• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin Rencana Struktur Dan Pola Pemanfaatan Ruang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin Rencana Struktur Dan Pola Pemanfaatan Ruang"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin, pada dasarnya mencakp dua aspek, yaitu pola dan struktur tata ruang. Yang termasuk dalam pola tata ruang, menekankan pada struktur permukiman dan pasararana. Sedangkan yang berkaitan dengan pola penggunaan ruang, mencakup rencana alokasi pemanfaatan, dan rencana pengembangan sarana dan prasarana wilayah. Dengan demikian produk yang disusun dapat sesuai dengan amanah sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007.

4.1.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin

4.1.1.

Rencana Struktur Dan Pola Pemanfaatan Ruang

Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin, pada hakekatnya terbagi dalam dua muatan pokok, yaitu mencakup rencana struktur keruangan dan rencana pola keruangan. upaya mewujudkan struktur ruang yang memenuhi kaidah penggunaan ruang, maka struktur perwilayahan terbagi dalam wilayah rencana pusat permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana. Sedangkan terhadap pola pemanfaatan ruang, rencananya menekankan pada peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Karena itu, terhadap herearkhi prasarananya akan digambarkan secara utuh dan mampu mendukung pengembangan wilayah dan kawasan didalamnya akan diuraikan lebih lanjut pada bab ini. Gambaran terhadap hal tersebut adalah sebagai berikut :

(2)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

a. Struktur Pemanfaatan Ruang

a.1. Sistem Permukiman.

Elemen yang sangat penting dalam pemanfaatan ruang adalah keberadaan kawasan permukiman. Keberadaan kawasan permukiman ini memiliki peran yang sangat strategis padam mewujudkan penggunaan ruang yang sesuai, dan selaras dengan daya dukung lahannya. Oleh karena itu, terhadap kawasan-kawasan permukiman yang tumbuh dan berkembang cepat akan menjadi pusat pengembangan wilayah. Dengan berkembangnya wilayah, maka akan terdapat pembagian wilayah menjadi

kawasan perkotaan ( urban ), Wilayah Hinterland dan wilayah perdesaan ( village ). Wilayan Hinterland adalah merupakan wilayah yang menjadi

pendukung dan wilayah pelayanan bagi pusat-pusat pertumbuhan yang ada dengan wilayah pedesaan, sehingga menjamin terjadinya perkembangan wilayah secara keseluruhan. Adapun wilayah belakang masing-masing Pusat Kegiatan Wilayah ( PKW ) dan Sub-Pusat Pengembangan Kegiatan Wilayah ( SPKW ) berdasarkan lokasi, sarana dan prasarana dan kebijakan perwilayahan yang diambil adalah sebagai berikut :

▪Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kota Bangko

Sebagai Pusat Pengembangan Wilayah, Bangko berfungsi melayani seluruh wilayah kabupaten. Tetapi sebagai pusat koleksi dan distribusi, Pusat Pengembangan Wilayah Bangko mempunyai wilayah belakang 10 (enam) kecamatan yaitu :

- Kecamatan Pamenang. - Kecamatan Nalo Tantan - Kecamatan Batang Mesumai - Kecamatan Bangko Barat - Kecamatan Bangko

- Kecamatan Pamenang Barat - Kecamatan Renah Pamenang - Kecamatan Tabir

(3)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 - Kecamatan Margo Tabir

▪Sub Pusat Kegiatan Wilayah (SPKW) Tabir

Sebagai pusat yang berfungsi melayani dan merangsang pengembangan wilayah belakang, Sub Pusat Pengembangan Wilayah ini mempunyai wilayah belakang 5 ( Kecamatan ), yaitu :

- Kecamatan Tabir Ulu. - Kecamatan Tabir - Kecamatan Tabir Barat - Kecamatan Tabir Selatan. - Kecamatan Tabir Timur

▪Sub Pusat Kegiatan Wilayah ( SPKW ) Pamenang dan Sungai Manau, sebagai pusat yang berfungsi melayani dan merangsang pengembangan wilayah belakang, Sub Pusat Pengembangan Wilayah Pamenang mempunyai wilayah belakang 5 (Kecamatan), yaitu :

- Kecamatan Pamenang Selatan - Kecamatan Renah Pamenang - Kecamatan Sungai Manau. - Kecamatan Renah Pembarap - Kecamatan Pangkalan Jambu

▪Sub Pusat Kegiatan Wilayah ( SPKW ) Ma. Siau, sebagai pusat yang berfungsi melayani dan merangsang pengembangan wilayah belakang, Sub Pusat Pengembangan Wilayah ini mempunyai wilayah belakang 3 (Kecamatan), yaitu :

- Kecamatan Jangkat. - Kecamatan Sungai Tenang - Kecamatan Lembah Mesurai.

Agar rencana, pengaturan, pemanfaatan dan pengembangan wilayah kabupaten dapat optimal dan terpadu, sehingga diperoleh keseimbangan dan keserasian pertumbuhan serta perkembangan wilayah kabupaten secara menyeluruh perlu dibentuk unit Wilayah Pembangunan (WP). Wilayah Pembangunan menggambarkan suatu wilayah yang mempunyai satu kesatuan mekanisme pengembangan, dengan pusat wilayah pengembangan sebagai orientasi pengembangan utama.

(4)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Pembentukan wilayah pembangunan didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :

1. Adanya sistem pusat yang cenderung berkembang secara mandiri dengan kelengkapan fasilitas yang dimiliki.

2. Adanya sistem pusat yang berkembang untuk mendukung wilayah hinterland yang relatif luas dan relatif jauh dari pusat utamanya.

3. Adanya kawasan-kawasan yang berorientasi untuk pengembangan fungsi tertentu.

4. Adanya sistem jaringan transportasi yang menghubungkan pusat-pusat yang ada dan jangkauan pelayanannya.

Dengan mempertimbangkan kondisi pemusatan permukiman sebagaimana tersebut diatas, serta penjabaran mengenai wilayah

hinterland yang telah dipaparkan diatas, maka wilayah pembangunan ( WP ) di Kabupaten Merangin dibagi dalam 4 ( empat ) wilayah

pembangunan, yang meliputi :

1. Wilayah Pembangunan A

WP A dengan pusat pengembangan Bangko, mempunyai cakupan wilayah :

▪Kecamatan Bangko

▪Kecamatan Bangko Barat

▪Kecamatan Nalo Tantan

▪Kecamatan Batang Mesumai

Luas wilayah WP A adalah 1.616 Km2 ( 21.04 % dari total luas wilayah Kabupaten Merangin).

2. Wilayah Pembangunan B

WP B dengan pusat pengembangan Tabir, mempunyai cakupan wilayah :

▪Kecamatan Tabir.

▪Kecamatan Tabir Timur

▪Kecamatan Tabir Ilir

▪Kecamatan Tabir Barat

▪Kecamatan Tabir Ulu.

(5)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Luas wilayah WP B adalah 1802.01 Km2 (23% dari total luas wilayah Kabupaten Merangin).

3. Wilayah Pembangunan C

WP C dengan pusat pengembangan Pamenang dan Sungai Manau, mempunyai cakupan wilayah :

▪Kecamatan Pamenang.

▪Kecamatan Pamenang Barat

▪Kecamatan Renah Pamenang

▪Kecamatan Pamenang Selatan

▪Kecamatan Sei. Manau.

▪Kecamatan Tiang Pumpung

Luas wilayah WP C adalah 1897 Km2 (24.70% dari total luas wilayah Kabupaten Merangin).

4. Wilayah Pembangunan D

WP D dengan pusat pengembangan Ma. Siau mempunyai cakupan wilayah :

▪Kecamatan Ma. Siau.

▪Kecamatan Lembah Mesurai.

▪Kecamatan Jangkat

▪Kecamatan Sungai Tenang

Luas wilayah WP D adalah 3283 Km2 (42.75% dari total luas wilayah Kabupaten Merangin).

a.1. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah.

Sistem pengembangan jaringan prasarana wilayah, pada dasarnya mencakup berbagai bentuk penyediaan jaringan prasarana wilayah. Sistem jaringan yang termasuk dalam jaringan prasarana wilayah ini mencakup jaringan jalan, jaringan irigasi, jaringan Fasilitas Umum dan jaringan Fasilitas Sosial. Adapun uraian secara rinci terhadap jaringan prasarana tersebut adalah sebagai berikut :

(6)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 a.1.1. Sistem Prasarana Transportasi Wilayah

Pengembangan sistem transportasi dimaksudkan untuk memudahkan interaksi antar pusat, pusat dengan wilayah belakangnya, pusat dengan kawasan strategis/prioritas dan pusat dengan wilayah yang lebih luas, sehingga akan mendorong perkembangan kegiatan perekonomian wilayah. Kebutuhan pengembangan sistem transportasi wilayah :

1. Pembentukan struktur jaringan jalan yang berhirarki, sehingga fungsi jaringan jalan yang dituju dapat diwujudkan.

2. Pengembangan transportasi armada angkutan secara terpadu dilengkapi dengan terminal.

3. Memanfaatkan secara optimal prasarana transportasi yang telah serta pembangunan prasarana transportasi baru maupun peningkatan fungsi prasarana yang ada.

Sistem jaringan transportasi wilayah yang ada menyangkut rencana program pengembangan sebagai berikut :

A. Rencana Pembangunan Transportasi Darat

Sistem jaringan jalan merupakan aspek penting dalam membentuk struktur ruang wilayah. Peranan jaringan jalan sebagai penghubung antar komponen kegiatan antar wilayah kecamatan dan komponen kegiatan antar kabupaten, disamping itu jaringan jalan akan sangat mempengaruhi bentuk struktur tata ruang kabupaten.

Permasalah utama sistem jaringan jalan adalah keterbatasan daya jangkau jaringan jalan untuk menghubungkan tiap-tiap kecamatan sehingga pergerakan internal maupun eksternal relatif masih kurang memadai. Kualitas jaringan jalan yang tidak memadai menjadikan sistem pergerakan internal maupun eksternal wilayah menjadi terhambat sebagai akibat tipe permukaan perkerasan batu ataupun masih berupa tanah.

(7)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 Kondisi Eksisting yang ada

1. Dari data terlihat bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Merangin memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi antara koto-kota di beberapa kecamatan dan rendah pada desa-desa tertentu yang terletak diwilayah pinggiran. Kondisi ini merupakan kendala yang cukup besar untuk mendukung segi pemasaran hasil produksi maupun pemasukan sarana produksi.

2. Tingkat aksesibilitas transportasi darat di beberapa desa terpencil rendah berarti un-efesiensi yang terjadi atau terjadinya cost yang sangat besar dari pergerakan aktivitas dan produksi yang mengakibatkan keterhambatan pertumbuhan ekonomi.

Dalam kaitannya dengan pengembangan jaringan jalan perlu pembukaan jalur-jalur baru yang berfungsi sebagai kolektor dan distribusi pada kawasan-kawasan sentra produksi atau berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sektor ekonomi. Untuk meningkatkan efesiensi pergerakan, meningkatkan pembinaan jalan dan pengaturan lalu lintas, perlu penegasan fungsi dan peranan jaringan jalan yang melintasi atau menghubungkan Kabupaten Merangin dengan Provinsi atau kabupaten lainnya serta jaringan jalan yang melayani pergerakan dalam kabupaten sendiri.

Jalan mempunyai suatu sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya membentuk suatu hubungan berhirarki. Menurut peranan pelayanan jasa distribusinya, sistem jaringan jalan terdiri dari :

1. Sistem jaringan primer, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk mengembangkan semua wilayah baik di tingkat nasional, provinsi maupun

(8)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

kabupaten dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota,

2. Sistem jaringan sekunder, yaitu jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat kota.

Rencana pengembangan jaringan jalan dan rencana pengaturan dan tata jenjang jaringan jalan sesuai dengan ketentuan diatas : 1. Sistem Jaringan Arteri Primer untuk pelayanan pergerakan

regional.

► Jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan Provinsi Jambi (Kabupaten Sarolangun – Bangko – Kabupaten Bungo). Pergerakan ini merupakan simpul yang sangat penting karena Kota Bangko merupakan kota yang akan diarahkan sebagai sub pusat pengembangan wilayah (Kota Hirarki 1) yang akan menjadi pusat pelayanan jasa dan distribusi yang akan menghubungkan pergerakan regional. Provinsi Jambi (Kabupaten Sarolangun – Bangko – Kabupaten Bungo). Pergerakan ini merupakan simpul yang sangat penting karena Kota Bangko merupakan kota yang akan diarahkan sebagai sub pusat pengembangan wilayah (Kota Hirarki 1) yang akan menjadi pusat pelayanan jasa dan distribusi yang akan menghubungkan pergerakan regional. Perlu pengembangan dan peningkatan ruas jalan karena sekaligus merupakan jalur ekonomis dengan berkembangnya sentra-sentra produksi perkebunan terutama perkebunan karet dan sawit.

► Ruas jalan yang menghubungkan Ibukota Provinsi Jambi melewati Kabupaten Bungo dan Kabupaten Sarolangun. Ruas jalan ini memiliki arti yang sangat penting karena fungsi Kota Bangko sebagai pusat pengembangan wilayah dan merupakan outlet regional sebagai jalur utama

(9)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

pergerakan karena mempunyai akses untuk melayani pergerakan antar kabupaten dan antar provinsi.

2. Sistem Jaringan Kolektor Primer

► Ruas jalan Kota Bangko – Pasar Bawah – Pasar Atas –

menuju Kecamatan Sungai Manau. Simpul pergerakan ini merupakan jalur pergerakan internal kabupaten sejalan dengan pengembangan sentra-sentra produksi, jalur ini menghubungkan dua simpul pusat pertumbuhan, yang peranannya sangat penting dalam melayani dan menumbuhkembangkan wilayah belakang yaitu Kota Bangko dan Sungai Manau.

3. Sistem Jaringan Lokal Primer

► Ruas Jalan lingkungan kota yaitu sistem jalan lingkungan di Kota Bangko yang merupakan akses pergerakan dalam kota khususnya daerah permukiman dan pelayanan jasa. ► Ruas jalan yang menghubungkan Kota Bangko – Desa

Lubuk Gaung, Desa Langling – Desa Talang Kawo serta arah menuju Desa Sungai Kapas.

► Ruas Jalan yang menghubungkan Rantau Panjang – Rawa Jaya serta simpang Desa Seling – Muara Jernih.

Ruas jalan diatas merupakan ruas jalan yang menghubungkan desa-desa yang relatif padat sekaligus merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan wilayah belakang.

Agar tercapainya keseimbangan dan kemudahan aktivitas perhubungan dalam pengembangan wilayah dimasa mendatang, maka perlu diusulkan pengadaan terminal kota sebagai terminal pendukung yang resprentatif terutama untuk pusat-pusat pertumbuhan wilayah. Kecamatan-kecamatan yang memeungkinkan adanya terminal yaitu pada kota-kota yang memang diprioritaskan sebagai pusat pertumbuhan dan

(10)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

pengembangan wilayah yaitu Kota bangko dengan kota-kota dikecamatan lainnya.

B. Rencana Pembangunan Prasarana Pengairan

Pemakaian air bersih merupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi oleh penduduk secara rutin guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Baik buruknya pelayanan air bersih akan sangat tergantung pada kesediaan bahan baku air untuk pengelolaan lebih lanjut. Selain sebagai sumber air bagi masyarakat, air juga sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan industri dan juga untuk pengairan pertanian dan perkebunan. Hingga saat ini sumber bahan baku air yang tersedia untuk diolah dan dijadikan air bersih, umumnya diambil dari sumber bahan baku air sungai. Selain dari sungai, alternative lain untuk memperoleh bahan baku adalah dari sumber mata air. Sistem prasarana pengairan perlu diberi perhatian khusus, karena terdapat kendala dan permasalahan yang timbul terhadap tata air sebagai sarana pengairan serta sebagai pengendalian banjir. Oleh karena itu perlu adanya penataan kembali tata air yang meliputi tata saluran ditata kembali dengan sasaran pengembalian fungsi, dengan demikian diperlukan usaha-usaha konservasi air baik yang mencakup energi, kuantitas maupun kualitas.

C. Rencana Jaringan Pelayanan Fasilitas Umum ( FU )

Dalam penyediaan fasilitas pelayanan umum ini digunakan asumsi bahwa setiap pusat pelayanan yang lebih tinggi merangkap dan melayani juga pusat lainnya yang lebih rendah. Ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan merupakan pusat-pusat permukiman yang mempunyai peranan penting dalam pengembangan wilayah Kabupaten Merangin terutama bila dilihat dari fungsinya sebagai pusat administrasi pemerintahan.

(11)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Hirarki suatu kota dapat menunjukkan besaran kota sekaligus peranan kota tersebut dalam memberikan pelayanan kepada wilayah belakangnya. Besaran suatu kota ditunjukkan oleh jumlah penduduknya sedangkan peranan kota ditentukan oleh fungsi pelayanan yang dapat diberikan. Dengan demikian, peranan kota ditentukan oleh kelengkapan dan kualitas fasilitas yang tersedia yang mencerminkan tingkat kemampuan suatu kota dalam memberikan pelayanan.

Fasilitas yang harus dikembangkan di Kabupaten Merangin meliputi fasilitas sosial dan ekonomi. Fasilitas sosial meliputi pendidikan, peribadatan, kesehatan, dan fasilitas pelayanan umum. Sedangkan fasilitas ekonomi meliputi fasilitas perdagangan, jasa dan sebagainya. Adapun pengembangan fasilitas tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

a. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan sangat penting artinya bagi masyarakat karena merupakan factor penunjang pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Distribusi kegiatan fasilitas tersebut sebaiknya disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta sesuai dengan konsep lingkungan yang diharapkan. Fasilitas pendidikan ini meliputi SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi (DIII). Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

1. Untuk Sekolah Dasar pelayanan yang ada sekarang sudah mencukupi untuk beberapa kecamatan sedangkan untuk Kecamatan Bangko, Pamenang, Tabir dan Tabir Selatan masih rendah untuk itu sampai akhir tahun 2020 perlu tambahan unit sebanyak 19 unit yang lokasinya diperuntukkan di kecamatan tersebut.

2. Sekolah Menengah Pertama, pelayanan yang ada sekarang sudah mencukupi dibeberapa daerah kecamatan untuk melayani kebutuhan penduduk di Kabupaten Merangin,

(12)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

sampai pada akhir tahun rencana 2020 dibutuhkan penambahan 7 unit untuk Kecamatan Bangko, Pamenang (6 unit), Tabir (7 unit), Jangkat (7 unit), Ma. Siau (10 unit), Lembah Mesurai (7 unit), Sei. Manau (6 unit), Tabir Ulu (5 unit) dan Tabir Selatan (6 unit).

3. Fasilitas SMA di Kabupaten Merangin saat ini dirasakan belum mencukupi yang jumlahnya hanya 22 unit dan tersebar dibeberapa kecamatan. Fasilitas ini membutuhkan penambahan sebanyak 40 unit dengan perincian penambahan Kecamatan Jangkat (3 unit), Ma. Siau (3 unit), Lembah Mesurai (3 unit), Pamenang (8 unit), Bangko (8 unit), Sei. Manau (3 unit), Tabir (6 unit), Tabir Ulu (3 unit) dan Tabir Selatan (3 unit).

4. Perguruan Tinggi/Akademik (DIII) diKabupaten Merangin sampai dengan tahun 2005 sudah terbangun sebanyak 5 unit dan terkosentrasi di Kecamatan Bangko, pada tahun rencana dalam meningkatkan pendidikan bagi masyarakat kota dan desa diperkirakan perlu adanya penambahan Perguruan Tinggi sebanyak 4 unit yang lokasinya sebaiknya di bangun pada Kecamatan Pamenang dan Tabir.

Untuk penempatan lokasi fasilitas pendidikan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Terhindar dari pusat-pusat keramaian.

b. Lokasi fasilitas pendidikan diletakkan sesuai dengan jenjang pusat pelayanan/pusat pengembngan kota.

c. Letak kawasan SD hendaknya dikelompokkan dengan kelompok kegiatan lain yang mempunyai skala pelayanan setingkat fasilitas pendidikan tersebut, misalnya taman lingkungan dan sebagainya.

Khususnya untuk fasilitas pendidikan dengan jenjang terendah (SD dan dibawahnya), penyediaan sampai ke pelosok desa.

(13)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 b. Fasilitas Kesehatan

Tingkat pelayanan kesehatan terutama pada kecamatan-kecamatan baru dan wilayah diluar pusat-pusat kecamatan-kecamatan masih kurang memadai. Hal ini dikarenakan daerah tersebut sukar dijangkau, sehingga fasilitas kesehatan dan tenaga medisnya banyak terkosentrasi pada pusat-pusat kecamatan. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan di Kabupaten Merangin tahun 2020 diperoleh penjelasan sebagai berikut :

• Fasilitas Balai Pengobatan yang ada saat ini di Kabupaten Merangin masih belum mencukupi kebutuhan penduduknya. Selain itu, persebaran fasilitas ini juga belum merata. Pada tahun 2020 kebutuhan fasilitas Balai Pengobatan adalah 114 unit dengan luas seluruh unitnya 68.400 m2.

• Puskesmas, setiap unitnya dapat melayani penduduk sebanyak 30.000 jiwa dengan luas 600 m2, sedangkan untuk penduduk yang berjumlah diatas 120.000 jiwa dilayani oleh 1 unit dengan luas 1.500 m2. keberadaan fasilitas puskesmas sekarang ini masih mencukupi hingga tahun 2020 kecuali Kecamatan Lembah Masurai perlu penambahan 2 unit dan Kecamatan Tabir Selatan 1 unit.

• Puskesmas Pembantu, setiap 1 unit fasilitas ini mampu melayani penduduk sebanyak 6000 jiwa dengan luas tiap unitnya 300 m2. keberadaan fasilitas ini sampai pada saat ini masih mencukupi hingga tahun 2020.

Penentuan lokasi kebutuhan fasilitas kesehatan pada setiap kecamatan di Kabupaten Merangin dengan mempertimbangkan factor-faktor sebagai berikut :

a. Mempunyai daya hubung yang baik untuk memperoleh efesien pelayanan dan mudah untuk ditempuh.

(14)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

b. Keadaan lingkungan, lingkungan yang ideal bagi penempatan lokasi fasilitas kesehatan harus terhindar dari keramaian.

c. Berada pada lokasi yang telah memiliki utilitas yang baik seperti jaringan listrik, air bersih dan sebaginya.

c. Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Merangin pada umumnya sudah memenuhi kebutuhan penduduknya, terutama fasilitas mesjid. Proyeksi kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2020 tidak mengalami kenaikan yng berarti, hal ini dikarenakan fasilitas peribadatan yang ada sekarang sudah mencukupi. Kalaupun dibutuhkan pengembangannya sampai dengan tahun 2020 maka kurang perlu diadakan penambahan jumlah fasilitas hanya kualitasnya saja yang diperbaiki. Khususnya untuk fasilitas peribadatan pura dan vihara pemerintah sebaiknya mempertimbangkan pembangunannya agar ketersediaan fasilitas peribadatan di Kabupaten Merangin merata terhadap pemeluk agama lainnya.

Oleh karena itu untuk penempatannya hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Lokasi di tempat yang tenang dan mudah dijangkau. b. Lokasi diutamakan pada pusat-pusat lingkungan

permukiman.

d. Fasilitas Perdagangan Jasa

Kebutuhan akan fasilitas perdagangan pada setiap kecamatan di Kabupaten Merangin terdiri dari :

• Warung/kios, sedapat mungkin setiap 250 penduduk terlayani oleh 1 unit dengan luas tiap unitnya 100 m2.

(15)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

diperkirakan pada tahun 2020 kebutuhan warung/kios adalah sebanyak 1.498 unit dengan lus keseluruhan 149.889 m2.

• Pertokoan, setiap 2500 penduduk dilayani oleh 1 unit dengan luas 1200 m2. untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pertokan pada tahun 2020 diperlukan penambahan unit-unit toko disetiap kecamatan dengan perkiraan kebutuhannya adalah 150 unit dengan luas seluruhnya 179.867 m2.

• Pusat Perbelenjaan Lingkungan, setiap unitnya dapat melayani 30.000 penduduk dengan luas unit 13.500 m2. untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pada tahun 2020 diperlukan penambahan unit-unit pusat perbelanjaan di setiap kecamatan dengan perkiraan kebutuhannya adalah 12 unit dan luas seluruhnya 168.625 m2.

• Puisat Perbelanjaan, setiap unitnya dapat melayani penduduk sebanyak 120.000 orang dengan luas 36.000 m2. untuk fasilitas ini diprioritaskan pada kecamatan yang berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Wilayah yaitu Kota Bangko.

Pengalokasian fasilitas perdagangan di Kabupaten Merangin dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Rencana pengembangan fasilitas perdagangan disesuaikan dengan rencana jaringan jlan dan didukung oleh utilitas yang baik.

b. Lokasi sebaiknya tidak dekat dengan fasilitas peribadatan dan fasilitas pendidikan.

c. Lokasi sebaiknya dekat dengan lokasi permukiman dan terjangkau oleh transportasi umum.

(16)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 e. Fasilitas Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kabupaten Merangin sekarang ini kebanyakan menggunakan air sungai, air tanah dan PDAM. Untuk menyediakan air bersih pada dasarnya dilandasi target nasional, bahwa 80% masyarakat perkotaan dan 60% masyarakat pedesaan terlayani air bersih. Tujuan utama perencanaan di sini adalah untuk menjadikan semua kecamatan memiliki penyediaan air bersih dengan system perpipaan yang baik tahun 2020.

Kebutuhan air bersih di Kabupaten Merangin untuk penggunaan domestik (rumah tangga) tahun 2020 adalah sebanyak 828,25 lt/det. Sedangkan untuk kebutuhan non domestik (sosial) adalah sebanyak 41,41 lt/det. Pengembangan fasilitas air bersih pada saat telah dilakukan pembangunan sumur bor dengan kapasitas 30 lt/det – 60 lt/det atu dengan mempergunakan IPA Gravitasi (pegunungan) dalam men-supply kebutuhan air bersih daerah pinggiran seperti di Kecamatan Jangkat dan Sei. Manau. Untuk mengantisipasi hal tersebut dan mengingat sumber air yang terbatas maka perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai potensi dan kualitas sumber air (air permukaan ataupun air tanah), kapasitas air yang dapat dimanfaatkan dan system pengolahan yang efesien.

Sistem jaringan perpipaan akan dipakai untuk melayani kebutuhan diperkotaan sedangkan di pedesaan adalah non-perpipaan. Jaringan perpipaan ini sebaiknya menggunakan pipa PVC dan sedapat mungkin dicari jalur dan bentuk jaringan pipa yang menhemat sisa tekanan titik layanan terjauh.

(17)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 f. Fasilitas Penerangan ( Listrik )

Pada umumnya kebutuhan pelistrikan di Kabupaten Merangin baik didaerah perkotaan dan pedesaan terlayani oleh jaringan PLN. Untuk tahun-tahun mendatang mengingat perkembangan penduduk terus meningkat, kebutuhan akan penerangan listrik juga akan mengalami pertamabahan.

Rencana penyediaan kebutuhan energi listrik, selain untuk meningkatkan kebutuhan energi/kapita/tahun, juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat sehingga dapat membantu kegiatan sosial dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Merangin.

Rencana peningkatan kualitas pelayanan dalam bentuk sebagai berikut :

a. Mempercepat dan mempermudah prosedur permohonan berlangganan, terutama bagi desa-desa yang belum belistrik.

b. Sedapat mungkin meminimalkan gangguan.

c. Mencukupi kebutuhan untuk rumah tangga maupun fasilitas umum.

Berdasarkan analisa kebutuhan listrik di Kabupaten Merangin tahun 2020, dapat diperkirakan sebagai berikut :

• Rumah Tangga, sebesar 168.625,76 kilowatt.

• Fasilitas Umum, sebesar 50.588 kilowatt.

• Penerangan Jalan Umum, sebesar 3.373 kilowatt.

g. Fasilitas Pelayanan Telekomunikasi

Pada prinsipnya pemasangan jaringan telekomunikasi ditujukan untuk peningkatan arus informasi yang bersifat timbal balik dan perluasan jangkauan penerangan dalam upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Dengan semakin berkembangnya penduduk, maka semakin banyak pula informasi yang diperlukan. Untuk

(18)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

meksud tersebut perlu dikembangkan system jaringan telepon terutama pemasangan telepon-telepon umum pada pusat-pusat pertokoan dan kecamatan dengan tujuan agar penduduk yang belum memiliki fasilitas jaringan telepon dapat terlayani kebutuhannya.

Media telekomunikasi yang umum dipergunakan di Kabupaten Merangin adalah pos, telepon serta telegram. Untuk meningkatkan pelayanan di masa mendatang rencana pengembangan yang dilakukan adalah :

• Peningkatan kemampuan-kemampuan pelayanan dan memperluas jangkauan pelayanan melalui penambahan kapasitas sambungan di setiap STO.

• Peningkatan pelayanan telepon umum yang merata di seluruh wilayah kabupaten meliputi box telepon dan wartel.

b. Pola Pemanfaatan Ruang

Pola pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran tentang pemanfaatan ruang wilayah secara menyeluruh, baik untuk ruang yang berfungsi sebagai kawasan lindung maupun budidaya, termasuk yang belum ditetapkan dalam rencana Tata Ruang Wilayah nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Pola pemanfaatan ruang ini, secara umum menyangkut rincian terhadap pemanfaatan kawasan lindung dan rincian terhadap kawasan budidaya. Adapun rincian kawasan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

b.1. Kawasan Pemanfaatan Lindung

Tujuan utama penetapan kawasan lindung dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin adalah untuk melindungi sumberdaya alam atau buatan yang ada didalamnya juga ditujukan untuk mencegah berbagai kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan baik pada kawasan lindung maupun sekitarnya.

(19)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Oleh karena itu penetapan kawasan lindung merupakan suatu bentuk perlindungan yang didasari oleh pentingnya melestarikan dan meningkatkan kualitas lahan yang memang potensial untuk dibudidayakan.

Berdasarkan Kepres No. 132 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, yang termasuk ke dalam kawasan lindung adalah sebagai berikut :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahnya, yaitu :

a. Kawasan Hutan Lindung, b. Kawasan Resapan Air, c. Kawasan Bergambut.

2. Kawasan Perlindungan Setempat, yaitu : a. Kawasan Sempadan Pantai,

b. Kawasan Sempadan Sungai, c. Kawasan Sekitar Danau/Waduk, d. Kawasan Sekitar Mata Air.

3. Kawasan Suaka Alam, Taman Nasional dan Cagar Budaya, yaitu : a. Kawasan Suaka Alam,

b. Kawasan Taman Nasional, c. Kawasan Taman Hutan Raya, d. Kawasan Taman Wisata Alam,

e. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan. 4. Kawasan Rawan Bencana.

Kawasan lindung mutlak diperlukan di wilayah Kabupaten Merangin, baik untuk perlindungan pada wilayah yang lebih luas maupun untuk perlindungan pada lingkup wilayah kabupaten. Pada dasarnya kondisi fisik alam Kabupaten Merangin mempunyai sifat sebagai daerah tangkapan air, mudah ter-erosi pada daerah pinggiran yang terjal khususnya diwilayah perbukitan. Pada akhirnya akan mempengaruhi daya dukung alam untuk mendukung keberlanjutan kegiatan budidaya yang

(20)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

selanjutnya akan menghambat perkembangan perekonomian wilayah dan kesejahteraan masyarakat.

Dari analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa luas kawasan lindung secara keseluruhan diwilayah Kabupaten Merangin adalah 23% dari luas kabupaten, dimana sebaran dominannya terletak selatan kabupaten meliputi Kecamatan Jangkat, Sungai Tenang, Lembah Masurai dan Ma. Siau.

Kawasan bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama. Tujuan perlindungan kawasan ini yaitu melindungi ekosistem dan untuk keperluan cadangan air tanah. Sebaran kawasan bergambut di Kabupaten Merangin diperkirakan tidak ada karena wilayah Kabupaten Merangin merupakan dataran bertopografi pegunungan bukan perairan pantai.

Kawasan sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kanan kiri sungai termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk melindungi sungai dari kegiatan yang dapat merusak kualitas air sungai, fisik tepi dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Kawasan ini tersebar disepanjang kanan kiri sungai dengan jarak sekurang-kurangnya 200 meter.

Kawasan sempadan pantai adalah kawasan sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Maksud perlindungan dari kawasan sempadan pantai adalah untuk melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian fungsi pantai. Kawasan ini berada di daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Di daerah Kabupaten Merangin tidak terdapat kawasan ini dikarenakan wilayah Kabupaten Merangin merupakan dataran dengan topografi dataran bukit dan pegunungan.

(21)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Kawasan Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan. Tujuan perlindungan kawasan ini yaitu untuk pengembangan pendidikan, rekreasi, pariwisata dan peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya serta perlindungan dari pencemaran. Di Kabupaten Merangin terdapat Taman Nasional yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang sebagian besar terdapat di Kecamatan Jangkat, Sungai Tenang dan sebagian kecil lainnya di Kecamatan Lembah Masurai dan Ma. Siau.

Permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan kawasan lindung di Kabupaten Merangin adalah adanya penggunaan lahan yang belum sesuai untuk peruntukkan kawasan lindung, yaitu berupa hutan belukar, semak/alang-alang, tegalan dan hutan tanaman industri. Untuk itu diperlukan tindakan-tindakan untuk mengarahkan kegiatan tersebut menjadi kawasan yang mempunyai fungsi lindung.

Kawasan lindung di Kabupaten Merangin hendaknya dipertahankan dan dikembalikan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan sebagai kawasan lindung untuk tetap :

▪ Meningkatkan kesuburan tanah untuk mendukung kegiatan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan.

▪ Meningkatkan ketersediaan air tanah dalam mendukung kebutuhan masyarakat dan kegiatan budidaya pertanian, perkebunan, peternakan dan industri.

▪ Terjaganya kualitas sungai untuk mendukung kegiatan perikanan.

b.1.1. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung

Undang-undang Tata Ruang menyebutkan bahwa di dalam kawasan lindung tidak diperkenankan adanya kegiatan penggunaan lahan untuk tujuan budidaya kecuali kegiatan yang sifatnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. Kegiatan dalam pengelolaan kawasan lindung antara lain :

(22)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

1. Mempertahankan luasan dan fungsi kawasan hutan lindung dan fungsi resapan.

2. Peningkatan kesadaran lingkungan,

3. Mengeluarkan kegiatan budidaya yang ada didalam kawasan lindung untuk dikembalikan pada fungsi utamanya,

4. Pengaturan irigasi,

5. Pengendalian pertumbuhan dan kosentrasi penduduk/permukiman serta kegiatan sektoral yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lindung,

6. Diperlukannya tindakan-tindakan untuk mengarahkan kegiatan diluar fungsi lindung menjadi kawasan yang mempunyai fungsi lindung. Tindakan tersebut antara lain dapat berupa kegiatan reboisasi.

Kegiatan penggunaan lahan disekitar kawasan lindung yang perlu mendapatkan perhatian secara serius dan terkendali/dipantau adalah penyebaran permukiman penduduk, penebangan hutan, penggunaan lahan selain kawasan lindung dan pembangunan fisik yang dalam tingkat tertentu dapat merusak atau mengurangi fungsi perlindungan lahan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pihak aparat/lembaga terkait harus mampu memberikan informasi mengenai peranan kawasan lindung terhadap kelestarian lingkungan bagi kelangsungan hidup rakyat banyak melalui berbagai jenis penyuluhan pada lembaga organisasi masyarakat atau pada aparat-aparat didaerah terdekat dengan kawasan lindung. Pelanggaran terhadap kegiatan yang dilarang di kawasan lindung dapat dikenakan sangsi atau hukum tertentu sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan di dalam proses pengendalian kawasan lindung tersebut. Kegiatan pembangunan fisik dikawasan lindung hanya diperkenankan jika ditujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian khususnya yang berkaitan dengan pemuliaan tanaman dan sejenisnya tanpa mengganggu kerusakan hayati dan lingkungan hidupnya.

Didalam mengoptimalkan fungsi kawasan lindung di Kabupaten Merangin sesuai yang diarahkan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

(23)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

maka diperlukan adanya kebijaksanaan yang mengikat beserta segala peraturannya sehingga sebagai kawasan lindung benar-benar berfungsi sebagai kawasan yang mampu memberikan perlindungan kawasan bawahnya dan sekitarnya. Adanya kebijaksanaan mengenai pemanfaatan lindung ini merupakan suatu keharusan yang harus segera diterapkan operasionalnya mengingat di Kabupaten Merangin berdasarkan kriteria kawasan lindung memiliki berbagai jenis kawasan lindung seperti kawasan cagar alam, sempadan sungai, taman nasional dan sebagainya. Arahan kebijaksanaan yang perlu diterapkan untuk pemanfaatan kawasan lindung secara konsekuen dan sungguh-sungguh antara lain:

1. Pemberian batasan yang jelas dan tegas semua jenis kawasan lindung yang telah ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku. 2. Kawasan lindung yang telah ditetapkan tersebut agar ditindaklanjuti

terutama dengan rehabilitasi kawasan lindung yang sudah rusak. 3. Pengembalian kawasan lindung ke fungsinya semula terutama karena

adanya penggunaan lahan budidaya di dalam kawasan lindung. 4. Memberikan sanksi bagi semua pihak yang melanggar ketentuan yang

berlaku berkaitan dengan ketentuan pemanfaatan kawasan lindung. b.2. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya mencakup kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan, hutan produksi, perindustrian, pertambangan, pariwisata dan kawasan lainnya.

Rencana penggunaan ruang untuk kawasan budidaya merupakan rencana untuk mencapai tujuan penataan ruang yang telah ditetapkan. Dalam merumuskan rencana penggunaan ruang untuk kawasan budidaya dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

(24)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 2. Konsep pengembangan tata ruang wilayah, 3. Strategi pengembangan tata ruang wilayah,

4. Karakteristik wilayah, baik karakteristik eksternal maupun internal.

Pada dasarnya dari Tujuan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin adalah meningkatnya peranan ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui untuk kemakmuran masyarakat dan mengarah kepada pengembangan agroi ndustri berbasis masyarakat. Berdasarkan tujuan ini, Konsep Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin mengarahkan pada terciptanya pusat-pusat produksi yang mempunyai kemudahan untuk berinteraksi dengan pasar, baik internal maupun eksternal, dan dengan wilayah belakangnya, yang mempunyai potensi produksi, khususnya berkaitan dengan potensi sumberdaya alam spesifik yang dimiliki, yang bersifat dapat diperbaharui. Oleh karena itu Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin terutama diarahkan untuk memberikan dorongan kemudahan berkembangnya interaksi wilayah dan berkembangnya pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan mengembangkan sistem dan mekanisme pengelolaan agro industri.

Berdasarkan hasil analisis yang mempertimbangkan aspek permintaan, peluang pasar, produksi, potensi lahan, sumber daya manusia, potensi pertumbuhan usaha, serta pengembangan kearah agro industri dan agro bisnis – terdapat berbagai urutan komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Merangin terutama komoditas perkebunan, tanaman pangan, perikanan dan kehutanan.

(25)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Tabel 3.6. Klasifikasi Komoditas Unggulan Di Kabupaten Merangin

No. SUB – SEKTOR PERINGKAT UNGGULAN

I II III IV V

A Tanaman Pangan dan Holtikultura 1. Tanaman Pangan Padi Sawah

Padi Ladang Jagung Ubi dan kayu Ubi jalar

Kc.

Kedelai Kc. Hijau Kc. Tanah

B Perkebunan Kelapa Sawit

Kelapa Karet Casievera

Coklat Kopi Lada

C Perikanan

1. Budidaya Tambak

2. Budidaya

Kolam/Keramba

Ikan Lele

Ikan Nila Ikan

Patin Ikan Mujair

D Kehutanan Rotan E Peternakan 1. Ternak Besar 2. Ternak Kecil 3. Unggas Sapi Kambing Ayam Buras Kerbau Ayam Pedaging Domba Itik Sumber : Hasil Analisis

Untuk lebih jelasnya pengembangan komoditas unggulan diatas serta penyebarannya, maka akan dijelaskan Rencana Pengembangan Budidaya Kabupaten Merangin sebagai berikut :

A. Kawasan Hutan

Kabupaten Merangin merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai potensi sumberdaya alam melimpah dan sebagian besar adalah hutan. Kabupaten Merangin dikaruniai sumberdaya hutan yang luasnya tercatat 344.011ha, yang terdiri dari hutan produksi, hutan lindung, merupakan penggunaan lahan yang paling dominan dimana hampir 45% dari total luas wilayah kabupaten. Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan produksi tersebut selain berfungsi produksi juga menjadi buffer penyangga antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung serta wilayah hulu suatu daerah. Karena adanya dua fungsi tersebut maka dalam pengembangan kawasan hutan produksi perlu tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungannya.

(26)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Kawasan hutan produksi walaupun dapat dieksploitasi secara tepat namun perlu dilakukan secara arif seperti pelaksanaan tebang pilih, serta sektor dan tata cara penebangan yang bersifat konservatif. Pengelolaan Hutan Produksi perlu mempertahankan azas konservasi tanaman dan air.

Selain itu hutan alam dalam kawasan hutan produksi ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan hutan budidaya (Hutan Tanaman Industri atau campuran), khususnya pada kawasan-kawasan yang telah gundul, semak belukar dan bekas perladangan. Budidaya tanaman campuran pada kawasan ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan studi yang mendalam.

Untuk itu maka arahan untuk pengelolaan kawasan hutan di Kabupaten Merangin adalah sebagai berikut :

▪ Penataan kembali kawasan hutan produksi/pengukuran batas dalam (Enclave Penggunaan Non Hutan).

▪ Reboisasi/rehabilitasi kawasan hutan yang telah rusak.

▪ Pengendalian perambahan.

▪ Melakukan pembinaan dan pengembangan hutan rakyat.

▪ Pembinaan dan pengembangan masyarakat yang berada disekitar kawasan hutan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kedepan adalah tingkat kapasitas produksi yang harus sebanding dengan potensi alami sumberdaya serta tingkat pelestarian kembali kondisi sumberdaya yang telah di eksploitasi. Keseimbangan tersebut yang secara umum tidak hanya di Kabupaten Merangin menjadi permasalahan utama pengembangan sektor kehutanan. Oleh karena itu dalam rencana pengembangan sektor kehutanan sesuai dengan kriteria fisik dan sesuai dengan ketentuan TGHK Kabupaten Merangin ditetapkan :

1. Kawasan Hutan Produksi ditetapkan dengan luasan 122.15 Ha. 2. Kawasan Hutan Produksi Terbatas ditetapkan dengan luasan

(27)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 B. Kawasan Pertanian Lahan Basah

Potensi pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Merangin cukup besar dan memberikan potensi diwilayah Kabupaten Merangin bagian hilir, karena daerah hilir mempunyai kedalaman efektif lebih dari 90 cm, dan tanah yang dalam lebih banyak terdapat jenis tanah alluvial, regosol, pedsolik, gley humus. Tanah dengan karakteristik tersebut banyak dijumpai disepanjang kiri kanan jalur aliran sungai dan rawa terutama mulai dari bagian tengah sampai ke hilir sungai. Makin ke hilir daerah endapan semakin luas. Oleh karena itu pengembangan tanaman pangan sangat potensial dikembangkan di bagian hilir Timur dan Barat Kabupaten Merangin. Usaha tani tanaman pangan dan holtikultura di Kabupaten Merangin umumnya sudah berorientasi pasar, selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jika dilihat dari aspek penyebaran budidayanya, maka tanaman padi sawah diusahakan di semua kecamatan yang sebagian besar wilayahnya merupakan areal persawahan. Daerah persawahan terdapat didaerah Timur dan Barat ke arah hilir sungai karena terdapat banyak endapan alluvium berupa endapan sungai yang kaya akan unsur hara, seperti Kecamatan Sungai Manau, Tabir, Pamenang sebagian Kecamatan Bangko.

