• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PENGOLAHAN DAN PENGENDALIAN MUTU SORTIR BILAS DAN PACKING KACANG KULIT ORIGINAL DI PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA DIVISI ROASTED PEANUT PATI - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROSES PENGOLAHAN DAN PENGENDALIAN MUTU SORTIR BILAS DAN PACKING KACANG KULIT ORIGINAL DI PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA DIVISI ROASTED PEANUT PATI - Unika Repository"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

SORTIR BILAS DAN PACKING KACANG KULIT

ORIGINAL DI PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA

DIVISI ROASTED PEANUT PATI

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh:

ELISA HARYANTO 14.I1.0084

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

PROSES PENGOLAHAN DAN PENGENDALIAN MUTU SORTIR

BILAS DAN

PACKING

KACANG KULIT ORIGINAL DI PT.

GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA DIVISI

ROASTED PEANUT

PATI

Oleh: Elisa Haryanto NIM : 14.I1.0084

Program Studi : Teknologi Pangan

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang pengujian pada tanggal : 28 November 2016

Semarang, November 2016

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Henny Purnomo Dr. Ir. Lindayani, M. P.

Dekan

(3)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Elisa Haryanto

NIM : 14.I1.0084

Fakultas : Teknologi Pertanian

Program Studi : Teknologi Pangan

Menyatakan bahwa laporan kerja praktek yang berjudul “Proses Pengolahan dan Pengendalian Mutu Sortir Bilas dan Packing Kacang Kulit Original di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Roasted Peanut Pati” merupakan karya saya dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebarkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ternyata terbukti bahwa laporan kerja praktek ini sebagian atau seluruhnya merupakan hasil plagiasi, maka saya rela untuk dibatalkan dengan segala akibat hukumnya sesuai peraturan yang berlaku pada Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Demikian pernyataan ini saya buat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, November 2016

Elisa Haryanto

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga

Kerja Praktek selama bulan Juli-Agustus 2016 yang dilaksanakan di PT Garudafood Putra

Putri Jaya Roasted Peanut Pati dan laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan Kerja Praktek dengan judul Proses Pengolahan Dan Pengendalian Mutu Sortir Bilas Dan PackingKacang Kulit Original ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian serta sebagai perwujudan dari

praktek lapangan langsung hasil penerapan teori-teori yang telah dipelajari selama

perkuliahan sehingga menambah pengalaman penulis.

Selama pelaksanaan Kerja Praktek dan penulisanLaporan Kerja Praktek initentunya terdapat

banyak kekurangan, namundukungan dari berbagai pihak telah sangat banyak membantu

dalam kelancaran Kerja Praktek dan penulisan Laporan Kerja Praktek ini. Dalam kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya selama pelaksanaan Kerja Praktek.

2. Ibu Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST, MSc selaku Dekan Program Studi Teknologi

Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

3. Ibu Dr. Ir. Lindayani, MP selaku pembimbing Kerja Praktek yang telah bersedia

meluangkan waktu dan memberi banyak masukan dan pengarahan bagi penulis sejak

awal hingga akhir periode Kerja Praktek dan penyusunan laporan.

4. Ibu Dea Nathania Hendryanti, S.TP selaku koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata.

5. Ibu Upik Agustya selaku PDv Officer PT. Garudafood Putra Putri Jaya divisi Roasted

Peanut Pati yang telah memberikan izin, pengarahan, dan bimbingan selama selama

pelaksaan Kerja Praktek.

6. Ibu Henny Purnomo selaku pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktunya

untuk mendampingi, membantu dan membagi pengetahuannya kepada penulis selama

kami Kerja Praktek berjalan.

7. Orangtua yang telah banyak memberikan dukungan, penyertaan, semangat dan doa dalam

Kerja Praktek dan penulisan Laporan Kerja Praktek ini;

8. Nadine selaku rekan dalam Kerja Praktek yang selalu berbagi memberikan solusi praktis

(5)

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah ikut

memberikandukungan dan pertolongan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan

baik

Penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari sempurna, penulis mengharapkan kritik

dan saran untuk membangun kesempurnaan hasil kerja dan kemajuan bagi penulis di masa

mendatang. Semoga Laporan Kerja Praktek ini bermanfaat untuk semua pihak, terutama

mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata. Mohon maaf bila terdapat

hal-hal yang kurang berkenan dalam Laporan Kerja Praktek ini. Terimakasih.

Semarang, November 2016

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iii

2.2. Visi, Misi, Filosofi Logo Perusahaan ... 6

2.2.1. Visi Perusahaan ... 6

2.2.2. Misi Perusahaan ... 6

2.2.3. Filosofi Logo Perusahaan... 6

2.3. Struktur Organisasi... 8

4.2.1.Precleaning, Washing, Cooking ... 17

4.2.2.Drying ... 19

5.1.Pengendalian Mutu Proses Sortir Bilas dan Packing Kacang Kulit Original 28 5.1.1. Sortir Bilas ... 28

(7)

6.2.Saran ... 39

7. DAFTAR PUSTAKA ... 40

8. LAMPIRAN ... 41

8.1.Denah Lokasi Perusahaan ... 41

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembagian Waktu Kerja ... 9

Tabel 2. Produk PT. Garudafood Putra Putri Jaya Roasted Peanut Pati ... 13

Tabel 3. Titik Periksa Proses Sortir Bilas ... 29

Tabel 4. Kualitas Organoleptik Produk ... 30

Tabel 5. Produk Tidak Standar ... 31

(9)

Gambar 1. Logo PT Garudafood Putra Putri Jaya Pati ... 6

Gambar 2. Struktur Organisasi ... 8

Gambar 3. Denah Lokasi Perusahaan ... 11

Gambar 4. Diagram Alir Proses PWC ... 17

Gambar 5. Diagram AlirProses Pembuatan Kacang Rasa Bawang ... 24

(10)

9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 8.1. Denah Lokasi Perusahaan ... 41

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era saat ini persaingan dalam sektor industri pangan semakin ketat, khususnya pada

produk makanan ringan.Saat ini banyak sekali bermunculan produk-produk yang yang

inovatif dari berbagai produsen pangan. Hal ini tidak lepas dari dari perubahan selera dan

keinginan konsumen. Konsumen menginginkan hal yang baru dan lain daripada yang lain,

maka dari itu produsen pangan harus dapat membaca peluang dengan cermat untuk melihat

peluang pasar dan mampu memahami kebutuhan kosumen menjadi sebuah produk yang

dapat memenuhi keinginan konsumen. Semakin lama, teknologi dalam bidang pangan

memiliki perkembangan yang sangat pesat. Semakin berkembangnya teknologi yang ada

semakin memicu beragamnya jenis-jenis produk makanan yang ada pada saat ini. Hal

tersebut menyebabkan sebuah industri dituntut untuk semakin kreatif dan mampu

menghasilkan ide-ide baru dalam bidang pangan namun juga harus memperhatikan kualitas

produk yang dihasilkan.

Kacang tanah merupakan salah satu komoditas tanaman yang memiliki nilai ekonomis dan

strategis dalam usaha peningkatan pendapatan. Kacang tanah di Indonesia memiliki peran

strategis dalam pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Hal tersebut yang

menyebabkan semakin meningkatnya permintaan di dalam negeri dan produk-produk olahan

yang berbahan baku kacang tanah juga semakin beragam (Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, 2012). Berbagai industri yang menggunakan kacang tanah sebagai bahan baku utama

antara lain industri kacang, industri bumbu-bumbuan, industri selai, industri ice cream, dan

lain-lain. Salah satu industri pangan yang terus berinovasi dalam memproduksi

produk-produk olahan kacang tanah adalah PT Garudafood Putra Putri Jaya.

PT Garudafood Putra Putri Jaya dipilih karena merupakan salah satu perusahaan besar dalam

industri pangan yang sudah banyak menghasilkan beragam jenis produk makanan ringan

yang berkualitas yang mengikuti trend dari konsumsi masayarakat di Indonesia. Selain itu,

PT Garudafood Putra Putri Jaya selalu mengembangkan produk-produk inovatif dengan

tetap menjaga mutu produk yang dihasilkan. Dengan didukung oleh kreativitas yang tinggi,

(12)

11

dalam pasar makanan ringan di Indonesia. Bahkan produk-produk pangan yang dihasilkan

oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya juga telah beredar sampai mancanegara.

Selama ini ada dua perusahan yang dikenal mendominasi pasar kacang kulit di Indonesia,

salah satunya adalah PT Garudafood Putra Putri Jaya yang bersaing secara sehat dengan

kompetitornya. Melihat adanya persaingan tersebut, PT Garudafood Putra Putri Jaya mampu

membaca potensi pasar yang masih terbuka lebar dengan meluncurkan produk inovatif yaitu

kacang kulit rasa (KKR) yakni Kacang Kulit Rasa Bawang dan juga Kacang Kulit Spesial

Biji Tiga (BIGA). Pengendalian kualitas pada proses produksi kacang garing perlu dilakukan

dengan tujuan untuk menghasilkan kacang garing yang memiliki kualitas organoleptik yang

sesuai dengan standar perusahaan. Pengendalian kualitas pada produk kacang kulit garing

produksi PT Garudafoof Putra Putri Jaya Pati menjadikan produk yang dihasilkan memiliki

kelebihan serta perbedaan dengan produk lainnya yang sejenis.

1.2.Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktek ini, antara lain:

1. Menerapkan dasar-dasar teori yang telah didapatkan selama perkuliahan.

2. Menambah wawasan terutama mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang

pangan.

3. Mendapatkan gambaran mengenai dunia industri pangan.

4. Mempelajari dan memahami proses pengolahan kacang garing dan pengawasan mutu di

PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Roasted Peanut

5. Mempelajari kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh quality control pada proses

produksi kacang garing

6. Memperoleh pengalaman kerja selama pelaksanaan kerja praktek

1.3.Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 20 hari kerja terhitung dari tanggal 1 Agustus 2016

(13)

1.4.Metode Pelaksanaan

Kerja Praktek ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan

langsung,diskusi, analisa data, dan partisipasi langsung dalam kegiatan produksi di industri

melalui PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Roasted Peanut yang dilaksanakan selama

praktek kerja lapangan antara lain:

1. Orientasi terhadap keseluruhan kegiatan industri yang dijalankan oleh PT Garudafood

Putra Putri Jaya Divisi Roasted Peanut Pati.

2. Pengamatan lapangan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengolahan dan

quality control kacang garing.

3. Diskusi dengan pembimbing lapangan mengenai quality control dan cara inspeksi

produk kacang garing pada line sortir bilas dan packing yang bertujuan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan dalam pembuatan laporan kerja praktek ini.

(14)

13

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1.Sejarah Perusahaan

PT Garudafood Group berasal dari sebuah perusahaan yang awalnya bergerak di bisnis

tepung tapioka, yaitu PT Tudung yang didirikan di Kota Pati yang berdiri pada tahun 1958.

PT Tudung didirikan di Jalan Kembang Joyo No. 100 Pati, Jawa Tengah.Pada tahun 1979

perusahaan yang didirikan oleh mendiang Darmo Putra yaitu PT Tudung berubah nama

menjadi PT Tudung Putra Jaya (TPJ) yang memulai usaha dengan memproduksi kacang

garing. Dari bahan baku ketela pohon dengan hasil tepung tapioka, yang kemudian berubah

dengan bahan baku kacang tanah dengan hasil produksi kacang kulit. Awal pendirian

perusahaan, hasil produk dipasarkan dengan tidak memakai nama merk untuk menandai hasil

produksi. Namun persaingan bisnis di dunia makanan semakin lama semakin ketat, dengan

adanya dampak persaingan produk competitor yang tidak bermerek, hal ini memicu PT

Tudung Putra Jaya untuk mematenkan hasil produknya dengan merek Kacang Garing Garuda

di tahun 1987. Kacang Garuda telah memperoleh berbagai penghargaan sebagai berikut:

Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) dalam kategori kacang bermerek delapan kali

berturut-turut (2000-2007), Superbrand (2003), Top Brand For Kids (2004), Indonesia Best

Brand Award (IBBA, 2004-2007), dan Top Brand (2007).

PT Garudafood Putra Putri Jaya merupakan perusahaan makanan dan minuman di bawah

kelompok usaha Tudung (Tudung Group). Dari tahun 1987, PT Tudung mulai bergerak

dalam karya produksi yang semakin besar, semakin berkembang, dan banyak melakukan

improvisasi dengan dukungan mesin-mesin produksi yang canggih serta ramah lingkungan.

Sampai saat ini sudah tercipta kacang kulit rasa dengan rasa bawang yang pembuatannya

dengan menggunakan teknologi Vessel. Selama 20 tahun sudah terjadi perubahan-perubahan

yang sangat besar dengan didukung oleh pengembangan sumber daya manusia hasil sistem

pembelajaran yang berkesinambungan dari manajemen PT Tudung Putra Jaya.

Tahun 1994 berdiri PT Sinar Niaga Sejahtera (SNS) yang merupakan divisi distribusi untuk

menyebarkan dan memasarkan produk-produk keluaran PT Tudung Grup ke seluruh penjuru

(15)

Kacang Atom. Tahun 1996 didirikan PT Bumi Mekar Tani sebagai Plantation Division untuk

kepastian pasokan bahan baku kacang tanah secara kontinyu. Pada tahun 1997, PT

Garudafood Jaya mulai masuk dalam bisnis makanan ringan dengan diluncurkannya Biscuits

Division yang bertempat di Gresik, dan pada tahun selanjutnya 1998 Garudafood melebarkan

sayapnya melalui produksi jelly dan mengakuisisi PT Triteguh Manunggal Sejati, yang

merupakan produsen jelly dan meluncurkan produk dengan merk Okky dan Keffy. Pada

tahun 2000, PT Tudung Putra Jaya, PT Garuda Putra Putri Jaya, dan PT Garudafood Jaya

bergabung menjadi PT Garuda Putra Putri Jaya. Pada tahun yang sama juga dilakukan

pembenahan sistem yang meliputi: Planning cycle, Monthly Meeting, Quarterly Review,

People and Organization Development Implementation, perbaikan distribution channel. Pada

tahun 2001 PT Garuda Putra Putri Jaya secara resmi berubah menjadi PT Garudafood Putra

Putri Jaya. Pada tahun yang sama, Planning cycle masih dalam tahap pengembangan dan

improvement, antara lain melalui perencanaan struktur organisasi, organization development,

employee selection dan people development. Pada tahun 2002 dilakukan penetapan “Corporate Philosophy Garudafood” dengan sistem nilai yang tercantum dalam rumusan Peacefull and Dynamic.

Pada akhir tahun 2002, Triteguh Manunggal Sejati dan sekaligus menjadi awal mula PT

Garudafood masuk ke dalam bisnis minuman (beverages).Keseriusan PT Garudafood untuk

mengembangkan sayapnya di dalam bisnis minuman terlihat dengan diproduksinya minuman

teh rasa buah dengan merk Mountea. Pada akhir tahun 2005, PTGarudaFood meluncurkan

produk makanan ringan dengan merek Leo, dengan produk yang berupa keripik kentang,

keripik pisang, dan keripik singkong. Pada tahun 2007-2011 Leo meraih penghargaan IBBA

untuk kategori keripik kentang.Pada tahun 2008, PTGarudaFood meproduksi produk baru

berupa stik wafer dengan merek Chocolatos dan produk wafer krim dengan merek Wafelatos.

Selain itu di tahun yang sama, PT Garudafood juga memproduksi functional drink dengan

merek SuperO2, dan mengakuisisi Fuhua Jinjiang Yonghe, confectionery manufacturing (di

China).

Pada tahun 2009, PT Garudafoofmemasuki bisnis dairy dengan meluncurkan Clevo liquid

milk.Pada tahun 2010, PT Garudafood meluncurkan biskuit donat pertama di Indonesia dengan merek Gery O’Donut. Pada tahun 2011, PT Garudafood mendirikan join venture company, berkolaborasi dengan Suntory, Jepang. PT Suntory Garuda Beverage meluncurkan

(16)

15

dan Berrygood (first berry jam & wafer stick). Pada tahun 2013, meluncurkan minuman jus

jelly dengan merek Okky Jell-O Juice, teh oolong dalam dengan merek MYTEA dan

Mountea Sparkling yang merupakan minuman teh rasa buah berkarbonasi. Pada tahun 2015,

PT Garudafood meluncurkan Gery Saluut Malkist Keju, Gery Avengers, Clevo (Fruity)

Blackcurrant Breeze, yang merupakan minuman yang mengandung susu dan sari jus,

Chocolatos Choco Drink, Okky Jelly Drink Big. Perjalanan perusahaan ini masih panjang

untuk tetap bertahan dalam dunia bisnis global. Perusahaan masih perlu banyak melakukan

perbaikan, baik di infrastrukturnya maupun dalam pengembangan SDM. Apalagi tuntutan

bisnis di bidang pangan menuntut juga adanya pengembangan Good Manufacturing Practices

(GMP) hingga pengimplementasian Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) serta perwujudan “Knowledge Worker” seperti yang diharapkan oleh semua pihak.

