• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Roti Gempol

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan bapak B. Jaya Atma Putra pada tanggal 4 februari 2015, Roti Gempol terletak di jalan Gempol Wetan nomor 14. Roti Gempol berdiri sejak tahun 1958, pendirinya adalah ibu Lydia Usman. Wanita kelahiran Salatiga, Semarang tersebut mengembangkan resep orang tua beliau menjadi sebuah usaha. Pada tahun 1958 ibu Lydia pergi dari Salatiga menuju Bandung untuk berkuliah di Intitut Teknologi Bandung (ITB). Melihat peluang pasar yang ada dan bermodalkan resep roti keluarga, ibu Lydia membuat roti sendiri kemudian dijual kepada para konsumen dan membuka kedai di jalan gempol wetan, maka roti yang beliau produksi diberi nama sesuai tempat roti itu diproduksi yaitu Roti Gempol.

Saat ini, usaha Roti Gempol dikelola oleh anak ketiga dari ibu Lydia yaitu bapak B. Jaya Atma Putra atau yang biasa dipanggil dengan bapak Putra yang mulai membantu usaha tersebut sejak tahun 2011. Bapak Putra dipercaya oleh ibu Lydia karena dari ketiga anaknya, hanya bapak Putra yang mengerti tentang manajemen dan mau meneruskan usaha tersebut, sedangkan kedua anak ibu Lydia yang lain tidak tertarik untuk meneruskan usaha dari ibu mereka, mereka lebih tertarik bekerja di luar pulau Jawa dan menekuni keahlian mereka masing-masing. Bapak Putra lulusan dari jurusan Teknik Elektro, beliau mendapatkan pelajaran manajemen dari tempat beliau bekerja paruh waktu ketika masih kuliah di daerah Yogyakarta. Beliau telah bekerja paruh waktu pada delapan tempat kerja, beliau pernah bekerja sebagai barista, tidak hanya itu, beliau pernah menjabat sebagai supervisor selama dua tahun dan juga pernah menjabat sebagai manajer di tempat kerja yang berbeda, hal tersebut yang membuat ibu beserta

(2)

kakak-2

kakak beliau mempercayai usaha Roti Gempol dikelola oleh bapak Putra. Bapak Putra berperan dalam manajemen pegawai, memantau proses produksi, penerimaan pesanan bahan baku, dan pengelolaan barang titipan, sedangkan pengambilan keputusan dan quality and control dilakukan bersama oleh sang ibu.

Roti Gempol sudah ada sejak tahun 1958 dan hanya memiliki satu kedai yang didirikan oleh ibu Lydia pada tahun 1992, selebihnya bukanlah cabang dari Roti Gempol melainkan hanya kerjasama dengan pemilik kedai kopi, bukan sebagai produk utama. Kerjasama yang mereka lakukan adalah pemilik kedai kopi membeli roti dari pabrik Roti Gempol dan diolah sendiri oleh pemilik kedai kopi tersebut. Kedai Roti Gempol pada awal berdiri hanya memiliki enam orang pegawai, sekarang sudah memiliki 14 orang pegawai, satu orang bertugas sebagai kasir, satu orang untuk mengurus administrasi, delapan orang pada bagian produksi, empat orang membakar roti dan menjaga toko. Pegawai yang ada di Roti Gempol direkrut secara tidak formal, yaitu dengan mengambil saudara, kenalan, dan kerabat dari pegawai senior yang telah bekerja selama 20 tahun di Roti Gempol.

Roti tawar gandum adalah salah satu roti yang paling diminati di kedai Roti Gempol, ada beberapa jenis roti yang diproduksi oleh Roti Gempol, yaitu:

 Roti Tawar Putih kecil  Roti Tawar Putih besar  Roti Tawar Gandum kecil  Roti Tawar Gandum besar  Roti Manis aneka rasa 1.1.2 Visi dan Misi Roti Gempol

VISI

Melestarikan warisan usaha yaitu menciptakan roti yang aman untuk dikonsumsi.

(3)

3 MISI

 Tidak menggunakan bahan pengawet

 Memproduksi roti dengan bahan baku yang alami  Membuat roti secara manual sesuai resep terdahulu  Mempertahankan resep yang ada

LOGO

Gambar 1.1 Logo Roti Gempol Sumber: Dokumentasi Pribadi (2014) 1.1.3 Struktur Organisasi Roti Gempol

Struktur Roti Gempol terdiri dari beberapa bagian, seperti yang terlihat dalam gambar 1.2 berikut:

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Roti Gempol Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Pendiri

Administrasi Produksi Pembakar

Roti Kasir

Penjaga Toko Kepala Toko

(4)

4

1.2 Latar Belakang Penelitian

Bisnis keluarga memiliki peranan penting dalam mendukung

perekonomian negara bahkan dunia, tetapi sedikit dari kita yang menyadari bahwa perekonomian di dunia ini dipengaruhi besar oleh perusahaan keluarga atau bisnis keluarga (Septiani dan Mustamu, 2014). Posa dalam Septiani dan Mustamu (2014) mengatakan bahwa 80%-98% bisnis di dunia merupakan usaha keluarga. Dia juga mengatakan bahwa perusahaan keluarga menciptakan 64% GDP di Amerika Serikat dan diperkirakan perusahaan keluarga mempunyai andil dalam penciptaan GDP di Negara-negara lain sebesar 75%.

Indonesia memiliki sekitar lebih dari 95% jumlah perusahaan keluarga (PricewaterhouseCooper, 2014) dan memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) dengan tingkat pertumbuhan pertahun berada pada kisaran 5.8-6.4%, hal tersebut membuat Indonesia diprediksikan sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada 2050. Akan tetapi, sayangnya perusahaan keluarga di Indonesia rata-rata masih sangat muda. Hanya sedikit sekali yang sudah berada pada generasi kedua, apalagi ketiga. Sebagian besar kandas di generasi pertama, atau mati pada saat peralihan dari generasi pertama ke generasi ke dua (Marpa, 2012:12), padahal setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk hidup selama-lamanya (going concern), namun seringkali kenyataannya berbeda dengan asumsi tersebut, kegagalan dalam suksesi perusahaan, terutama pada perusahaan keluarga, telah terbukti secara signifikan dapat menjadi penyebab berhentinya kegiatan perusahaan keluarga (Marpa, 2012:28). Radio Sumasli adalah salah satu contoh perusahaan yang harus tutup dikarenakan tidak adanya penerus, pemilik Radio Sumasli yaitu ibu Larasatun menyatakan bahwa anak-anaknya tidak ada yang ingin meneruskan usaha beliau, sedangkan beliau sudah terlalu tua untuk mengurus bisnis tersebut (ruanghati, 2010). Perusahaan Nyonya Meneer hampir tutup dikarenakan selama tujuh tahun mengalami konflik internal, anak-anak Nyonya Meneer saling berebut kekuasaan, karena Nyonya Meneer tidak pernah menunjuk siapa penggantinya (SWA, 2013). Kurang mampunya perusahaan-perusahan di Indonesia untuk bertahan lama membuat tidak stabilnya perekonomian akibat tidak adanya gantungan yang pasti bagi masyarakat (tenaga

(5)

5 kerja) kepada satu institusi badan usaha dalam jangka panjang. Imbas kematian perusahaan keluarga sangat signifikan bagi perekonomian Negara (Marpa, 2012:12-13). Untuk keberlanjutan jalannya roda perusahaan, maka suksesi adalah suatu keharusan, karena tidak mungkin seseorang mengendalikan atau memiliki suatu perusahaan selamanya. Rencana suksesi merupakan kebutuhan organisasi karena tidak selamanya manejemen senior dapat menduduki jabatannya. Ada saat dimana harus dilakukannya regenerasi dan mencari penggantinya atau dengan kata lain suksesor. Rencana suksesi tidak hanya bermanfaat bagi pemimpin di posisi puncak saja melainkan juga penting untuk membekali calon-calon suksesor dengan skill dan kompetensi yang dibutuhkan (Rinella, 2004 dalam Septiani dan Mustamu, 2014).

Laju pertumbuhan majemuk tahunan pada industri manufaktur tahun 2010-2014 menunjukkan bahwa industri makanan dan minuman memiliki laju pertumbuhan yang paling tinggi diantara industri lainnya (bankmandiri, 2015) seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.3 Perbandingan pertumbuhan Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (CAGR)

(6)

6

Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia tentang penetapan jenis-jenis industri dalam pembinaan masing-masing Direktorat Jenderal dan kewenangan pemberian izin bidang Industri dan Perdagangan di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, jenis industri yang berada dalam pembinaan Direktorat Jendreral Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan salah satunya adalah Industri Makanan Lainnya yang di dalamnya terdapat Industri Roti dan sejenisnya (kemenperindag, 1999). Industri roti dan sejenisnya sedang meningkat di Indonesia, seperti yang dikatakan oeh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APEBI), Chris Hardijaya mengatakan bahwa penjualan produk bakery di Indonesia tampaknya terus mengalami tren positif setiap tahunnya. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan omzet industri tersebut yang rata-rata mengalami kenaikan di atas 10 persen per tahun. Porsi terbesar ada di roti yaitu 60 persen. Sementara kue tradisional 25 persen, cake hanya 5 persen, dan kue kering 10 persen (liputan6, 2014).

Kota Bandung telah diarahkan untuk menjadi wisata kuliner sejak tahun 2010, bahkan telah dibuat program Bandung sebagai pintu gerbang kuliner, yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat, Nunung Sobari (merdeka, 2012). Kuliner yang ada di kota Bandung sangat beragam, seperti café, rumah makan khas sunda, jajanan tradisional, dan masih banyak lagi, sehingga menurut Ridwan Kamil, kota Bandung adalah kota kuliner nomor satu di Indonesia (tribunnews, 2015). Roti adalah salah satu jenis kuliner yang ada di Bandung, salah satu toko roti di bandung yang banyak dikenal orang adalah Roti Gempol, bahkan di mesin pencarian google saat memasukkan kata kunci “Roti Bandung” dari 12 hasil pencarian yang keluar, ada lima hasil yang menyebutkan Roti Gempol.

(7)

7 Gambar 1.4 Hasil Pencarian Roti Bandung Pada Halaman Pertama

Sumber: Google (2015)

Selain dikenal oleh masyarakat luas, menurut pemilik dari Roti Gempol sendiri, orang-orang juga menyebutnya roti yang melegenda dikarenakan rasa dan kualitas roti yang disajikan oleh Roti Gempol, konsistensi rasa dan kualitas sangat mempengaruhi roti yang dijual, walaupun ukuran toko Roti Gempol tidak terlalu besar, terletak di dalam gang kecil dan sulit ditemui oleh orang yang baru pertama kali datang, tetapi tetap saja banyak orang yang mencari toko Roti Gempol untuk menikmati roti. Roti Gempol adalah bisnis yang dimiliki dan dijalankan oleh anggota keluarga, atau biasa disebut bisnis keluarga, seperti pengertian yang dijelaskan oleh Stern dalam Marpa (2012:4) “A business owner and run by

(8)

8

members of one or two families”. Sebagai sebuah perusahaan keluarga yang terkenal di Bandung, Roti Gempol telah berhasil melanjutkan keberlangsungan bisnis keluarga yang ada sejak tahun 1958, yaitu dengan beralih generasi dari generasi pertama ke generasi kedua, dimana hal tersebut tidak banyak berhasil dilakukan oleh bisnis keluarga lain padahal hal tersebut sangat penting dilakukan agar bisnis terus berjalan. Setelah beralih pengelola menjadi generasi kedua, Roti Gempol mengalami perbaikan salah satunya di hal produksi yang lebih sistematis, hal tersebut menandakan bahwa suksesi yang dilakukan berhasil membawa Roti Gempol kearah yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang perencanaan suksesi yang telah dilakukan oleh Roti Gempol, maka judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Perencanaan Suksesi Pada Roti Gempol”.

1.3 Perumusan Masalah

Bagaimana proses perencanaan suksesi yang dilakukan oleh Roti Gempol?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui proses perencanaan suksesi yang dilakukan oleh Roti Gempol.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dalam mempelajari materi di perkuliahan, dengan membandingkan teori-teori yang ada terhadap kenyataan yang ada di lapangan.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan tambahan pengetahuan tentang suksesi pada bisnis keluarga bagi mahasiswa yang kelak membutuhkannya, khususnya bagi peneliti selanjutnya dalam lingkup kewirausahaan.

(9)

9 1.5.2 Aspek Praktis

1. Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah hasil penelitian dapat membantu perusahaan mengetahui proses suksesi agar dapat diimplementasikan di masa mendatang.

2. Penelitian ini dapat digunakan oleh bisnis keluarga lain yang ingin melakukan perencanaan suksesi agar bisnis keluarga yang dijalankan dapat tetap beroprasi dengan baik setelah dijalankan oleh generasi selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Penulisan Penelitian Tugas Akhir ini disusun dalam lima bab. Masing-masing bab terbagi dalam sub-bab yang saling berkaitan dan memiliki hubungan yang erat satu sama lainnya guna memberikan suatu gambaran umum mengenai penelitian yang dilakukan. Secara sistematis, penulisan tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang gambaran objek umum penelitian serta menguraikan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan isi dari penelitian yang berupa latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang mendukung dan digunakan sebagai landasan penelitian untuk menganalisa data-data yang terdiri dari teori umum, pembahasan mengenai penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini meliputi variable penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan.

(10)

10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasannya secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran secara garis besar berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan.

Gambar

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Roti Gempol  Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)
Gambar  1.3  Perbandingan  pertumbuhan  Laju  Pertumbuhan  Majemuk  Tahunan  (CAGR)

Referensi

Dokumen terkait

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki