• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL ANALISA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

48

HASIL ANALISA

4.1 INITIATE STRATEGY PROCESS

Perencanaan yang ada dalam tahap inisialiasi strategi ini dimulai dengan menentukan tujuan dan sasaran, yaitu membuat dan menghasilkan sebuah perencanaan strategis TI yang dimulai dengan tahap awal melakukan analisa keadaan perusahaan pada saat penulisan dibuat, merumuskan strategi bisnis untuk mencapai sasaran perusahaan dalam jangka waktu 3 tahun mendatang, merumuskan stategi TI yang mendukung strategi bisnis yang ada dan kemudian menuangkannya dalam sebuah perencanaan implementasi TI.

Hasil akhir yang diharapkan dari proses ini adalah sebuah perencanaan strategis TI yang mendukung strategi bisnis perusahaan disertai dengan perencanaan implementasi.

Pembuatan perencanaan strategis TI ini melibatkan beberapa pihak dalam perusahaan, antara lain: direksi, divisi produk, divisi pengembangan usaha, divisi opersional, divisi transaksi perdagangan, dan divisi accounting.

(2)

Waktu yang digunakan dalam pembuatan perencanaan strategis TI ini adalah selama 4 bulan yang dimulai pada bulan Desember 2009 dan berakhir hingga bulan Maret 2010.

4.2

UNDERSTAND CURRENT SITUATION AND

INTERPRET BUSINESS NEEDS

Langkah awal untuk dapat memahami situasi yang ada saat penulisan dibuat, dimulai dari pemahaman akan visi dan misi perusahaan serta strategi bisnis perusahaan yang sudah ada. Hal tersebut di atas diperoleh melalui pengumpulan data baik melalui wawancara secara langsung dengan pihak manajemen perusahaan maupun melalui dokumentasi yang ada. Proses brainstorming juga telah dilakukan dengan pihak manajemen terkait untuk mendapatkan hasil analisa yang maksimal dan pemahaman yang menyeluruh dari lingkungan bisnis yang ada untuk selanjutnya dituangkan menjadi strategi bisnis perusahaan yang diperbaharui.

4.2.1

LATAR BELAKANG DAN PROFIL PT.“ABC”

PT.“ABC” telah berdiri sejak tahun 1989 dan merupakan sekuritas ritel asing terpercaya di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT.“ABC” merupakan anak perusahaan dari sebuah perusahaan investasi yang berpusat di Singapura yang berdiri sejak tahun 1975, yang menyediakan layanan keuangan seperti corporatefinance, fund

(3)

management, obligasi, futures, komoditas, factoring, perencanaan keuangan, property dan saham.

Untuk memudahkan investor dalam melakukan transaksi saham, maka pada tahun 1996, perusahaan ini meluncurkan produk online tradingnya yang pertama untuk memungkinkan nasabahnya bertransaksi saham secara on-line.

Produk ini telah menjadi salah satu yang terbaik di Asia Tenggara dan secara khusus dikembangkan di Indonesia sejak tahun 2003 oleh PT.“ABC”. Dalam perkembangannya, produk online trading ini telah dapat diakses tidak hanya melalui komputer, tapi juga dapat diakses melalui telepon genggam, PDA maupun BlackBerry.

4.2.1.1

VISI, MISI DAN MOTO PT.”ABC”

VISI :

”Menjadi perusahaan efek terpercaya dan mitra yang handal dalam mencapai tujuan investasi para nasabah”

MISI :

9 Memperkenalkan dan menghapus mitos buruk pasar modal ke masyarakat luas

9 Memberikan pelayanan yang maksimal bagi para nasabah dalam berinvestasi

9 Mengembangkan perseroan dengan membangun sumber daya manusia dan teknologi informasi yang terkini

MOTO :

(4)

Target yang sudah dirumuskan oleh PT.”ABC” untuk 3 tahun ke depan pada saat penulisan ini dibuat (sebelum dilakukan analisa strategis) adalah:

9 30,000 nasabah yang aktif per tahun 2012

9 Keuntungan perusahaan meningkat 20 % per tahun 9 Mencapai 4% market share per tahun 2012

9 Masuk dalam kelompok top 10 untuk kategori nilai trasaksi, per 2012

9 Perusahaan dikenal dengan baik sebagai sebuah perusahaan yang sukses dengan sistem online trading-nya

Berikut adalah strategi yang sudah dirumuskan untuk mencapai target tersebut di atas:

9 Melakukan road show untuk mempromosikan perusahaan dan menarik investor baru untuk bergabung.

9 Meningkatkan trading delivery channel baik bagi nasabah maupun sales yang ada

9 Melakukan penyesuaian untuk fee transaksi dan mencoba untuk mengurangi biaya.

9 Membuka cabang dan mitra kerja baru

9 Melakukan perbaikan pada kinerja dan infrastruktur jaringan serta melakukan peremajaan sistem.

(5)

4.2.1.2

KEGIATAN USAHA

Perantara Pedagang Efek

9 Saham

9 LQ45 & Futures 9 Kontrak Opsi Saham • Margin Trading

Mengoptimalkan pelayanan bagi para nasabah margin dengan mengembangkan risk management system, teknologi informasi serta permodalan yang kuat.

Kemitraan dengan anggota bursa non AB

Saat ini terjadi persaingan yang sangat tinggi dalam industri perdagangan saham di Indonesia, sehingga Bapepam menaikkan MKBD sebagai suatu persyaratan. Para nasabah pun menjadi sangat mengutamakan kualitas pelayanan serta variasi produk dari pada broker itu sendiri. PT.“ABC” mengajak para anggota bursa non AB, yang tidak dapat ikut dalam penambahan MKBD, untuk menjadi partner, yang bertanggungjawab sebagai marketing dan PT.“ABC” bertanggungjawab dalam kegiatan back office.

Penjamin Emisi Efek :

9 Berpartisipasi dalam Sindikasi IPO Saham dan Obligasi 9 Jasa Corporate Finance

(6)

Menawarkan dan mengelola produk investasi berupa Reksadana dan Kontrak Pengelolaan Dana (Discretionary Fund) bagi para nasabah dengan didukung oleh risk management dan sistem yang handal.

Aktif berpartisipasi dengan Asosiasi Perusahaan Efek dalam

pengembangan Pasar Modal

PT.“ABC” selalu turut serta mendukung program Asosiasi Perusahaan Efek dan SRO (Self Regulated Organization) dalam sosialisasi produk Pasar Modal. Kegiatan yang diikuti antara lain Expo Pasar Modal, Capital Market road show, membuka pojok bursa di universitas.

4.2.1.3 STRUKTUR ORGANISASI

(7)

Secara umum perusahaan dipimpin oleh seorang Presiden Direktur dengan didampingi oleh 2 direktur lainnya yang memiliki konsentrasi terhadap segmen dan produk yang berbeda. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan ditopang oleh Compliance yang menjamin bahwa semua kegiatan secara teknis pelaksanaan sudah memenuhi kepatuhan baik secara internal maupun eksternal terhadap lembaga yang menerapkan peraturan bagi anggotanya, seperti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Bursa Efek Indonesia, dan lainnya. Terlihat bahwa tiap divisi memiliki seorang kepala divisi yang bertanggung jawab secara langsung kepada direksi.

Secara khusus, di bawah ini disajikan struktur organisasi divisi Teknologi Informasi yang ada saat penulisan dibuat.

Gambar 18. Struktur Organisasi Divisi TI

Saat penulisan dibuat, belum ada hirarkhi dalam organisasi IT, sehingga secara langsung semua staf bertanggung jawab kepala kepala divisi.

(8)

4.2.2

ANALISA KERAGAAN SUMBER DAYA YANG

TERSEDIA

4.2.2.1

KERAGAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Saat ini PT.“ABC” mempekerjakan 80 orang karyawan dengan komposisi berikut:

Gambar 19. Komposisi Keragaan Sumber Daya Manusia PT.”ABC”

Adapun komposisi dan penggolongan tenaga kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 3. Komposisi dan Penggolongan Karyawan PT.”ABC”

Usia  Jumlah 25 – 30  15  21  36 31 – 35  9  7  16 36 – 40  9  10  19 > 40  6  3  9 Total  39  41  80

(9)

4.2.2.2

KERAGAAN PERANGKAT KERAS

Berikut adalah daftar perangkat keras secara umum yang dimiliki dan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan di kantor pusat :

Tabel 4. Keragaan Perangkat Keras PT.”ABC”

No  Nama Perangkat Keras  Jumlah Satuan 

1  Server  20  unit 

2  Desktop PC  100  unit 

3  Laptop   6  unit  

4  Printer  9  Unit 

5  Firewall box  2  unit 

6  Switch (8, 16, 24 & 48 port)  20  unit 

7  Cisco Router   6  unit 

8  Wireless Router  2  unit 

9  VPN Box Concentrator  6  unit 

10  Fiber Driver   3  unit 

11  ADSL Modem   1  unit 

12  GSM Modem  4  Pcs 

13  LCD Monitor  65  unit 

14  CRT Monitor  40  unit 

15  Digital Voice Recorder 32 port  2  unit  16  Eksternal Harddisk  5  pcs 

(10)

4.2.2.3

KERAGAAN

PERANGKAT LUNAK

Berikut adalah daftar perangkat lunak secara umum yang dimiliki dan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan di kantor pusat:

Tabel 5. Keragaan Perangkat Lunak PT.”ABC”

No  Nama Perangkat Lunak  Jumlah Satuan 

1  Windows 2000 Server  10  License 

2  Windows 2003 Server  5  License 

3  Windows 2008 Server  5  License 

4  Firewall server  100  License 

5  SQL Server 2000   2  License 

6  SQL Server 2005  2  License 

7  Microsoft Wndows XP Home  40  License 

8  Microsoft Windows XP Pro  60  License 

9  Microsoft Windows Vista  6  License 

10  Microsoft Office 2003 Basic  30  License 

11  Microsoft Office 2003 Pro  30  License 

12  Microsoft Office 2007  9  License 

13  Symantec Antivirus  90  License 

(11)

4.2.2.4

KERAGAAN PERANGKAT JARINGAN

Berikut adalah konfigurasi jaringan secara umum dari PT.”ABC”

(12)

Konfigurasi umum jaringan eksternal :

- Menggunakan fiber optic yang menghubungkan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia untuk jaringan komunikasi transaksi perdagangan ( terdiri dari 2 line yang redundancy, saling membackup dan dapat melakukan switching secara otomatis )

- Menggunakan 3 ISP dalam berinterkoneksi dengan internet. 2 koneksi pertama adalah internet dedicated dari ISP yang berbeda, yang redundancy dan saling membackup untuk kepentingan akses terhadap web server yang di-publish untuk perdagangan saham online. 1 koneksi lainnya adalah jaringan ADSL dari ISP yang berbeda pula untuk melayani penggunaan internet untuk kepentingan operasional.

- Perusahaan belum memiliki area DRC di luar data center yang ada saat ini Interkoneksi keluar dari dan akses masuk ke dalam jaringan PT.”ABC” dilindungi oleh firewall sehingga keamanan sistem dapat terpelihara.

Konfigurasi umum jaringan internal:

Jaringan operasional di dalam perusahaan dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan divisi dan pada tiap divisi tersedia switch yang menghubungkannya ke data center. Akses dari tiap komputer internal diatur oleh firewall yang juga berperan sebagai router yang mengatur lalu lintas dalam jaringan perusahaan. Di samping itu, untuk kegiatan operasional lainnya, perusahaan juga terhubung ke beberapa vendor penyedia data melalui jalur tersendiri yang tidak digabungkan dengan jaringan di perusahaan.

(13)

4.2.2.5

KERAGAAN APLIKASI

Gambar 21. Keragaan Aplikasi pada PT.”ABC”

Keragaan aplikasi yang digunakan oleh PT.”ABC” mencakup 2 golongan besar: - Aplikasi Front Office yang terdiri dari:

• Aplikasi trading untuk sales: web based dan application based • Aplikasi trading untuk nasabah: web based, application based,

mobile phone, PDA dan Blackberry - Aplikasi Back Office

Risk management system Application support

(14)

4.2.3

Kegia beberapa f transaksi p tiap tahun

4.2.3.1

2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

ANA

atan usaha faktor seper perusahaan .

ANA

Tab Gamb 0 0 0 0 0 0 670 2001 20 Tah 20 20 20 20 20 20 20 20 20

ALISA KE

yang ada rti: pertumb di bursa ef

ALISA PE

bel 6. Statis ar 22. Graf 839 10 002 2003 hun  Ju Na 001  002  003  004  005  006  2 007  3 008  4 009  8

EGIATAN

pada perus buhan nasab fek serta ma

ERTUMBU

tik Pertum fik Pertum 76 1178 2004 20 umlah  asabah  P 670 839 1,076 1,178 1,299 2,451 3,177 4,926 8,454

N USAHA

sahaan saat bah setiap ta arket share

UHAN NA

mbuhan Nas mbuhan Nas 1299 24 005 2006 Pertumbuhan N/A  169  237  102  121  1,152  726  1,749  3,528 

A PERUS

t ini dianal ahunnya, pe dan pendap

ASABAH

sabah PT.” sabah PT.” 451 3177 4 2007 20  %   N/A  25.22  28.25  9.48  10.27  88.68  29.62  55.05  71.62 

AHAAN

lisa berdas ertumbuhan patan perusa

H

”ABC” ”ABC” 926 8454 008 2009 arkan n nilai ahaan

(15)

4.2.3.2

PERUS

Tabel Gamb 0 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000Mill

ANA

AHAAN

l 7. Statisti ar 23. Graf 0 0 0 0 0 0 0 2001 20 258.797,22 498.4 ions Tahun  2001  2002  2003  2004  2005  2006  2007  2008  2009 

ALISA PE

DI BURS

ik Nilai Tra fik Nilai Tr 002 2003 403,76 999.999,722 Nilai t 25 49 99 2,72 5,12       9,56 35,73 37,50 53,35

ERTUMBU

SA EFEK

ansaksi PT ransaksi PT 2004 2005 2.725.662,77 5.122. ransaksi  58,797,220,59 98,403,755,57 99,999,724,30 25,662,768,40 22,032,982,94 64,300,469,38 36,420,885,04 06,297,317,76 57,512,196,46

UHAN TR

K INDONE

T.”ABC” di T.”ABC” d 2006 200 .032,98 9.564.300,47 35.736.4 Ken 90  N 75  239,6 00  501,5 00  1,725,6 40  2,396,3 85  4,442,2 47  26,172,1 60  1,769,8 60  15,851,2

RANSAK

ESIA

i Bursa Efe di Bursa Ef 07 2008 2 7 420,8937.506.297,32 53.3 naikan  N/A  606,534,985  595,968,725  663,044,100  370,214,540  267,486,445  120,415,662  876,432,713  214,878,700 

KSI

ek Indonesi fek Indones 2009 57.512,20 N/A  92.58  100.64  172.57  87.92  86.73  273.64  4.95  42.26  ia sia

(16)

Perbandingan nilai transaksi perusahaan terhadap total transaksi seluruhnya di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8 . Statistik Market Share PT.”ABC” di Bursa Efek Indonesia

Gambar 24. Grafik Market Share PT.”ABC” di Bursa Efek Indonesia Di bawah ini adalah grafik pendapatan usaha perusahaan selama 4 tahun terakhir.

(17)

Berdasarkan data yang disajikan sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan, perusahaan tergolong sehat karena telah terjadi peningkatan dalam kegiatan usaha perusahaan dengan pengukuran parameter pada jumlah nasabah dan jumlah transaksi perusahaan setiap tahunnya.

2. Pada pertumbuhan jumlah nasabah, terjadi kenaikan yang significant pada rentang tahun 2005-2006 (sejumlah 1,152 nasabah atau 88,68%) dan tahun 2008-2009 (3,528 nasabah atau 71,62%). Begitu pula halnya dengan nilai transaksi perusahaan, terjadi kenaikan yang significant pada rentang tahun 2006-2007 (senilai 26,172,120,415,662 atau sebesar 273,64%)

3. Market share dan pendapatan perusahaan juga mengalami kenaikan yang progresif setiap tahunnya.

Dari kesimpulan tersebut, didapati bahwa kenaikan yang significant pada jumlah nasabah terjadi karena pada tahun 2005 perusahaan mulai meluncurkan produk online trading sebagai salah satu delivery channel bagi nasabahnya, ini merupakan titik awal di mana pertambahan nasabah dimulai dan hasil pertambahan tersebut mulai terlihat significant pada tahun beriktunya, yaitu di tahun 2006 yang diikuti oleh kenaikan nilai transaksi perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Selain didukung oleh iklim investasi di Indonesia yang kondusif bagi para investor, pembukaan delivery channel yang baru memberikan pertambahan jumlah nasabah dan menaikkan jumlah transaksi bagi perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena produk online trading memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para nasabah.

(18)

Maka hasil dan usulan dari analisa perkembangan bisnis perusahaan adalah sebagai berikut :

Tabel 9 . Hasil Analisa Kondisi Bisnis dan Usulan Strategis

Hasil analisa Usulan strategi

•Pembukaan trading delivery channel yang baru mampu menaikkan jumlah nasabah dan jumlah transaksi

• Pemeliharaan dan peningkatan fitur trading delivery channel yang sudah ada

4.2.4

ANALISA FAKTOR INTERNAL – EKSTERNAL

(SWOT) PT.”ABC”

Dalam melakukan analisa faktor internal – eksternal (SWOT) PT.”ABC”, penulis melakukan brainstorming bersama pihak manajemen dari beberapa divisi di PT.”ABC”, antara lain divisi online trading, perdagangan saham, keuangan, pengembangan usaha, dan divisi operasional perusahaan beserta direktur.

4.2.4.1

ANALISA FAKTOR KEKUATAN INTERNAL –

STRENGTH

Faktor kekuatan internal yang dimiliki oleh PT.”ABC” (Strength) antara lain dijabarkan sebagai berikut:

(19)

1. Dukungan kapitalisasi dari group

PT.“ABC” memiliki dukungan kapitalisasi yang kuat dari grup perusahaannya, di mana induk perusahaan ini berada di Singapura. Hal ini terbukti ketika Bursa Efek Indonesia menaikkan nilai modal kerja bersih disesuaikan beberapa kali pada tahun 2003, 2004 dan 2006, PT.”ABC” sama sekali tidak menghadapi masalah mengenai keuangan. Hal ini tentunya memberikan nilai kekuatan dan eksistensi tersendiri bagi PT.”ABC” dalam dunia pasar modal.

2. Mutliplatform delivery channel

Sebagai anggota bursa yang menggagaskan perdagangan saham straight through processing, PT.”ABC” telah memiliki kemampuan untuk mengembangkan delivery channel tersebut ke dalam beberapa platform yang ada. Hal ini menjadikan PT.”ABC” sebagai pilihan bagi nasabah yang memilih untuk bertransaksi secara online.

3. Memiliki cabang yang supportive

Saat ini PT.”ABC” memiliki 19 cabang yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia. Kehadiran cabang ini sangat mendukung PT.”ABC” dalam mengembangkan usahanya di belantara Nusantara.

4. Staff turn around yang rendah

Keberadaan staf inti yang loyal pada perusahaan akan memperkuat PT.”ABC” dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan dan perancangan strategi yang baik dalam menghadapi persaingan terhadap kompetisi yang ada.

(20)

5. Pemimpin memberi dukungan penuh terhadap TI

Di tengah kemajuan teknologi yang terus berkembang, TI akan memainkan peranan yang penting dalam persaingan. Perusahaan yang kuat dalam memanfaatkan teknologi akan memiliki peluang memimpin dalam persaingan yang ada. Keberadaan top level management yang aware akan pentingnya TI dalam mendukung laju perusahaan akan memperkuat perusahaan dalam persaingan yang ada.

4.2.4.2 ANALISA FAKTOR KELEMAHAN INTERNAL –

WEAKNESS

Faktor kelemahan internal yang ada dalam PT.”ABC” (Weakness) yang harus mendapatkan perhatian khusus antara lain dijabarkan sebagai berikut:

1. Terbatasnya jumlah development staff

PT.”ABC” memiliki berbagai trading delivery channel yang menuntut pengembangan yang sinergi dan konstan. Bila dilihat pada struktur organisasi TI yang ada saat ini, tim development yang ada masih sangat minim untuk dapat menangani setiap perubahan yang dibutuhkan pada masing-masing platform. Kurangnya tenaga development ini secara langsung menghambat perkembangan produk, termasuk penambahan fitur-fitur yang dibutuhkan untuk memberikan nilai tambah bagi produk yang ada. Hal ini harus segera diatasi agar produk yang ada dapat dipelihara dengan baik dan bahkan dikembangkan agar dapat lebih baik lagi.