Pengembangan budidaya pertanian lahan basah dilakukan melalui intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas lahan yang saat ini tercatat berada dibawah produktivitas nasional untuk kawasan lainnya di Sumatera. Kondisi tersebut disebabkan oleh pola tanam 1 kali tanam dalam setahun untuk sebagian besar areal pertanian sawah, walaupun telah tersedia jaringan irigasi. Untuk itu, diperlukan perbaikan prasarana irigasi serta peningkatan efektifitas pemanfaatannya. Melalui kebijakan untuk mempertahankan dan memperluas areal pertanian lahan basah yang ada, maka peningkatan produktivitas dilakukan melalui pola tanam 2 kali setahun, terutama bagi areal yang dilayani oleh jaringan irigasi dengan luas

(28)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

pengembangan pertanian (sesuai dengan kriteria pengembangan fisik dan budidaya lahan) 396.524.60 Ha.

Tabel 4.2. Intensitas dan Luas Tanam Padi Di kabupaten Merangin

No. Nama Daerah Irigasi

/Daerah Rawa Kecamatan Intensitas (IP)

Luas Tanam (Ha) Produksi Padi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) IRIGASI

1 DI. Lintang Sei. Manau 200 130 494 3.80

2 DI. Nilau Sei. Manau 200 118 448 3.80

3 DI. Supermin Sei. Manau 200 120 432 3.60

4 DI. Pelipan Sei. Manau 200 150 570 3.80

5 DI. Tanjung Mudo Sei. Manau 200 180 684 3.80

6 DI. Nagan Sei. Manau 200 182 692 3.80

7 DI. Birun Sei. Manau 200 238 881 3.70

8 DI. Tiangko Sei. Manau 200 200 760 3.80

9 DI. Petepah Tabir 100 50 200 4.00

10 DI. Semayo Tabir 100 100 400 4.00

11 DI. Sembilang Tabir 200 468 1.872 4.00

12 DI. Ulak Tabir 100 100 300 3.00

13 DI. Betuk Tabir 150 555 1.755 3.20

14 DI. Beringin Pamenang 100 30 114 3.80

15 DI. Karang Birahi Pamenang 200 130 507 3.90

16 DI. Nibung Bangko 100 5 16 3.20

RAWA

1 DR. Margoyoso Tabir 100 200 720 3.60

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Merangin

C. Kawasan Pertanian Lahan Kering

Budidaya padi ladang terkosenterasi pada bagian Utara dan Timur Kabupaten Merangin, ini sesuai dengan kesesuain lahan bahwa

(29)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

bagian Utara Kabupaten Merangin sesuai untuk budidaya lahan kering dan perkebunan. Perkembangan pertanian lahan kering di Kabupaten Merangin dilakukan melalui perluasan lahan pada areal yang sesuai dengan peningkatan produktivitas lahan melalui program intensifikasi. Pada akhir tahun perencanaan, lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian lahan kering dan buah-buahan diperkirakan seluas 7.487 Ha dan direncanakan untuk tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah dan buah-buahan. Pengembangan pertanian lahan kering diarahkan di Kecamatan Tabir, Tabir Ulu, Tabir Selatan, dan Kecamatan Pamenang.

D. Rencana Pengembangan Komoditi Sektor Perkebunan

Rencana pengembangan komoditi unggulan pada dasarnya bertitik tolak pada arahan penggunaan lahan atau berdasarkan kesesuaian lahan untuk peruntukan ditiap-tiap wilayah yang akan dikembangkan. Dalam pengembangan potensi pertanian dan perkebunan ini, lebih diarahkan dalam pengembangannya pada keadaan atau situasi dan kondisi penggunaan lahan eksisting dan potensi pengembangan untuk yang akan datang. Dalam hal ini aspek penggunaan lahan yang dapat dikembangkan pada masa yang akan datang adalah ditinjau dari aspek penggunaan lahan untuk kondisi sekarang yaitu luas dan sebaran ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan potensi perkebunan.

Rencana pemanfaatan lahan untuk pengembangan perkebunan di Kabupaten Merangin akan lebih diarahkan pada pemanfaatan lahan untuk pengembangan komoditi perkebunan dan luas lahan pengembangan tiap-tiap kecamatan adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan Jangkat : komoditi perkebunan yang berpotensial dikembangkan di kecamatan ini adalah komoditi Kopi, Casievera

(30)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

dan Nilam dengan luas lahan yang dikembangkan sebesar 27.363 Ha.

2. Kecamatan Sungai Manau : komoditi perkebunan yang berpotensial dikembangkan di kecamatan ini adalah komoditi Karet Unggul, Kelapa Sawit dan Nilam dengan luas lahan yang dapat dikembangkan sebesar 4.817 Ha.

3. Kecamatan Muara Siau dan Lembah Mesurai : komoditi perkebunan yang berpotensial dikembangkan di kecamatan ini adalah komoditi Kopi dan Casievera dengan luas lahan yang dapat dikembangkan sebesar 8.997 Ha.

4. Kecamatan Bangko : komoditi perkebunan yang berpotensial dikembangkan dikecamatan ini adalah komoditi Kelapa Sawit dan Karet Unggul dengan luas lahan yang dapat dikembangkan sebesar 25.706 Ha.

5. Kecamatan Pamenang : komoditi perkebunan yang berpotensial dikembangkan di kecamatan ini adalah komoditi Karet dan Kelapa Sawit dengan luas lahan yang dapat dikembangkan sebesar 25. 706 Ha.

6. Kecamatan Tabir dan Tabir Selatan : komoditi perkebunan yang berpotensial dikembangkan di kecamatan ini adalah komoditi Karet dan Kelapa Sawit dengan luas lahan yang dapat dikembangkan sebesar 12.103 Ha.

7. Kecamatan Tabir Ulu : komoditi perkebunan yang berpotensial dikembangkan di kecamatan ini adalah komoditi Karet dan Kelapa Sawit dengan luas lahan yang dapat dikembangkan sebesar 9.466 Ha.

Dari rencana pengembangan luas dan komoditi perkebunan di tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Merangin tersebut diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk komoditi Karet dan Kelapa Sawit yang menjadi prioritas dalam pengembangannya pada masa-masa mendatang dengan luas keseluruhan untuk pengembangan komoditi ini adalah 60.498 Ha dan untuk komoditi Kopi, Casievera dan Nilam sebesar 36.360 Ha. Jadi untuk Kabupaten Merangin pengembangan

(31)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

potensi perkebunan pada masa-masa mendatang memiliki ketersediaan lahan sebesar 96.858 Ha.

Tabel 4.3. Rencana Pengembangan Lahan dan Jenis Komoditi PerkebunanDi Kabupaten Merangin

No. Kecamatan

Rencana Alokasi Pengembangan Luas Areal

(Ha) Jenis Komoditi

1 Bangko 15.856 Karet Unggul dan Kelapa Sawit 2 Pamenang 9.688 Karet Unggul dan Kelapa Sawit 3 Sungai Manau 136.700 Karet Unggul, Kelapa Sawit dan

Nilam

4 Muara Siau 8.997 Kopi dan Casievera

5 Tabir 12.544 Karet Unggul dan Kelapa Sawit 6 Tabir Ulu 15.911 Karet Unggul dan Kelapa Sawit 7 Tabir Selatan 430 Karet Unggul dan Kelapa Sawit 8 Jangkat 54.756 Kopi, Casieveradan Nilam 9 Lembah Mesurai 30.610 Kopi, Casieveradan Nilam

Sumber : Data Perencanaan Komoditi Unggulan Bappeda Merangin Tahun 2007

E. Rencana Pengembangan Komoditi Sektor Peternakan

Pada dasarnya, Kabupaten Merangin memiliki potensi yang cukup tinggi untuk pengembangan peternakan terutama sumberdaya lahan sebagai basis ekologis. Namun tanaman pakan ternak besar cenderung tidak dapat menahan erosi sehingga peternakan hanya dikembangkan di daerah yang relatif datar. Alam yang dimiliki Kabupaten Merangin memberikan potensi wilayah untuk dapat berkembang sebagai pusat pengembangan peternakan, khususnya ternak besar. Sesungguhnya potensi luas areal perladangan dan padang rumput untuk budidaya ternak di Kabupaten Merangin cukup luas.

(32)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Potensi luas pengelolaan ternak besar yang ada sekitar 4.477 Ha yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan 44.770 ekor, sampai dengan saat ini baru dimanfaatkan sekitar 27.858 ekor (66%).

Peternakan skala besar terutama diarahkan di Kecamatan Bangko, Pamenang dan Kecamatan Tabir, sedangkan peternakan unggas dapat dikembangkan di setiap kecamatan terutama di Kecamatan Pamenang dan Tabir. Untuk mendukung kegiatan peternakan, disetiap kecamatan dikembangkan program HMT (Hijauan Makanan Ternak) melalui pemanfaatan limbah pertanian (kacang-kacangan, batang jagung), tanaman gamal (tanaman induk pada tanaman perkebunan), rumput penguat teras, cover crops pada daerah perkebunan, dan sebagainya.

F. Rencana Pengembangan Komoditi Sektor Perikanan

Potensi sektor perikanan di Kabupaten Merangin meliputi areal seluas 6.819 Ha, yang terdiri dari potensi perairan umum (Sungai, Danau, Cerdam/Waduk, dan genangan air lainnya) seluas ± 5.500 Ha yang dapat dimanfaatkan bagi kegiatan pengembangan budidaya ikan di keramba dan jaring apung. Sedangkan potensi bagi pengembangan budidaya ikan di kolam seluas 615 Ha dan pada pemeliharaan ikan bersama/mina padi seluas 192 Ha.

Pemanfaatan potensi perairan umum (Rumah Tangga) pada tahun 2005 mencapai 1.039 sedangkan untuk budidaya berjumlah 2.179 rumah tangga dengan total 3.218. Banyaknya produksi ikan diperairan umum pada Kabupaten Merangin hingga tahun 2005 mencapai 821.04 ton dan luas budidaya ikan kolam (184.74 Ha), keramba (250 Ha) dan sawah (17.10 Ha).

(33)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 G. Kawasan Industri

Sejalan dengan visi sektor industri yaitu terwujudnya industri yang maju mandiri dan berwawasan lingkungan. Untuk mewujudkan visi tersebut, sektor perindustrian berupaya menumbuh kembangkan industri yang mampu bersaing dipasar, khususnya industri kecil aneka makanan dan kerajinan melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan yang mereka tangani sampai kedesa. Disamping potensi yang ada (eksisting) pengembangan potensi sumber industri dan perdagangan sangat tergantung pada potensi sumberdaya lainnya, misalnya pertanian dan perkebunan.

Beberapa faktor yang mendukung untuk pengembangan sektor industri yang dimungkinkan untuk berkembang antara lain :

• Potensi perkebunan sawit.

• Potensi perkebunan kopi, karet dan kayu.

• Adanya potensi zona ternak di Pamenang dan Tabir.

• Perkembangan tingkat kebutuhan pasar.

• Potensi pengembangan sumberdaya alam.

Secara umum perkembangan kegiatan industri telah menunjukkan perkembangan yang cukup besar bila dilihat dari konstribusinya terhadap kegiatan perekonomian Kabupaten Merangin ( 46 % dari total PDRB ). Perindustrian di Kabupaten Merangin dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami peningkatan jumlah unit usahanya. Jumlah tenaga kerja yang diserap mengalami peningkatan juga dibandingkan dengan tahun lalunya.

Jumlah perusahaan industri di kabupaten Merangin pada tahun 2005 meningkat sebanyak 48.53% dari tahun sebelumnya. Jumlah tenaga kerja mengalami kenaikan sebanyak 4.86%. Kegiatan industri yang paling banyak berkembang adalah jenis industri agro dan hasil hutan, dimana terdapat 118 jumlah perusahaan baik industri kecil menengah formal dan informal maupun industri besar dengan menyerap tenaga

(34)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

kerja mencapai 332. Industri besar yang memberikan konstribusi ekonomi dan sosial yang besar baru memanfaatkan sektor kehutanan dan perkebunan terutama tanaman kelapa sawit dalam bentuk CPO dan minyak kelapa pabrik serta perkayuan (somel).

Masalah yang dihadapi dalam pengembangan industri berskala kecil dan menengah di Kabupaten Merangin adalah kurangnya bantuan modal kerja dan peralatan yang dimiliki, disamping kurangnya sarana dan prasarana perhubungan sehingga mempersulit pemasaran produk industri. Sesungguhnya dengan potensi sumberdaya alam yang dimiliki, sektor industri mempunyai peluang untuk berkembang lebih baik terutama industri pengolhan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan serta industri kerajinan dengan kata lain bahwa potensi kapasitas produksi yang ada masih sangat besar dari tingkat pemanfaatan yang ada. Sesuai dengan Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin yaitu untuk memberikan dorongan kemudahan berkembangnya interaksi wilayah dan berkembangnya pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan mengembangkan sistem dan mekanisme pengelolaan agroindustri. Oleh karena itu untuk menunjang potensi sumberdaya dan konsep pengembangan ruang, maka akan dikembangkan Kawasan Industri terutama agro Industri di Kabupaten Merangin (Kecamatan Pamenang) karena memiliki aksesibilitas internal dan eksternal yang baik. Pengembangan tersebut merupakan salah satu bentuk peralihan kegiatan ekonomi masyarakat kearah industri pertanian yang memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi dan dampak ikutan (multiplier effect) yang lebih luas.

H. Kawasan Pertambangan

Berdasarkan sumberdaya alam yang dimilikinya, Kabupaten Merangin memiliki potensi bahan galian strategis (Golongan A,B,C) dan memiliki

(35)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

lebih kurang 16 jenis mineral sumberdaya alam non hayati (mineral tambang) yang berpotensi. Namun sebahagian besar masih dalam taraf tereka dan teridentifikasi sehingga potensi tersebut perlu dikaji lebih detail lagi. Saat ini baru marmer, batu bara, batu gamping, bentonit, granit dan air raksa yang telah terukur potensinya. Berikut ini beberapa jenis bahan potensi bahan tambang mineral yang dimaksud.

Batu Bara

Indikasi batu bara berupa singkapan – singkapan cadangan terukur 2.25 juta ton dengan nilai kalori (4171-5750) kal/gr. Sebagian berlokasi di Kecamatan Bangko dan Tabir Ulu, namun sebagian besar belum teridentifikasi.

Marmer

Cadangan terindikasi 12 juta M3 warna putih abu-abu, terdapat di Desa Ngaol Kecamatan Tabir Ulu.

Batu Gamping

Cadangan terindikasi 1.5 milyar M3 kadar CaO 50.85% terdapat di Kecamatan Sei. Manau dan Tabir Ulu.

Bentonit

Desa Biuku Tanjung dan Pulau Rengas Kecamatan Bangko, jenis Ca-bentonit, cadangan indikasi 8 juta M3. Desa Bedang Rejo, Sikancing, Beringin Sanggul dan UPT x Pamenang jenis Ca-bentonit cadangan terindikasi 46.8 juta M3.

Granit

Cadangan terindikasi 2.25 milyar M3, berwarna merah daging dan abu-abu kehijauan, terdapat di Kecamatan Sei. Manau.

(36)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 Air Raksa

Ditemukan dalam bentuk mineral Sinabar, cadangan belum diketahui terdapat di Kecamatan Sei. Manau dan Bangko.

Biji Besi

Cadangan belum terindikasi secara pasti terdapat di Kecamatan Sei. Manau.

Tembaga

Cadangan belum terindikasi secara pasti terdapat di Kecamatan Muara Siau dan Bangko.

Emas

Desa Pangkalan Jambu Kecamatan Sei. Manau, ketebalan lapisan pembawa emas (1-2) meter merupakan emas sekunder dengan butiran umumnya pasir halus-kerikil, cadangan belum diketahui dan diusahakan oleh KUD Pangkalan Jambu. Alur Sungai Langeh Kecamatan Sei. Manau merupakan emas sekunder dengan butiran pasir halus kerikil cadangan belum diketahui.

Oker

Dusun Bangko Kecamatan Bangko, cadangan terindikasi 10.000 M3. Batu Lempung

Cadangan belum terindikasi secara pasti, terdapat di Kecamatan Tabir.

Felsfar

Cadangan terindikasi 40.000 M3, terdapat di Kecamatan Bangko dan Tabir.

(37)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 Trass

Cadangan belum terindikasi, terdapat di Kecamatan Ma. Siau dan Tabir.

Batu Permata

Cadangan belum terindikasi, terdapat di Kecamatan Tabir dan Sei. Manau.

Pasir dan Krikil Kuarsa

Cadangan terindikasi 246.03 juta M3, terdapat di Kecamatan tabir dan Sei. Manau.

Pasir, Batu dan Kerikil

Cadangan 132 juta M3, terdapat di Kecamatan Tabir.

I. Kawasan Pariwisata

Potensi wisata yang dapat dikembangkan maupun yang telah berkembang di Kabupaten Merangin cukup banyak baik wisata alam, sejarah maupun wisata buatan sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan. Permasalahan utama pengembangan wisata adalah masih minimnya promosi, sarana dan prsarana pendukung yang ada sehingga konstribusi terhadap perekonomian masih relatif kecil. Dari tiap-tiap objek wisata memiliki daya tarik yang berbeda, untuk itu sebelum melakukan analisis prioritas pengembangan objek wisata, maka terlebih dahulu objek wisata dianalisis sesuai dengan variabel-variabel penentu yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan tingkat efesiensi yang telah dilakukan.

Dengan berpedoman pada data yang terdapat dalam RIPP dan tinjauan lapangan, kemudian dinilai berdasarkan faktor efesiensi dan daya tarik maka hasil penilaian disetiap objek wisata dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

(38)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Tabel 6.4. Penilaian Faktor Efesiensi dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Merangin

No. Objek

Efesiensi Daya Tarik

Fasilitas

Pendukung Wisatawan Jumlah Akses

Sumber Daya Tarik

Kekhususan Kawasan

1 Gunung Mesurai Tidak Ada Sedikit Rendah 1 Daya Tarik Tidak Unik

2 Gunung Sumbing Tidak Ada Sedikit Rendah 1 Daya Tarik Tidak Unik

3 Danau Pauh Tidak Ada Sedikit Rendah 2 Daya Tarik Tidak Unik

4 Danau Depati Empat Tidak Ada Sedikit Rendah 1 Daya Tarik Unik

5 Goa Sengayau Tidak Ada Sedikit Rendah 1 Daya Tarik Unik

6 Goa Tiangko Tidak Ada Sedikit Rendah 1 Daya Tarik Unik

7 Sungai Merangin Tidak Ada Sedikit Tinggi 1 Daya Tarik Unik

8 Air Terjun Sigerincing

Dan Talang Paruh Tidak Ada Banyak Rendah 2 Daya Tarik Tidak Unik 9 Air Terjun Sei. Keruh Tidak Ada Banyak Rendah 1 Daya Tarik Tidak Unik 10 Perkampungan

Tradisional

Tidak

Lengkap Sedikit Tinggi 1 Daya Tarik Unik

11 Gading Bertuah Tidak

Lengkap Sedikit Rendah 1 Daya Tarik Unik

12 Batu Bertulis Karang Birahi

Tidak

Lengkap Banyak Tinggi 1 Daya Tarik Unik

13 Batu Larung dan Batu Megalit

Tidak

Lengkap Sedikit Rendah 1 Daya Tarik Unik

14 Keris Emas Tidak

Lengkap Sedikit Tinggi 1 Daya Tarik Unik

15 Lesung Batu Depati Cahyo

Tidak

Lengkap Sedikit Tinggi 1 Daya Tarik Tidak Unik 16 Alquran Tulis Tangan

dan Cerano Perunggu

Tidak

Lengkap Sedikit Tinggi 1 Daya Tarik Unik

17 Sungai Misang Lengkap Sedikit Tinggi 2 Daya Tarik Tidak Unik

18 Arboretum Lengkap Banyak Tinggi 2 Daya Tarik Unik

19 Dam Betuk Lengkap Banyak Tinggi 1 Daya Tarik Tidak Unik

20 Jam Gento Lengkap Banyak Tinggi 1 Daya Tarik Tidak Unik

21 Bukit Tiung Tidak

Lengkap Sedikit Tinggi 1 Daya Tarik Unik

22 Ujung Tanjung Tidak

Lengkap Sedikit Tinggi 1 Daya Tarik Tidak Unik Sumber : Hasil Analisis Tahun 2007

J. Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman merupakan kawasan hunian dari kegiatan yang mendukung kehidupan masyarakat perkotaan dan pedesaan ditetapkan berdasarkan kriteria kesesuaian lahan; ketersediaan

(39)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

sumber air bersih; akses terhadap prasarana transportasi, ekonomi dan sosial; dan bukan merupakan kawasan tanaman pangan lahan basah. Kebutuhan pengembangan perumahan di Kabupaten Merangin untuk kurun waktu 15 tahun kedepan diperkirakan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dengan asumsi bahwa 1 KK terdiri atas 5 orang maka jumlah rumah tangga pada tahun 2020 adalah sebanyak 74.945 unit. Sesuai dengan standar kebutuhan lahan permukiman perkotaan (300 m2 per kepala keluarga) maka kebutuhan permukiman penduduk di Kabupaten Merangin adalah 2248.37 Ha. Hal yang sangat penting dalam Tujuan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merangin adalah meningkatnya peran ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui untuk kemakmuran masyarakat dan mengarah kepada pengembangan agroindustri berbasis masyarakat. Dalam Rencana Penggunaan Ruang Kawasan Budidaya ini adalah adanya hak pengusahaan kawasan budidaya oleh rakyat yang memang telah berkembang dan memberikan suatu pola pemanfaatannya, yaitu kegiatan budidaya rakyat berada pada wilayah sepanjang sungai di Kabupaten Merangin.

b.2. Pengelolaan Kawasan Budidaya

Rencana penggunaan ruang kawasan budidaya dirumuskan untuk mencapai beberapa tujuan pengembangan tata ruang wilayah kabupaten. Agar tujuan tersebut dapat dicapai melalui penggunaan ruang yang telah dirumuskan, maka perlu rencana pengelolaan kawasan budidaya, melalui beberapa arahan pengembangan kawasan budidaya, sesuai dengan rencana penggunaannya.

(40)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Tabel 4.5. Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Budidaya Di Kabupaten Merangin

No. Alokasi Pemanfaatan Ruang

LUAS Areal

(Ha) %

A Kawasan Lindung : 1.Hutan Lindung 2.Kawasan Suaka Alam 3.Kawasan Perlindungan Setempat.

4.Kawasan Rawan Bencana

296.425.00 91.450.00 144.326.00 60.500.00 149.00 21.40 6.60 10.41 4.36 0.01 B Kawasan Budidaya :

1.Kawasan Hutan Produksi 2.Kawasan Pertanian

3.Kawasan Permukiman dan Perkotaan.

4.Area Penggunaan Lain.

1.088.907.50 404.001.50 396.524.60 12.103.40 276.188.00 78.60 29.16 28.62 0.87 19.93 C Jumlah Luasan 1.385.333.50 100

Sumber : Data Pokok Bappeda Kabupaten Merangin

Dalam rangka untuk mencapai tujuan tersebut, maka arahan pengembangan kawasan budidaya terkait dengan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, khususnya pertambangan, adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan kerjasama dan koordinasi lintas sektoral dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pemanfaatan kawasan pengembangan sektor berbasis sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.

2. Peningkatan peran sektor berbasis sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, dalam pengembangan sumberdaya manusia lokal, sesuai dengan kebutuhan sektor bersangkutan, melalui pelatihan dan pemagangan, agar tenaga kerja lokal dapat dimanfaatkan oleh sektor tersebut.

3. Peningkatan peranan sektor berbasis sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui, dalam pengembangan pelayanan jasa terkait, termasuk

(41)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

bantuan untuk pembangunan usaha kecil, agar mampu mendorong tumbuhnya kegiatan perekonomian wilayah.

4. Meningkatkan peran sektor dalam penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum bagi masyarakat lokal, dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

5. Pengadaan Sistem Informasi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, khususnya pertambangan dan kehutanan, secara terpadu berbasis sistem informasi geografis, sebagai dasar dalam menentukan pemanfaatan beberapa jenis sumberdaya alam secara efektif, yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan layak secara lingkungan.

6. Pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, secara optimal dan pengembangan diversifikasi pemanfaatan.

Tujuan kedua penggunaan ruang kawasan budidaya adalah berkembangnya sektor ekonomi berbasis sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan bernilai ekonomi tinggi, untuk pengembangan agribisnis disetiap bagian wilayah. Ada dua sasaran yang hendak dicapai dalam rangka memenuhi tujuan ini. Sasaran pertama adalah berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam untuk pertanian, perkebunan dan peternakan, dari bersifat tradisional ke kegiatan ekonomi berorientasi pasar disetiap bagian wilayah.

Dalam rangka untuk mencapai sasaran tersebut, arahan kebijaksanaan yang berkaitan dengan pengembangan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan pusat-pusat pengembangan agribisnis di setiap bagian wilayah, yang berfungsi sebagai pusat pengembangan kegiatan kolektif masyarakat, antara lain dalam pengedaan bahan baku, peralatan, modal, informasi, difusi inovasi, tata niaga dan pemasaran, dalam rangka pengembangan kemampuan masyarakat dalam kegiatan produksi dan pemasaran.

Gambar

Tabel 3.6. Klasifikasi Komoditas Unggulan                    Di Kabupaten Merangin
Tabel 4.2. Intensitas dan Luas Tanam Padi  Di kabupaten Merangin
Tabel 4.3. Rencana  Pengembangan  Lahan   dan   Jenis                     Komoditi PerkebunanDi Kabupaten Merangin
Tabel 6.4. Penilaian Faktor Efesiensi dan Daya                     Tarik Wisata di Kabupaten Merangin

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, sekolah mengupayakan pemenuhan kebutuhan dan harapan siswa, guru dan orang tua siswa; kedua, dalam mewujudkan mutu pendidikan,

Penduduk di daerah Kerinci ini atau yang paling banyak adalah orang Kerinci, kemudian Jawa terutama di daerah Kayu Aro, khusus di Pasar Sungai Penuh adalah

Pada bab ini penulis akan diberikan gambaran mengenai keadaan CV Tripa Duta Nusantara Palembang, antara lain sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi

Največje število analiziranih dreves predstavljajo drevesa črnega gabra, v velikem številu je prisoten tudi mali jesen, saj je bil izmerjen na vseh štirih prisojnih ploskvah

Indomobil Sukses Internasional Tbk Lampiran 8: Model ARMA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Lampiran 9: Correlogram ARMA. Lampiran 10:

(6) Penyediaan akomodasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf f, merupakan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan

pelaksanaannya terdapat beberapa perubahan, diantaranya perubahan kelas dalam mengajar dikarenakan status guru yang bersangkutan. Keterbatasan ini menyebabkan praktikan

Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram yang mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian