• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo pada tahun ajaran 2013-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo pada tahun ajaran 2013-"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 9 Kota Barat Kota Gorontalo yang terletak di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo pada tahun ajaran 2013-2014. Sekolah ini didirikan pada tahun 1976. Di sekolah ini terdapat 1 orang kepala sekolah, dan 11 Guru, yang terdiri dari PNS dan GTT (Honor) dengan jumlah siswa sebanyak 139 yang terbagi dalam 6 (enam) rombongan belajar (Rombel).

Berdasarkan tujuan penelitian, peneliti melakukan penelitian terhadap Guru kelas I (Satu) sampai kelas VI (Enam). Adapun penelitian ini mengenai deskripsi tentang pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika.

Berdasarkan pengamatan pada pelaksanaan proses pembelajaran, dapat diketahui bahwa pelajaran matematika untuk kelas tinggi diajarkan oleh 1 orang Guru, dan untuk kelas rendah diajarkan oleh guru kelas masing-masing. Sehingga peneliti melakukan wawancara pada 2 orang guru yaitu Guru yang mengajarkan matematika untuk kelas tinggi dan guru kelas III (tiga), karena untuk kelas rendah proses pembelajarannya tematik, sehingga peneliti hanya mengambil sampel dari ketiga guru tersebut.

a. Wawancara

Penelitian ini diawali dengan teknik wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 20-21 agustus 2013 dengan mewawancarai dua orang guru yang terdiri dari

(2)

guru kelas III (tiga) dan guru mata pelajaran. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika dan Guru kelas III (tiga).

Nama S.A, jabatan guru mata pelajaran matematika untuk kelas tinggi (IV, V dan VI), beliau bertugas di sekolah ini sejak tahun 2003 sampai dengan sekarang. Selama ini, beliau hanya memegang dan mengajarkan mata pelajaran matematika untuk kelas tinggi

1. Mengacu Pada Pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas)

Peneliti: Bagaimana pemahaman bapak/ibu tentang pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas)?. Informan: Menurut saya pendekatan Mastery Learning merupakan suatu pendekatan yang menuntut guru untuk membimbing siswa hingga menguasai materi yang diajarkan secara utuh.

Peneliti: Apa dasar bapak/ibu menerapkan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika?. Informan: yang menjadi dasar saya menerapkan pendekatan ini adalah kurangnya penguasaan siswa terhadap materi yang telah saya ajarkan, hingga saya terdorong untuk menerapkan pendekatan ini.

Peneliti: Bagaimana cara bapak/ibu menerapkan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika?. Informan: Cara saya menerapkan pendekatan ini yaitu dengan membimbing siswa melalui contoh-contoh yang berhubungan dengan materi yang saya ajarkan, sehingga siswa mampu menguasai materi tersebut dan mampu mencapai standar nilai yang telah ditetapkan.

(3)

Peneliti: Menurut bapak/ibu, apa ciri-ciri pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas)?. Informan: menurut saya, ciri-ciri pendekatan Mastey Learning (belajar tuntas) adalah siswa dapat belajar dengan baik, jika situasi belajarnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa.

Peneliti: Apakah dalam penerapan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika, bapak/ibu mengalami kesulitan?, Apa kesulitannya? Bagaimana cara mengatasinya?. Informan: iya, saya mengalami, tapi tidak terlalu sulit. Bahkan dengan pendekatan ini saya merasa ditantang untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap materi yang saya ajarkan. kesulitannya berupa menyatukan perbedaan karakteristik siswa. Dan cara mengatasinya adalah melaksanakan tugas mengajar dengan ikhlas dan sabar, sehingga semua dapat berjalan dengan lancar.

Peneliti: Apa kelemahan dan kelebihan dari pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas)?. Informan: kelemahannya adalah guru sulit beradaptasi dengan pendekatan ini, karena mereka terbiasa dengan teknik mengajar yang lama. Sedangkan kelebihannya adalah dengan menerapkan pendekatan ini, siswa mampu menguasai materi secara utuh dan mampu mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan

Peneliti: Apakah setelah menerapkan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas), bapak/ibu dapat mengetahui tingkat kemajuan siswa khususnya pada pembelajaran matematika? Informan: tentu, kemajuan siswa dapat diketahui dengan cara memberikan tes-tes yang berhubungan dengan materi yang telah diajarkan.

(4)

Peneliti: Apa yang akan bapak/ibu lakukan jika siswa mengalami kemajuan dalam penguasaan materi yang telah diajarkan?. Informan: yang saya lakukan adalah dengan memberikan tambahan jam belajar dan melanjutkan ke materi selanjutnya.

Peneliti: Apa yang akan bapak/ibu lakukan jika siswa tidak mengalami kemajuan dalam penguasaan materi yang telah diajarkan?. Informan: yang saya lakukan adalah memberikan pengulangan kepada siswa tersebut hingga benar-benar menguasai materi yang saya ajarkan agar bisa melanjutkan ke materi yang selanjutnya bersama dengan siswa yang lainnya.

2. Mengacu pada pelaksanaan tes diagnosa kemajuan (diagnostic progress test)

Peneliti: Bagaimana cara bapak/ibu untuk mengetahui kemajuan dari siswa, khususnya dalam pembelajaran matematika?. Informan: cara saya adalah dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah saya ajarkan

Peneliti: Apakah dengan melakukan tes tertentu?, Bentuk tesnya seperti apa?, dan mengapa harus diberikan tes seperti itu? Informan: ya. Bentuknya tes tertulis, karena dengan tes ini siswa mampu mengungkapkan segala hal yang diketahuinya.

Peneliti: Kapan tes tersebut diberikan?. Informan: tes ini biasanya diberikan setelah materi yang diajarkan selesai, yaitu pada saat ulangan harian dan ulangan semester.

(5)

Peneliti: Bagaimana cara bapak/ibu dalam menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa tersebut?. Informan: cara saya adalah menyusun tes berdasarkan tingkat kesulitan materi, yaitu mulai dari mudah sampai sukar.

Peneliti: Apakah dalam penyusunan tes, bapak/ibu mengalami kendala?, Apa kendalannya?, Bagaimana cara mengatasinya?. Informan: ada, kendalanya adalah dalam menyesuaikan redaksi kalimat pertanyaan agar dapat dimengerti oleh siswa dan cara mengatasinya adalah dengan membuat kalimat-kalimat sederhana yang menggunakan bahasa baku dan mudah dimengerti siswa.

Peneliti: Dalam pelaksanaannya, apakah bapak/ibu mengalami kendala?, Apa kendalanya?, Bagaimana cara mengatasinya?. Informan: ada, kendalanya seperti siswa yang tidak paham dengan pertanyaan dan menanyakannya kepada teman lain, sehingga menimbulkan kegaduhan dalam kelas dan saya mengatasinya dengan memberikan alternatif berupa perintah seperti “jangan ribut” atau jika ada pertanyaan, tanyakan sama saya.

Peneliti: Selanjutnya, dalam pelaksanaan tes tersebut kadang kala ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tes tersebut, menurut ibu, apa kesulitannya dan apa penyebabnya?. Informan: kesulitan-kesulitannya adalah dalam menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan, dan menurut saya penyebabnya adalah siswa tersebut tidak belajar.

3. Mengacu pada pelaksanaan program pengayaan

Peneliti: Menurut Bapak/ibu, Apa maksud dari pengayaan tersebut?. Informan: pengayaan adalah bentuk tindakan guru ke siswa berupa pemberian tambahan jam belajar

(6)

Peneliti: Apa tujuan dari pelaksanaan program pengayaan tersebut?. Informan: tujuannya yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah saya ajarkan.

Peneliti: Bagaimana cara Bapak/ibu untuk melaksanakan program pengayaan ini?. Informan: cara saya adalah memberikan buku-buku pelajaran yang ada hubungannya dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan selanjutnya saya memberikan latihan-latihan untuk diselesaikan oleh siswa tersebut.

Peneliti: Apakah materi yang diberikan kepada siswa saat pelaksanaan program pengayaan sesuai dengan materi yang telah dibelajarkan atau materi yang baru?. Informan: materi yang diberikan adalah materi yang telah diajarkan tetapi tidak menyimpang dari KD-KD yang terkait.

Peneliti: Kapan program pengayaan ini biasa dilaksanakan?. Informan: pelaksanaannya setelah ulangan harian atau ulangan semester.

Peneliti: Apakah setelah dilaksanakannya program pengayaan ini, siswa mengalami suatu kemajuan atau sebaliknya?. Informan: setelah dilaksanakannya program ini, siswa mengalami kemajuan. Siswa mampu menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dengan baik dan membuahkan hasil yang memuaskan sesuai dengan KKM.

4. Mengacu pada pelaksanaan program remedial

Peneliti: Menurut Bapak/ibu, Apa maksud dari remedial tersebut?. Informan: Remedial adalah program pengulangan bagi siswa yang kurang mampu memahami materi yang telah diajarkan.

(7)

Peneliti: Apa tujuan dari pelaksanaan program remedial tersebut?. Informan: tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

Peneliti: Bagaimana cara Bapak/ibu untuk melaksanakan program remedial ini?. Informan: caranya adalah memberikan bimbingan kepada setiap siswa yang tidak mampu menguasai metri yang diajarkan secar perorangan.

Peneliti: Apakah materi yang diberikan kepada siswa saat pelaksanaan program remedial sesuai dengan materi yang telah dibelajarkan atau materi yang baru?. Informan: materi yang diberikan adalah materi berdasarkan KD-KD yang telah dipelajari.

Peneliti: Kapan program ini biasa dilaksanakan?. Informan: program ini dilaksanakan setelah menganalisis hasil yang diperoleh siswa.

Peneliti: Apakah setelah dilaksanakannya program ini, siswa mengalami suatu kemajuan atau sebaliknya? Informan: ya, mengalami. Buktinya siswa mampu menguasai materi yang dupelajari dan memperoleh nilai yang tingi berdasarkan KKM yang telah ditentukan

Nama H.M, jabatan guru Kelas III (tiga) , beliau bertugas di sekolah ini sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang.

1. Mengacu Pada Pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas)

Peneliti: Bagaimana pemahaman bapak/ibu tentang pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas)?. Informan: Mastery Learning (belajar tuntas) adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai materi secara tuntas

(8)

Peneliti: Apa dasar bapak/ibu menerapkan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika?. Informan: dasar saya menerapkan pendekatan ini adalah Proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, selama ini umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai siswa menguasai materi pembelajaran secara tuntas

Peneliti: Bagaimana cara bapak/ibu menerapkan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika?. Informan: cara saya adalah dengan menggunakan pendekatan tutorial, yaitu menjadikan siswa yang mampu untuk menjadi tutor sebaya bagi siswa yang lainnya.

Peneliti: Menurut bapak/ibu, apa ciri-ciri pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas)?. Informan: ciri-cirinya adalah pendekatan ini dilaksanakan secara perorangan dalam satu kelompok.

Peneliti: Apakah dalam penerapan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika, bapak/ibu mengalami kesulitan?, Apa kesulitannya? bagaimana cara mengatasinya?. Informan: ya, kesulitannya berupa sikap siswa yang acuh tak acuh terhadap guru yang mengajar, sehingga guru harus mengulang materi yang telah diajarkan sebelumnya tetapi saya mengatasinya dengan memberikan penguatan-penguatan positif berupa memberikan hadiah bagi siswa yang mampu mengulangi materi yang telah saya ajarkan, sehingga siswa menjadi antusias dalam belajar.

Peneliti: Apa kelemahan dan kelebihan dari pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas)?. Informan: kelemahannya adalah memaksa siswa untuk menguasai materi secara tuntas, sehingga bagi siswa yang memiliki bakat rendah

(9)

lambat menguasai materi tersebut, sedangkan kelebihannya adalah dapat membantu siswa untuk mencapai standar nilai yang mengacu pada KKM.

Peneliti: Apakah setelah menerapkan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas), bapak/ibu dapat mengetahui tingkat kemajuan siswa khususnya pada pembelajaran matematika? Informan: ya, setelah menerapkan pendekatan ini saya dapat mengetahui tingkat kemajuan siswa yaitu dengan melihat hasil yang diperoleh siswa itu sendiri.

Peneliti: Apa yang akan bapak/ibu lakukan jika siswa mengalami kemajuan dalam penguasaan materi yang telah diajarkan?. Informan: jika siswa mengalami kemajuan dalam penguasaan materi, saya akan memberikan tambahan jam belajar dan menjadikan dia sebagai tutor bagi teman-temannya yang tertinggal.

Peneliti: Apa yang akan bapak/ibu lakukan jika siswa tidak mengalami kemajuan dalam penguasaan materi yang telah diajarkan?. Informan:yang saya lakukan adalah memberikan pengulangan atau remedial secara khusus mengenai materi yang belum dikuasainya.

2. Mengacu pada pelaksanaan tes diagnosa kemajuan (diagnostic progress test)

Peneliti: Bagaimana cara bapak/ibu untuk mengetahui kemajuan dari siswa, khususnya dalam pembelajaran matematika?. Informan: cara saya adalah dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah saya ajarkan

Peneliti: Apakah dengan melakukan tes tertentu?, Bentuk tesnya seperti apa?, dan mengapa harus diberikan tes seperti itu? Informan: ya. Bentuknya berupa

(10)

soal-soal yang harus diselesaikan siswa karena dengan menyelesaikan soal-soal tersebut saya dapat mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam penguasaan materi. Peneliti: Kapan tes tersebut diberikan?. Informan: tes ini biasanya diberikan setelah satu materi telah selesai, artinya setelah materi diajarkan akan diberikan tes.

Peneliti: Bagaimana cara bapak/ibu dalam menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa tersebut?. Informan: cara saya menyusun tes tersebut adalah menyususn berdasarkan tingkat kesulitan dan berdasarkan materi yang telah saya ajarkan

Peneliti: Apakah dalam penyusunan tes, bapak/ibu mengalami kendala?, Apa kendalanya?, Bagaimana cara mengatasinya?. Informan: ya. Kendalanya adalah menyesuaikan pertanyaan berdasarkan tingkat kesulitannya dan cara mengatasinya adalah saya harus tetap semangat dalam menyusun tes tersebut demi anak didik saya.

Peneliti: Dalam pelaksanaannya, apakah bapak/ibu mengalami kendala?, Apa kendalanya?, Bagaimana cara mengatasinya?. Informan: ya. Kendalanya adalah waktu yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa. Cara mengatasinya adalah memberikan peringatan kepada siswa tentang waktu yang tersisa untuk menyelesaikan soal-soal tersebut.

Peneliti: Selanjutnya, dalam pelaksanaan tes tersebut kadang kala ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tes tersebut, menurut ibu, apa kesulitannya dan apa penyebabnya?. Informan: kesulitannya adalah dalam pemanfaatan waktu. Penyebabnya adalah siswa terlalu fokus pada satu

(11)

pertanyaan, sedangkan masih banyak pertanyaan yang harus diselesaikan, sehingga siswa tidak menyelesaikan pertanyaan lainnya..

3. Mengacu pada pelaksanaan program pengayaan

Peneliti: Menurut Bapak/ibu, Apa maksud dari pengayaan tersebut?. Informan: pengayaan adalah penguatan pada materi yang telah diajarkan dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, dan lain-lain.

Peneliti: Apa tujuan dari pelaksanaan program pengayaan tersebut?. Informan: tujuannya adalah untuk mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal terhadap materi yang telah dipelajari

Peneliti: Bagaimana cara Bapak/ibu untuk melaksanakan program pengayaan ini?. Informan: caranya adalah memberikan latihan-latihan mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Peneliti: Apakah materi yang diberikan kepada siswa saat pelaksanaan program pengayaan sesuai dengan materi yang telah dibelajarkan atau materi yang baru?. Informan: materi yang diberikan pada program ini disesuaikan dengan materi yang telah dipelajari

Peneliti: Kapan program pengayaan ini biasa dilaksanakan?. Informan: program ini diberikan pada akhir semester .

Peneliti: Apakah setelah dilaksanakannya program pengayaan ini, siswa mengalami suatu kemajuan atau sebaliknya? Informan: ya, siswa mengalami kemajuan.

(12)

4. Mengacu pada pelaksanaan program remedial

Peneliti: Menurut Bapak/ibu, Apa maksud dari remedial tersebut?. Informan: remedial adalah program pengulangan kepada siswa yang mencapai tingkat ketuntasan.

Peneliti: Apa tujuan dari pelaksanaan program remedial tersebut?. Informan: tujuannya adalah untuk mencapai tingkat ketuntasan belajar.

Peneliti: Bagaimana cara Bapak/ibu untuk melaksanakan program remedial ini?. Informan: caranya adalah menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar siswa.

Peneliti: Apakah materi yang diberikan kepada siswa saat pelaksanaan program remedial sesuai dengan materi yang telah dibelajarkan atau materi yang baru?. Informan: materi yang diberikan adalah materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Peneliti: Kapan program ini biasa dilaksanakan?. Informan: Pembelajaran remedial diberikan setelah siswa mempelajari satu atau beberapa materi tertentu yang diuji melalui Ulangan Harian.

Peneliti: Apakah setelah dilaksanakannya program ini, siswa mengalami suatu kemajuan atau sebaliknya? Informan: ya, mengalami kemajuan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa di SDN 9 Kota Barat Kota Gorontalo telah menerapkan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) khususnya pada pembelajaran matematika, berdasarkan strategi pembelajarannya, yaitu melaksanakan tes diagnosa kemajuan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam penguasaan materi,

(13)

melaksanakan program pengayaan bagi siswa yang menguasai materi secara tuntas dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang tidak menguasai materi secara tuntas.

Selain itu, peneliti melakukan studi dokumentasi sehingga diperoleh data mengenai ketuntasan siswa pada pelaksanaan Ulangan Mid Semester I tahun ajaran 2013-2014 setelah melaksanakan program pengayaan dan remedial. Data yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Kelas KKM Jumlah Siswa

Siswa tuntas Siswa tidak tuntas ket

Jlh % Jlh % I 70 20 17 85% 3 15% II 70 26 24 92,31% 2 7,69% III 75 30 29 96,67% 1 3,33% IV 68 21 18 85,71% 3 14,29% V 68 19 17 89,47% 2 10,53% VI 68 23 23 100% 0 100% Jumlah Total 139 128 92,09% 11 7,91% Tabel I

(Ketuntasan siswa pada Ulangan Mid Semester I)

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada tabel di atas, diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 128 siswa atau 92,09%, dan jumlah siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 11 siswa atau 7,91% dari jumlah siswa seluruhnya.

b. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah, teknik dokumentasi. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh bukti pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di SDN 9 Kota Barat Kota Gorontalo. Bukti-bukti penelitian berupa foto-foto pada

(14)

proses pembelajaran dan pelaksanaan wawancara dengan guru kelas dan guru mata pelajara matematika.

Berdasarkan pedoman wawancara dan dokumentasi yang digunakan dalam penelitian, diperoleh hasil wawancara dan dokumen-dokumen yang valid. Dari hasil tersebut, peneliti menemukan dua temuan, yaitu temuan umum dan temuan khusus. Adapun gambaran dari kedua temuan tersebut adalah sebagai berikut. 4.1.1. Temuan Umum

Secara umum, peneliti menemukan bukti bahwa pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaannya. Pendekatan ini sangat cocok digunakan pada pembelajaran matematika, karena lebih menuntut para guru untuk membimbing dan memberikan latihan kepada siswa hingga siswa tersebut mampu mengingat dan memahami materi yang telah diajarkan.

4.1.2. Temuan Khusus

Secara khusus, peneliti menemukan bahwa dalam pelaksanaan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika, guru dapat mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam penguasaan materi yang telah diajarkan. Pada pelaksanaannya, guru memberikan pengayaan bagi siswa yang mengalami kemajuan dalam penguasaan materi dan memberikan remedial bagi siswa yang tidak mengalami kemajuan dalam penguasaan materi yang telah diajarkan. Dengan demikian pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan materi secara tuntas dan memperoleh hasil sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

(15)

4.2. Pembahasan

Pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) merupakan pendekatan pembelajaran yang menganut azas ketuntasan yang berdasar pada pandangan filosofis yang menyatakan bahwa siswa dapat belajar jika mereka mendapat dukungan kondisi belajar yang tepat. Sehingga pendekatan ini meuntut siswa untuk menguasai bahan ajar secara tuntas atau secara keseluruhan.

Pada pembelajaran matematika, pendekatan ini menuntut guru untuk membimbing dan menyertakan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dalam rangka memahami, melaksanakan, dan menyimpulkan materi yang diajarkan sehingga siswa merasa terbimbing. Selain itu, pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) menuntut guru untuk menciptakan kondisi belajar yang bebas dari ketertekanan atau yang disebut dengan kondisi belajar yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan penerapan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).

Pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur, bertujuan untuk membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada siswa, dan berguna untuk menciptakan kecepatan belajar (rate of program).

Dalam strategi pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas), dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Tes Diagnosa Kemajuan (Diagnostic Progress Test)

Pada penelitian ini, peneliti menyoroti kemajuan belajar siswa lewat tes diagnostik. Melalui tes ini dapat diketahui letak kelemahan seorang siswa. Jika

(16)

kelemahan sudah ditemukan, maka guru atau pembimbing sebaiknya mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan guna menolong siswa tersebut.

Tes dignostik kemajuan belajar, dilakukan melalui pengujian dan studi bersama terhadap gejala dan fakta tentang sesuatu hal, untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan yang esensial. Tes dignostik kemajuan belajar tidak hanya menyangkut soal aspek belajar dalam arti sempit yakni masalah penguasaan materi pelajaran semata, melainkan melibatkan seluruh aspek pribadi yang menyangkut perilaku siswa.

Tujuan tes diagnostik adalah untuk menemukan sumber kesulitan belajar dan merumuskan rencana tindakan pengayaan atau tindakan remedial. Dengan demikian tes diagnostik sangat penting dalam rangka membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dan dapat diatasi dengan segera apabila guru atau pembinbing peka terhadap siswa tersebut. Guru atau pembimbing harus mau meluangkan waktu guna memerhatikan keadaan siswa bila timbul gejala-gejala kesulitan belajar yang menyebabkan siswa tidak mampu menguasai materi yang telah diajarkan.

Agar memudahkan pelaksanaan tes diagnostik, maka guru perlu mengumpulkan data tentang anak secara lengkap, sehingga penanganan kasus akan menjadi lebih mudah dan terarah.

Salah satu antisipasinya pihak sekolah atau guru, harus memberi perhatian khusus terhadap perbedaan kemampuan individual siswa tersebut. Perhatian yang dimaksud yakni dengan menyelenggarakan tes diagnostik. Jika tes itu dilaksanakan

(17)

dengan efektif dan efesien, peneliti yakin masalah perbedaan kemampuan siswa dalam penguasaan materi akan terselesaikan dengan baik

b. Pelaksanaan program pengayaan

Pembelajaran pengayaan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman atau kegiatan siswa yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan dan tidak semua siswa dapat melakukannya. Siswa yang telah mencapai kompetensi lebih cepat dari siswa lain dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran pengayaan.

Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi siswa yang memiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta mengoptimalkan kecakapannya.Pengayaan merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, dan lain-lain.

Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran tuntas adalah akan selalu ada siswa yang lebih cepat menguasai kompetensi yang ditetapkan. Siswa ini pun tidak boleh diterlantarkan. Mereka perlu mendapatkan tambahan pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan kapasitasnya, melalui program pengayaan. Cara yang dapat ditempuh di antaranya adalah:

1. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas wawasan bagi KD tertentu

2. Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model, grafik, bacaan/paragraf, dll.

(18)

4. Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum mencapai ketuntasan.

Sedangkan Materi dan waktu pelaksanaan program pengayaan adalah sebagai berikut:

1. Materi dalam program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau indikator yang dipelajari

2. Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah setelah mengikuti tes/ulangan KD tertentu, tes/ulangan kesatuan KD tertentu, tes/ulangan KD-KD pada akhir semester tertentu. Khusus untuk program pengayaan yang dilaksanakan pada akhir semester ini materinya hanya yang berhubungan dengan KD-KD yang terkait.

c. Pelaksanaan program remedial

Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar siswa.

Pada hakikatnya semua siswa akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang berbeda. Oleh karenanya perlu adanya program pembelajaran remedial (perbaikan). Program remedial merupakan pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus, Pemberian tugas/latihan, belajar kelompok dengan bimbingan tutor sebaya, dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan

(19)

ulangan. Cara yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan program remedial adalah sebagai berikut:

1. Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi siswa yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu. Cara ini merupakan cara yang mudah dan sederhana untuk dilakukan karena merupakan implikasi dari peran guru sebagai “tutor”

2. Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus, yang sifatnya penyederhanaan daripelaksanaan pembelajaran regular. Bentuk penyederhanaan itu dapat dilakukan guru antara lain melalui penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD tertentu, penyederhanaan cara penyajian dan penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan

Sedangkan Materi dan waktu pelaksanaan program remedial adalah sebagai berikut.

1. Materi dalam program remedial diberikan hanya pada KD atau indikator yang belum tuntas.

2. Program remedial dilaksanakan setelah mengikuti: tes/ulangan KD tertentu. tes/ulangan sejumlah KD dalam satu kesatuan

Dengan Demikian, setelah menerapkan pendekatan Mastery Learning (belajar tuntas) pada pembelajaran matematika di SDN 9 Kota Barat Kota Gorontalo, guru mengetahui kemajuan siswa dalam belajar dan siswa menguasai materi secara tuntas berdasarkan tujuan pembelajaran dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi, kecernaan nutrien, perubahan bobot badan, dan status fisiologi kambing Bligon jantan yang diberi perlakuan pembatasan pakan

Bahwa dalam upaya mengoptimalkan PAD khususnya Retribusi Rumah Potong Hewan, maka ketentuan-ketentuan dalam Perda Nomor 23 Tahun 2001 tentang Retribusi Rumah

Pada hari Kamis, 30 Juni 20 II sampai dengan Sabtu 2 Juli 20 II Komisi Informasi Pusat telah melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional dengan tema "Satu Tahun Pelaksanaan UU No

Analisis dari hasil penelitian tentang hubungan penyajian laporan tahunanpemerintah daerah dengan akuntabilitas adalah bahwa laporan tahunandigunakan untuk pelaksanaan

Metode ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain tekniknya relatif sederhana, lebih baik dalam menghasilkan padatan kristal dan memiliki sifat fotokatalis

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun pelawan dengan dosis 100 mg/ kg BB pada tikus betina setelah melahirkan

Lee, Lee, & Wu (2010) menyatakan bahwa kesuksesan dalam bersaing didorong oleh peningkatan sumber daya yang didorong dengan praktik manajemen sumber daya manusia

Kreitner dan Kinicki (2003:185) mendefinisikan kemampuan yaitu Karakteristik stabil yang berkaitan dengan kemampuan maksimum fisik dan mental seseorang dan Robbins