
Pangan 2030: Kebutuhan bertambah 50%
Permintaan Biji-Bijian Dunia (ton)
Jebakan Thomas Malthus (berupa kondisi kekurangan pangan dan bahkan kepunahan manusia) akan menjadi kenyataan jika manusia tidak mampu menggunakan mengembangkan tekonologi pangan dan pertanian ke depan
Pertumbuhan Penduduk Indonesia:
Eksponensial
Sumber: BPS, Hasil Sensus Penduduk 2010
60.7 jt 97.1 jt 119.2 jt 147.5 jt 179.4 jt 205.1 jt 237.6 jt 0 jt 50 jt 100 jt 150 jt 200 jt 250 jt 300 jt 1930 1940 1950 1961 1971 1980 1990 2000 2010 Sensus
Piramida Penduduk Indonesia 1961-2010
1971 0 2 4 6 8 10 12 0‐4 5‐9 10‐14 15‐19 20‐24 25‐29 30‐34 35‐39 40‐44 45‐49 50‐54 55‐59 60‐64 65‐69 70‐74 75+ Jutaan 0 2 4 6 8 10 12 Jutaan Perempuan Laki‐laki 1961 0 2 4 6 8 10 12 0‐4 5‐9 10‐14 15‐19 20‐24 25‐29 30‐34 35‐39 40‐44 45‐49 50‐54 55‐59 60‐64 65‐69 70‐74 75+ Jutaan 0 2 4 6 8 10 12 Jutaan Perempuan Laki‐laki 1980 0 2 4 6 8 10 12 0‐4 5‐9 10‐14 15‐19 20‐24 25‐29 30‐34 35‐39 40‐44 45‐49 50‐54 55‐59 60‐64 65‐69 70‐74 75+ Jutaan 0 2 4 6 8 10 12 Jutaan Perempuan Laki‐laki 1990 0 2 4 6 8 10 12 0‐4 5‐9 10‐14 15‐19 20‐24 25‐29 30‐34 35‐39 40‐44 45‐49 50‐54 55‐59 60‐64 65‐69 70‐74 75+ Jutaan 0 2 4 6 8 10 12 Jutaan Perempuan Laki‐laki 2000 0 2 4 6 8 10 12 0‐4 5‐9 10‐14 15‐19 20‐24 25‐29 30‐34 35‐39 40‐44 45‐49 50‐54 55‐59 60‐64 65‐69 70‐74 75+ Jutaan 0 2 4 6 8 10 12 Jutaan Perempuan Laki‐laki 2010 0 2 4 6 8 10 12 0‐4 5‐9 10‐14 15‐19 20‐24 25‐29 30‐34 35‐39 40‐44 45‐49 50‐54 55‐59 60‐64 65‐69 70‐74 75+ Jutaan 0 2 4 6 8 10 12 Jutaan Perempuan Laki‐lakiAngkatan Kerja Bertambah, Pengangguran
Berkurang?
8.0 90.8 98.8 144.0 2001Tahun Penduduk 15+ Angkatan kerja Bekerja Menganggur
2002 148.7 100.8 91.6 9.1 2003 151.4 102.8 82.8 9.9 2004 153.9 104.0 93.7 10.3 2005 158.5 105.9 94.0 11.9 2006 160.8 106.4 95.5 10.9 2007 164.1 109.9 99.9 10.0 2008 166.6 111.9 102.6 9.4 2009 169.3 113.8 104.9 9.0 2010 172.1 116.5 108.2 8.3 2011 171.8 117.4 109.7 7.7
Pergeseran Tenaga Kerja Sektor:
Tak Terpola?
1.70 1.61 1.50 1.40 Lainnya: tambang,gas dll 109.67 111.28 108.21 107.41Total (juta orang)
16.65 17.02 15.96 15.62 Jasa kemasyarakatan 2.63 2.06 1.74 1.64 Keuangan, perbankan 5.08 5.58 5.62 5.82 Transportasi, komunikasi 23.40 23.24 22.49 22.21 Perdagangan, hotel 6.34 5.59 5.59 4.84 Konstruksi 14.54 13.70 13.82 13.05 Perindustrian 39.33 42.48 41.49 42.83 Pertanian Agustus Februari Agustus Februari 2011 2010 Lapangan Pekerjaan Sumber: BPS, 2011
Status Pekerjaan:
Rentan terhadap Kejutan
109.67 111.28
108.21 107.41
Total (juta orang)
17.99 19.98
18.77 19.68
7. Pekerja keluarga/tak dibayar
5.64 5.16
5.13 5.28
6. Pekerja bebas non-pertanian
5.48 5.58
5.82 6.32
5. Pekerja bebas pertanian
37.77 34.51 32.52 30.72 4. Buruh/Karyawan 3.72 3.59 3.26 3.02
3. Berusaha, buruh tetap
19.66 21.31
21.68 21.92
2. Berusaha, buruh tidak tetap
19.41 21.15 21.03 20.46 1. Berusaha sendiri Agustus Februari Agustus Februari 2011 2010
Status Pekerjaan Utama
“Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi
dan Lumbung Energi Nasional”
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung
Energi Nasional"
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
dan Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional'' Koridor Sumatera Koridor Kalimantan Koridor Sulawesi ''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional'' "Pendorong Industri
dan Jasa Nasional"
“Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi dan Pertambangan Nasional” Koridor Jawa Koridor Bali - NTT
Koridor Papua – Kep. Maluku
MP3EI:
Pengembangan 6 Koridor Ekonomi
Kinerja
Perdagangan Pangan 1990-2010
0 5 10 15 20 25 30 35 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 USD billionAgro‐food exports Agro‐food imports Agro‐food balance
Pangsa Ekspor
Indonesia di Dunia, 1990-2010
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Coconuts Palm oil Coffee Cocoa beans Rubber%
0 20 40 60 80 100 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Wheat Soybean Cotton lint Bovine meat Milk ‐excluding butter %
Pangsa Impor
Indonesia di Dunia, 1990-2010
Tujuan Ekspor
Produk Pertanian (% total)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 Vietnam Spain Egypt Brazil Korea Bangladesh Italy Germany Singapore Japan Netherlands Malaysia United States China India0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Vietnam Singapore Malaysia Canada New Zealand India Brazil Argentina Thailand China Australia United States
Asal Impor
Produk Pertanian (% total)
Penutup:
Perubahan Kebijakan ke Depan
• Benar, bahwa penyerapan angkatan kerja sektor pertanian masih
besar. Tapi sektor pertanian akan terlalu berat menanggung beban berat, jika sektor perindustrian dan jasa tidak mampu menyerap tambahan tenaga kerja tersebut.
• Pembangunan ekonomi akan lebih beradab, jika insentif investasi
di sektor industri manufaktur (dan jasa) juga terus dibangun dan digerakkan, sehingga terjadi multiplikasi serapan tenaga kerja.
• Sektor pertanian cenderung bergerak ke arah sistem inovasi dan
teknologi baru dengan tuntutan efisiensi dan produktivitas semakin tinggi, sehingga mensyaratkan tenaga kerja terdidik dan terampil.
• Peningkatan kapasitas produksi sektor pertanian wajib dilakukan,
melalui pendidikan formal dan non-formal, penyebaran informasi, pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan petani.