• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Analisi kesalahan, fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Analisi kesalahan, fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 ABSTRAK

Analisis Kesalahan Berbahasa Mahasiswa Semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang

F.A. Milawasri, M.Pd. NIDN 1018107103

Kesalahan merupakan sisi yang cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Semua bentuk yang menyimpang atau tidak sesuai dengan norma-norma bahasa target digolongkan sebagai kekhilafan atau kesalahan. Kesalahan bisa berdasarkan tipe kesalahan seperti language transfer, intralingual, teaching techniques or material, dan bisa juga didasarkan atas tataran gramatikal, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam karangan narasi mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang tahun akademik 2014/2015? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tataran kesalahan berbahasa Indonesia yang dilakukan mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang tahun akademik 2014/2015.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Hipotesis penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Pertanian semester I Univ. Tridinanti Palembang dalam menulis karangan narasi masih mengalami kesalahan berbahasa baik pada kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Pertanian Reguler A Tahun akademik 2014/2015, yang berjumlah sebanyak 35 orang. Teknik pengumpul data dengan cara penugasan kepada mahasiswa dalam membuat karangan narasi dengan tema “pengalaman yang paling menyenangkan”. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tes mengarang, yakni karangan narasi mahasiswa, dengan memperhatikan kalimat bahasa Indonesia terutama kesalahan berbahasa yang meliputi (1) kesalahan fonologi, yakni pengurangan atau penambahan fonem; (2) kesalahan morfologi, yakni kesalahan dalam penggunaan kata majemuk, kesalahan memilih afiks; dan (3) kesalahan sintaksis, kesalahan penyimpangan struktur kata dan ketidaktepatan pemakaian partikel.

Hasil penelitian dari kesalahan berbahasa mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang secara keseluruhan berjumlah 181 kesalahan. Kesalahan berbahasa yang paling sering digunakan adalah kesalahan fonologi, sebanyak 106 kesalahan. Kesalahan berbahasa dibidang morfologi sebanyak 27 kesalahan. Kesalahan berbahasa dibidang sintaksis sebanyak 20 kesalahan, dan kesalahan berbahasa dibidang leksikon sebanyak 35 kesalahan. Hal ini yang menunjukan bahwa hipotesis yang penulis ajukan adalah benar, yakni kesalahan berbahasa dalam karangan mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang masih mengalami kesalahan berbahasa pada bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon terbukti kebenarannya dan dapat diterima.

(2)

2 1. Pendahuluan

Mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi salah satunya adalah mata kuliah bahasa Indonesia. Mata kuliah ini menuntut mahasiswa untuk memiliki kemahiran dalam berbahasa Indonesia baik secara lisan maupun secara tertulis. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa, yakni bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tertulis. Tarigan (2008:1) mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaiu:(1) keterampilan menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) ketampilan membaca (reading skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills). Keempat aspek keterampilan berbahasa itu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu keterampilan yang bersifat reseptif dan keterampilan yang bersifat ekspresif. Keterampilan yang bersifat ekspresif meliputi keterampilan menyimak dan membaca. Sedangkan keterampilan yang bersifat reseptif adalah meliputi keterampilan berbicara dan menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak melalui tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis ini, mahasiswa harus dituntut terampil memanfaatkan grafologi, struktur kata, dan kosakata. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, namun harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Mengarang merupakan pengungkapan buah pikiran melalui tulisan. Tetapi mengarang bukan asal menulis. Mahasiswa harus belajar menulis karangan yang baik dan teratur. Keterampilan menulis ini mencakup keterampilan mengenai penggunaan pemilihan kata, penggunaan kata depan, penggunaan pemenggalan kata, penggunaan afiks, penggunaan huruf kapital, penggunaan ejaan, dan kerapian tulisan dalam karangan mahasiswa.

