48
HASIL ANALISA
4.1 INITIATE STRATEGY PROCESS
Perencanaan yang ada dalam tahap inisialiasi strategi ini dimulai dengan menentukan tujuan dan sasaran, yaitu membuat dan menghasilkan sebuah perencanaan strategis TI yang dimulai dengan tahap awal melakukan analisa keadaan perusahaan pada saat penulisan dibuat, merumuskan strategi bisnis untuk mencapai sasaran perusahaan dalam jangka waktu 3 tahun mendatang, merumuskan stategi TI yang mendukung strategi bisnis yang ada dan kemudian menuangkannya dalam sebuah perencanaan implementasi TI.
Hasil akhir yang diharapkan dari proses ini adalah sebuah perencanaan strategis TI yang mendukung strategi bisnis perusahaan disertai dengan perencanaan implementasi.
Pembuatan perencanaan strategis TI ini melibatkan beberapa pihak dalam perusahaan, antara lain: direksi, divisi produk, divisi pengembangan usaha, divisi opersional, divisi transaksi perdagangan, dan divisi accounting.
Waktu yang digunakan dalam pembuatan perencanaan strategis TI ini adalah selama 4 bulan yang dimulai pada bulan Desember 2009 dan berakhir hingga bulan Maret 2010.
4.2
UNDERSTAND CURRENT SITUATION AND
INTERPRET BUSINESS NEEDS
Langkah awal untuk dapat memahami situasi yang ada saat penulisan dibuat, dimulai dari pemahaman akan visi dan misi perusahaan serta strategi bisnis perusahaan yang sudah ada. Hal tersebut di atas diperoleh melalui pengumpulan data baik melalui wawancara secara langsung dengan pihak manajemen perusahaan maupun melalui dokumentasi yang ada. Proses brainstorming juga telah dilakukan dengan pihak manajemen terkait untuk mendapatkan hasil analisa yang maksimal dan pemahaman yang menyeluruh dari lingkungan bisnis yang ada untuk selanjutnya dituangkan menjadi strategi bisnis perusahaan yang diperbaharui.
4.2.1
LATAR BELAKANG DAN PROFIL PT.“ABC”
PT.“ABC” telah berdiri sejak tahun 1989 dan merupakan sekuritas ritel asing terpercaya di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT.“ABC” merupakan anak perusahaan dari sebuah perusahaan investasi yang berpusat di Singapura yang berdiri sejak tahun 1975, yang menyediakan layanan keuangan seperti corporatefinance, fund
management, obligasi, futures, komoditas, factoring, perencanaan keuangan, property dan saham.
Untuk memudahkan investor dalam melakukan transaksi saham, maka pada tahun 1996, perusahaan ini meluncurkan produk online tradingnya yang pertama untuk memungkinkan nasabahnya bertransaksi saham secara on-line.
Produk ini telah menjadi salah satu yang terbaik di Asia Tenggara dan secara khusus dikembangkan di Indonesia sejak tahun 2003 oleh PT.“ABC”. Dalam perkembangannya, produk online trading ini telah dapat diakses tidak hanya melalui komputer, tapi juga dapat diakses melalui telepon genggam, PDA maupun BlackBerry.
4.2.1.1
VISI, MISI DAN MOTO PT.”ABC”
VISI :
”Menjadi perusahaan efek terpercaya dan mitra yang handal dalam mencapai tujuan investasi para nasabah”
MISI :
9 Memperkenalkan dan menghapus mitos buruk pasar modal ke masyarakat luas
9 Memberikan pelayanan yang maksimal bagi para nasabah dalam berinvestasi
9 Mengembangkan perseroan dengan membangun sumber daya manusia dan teknologi informasi yang terkini
MOTO :
Target yang sudah dirumuskan oleh PT.”ABC” untuk 3 tahun ke depan pada saat penulisan ini dibuat (sebelum dilakukan analisa strategis) adalah:
9 30,000 nasabah yang aktif per tahun 2012
9 Keuntungan perusahaan meningkat 20 % per tahun 9 Mencapai 4% market share per tahun 2012
9 Masuk dalam kelompok top 10 untuk kategori nilai trasaksi, per 2012
9 Perusahaan dikenal dengan baik sebagai sebuah perusahaan yang sukses dengan sistem online trading-nya
Berikut adalah strategi yang sudah dirumuskan untuk mencapai target tersebut di atas:
9 Melakukan road show untuk mempromosikan perusahaan dan menarik investor baru untuk bergabung.
9 Meningkatkan trading delivery channel baik bagi nasabah maupun sales yang ada
9 Melakukan penyesuaian untuk fee transaksi dan mencoba untuk mengurangi biaya.
9 Membuka cabang dan mitra kerja baru
9 Melakukan perbaikan pada kinerja dan infrastruktur jaringan serta melakukan peremajaan sistem.
4.2.1.2
KEGIATAN USAHA
• Perantara Pedagang Efek9 Saham
9 LQ45 & Futures 9 Kontrak Opsi Saham • Margin Trading
Mengoptimalkan pelayanan bagi para nasabah margin dengan mengembangkan risk management system, teknologi informasi serta permodalan yang kuat.
• Kemitraan dengan anggota bursa non AB
Saat ini terjadi persaingan yang sangat tinggi dalam industri perdagangan saham di Indonesia, sehingga Bapepam menaikkan MKBD sebagai suatu persyaratan. Para nasabah pun menjadi sangat mengutamakan kualitas pelayanan serta variasi produk dari pada broker itu sendiri. PT.“ABC” mengajak para anggota bursa non AB, yang tidak dapat ikut dalam penambahan MKBD, untuk menjadi partner, yang bertanggungjawab sebagai marketing dan PT.“ABC” bertanggungjawab dalam kegiatan back office.
• Penjamin Emisi Efek :
9 Berpartisipasi dalam Sindikasi IPO Saham dan Obligasi 9 Jasa Corporate Finance
Menawarkan dan mengelola produk investasi berupa Reksadana dan Kontrak Pengelolaan Dana (Discretionary Fund) bagi para nasabah dengan didukung oleh risk management dan sistem yang handal.
• Aktif berpartisipasi dengan Asosiasi Perusahaan Efek dalam
pengembangan Pasar Modal
PT.“ABC” selalu turut serta mendukung program Asosiasi Perusahaan Efek dan SRO (Self Regulated Organization) dalam sosialisasi produk Pasar Modal. Kegiatan yang diikuti antara lain Expo Pasar Modal, Capital Market road show, membuka pojok bursa di universitas.
4.2.1.3 STRUKTUR ORGANISASI
Secara umum perusahaan dipimpin oleh seorang Presiden Direktur dengan didampingi oleh 2 direktur lainnya yang memiliki konsentrasi terhadap segmen dan produk yang berbeda. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan ditopang oleh Compliance yang menjamin bahwa semua kegiatan secara teknis pelaksanaan sudah memenuhi kepatuhan baik secara internal maupun eksternal terhadap lembaga yang menerapkan peraturan bagi anggotanya, seperti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Bursa Efek Indonesia, dan lainnya. Terlihat bahwa tiap divisi memiliki seorang kepala divisi yang bertanggung jawab secara langsung kepada direksi.
Secara khusus, di bawah ini disajikan struktur organisasi divisi Teknologi Informasi yang ada saat penulisan dibuat.
Gambar 18. Struktur Organisasi Divisi TI
Saat penulisan dibuat, belum ada hirarkhi dalam organisasi IT, sehingga secara langsung semua staf bertanggung jawab kepala kepala divisi.
4.2.2
ANALISA KERAGAAN SUMBER DAYA YANG
TERSEDIA
4.2.2.1
KERAGAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Saat ini PT.“ABC” mempekerjakan 80 orang karyawan dengan komposisi berikut:
Gambar 19. Komposisi Keragaan Sumber Daya Manusia PT.”ABC”
Adapun komposisi dan penggolongan tenaga kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 3. Komposisi dan Penggolongan Karyawan PT.”ABC”
Usia L P Jumlah 25 – 30 15 21 36 31 – 35 9 7 16 36 – 40 9 10 19 > 40 6 3 9 Total 39 41 80
4.2.2.2
KERAGAAN PERANGKAT KERAS
Berikut adalah daftar perangkat keras secara umum yang dimiliki dan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan di kantor pusat :
Tabel 4. Keragaan Perangkat Keras PT.”ABC”
No Nama Perangkat Keras Jumlah Satuan
1 Server 20 unit
2 Desktop PC 100 unit
3 Laptop 6 unit
4 Printer 9 Unit
5 Firewall box 2 unit
6 Switch (8, 16, 24 & 48 port) 20 unit
7 Cisco Router 6 unit
8 Wireless Router 2 unit
9 VPN Box Concentrator 6 unit
10 Fiber Driver 3 unit
11 ADSL Modem 1 unit
12 GSM Modem 4 Pcs
13 LCD Monitor 65 unit
14 CRT Monitor 40 unit
15 Digital Voice Recorder 32 port 2 unit 16 Eksternal Harddisk 5 pcs
4.2.2.3
KERAGAAN
PERANGKAT LUNAK
Berikut adalah daftar perangkat lunak secara umum yang dimiliki dan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan di kantor pusat:
Tabel 5. Keragaan Perangkat Lunak PT.”ABC”
No Nama Perangkat Lunak Jumlah Satuan
1 Windows 2000 Server 10 License
2 Windows 2003 Server 5 License
3 Windows 2008 Server 5 License
4 Firewall server 100 License
5 SQL Server 2000 2 License
6 SQL Server 2005 2 License
7 Microsoft Wndows XP Home 40 License
8 Microsoft Windows XP Pro 60 License
9 Microsoft Windows Vista 6 License
10 Microsoft Office 2003 Basic 30 License
11 Microsoft Office 2003 Pro 30 License
12 Microsoft Office 2007 9 License
13 Symantec Antivirus 90 License
4.2.2.4
KERAGAAN PERANGKAT JARINGAN
Berikut adalah konfigurasi jaringan secara umum dari PT.”ABC”
Konfigurasi umum jaringan eksternal :
- Menggunakan fiber optic yang menghubungkan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia untuk jaringan komunikasi transaksi perdagangan ( terdiri dari 2 line yang redundancy, saling membackup dan dapat melakukan switching secara otomatis )
- Menggunakan 3 ISP dalam berinterkoneksi dengan internet. 2 koneksi pertama adalah internet dedicated dari ISP yang berbeda, yang redundancy dan saling membackup untuk kepentingan akses terhadap web server yang di-publish untuk perdagangan saham online. 1 koneksi lainnya adalah jaringan ADSL dari ISP yang berbeda pula untuk melayani penggunaan internet untuk kepentingan operasional.
- Perusahaan belum memiliki area DRC di luar data center yang ada saat ini Interkoneksi keluar dari dan akses masuk ke dalam jaringan PT.”ABC” dilindungi oleh firewall sehingga keamanan sistem dapat terpelihara.
Konfigurasi umum jaringan internal:
Jaringan operasional di dalam perusahaan dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan divisi dan pada tiap divisi tersedia switch yang menghubungkannya ke data center. Akses dari tiap komputer internal diatur oleh firewall yang juga berperan sebagai router yang mengatur lalu lintas dalam jaringan perusahaan. Di samping itu, untuk kegiatan operasional lainnya, perusahaan juga terhubung ke beberapa vendor penyedia data melalui jalur tersendiri yang tidak digabungkan dengan jaringan di perusahaan.
4.2.2.5
KERAGAAN APLIKASI
Gambar 21. Keragaan Aplikasi pada PT.”ABC”
Keragaan aplikasi yang digunakan oleh PT.”ABC” mencakup 2 golongan besar: - Aplikasi Front Office yang terdiri dari:
• Aplikasi trading untuk sales: web based dan application based • Aplikasi trading untuk nasabah: web based, application based,
mobile phone, PDA dan Blackberry - Aplikasi Back Office
• Risk management system • Application support
4.2.3
Kegia beberapa f transaksi p tiap tahun4.2.3.1
2.00 4.00 6.00 8.00 10.00ANA
atan usaha faktor seper perusahaan .ANA
Tab Gamb 0 0 0 0 0 0 670 2001 20 Tah 20 20 20 20 20 20 20 20 20ALISA KE
yang ada rti: pertumb di bursa efALISA PE
bel 6. Statis ar 22. Graf 839 10 002 2003 hun Ju Na 001 002 003 004 005 006 2 007 3 008 4 009 8EGIATAN
pada perus buhan nasab fek serta maERTUMBU
tik Pertum fik Pertum 76 1178 2004 20 umlah asabah P 670 839 1,076 1,178 1,299 2,451 3,177 4,926 8,454N USAHA
sahaan saat bah setiap ta arket shareUHAN NA
mbuhan Nas mbuhan Nas 1299 24 005 2006 Pertumbuhan N/A 169 237 102 121 1,152 726 1,749 3,528A PERUS
t ini dianal ahunnya, pe dan pendapASABAH
sabah PT.” sabah PT.” 451 3177 4 2007 20 n % N/A 25.22 28.25 9.48 10.27 88.68 29.62 55.05 71.62AHAAN
lisa berdas ertumbuhan patan perusaH
”ABC” ”ABC” 926 8454 008 2009 arkan n nilai ahaan4.2.3.2
PERUS
Tabel Gamb 0 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000MillANA
AHAAN
l 7. Statisti ar 23. Graf 0 0 0 0 0 0 0 2001 20 258.797,22 498.4 ions Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009ALISA PE
DI BURS
ik Nilai Tra fik Nilai Tr 002 2003 403,76 999.999,722 Nilai t 25 49 99 2,72 5,12 9,56 35,73 37,50 53,35ERTUMBU
SA EFEK
ansaksi PT ransaksi PT 2004 2005 2.725.662,77 5.122. ransaksi 58,797,220,59 98,403,755,57 99,999,724,30 25,662,768,40 22,032,982,94 64,300,469,38 36,420,885,04 06,297,317,76 57,512,196,46UHAN TR
K INDONE
T.”ABC” di T.”ABC” d 2006 200 .032,98 9.564.300,47 35.736.4 Ken 90 N 75 239,6 00 501,5 00 1,725,6 40 2,396,3 85 4,442,2 47 26,172,1 60 1,769,8 60 15,851,2RANSAK
ESIA
i Bursa Efe di Bursa Ef 07 2008 2 7 420,8937.506.297,32 53.3 naikan N/A 606,534,985 595,968,725 663,044,100 370,214,540 267,486,445 120,415,662 876,432,713 214,878,700KSI
ek Indonesi fek Indones 2009 57.512,20 % N/A 92.58 100.64 172.57 87.92 86.73 273.64 4.95 42.26 ia siaPerbandingan nilai transaksi perusahaan terhadap total transaksi seluruhnya di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8 . Statistik Market Share PT.”ABC” di Bursa Efek Indonesia
Gambar 24. Grafik Market Share PT.”ABC” di Bursa Efek Indonesia Di bawah ini adalah grafik pendapatan usaha perusahaan selama 4 tahun terakhir.
Berdasarkan data yang disajikan sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan, perusahaan tergolong sehat karena telah terjadi peningkatan dalam kegiatan usaha perusahaan dengan pengukuran parameter pada jumlah nasabah dan jumlah transaksi perusahaan setiap tahunnya.
2. Pada pertumbuhan jumlah nasabah, terjadi kenaikan yang significant pada rentang tahun 2005-2006 (sejumlah 1,152 nasabah atau 88,68%) dan tahun 2008-2009 (3,528 nasabah atau 71,62%). Begitu pula halnya dengan nilai transaksi perusahaan, terjadi kenaikan yang significant pada rentang tahun 2006-2007 (senilai 26,172,120,415,662 atau sebesar 273,64%)
3. Market share dan pendapatan perusahaan juga mengalami kenaikan yang progresif setiap tahunnya.
Dari kesimpulan tersebut, didapati bahwa kenaikan yang significant pada jumlah nasabah terjadi karena pada tahun 2005 perusahaan mulai meluncurkan produk online trading sebagai salah satu delivery channel bagi nasabahnya, ini merupakan titik awal di mana pertambahan nasabah dimulai dan hasil pertambahan tersebut mulai terlihat significant pada tahun beriktunya, yaitu di tahun 2006 yang diikuti oleh kenaikan nilai transaksi perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Selain didukung oleh iklim investasi di Indonesia yang kondusif bagi para investor, pembukaan delivery channel yang baru memberikan pertambahan jumlah nasabah dan menaikkan jumlah transaksi bagi perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena produk online trading memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para nasabah.
Maka hasil dan usulan dari analisa perkembangan bisnis perusahaan adalah sebagai berikut :
Tabel 9 . Hasil Analisa Kondisi Bisnis dan Usulan Strategis
Hasil analisa Usulan strategi
•Pembukaan trading delivery channel yang baru mampu menaikkan jumlah nasabah dan jumlah transaksi
• Pemeliharaan dan peningkatan fitur trading delivery channel yang sudah ada
4.2.4
ANALISA FAKTOR INTERNAL – EKSTERNAL
(SWOT) PT.”ABC”
Dalam melakukan analisa faktor internal – eksternal (SWOT) PT.”ABC”, penulis melakukan brainstorming bersama pihak manajemen dari beberapa divisi di PT.”ABC”, antara lain divisi online trading, perdagangan saham, keuangan, pengembangan usaha, dan divisi operasional perusahaan beserta direktur.
4.2.4.1
ANALISA FAKTOR KEKUATAN INTERNAL –
STRENGTH
Faktor kekuatan internal yang dimiliki oleh PT.”ABC” (Strength) antara lain dijabarkan sebagai berikut:
1. Dukungan kapitalisasi dari group
PT.“ABC” memiliki dukungan kapitalisasi yang kuat dari grup perusahaannya, di mana induk perusahaan ini berada di Singapura. Hal ini terbukti ketika Bursa Efek Indonesia menaikkan nilai modal kerja bersih disesuaikan beberapa kali pada tahun 2003, 2004 dan 2006, PT.”ABC” sama sekali tidak menghadapi masalah mengenai keuangan. Hal ini tentunya memberikan nilai kekuatan dan eksistensi tersendiri bagi PT.”ABC” dalam dunia pasar modal.
2. Mutliplatform delivery channel
Sebagai anggota bursa yang menggagaskan perdagangan saham straight through processing, PT.”ABC” telah memiliki kemampuan untuk mengembangkan delivery channel tersebut ke dalam beberapa platform yang ada. Hal ini menjadikan PT.”ABC” sebagai pilihan bagi nasabah yang memilih untuk bertransaksi secara online.
3. Memiliki cabang yang supportive
Saat ini PT.”ABC” memiliki 19 cabang yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia. Kehadiran cabang ini sangat mendukung PT.”ABC” dalam mengembangkan usahanya di belantara Nusantara.
4. Staff turn around yang rendah
Keberadaan staf inti yang loyal pada perusahaan akan memperkuat PT.”ABC” dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan dan perancangan strategi yang baik dalam menghadapi persaingan terhadap kompetisi yang ada.
5. Pemimpin memberi dukungan penuh terhadap TI
Di tengah kemajuan teknologi yang terus berkembang, TI akan memainkan peranan yang penting dalam persaingan. Perusahaan yang kuat dalam memanfaatkan teknologi akan memiliki peluang memimpin dalam persaingan yang ada. Keberadaan top level management yang aware akan pentingnya TI dalam mendukung laju perusahaan akan memperkuat perusahaan dalam persaingan yang ada.
4.2.4.2 ANALISA FAKTOR KELEMAHAN INTERNAL –
WEAKNESS
Faktor kelemahan internal yang ada dalam PT.”ABC” (Weakness) yang harus mendapatkan perhatian khusus antara lain dijabarkan sebagai berikut:
1. Terbatasnya jumlah development staff
PT.”ABC” memiliki berbagai trading delivery channel yang menuntut pengembangan yang sinergi dan konstan. Bila dilihat pada struktur organisasi TI yang ada saat ini, tim development yang ada masih sangat minim untuk dapat menangani setiap perubahan yang dibutuhkan pada masing-masing platform. Kurangnya tenaga development ini secara langsung menghambat perkembangan produk, termasuk penambahan fitur-fitur yang dibutuhkan untuk memberikan nilai tambah bagi produk yang ada. Hal ini harus segera diatasi agar produk yang ada dapat dipelihara dengan baik dan bahkan dikembangkan agar dapat lebih baik lagi.
2. Kurangnya pemahaman terhadap TI pada staf operasional
Perkembangan TI menuntut pola pikir staf yang juga mengerti akan pemanfaatan TI agar perusahaan dapat berjalan sinergi. Hal ini masih dirasa kurang pada beberapa divisi pada PT.”ABC”. Sistem pekerjaan yang manual dan inisiatif untuk efisiensi serta efektivitas kerja sering kali tidak berasal dari divisi bersangkutan yang membutuhkan.
3. Informasi pembayaran baru dapat dilihat pada T+1
Dunia online trading menuntut semua informasi yang disajikan bagi nasabah adalah info terkini, sehingga memberikan kenyamanan tersendiri bagi pengguna sistem online trading, yang dalam hal ini adalah nasabah. PT.”ABC” masih memiliki kendala dalam menyampaikan informasi keuangan nasabah secara realtime karena digunakannya sistem batch processing pada akhir hari. Hal ini harus menjadi fokus dalam perencanaan peningkatan proses internal yang ada.
4. Tidak ada tim marketing yang fokus dan aggressive
Promosi dan strategi pemasaran produk online trading yang ada sering dilakukan melalui road show, akan tetapi tindak lanjut dari road show ini terkadang masih lemah dan tidak ada satu tim marketing yang secara khusus memikirkan strategi marketing yang sifatnya lebih agresif. Keberadaan tim ini sangat diperlukan untuk meningkatkan brand image dari perusahaan dan juga penjangkauan nasabah baru.
5. Tidak ada “delivery channel roadmap”
Produk yang sudah dibuat seharusnya terus dikembangkan dan diperhatikan secara detil serta dibuat perencanaan atau roadmap
pengembangan selanjutnya agar lebih terarah. Saat ini PT.”ABC” belum memiliki tim khusus yang memikirkan tiap produk secara khusus dengan perencanaan roadmap yang jelas.
6. Kurangnya riset terhadap trend teknologi
Perkembangan teknologi yang berkembang secara dinamis menuntut PT.”ABC” untuk menyelaraskan kegiatan usahanya dengan perkembangan teknologi yang ada. Untuk itu kebutuhan akan riset terhadap trend teknolgi menjadi bagian yang menentukan dalam pembuatan strategi perusahaan.
4.2.4.3 ANALISA FAKTOR KEKUATAN EKSTERNAL –
OPPORTUNITY
Peluang sebagai faktor kekuatan eksternal (Opportunity) yang mendukung PT.”ABC” untuk mengembangkan usahanya antara lain dijabarkan sebagai berikut :
1. Market Share yang masih luas.
Saat ini PT.”ABC” baru menguasai 2.74 % (per tahun 2009) dari pangsa pasar yang ada di pasar modal Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa peluang yang tersedia masih sangat besar bagi PT.”ABC” untuk dapat menguasai market share pada bursa saham di Indonesia.
2. Trend online trading.
Krisis ekonomi di Amerika secara tidak langsung mempengaruhi perilaku investor yang ada di Indonesia. Perubahan terjadi dimana sebelumnya banyak nasabah yang mengandalkan broker dalam melakukan transaksi,
kini investor memilih untuk melakukannya sendiri. Hal ini diperkuat dengan fee online yang cenderung lebih murah bila dibandingkan dengan fee bila bertransaksi lewat broker. Karakter investor ini dicatat sebagai peluang besar bagi PT.”ABC” untuk mengembangkan online trading nya.
3. Higher internet penetration
Sejak masuk ke Indonesia, berbagai provider layanan internet dan telekomunikasi berlomba untuk memberikan layanan yang murah dan memuaskan bagi para pelanggannya. Tarif internet yang semakin murah dan jaringan telekomunikasi yang mendukung, memberikan kesempatan bagi nasabah dan calon nasabah PT.”ABC” untuk bertransaksi dengan tanpa memikirkan biaya tambahan yang berarti. Trend menunjukkan adanya peluang penetrasi internet di Indonesia yang lebih tinggi lagi pada waktu mendatang.
4. Loyal Customer
Sejak PT.”ABC” meluncurkan online trading-nya, sekuritas lain pun berlomba untuk menghasilkan online trading sebagai salah satu pilihan dalam delivery channel mereka. Kesetiaan nasabah PT.”ABC” di tengah banyaknya pilihan sistem online trading yang bermunculan, merupakan indikasi kuat bahwa PT.”ABC” masih dipercaya oleh nasabahnya, dan ini merupakan faktor peluang penting.
4.2.4.4 ANALISA FAKTOR ANCAMAN EKSTERNAL –
THREAT
Faktor ancaman eksternal bagi PT.”ABC” (threats) harus menjadi bagian yang harus segera ditangani, dan mendapatkan perhatian khusus, antara lain dijabarkan sebagai berikut :
1. Persaingan fee transaksi
Saat ini terjadi persaingan fee yang sangat tidak sehat di antara para penyedia jasa online trading. Hampir semua sekuritas yang memiliki online trading berlomba untuk memberikan fee yang termurah
2. Fitur delivery channel yang lebih baik
Semua perusahaan sekuritas berlomba untuk memberikan yang terbaik bagi setiap nasabahnya, termasuk memberikan fitur-fitur yang terbaik dalam trading delivery channel nya.
3. Munculnya pemain-pemain baru dalam online trading
Pemain baru dalam sistem online trading mulai bermunculan dengan strategi dan taktik tersendiri untuk merebut market share yang ada, sehingga membuat persaingan menjadi semakin ketat.
4. Meningkatnya intensitas bencana alam di Indonesia, khususnya beberapa kali kejadian gempa bumi yang terjadi di Jakarta, menjadi suatu peringatan keras bagi PT.”ABC” untuk mulai memikirkan lokasi disaster secara serius.
Tabel berikut memberikan gambaran analisa faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh PT.”ABC”
Tabel 10 . Analisa SWOT PT.”ABC”
Kekuatan
‐
Kelemahan
Internal
‐
Strength
–
Weakness
STRENGTH
WEAKNESS
Dukungan Kapitalisasi dari group
Terbatasnya jumlah staff
development
Multi platform delivery channel Kurangnya tingkat pemahaman terhadap TI pada staf operasional Memiliki Cabang yang
supportive
Informasi pembayaran baru dapat dilihat pada T+1
Pemimpin yang memberi dukungan terhadap TI
Staff turn around yang rendah
Tidak ada tim marketing yang focus dan agresif
Tidak ada “delivery channel roadmap” Kurangnya riset terhadap trend teknologi
Peluang
‐
Ancaman
Eksternal
(
Opportunity
‐
Threat
)
OPPORTUNITY
THREAT
Market share yang luas
Trend Online Trading
Persaingan fee transaksi
Fitur delivery channel yang lebih baik
Loyal Customer Munculnya pemain‐pemain baru dalam Online Trading
Higher internet penetration Meningkatnya intensitas bencana alam
Analisa dari SWOT tersebut untuk selanjutnya dibuat perhitungan yang akan dipetakan pada matriks SWOT sehingga dihasilkan kesimpulan posisi PT.”ABC” terhadap penilaian SWOT yang ada:
Tabel 11 . Summary Faktor Internal PT.”ABC”
IFAS Weight Rank Weighted STRENGTH
Dukungan Kapitalisasi dari group 0.1 4 0.4
Multi platform delivery channel 0.2 4 0.8
Pemimpin yang mendukung IT 0.1 3 0.3
Pergantian staf yang rendah 0.05 3 0.15
Cabang yang supportive 0.05 2 0.1
0.5 1.75
WEAKNESS
Terbatasnya jumlah staff
development 0.1 5 0.5
Kurangnya pemahaman terhadap TI
pada staf operasional 0.05 4 0.2
Tidak memiliki roadmap
pengembangan delivery channel 0.05 4 0.2
Kurang Riset trend teknologi 0.1 3 0.3
Tidak ada delivery channel roadmap 0.05 3 0.15
Tidak ada tim marketing yang fokus 0.15 2 0.3
0.5 -1.65
Tabel 12 . Summary Faktor Eksternal PT.”ABC”
EFAS Weight Rank Weighted
OPPROTUNITIES
Market share yang luas 0.15 3 0.45
Trend online trading 0.15 3 0.45
Loyal Customer 0.1 2 0.2
Higher internet penetration 0.1 2 0.2
0.5 1.3
THREATS
Persaingan fee transaksi 0.2 4 0.8
Fitur d.channel yang lebih baik 0.1 5 1
Meningkatnya intensitas bencana
alam 0.1 3 0.3
Pemain baru dalam OLT 0.1 3 0.3
0.5
-2.4
TOTAL 1 -1.1
Berikut adalah hasil pemetaan perhitungan tersebut ke dalam matriks analisa SWOT:
Gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi PT.”ABC” saat ini adalah pada kuadran ST, dimana perusahaan memiliki kekuatan yang dapat dimaksimalkan untuk menghadapi ancaman yang datang dari luar.
Bila dilihat pada mapping strategi SWOT yang ada pada tabel berikut ini: Tabel 13 . Summary dan Usulan Strategi IFAS-EFAS
Maka hasil dan usulan dari analisa SWOT pada PT.”ABC” adalah sebagai berikut:
Tabel 14 . Hasil Analisa SWOT dan Usulan Strategis Hasil analisa ancaman / kekuatan
yang ada
Usulan strategi
• Persaingan fee transaksi online
• Fitur delivery channel yang lebih baik
• Intensitas bencana alam, khususnya gempa
• Kurangnya staf development
• Tidak ada tim marketing yang agresif dan fokus
• Cabang yang supportif
• Membentuk komite fee yang akan membuat formulasi fee dengan review berkala
• Meningkatkan fitur pada trading delivery channel yang ada dengan roadmap yang jelas dan tim yang fokus
• Membangun DR center
• Recruitment staf TI
• Membangun tim marketing yang agresif
• Meningkatkan kinerja cabang dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi maintenance nasabah per cabang
4.2.5
ANALISA STRATEGI KOMPETITIF – PORTER
Untuk dapat memiliki daya saing dengan kompetitor yang ada, bahkan adanya peluang semakin banyak perusahaan yang akan go-online , perlu dibuat suatu analisa kompetitif yang selanjutnya akan menentukan strategi bagi perusahaan untuk dapat terus bertahan atau bahkan memenangkan persaingan yang ada.
Menurut Porter, ada 5 kekuatan yang menentukan dalam membuat strategi yang kompetitif.
Penjelasan dari masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut :
4.2.5.1 ANALISA KEKUATAN POTENTIAL ENTRANTS
Kenyataan utama yang ada saat penulisan ini dibuat adalah bahwa adanya potensi munculnya pemain baru yang masuk dalam kancah perdagangan saham online.
Direktur Teknologi Informasi BEI memperkirakan tahun 2010 akan ada sekitar 50 anggota bursa yang merilis system online trading.
( KONTAN, Edisi 29 Maret – 4 April 2010)
Kehadiran mereka tentunya akan membawa kapasitas diri yang baru dan ikut berpeluang untuk merebut market share yang ada.
Suatu kenyataan yang dapat menjadi ancaman untuk PT.”ABC” sekaligus suatu penggerak bagi PT.”ABC” untuk meningkatkan “competitive value”-nya
4.2.5.2 ANALISA KEKUATAN BARGAINING POWER OF
SUPPLIER
Dalam hal ini yang bertindak sebagai supplier adalah Bursa Efek Indonesia, dan faktor yang paling menentukan adalah kepatuhan terhadap rule dan kesesuaian perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya secara teknis dengan panduan dan aturan yang diberikan. Supplier bahkan dapat mencabut ijin perusahaan sekuritas yang berarti berakhirnya kegiatan usaha perusahaan sekuritas tersebut.
Pada umumnya peraturan bursa dibuat untuk melindungi nasabah dan menjaga fair play antar anggota bursa. Kepatuhan terhadap peraturan bursa pada dasarnya membantu melindungi perusahaan dari praktik tidak sehat dan memperjelas hak dan kewajiban sesama anggota bursa.
Sebenarnya kepatuhan harus dipandang sebagai suatu keharusan bagi setiap anggota bursa secara umum, namun kadang kepatuhan ini seakan dijadikan sebagai suatu pilihan dari tiap perusahaan ketika pelaksanaannya mulai mempengaruhi kegiatan usahanya. Sebagai contoh adalah peraturan mengenai pemisahan rekening dana nasabah dari dana operasional perusahaan. Masih sering dijumpai perusahaan yang tidak melakukan pemisahan ini karena bila dilakukan pemisahan mungkin akan mengurangi nilai tawar mereka terhadap pelanggan dan juga mempengaruhi service yang mereka berikan.
Di samping peraturan, BEI yang bertindak sebagai supplier juga memiliki kekuatan nilai tawar, yaitu fee bursa. Sampai saat penulisan ini dibuat, tidak ada issue yang significant mengenai fee bursa yang masih tetap berlaku yaitu 0.03% untuk setiap transaksi.
4.2.5.3
ANALISA KEKUATAN BARGAINING POWER OF
BUYER
Di sini nasabah dari perusahaan online trading berperan sebagai pembeli yang mempunyai nilai tawar tersendiri. Nasabah harus mendapat perhatian utama, karena bagaimanapun juga perusahaan sekuritas yang bergerak di bidang service
sangat ditentukan oleh bagaimana perusahaan itu dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggannya.
Di sini ada beberapa daya tawar dari pelanggan :
- Pelanggan menghendaki sistem online trading yang dapat diandalkan, dengan beberapa karakteristik seperti free of bugs, high availability, kecepatan akses dan proses terhadap transaksi yang dimasukan. Selain diandalkan, pelanggan juga menuntut system yang powerful, hal ini mencakup fitur-fitur yang mendukung dan memberikan kenyamanan nasabah saat bertransaksi . Saat ini banyak system online trading yang dapat menjadi pilihan bagi pelanggan sehingga system online trading yang terbaik, dengan penilaian yang memenuhi kriteria tuntutan pelanggan yang akan menerima perhatian dari pelanggan.
- Biaya transaksi yang rendah, tentulah menjadi tuntutan utama bagi setiap pelanggan. Rentang feeonline trading yang berlaku saat ini adalah 0,123 – 0,2 %. Pilihan fee yang variatif ini sebenarnya masih membuktikan bahwa fee bukanlah segalanya. Tentulah variasi fee tersebut harus diimbangi dengan service yang diberikan oleh masing-masing perusahaan.
4.2.5.4
ANALISA KEKUATAN SUBSTITUTE
Sampai penulisan ini dibuat, penulis belum menemukan produk pengganti yang menjadi ancaman bagi perusahaan sekuritas, dengan pengertian bahwa tidak ada pengganti perusahaan sekuritas.
4.2.5.5 ANALISA
KEKUATAN
RIVALRY AMONG
EXISTING FIRMS
Pada analisa ini penulis mengambil 2 kompetitor utama dengan karakteristik bidaang usaha yang bergerak pada segmen nasabah retail dan menggunakan online trading sebagai media perdagangan saham yang utama bagi para nasabahnya.
Tabel di bawah ini akan memberikan perbandingan gambaran posisi PT.”ABC” di dalam persaingan dengan kompetitor utamanya dalam kekuatan yang ada:
Tabel 15 . Data Nilai Persaingan PT.”ABC” dan Kompetitor
Rivalry Forces PT."ABC" Kompetitor 1 Kompetitor 2 Fee Transaksi 0.2 / 0.3 0.15 / 0.25 0.19 / 0.29
Denda 30 % per tahun 72 % per tahun 72 % per tahun
Service CS, Online Feedback, tim dealing, Analyst service, Research Client visit, pick up oa, Produk ORI, Reksadana, Margin, bursa asing Saham Saham, Reksadana, ETF , Lead underwritter Marketing road show, CGC, reward aggressive, tele marketing, paket promosi aggressive, tele marketing, road show Delivery channel Web based, Desktop, HP, PDA, BB Web based, Desktop, BB, Desktop, BB, Mac
- Fee transaksi
Bila dilihat dari perbandingan yang ada, bahwa kedua kompetitor memberikan fee transaksi yang lebih murah dari pada yang dikenakan oleh PT.”ABC”, yaitu 0,15 dan 0,19 sedangkan PT.”ABC” mengenakan fee online sebesar 0,2. Hal ini haruslah menjadi pertimbangan tersendiri bagi PT.”ABC” untuk dapat mampu bersaing dengan para pemain lainnya. Memang fee bukanlah satu-satunya penentu, tetapi kenyataan membuktikan bahwa fee dapat mempengaruhi posisi PT.”ABC” di tengah persaingan yang ada.
- Denda atas keterlambatan transaksi
Bagian ini harus menjadi perhatian pula, karena sekalipun PT.”ABC” memberikan denda atas keterlambatan pembayaran transaksi yang paling rendah bila dibandingkan dengan kompetitornya, namun hal ini tidak memberikan pengaruh yang berarti bagi PT.”ABC” untuk memenangkan persaingan yang ada. Artinya bahwa PT.”ABC” tidak perlu menurunkan denda atas keterlambatan pembayaran transaksi untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain.
- Service
Pelanggan rela dikenakan fee yang lebih tinggi bila service yang diberikan lebih baik. Kenyataan yang ada PT.”ABC” masih memberikan service yang relatif standard dengan pesaingnya. Bahkan pesaing dapat memberikan service yang lebih baik bagi para calon nasabahnya, seperti jasa pengambilan Opening Account, client visit, dan juga service khusus berupa pemberian update pergerakan market dari tim riset yang ada. Hal
tersebut di atas harus dipikirkan oleh PT.”ABC” sebagai bagian dari strateginya untuk dapat bersaing dengan kompetitor yang ada.
- Produk
PT.”ABC” memiliki produk delivery channel yang cukup bervariasi yang seharusnya dapat meningkatkan daya tarik bagi calon nasabah ataupun nasabah yang sudah ada untuk dapat bertransaksi lebih banyak. Ini akan menjadi kekuatan tersendiri dibanding perusahaan lainnya, namun perlu strategi khusus agar kekuatan ini dapat memberikan value bagi perusahaan.
- Marketing
Persaingan semakin ketat, maka tak dapat dihindarkan lagi bahwa peranan tim marketing akan sangat menentukan posisi perusahaan di tengah persaingan yang ada. Terlihat dalam tabel tersebut, bahwa PT.”ABC” tidak memiliki tim marketing yang aggressive yang dapat memperkenalkan perusahaan kepada calon nasabah. Perlu dipikirkan terobosan baru dalam marketing, seperti tindak lanjut terhadap calon nasabah yang telah mengajukan uji coba produk, telemarketing, paket promosi lainnya.
- Delivery channel
Sistem yang handal, memilki kecepatan yang tinggi untuk akses dan processing, no down time, serta fitur yang menarik menjadikan perusahaan
itu sebagai pilihan utama bagi tiap nasabah. “Perang fitur “ akan menjadi suatu tantangan dalam persaingan yang ada. Derivatif dari system yang ada juga akan memberikan daya tarik tersendiri bagi nasabah untuk melirik suatu perusahaan. PT.”ABC” telah memiliki kemampuan untuk memberikan pilihan pada berbagai trading platform, namum kehandalan fitur tetap suatu bagian yang tidak boleh dilupakan.
Tabel berikut memberikan perbandingan fitur dari delivery channel yang dimiliki oleh PT.”ABC” di antara pesaingnya:
Tabel 16 . Data Perbandingan Fitur PT.”ABC” dan Kompetitor
Fitur PT.”ABC” Kompetitor 1 Kompetitor 2 Chart Standard Tools yang lengkap dan user freindly
Tools yang lengkap
dan user freindly
Market info standard standard standard
Order system smart order basket
alert, order matrix, antrian Account
Management not realtime realtime realtime Forum / chat
room ‐ ada ada
Research fundamental technical technical
Perbandingan fitur tersebut di atas harus masuk dalam daftar pengembangan fitur dalam delivery channel yang akan ada.
4.2.5.6
ANALISA PERBANDINGA N PERTUMBUHAN
KEGIATAN USAHA PT.”ABC” DAN KOMPETITOR YANG
ADA
Berikutnya penulis akan mencoba melakukan analisa terhadap perkembangan kegiatan usaha yang terjadi baik pada PT.”ABC” maupun 2 kompetitor lainnya. Analisa ini akan difokuskan pada 2 parameter utama, yaitu pertumbuhan jumlah nasabah dan pertumbuhan jumlah transaksi di Bursa Efek Indonesia.
4.2.5.6.1
ANALISA PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH
Data berikut memperlihatkan pertumbuhan nasabah dari masing-masing perusahaan sebelum dan sesudah peluncuran online trading:
Tabel 17. Statistik Pertambahan Nasabah PT.”ABC” dan Kompetitor
Company Jumlah nasabah sebelum go‐ online Jumlah nasabah sesudah go‐ online (2009) Tahun Peluncuran PT.”ABC” 1,000 9,000 2004 Kompetitor 1 < 1,000 30,000 2004 Kompetitor 2 500 20,000 2007
Data tersebut memperlihatkan bahwa para pesaing mengalami kenaikan yang sangat significant dalam pertambahan jumlah nasabah. PT.”ABC” mengalami pertumbuhan yang paling rendah dalam hal jumlah nasabah.
Hal ini memperkuat kenyataan bahwa product online trading mampu mendorong pertumbuhan jumlah nasabah secara significant, dan seharusnya PT.”ABC” mampu mendongkrak jumlah nasabah dengan angka yang lebih significant. Kenyataan ini memperkuat pembuktian bahwa faktor persaingan seperti fee transaksi online, fitur yang menarik dalam sistem online trading, serta service dan kegiatan yang nyata dan agresif dari tim marketing mampu memberikan perbedaan yang significant terhadap pertumbuhan jumlah nasabah
4.2.5.6.2
ANALISA PERTUMBUHAN JUMLAH TRANSAKSI
Tabel di bawah ini akan memperlihatkan posisi PT.”ABC” di antara kompetitor lainnya dalam hal jumlah transaksi selama 3 tahun berturut-turut
Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2007 PT.”ABC” masih memimpin dalam persaingan, terlihat pada ranking value dan volume (dalam hal ini frequency tidak dapat menjadi tolok ukur persaingan) dan tahun 2008 pun PT.”ABC” masih memimpin persaingan jika mengacu pada nilai transaksi yang dihasilkan.
Perubahan drastis terjadi pada tahun 2009, sekalipun secara kegiatan usaha PT.”ABC” terlihat berkembang (pada tabel 7 pada pembahasan sebelumnya), akan tetapi perkembangan tersebut tidak diiringi dengan daya saing yang kuat, terlihat bahwa kompetitor lain mengalami pertumbuhan yang jauh lebih significant seperti pada tabel berikut:
Tabel 19 . Statistik Perbandingan Pertumbuhan Nilai Transaksi PT.”ABC” dan Kompetitor
Perusahaan 2008 2009 Pertumbuhan %
PT.”ABC” 37,506,297,317,760 53,357,512,196,460 15,851,214,878,700 42.26
Kompetitor 1 18,232,444,530,725 70,415,674,293,732 52,183,229,763,007 286.21
Kompetitor 2 27,736,497,801,940 60,354,464,563,402 32,617,966,761,462 117.60
Terlihat bahwa kompetitor 1 dan kompetitor 2 mengalami kenaikan nilai transaksi yang sangat significant bila dibandingkan dengan PT.”ABC”. Masing-masing kompetitor mengalami kenaikan 286.21 % dan 117.60 % sedangkan PT.”ABC” hanya mengalami kenaikan sebesar 42.26 %.
Bila dilihat apa yang terjadi pada tahun tersebut, kondisi pasar modal memang sedang mengalami era perbaikan, di mana investor mulai kembali melirik dunia bursa saham, peluang ini sangat besar dan dimanfaatkan oleh kedua kompetitor di atas, sehingga mereka dapat menaikkan nilai transaksi dengan kenaikan yang sangat significant. Jelas bahwa perbandingan jumlah nasabah berbanding lurus dengan jumlah transaksi yang dihasilkan.
Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagi PT.”ABC” untuk tidak kembali mengulangi kegagalan persaingan yang sama seperti yang telah terjadi pada tahun sebelumnya.
Dari serangkaian analisa terhadap 5 kekuatan Porter dan implikasinya lebih jauh terhadap pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah transaksi, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
Tabel 20 . Hasil Analisa Kompetitif PT.”ABC”
Hasil analisa yang mempengaruhi persaingan
Usulan strategi
• Fee transaksi online
• Fitur dalam trading delivery channel
• Service kepada nasabah
• Kegiatan marketing yang aktif dan agresif
• Membentuk komite fee yang akan membuat formulasi fee dengan review berkala
• Meningkatkan fitur pada trading delivery channel yang ada dengan roadmap yang jelas dan tim yang fokus
• Meningkatkan service kepada nasabah • Membangun tim marketing yang
4.2.6
ANALISA VALUE CHAIN
Pada analisa value chain ini, penulis akan membahas 2 jenis analisa yang ada, yaitu external value chain dan internal value chain – value network model.
4.2.6.1
ANALISA VALUE CHAIN EKSTERNAL
Gambar 28. External Value Chain pada Industri Bursa Saham
Ada 2 proses penting dalam value chain eksternal pada industry bursa saham, yaitiu:
1. Trading Process.
Proses Perdagangan, yang dikenal dengan transaksi jual beli saham. Pada proses ini, investor atau pelanggan anggota bursa, dalam hal ini adalah
perusahaan sekuritas akan memberikan informasi berupa pesanan perdagangan baik jual maupun beli yang ingin dilakukannya. Informasi ini selanjutnya akan diterima oleh perusahaan sekuritas dan diteruskan ke dalam sistem perdagangan bursa (JATS – JSX Trading System). Di dalam sistem inilah dilakukan proses pencocokan pesanan yang dimasukan oleh tiap perusahaan sekuritas. Apabila ada pesanan yang cocok / match maka JATS akan mengirimkan informasi tersebut kepada perusahaan sekuritas dan untuk selanjutnya informasi ini dapat dilihat langsung oleh pelanggan.
2. Settlement Process
Proses penyelesaian transaksi perdagangan ini merupakan kelanjutan dari proses perdagangan di atas. Di mana pada akhir hari JATS akan mengirimkan informasi perdagangan yang terjadi di bursa ke lembaga penyelesaian efek ( KSEI – Kustodian Sentral Efek Indonesia ) dan lembaga penyelesaian dana (KPEI- Kliring Penjamin Efek Indonesia). Perusahaan sekuritas juga akan menerima informasi perdagangan secara keseluruhan pada akhir hari untuk dilakukan pencocokan pada sistem internal. Untuk selanjutnya apabila jatuh tempo waktu penyelesaian sudah tiba (T+3), maka perusahaan sekuritas akan melakukan penyelesaian transaksi atas nasabahnya, baik dana maupun efek kepada KPEI dan KSEI.
Analisa yang didapatkan pada value chain eksternal ini yang dapat mempengaruhi aktivitas dalam PT.”ABC” adalah :
- sistem perdagangan yang dimiliki oleh PT.”ABC” sangat tergantung pada sistem perdagangan bursa, yaitu JATS. Perusahaan sekuritas harus memiliki kemampuan untuk merubah sistem yang ada apabila Bursa Efek Indonesia melakukan perubahan pada sistemnya yang berhubungan dengan sistem perdagangan anggota bursa.
- Otomatisasi sistem internal PT.”ABC” bila berhubungan dengan lembaga penyelesaian baik efek maupun dana juga sangat ditentukan oleh sistem pada KSEI maupun KPEI. Ketergantungan sistem yang sama juga berlaku di sini, di mana perubahan pada sistem KSEI maupun KPEI yang berhubungan dengan komunikasi data dengan sistem internal PT.”ABC” akan menuntut perubahan pula pada sisi proses internal PT.”ABC”
Dengan adanya ketergantungan tersebut, maka disimpulkan bahwa PT.”ABC” harus memiliki tim system development yang siap untuk menangani perubahan yang ada.
4.2.6.1
ANALISA VALUE CHAIN INTERNAL
Analisa ini akan menggunakan model Value Network dengan 2 jenis kegiatan utama,yaitu Kegiatan Primer dan Kegiatan Pendukung.
Gambar 29. Internal Value Chain PT.”ABC”
1. Primary Activities / Kegiatan Primer
Ada 3 bagian penting di dalam kegiatan primer ini , yaitu :
‐ Service Delivery
Bagian ini menitikberatkan pada service yang akan diberikan kepada nasabah, baik core services yang berupa pembukaan rekening, trading
delivery channel dan market info yang akan diberikan kepada semua nasabah secara umum. Sedangkan nasabah tertentu akan menikmati value added service, seperti pemberian fasilitas maupun layanan research dan advisory dari sales yang ada.
Hal yang perlu ditingkatkan ditambahkan pada bagian ini adalah proses pada perekrutan calon nasabah. Bagian ini perlu ditambahkan pada internal value chain. Pada bagian ini perhatian dari perusahaan masih lemah, di mana follow up dan pendataan calon nasabah yang ada masih belum maksimal. Begitu pula proses perekrutan calon nasabah baru memakan waktu yang cukup lama. Penulis juga menemukan pada bagian ini bahwa nasabah menginginkan fitur yang baik reliable,dan powerful untuk terus ditingkatkan dalam sistem trading delivery channel yang ada. Kompatibilitas sistem terhadap perkembangan dan trend teknologi akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
‐ Service Development & Operations
Untuk service development, PT.”ABC “ perlu memberikan perhatian secara khusus untuk meningkatkan service kepada pelanggan yang ada. Pelanggan menginginkan fee service yang bersaing, jasa informasi yang mendukung pengambilan keputusan dalam bertransaksi, kebutuhan akan system availability,kapasitas yang baik serta tim customer care dan dealing yang selalu siap dan terlatih akan menjadi nilai tambah bagi pelanggan
Sedangkan untuk operations, masih dijumpai adanya kegiatan manual seperti pencatatan stock nasabah yang menggunakan kartu stock tertulis, yang sangat tidak efisien dan rentan akan kesalahan pencatatan, reporting pada bagian control margin, serta pembuatan voucher dan suspensi nasabah yang masih manual.
‐ Network infrastructure development, operations & maintenance
Diperlukan infrastruktur TI yang lebih baik dan perluasan untuk mendukung kemudahan akses terhadap trading delivery channel yang ada. 2. Support Activities / KegiatanPendukung
Kegiatan pendukung pada PT.”ABC” antara lain meliputi infrastruktur dan teknologi secara keseluruhan, sumberdaya manusia, serta kegiatan administrative lainnya. Sekalipun kegiatan pendukung ini tidak terlibat pengaruhnya secara langsung, namun keberadaan kualitas kegiatan pendukung ini akan mempengaruhi hasil yang dicapai pada kegiatan primer. Beberapa hal yang perlu diperlukan pada kegiatan ini adalah :
- Pembaruan data center dan upgrade jaringan internal menjadi gigabit transport
- Perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki kompetensi seperti tim research, dan staff development di divisi TI. Selain itu diperlukan juga adanya pelatihan terhadap karyawan yang ada.
Dari analisa value chain secara internal dan eksternal, maka berikut ini adalah temuan dari keadaan PT.”ABC” yang membutuhkan perhatian untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan :
Tabel 21 . Hasil Analisa Value Chain
Inisiatif yang diperlukan ‐ Pembaruan data center dan upgrade jaringan internal ‐ Karyawan yang memiliki kompetensi
‐ Infrastructure TI yang lebih baik dan perluasan untuk mendukung kemudahan
akses terhadap trading delivery channel yang ada.
‐ Meningkatkan service kepada pelanggan yang ada dalam hal pricing (fee), jasa
informasi yang mendukung pengambilan keputusan dalam bertransaksi, system
availability, kapasitas yang baik, tim customer care dan dealing
‐ Migrasi dari pencatatan manual ke sistem untuk proses settlement, reporting
pada bagian control margin, serta pembuatan voucher dan suspens nasabah.
‐ Nasabah menginginkan fitur yang baik reliable,dan powerful untuk terus
ditingkatkan dalam sistem trading delivery channel yang ada.