(21)

2. Kurangnya pemahaman terhadap TI pada staf operasional

Perkembangan TI menuntut pola pikir staf yang juga mengerti akan pemanfaatan TI agar perusahaan dapat berjalan sinergi. Hal ini masih dirasa kurang pada beberapa divisi pada PT.”ABC”. Sistem pekerjaan yang manual dan inisiatif untuk efisiensi serta efektivitas kerja sering kali tidak berasal dari divisi bersangkutan yang membutuhkan.

3. Informasi pembayaran baru dapat dilihat pada T+1

Dunia online trading menuntut semua informasi yang disajikan bagi nasabah adalah info terkini, sehingga memberikan kenyamanan tersendiri bagi pengguna sistem online trading, yang dalam hal ini adalah nasabah. PT.”ABC” masih memiliki kendala dalam menyampaikan informasi keuangan nasabah secara realtime karena digunakannya sistem batch processing pada akhir hari. Hal ini harus menjadi fokus dalam perencanaan peningkatan proses internal yang ada.

4. Tidak ada tim marketing yang fokus dan aggressive

Promosi dan strategi pemasaran produk online trading yang ada sering dilakukan melalui road show, akan tetapi tindak lanjut dari road show ini terkadang masih lemah dan tidak ada satu tim marketing yang secara khusus memikirkan strategi marketing yang sifatnya lebih agresif. Keberadaan tim ini sangat diperlukan untuk meningkatkan brand image dari perusahaan dan juga penjangkauan nasabah baru.

5. Tidak ada “delivery channel roadmap”

Produk yang sudah dibuat seharusnya terus dikembangkan dan diperhatikan secara detil serta dibuat perencanaan atau roadmap

(22)

pengembangan selanjutnya agar lebih terarah. Saat ini PT.”ABC” belum memiliki tim khusus yang memikirkan tiap produk secara khusus dengan perencanaan roadmap yang jelas.

6. Kurangnya riset terhadap trend teknologi

Perkembangan teknologi yang berkembang secara dinamis menuntut PT.”ABC” untuk menyelaraskan kegiatan usahanya dengan perkembangan teknologi yang ada. Untuk itu kebutuhan akan riset terhadap trend teknolgi menjadi bagian yang menentukan dalam pembuatan strategi perusahaan.

4.2.4.3 ANALISA FAKTOR KEKUATAN EKSTERNAL –

OPPORTUNITY

Peluang sebagai faktor kekuatan eksternal (Opportunity) yang mendukung PT.”ABC” untuk mengembangkan usahanya antara lain dijabarkan sebagai berikut :

1. Market Share yang masih luas.

Saat ini PT.”ABC” baru menguasai 2.74 % (per tahun 2009) dari pangsa pasar yang ada di pasar modal Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa peluang yang tersedia masih sangat besar bagi PT.”ABC” untuk dapat menguasai market share pada bursa saham di Indonesia.

2. Trend online trading.

Krisis ekonomi di Amerika secara tidak langsung mempengaruhi perilaku investor yang ada di Indonesia. Perubahan terjadi dimana sebelumnya banyak nasabah yang mengandalkan broker dalam melakukan transaksi,

(23)

kini investor memilih untuk melakukannya sendiri. Hal ini diperkuat dengan fee online yang cenderung lebih murah bila dibandingkan dengan fee bila bertransaksi lewat broker. Karakter investor ini dicatat sebagai peluang besar bagi PT.”ABC” untuk mengembangkan online trading nya.

3. Higher internet penetration

Sejak masuk ke Indonesia, berbagai provider layanan internet dan telekomunikasi berlomba untuk memberikan layanan yang murah dan memuaskan bagi para pelanggannya. Tarif internet yang semakin murah dan jaringan telekomunikasi yang mendukung, memberikan kesempatan bagi nasabah dan calon nasabah PT.”ABC” untuk bertransaksi dengan tanpa memikirkan biaya tambahan yang berarti. Trend menunjukkan adanya peluang penetrasi internet di Indonesia yang lebih tinggi lagi pada waktu mendatang.

4. Loyal Customer

Sejak PT.”ABC” meluncurkan online trading-nya, sekuritas lain pun berlomba untuk menghasilkan online trading sebagai salah satu pilihan dalam delivery channel mereka. Kesetiaan nasabah PT.”ABC” di tengah banyaknya pilihan sistem online trading yang bermunculan, merupakan indikasi kuat bahwa PT.”ABC” masih dipercaya oleh nasabahnya, dan ini merupakan faktor peluang penting.

(24)

4.2.4.4 ANALISA FAKTOR ANCAMAN EKSTERNAL –

THREAT

Faktor ancaman eksternal bagi PT.”ABC” (threats) harus menjadi bagian yang harus segera ditangani, dan mendapatkan perhatian khusus, antara lain dijabarkan sebagai berikut :

1. Persaingan fee transaksi

Saat ini terjadi persaingan fee yang sangat tidak sehat di antara para penyedia jasa online trading. Hampir semua sekuritas yang memiliki online trading berlomba untuk memberikan fee yang termurah

2. Fitur delivery channel yang lebih baik

Semua perusahaan sekuritas berlomba untuk memberikan yang terbaik bagi setiap nasabahnya, termasuk memberikan fitur-fitur yang terbaik dalam trading delivery channel nya.

3. Munculnya pemain-pemain baru dalam online trading

Pemain baru dalam sistem online trading mulai bermunculan dengan strategi dan taktik tersendiri untuk merebut market share yang ada, sehingga membuat persaingan menjadi semakin ketat.

4. Meningkatnya intensitas bencana alam di Indonesia, khususnya beberapa kali kejadian gempa bumi yang terjadi di Jakarta, menjadi suatu peringatan keras bagi PT.”ABC” untuk mulai memikirkan lokasi disaster secara serius.

(25)

Tabel berikut memberikan gambaran analisa faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh PT.”ABC”

Tabel 10 . Analisa SWOT PT.”ABC”

Kekuatan

 ‐ 

Kelemahan

 

Internal

 ‐ 

Strength

 

 

Weakness

 

STRENGTH

 

WEAKNESS

 

Dukungan Kapitalisasi dari  group 

Terbatasnya  jumlah staff 

development 

Multi platform delivery channel  Kurangnya tingkat pemahaman  terhadap TI pada staf operasional  Memiliki Cabang yang 

supportive 

Informasi pembayaran baru dapat  dilihat pada T+1  

Pemimpin yang memberi  dukungan terhadap  TI 

Staff turn around yang rendah 

Tidak ada tim marketing yang focus  dan agresif  

Tidak ada “delivery channel roadmap”  Kurangnya riset terhadap trend  teknologi 

Peluang

 ‐ 

Ancaman

 

Eksternal

 

(

 

Opportunity

 ‐ 

Threat

 

)

 

OPPORTUNITY

 

THREAT

 

Market share yang luas   

Trend Online Trading 

Persaingan fee transaksi  

Fitur delivery channel yang lebih baik 

Loyal Customer  Munculnya pemain‐pemain baru  dalam Online Trading 

Higher internet penetration  Meningkatnya intensitas bencana  alam 

(26)

Analisa dari SWOT tersebut untuk selanjutnya dibuat perhitungan yang akan dipetakan pada matriks SWOT sehingga dihasilkan kesimpulan posisi PT.”ABC” terhadap penilaian SWOT yang ada:

Tabel 11 . Summary Faktor Internal PT.”ABC”

IFAS Weight Rank Weighted STRENGTH

Dukungan Kapitalisasi dari group 0.1 4 0.4 

Multi platform delivery channel 0.2 4 0.8 

Pemimpin yang mendukung IT 0.1 3 0.3 

Pergantian staf yang rendah 0.05 3 0.15 

Cabang yang supportive 0.05 2 0.1 

0.5 1.75

WEAKNESS

Terbatasnya jumlah staff 

development  0.1 5 0.5 

Kurangnya pemahaman terhadap TI 

pada staf operasional  0.05 4 0.2 

Tidak memiliki roadmap 

pengembangan delivery channel 0.05 4 0.2 

Kurang Riset trend teknologi 0.1 3 0.3 

Tidak ada delivery channel roadmap 0.05 3 0.15 

Tidak ada tim marketing yang fokus 0.15 2 0.3 

   0.5 -1.65

(27)

Tabel 12 . Summary Faktor Eksternal PT.”ABC”

EFAS Weight Rank Weighted

OPPROTUNITIES

Market share yang luas 0.15 3 0.45 

Trend online trading 0.15 3 0.45 

Loyal Customer  0.1 2 0.2 

Higher internet penetration 0.1 2 0.2 

  0.5   1.3 

THREATS

Persaingan fee transaksi 0.2 4 0.8 

Fitur d.channel  yang lebih baik 0.1 5 1 

Meningkatnya intensitas bencana 

alam  0.1 3 0.3 

Pemain baru dalam OLT 0.1 3 0.3 

0.5

-2.4

TOTAL 1 -1.1

Berikut adalah hasil pemetaan perhitungan tersebut ke dalam matriks analisa SWOT:

(28)

Gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi PT.”ABC” saat ini adalah pada kuadran ST, dimana perusahaan memiliki kekuatan yang dapat dimaksimalkan untuk menghadapi ancaman yang datang dari luar.

Bila dilihat pada mapping strategi SWOT yang ada pada tabel berikut ini: Tabel 13 . Summary dan Usulan Strategi IFAS-EFAS

(29)

Maka hasil dan usulan dari analisa SWOT pada PT.”ABC” adalah sebagai berikut:

Tabel 14 . Hasil Analisa SWOT dan Usulan Strategis Hasil analisa ancaman / kekuatan

yang ada

Usulan strategi

• Persaingan fee transaksi online

Fitur delivery channel yang lebih baik

• Intensitas bencana alam, khususnya gempa

• Kurangnya staf development

• Tidak ada tim marketing yang agresif dan fokus

• Cabang yang supportif

• Membentuk komite fee yang akan membuat formulasi fee dengan review berkala

• Meningkatkan fitur pada trading delivery channel yang ada dengan roadmap yang jelas dan tim yang fokus

• Membangun DR center

• Recruitment staf TI

• Membangun tim marketing yang agresif

• Meningkatkan kinerja cabang dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi maintenance nasabah per cabang

(30)

4.2.5

ANALISA STRATEGI KOMPETITIF – PORTER

Untuk dapat memiliki daya saing dengan kompetitor yang ada, bahkan adanya peluang semakin banyak perusahaan yang akan go-online , perlu dibuat suatu analisa kompetitif yang selanjutnya akan menentukan strategi bagi perusahaan untuk dapat terus bertahan atau bahkan memenangkan persaingan yang ada.

Menurut Porter, ada 5 kekuatan yang menentukan dalam membuat strategi yang kompetitif.

(31)

Penjelasan dari masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut :

4.2.5.1 ANALISA KEKUATAN POTENTIAL ENTRANTS

Kenyataan utama yang ada saat penulisan ini dibuat adalah bahwa adanya potensi munculnya pemain baru yang masuk dalam kancah perdagangan saham online.

Direktur Teknologi Informasi BEI memperkirakan tahun 2010 akan ada sekitar 50 anggota bursa yang merilis system online trading.

( KONTAN, Edisi 29 Maret – 4 April 2010)

Kehadiran mereka tentunya akan membawa kapasitas diri yang baru dan ikut berpeluang untuk merebut market share yang ada.

Suatu kenyataan yang dapat menjadi ancaman untuk PT.”ABC” sekaligus suatu penggerak bagi PT.”ABC” untuk meningkatkan “competitive value”-nya

4.2.5.2 ANALISA KEKUATAN BARGAINING POWER OF

SUPPLIER

Dalam hal ini yang bertindak sebagai supplier adalah Bursa Efek Indonesia, dan faktor yang paling menentukan adalah kepatuhan terhadap rule dan kesesuaian perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya secara teknis dengan panduan dan aturan yang diberikan. Supplier bahkan dapat mencabut ijin perusahaan sekuritas yang berarti berakhirnya kegiatan usaha perusahaan sekuritas tersebut.

(32)

Pada umumnya peraturan bursa dibuat untuk melindungi nasabah dan menjaga fair play antar anggota bursa. Kepatuhan terhadap peraturan bursa pada dasarnya membantu melindungi perusahaan dari praktik tidak sehat dan memperjelas hak dan kewajiban sesama anggota bursa.

Sebenarnya kepatuhan harus dipandang sebagai suatu keharusan bagi setiap anggota bursa secara umum, namun kadang kepatuhan ini seakan dijadikan sebagai suatu pilihan dari tiap perusahaan ketika pelaksanaannya mulai mempengaruhi kegiatan usahanya. Sebagai contoh adalah peraturan mengenai pemisahan rekening dana nasabah dari dana operasional perusahaan. Masih sering dijumpai perusahaan yang tidak melakukan pemisahan ini karena bila dilakukan pemisahan mungkin akan mengurangi nilai tawar mereka terhadap pelanggan dan juga mempengaruhi service yang mereka berikan.

Di samping peraturan, BEI yang bertindak sebagai supplier juga memiliki kekuatan nilai tawar, yaitu fee bursa. Sampai saat penulisan ini dibuat, tidak ada issue yang significant mengenai fee bursa yang masih tetap berlaku yaitu 0.03% untuk setiap transaksi.

4.2.5.3

ANALISA KEKUATAN BARGAINING POWER OF

BUYER

Di sini nasabah dari perusahaan online trading berperan sebagai pembeli yang mempunyai nilai tawar tersendiri. Nasabah harus mendapat perhatian utama, karena bagaimanapun juga perusahaan sekuritas yang bergerak di bidang service

(33)

sangat ditentukan oleh bagaimana perusahaan itu dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggannya.

Di sini ada beberapa daya tawar dari pelanggan :

- Pelanggan menghendaki sistem online trading yang dapat diandalkan, dengan beberapa karakteristik seperti free of bugs, high availability, kecepatan akses dan proses terhadap transaksi yang dimasukan. Selain diandalkan, pelanggan juga menuntut system yang powerful, hal ini mencakup fitur-fitur yang mendukung dan memberikan kenyamanan nasabah saat bertransaksi . Saat ini banyak system online trading yang dapat menjadi pilihan bagi pelanggan sehingga system online trading yang terbaik, dengan penilaian yang memenuhi kriteria tuntutan pelanggan yang akan menerima perhatian dari pelanggan.

- Biaya transaksi yang rendah, tentulah menjadi tuntutan utama bagi setiap pelanggan. Rentang feeonline trading yang berlaku saat ini adalah 0,123 – 0,2 %. Pilihan fee yang variatif ini sebenarnya masih membuktikan bahwa fee bukanlah segalanya. Tentulah variasi fee tersebut harus diimbangi dengan service yang diberikan oleh masing-masing perusahaan.

4.2.5.4

ANALISA KEKUATAN SUBSTITUTE

Sampai penulisan ini dibuat, penulis belum menemukan produk pengganti yang menjadi ancaman bagi perusahaan sekuritas, dengan pengertian bahwa tidak ada pengganti perusahaan sekuritas.

(34)

4.2.5.5 ANALISA

KEKUATAN

RIVALRY AMONG

EXISTING FIRMS

Pada analisa ini penulis mengambil 2 kompetitor utama dengan karakteristik bidaang usaha yang bergerak pada segmen nasabah retail dan menggunakan online trading sebagai media perdagangan saham yang utama bagi para nasabahnya.

Tabel di bawah ini akan memberikan perbandingan gambaran posisi PT.”ABC” di dalam persaingan dengan kompetitor utamanya dalam kekuatan yang ada:

Tabel 15 . Data Nilai Persaingan PT.”ABC” dan Kompetitor

Rivalry  Forces      PT."ABC"    Kompetitor 1     Kompetitor 2  Fee  Transaksi   0.2 / 0.3    0.15 / 0.25    0.19 / 0.29  

 Denda    30 % per  tahun    72 % per tahun    72 % per tahun  

 Service    CS, Online Feedback,  tim dealing,     Analyst service,  Research    Client visit, pick up  oa,    Produk   ORI, Reksadana,  Margin, bursa asing    Saham    Saham, Reksadana,  ETF , Lead  underwritter    Marketing    road show, CGC,  reward    aggressive, tele  marketing, paket  promosi    aggressive, tele  marketing, road  show    Delivery  channel    Web based, Desktop,  HP,  PDA, BB    Web based,  Desktop, BB,     Desktop, BB, Mac  

(35)

- Fee transaksi

Bila dilihat dari perbandingan yang ada, bahwa kedua kompetitor memberikan fee transaksi yang lebih murah dari pada yang dikenakan oleh PT.”ABC”, yaitu 0,15 dan 0,19 sedangkan PT.”ABC” mengenakan fee online sebesar 0,2. Hal ini haruslah menjadi pertimbangan tersendiri bagi PT.”ABC” untuk dapat mampu bersaing dengan para pemain lainnya. Memang fee bukanlah satu-satunya penentu, tetapi kenyataan membuktikan bahwa fee dapat mempengaruhi posisi PT.”ABC” di tengah persaingan yang ada.

- Denda atas keterlambatan transaksi

Bagian ini harus menjadi perhatian pula, karena sekalipun PT.”ABC” memberikan denda atas keterlambatan pembayaran transaksi yang paling rendah bila dibandingkan dengan kompetitornya, namun hal ini tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi PT.”ABC” untuk memenangkan persaingan yang ada. Artinya bahwa PT.”ABC” tidak perlu menurunkan denda atas keterlambatan pembayaran transaksi untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain.

- Service

Pelanggan rela dikenakan fee yang lebih tinggi bila service yang diberikan lebih baik. Kenyataan yang ada PT.”ABC” masih memberikan service yang relatif standard dengan pesaingnya. Bahkan pesaing dapat memberikan service yang lebih baik bagi para calon nasabahnya, seperti jasa pengambilan Opening Account, client visit, dan juga service khusus berupa pemberian update pergerakan market dari tim riset yang ada. Hal

(36)

tersebut di atas harus dipikirkan oleh PT.”ABC” sebagai bagian dari strateginya untuk dapat bersaing dengan kompetitor yang ada.

- Produk

PT.”ABC” memiliki produk delivery channel yang cukup bervariasi yang seharusnya dapat meningkatkan daya tarik bagi calon nasabah ataupun nasabah yang sudah ada untuk dapat bertransaksi lebih banyak. Ini akan menjadi kekuatan tersendiri dibanding perusahaan lainnya, namun perlu strategi khusus agar kekuatan ini dapat memberikan value bagi perusahaan.

- Marketing

Persaingan semakin ketat, maka tak dapat dihindarkan lagi bahwa peranan tim marketing akan sangat menentukan posisi perusahaan di tengah persaingan yang ada. Terlihat dalam tabel tersebut, bahwa PT.”ABC” tidak memiliki tim marketing yang aggressive yang dapat memperkenalkan perusahaan kepada calon nasabah. Perlu dipikirkan terobosan baru dalam marketing, seperti tindak lanjut terhadap calon nasabah yang telah mengajukan uji coba produk, telemarketing, paket promosi lainnya.

- Delivery channel

Sistem yang handal, memilki kecepatan yang tinggi untuk akses dan processing, no down time, serta fitur yang menarik menjadikan perusahaan

(37)

itu sebagai pilihan utama bagi tiap nasabah. “Perang fitur “ akan menjadi suatu tantangan dalam persaingan yang ada. Derivatif dari system yang ada juga akan memberikan daya tarik tersendiri bagi nasabah untuk melirik suatu perusahaan. PT.”ABC” telah memiliki kemampuan untuk memberikan pilihan pada berbagai trading platform, namum kehandalan fitur tetap suatu bagian yang tidak boleh dilupakan.

Tabel berikut memberikan perbandingan fitur dari delivery channel yang dimiliki oleh PT.”ABC” di antara pesaingnya:

Tabel 16 . Data Perbandingan Fitur PT.”ABC” dan Kompetitor

Fitur  PT.”ABC”  Kompetitor  Kompetitor   Chart  Standard  Tools yang  lengkap dan  user freindly 

Tools yang lengkap 

dan user freindly 

Market info  standard  standard  standard 

Order system  smart order  basket 

alert, order matrix,  antrian  Account 

Management  not realtime   realtime  realtime  Forum / chat 

room  ‐  ada  ada 

Research  fundamental  technical  technical 

           

 

Perbandingan fitur tersebut di atas harus masuk dalam daftar pengembangan fitur dalam delivery channel yang akan ada.

(38)

4.2.5.6

ANALISA PERBANDINGA N PERTUMBUHAN

KEGIATAN USAHA PT.”ABC” DAN KOMPETITOR YANG

ADA

Berikutnya penulis akan mencoba melakukan analisa terhadap perkembangan kegiatan usaha yang terjadi baik pada PT.”ABC” maupun 2 kompetitor lainnya. Analisa ini akan difokuskan pada 2 parameter utama, yaitu pertumbuhan jumlah nasabah dan pertumbuhan jumlah transaksi di Bursa Efek Indonesia.

4.2.5.6.1

ANALISA PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH

Data berikut memperlihatkan pertumbuhan nasabah dari masing-masing perusahaan sebelum dan sesudah peluncuran online trading:

Tabel 17. Statistik Pertambahan Nasabah PT.”ABC” dan Kompetitor

Company  Jumlah nasabah  sebelum go online  Jumlah nasabah  sesudah go‐  online (2009)  Tahun  Peluncuran  PT.”ABC”  1,000  9,000  2004  Kompetitor 1  < 1,000  30,000  2004  Kompetitor 2  500  20,000  2007 

Data tersebut memperlihatkan bahwa para pesaing mengalami kenaikan yang sangat significant dalam pertambahan jumlah nasabah. PT.”ABC” mengalami pertumbuhan yang paling rendah dalam hal jumlah nasabah.

(39)

Hal ini memperkuat kenyataan bahwa product online trading mampu mendorong pertumbuhan jumlah nasabah secara significant, dan seharusnya PT.”ABC” mampu mendongkrak jumlah nasabah dengan angka yang lebih significant. Kenyataan ini memperkuat pembuktian bahwa faktor persaingan seperti fee transaksi online, fitur yang menarik dalam sistem online trading, serta service dan kegiatan yang nyata dan agresif dari tim marketing mampu memberikan perbedaan yang significant terhadap pertumbuhan jumlah nasabah

4.2.5.6.2

ANALISA PERTUMBUHAN JUMLAH TRANSAKSI

Tabel di bawah ini akan memperlihatkan posisi PT.”ABC” di antara kompetitor lainnya dalam hal jumlah transaksi selama 3 tahun berturut-turut

(40)

Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2007 PT.”ABC” masih memimpin dalam persaingan, terlihat pada ranking value dan volume (dalam hal ini frequency tidak dapat menjadi tolok ukur persaingan) dan tahun 2008 pun PT.”ABC” masih memimpin persaingan jika mengacu pada nilai transaksi yang dihasilkan.

Perubahan drastis terjadi pada tahun 2009, sekalipun secara kegiatan usaha PT.”ABC” terlihat berkembang (pada tabel 7 pada pembahasan sebelumnya), akan tetapi perkembangan tersebut tidak diiringi dengan daya saing yang kuat, terlihat bahwa kompetitor lain mengalami pertumbuhan yang jauh lebih significant seperti pada tabel berikut:

Tabel 19 . Statistik Perbandingan Pertumbuhan Nilai Transaksi PT.”ABC” dan Kompetitor

Perusahaan  2008  2009  Pertumbuhan 

PT.”ABC”  37,506,297,317,760 53,357,512,196,460 15,851,214,878,700 42.26 

Kompetitor 1  18,232,444,530,725 70,415,674,293,732 52,183,229,763,007 286.21

Kompetitor 2  27,736,497,801,940 60,354,464,563,402 32,617,966,761,462 117.60

Terlihat bahwa kompetitor 1 dan kompetitor 2 mengalami kenaikan nilai transaksi yang sangat significant bila dibandingkan dengan PT.”ABC”. Masing-masing kompetitor mengalami kenaikan 286.21 % dan 117.60 % sedangkan PT.”ABC” hanya mengalami kenaikan sebesar 42.26 %.

(41)

Bila dilihat apa yang terjadi pada tahun tersebut, kondisi pasar modal memang sedang mengalami era perbaikan, di mana investor mulai kembali melirik dunia bursa saham, peluang ini sangat besar dan dimanfaatkan oleh kedua kompetitor di atas, sehingga mereka dapat menaikkan nilai transaksi dengan kenaikan yang sangat significant. Jelas bahwa perbandingan jumlah nasabah berbanding lurus dengan jumlah transaksi yang dihasilkan.

Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagi PT.”ABC” untuk tidak kembali mengulangi kegagalan persaingan yang sama seperti yang telah terjadi pada tahun sebelumnya.

Dari serangkaian analisa terhadap 5 kekuatan Porter dan implikasinya lebih jauh terhadap pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah transaksi, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

Tabel 20 . Hasil Analisa Kompetitif PT.”ABC”

Hasil analisa yang mempengaruhi persaingan

Usulan strategi

Fee transaksi online

• Fitur dalam trading delivery channel

Service kepada nasabah

• Kegiatan marketing yang aktif dan agresif

• Membentuk komite fee yang akan membuat formulasi fee dengan review berkala

• Meningkatkan fitur pada trading delivery channel yang ada dengan roadmap yang jelas dan tim yang fokus

• Meningkatkan service kepada nasabah • Membangun tim marketing yang

(42)

4.2.6

ANALISA VALUE CHAIN

Pada analisa value chain ini, penulis akan membahas 2 jenis analisa yang ada, yaitu external value chain dan internal value chainvalue network model.

4.2.6.1

ANALISA VALUE CHAIN EKSTERNAL

Gambar 28. External Value Chain pada Industri Bursa Saham

Ada 2 proses penting dalam value chain eksternal pada industry bursa saham, yaitiu:

1. Trading Process.

Proses Perdagangan, yang dikenal dengan transaksi jual beli saham. Pada proses ini, investor atau pelanggan anggota bursa, dalam hal ini adalah

(43)

perusahaan sekuritas akan memberikan informasi berupa pesanan perdagangan baik jual maupun beli yang ingin dilakukannya. Informasi ini selanjutnya akan diterima oleh perusahaan sekuritas dan diteruskan ke dalam sistem perdagangan bursa (JATS – JSX Trading System). Di dalam sistem inilah dilakukan proses pencocokan pesanan yang dimasukan oleh tiap perusahaan sekuritas. Apabila ada pesanan yang cocok / match maka JATS akan mengirimkan informasi tersebut kepada perusahaan sekuritas dan untuk selanjutnya informasi ini dapat dilihat langsung oleh pelanggan.

2. Settlement Process

Proses penyelesaian transaksi perdagangan ini merupakan kelanjutan dari proses perdagangan di atas. Di mana pada akhir hari JATS akan mengirimkan informasi perdagangan yang terjadi di bursa ke lembaga penyelesaian efek ( KSEI – Kustodian Sentral Efek Indonesia ) dan lembaga penyelesaian dana (KPEI- Kliring Penjamin Efek Indonesia). Perusahaan sekuritas juga akan menerima informasi perdagangan secara keseluruhan pada akhir hari untuk dilakukan pencocokan pada sistem internal. Untuk selanjutnya apabila jatuh tempo waktu penyelesaian sudah tiba (T+3), maka perusahaan sekuritas akan melakukan penyelesaian transaksi atas nasabahnya, baik dana maupun efek kepada KPEI dan KSEI.

(44)

Analisa yang didapatkan pada value chain eksternal ini yang dapat mempengaruhi aktivitas dalam PT.”ABC” adalah :

- sistem perdagangan yang dimiliki oleh PT.”ABC” sangat tergantung pada sistem perdagangan bursa, yaitu JATS. Perusahaan sekuritas harus memiliki kemampuan untuk merubah sistem yang ada apabila Bursa Efek Indonesia melakukan perubahan pada sistemnya yang berhubungan dengan sistem perdagangan anggota bursa.

- Otomatisasi sistem internal PT.”ABC” bila berhubungan dengan lembaga penyelesaian baik efek maupun dana juga sangat ditentukan oleh sistem pada KSEI maupun KPEI. Ketergantungan sistem yang sama juga berlaku di sini, di mana perubahan pada sistem KSEI maupun KPEI yang berhubungan dengan komunikasi data dengan sistem internal PT.”ABC” akan menuntut perubahan pula pada sisi proses internal PT.”ABC”

Dengan adanya ketergantungan tersebut, maka disimpulkan bahwa PT.”ABC” harus memiliki tim system development yang siap untuk menangani perubahan yang ada.

(45)

4.2.6.1

ANALISA VALUE CHAIN INTERNAL

Analisa ini akan menggunakan model Value Network dengan 2 jenis kegiatan utama,yaitu Kegiatan Primer dan Kegiatan Pendukung.

Gambar 29. Internal Value Chain PT.”ABC”

1. Primary Activities / Kegiatan Primer

Ada 3 bagian penting di dalam kegiatan primer ini , yaitu :

Service Delivery

Bagian ini menitikberatkan pada service yang akan diberikan kepada nasabah, baik core services yang berupa pembukaan rekening, trading

(46)

delivery channel dan market info yang akan diberikan kepada semua nasabah secara umum. Sedangkan nasabah tertentu akan menikmati value added service, seperti pemberian fasilitas maupun layanan research dan advisory dari sales yang ada.

Hal yang perlu ditingkatkan ditambahkan pada bagian ini adalah proses pada perekrutan calon nasabah. Bagian ini perlu ditambahkan pada internal value chain. Pada bagian ini perhatian dari perusahaan masih lemah, di mana follow up dan pendataan calon nasabah yang ada masih belum maksimal. Begitu pula proses perekrutan calon nasabah baru memakan waktu yang cukup lama. Penulis juga menemukan pada bagian ini bahwa nasabah menginginkan fitur yang baik reliable,dan powerful untuk terus ditingkatkan dalam sistem trading delivery channel yang ada. Kompatibilitas sistem terhadap perkembangan dan trend teknologi akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Service Development & Operations

Untuk service development, PT.”ABC “ perlu memberikan perhatian secara khusus untuk meningkatkan service kepada pelanggan yang ada. Pelanggan menginginkan fee service yang bersaing, jasa informasi yang mendukung pengambilan keputusan dalam bertransaksi, kebutuhan akan system availability,kapasitas yang baik serta tim customer care dan dealing yang selalu siap dan terlatih akan menjadi nilai tambah bagi pelanggan

(47)

Sedangkan untuk operations, masih dijumpai adanya kegiatan manual seperti pencatatan stock nasabah yang menggunakan kartu stock tertulis, yang sangat tidak efisien dan rentan akan kesalahan pencatatan, reporting pada bagian control margin, serta pembuatan voucher dan suspensi nasabah yang masih manual.

Network infrastructure development, operations & maintenance

Diperlukan infrastruktur TI yang lebih baik dan perluasan untuk mendukung kemudahan akses terhadap trading delivery channel yang ada. 2. Support Activities / KegiatanPendukung

Kegiatan pendukung pada PT.”ABC” antara lain meliputi infrastruktur dan teknologi secara keseluruhan, sumberdaya manusia, serta kegiatan administrative lainnya. Sekalipun kegiatan pendukung ini tidak terlibat pengaruhnya secara langsung, namun keberadaan kualitas kegiatan pendukung ini akan mempengaruhi hasil yang dicapai pada kegiatan primer. Beberapa hal yang perlu diperlukan pada kegiatan ini adalah :

- Pembaruan data center dan upgrade jaringan internal menjadi gigabit transport

- Perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki kompetensi seperti tim research, dan staff development di divisi TI. Selain itu diperlukan juga adanya pelatihan terhadap karyawan yang ada.

(48)

Dari analisa value chain secara internal dan eksternal, maka berikut ini adalah temuan dari keadaan PT.”ABC” yang membutuhkan perhatian untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan :

Tabel 21 . Hasil Analisa Value Chain

Inisiatif yang diperlukan ‐ Pembaruan data center dan upgrade jaringan internal   ‐ Karyawan yang memiliki kompetensi  

‐ Infrastructure TI yang lebih baik dan perluasan untuk mendukung kemudahan 

akses terhadap trading delivery channel yang ada.  

‐ Meningkatkan service kepada pelanggan yang ada dalam hal pricing (fee),  jasa 

informasi yang mendukung pengambilan keputusan dalam bertransaksi, system 

availability, kapasitas yang baik,  tim customer care dan dealing  

‐ Migrasi dari pencatatan manual ke sistem untuk proses settlement, reporting 

pada bagian control margin, serta pembuatan voucher dan suspens nasabah.  

‐ Nasabah  menginginkan  fitur  yang  baik  reliable,dan  powerful  untuk  terus 

ditingkatkan dalam sistem trading delivery channel yang ada.  

Gambar

Gambar 17. Struktur Organisasi PT.”ABC”
Gambar 18. Struktur Organisasi Divisi TI
Tabel 4. Keragaan Perangkat Keras PT.”ABC”
Tabel 5.  Keragaan Perangkat Lunak PT.”ABC”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah Mendapatkan alternatif bahan dasar bioherbisida pra tumbuh dengan menggunakan gulma Saliara (Lantana camara), mengetahui

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik tadqiq yaitu penelitian dan penilaian terhadap kebenaran sesuatu naskah.

Hasil analisis varians menunjukkan bahwa dosis pelapisan arang aktif pada pupuk urea pada perlakuan P1, P2, P3 dan P4 memberikan pengaruh yang signifikan (P &lt; 0,05) terhadap

Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda

Sokszorosan is igaz ez a megállapítás Sofi Oksanen Sztálin tehenei című regényével kapcsolatban, melynek központi motívuma a főszereplő kultúrák közöttisége:

masih mengalami ketidakjelasan, sehingga dengan hal ini memperlemah kewibawaan lembaga penyelenggara pemilu tersebut dan apabila wibawa lembaga penyelenggara pemilu sudah

Hasil yang didapat dari penelitian ini berupa Aplikasi Pengolahan Data Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Militer TNI-AD pada Zidam II/SWJ Palembang... v

Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang berada pada kriteria baik sekali mendukung pembelajaran IPA menggunakan model konvensional dalam