2.2. Visi, Misi dan Filosofi Logo Perusaahan 2.2.1. Visi Perusahaan

Visi dari perusahaan PT Garudafood Putra Putri Jaya adalah menjadi perusahaan makanan

dan minuman terdepan di Indonesia.

2.2.2. Misi Perusahaan

Misi dari perusahaan PT Garudafood Putra Putri Jaya adalah menjadi perusahaan pembawa

perubahan yang menciptakan kemanfaatan bagi masyarakat berdasarkan prinsip saling

menumbuh kembangkan.

2.2.3. Filosofi Logo Perusahaan

Konsep logo PT Garudafood memiliki simbol baru yang terdiri atas empat komponen.

(17)

Pada simbol kepala garuda dengan mata yang tajam dan menatap jauh ke depan,

menunjukkan komitmen yang kuat untuk selalu berorientasi ke depan dan melakukan inovasi

yang tiada henti.

Lima helai bulu yang terdapat pada leher burung merupakan simbol yang mewakili lima butir

Corporate Philosophy yang dianut Garudafood yaitu Human Values, Business Ethics, Unity

Through Harmony, Speed & Leading Change, dan Working Smart in A Learning

Culture. Lima butir dari Basic Mentality (fokus kepada pelanggan, fokus kepada kreatifitas

dan inovasi, fokus kepada PDCA (Plan Do Check Action), fokus kepada fakta dan data, fokus

pada manusia dan kerjasama).Lambang tumbuhan yang ada di leher burung merupakan

simbol pangan dan melambangkan kehidupan yang lebih abadi.

Tipografi pada huruf yang digunakan melambangkan nilai-nilai profesionalisme, stabilitas, dan kekokohan.Serta huruf “italic” pada tulisan Garudafoof pada logo merepresentasikan PT Garudafood Putra Putri Jaya sebagai perusahaan yang dinamis.Secara keseluruhan, dalam

logo PT Garudafood Putra Putri Jaya terkandung makna yaitu sebuah semangat berkreasi dan

berinovasi tiada henti dari pribadi-pribadi unggul guna mewujudkan kehidupan bersama yang

lebih baik.

2.3. Struktur Organisasi

PT Garudafood Putra Putri Jaya Roasted Peanut Business Unit Pati dipimpin oleh seorang

Head of Business Unit (Plant Manager). Plant Manager membawahi 10 Departement Head.

Struktur organisasi sangatlah dibutuhkan untuk mempermudah pengaturan yang terstruktur

guna memperlancar dalam menghasilkan produk dan keberhasilan usaha.Struktur organisasi

(18)

17

Gambar 2. Struktur Organisasi

2.4. Ketenagakerjaan

Karyawan PT Garudafood Putra Putri Jaya divisi Roasted Peanut terdiri dari karyawan tetap

dan karyawan kontrak. Karyawan tetap adalah karyawan yang terikat hubungan kerja untuk

waktu yang panjang dengan perusahaan dan telah melewati masa percobaan, sedangkan

karyawan kontrak adalah karyawan yang terikat hubungan kerja dalam jangka waktu yang

relative singkat dan telah ditentukan. Tingkat pendidikan karyawan di PT Garudafood Putra

Putri Jaya bervariasi mulai dari SD hingga Sarjana.

Pembagian jam kerja karyawan dibagi menjadi dua yaitu shift dan non-shift yang bekerja

selama 6 hari dalam 1 minggu dengan total waktu kerja normal sebanyak 40 jam per minggu.

(19)

Tabel 1. Pembagian Waktu Kerja

Jenis Karyawan Hari Jam Kerja Jam Istirahat

Shift 3 Senin – Jumat Sabtu

23.00-07.00 17.00-22.00

02.00-03.00

Pergantian giliran shift dilakukan satu minggu sekali yang disesuaikan dengan kebutuhan

operasional perusahaan dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawan.

Departemen Produksi dan bagian terkait dianjurkan untuk lembur jika ada proses produksi di

hari libur. Sistem penggajian didasarkan pada golongan dan jabatan pekerja yangdisesuaikan

dengan tingkatan pendidikan, tanggung jawab, keahlian, kemampuan serta pengalaman.

2.5. Keselamatan Kerja

PT Garudafood Putra Putri Jaya sangat memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja para

karyawannnya. Hal tersebut merupakan hal yang sangat penting, karena dengan adanya

jaminan keselamatan, akan bisa memotivasi karyawan dan memberikan rasa tenang saat

bekerja, sehingga karyawan dapat bekerja secara maksimal. PT Garudafood Putra Putri Jaya

divisi Roasted Peanut Pati menyediakan beberapa fasilitas keselamatan antara lain:

1. Menyediakan alat pelindung diri berupa topi dan masker bagi semua pekerja. Celemek

bagi para pekerja yang bertugas pada bagian sortasi. Sepatu safety dan wearpak khusus

bagi karyawan pada bagian teknik. Serta menyediakan helm pada area PWC dan vessel

untuk melindungi kepala.

2. Menyediakan alat pemadam kebakaran api ringan disetiap lokasi yang strategis dan

penyediaan hydrant air.

3. Pemberian tag line pada lokasi yang berbahaya, lokasi yang hanya boleh dimasuki oleh

pekerja khusus, dan gambaran visualisasi pemakaian perlengkapan kerja.

4. Menyediakan tempat cuci tangan disetiap pintu masuk dan pintu keluar area produksi

(20)

19

5. Pemberian marka jalan di area pabrik, supaya lalu lintas kendaraan pengangkut barang

seperti truk dan forklift tidak mengganggu dan membahayakan pejalan kaki.

2.6. Fasilitas Perusahaan

1. Kantin

PT Garudafood Putra Putri Jaya divisi Roasted Peanut Pati menyediakan kantin yang

digunakan untuk makan bagi para karyawan pada saat jam istirahat pada setiap shift yang

ditentukan. Menu yang diberikan sudah ditentukkan pada setiap minggunya.

2. Poliklinik

Perusahaan menyediakan poliklinik untuk mejaga kesehatan karyawan. Di poliklinik tersebut

perawat yang berjaga setiap hari jam kerja dan dokter perusahaan yang datang setiap 3 hari

dalam 1 minggu. Karyawan yang berobat di poliklinik biaya pengobatannya akan diganti oleh

perusahaan.

3. Tempat Ibadah

Perusahaan menyediakan tempat ibadah berupa musholla bagi karyawan yang mayoritas

beragama muslim. Adanya penyediaan tempat ibadah dimaksudkan untuk menjadikan

karyawan memiliki moral serta akhlak yang baik.

4. Seragam Kerja

Perusahaan memberikan fasilitas seragam kerja bagi para karyawannya, yaitu kaos untuk

karyawan lapangan harian.Sedangkan untuk pegawai staff diberikan seragam meja yang

memiliki logo Garudafood.

2.7.Lokasi Perusahaan

PT Garudafood Putra Puri Jaya divisi Roasted Peanut berlokasikan di Jl. Kembang Joyo No.

100 Pati, Jawa Tengah. Batas- batas lokasi dari PT GarudaFood Putra Putri Jaya, yaitu :

Utara : Perumahan penduduk desa Gembleb

Timur : Jalan Raya (Jalan Kembang Joyo)

Selatan : Sungai Sani

(21)

Dilihat dari pemilihan lokasi, PT Garudafood memiliki banyak keuntungan yaitu :

- Dekat dengan daerah penghasil kacang tanah, seperti Kudus, Jepara, Tayu di Jawa

Tengah, serta Tuban, Ponorogo, Trenggalek di Jawa Timur.

- Tersedianya tenaga kerja yang cukup, terutama tenaga kerja harian maupun kontrak yang

berasal dari desa-desa sekitar kota Pati

- Sumber air yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan proses produksi ataupun

kebutuhan lainnya seperti kebutuhan memasak dan mencuci.

(22)

21

BAB III

SPESIFIKASI PRODUK

PT Garudafood Putra Putri Jaya divisi Roasted Peanut Pati memiliki 3 kategori jenis produk:

1. Garuda Roasted Peanut

Kacang kulit garuda terbuat dari kacang tanah pilihan yang memiliki tekstur garing, renyah

dan memiliki isi yang padat. Kacang kulit garuda cocok disajikan sebagai makanan ringan

saat santai, dalam perjalanan, dan baik untuk dikonsumsi oleh segala usia.

2. Garuda Roasted Flavored

Kacang garuda memiliki inovasi kacang kulit rasa bawang yang menembus kulit kacang dan

meresap hingga kedalam isinya. Kombinasi kacang dan rasa bawang membuat kacang

memiliki rasa gurih dan beraroma bawang. Tidak digunakkannya zat pengawet, zat pewarna,

dan tanpa minyak goreng menjadikan kacang kulit rasa bawang sehat dikonsumsi oleh siapa

saja dan kapan saja.

3. Roasted Three Kernels – Biga

Kacang Kulit Biga merupakan kacang kulit yang terbuat dari kacang pilihan yang diproduksi

khusus yang berisi kacang kulit yang memiliki isi biji tiga. Kerenyahan dalam kacang berisi 3

biji akan memberikan sensasi dan kepuasan tersendiri dalam citarasa mengkonsumsi kacang

yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

PT Garudafood Putra Putri Jaya divisi Roasted Peanut Pati memproduksi beberapa jenis

kacang kulit yaitu Kacang Kulit Original, Kacang Kulit Rasa Bawang, serta Kacang Kulit

Spesial Biji Tiga. Semua produk tersebut telah terdaftar di BPOM RI dan telah memperoleh

sertifikat halal dari LPPOM MUI. Produk dari PT Garudafood Putra Putri Jaya Roasted

(23)

Tabel 2. Produk PT Garudafood Putra Putri Jaya Roasted Peanut Pati

Produk Jenis Deskripsi

Kacang Kulit Premium Kacang Kulit Garuda terbuat

dari kacang tanah pilihan

yaitu kacang kualitas

premium

Kacang Kulit Biga (berbiji tiga)

Kacang Kulit Biga terbuat dari kacang tanah pilihan

yang diproduksi khusus

dengan menseleksi kacang yang memiliki tiga biji dalam satu cangkang.

Kacang Kulit Rasa Inovasi baru Kacang Garuda

mampu membuat rasa

bawang menembus kulit

(24)

23

BAB IV

PROSES PENGOLAHAN

4.1. Bahan Baku

4.1.1. Bahan Baku Utama

Dalam pembuatan kacang kulit, bahan baku utama yang dibutuhkan yaitu kacang tanah segar

(kacang basah) yang didapat dari beberapa supplier yang telah bekerjasama dengan PT

Garudafood Putra Putri Jaya. Kacang basah tersebut berasal dari beberapa di Jawa Tengah

dan Jawa Timur seperti daerah Karanganyar, Pati, Sragen, Jepara, Tuban, Cilacap, Gresik,

Jember, Situbondo, Trenggalek, dan Lamongan. Selain berasal dari daerah Jawa, bahan baku

kacang tanah juga ada yang berasal dari luar pulau Jawa seperti Bali dan Lombok. Namun

biasanya, kacang tanah yang berasal dari Bali dan Lombok dalam bentuk kacang segar yang

kering.

Kacang basah segar yang masuk harus benar-benar segar, bersih dari kontaminasi, tidak

berjamur, tidak busuk, tidak layu, dan tidak burik. Kacang tanah yang masuk harus memiliki

umur kurang dari 24 jam sejak dipanen. Karena jika kacang sudah berumur lebih dari 24 jam

sejak pemanenan, kacang akan layu dan berpengaruh pada rendemen dan hasil dari kacang

roasting yang memiliki warna kulit lebih gelap, hal tersebut diketahui berdasarkan

pengalaman PT Garudafood Putra Putri Jaya. Menurut Winarno et al., (1980), kacang layu

disebabkan oleh aktivitas enzim yang masih bekerja di dalam bahan pangan yang

berpengaruh pada perubahan warna produk pertanian pasca panen. Pemanasan pendahuluan

biasanya dilakukan pada produk pertanian yang berfungsi untuk menginaktifasi enzim yang

terdapat dalam bahan pangan, enzim tersebut diantaranya adalah enzim katalase dan

peroksidase yang merupakan enzim tahan panas. Kacang masih segar akan menghasilkan

produk yang memiliki kualitas baik, yakni memiliki tekstur yang renyah, penampakan yang

cerah dan tingkat rasa asin yang pas setelah melalui proses produksi.

Ketersediaan bahan baku utama kacang tanah tidaklah selalu kontinyu, karena waktu panen

di setiap daerah tidak menentu. Untuk menyiasati hal tersebut dan untuk menjaga produksi

berjalan terus, maka PT Garudafood memiliki banyak supplier dari beberapa daerah dan

menyimpan kacang dalam jumlah yang cukup disaat panen raya dalam bentuk kacang asin

(25)

dengan standar akan langsung dilakukan unloading dari truk, proses unloading ini masih

menggunakan tenaga manual manusia. Kacang dari atas truk kemudian diturunkan dan

dibuka karungnya untuk dimasukkan ke dalam bak pre-cleaning dengan menggunakan sabit

kecil.Saat membuka karung dan menumpahkan kacang kedalam bak pre-cleaning pekerja

juga bertugas memastikan tidak ada kontaminasi fisik yang ikut terbawa ke dalam bak

precleaning seperti batu, potongan kayu, tali rafia, mur, baut, dan lain-lain karena

memungkinkan dapat merusak agitator, conveyor, dan dapat tersangkut dirangkaian mesin

pencuci hingga elevator. Pada saat kacang keluar dari karung, pekerja juga mengambil

sejumlah sampel kacang pada tiap-tiap karung dengan menggunakan sekop kecil (centhong)

dengan ukuran tertentu dan dimasukkan ke dalam karung. Sampel kacang yang didapat

nantinya akan dianalisis untuk menentukan harga beli kacang tersebut sesuai standar kualitas

yang telah ditetapkan. Proses tawar menawar juga dapat dilakukan antara pihak supplier

dengan bagian pembelian.

4.1.2. Bahan Baku Penunjang 4.1.2.1. Garam Kasar

Garam kasar yang digunakan oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya Roasted Peanuti

didatangkan dari para petani garam yang berasal dari daerah sekitar Pati seperti Juwana,

Rembang dan Trangkil. Garam yang dikirim dengan menggunakan truck tidak langsung

dilakukan unloading oleh bagian penerimaan bahan, tetapi sebelumnya wajib dilakukan

pemeriksaan/inspeksi oleh petugas QC lapangan. Kriteria mutu garam yang diterima oleh PT

Garudafood Putri Putri Jaya yaitu warna garam putih, tidak menggumpal, serta bebas dari

partikel padat. Setelah dinyatakan masuk spesifikasi yang telah disetujui bersama kemudian

garam kasar tersebut dilakukan unloading atau bongkar muatan dan langsung di susun di

dalam gudang garam kasar.

4.1.2.2. Bumbu

Bumbu yang digunakan untuk produksi kacang kulit yaitu bumbu bawang yang merupakan

bahan racikan PT Garudafood Putra Putri Jaya. Bumbu tersebut berfungsi untuk memberikan

rasa gurih seperti bawang. Bumbu ini hanya digunakan untuk kacang yang akan diolah

(26)

25

4.1.3. Bahan Pengemas

Kemasan yang digunakan untuk mengemas produk kacang Garuda terdiri dari bahan

pengemas primer dan pengemas sekunder. Jenis kemasan laminasi digunakan sebagai

kemasan primer. Sedangkan karton bok, plastik PP (PolyProphilene), dan sak digunakan

sebagai kemasan sekunder. Kemasan laminasi yang digunakan sebagai kemasan primer

berasal dari supplier kemasan yang telah bekerja sama dengan PT Garudafood Putra Putri

Jaya Roasted Peanut dan telah terjamin kualitasnya.

Kemasan primer yang digunakan untuk mengemas dalam bentuk rol, namun selain bentuk rol

ada juga kemasan laminasi yang berbentuk kantong terputus yang digunakan untuk

mengemas kacang dengan kualitas premium dan ekspor dengan ukuran besar. Jenis bahan

pengemas primer yang digunakan adalah VMCPP (Vacum Metalize Co PolyProphilene),

VMPET (VacumMetallized Polyester Film), dan LLDPE (Linear Low-density

Polyethylene).Kemasan yang datang dari supplier yang telah sesuai kualitasnya dengan

standar akan langsung dibongkar muat dan dimasukkan kedalam gudang penyimpanan bahan

kemasan.

4.2. Tahapan Pengolahan

4.2.1. Precleaning Washing Cooking

Precleaning Washing Cooking (PWC) merupakan proses lanjutan dari unloading kacang

sebelumnya dan merupakan proses awal yang dilakukan untuk membuat kacang garing.

PrecleaningWashing Cooking (PWC) adalah rangkaian proses yang sudah terintegrasi dan

termekanisasi satu dengan yang lainnya.Precleaning Washing Cooking (PWC) merupakan

proses pembersihan kacang dari tanah, kotoran, dan jembros dari kacang, proses pencucian

dan pembersihan tanah dari kacang, dan proses pemasakan kacang setengah matang. Kacang

setengah matang hasil dari proses Precleaning Washing Cooking nantinya akan diproses ke

tahap drying (pengeringan) dan tahap-tahap selanjutnya untuk memperoleh kacang kulit

garing. Rincian Proses Precleaning Washing Cooking dari awal hingga akhir dapat dilihat

(27)

Gambar 4. Diagram Alir Proses PWC

Pada Gambar 4. Dapat dilihat setelah proses unloading selesai dilakukan, kacang yang

refraksi kotor tanahnya < 50% menuju mesin molen.Untuk kacang yang refraksi kotor

tanahnya > 50% dimasukkan ke dalam bak penampung. Proses ini merupakan proses awal

untuk meghilangkan refraksi tanah pada kacang.Ada 2 buah bak penampung yang digunakan

untuk menghilangkan refraksi tanah pada kacang. Kacang sudah memenuhi bak precleaning,

keran air pada bak akan dibuka hingga batas yang tertera pada bak. Operator pada bak

precleaning harus memastikan bahwa seluruh rangkaian mesin PWC sudah dinyalakan oleh

bagian operator mesin dan teknik. Bak precleaning dibuat berlantai miring, hal ini dilakukan

untuk mempermudahdalam hal pengurasan pada bak precleaning. Masing-masing bak

penampung dilengkapi dengan mini molen yang berfungsi untuk mengangkut kacang menuju Kacang Basah

Direndam dalam bak precleaning

Molen Washer 1

Molen Washer 2

Molen Washer 3

Molen Washer 4

Dewatering

Cooking

(28)

27

konveyor. Prinsip dan tujuan dari proses precleaning ini adalah untuk merehidrasi tanah yang

melekat pada kulit kacang dengan merendam kacang di dalam bak precleaning sehingga

tanah yang melekatdapat luruh yang lebih mudah terlepas dari kulit kacang. Selain dengan

menggunakan bak penampung, ada 2 buah mesin precleaning yang digunakan untuk

membersihkan dengan < 50%.

Kemudian kacang akan masuk ke dalam molen transfer yang terdapat dalam bak air. Setelah

itu kacang diangkut oleh mini molen menuju konveyor. Proses ini berfungsi untuk

menghilangkan tanah, daun, ekor kacang (jembros), dan kotoran lain yang ikut terbawa oleh

kacang. Kacang dari konveyor akan masuk ke dalam mesin molen washer untuk dilakukan

pencucian secara otomatis. Prinsip dan tujuan dari molen washer yaitu dengan menggunakan

prinsip sentrifugasi horisontal dari 4 molen washer yang memiliki buffle dibagian dalam, dan

terdapat water spreader yang menyemprotkan air ke dinding molen yang akan membuat

lepasnya tanah yang telah melunak dan melepaskan kacang dari jembros. Molen washer

pertama dan kedua digunakan untuk mencuci kacang dan menghilangkan tanah dari

kacang.Sedangkan molen washer ketiga dan keempat digunakan untuk membilas kacang.

Dalam mesin ini, jembros kacang akan tertinggal pada rongga-rongga mesin, sedangkan

kacang yang telah mengalami proses pencucian akan jatuh ke mesin dewatering.

Mesin dewatering disini berfungsi untuk meniriskan dan mengurangi air yang masih terbawa

pada proses pencucian serta menghilangkan jembros dan cenos. Air, jembros, dan cenos yang

masih terdapat pada kacang akan dikeluarkan melalui pipa yang terletak di bawah mesin

washing yang kemudian mengalir pada bak penampung limbah cucian kacang. Penghilangan

air cucian pada kacang ditujukan untuk meminimalisasi fluktuasi suhu pada steam cooker.

Jika air yang terbawa terlalu banyak, maka suhu pemasakan menjadi tidak stabil dan akan

berpengaruh pada hasil pemasakan yang tidak merata.

Setelah proses dewatering, kemudian masuk ke proses pemasakan. Kacang dimasukkan ke

dalam bak cooking selama 2,10 menit sampai 2,45 menit. Waktu yang digunakan tergantung

pada kualitas kacang.Suhu larutan juga harus dipastikan benar-benar mendidih dan suhu

sesuai dengan standar agar kualitas kacang yang dihasilkan sesuai standar. Proses pemasakan

bertujuan untuk membuat kacang menjadi setengah matang yang sesuai dengan standar

organoleptik yang ada. Namun jika waktu cooking yang digunakan terlalu lama maka kacang

(29)

menjadi keras setelah proses roasting. Menurut Pangastuti et al (2013) perebusan akan

menyebabkan air akan masuk dan mengisi matriks kacang, sehingga kadar air akan semakin

meningkat. Semakin lama perebusan maka akan semakin banyak air yang terkandung dalam

biji kacang tanah, sehingga ketika kacang dikeringkan maka kacang akan berkerut karena

pemanasan yang dilakukan menguapkan air yang banyak terkandung sehingga kacang

menjadi keras. Sedangkan apabila waktu pemasakan kacang terlalu singkat akan

menyebabkan kacang menjadi langu.

Menurut Codex (CAC/RCP 55-2004), didalam Panduan Pencegahan dan Pengurangan

Kontaminasi Aflatoksin pada kacang, pemasakan awal dapat digunakan untuk

menghilangkan kontaminasi aflatoksin pada biji kacang. Dalam proses cooking, sebelum

kacang masuk ke dalam mesin, air untuk perebusan sudah ditambahkan garam terlebih

dahulu yang kadar salinitasnya sesuai dengan standar pemasakan yang sudah ditetapkan.

Larutan garam merupakan larutan dasar yang dibuat dengan menambahkan sejumlah garam

kasar ke dalam bak garam untuk dilarutkan terlebih dahulu dengan air panas di dalam bak

mixer kemudian disalurkan ke dalam steam cooker. Jika air perebusan sudah mengandung

garam, maka hanya perlu menjaga salinitas sesuai standar dengan dilakukan adjusting hingga

mencapai rentang salinitas yang ditetapkan. Pemberian garam ini ditujukan untuk

memberikan rasa asin dan gurih pada kacang dan juga dapat digunakan sebagai pengawet.

4.2.2. Drying

Kacang hasil dari PWC kemudian akan akan dikeringkan di dalam oven. Proses pengeringan

merupakan proses pengurangan kadar air pada kacang hingga dicapai kadar air tertentu.

Kadar air yang dikehendaki yaitu sekitar 2,5 – 8%. Disini ada 3 jenis oven yang digunakan

(30)

29

jam. Oven agro dapat menampung kacang tanah sebanyak 6 ton. Proses recycle pada oven

agro dilakukan pada jam ke-3 setelah kacang masuk ke dalam oven dan setiap 2 jam sekali

sampai kacang mencapai air 2,5 – 8%. Recycle pada oven agro dilakukan secara otomatis dan

dilakukan oleh mesin. Proses recycle ditujukan agar panas yang diterima pada kacang dapat

dialirkan secara merata sehingga kacang tidak gosong. Saat recycle berlangsung dilakukan uji

organoleptik pada kacang. Kemudian dilakukan uji kadar air saat kelengketan kulit mulai

berkurang.

b. Oven Surya dan Darmawan

Oven surya dan darmawan merupakan oven yang terbuat dari semen dan berbentuk bak kotak

besar. Pada bagian atas oven terdapat 4 buah lubang yang digunakan untuk memasukkan

kacang. Oven surya dan darmawan memiliki kapasitas sekitar 7,5 ton. Suhu yang digunakan

pada oven berbeda-beda. Pada oven surya kecuali pada oven 1 dan 4 suhu yang digunakan

yaitu 88ᴼC dan diturunkan menjadi 80ᴼC setelah 10 jam. Untuk oven darmawan, suhu yang

digunakan yaitu 82ᴼC. Proses recycle pada kedua oven ini dilakukan secara manual setiap 1,5

jam sekali dan recycle awal dilakukan saat bagian atas memutih (10-13 jam).

Proses drying diakhiri pada saat kadar air sudah mencapai range standar dan parameter

organoleptik yang sudah sesuai dengan standar bongkar yang dilakukan oleh QC. Kedua

parameter ini sangatlah penting, karena jika kadar air sudah tercapai sesuai range standar

tetapi uji organoleptik belum memenuhi standar, maka proses pengeringan tetap dilanjutkan

hingga standar uji organoleptik sesuai dan begitu juga sebaliknya.Parameter uji organoleptik

kacang hasil proses drying meliputi kelengketan kulit, aroma, warna kulit, kematangan ose,

warna ose, dan rasa.

4.2.3. Gravity Separator(GS)

Gravity Separator (GS) merupakan mesin yang memiliki fungsi untuk memisahkan kacang

sesuai gradenya dan berat jenisnya. Hasil dari GS akan menghasilkan 3 kategori kacacng

yaitu KW 1 (kualitas premium), KW 2 (kualitas semi premium), dan waste. Kacang hasil

bongkaran proses drying yang sudah terlebih dahulu dimasukkan dalam karung, pertama akan

masuk ke dalam drum cleaner. Disini drum cleaner berfungsi untuk membersihkan kacang

(31)

atas konveyor dan akan dibawa menuju hopper. Kacang kemudian akan mengalami proses

gravity separating. Prinsip pemisahan dari mesin GS ini yaitu dengan menggunakan vibrasi

yang menyebabkan kacang terklasifikasi berdasarkan berar jenisnya. Pada mesin terdapat

skep-skep yang dapat memisahka kacang menjadi 3 bagian. Kacang jenis KW 1 dan KW 2

akan jatuh ke konveyor masing-masing, sedangkan waste akan akan masuk ke dalam karung.

Saat proses GS dilakukan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu tekanan dan

kecepatan. Jika tekanan yang dihasilkan oleh blower tinggi maka minyik yang terpisah akan

menjadi banyak namun kualitas dari kacang tidak dapat terpisah dengan baik antara kacang

KW 1 dan KW 2. Kacang akan terkumpul hanya dalam satu sisi saja akibat dari tekanan

udara yang ditimbulkan oleh blower yang semakin kencang. Apabila tekanan yang dihasilkan

rendah, maka proses pemisahan yang terjadi akan menjadi lambat sehingga waktu pemisahan

menjadi semakin lama. Hasil GS juga harus dilakukan inspeksi oleh QC, pada kacang KW 1

bulk density minimal sebesar 0,29 gr/cc dan minimal 0,23 gr/cc untuk kacang KW 2.

Kemudian untuk produk tidak standar (PTS) KW 1 maksimal sebesar 30%, yang meliputi

kacang muda, biji satu, burik, bujel, lubang penyakit, layu hijau, kempet. Untuk KW 2, PTS

maksimal sebanyak 7% yang meliputi kacang burik, bujel, lubang penyakit, layu hijau, dan

kempet.

Kacang hasil GS dari konveyor akan masuk ke dalam silo melalui elevator. Silo merupakan

tempat berupa tabung besar yang berfungsi untuk menyimpan kacang WIP asin. Namun

sebelum masuk ke dalam silo, kacang terlebih dahulu ditimbang dan diberi indentitas (KW 1,

KW 2, waste) kemudian baru disimpan dalam silo dengan maksimal umur simpan selama

maksimal 4 bulan untuk kacang kualitas premium dan untuk kualitas semi premium

maksimal selama 6 bulan. Kacang KW 1 merupakan kacang kualitas terbaik dengan

spesifikasi berupa kacang tua dan terdiri dan kacang berbiji 2 dan berbiji tiga. Sedangkan

kacang KW 2 merupakan kualitas semi premium dengan spesifikasi diantaranya merupakan

kacang muda atau hampir tua dan terdiri dari kacang berbiji dua, berbiji tiga, dan berbiji

tunggal.

4.2.4. Penyimpanan Kacang WIP (Work In Process) Asin

Kacang hasil dari proses gravity separator disimpan dalam silo atau gudang WIP dengan

(32)

31

karung goni harus disesuaikan dengan kapasitas dan kondisi gudang WIP asin. Biasanya

kacang hasil GS diutamakan disimpan dalam silo terlebih dahulu. Kacang akan menuju ke

silo dengan menggunakan konveyor setelah dari GS lalu akan turun dan diangkat naik dengan

menggunakan elevator yang nantinya kacang tersebut akan masuk dari bagian atas silo.

Disini silo memiliki kapasitas penyimpanan sebanyak 2500 karung atau sekitar 150 ton.

Sistem penyimpanan kacang dalam silo menerapkan sistem FIFO (First In First Out).

Dimana kacang yang masuk dalam silo terlebih dahulu akan dikeluarkan melalui bagian

bawah silo yang berbentuk corong yang pada bagian bawahnya terdapat konveyor yang

mengangkut kacang untuk langsung ke proses roasting atau masuk ke karung untuk disimpan

dalam gudang WIP asin.

Apabila silo penuh, kacang GS akan langsung ditampung dalam karung goni yang telah

diberi plastik HDPE di dalamnya yang kemudian diberi identitas warna tali rafia pada pita,

jaruman, kuncir, serta pencatatan tanggal dibagian luar karung goni. Penyimpanan dengan

penggunaan karung dalam gudang WIP asin maksimal sebanyak 25 tumpukan karung. Di

karung goni yang digunakan terdapat kode-kode tertentu seperti warna tali jaruman, cat

melintang, dan kuncir pita.Tali jaruman berwarna hitam digunakan untuk kacang KW 1 dan

warna biru untuk KW 2 dan merah untuk waste.Untuk cat melintang pada karung, warna cat

hijau merupakan kacang original dan untuk cat membujur merupakan kacang kulit rasa.

Kemudian tali rafia untuk kuncir pita digunakan sebagai tanda adanya penyimpangan seperti

ketidaksesuaian bulk density, kacang layu, kacang hijau, dan penyimpangan lainnya. Kacang

yang terdapat di silo atau gudang WIP asin hasil GS disimpan dengan umur simpan maksimal

4 bulan untuk kacang original dan 4 bulan untuk kacang kulit rasa.

4.2.5. Sortex

Proses sortex merupakan suatu proses yang ditujukan untuk memisahkan kacang kulit

berdasarkan ukuran dan warna, sehingga nantinya akan didapatkan produk kacang kulit KW

1 (kualitas premium) dan kacang kulit KW 2 (kualitas semi premium). Produk kacang kulit

kualitas premium harus memiliki warna dan ukuran sesuai standar yang telah ditetapkan.

Kacang yang berwarna kusam dan merah serta ukurannya yang kecil akan masuk kedalam

karung kacang KW 2. Produk KW 1 yang didapatkan kemudian masuk ke oven Agro untuk

(33)

Pada proses sortex, tahap awal yaitu kacang kulit yang dari penyimpanan gudang WIP asin

diambil dan dituangkan ke dalam intake. Sebelum kacang masuk dalam mesin sortex, kacang

kulit akan masuk ke drum cleaner lewat konveyor. Dalam drum cleaner kacang yang rusak

dan ukurannya yang tidak sesuai akan terpisah secara otomatis. Setelah dari drum cleaner,

kacang kulit akan masuk ke dalam mesin sortex sehingga terjadi pemisahan produk kacang

KW 1 dan KW 2 berdasarkan warna dan ukurannya. Agar didapatkan ukuran dan warna yang

sesuai dengan standar, maka alat yang digunakan harus diatur terlebih dahulu. Mekanisme

mesin sortex yaitu dengan menembak kacang yang kurang sesuai dengan injector sehingga

akan terpisah menjadi kacang KW 2. Sedangkan kacang yang sesuai akan menjadi KW 1.

Kacang yang telah melalui proses sortexakan menuju proses roasting.

4.2.6.Vesseling

Proses vesseling ini dipergunakan untuk memberikan rasa bawang pada kacang, sehingga

proses ini hanya diperuntukkan pada produksi kacang kulit rasa. Kacang yang telah melalui

proses drying pertama-tama akan dimasukkan ke dalam elevator, keranjang vessel memiliki

kapasitas hingga 250 kg untuk satu kali siklus proses. Pada saat yang sama, dilakukan proses

pencampuran bumbu. Proses pencampuran bumbu dilakukan dengan cara memasukkan air

panas ke dalam tabung mixer melalui pipa sampai mencapai tanda batas. Kemudian bumbu

dimasukkan ke dalam tabung mixer bumbu dan dilakukan pencampuran sampai terbentuk

larutas homogen.Kemudian larutan bumbu yang sudah jadi dimasukkan ke dalam tabung

melalui mesin mixer.

Keranjang yang sudah terisi penuh oleh kacang, kemudian dimasukkan ke dalam tabung yang

berisi larutan bumbu yang diangkat dengan menggunakan hoiss. Tabung yang sudah berisi

kacang dan larutan bumbu kemudian ditutup menggunakan piston hodrolik. Setelah itu

tabung diberi tekanan sebesar 4,2 – 4,7 bar disesuaikan dengan kualitas kacang yang

digunakan. Lama proses vesseling yaitu 38 menit. Prinsip dan tujuan proses vesseling ini

yaitu dengan menempatkan kacang dalam larutan bumbu kemudian diberi tekanan, sehingga

bumbu dapat meresap ke dalam pori-pori kulit kacang. Setelah proses vesseling selesai,

kacang kemudian diangkat menggunakan hoiss dengan mengangkat keranjangvessel selama

2 menit untuk meniriskan air yang sehingga air menetes ke dalam tabung. Setelah ditiriskan

(34)

33

kedua.Rincian Proses Pembuatan Kacang Kulit Rasa Bawang dari awal hingga akhir dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Alir Proses Pembuatan Kacang Kulit Rasa Bawang Kacang Basah

PWC

Drying

Gravity Separator

Gudang WIP Asin

Vessel

Drying

Roasting

Sortasi

Packaging

(35)

4.2.7. Roasting

Proses roasting merupakan proses pemanggangan kacang dari gudang kacang WIP asin

dengan menggunakan oven. Proses roasting ini bertujuan untuk mengurangi kadar air pada

kacang sampai kadar air mencapai maksimal 2,2%, dengan tekstur kerenyahan dan standar

organoleptik layak bongkar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Kacang yang akan di roasting harus memiliki standar kadar air 2,5 – 6%. Proses roasting

dilakukan dengan tiga jenis mesin yang penggunaannya sesuai dengan kualitas dan jenis

kacang yang akan dioven. Oven yang digunakan dalam proses roasting yaitu Oven Agro,

Oven Darmawan, dan Oven TPC 600. Ketiga mesin tersebut memiliki suhu setting time yang

relatif sama yaitu sekitar 75-80oC.

a. Roasting Oven Agro

Kacang dengan kualitas premium di roasting dengan oven Agro. Bahan baku dari proses

sortex akan masuk ke dalam intake secara otomatis ke dalam bak penampung oven agro

melalaui konveyor sampai kapasitas dari oven agro yang telah ditentukan. Di dalam bak

penampung kacang akan mengalami proses roasting. Proses dari roasting dengan oven Agro

ini adalah menurunkan kadar air kacang dengan adanya hembusan udara panas kering dari

pembakaran Compressed Natural Gas (CNG) atau juga dapat menggunakan solar yaitu

dengan burner secara otomatis, udara akan tersebar merata dengan menggunakan blower

kedalam oven Agro.

Proses roasting dengan oven Agro berlangsung selama 40 – 42 jam. Temperatur seting dari

proses ini adalah 72 ᴼC dan temperatur real dalam oven 60 – 75 ᴼC. temperatur real pada

oven harus dijaga dan diperiksa secara teratur untuk mencegah supaya kacang tidak gosong.

Pada proses roasting perlu dilakukan recycle supaya kacang dapat matang merata. Proses

recycle dimulai pada jam ke-6, jam ke-12, dan dilakukan tiap 4 jam sekali hingga jam ke-28

dimulai dari recycle pada jam ke-16 dan 2 jam sekali setelah jam ke-28. Proses recycle

dilakukan secara otomatis dengan cara menekan tombol pada kontrol panel untuk

menjalankan konveyor bawah menuju intake elevator dan membuka pintu bagian bawah

oven Agro. Proses recycle ini dapat memindahkan posisi kacang dari bagian bawah menjadi

berada di bagian atas. Proses recycle ini akan dihentikan saat kacang telah mencapai kadar air

(36)

35

keluar dari pintu bagian bawah oven Agro dan akan turun menuju konveyor untuk menuju

buffer tank lalu masuk ke dalam drum cleaner untuk membersihkan kacang dari sisa jembros

dan kotoran lain yang masih ada.

b. Roasting Oven TPC 600

Oven TPC 600 digunakan untuk proses roasting kacang kualitas premium dan semi premium

kacang original dan kacang kulit rasa. Bentuk oven ini hampir sama dengan oven darmawan,

yaitu berbentuk bak dari beton. Oven TPC 600 terdiri atas 14 bak. Bak 1 – 7 digunakan untuk

proses roasting kacang kulit original dan bak 8 – 14 digunakan untuk proses roasting kacang

kulit rasa. Pada oven ini, proses pemasukan kacang ke dalam oven dilakukan secara

manual.Sebelum di roasting kacang harus dipastikan permukaannya rata dan pintu oven

tertutup dengan baik. Temperatur setting pada proses roasting menggunakan oven TPC

adalah 90ᴼC dan temperatur real baknya yaitu 50 – 75 ᴼC (dilihat mulai jam ke-5 dari awal

roasting). Lama proses roasting berkisar antara 48 – 58 jam. Proses recycle pada oven

dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Oven TPC dapat menampung kacang

sebanyak 135 karung. Proses roasting selesai ketika kadar air dan kualitas organoleptik sudah

mencapai standar yang ditetapkan. Setelah proses roasting selesai, dilakukan pembongkaran

kacang dalam bak dan waktu maksimal pembongkaran adalah 8 jam. Kacang yang telah

dibongkar kemudian dibawa menuju konveyor yang menuju ke drum cleaner untuk

membersihkan kacang dari jembros dan kotoran lain yang masih ada.

c. Roasting Oven Darmawan

Proses roasting dengan menggunakan oven darmawan hampir sama dengan oven TPC.

Hanya saja waktu roasting yang digunakan berbeda. Pada oven darmawan waktu yang

digunakan untuk proses roasting yaitu berkisar antara 24 – 30 jam. Apabila kacang dalam

kondisi siap bongkar, dimana kadar air dan kualitas organoleptik sudah sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan, maka mesin burner pada oven akan dimatikan, kemudian kacang

dikeluarkan dari oven dan disalurkan ke drum cleaner dengan menggunakan konveyor untuk

(37)

4.2.8. Packing

Kacang kulit baik kacang kulit original maupun kacang kulit rasa dikemas dalam berbagai

ukuran berat. Setiap produk dikemas dengan menggunakan mesin yang berbeda-beda dan

sesuai dengan jenis dan berat kacang. Kemasan yang digunakan yaitu kemasan primer dan

sekunder. Jenis kemasan primer yang digunakan yaitu VMCPP (Vacum Metalize Co

PolyProphilene), VMPET (VacumMetallized Polyester Film), dan LLDPE (Linear

Low-density Polyethylene).Kemasan primer yang digunakan berupa rol dan memiliki beberapa

ukuran berat netto dan terdiri dari kemasan kacang bersambung dan putus. Untuk kacang

kulit original kualitas premium digunakan kemasan putus dengan netto sebesar 80 gram atau

85 gram, 100 gram, 180 gram, 200 gram, 250 gram, 400 gram, dan kemasan zipper untuk

ukuran netto 900 gram. Untuk kacang kualitas semi premium menggunakan kemasan

bersambung untuk kacang dengan netto 17 gram yang berisi 10 buah.Sedangkan kemasan

putus digunakan untuk kacang kualitas semi premium dengan ukuran netto 25 gram dan 50

gram.

Kacang hasil roasting dimasukkan ke dalam inlet mesin packing yang berada di atas mesin

secara manual. Mesin akan disetting suhu dan netto kacang yang akan dikemas. Setelah

dikemas dengan kemasan primer, selanjutnya dikemas dengan kemasan sekunder.Kemasan

sekunder yang digunakan berupa plastik PP atau karton.Kemasan plastik PP digunakan untuk

kacang kemasan kualitas semi premium kemasan bersambung yang kemudian dimasukkan

dalam sak dan kemasan putus dengan netto kacang 25 gram dan 50 gram. Plastik PP juga

digunakan untuk mengemas kacang dengan kualitas premium untuk kemasan netto 80 gram

atau 85 gram, 100 gram, 180 gram, 200 gram, 250 gram, 400 gram. Sedangkan kemasan

karton digunakan sebagai kemasan kacang dengan kualitas premium 900 gram.Serta

digunakan juga untuk kemasan tersier bagi kacang dengan kemasan putus yang sudah

dikemas dalam plastik PP.

Proses berikutnya adalah produk disimpan dalam gudang finish good (FG) untuk menunggu

dikirim ke daerah distribusi sesuai dengan permintaan bagian PPIC logistic. Bagian yang

mengecek pengeluaran, pengangkutan, dan daerah tujuan produk sebelum menuju ke pasaran

adalah ekspedisi. Produk-produk Garudafood didistribusikan oleh PT Sinar Niaga Sejahtera

(38)

37

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengendalian Mutu Proses Sortir Bilas Dan Packing Kacang Kulit Orginal

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) secara ekonomis merupakan tanaman kacang-kacangan

yang berpotensi untuk dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomis tinggi dan peluang

pasar dalam negeri yang cukup besar.Biji tanaman kacang tanah merupakan bahan pangan

yang mengandung nilai gizi yang cukup tinggi karena mengandung protein dan lemak yang

dibutuhkan dalam tubuh. Kacang tanah dapat dimanfaatkan untuk kacang goreng, kacang

kulit, kacang atom, kacang telur, dan dapat digunakan sebagai bahan baku industri seperti

selai kacang, ting-ting, dan bumbu pecel. (Marzuki, 2007). Kacang tanah merupakan

komoditas pertanian yang rentan rusak yang disebabkan oleh Aflatoxin yang dihasilkan oleh

kapang seperti Aspergillus flavus serta mudah terkontaminasi oleh bahan kontaminan. Dalam

pembuatan kacang kulit, perlu diperhatikan kualitas mutunya dari proses produksi hingga

barang jadi. Agar pada saat barang dikeluarkan, konsumen menjadi puas dan tidak terjadi

penolakan di pasar.

Menurut Nitisemito (1991), pengemasan digunakan dengan tujuan untuk melindungi produk,

memudahkan suatu produk untuk dibawa, produk lebih mudah disimpan ketika produk

didistribusikan, untuk memasarkan suatu produk dengan memberikan suatu pesan kepada

konsumen. Pada bahan pangan, terjadi banyak gangguan dalam mempertahankan kualitas

bahan tersebut.kehilang atau perubahan kadar air, pengaruh gas dan cahaya merupakan

beberapa gangguan yang kerap terjadi pada produk pangan. Sebagai akibat peningkatan kadar

air pada produk, maka akan menyebabkan pelunakan produk kering dan menyebabkan

tumbuhnya jamur dan bakteri (Syarief et al.,1989).

5.1.1.Sortir Bilas

Pengendalian mutu pada PT Garudafood Putra Putri Jaya sudah menerapkan sistem HACCP

(Hazard Analyze Critical Control Point) yang pada prosesnya dilakukan oleh tim QC

(Quality Control) lapangan pada tiap lini proses produksi. PT Garudafood Putra Putri Jaya

juga menerapkan konsep TMQ (Total Quality Management). TMQ yang dilakukan oleh

(39)

Proses, dan Standar Penanganan Penyimpangan Proses pada tiap stasiun proses produksi

sebagai perencanaan mutu.

Pada proses sortir bilas, petugas QC di lini sortir bilas harus melakukan kegiatan pemeriksaan

dan inspeksi selama awal hingga akhir proses sortir bilas. Oleh karena itu petugas QC harus

melakukan kegiatan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Petugas QC melakukan kegiatan sesuai dengan acuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan

yaitu dengan adanya Titik Periksa Proses yang berisi tentang segala variabel untuk

pemeriksaan selama proses produksi berlangsung dan Standar Parameter Proses untuk

memastikan selama proses produksi sesuai dengan kriteria mutu yang ditetapkan. Segala hal

yang berkaitan pada proses pengendalian mutu tercantum di dalam dokumen mutu

perusahaan. Selama KP terdapat hasil pengamatan dan mengikuti proses pemerikasaan yang

berkaitan dengan prosedur, acuan dan langkah pemeriksaan proses.

Tabel 3. Titik Periksa Proses Sortir Bilas

No Titik Periksa Frekuensi Pengawasan Tujuan Pengawasan

1 Kondisi mesin dan area bilas Setiap awal proses Untuk memastikan

kondisi sekitar proses dan mesin bersih serta bebas dari kontaminan

2 Kondisi Kacang Sebelum

Proses

Setiap sebelum proses Untuk memastikan

kacang dalam keadaan sesuai standar

3 Setting inverter (feed rate) Setiap awal proses Untuk memastikan kecepatan konveyor

4 Kerataan kacang Setiap awal proses Untuk memastikan

kacang rata tidak tertindih

5 Jumlah personil Setiap awal proses Untuk memastikan

jumlah petugas sortir

sesuai

6 Organoleptik dan kadar air Setiap awal proses Untuk memastikan

kualitas kacang sesuai standar

7 Bulk density Setiap awal proses Untuk memastikan

(40)

39

Lanjutan Tabel 3. Titik Periksa Proses Sortir Bilas

No Titik Periksa Frekuensi Pengawasan Tujuan Pengawasan

8 Produk tidak standar Setiap 3 basket Untuk memastikan

kualitas kacang sesuai standar

9 Kesuaian kemasan Setiap akhir proses Untuk memastikan

kesesuaian pengemas

dengan kualitas produk Sumber: PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Roasted Peanut Pati

Proses sortir bilas merupakan proses pemilihan kacang yang sesuai dengan standar kualitas

kacang dan memiliki tujuan untuk mengurangi produk tidak standar pada kacang. Proses

sortir bilas dilakukan oleh 5 orang pada setiap line belt conveyor. Sebelum proses sortir,

dilakukan pengujian organoleptik. Dari hasil proses roasting diambil ± 250 gram sampel

kacang, dari 250 gram sampel akan diambil 20 butir untuk diuji organoleptiknya yang

meliputi tekstur, penampakan ose, warna ose, aroma, rasa aftertaste dengan standar yang

telah ditetapkan. Pengujian organoleptik bertujuan untuk menilai mutu dalam industri pangan

dan industri hasil pertanian lainnya (Soekarto, 1981).Pada proses sortir bilas, kacang dari

proses roasting akan dibawa menuju drum cleaner untuk dibersihkan dari debu kulit kacang

dan kotoran yang masih menempel.

Tabel 4. Kualitas Organoleptik Produk

No Parameter Organoleptik Skor

1 Penampakan Ose Minimal skor 4 (terdapat ose berminyak maksimal 2

butir dari 20 butir)

2 Warna Ose Minimal skor 4 (tidak kecoklatan)

3 Aroma Minimal skor 3 (aroma khas kacang)

4 Tekstur Minimal skor 3 (renyah, nyetak, sedikit lengket di

gigi)

5 Rasa Aftertaste Minimal skor 3 (cukup manis, agak asin, sedikit apek)

Sumber: PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Roasted Peanut

Kemudian kacang dibawa menuju dust collector agar bersih dari debu. Setelah itu kacang

akan masuk ke dalam hopper kemudian akan jatuh ke belt conveyor untuk selanjutnya di

sortir secara manual oleh operator untuk mengurangi produk tidak standar (PTS). Sortasi biji

dilakukan secara visual yaitu dengan membuang biji yang jelek dan rendah mutunya.Dalam

menetapkan kualitas biji, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu berat biji dan

(41)

Hasil sortir yang masuk standar akan dimasukkan ke dalam basket untuk selanjutnya

disampling di meja sampling oleh QC sortir bilas. Hasil bilas diambil sampel sebanyak 1000

gr / 3 basket untuk dihitung PTS. Apabila terdapat penyimpangan sebanyak 2% atau lebih

untuk kacang kualitas premium dan 1% atau lebih untuk kualitas semi premium, maka proses

sortasi diulang kembali dari awal sampai tidak ditemukan penyimpangan. PTS dari kacang

kulit kualitas premium (KW 1) meliputi kacang muda, biji 1, pecah, burik, kulit rusak,

kempet, kusam, bujel, lubang penyakit, kusam layu, dan hijau.Sedangkan untuk PTS dari

kacang kulit semi premium (KW 2) meliputi meliputi kulit rusak, kacang pecah, kacang

kempet, lubang penyakit, kusam layu, dan hijau.Penampakan Produk Tidak Standar (PTS)

sortir bilas dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Produk Tidak Standar

Produk Tidak Standar Gambar

Kacang Muda

Biji 1

Kacang Pecah

(42)

41

Lanjutan Tabel 5. Produk Tidak Standar

Produk Tidak Standar Gambar

Kulit Rusak

Kacang Kempet

Lubang Penyakit

Kusam Layu

Kacang Bujel

Hijau

Selain dihitung PTS dilakukan perhitungan bulk density dengan standar minimal 0,30 gr/cc

Gambar

Tabel 3. Titik Periksa Proses Sortir Bilas ......................................................................
Gambar 2. Struktur Organisasi  .....................................................................................
Gambar 1.Logo PT Garudafood Putra Putri Jaya
Gambar 2. Struktur Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data kecelakaan kerja history yang digunakan untuk pengukuran dalam usaha K3 diperoleh tingkat kekerapan kecelakaan kerja yang terjadi dibulan September 2013

Umur simpan untuk kacang WIP asin yaitu maksimal 4 bulan yang disimpan di gudang WIP asin yakni ada yang masuk ke dalam silo setelah proses berikutnya dan ada yang