• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

No. 34/05/35/Th.XII, 5 Mei 2014

K

EADAAN

K

ETENAGAKERJAAN

F

EBRUARI

2014

F

EBRUARI

2014:

T

INGKAT

P

ENGANGGURAN

T

ERBUKA

S

EBESAR

4,02

P

ERSEN

Penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 29,38 juta orang. Angkatan kerja mencapai 20,72 juta

orang, bertambah sekitar 260 ribu orang dalam kurun waktu setahun dibanding angkatan kerja

Februari 2013.

Dari penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk sebagai angkatan kerja tersebut, yang bekerja

mencapai 19,88 juta orang dan sebanyak 832 835 orang masih menganggur. Jumlah penduduk

usia 15 tahun ke atas yang bekerja tersebut bertambah sebanyak 232 ribu orang dibanding

keadaan Februari 2013 yang jumlahnya sebanyak 19,65 juta orang.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur pada Februari 2014 mencapai 4,02 persen,

turun 0,28 persen dibanding Agustus 2013. Namun, jika dibandingkan dengan Februari 2013, TPT

bertambah sedikit, yaitu sebesar 0,07 persen

Penduduk yang bekerja di Sektor Pertanian, berkurang sebanyak 270 ribu orang (3,56 persen),

Sektor Industri Pengolahan berkurang 36 ribu orang (1,24 persen), dan Sektor Konstruksi juga

berkurang sebanyak 6,5 ribu orang (0,54 persen). Sedangkan Sektor Perdagangan, Rumah Makan

dan Jasa Akomodasi, menyerap pertambahan pekerja yang cukup signifikan, sebanyak 257 ribu

orang (6,3 persen). Juga Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan meningkat

sebanyak 162 ribu orang (6,1 persen).

Banyaknya penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dengan status pekerjaan utama sebagai

buruh/karyawan mencapai 6,11 juta orang (30,74 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap

sebesar 3,77 juta orang (18,98 persen), dan berusaha sendiri sebesar 3,03 juta orang (15,23

persen). Jumlah pekerja tidak dibayar mencapai 3,74 juta orang atau 18,80 persen dari jumlah

penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja.

Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dengan jam kerja kurang dari 35 jam per minggu

tercatat sebanyak 6,63 juta orang (33,35 persen) atau bertambah sebanyak 80 461 orang

dibanding Februari 2013, yang jumlahnya ada sebanyak 6,55 juta orang (33,34 persen).

Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di Jawa Timur paling banyak berpendidikan rendah

(Sekolah Dasar ke bawah), yaitu 10,34 juta orang (51,99 persen), sedangkan penduduk usia 15

tahun ke atas yang bekerja dengan pendidikan tinggi, yaitu Diploma Satu atau pendidikan lebih

tinggi hanya sekitar 1,84 juta orang (9,26 persen).

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran

Keadaan ketenagakerjaan di Jawa Timur pada Februari 2014 digambarkan dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk yang bekerja tetapi belum dapat menurunkan tingkat pengangguran terbuka. Diduga tenaga kerja yang diserap masih lebih sedikit dibanding derasnya pertambahan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja bertambah sekitar 255,57 ribu orang dalam kurun waktu setahun (Februari 2013 - Februari 2014). Penduduk yang bekerja bertambah 231,54 ribu orang

(2)

ribu orang jika dibanding keadaan setahun sebelumnya. Namun demikian, jika dibandingkan antara hasil Sakernas Agustus 2013 dibandingkan Sakernas Februari 2014, ada penurunan persentase pengangguran yang cukup lumayan, yaitu dari 4,30 persen (Agustus 2013) menjadi 4,02 persen (Februari 2014).

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2012–2014

Jenis Kegiatan Utama Satuan 2012*) 2013*) 2014**)

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Angkatan Kerja ribu orang 20.157,74 20.238,06 20.462,20 20.432,45 20.717,77 Bekerja ribu orang 19.331,59 19.411,26 19.653,85 19.553,91 19.885,39 Penganggur ribu orang 826,15 826,80 808,35 878,54 832,38 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 69,54 69,57 70,11 69,78 70,52 3. Tingkat Pengangguran Terbuka % 4,10 4,09 3,95 4,30 4,02 4. Pekerja tidak penuh ribu orang 6.879,23 6.390,92 6.552,19 6.472,06 6.632,65 Setengah penganggur ribu orang 2.585,24 2.245,22 2.602,09 1.946,38 1.864,78 Paruh waktu ribu orang 4.294,00 4.145,70 3.950,10 4.526,68 4.767,87

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dengan menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 yang telah menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010

2. Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Struktur lapangan pekerjaan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja hingga Februari 2014 tidak mengalami perubahan. Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Sektor Industri Pengolahan, dan sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur. Pada Februari 2014, Sektor Pertanian dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 36,86 persen, Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi menyerap sebanyak 21,79 persen, sedangkan untuk Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan masing-masing dapat menyerap tenaga kerja sekitar 14 persen.

Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi meningkat sebanyak 256,99 ribu orang (atau naik sebesar 6,31 persen) dan Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan bertambah sebanyak 161,73 ribu orang (atau naik sebesar 6,06 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan Antara lain Sektor Pertanian, Perkebunan, kehutanan, Perburuan dan Perikanan, yang berkurang sebanyak 270,44 ribu orang (atau turun sebanyak 3,56 persen), Sektor Industri Pengolahan yang berkurang sebanyak 35 807 orang (atau turun 1,24 persen), dan Sektor Konstruksi sebanyak 6.633 orang (atau turun 0,54 persen).

Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di Sektor Konstruksi mengalami penurunan, diduga karena banyak pekerja bebas di sektor ini pada bulan Februari 2014 masih ada yang belum mendapatkan lagi pekerjaan, sehingga mereka sedang tidak bekerja. Sedang pekerja di Sektor Industri Pengolahan diduga beralih pada pekerjaan yang bergerak di Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi.

(3)

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2012–2014

(ribu orang)

Lapangan Pekerjaan Utama 2012*) 2013*) 2014**)

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pertanian 7.911,63 7.696,99 7.601,13 7.411,28 7.330,70

Industri 2.602,30 2.864,86 2.880,14 2.779,26 2.844,34

Konstruksi 1.036,70 1.250,44 1.225,80 1.047,45 1.219,17

Perdagangan 3.919,08 3.887,75 4.075,28 4.101,44 4.332,27

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 665,43 679,99 607,12 681,17 694,99 Jasa Kemasyarakatan 2.688,13 2.506,54 2.670,54 3.037,84 2.832,27

Lainnya ***) 508,30 524,66 593,80 495,44 631,63

Jumlah 19.331,59 19.411,25 19.653,84 19.553,91 19.885,39

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dengan menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 yang telah menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010

***) Lapangan pekerjaan utama/sektor lainnya terdiri dari: Sektor Pertambangan, Listrik, Gas, dan Air

3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari enam kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka di Jawa Timur pada Februari 2014 ada sebanyak 6,82 juta orang (34,29 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 13,07 juta orang (65,71 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Pekerja sektor formal meningkat sebesar 129,40 ribu orang selama setahun terakhir demikian juga dengan pekerja di sektor informal meningkat sebesar 102,14 ribu orang. Kenaikan terbesar terjadi pada pekerja dengan status sebagai buruh / karyawan dengan pertambahan sebanyak 142,95 ribu orang, tetapi pekerja dengan status berusaha dengan buruh tetap berkurang sekitar 13 549 orang.

Status pekerjan utama dari penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor informal dapat dirinci antara lain sebagai berstatus Berusaha Sendiri sebesar 3,03 juta orang (15,23 persen), Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap sebesar 3,77 juta orang (18,98 persen), Pekerja Bebas atau Pekerja Serabutan sebanyak 2,53 juta orang atau 12, 71 persen. Sedangkan jumlah Pekerja Tidak Dibayar atau Pekerja Keluarga mencapai 3,74 juta orang atau 18,80 persen dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja.

(4)

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2012–2014

(ribu orang)

Status Pekerjaan Utama 2012*) 2013*) 2014**)

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kegiatan Formal: 6.188,40 6.507,74 6.688,57 6.519,30 6.817,97 - Berusaha dibantu buruh

tetap 668,81 660,71 717,97 638,03 704,42

- Buruh/Karyawan 5.519,59 5.847,03 5.970,60 5.881,27 6.113,55 Kegiatan Informal: 13.143,18 12.903,51 12.965,27 13.034,60 13.067,42 - Berusaha sendiri 2.718,86 2.811,62 2.905,10 2.756,80 3.027,84 - Berusaha dibantu buruh

tidak tetap 4.135,05 3.750,25 3.975,32 3.962,63 3.773,51 - Pekerja bebas 2.574,15 2.619,88 2.400,36 2.450,63 2.527,54 - Pekerja keluarga/tak

dibayar 3.715,10 3.721,74 3.684,48 3.864,53 3.738,54

Jumlah 19.331,59 19.411,25 19.653,84 19.553,91 19.885,39

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dengan menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 yang telah menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010

4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja per minggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam ke atas per minggu. Pada Februari 2013 mencapai 13,10 juta orang (66,66 persen) dan pada Februari 2014 jumlahnya meningkat menjadi 13,25 juta orang (66,65 persen). Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu) meningkat sebanyak 80.461 orang (1,23 persen), yaitu dari 6,55 juta orang pada Februari 2013 menjadi sebanyak 6,63 juta orang pada Februari 2014.

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu, 2012–2014

(ribu orang)

Jumlah Jam Kerja per Minggu 2012*) 2013*) 2014**)

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1–7 295,23 239,00 265,46 324,40 322,96 8–14 1.074,40 1.089,26 1.093,96 1.203,13 1.129,59 15–24 2.556,90 2.297,56 2.389,70 2.520,97 2.362,49 25–34 2.952,71 2.765,12 2.803,08 2.423,56 2.827,62 1–34 6.879,23 6.390,93 6.552,18 6.472,06 6.632,66 35+ ****) 12.452,36 13.020,33 13.101,66 13.081,85 13.252,73 Jumlah 19.331,59 19.411,26 19.653,85 19.553,91 19.885,39

(5)

Grafik 1

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu, 2012 – 2014

5.

Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2014 masih didominasi oleh pekerja berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah 10,34 juta orang (51,99 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 3,48 juta (17,49 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 1,84 juta orang mencakup 357.070 orang (1,80 persen) berpendidikan Diploma I/II/III dan sebanyak 1,48 juta orang (7,47 persen) berpendidikan Universitas.

Perbaikan kualitas pekerja terlihat dengan menurunnya pekerja berpendidikan rendah (SMP kebawah) dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas). Dalam setahun terakhir, penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dan berpendidikan rendah (pendidikan SLTP atau lebih rendah) menurun dari 13,87 juta orang pada Februari 2013 menjadi 13,82 juta orang pada Februari 2014. Sementara penduduk bekerja berpendidikan tinggi meningkat dari 1,59 juta orang pada Februari 2013 menjadi 1,84 juta orang pada Februari 2014.

0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00

Februari Agustus Februari Agustus Februari

2012 2013 2014

64.4% 67.1% 66.7% 66.9% 66.6% 35.6% 32.9% 33.3% 33.1% 33.4%

(6)

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2012–2014

(ribu orang)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2012*) 2013*) 2014**)

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

SD Kebawah 10.696,03 10.857,21 10.486,88 10.584,51 10.338,17 Sekolah Menengah Pertama 3.306,54 3.311,67 3.380,38 3.492,88 3.477,58 Sekolah Menengah Atas 2.302,35 2.362,36 2.501,09 2.517,33 2.544,44 Sekolah Menengah Kejuruan 1.566,22 1.562,22 1.698,28 1.606,84 1.682,88

Diploma I/II/III 307,77 316,67 334,36 266,55 357,07

Universitas 1.142,68 1.002,13 1.243,85 1.085,80 1.485,24

Jumlah 19.331,59 19.411,26 19.653,85 19.553,91 19.885,39

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dengan menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 yang telah menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010

Grafik 2

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

(persen) SD ke bawah 54.13% 17.86% SLTP SMU 12.87% SMK 8.22% Perguruan Tinggi 6.92%

(7)

6.

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 832 835 orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, di mana TPT Februari 2014 (sebesar 4,02 persen) turun dibandingkan dengan TPT Agustus 2013 (4,30 persen) dan sedikit meningkat (0,07 persen) pada Februari 2013 (3,95 persen).

Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 8,22 persen, disusul oleh TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 6,55 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan Universitas yaitu sebesar 1,85 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2013, TPT pada semua tingkat pendidikan mengalami kenaikan kecuali pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan tingkat Universitas.

Tabel 6

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2012–2014

(persen)

PendidikanTertinggi yang Ditamatkan 2012*) 2013*) 2014**)

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

SD Kebawah 2,27 2,08 1,89 2,03 2,45

Sekolah Menengah Pertama 5,86 5,07 6,36 5,62 5,06

Sekolah Menengah Atas 6,37 7,43 6,86 7,82 8,22

Sekolah Menengah Kejuruan 7,79 9,77 6,31 10,50 6,55

Diploma I/II/III 9,29 5,52 2,61 4,25 3,73

Universitas 4,29 3,97 5,21 3,30 1,85

Jumlah 4,10 4,09 3,95 4,30 4,02

*) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dengan menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 yang telah menggunakan penimbang jumlah penduduk hasil Proyeksi Penduduk SP2010

(8)

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi: DJAMAL, SE, M.Sc Kepala BPS Provinsi Jawa Timur

Telopon: 031-8438873

E-mail: bps3500@surabaya.wasantara.net.id

BPS PROVINSI

Informasi lanjut, hubungi:

BIDANG STATISTIK SOSIAL

Telepon : 031-8439343 E-mail : bps3500@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara : KP 222 TAHUN 2017 : 30 Agustus 2017 CONTOH INDIKATOR KINERJA KESELAMATAN Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Gedung Arthaloka Lt. Jenderal Sudirman Kav. Konsultan sistem pengamanan Gedung Arthaloka Lt. Jenderal Sudirman Kav.. 596 PT Tridaya Patra Marine p. Penyedia transportasi laut

Larangan syara' mengenai waktu berhubungan badan adalah pada saat istri sedang mengalami haid, dan di saat istri sedang dalam masa nifas.. Di samping sebagai ibadah

Instruksi yang dikirimkan dari komputer akan dikirimkan melalui PPI 8255, selanjutnya diteruskan dalam bentuk keluaran sinyal/informasi pada beberapa port yang terdapat

Tentunya pembaca yang melihat novelnya akan berasumsi bahwa novel ini akan menyajikan kehidupan para tokohnya di sebuah rig lengkap dengan landskap sebuah rig dan tantangan

Langkah-langkah utama yang dilakukan dalam perancangan awal antara lain 1) Membuat kerangka modul pembelajaran biologi berbasis metakognisi tentang materi sistem koordinasi yang

Hasil penelitian menunjukkan, keempat industri pengolahan salak yang diteliti layak untuk dilaksanakan, namun industri kripik salak lebih unggul dibandingkan industri

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada pesilat putra