• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; Pasal I Tujuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; Pasal I Tujuan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN

KEMENTERIAN LUAR NEGERI KERAJAAN DENMARK TENT ANG

KONSULTASI BILATERAL

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Denmark, selanjutnya secara sendiri-sendiri disebut sebagai "Pihak" dan secara kolektif disebut sebagai " Para Pihak";

Mengakui adanya kebutuhan untuk meningkatkan dan memperdalam hubungan bilateral di antara kedua negara berdasarkan asas manfaat yang sama dan saling menghormati sesuai prinsip-prinsip yang tercantum dalam Piagam PBS;

Menghargai nilai-nilai demokratis dan sipil bersama dan komitmen bersama untuk berkontribusi terhadap perkembangan perdamaian, nilai demokratis, dan perkembangan berkelanjutan baik secara nasional maupun internasional;

(2)

Dipandu oleh kerja sama yang telah lama terbiana antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa (UE), dan prinsip-prinsip dan kerangka yang tercermin dalam Perjanjian Kemitraan dan Kerja Sama antara Indonesia dan Uni Eropa;

Mengingat pentingnya untuk membentuk suatu mekanisme untuk mengadakan pembicaraan reguler di antara Para Pihak mengenai hubungan bilateral, regional dan isu-isu globall yang menjadi kepentingan bersama, dipandu oleh prinsip-prinsip dan tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa;

Berkehendak agar mekanisme tersebut akan dapat memfasilitasi konsultasi dan meliputi penyelenggaraan pertemuan rutin, terstruktur dan pertemuan ad hoc;

Meyakini bahwa mekanisme tersebut pada semua aspek hubungan bilateral, regional dan isu-isu global yang menjadi kepentingan bersama akan memberikan kontribusi bagi pemahaman yang lebih baik dan pembangunan hubungan persahabatan di antara kedua bangsa dan negara;

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara;

Telah mencapai saling pengertian berikut:

Pasal I Tujuan

Para Pihak akan melakukan diskusi dan konsultasi bilateral secara reguler pada tingkat Menteri Luar Negeri atau Pejabat Senior seperti Direktur Jenderal I Sekretaris Negara atau Direktur Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Denmark, apabila dianggap layak, untuk meninjau dan mengembangkan lebih lanjut hubungan bilateral dan untuk memfasilitasi konsultasi bilateral dan kerja sama antara Para Pihak di berbagai bidang yang menjadi kepentingan bersama.

(3)

I I

Pasalll

Lingkup Kerja Sama

Para Pihak akan melakukan Konsultasi dan pertukaran pandangan mengenai masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama khususnya pada bidang-bidang berikut, namun tidak terbatas pada:

1. Masalah bilateral yang dapat mencakup isu politik, pertahanan dan keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi, kesehatan, sosial, pendidikan dan budaya, ilmu pengetahuan dan penelitian, lingkungan, energi, transportasi, dan kekonsuleran, dengan:

a. Mengkaji, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua negara;

b. Mengidentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi kerja sama yang mungkin dilakukan di masa depan;

c. Merekomendasikan kedua pemerintah masing-masing mengenai langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk menghasilkan hasil yang nyata dan mengelola kemajuan hubungan bilateral;

d. Mempromosikan area kerja sama baru yang memungkinkan untuk memperluas dan memperdalam hubungan bilateral yang telah disepakati oleh Para Pihak.

2. lsu regional yang menjadi kepentingan bersama yang mungkin berkaitan dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Uni Eropa (UE) dan kerja sama regional lainnya;

3. lsu global yang menjadi kepentingan bersama, termasuk masalah yang berkaitan dengan PBB dan forum dan organisasi internasional lainnya.

(4)

~ I 11

Pasal Ill

Mekanisme Konsultasi

1. Konsul1tasi akan diadakan setidaknya sekali setiap 24 (dua puluh empat) bulan, atau setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh Para Pihak, secara bergantian di Indonesia dan Denmark, atau di sela-sela konferensi internasional yang disepakati oleh Para Pihak. Modalitas, tanggal, tempat, agenda, dan tingkat perwakilan untuk Konsultasi akan dikomunikasikan dan disepakati oleh Para Pihak melalui saluran diplomatik.

2. Para Pihak akan menjamin kerahasiaan Konsultasi, termasuk dokumen dan informasi yang dipertukarkan, yang tidak akan dialihkan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari Pihak lainnya.

3. Setiap kali dipandang perlu, Para Pihak dapat membentuk, berdasarkan kesepakatan bersama secara tertulis melalui saluran diplomatik, kelompok kerja ad hoc untuk membahas isu-isu spesifik yang menjadi kepentingan bersama.

4. Setiap Pihak dapat mengundang badan pemerintah lainnya yang relevan untuk mengiambil bagian dalam Konsultasi, atau menjadi bagian, serta pekerjaan lain dalam kaitannya dengan penanganan, peninjauan dan I atau pemantauan aspek-aspek tertentu dari hubungan bilateral, yang dianggap perlu oleh kedua Pihak.

Pasal IV

Hubungan dengan Perjanjian lain, Konvensi, dan Perjanjian lnternasional lainnya

Tidak satu pun dari ketentuan dalam Memorandum Saling Pengertian ini akan mempengaruhi hak dan kewajiban Para Pihak mengenai setiap perjanjian, konvensi dan perjanjian internasional lainnya, di mana mereka adalah bagian dari itu, ataupun tidak menimbulka.n hak I kewajiban di luar Mekanisme Konsultasi itu sendiri.

4

I I

I I

I

(5)

PasalV

Penyelesaian Perbedaan

Setiap perbedaan yang timbul dari penafsiran atau pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi atau negosiasi di antara Para Pihak.

Pasal VI Amandemen

1. Memorandum Saling Pengertian ini dapat direvisi atau diamandemen dengan persetujuan bersama dari Para Pihak.

2. Revisi atau amandemen akan berlaku pada tanggal yang disepakati bersama oleh Para Pihak dan akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini.

PasalVll

Pemberlakuan, Durasi dan Pengakhiran

1. Memorandum Saling Pengertian ini akan mulai berlaku pada tanggal penandatanganannya.

2. Memorandum Saling Pengertian ini akan tetap berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan akan secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, kecuali salah satu Pihak memberitahukan Pihak lainnya mengenai keinginannya, secara tertulis melalui saluran diplomatik, untuk mengakhiri Memorandum Saling Pengertian 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhirnya Memorandum Saling Pengertian dimaksud. 5 I I I I I I

(6)

SEBAGI'. BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini telah menandatangani

Memorandum Saling Pengertian ini.

Dibuat di Jakarta pada tanggal 17 April 2013, dalam dua rangkap asli, masing-masing dalam bahasa Indonesia dan bahasa lnggris. Se:;.; . ..ih tt::i<.~ .11ell 1iliki kekuatan hu!f · 1m

yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan dalam penafsiran, naskah dalam bahasa lnggris

yang akan berlaku.

UNTUK KEh ENTERIAN LUAR NEGERI

RE~ ~BLIK INDONESIA

Signed

R. M.' ARTY . AATALEGAWA

ME ~TER UAR NEGERI

UNTUK KEMENTERIAN LUAR NEGERJ KERAJAAN DENMARK

Signed

Vl~0VNOA.l,

MENT UAR NEGERI

(7)

~

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN

THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND

THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS OF THE KINGDOM OF DENMARK ON

BILATERAL CONSULTATIONS

The Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and the Ministry of Foreign Affairs of the Kingdom of Denmark, hereinafter individually referred to as the "Party" and collectively referred to as the "Parties";

Acknowledging the need to enhance and deepen bilateral relationship between the two countries based on common benefit and mutual respect based on the principles enshrined in the Charter of the United Nations;

Appreciating their common democratic and civic values and shared commitments to contribute to peaceful, democratic, and sustainable developments both nationally and internationally;

Guided by the longstanding cooperation between the Association of South East Asian Nations (ASEAN) and the European Union (EU), and the principles and framework enshrined in the Partnership and Cooperation Agreement between Indonesia and the EU;

Bearing in mind the importance to establish a mechanism for holding regular talks between the Parties regarding bilateral relations, regional and global issues of common interest, guided by the principles and the aims of the United Nations;

(8)

I

Desi1ring that such mechanism would facilitate consultation and include the holding of

regular, structured meetings and ad hoc meetings;

Convinced that such mechanism on all aspects of bilateral relations, regional and global issues of common interest will contribute to a better mutual understanding and to the development of friendly relations between the two peoples and countries;

Pursuant to the prevailing laws and regulations of the respective countries;

Have reached the following understanding:

Article I Objective

The Parties will conduct regular bilateral discussions and consultations at the level of Foreign Ministers or Senior Officials such as Director General/State Secretary or Directors of the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and the Ministry of Foreign Affairs of the Kingdom of Denmark, as appropriate, to review and further develop bilateral relations and to facilitate bilateral consultations and cooperation between the Parties in various fields of mutual interest.

Article II

Scope of Cooperation

The Parties will carry out Consultations and exchange of views on matters of common interests in particular on the following areas of cooperation, but not limited to:

1. Bilateral issues which may include political, security and defence, economic, trade and investment, health, social, educational and cultural, science and research, environmental, energy, transportation, and consular matters, by:

a. Reviewing, monitoring and evaluating the implementation of existing agreements concluded by the two countries;

b. Identifying, analysing, and evaluating possible future cooperation;

(9)

I

I

I

c. Recommending both respective governments on whatever necessary measures to produce tangible results and manage the progress of bilateral relations;

d. Promoting new areas of cooperation that allow the expanding and deepening of bilateral relations as agreed by the Parties;

2. Regional issues of common interest which may include those relating to the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), the European Union (EU) and other regional cooperation;

3. Global issues of common interest, including issues relating to the United Nations and other international fora and organizations.

Article Ill

Mechanism of Consultations

1. The Consultations will be held at least once every 24 (twenty four) months, or at any time deemed necessary by the Parties, alternately in Indonesia and Denmark, or in the margin of international conferences as agreed by the Parties. The modalities, dates, venue, agenda, and level of representatives of the Consultations will be communicated and agreed upon by the Parties through diplomatic channels.

2. The Parties will guarantee the confidentiality of the Consultations, including any documents and information exchanged, which will not be transferred to a third party without written prior consent of the other Party.

3. Whenever considered necessary, the Parties may establish, by mutual consent in writing through diplomatic channels, an ad hoc working group to discuss specific issues of common interest.

4. The Parties may invite other relevant government entities to take part in the Consultations, or parts hereof, as well as other work in relation to addressing, reviewing and/or monitoring specific aspects of the bilateral relationship, as deemed necessary by both Parties.

(10)

Article IV

Relationship with other Treaties, Conventions, and other International Agreements

None of the articles in this Memorandum of Understanding will affect the rights and obligations of the respective Parties regarding any treaties, conventions and other international agreements, which they are part of, nor will they generate rights/obligations beyond the Mechanism of Consultations itself.

Article V

Settlement of Differences

Any differences that arise from the interpretation or implementation of this Memorandum of Understanding will be settled amicably through consultation or negotiation between the Parties.

Article VI Amendments

1. This Memorandum of Understanding may be revised or amended by mutual consent of the Parties.

2. Such revision or amendment will enter into force on the date mutually decided by

the Parties and will form an integral part of this Memorandum of Understanding.

Article VII

Entry into Force, Duration and Termination

1. This Memorandum of Understanding will enter into force on the day of its

s~gnature.

(11)

2. This Memorandum of Understanding will remain in force for a period of 5 (five) years and will be automatically renewed for subsequent periods of 5 (five)

years, unless a Party notifies the other Party of its intention, in writing through

diplomatic channels, to terminate this Memorandum of Understanding 6 (six)

months prior to the intended termination date of this Memorandum of

Understanding.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned has signed this Memorandum of Understanding.

Done in Jakarta on 17 April 2013, in two originals, each in the Indonesian and English

languages. All texts are being equally authentic. In case of any divergence of

interpretation, the English text will "Jrevail.

FOR THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS FOR THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Signed

R. M. MARTY~-NATALEGAWA

MINISTER FORORL:IGN AFFAIRS

OF THE KINGDOM OF DENMARK

Signed

\fllllY S0~DAL

Referensi

Dokumen terkait

“Sistem Informasi Perpustakaan adalah suatu cara yang digunakan untuk mempermudah pihak manajemen/karyawan dalam proses pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan

Dari hasil perbandingan yang dilakukan, diketahui hasil korelasi antara data observasi sampai bulan Juli dengan data hasil prediksi jaringan syaraf tiruan (JST) adalah

Dari beberapa penjelasan di atas penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa manajemen merupakan sebuah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan Perda Nomor 21 Tahun 1998 tentang Larangan

kematian sangat tinggi pada kelompok umur kurang dari satu tahun. Usia harapan hidup juga berbeda menurut jenis kelamin

Pemberian L-arginin sebagai terapi mempunyai peran dalam menurunkan jumlah nekrosis sel tubulus tampak dari adanya perbedaan bermakna yang dijumpai pada kelompok P 3 dengan P 6

Bentuk asuransi keluarga syari'ah dilakukan menurut aturan- aturan sebagai berikut: (1) Peserta asuransi bebas memilih salah satu jenis atau produk asuransi keluarga yang ada,

Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan