PASPALUM : Jurnal Ilmiah Pertanian
Vol. 8 No. 1, Bulan Maret Tahun 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.35138/paspalum.v8i1.120
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis Bunga
(
Barassica oleracea
L.) dengan Penambahan Cangkang Telur Ayam
Hayatul Rahmi, Marudut Tua, Yayu Sri Rahayu
Agrotechnology Dept, Faculty of Agriculture, Singaperbangsa Karawang University hayatulrahmi@staff.unsika.ac.id
Diterima tgl 27 Agustus 2019 dan disetujui untuk diterbitkan tgl 30 Desember 2019 ABSTRACT
Flower cabbage is a vegetable crop that is widely consumed by the people of Indonesia. For growth, it can be helped by providing egg shells that are environmentally friendly when compared with chemical fertilizers. This study used a Randomized Block Design with five doses of eggshell treatment (0,6,12,18,24 grams / plant) with five replications each. The results of the research are: The application of eggshell fertilizer which has a significant influence on the number of leaves aged 35 dd, and on the flower weight per plant. And the dose of eggshell fertilizer that gives the best treatment E (2.0 g / plant) with a yield of 301.53 g / plant.
Key words: Flower cabbage, egg shells
ABSTRAK
Kubis bunga adalah salah satu tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Untuk pertumbuhan nya bisa dibantu dengan pemberian cangkang telur yang ramah lingkungan jika dibandingkan dengan pupuk kimiawi. Penelitain ini menggunakan rancangan Acak Kelompok dengan lima dosis perlakuan cangkang telur (0, 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 gram/tanaman) dengan masing-masing lima ulangan. Hasil penelitian yaitu pemberian pupuk cangkang telur yang memberikan pengaruh nyata pada jumlah daun umur 35 hst, dan pada bobot bunga per tanaman 50 hst. Dan dosis pupuk cangkang telur yang memberikan hasil terbaik untuk bobot bunga pada perlakuan E (2,0 gram/tanaman) sebesar 301,53 gram/tanaman.
Key words : Kubis bunga, cangkang telur ayam
PENDAHULUAN
Kubis bunga (Barassica oleracea L) adalah sayuran yang mempunyai peran penting untuk kesehatan karena mengandung mineral dan vitamin yang dibutuhkan tubuh manusia. Mineral yang terkandung dalam kubis bunga adalah kalsium, besi, fosfor, dan sulfat. Sedangkan vitamin yang terkandung dalam kubis bunga antara lain vitamin A, vitamin C dan vitamin B. Adapun serat yang terkandung dalam kubis bunga bermanfaat untuk meningkatkan proses pencernaan makanan dan mempermudah pembuangan kotoran (Cahyono, 2001).
Pertumbuhan kubis bunga dapat lebih ditingkatkan salah satunya dengan cara pemupukan. Pemupukan menjadi faktor peranan penting dalam budidaya kubis bunga, karena upaya tersebut dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan – bahan organik yang berasal dari tanaman atau kotoran hewan yang telah melalui proses permentasi, dapat berbentuk cair atau padat yang digunakan untuk menyuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Suryadi, 2000).
Kota Karawang sebagai salah satu
daerah penghasilkan limbah cangkang telur
yang cukup tinggi di daerah Jawa Barat.
Cangkang telur merupakan salah satu bahan
yang dapat digunakan sebagai bahan pupuk
organik, sehingga cangkang telur yang tidak
di manfaatkan dengan baik dapat di gunakan
sebagai pupuk organik untuk
membantu pertumbuhan pada tanaman kubis bunga (Ryan, 2012).Cangkang telur berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan organik karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, seperti : kalsium karbonat, nitrogen, kalium, dan fosfor karena unsur-unsur tersebut sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Jika limbah cangkang telur bisa di olah dengan baik maka efek negatif yang selama ini ada seperti pencemaran lingkungan dapat berkurang (Syam, 2014). Oleh karena itu peneliti mengangkat penelitian yang berjudul Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis Bunga (Barassica oleraceae L) dengan Penambahan Cangkang Telur Ayam.
METODE
Bahan yang digunakan yaitu benih Kubis bunga (Barassica oleracea L) Varietas PM 126 F1, limbah cangkang telur, air, pupuk NPK mutiara. Alat yang digunakan antara lain penggaris, timbangan analitik, handsprayer, alat tulis, jangka sorong, tray, kertas label, meteran, kalkulator, dan cangkul.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) tunggal.
Terdapat 5 perlakuan : A (0 g/tanaman), B (0,5 g/tanaman), C (1,0 g/tanaman), D (1,5 g/tanaman) dan E (2,0 g/tanaman) dengan 5 ulangan. Dianalisis dengan menggunakan Uji F pada taraf 5%. Apabila hasil Uji F pada perlakuan menunjukkan perbedaan nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (Mattjik dan Sumertajaya, 2013).
Bahan organik yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang telur ayam yang telah dihaluskan, pupuk ini terbuat dari cangkang telur ayam tanpa campuran dari bahan lain. Langkah dalam proses pembuatan pupuk ini yaitu menyiapkan limbah cangkang telur ayam yang telah di bersihkan dari kotoran sampah, kemudian sebelum dikeringkan cangkang telur di pecah – pecah lalu di jemur dibawah sinar matahari dan dihaluskan dengan lumpang sampai menjadi serbuk-serbuk halus (Syam, 2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman
Berdasarkan Tabel 1. hasil analisis
menunjukkan bahwa tinggi tanaman pada 35
hst tidak berbeda nyata antar perlakuan.
Tinggi
tanaman
tertinggi
yaitu
pada
perlakuan A (0 g/tanaman) dengan rata-rata
28,97 cm dan tinggi tanaman terendah yaitu
pada perlakuan D (1,5 g/tanaman) dengan
rata-rata 22,87 cm.
Tabel 1. Rerata tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan bobot bunga kubis bunga
(
Brassica oleraceae
L) dengan pemberian dosis pupuk cangkang telur ayam.
Kode Perlakuan
Tinggi
Tanaman (cm)
Jumlah Daun
(helai)
Diameter
Batang (cm)
Bobot Bunga
(gram)
35 hst
35 hst
35 hst
50hst
A (0 g/tanaman)
28, 97 a
15,00b
0,73a
169,73 b
B (0,5 g/tanaman)
26,37 a
14,10b
0,65a
183,37 b
C (1,0 g/tanaman)
26,97 a
14,77b
0,66a
202,67 b
D (1,5 g/tanaman)
22,87 a
14,23b
0,58a
137,77 c
E (2,0 g/tanaman)
28,5 a
16,73a
0,77a
301,53 a
KK (%)
33,33
15,90
8,66
37,39
Keterangan:
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukan tidak berbeda nyata menurut DMRT pada taraf 5%.
Pemberian pupuk cangkang telur ayam yang tidak berbeda nyata diduga karena kandungan N yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman sangat perlukan pada tanaman namun tidak terpenuhi sehingga pertumbuhan tinggi tanaman pada kubis bunga tidak mencapai deskripsi yaitu setinggi 51,1 cm. N pada tanah yang telah dianalisis sebesar 0,15% yang tergolong rendah, sedangkan P yang terdapat pada cangkang telur ayam dalam jumlah yang sedikit fungsi P pada tanaman untuk memacu pertumbuhan akar dan dan membentuk sistem perakaran yang baik, tetapi unsur K yang berfungsi untuk membantu penyerapan air dan unsur hara oleh tanaman pada pupuk cangkang telur lebih banyak.
Cangkang telur mengandung unsur K lebih banyak dibandingkan dengan unsur Fosfor dan unsur lain yang ada pada cangkang telur (Syam, dkk., 2014). Agar menghasilkan tinggi tanaman yang maksimal diperlukan unsur hara atau makanan yang cukup,unsur hara yang dibutuhkan tanaman adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (Petrokimia, 2011).
Jumlah Daun
Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata akibat pemberian pupuk cangkang telur pada jumlah daun kubis bunga pada umur pada 35 hst. Jumlah daun tertinggi
yaitu pada perlakuan E (2,0 g/tanaman) dengan rata-rata 16,73 helai dan jumlah daun terendah yaitu pada perlakuan B (0,5 g/tanaman) dengan rata-rata 14,10 helai.
Hal ini disebabkan karena pupuk organik akan terlihat saat unsur hara yang ada pada pupuk cangkang telur sudah terurai dengan bantuan mikroorganisme sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara yang ada pada pupuk cangkang telur.
Pupuk organik dapat terurai dengan bantuan mikroorganisme dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengurai pupuk sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara yang ada pada pupuk organik, sehingga pada umur 35 hst baru terlihat pengaruh pada jumlah daun pada tanaman kubis bunga (Novizan, 2005). Besarnya peningkatan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman sangat tergantung pada ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Apabila tinggi tanaman hampir mencapai batas optoimum maka jumlah daun yang dihasikan akan meningkat (Aryanto dan Polakitan, 2009).
Diameter Batang
Berdasarkan Tabel. 1 hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata akibat pemberian pupuk cangkang telur pada diameter batang kubis bunga pada umur 35 hst. Diameter batang tenaman terbesar pada
perlakuan E (2,0 g/tanaman) dengan diameter batang tanaman sebesar 0,77 cm, dan diameter terkecil pada perlakuan D (1,5 g/tanaman) sebesar 0,58 cm.
Pemberian pupuk cangkang telur ayam yang tidak berbeda nyata diduga karena kandungan N yang kurang pada tanaman kubis bunga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan diameter batang, sehingga tanaman tidak bisa menghasilkan diameter tanaman yang maksimal. Menurut penelitian yang dilakukan Wijaya (2008), bahwa hampir semua pendapat menyatakan kekurangan unsur hara dapat menghambuat pertumbuhan tanaman tetapi unsur hara N dan P menyebabkan penghambatan pertumbuhan batang tanaman yang paling dominan.
Bobot Bunga
Berdasarkan Tabel 1. hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata akibat pemberian pupuk cangkang telur pada bobot bunga tanaman kubis bunga pada umur 50 hst. Hasil bobot bunga rata – rata tertinggi pada perlakuan E (2,0 g/tanaman) dengan hasil sebesar 301,53 gram dan bobot bunga terendah pada perlakuan D (1,5 g/tanaman) sebesar 137,77 gram.
Hal tersebut diduga karena serangan hama yang menyerang pada daun, karena saat serangan ulat kubis (Plutella Xylostella) menyerang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sehingga bobot kubis bunga yang dihasilkan lebih kecil dibanding dengan perlakuan yang lainnya.
Ulat kubis (Plutella Xylostella) memakan bagian bawah daun sehingga meninggalkan lapisan epidemis tipis pada permukaan atas bekas gigitan ulat akan pecah dan menimbulkan lubang pada daun. Bila populasi hama tinggi maka kerusakan pada daun sering terjadi, yaitu hampir semua bagian daun di makan oleh ulat dan hanya meninggalkan bagian tulang daun. Biasanya hama ulat Plutella
Xylostella muncul pada saat tanaman berumur 2 – 6 minggu setelah tanam (Pracaya, 2009). Hama ulat tritip/ulat daun (Plutella Xylostella) merusak daun dengan memakan bagian bawah daun (Lubis, 2004).
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat di simpulkan sebagai berikut : 1). Pemberian pupuk cangkang telur yang memberikan pengaruh nyata pada jumlah daun umur 35 hst, dan pada bobot bunga 50 hst; 2). Dosis pupuk cangkang telur yang memberikan hasil terbaik yaitu pada perlakuan E (2,0 g/tanaman) dengan hasil 301,53 g/tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, A.R. 2012. Peranan Ekstrak Kulit Telur, Daun Gamal dan Bonggol Pisang Sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Dan Populasi (Aphis craccivora) pada Fase Vegetatif. Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin. Makassar. Aryanto dan D. Polakitan. 2009. Uji Produksi Rumput Dwarf (Pennisetum purpure CV. Dwarf). J. Ilm. 15(1): 22–28.
Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yokyakarta.
Lubis, L. 2004. Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kubis (Barissica oleracca) dan Kentan (Solanum tuberosum). J. Biol. 1(1): 1–5.
Mattjik, A.A. & I.M. Sumertajaya. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Novizan. 2005. Penggunaan Pupuk yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Pracahya. 2001. Kol Alias Kubis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Petrokimia Gresik. PT Petrokimia Gresik Suryadi. 2000. Tanaman Sayuran. PT
Mediayatama Saran. Jakarta.
Syam, Z.Z. 2014. Pengaruh Serbuk Cangkang Telur Ayam terhadap Tinggi Tanaman Kamboja Jepang. J. Jibbiol 1(3): 9–15. Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai
Penentuan Kualitas Hasil dan Resistensi Alami Tanaman. Prestasi Pustaka. Jakarta.