Dalam proses pembelajaran penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar belum dapat dipergunakan secara maksimal. Ketika pembelajar dalam proses belajar bahasa, masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam berbahasa Indonesia, khususnya pada keterampilan berbicara dan menulis. Selain kesalahan tersebut, kesalahan berbahasa yang dilakukan mahasiswa juga terjadi pada tataran linguistik, yaitu berhubungan dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam bentuk tulisan karangan narasi, dalam pembelajaran bahasa Indonesia baik berupa kesalahan bidang fonologi, morfologi, sintaksis, maupun leksikon. Semua kesalahan

(3)

3 tersebut dapat mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, analisis kesalahan berupa kesalahan bidang fonologi, morfologi, sintaksis, maupun leksikon perlu dilakukan sebagai usaha kearah perbaikan dan pengembangan pengajaran bahasa Indonesia. Mempelajari kesalahan bahasa Indonesia akan memberikan keuntungan bagi para peneliti itu sendiri. Menganalisis kesalahan dan memanfaatkan kesalahan tersebut sebagai alat untuk membenarkannya. Berkaitan dengan pernyataan di atas maka penulis akan menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia yang dilakukan oleh mahasiswa Semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang tahun akademik 2014/2015.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam karangan narasi mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang tahun akademik 2014/2015?

3. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui sebab-sebab kesalahan/kesilapan berbahasa Indonesia yang dilakukan oleh mahasiswa.

2) Untuk mengetahui tataran kesalahan berbahasa Indonesia yang dilakukan mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang tahun akademik 2014/2015.

3) Untuk mencegah atau menghindari kesalahan sejenis pada waktu yang akan datang, dan mahasiswa diharapkan dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Kajian Pustaka

4.1 Batasan Kesalahan

Semua bentuk yang menyimpang atau tidak sesuai dengan norma-norma bahasa target digolongkan sebagai kekhilafan atau kesalahan (Nurhadi dan Roekhan, 1990: 49). Kesalahan merupakan sisi yang cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa (Tarigan, 1998: 272). Jadi kekhilafan adalah penyimpangan yang berupa ketidak sesuaian dengan norma-norma bahasa baik yang berupa ujaran atau tulisan si pembelajar.

Kekhilafan perlu dibedakan dengan kekeliruan (mistake), atau salah ucap (lapses atau slip of tongue), walaupun semuanya itu menunjukkan penyimpangan yang menandakan

(4)

4 kegagalan menggunakan bahasa target. Kekhilafan secara khas dihasilkan oleh orang yang belum menguasai sistem bahasa target yang diinstitusionalkan itu, sedangkan kekeliruan atau pun salah ucap merupakan kegagalan menggunakan sistem bahasa target yang sesungguhnya sudah dikuasai dengan benar (Corder, dalam Nurhadi dan Roekhan 1990:49).

Kekeliruan hanya bersifat okasional dan sembarangan, dan dikaitkan dengan faktor-faktor seperti kelelahan, keterbatasan ingatan, dan semacamnya. Kekhilafan dan kekeliruan dapat ditentukan dengan kriteria operasional. Bila pembelajar bahasa kedua segera dapat mengenali dan membetulkan penyimpangan tersebut, maka penyimpangan tersebut digolongkan sebagai kekeliruan. Sebelumnya, bila pembelajar tidak dapat mengenali dan membetulkan dengan segera, maka penyimpangan itu digolongkan sebagai suatu kekhilafan ( Corder, 1978; Nurhadi dan Roekhan, 1990: 50).

4.2Sumber Kesalahan

Tidak bisa dipungkiri khilafan pasti terjdi pada bahasa pembelajar bahasa kedua. Kekhilafan ini semula dianggap sebagai akibat adannya transfer bahasa pertama ke dalam

bahasa ke dua. Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh aliran behaviorisme. Menurut pengamatan Slinker terhadap interlanguage, transfer bahasa pertama hanya

merupakan salah satu proses dalam pembentukkan interlanguage. Ada empat proses lainnya lagi, yaitu transfer of training, strategies of second language learning, strategies of second language communication, dan overgeneralization of target language linguistic material (Nurhadi dan Roekhan, 1990: 50).

Atas dasar proses itu, Corder menyatakan adanya tiga penyebab utama kekhilafan: (1) language transfer, yaitu kesalahan sebagai akibat adanya interferensi bahasa ibu, (2) intralingual, yaitu kesalahan yang bukan interferensi, melainkan sebagai akibat dari proses belajar itu sendiri (khilafan perkembangan), (3) teaching techniques or material (process hypothesing flase concepts), yaitu kekhilafan akibat kesalahan teknik mengajar atau materi ( Nurhadi dan Rokhan, 1990: 50).

Kajian analisis kekhilafan, kita harus dapat mengenali jenis-jenis kekhilafan tersebut, apakah akibat transfer, generalisasi berlebihan, kesalahan pengajaran atau materi, bahkan hanya semata-mata karena kekeliruan saja.

4.3 Klasifikasi Kesalahan

Klasifikasi kesalahan bisa berdasarkan tipe kesalahan seperti language transfer, intralingual, teaching techniques or material, dan bisa juga didasarkan atas tataran gramatikal, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.

(5)

5 Sebagai contoh dalam sintaksis kita dapat menanyakan apakah kesalahan itu terdapat pada klausa utama atau klausa bawahan; dan dalam klausa, konstituen mana yang dipengaruhi, misalnya frasa verba, frasa nomina, preposisi, adverbial, adjectiva, dan sebagainya.

Ada beberapa keuntungan dalam pengklasifikasian kesalahan berbahasa ini, terutama sekali bagi:

a. Para pengembang kurikulum, untuk menyusun pelajaran-pelajaran dan buku-buku kerja para siswa.

b. Para peneliti, yang memanfaatkannya sebagai sarana laporan yang mengorganisasi kesalahan-kesalahan yang telah mereka kumpulkan.

c. Para guru dan siswa, untuk merasakan bahwa mereka telah mencakup aspek-aspek bahasa tertentu dalam kelas mereka (Tarigan, 1998: 287).

4.4 Taksonomi Kesalahan

Ada empat taksonomi yang digunakan untuk memprediksi performansi kekhilafan bahasa yaitu:

1) Taksonomi kategori linguistik 2) Taksonomi kategori strategi lahir 3) Taksonomi kategori komparatif

4) Taksonomi kategori efek komunikasi (Dulay, Burt, dan Krasen 1982: 146; dalam Tarigan, 1992: 276).

Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan khilafan atas komponen bahasa dan konstituen bahasa berdasarkan komponen bahasa, kesalahan diklasifikasikan menjadi:

(a) Kesalahan pada tataran fonologi

(b) Kesalahan pada tataran morfologi dan sintaksis (c) Kesalahan pada tataran semantik dan kata (d) Kesalahan pada tataran wacana

Berdasarkan konstituen bahasa, bahasa memprediksi unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam komponen bahasa, misalnya frase dan klausa dalam tataran sintaksis atau morfem-morfem gramatikal dalam tataran morfologi.

Taksonomi kategori strategi lahir digunakan untuk memprediksi strategi pemerolehan dan pembelajaran B2 yang dilakukan untuk memperhatikan anak. Taksonomi ini menuntut peneliti untuk memperhatikan pengidentifikasian proses kognitif pada saat anak merekonstruksi bahasa barunya.

(6)

6 4.5 Pengertian Karangan

Menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis dapat diterapkan dalam berbagai cara/kegiatan salah satunya melalui kegiatan mengarang. Menurut E. Kosasih (2002:32), karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh, karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Karangan adalaah hasil penjabaran suatu gagasan-gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan (Finoza, 2009 :234).

Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karangan adalah serangkaian hasil pemikiran atau ide-ide dikeluarkan kedalam bahasa tulis untuk dinikmati dengan kaidah kebahasaan yang tepat.

4.6 Karangan Narasi

Karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkai tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu (Finoza, 2009:239). Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu (Kosasih, 2002:33). 5. Metode Penelitian

5.1. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kumpulan objek, orang, atau peristiwa yang tergabung dalam satu kelompok variabel (Wardarita, 2010: 87). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Reguler A Tahun akademik 2014/2015.

sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi penelitian. Dalam penentuan besarnya jumlah sampel penelitian ini, penulis mengikuti pendapat Arikunto (2006:120), menyatakan apa bila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya banyak dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%- 25% atau lebih Arikunto (2006:131). Karena populasi mahasiswa dari kedua program studi kurang dari 100 orang maka semua populasi diambil secara keseluruhan yang berjumlah 35 orang mahasiswa.

(7)

7 5.2 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan faktor yang penting dalam menentukan kualitas dari hasil penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis kesalahan berbahasa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tes mengarang, yakni karangan narasi mahasiswa, dengan memperhatikan kalimat bahasa Indonesia terutama kesalahan berbahasa yang meliputi (1) kesalahan fonologi, yakni pengurangan atau penambahan fonem; (2) kesalahan morfologi, yakni kesalahan dalam penggunaan kata majemuk, kesalahan memilih afiks; dan (3) kesalahan sintaksis, kesalahan penyimpangan struktur kata dan ketidaktepatan pemakaian partikel.

6. Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil deskripsi data diperoleh hasil analisis yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 38

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNI. TRIDINANTI PALEMBANG

N0 Nama Mahasiswa Jenis Kesalahan Jum.

Kesa lahan Jumlah Kata Persent ase Fono logi Morfo logi Sintak sis Leksi kon 1 Susi Susanti 2 1 5 - 8 544 1,47% 2 Nurman H - - 1 1 2 192 1,04% 3 Indah Sari 1 - 1 - 2 328 0,9% 4 Aldy Desemsy 4 5 2 4 15 280 5,35% 5 M. Ansor 2 1 - - 3 300 1,66% 6 Indra Lesmana 2 1 - 2 5 305 0,98% 7 Imam Hanafi 2 1 - 2 5 540 0,9% 8 Merliani 10 2 2 2 16 650 2,46% 9 Heni Andayani 2 2 - 2 6 216 2,77%

(8)

8 10 Cahyadi 3 1 - 3 7 108 6,48% 11 Sintia 4 - - 1 5 117 4,27% 12 Riko Torang 1 - - 4 5 121 4,1% 13 Kostadino 5 - - - 5 400 1,25% 14 Febryansah 3 - - 1 4 459 087% 15 Erlangga Riski 3 - - 1 4 459 0,87% 16 Samuel S 1 1 - - 2 180 0,365 17 Devi Ulvitasari - 2 - - 2 550 0,365 18 Suryo K 3 2 - - 5 240 2,085 19 Apriliando 1 - - - 1 192 0,55 20 Rahmad Zega 3 2 1 1 7 360 1,94% 21 Puspitasari 4 1 - 1 6 144 4,165 22 Rizki M 4 1 - 1 6 144 4,16% 23 Liman Josua 5 - - 2 7 290 2,41% 24 Budi H 2 1 - 1 4 456 0,88% 25 Chindra 1 - - 2 3 200 1,5% 26 Denny T 4 - - 1 5 360 1,39% 27 Deka Ari W 4 - - 1 5 504 0,99% 28 Leni Sunensi 5 - - - 5 672 0,74% 29 Jordan D 1 1 - 1 3 374 0,8% 30 Puspitasari 4 - - - 4 510 0,78 31 Tri Doni B 5 - - - 5 396 1,26%

(9)

9 32 Romelan 5 2 - - 7 528 1,33% 33 Purnowibowo 2 - - 1 3 234 1,28% 34 M. Hanif 7 - - - 7 456 1,53% 35 Septina Dwi 2 - - - 2 456 0,44% Total Kesalahan 106 27 12 35 181 12.045 65,7%

Rata-rata Persentase Kesalahan Seluruh Mahasiswa 65,7: 35 = 1,88%

7. Pembahasan

Berdasarkan deskripsi dan analisis data terhadap karangan narasi mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang dengan tema “Pengalaman yang paling menyenangkan” diketahui bahwa persentase kesalahan mahasiswa sebesar 65,7%. Hal ini yang menunjukan bahwa hipotesis yang peneliti ajukan, yakni mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang masih mengalami kesalahan berbahasa pada bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon terbukti kebenarannya dan dapat diterima.

Kesalahan berbahasa mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang secara keseluruhan berjumlah 181 kesalahan. Kesalahan berbahasa yang paling sering digunakan adalah kesalahan fonologi, sebanyak 106 kesalahan. Kesalahan berbahasa dibidang morfologi sebanyak 27 kesalahan. Kesalahan berbahasa dibidang sintaksis sebanyak 20 kesalahan, dan kesalahan berbahasa dibidang leksikon sebanyak 35 kesalahan.

Kesalahan berbahasa yang paling sering digunakan oleh mahasiswa adalah kesalahan fonologi, yakni kesalahan ejaan baik itu penggunaan huruf kapital maupun penambahan atau pengurangan fonem. Kesalahan dalam penggunaan ejaan, yakni penggunaan huruf kapital antara lain nama kota seperti “jawa barat, lubuk linggau, ancol, muara sugihan”. penggunaan huruf kapital yang sering terjadi adalah penggunaan huruf kapital dalam kata yang berada dalam suatu kalimat, 19

Kesalahan ejaan dalam karangan mahasiswa ini dapat juga dilihat melalui kesalahan pengurangan atau penambahan fonem. Antara lain dapat dilihat melalui penulisan kata tapi yang kekurangan fonem /te/ seharunya ditulis tetapi, kata ati yang kekurangan fonem /h/ seharusnya ditulis hati, pada kata udah yang kekurangan fonem /s/ seharusnya ditulis sudah, pada kata malem menggunakan fonem /e/ seharusnya ditulis malam, kata karna kekurangan fonem e/ seharusnya ditulis karena, , kata pd yang kekurangan fonem /a/ seharusnya ditulis

(10)

10 pada, kata yg yang kekurangan fonem /a/ dan /n/seharusnya ditulis yang, kata tdk yang penambahan fonem /i/, dan /a/ seharusnya ditulis tidak, kata dgn yang kekurangan fonem /e/ dan /a/ seharusnya ditulis dengan.

Kesalahan morfologi yang terjadi dalam karangan narasi mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang adalah kesalahan dalam memilih dan mengunakan afiks, baik yang berupa awalan maupun akhiran. Kesalahan pada awalan/ prefiks me-, ber-,dan ter-.terlihat pada kata ngerti seharusnya mengerti, kata libur seharusnya berlibur, kata buat seharusnya membuat, kata liat seharusnya melihat, kata ketawa seharusnya tertawa, kata mancing seharusnya memancing, kata kenal seharusnya mengenal, kata metaati seharusnya menaati, kata terpikir seharusnya berpikir, kata nyari seharusnya mencari.

Kesalahan pada gabungan awalan dan akhiran me-i, me-kan, terlihat pada kata mengeliling seharusnya mengelilingi, kata penyiap seharunya menyiapkan, kata pembagian seharusnya membagikan.

Kesalahan sintaksis yang terjadi pada karangan mahasiswa adalah kesalahan penggunaan kata yang menyebabakan terjadi penyimpangan struktur kata yang dapat dapat merusak struktur kalimat itu sendiri. Kesalahan pada kelompok kata mana pada waktu seharusnya saat itu. Kesalahan pada kelompok kata banyak sekali rintangan seharusnya banyak mengaalami rintangan. Kesalahan pada kalimat sebelum aku mengerjakannya habis lalu... seharunya sebelum aku mengerjakannya aku disuruh.... Kesalahan pada kelompok kata dan pada mulai perjalanan seharunya ketika perjalanan dimulai. Kesalahan pada kelompok kata pada malam pun seharusnya pada waktu malam pun. Kesalahan pada kelompok kata mana pada waktu seharusnya saat itu.

Kesalahan berbahasa yang terakhir dilakukan mahasiswa dalam menulis karangan narasi adalah kesalahan leksikon. Kesalahan ini antara lain dapat dilihat pada kata pake

seharunya menggunakan. Pada kata yang namanya seharusnya menggunakan kata merek.

Pada kata banget seharusnya sekali. Pada kata suka seharusnya senang. Pada kata dengan seharusnya dalam. Pada kata seger banget seharusnya segar sekali. Pada kata buat seharusnya untuk. Pada kata gak seharusnya tidak. Pada kata menaiki seharusnya

mendayung. Pada kata jam makan siang seharusnya waktu makan siang. Pada kata bareng

seharusnya bersama. Pada kata bisa seharusnya dapat. Pada kata mentari seharusnya

matahari. Pada kata buat seharusnya bagi. Pada kata nggak seharusnya tidak. Pada kata

(11)

11 seharusnya diberi. Pada kata menggunakan seharusnya mengendarai. Pada kata sampai seharusnya hingga. Kesalahan leksikon ini disebabkan oleh pengaruh bahasa daerah atau bahasa ibu yang mereka gunakan.

8. Simpulan Dan Saran 8.1 Simpulan

Kesalahan berbahasa mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang secara keseluruhan berjumlah 181 kesalahan. Kesalahan berbahasa yang paling sering digunakan adalah kesalahan fonologi, sebanyak 106 kesalahan. Kesalahan berbahasa dibidang morfologi sebanyak 27 kesalahan. Kesalahan berbahasa dibidang sintaksis sebanyak 20 kesalahan, dan kesalahan berbahasa dibidang leksikon sebanyak 35 kesalahan. Hal ini yang menunjukan bahwa hipotesis yang penulis ajukan adalah benar, yakni kesalahan berbahasa dalam karangan mahasiswa semester I Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang masih mengalami kesalahan berbahasa pada bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon terbukti kebenarannya dan dapat diterima.

8.2 Saran

Saran-saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut:

1) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan penggunaan bahasa yang baik dan benar

2) Dosen, guru dan tenaga pengajar hendaknya menjadikan hasil penelitian sebagai tolak ukur dalam menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam peroses belajar. 3) Mahasiswa hendaknya dapat meningkatkan kemahiran dalam menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, dan Farid Hadi. 2009. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademi Pressindo.

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinaka Cipta

Bustomi, Chandra. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 151 Palembang. (Skripsi tidak diterbitkan). Palemabgn: Universitas Tridinanti.

(12)

12 Etarina Liya. 2013. Analis kesalahan penggunaan morfologi dalam karangan siswa kelas V

SMP Negeri 2 Baturaja. (Skripsi, tidak diterbitkan). Palembang: Universitas PGRI.

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta. Diksi insan mulia.

Kosasih. E. 2002. Kompetensi KeBahasaan. Bandung: Yrama Widya.

Kridalaksana, Harimurti. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Nurhadi., dan Roekhan. 1990. Dimensi-dimensi dalam Belajar Bahasa Kedua. Malang: Sinar Baru Bandung.

Ratna, Nyoman Kuntha. 2010. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suarni. 2010. Analis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas V SD Negeri 1 Simpang Empat Pedu Kecamatan Jejawi OKI. (Skripsi tidak diterbitkan). Palembang: Universitas PGRI

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 1992. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1998. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wardarita, Ratu. 2010. Kemampuan Menulis Karya Ilmiah. Pararaton: Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil belajar geografi peserta didik Kelas Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Pallangga” setelah pemberian

Dari beberapa tanggapan siswa yang terekam dalam lembar respons mahasiswa, mereka menginginkan LKM tersebut ada pada teori bencana alam lainnya agar

Komite Sekolah di MAN Sidrap telah melakukan serangkaian usaha untuk menjalankan perannya sebagai organisasi mandiri yang mewadahi partisipasi masyarakat terhadap

Yang dapat membantu adalah berbicara lebih dahulu dengan seseorang dari kelompok dukungan sebaya – yang pernah mengalami hal yang serupa, sampai kita merasa cukup nyaman untuk

14 Berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk mendeskriminasi ukuran suatu benda dengan menggunakan bagian tubuh yaitu jari tangan dan lengan bawah dan menggunakan ukuran

[r]

“ Dikarenakan saya disini sebagai guru PAI dan juga kebetulan mengajar dibeberapa kelas siswa yang mengikuti ekstrakulikuler Tapak Suci, jadi saya dapat menilai bagaimana

Berangkat dari permasalahan ketidak tahuan perempuan remaja mengenai cara merawat organ reproduksi, tidak adanya media yang khusus dan menarik bagi mereka, dan kemungkinan