• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biara Frater Tarekat Cmm Di Tomohon (Sakralisme Dalam Arsitektur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Biara Frater Tarekat Cmm Di Tomohon (Sakralisme Dalam Arsitektur)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

153

BIARA FRATER TAREKAT CMM DI TOMOHON (S AKRALIS ME DALAM ARS ITEKTUR)

Marcovani Ruland Wowor1 Alvin J. Tinangon, S T., MT2

ABSTRAK

Biara adalah salah satu sarana tempat berkegiatan para biarawan/ biarawati yang dalam hal ini adalah Biara CM M untuk tempat berkegiatan para Frater CMM. Biara umumnya memiliki fungsi yang majemuk yaitu tempat tinggal, tempat ibadah, tempat studi dan tentu saja dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti sarana rekreasi dan olahraga, berkebun bahkan tempat pekuburan.

Dilihat dari banyaknya fungsi suatu biara, maka sudah seharusnya biara dibuat senyaman dan aman mungkin sebagai suatu tempat tinggal, tenang dan sakral sebagai tempat ibadah dan berdoa, nyaman untuk tempat studi, luas dan alami untuk menunjang fungsi pendukung lainnya seperti rekreasi dan olahraga berkebun maupun pekuburan.

Tetapi dari kesemua fungsi yang ada biara sangat identik dengan kesakralan, karena biara bukanlah tempat tinggal biasa melainkan tempat tinggal yang dikhususkan untuk mereka yang menyatakan diri sepenuhnya untuk melayani Tuhan lewat karya-karya mereka didunia.

Untuk itulah dalam merancang biara diperlukan unsur Sakralisme didalam setiap bangunan yang ada maupun pada ruang luar, sehingga ketika memasuki biara orang akan dapat langsung merasakan perbedaan antara bangunan biara dan bangunan lainnya.

Kata kunci: Biara, Arsitektural, Alami

I. PENDAHULUAN

Congregatio Fratrum Beatae Mariae Virginis, Matris Misericordiae atau lebih dikenal di Indonesia sebagai frater CMM didirikan oleh M gr. Joannes Zwijsen pada tanggal 25 Agustus 1844 di Tilburg, Belanda.

Di Sulawesi Utara sendiri CMM memusatkan karyanya di bidang pendidikan yaitu Yayasan pendidikan Don Bosco. Di M anado Yayasan pendidikan Don Bosco menaungi TK, SD, SM P dan SM A Katolik Frater Don Bosco. Di Tomohon sendiri CMM selain membuat Yayasan Don Bosco yang terdiri dari TK, SD, SM P sempat juga ada juga IPI dan PGSD Don Bosco yang dibuat secara bekerja sama dengan Keuskupan M anado walaupun sekitar tahun akhir tahun 90an IPI dan PGSD Don Bosco di tiadakan, selain itu CMM juga membantu umat Katolik di M atani dalam pembangunan Gereja Roh Kudus Tomohon Selatan dengan meminjamkan tanah untuk tempat pembangunan Gereja.

Biara CMM yang sekarangditempati oleh para frater merupakan bekas ruangan kelas yang dialih fungsikan menjadi biara sehingga ruangan-ruangan didalam biara ini kurang memadai dan kurang mencerminkan bentuk suatu biara yang bisa dibilang bangunan sakral. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut disimpulkan perlu dibuat bangunan biara CMM yang baru.

M engapa memilih membuat bangunan baru daripada merenovasi bangunan yang sudah ada? Hal tersebut dikarenakan bangunan biara yang ada saat ini merupakan bangunan yang sudah berumur ratusan tahun dan memiliki kondisi yang masih baik karena perawatan yang baik, sehingga bangunan ini dapat dikategorikan bangunan bersejarah. Selain

1

Mahasiswa PS1 Arsitektur UNSRAT

2

(2)

154

merupakan bangunan bersejarah sehingga tidak memungkingkan untuk dibongkar alasan lainnya adalah dengan dibangunannya bangunan baru untuk biara CMM , maka bangunan biara yang lama ini bisa kembali difungsikan sebagai ruangan kelas untuk SM P Don Bosco Tomohon.

II. METODE PERANCANGAN

M etode perancangan yang digunakan adalah dengan melakukan beberapa pendekatan perancangan:

Pendekatan Tipologi

Pendekatan tipologi dilakukan dengan mengkaji tipologi suatu objek, dalam hal ini biara. Kajian tipologi dibagi menjadi 3, yaitu:

- Tipologi History

Pengkajian biara CMM dari sejarahnya. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui nilai historikal dari biara-biara CMM ini sendiri mulai dari awal berdiri, serta revolusi-revolusi yang terjadi pada biara CMM sampai saat ini khususnya dari segi arsitektural biara.

- Tipologi Fungsi

Pengkajian biara CMM dari segi fungsi biara secara menyeluruh maupun fungsi ruang-ruang arsitektural didalam biara.

- Tipologi Geometri

Pengkajian bentuk-bentuk geometri yang biasa digunakan dalam perancangan suatu biara CMM , baik dari bentuk bangunan secara menyeluruh, bentuk-bentuk ruang didalamnya serta bentuk arsitektural lainnya yang ada dalam biara CM M .

Pendekatan Tematik

Pendekatan tematik dilakukan agar suatu objek yang dirancang memiliki arah perancangan yang jelas sehingga setiap bangunan yang dirancang memiliki karakter tersendiri yang sesuai dengan fungsi bangunan. Tema yang digunakan adalah

Sakralisme dalam arsitektur karena sesuai dengan objek perancangan yaitu biara frater CMM yang tergolong dalam bangunan yang sakral. Tema sakralisme diaplikasikan dalam segi arsitektural seperti gubahan bentuk, ruang-ruang arsitektural, rancangan tapak serta penggunaan ormanen arsitektural menimbulkan suasana yang sakral di dalam objek rancangan.

Pendekatan Tapak dan Lingkungan

Pendekatan tapak dan lingkungan dilakukan dengan pemilihan lokasi site yang sesuai untuk pembangunan biara berdasarkan dengan kriteria penilaian tapak dan lingkungan yang dibuat dan didukung dengan perencanaan wilayah kota yang ditetapkan pemerintah kota tempat lokasi dibangunannya biara. Setelah mendapatkan lokasi site yang sesuai maka dilakukan analisa dan pengolahan terhadap site yang terpilih sehingga menjadi lahan yang siap untuk dibangun sebuah biara di atasnya.

Pendekatan Gubahan bentuk dan ruang arsitektural

Pendekatan gubahan bentuk dan ruang arsitektural dilakukan untuk memperoleh program ruang seperti kebutuhan ruang dalam suatu biara, jumlah ruang, besaran ruang dan karakteristik ruang dalam biara. Diketahuinya program ruang menjadi dasar untuk menentukan, luas massa bangunan dan luas ruang luar dan kemudian dapat dibuat gubahan bentuk bangunan.

Pendekatan Struktur dan Utilitas

Bangunan biara yang dibangun harus memiliki struktur yang kokoh, utilitas yang nyaman serta memadai, sesuai dengan kondisi site dan lingkungan juga harus bersinergis dengan tema sakralisme. melakukan pengkajian tema, program ruang, bentuk, tinggi, luas bangunan, kondisi tapak dan eksisting site membuat kita dapat

(3)

155

menentukan penggunaan struktur dan utilitas yang sesuai dengan bangunan biara dengan tema sakralisme.

Pendekatan dengan Perumusan Konsepsi-konsepsi Desain

Pada tahap ini dirumuskan cara apa yang akan dilakukan untuk mentransformasikan kajian tipologi, tema, tapak dan lingkungan, program ruang, gubahan bentuk serta kajian struktur dan utilitas yang telah kita rangkum ke dalam suatu konsep desain arsitektural biara frater CMM dengan tema sakralisme dalam arsitektur. Dilakukan dengan menyiapkan beberapa alternatif yang kemudian dipilih alternatif yang terbaik untuk ditransformasikan

Pendekatan Transformasi Desain

Setelah merumuskan cara untuk mentransfomasikan berbagai kajian yang dilakukan dengan cara pemilihan alternatif maka, alternatif-alternatif yang terpilih digabungkan dan menjadi konsep-konsep desain arsitektural.

III. KAJIAN PERANCANGAN

Definisi Objek

“Biara Frater Tarekat CMM di Tomohon” adalah asrama/tempat tinggal, pusat kegiatan dan pelayanan hidup membiara dari frater Tarekat CMM di Tomohon.

Kedalaman Pemaknaan Objek Perancangan

Biara tergolong dalam bangunan yang sakral, didalamnya tinggal biarawan yang hidup sesuai dengan spiritualitas dari kongregasi mereka. Dalam suatu biara haruslah terdapat sebuah kapel tempat dimana biarawan berdoa. Kapel menjadi tempat yang paling disakralkan di dalam sebuah biara, karena didalam kapel terdapat sebuah tabernakel tempat penyimpanan roti dan anggur yang telah diberkati dalam kepercayaan agama Katolik adalah tubuh dan darah Yesus Kristus. Sesuai dengan hirarki ruangnya kapel biasanya ditempatkan di bagian biara yang memiliki tinggkat kebisingan rendah, karena itu kapel diletakkan dekat dengan kamar atau dibagian lain yang berkesan sunyi. Kamar biarawan bersifat sangat privat dan orang lain tidak diperkenankan masuk kedalam karena itu bagian tempat kamar-kamar biarawan memiliki kesan yang hening dan sunyi. Selain kapel dan kamar dalam sebuah biara CMM juga harus memiliki ruang rekreasi sebagai tempat rekreasi dan ruang makan yang diletakkan bersebelahan, pada beberapa biara kedua ruangan ini disatukan menjadi satu ruangan. Sebagai biara yang aktif biara CM M juga harus memiliki ruang tamu untuk tamu yang berkunjung serta toilet untuk tamu. Parkir untuk tamu biasanya dibuat didepan biara sedangkan untuk kendaraan milik biara memiliki garasi sendiri.

Desain biara biasa dibuat tertutup dengan taman di tengah dan di depan biara. Di Eropa sendiri desain bangunan biara memiliki gaya klasik dan hampir mirip dengan kastil dengan penggunaan material dan warna natural sehingga menimbulkan kesan yang sakral.

Prospek dan Fisibilitas Proyek

Biara CMM yang baru dengan tema Sakralisme dalam Arsitektur ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan para frater baik dari segi rohani maupun dari segi manusiawi, karena biara ini dirancang dengan memperhatikan kebutuhan ruang, besaran ruang, kenyamanan di dalam biara serta menonjolkan kesakralan baik dari segi arsitektural maupun suasanan yang timbul dalam biara.

(4)

156 U 50 0050 010 0015 0020 0025 00 M e ter 250 KET E RANGAN : S U MB E R : 1 . P e ta D as ar R BI Ba k os ur tan a l s ka la 1 : 5 0 .0 00 2 . B a pp ed a Ko ta T omo ho n T hn . 2 0 05 Da tum : W GS - 84 P ro ye ksi : U T M, Zo ne 51 650000 650000 700000 700000 750000 750000 100000 1 00000 1500 00 150 000 2 00000 200000 In de x Lo k as i P e ta Pet a Adm inist rasi ( Desa/ Kel ur ahan) KOTA TO MOHO N 6 9 25 00 6 9 25 00 69 500 0 69 500 0 6 9 750 0 6 9 750 0 70 000 0 70 000 0 7 0 250 0 7 0 250 0 705 00 0 705 00 0 7 07 50 0 7 07 50 0 710 00 0 710 00 0 7 12 50 0 7 12 50 0 137 500 1375 00 140 000 1400 00 14 2500 1 4250 0 1 45000 1 45000 1 4750 0 14 7500 1500 00 150 000 1525 00 152 500 155 000 1550 00 # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # ## # #Y Tin oo r D u a Tin oo r S a tu K inil ow Ka ka sk ase n Sa tu Ka ka sk as en Du a K aka sk as en T iga Wail an T al ete D ua Ka ma si Wol oa n S at u Wo loa n Du a K ay aw u Wo loa n Ti ga T ar a- tar a D u a Ta ra -ta ra Sa tu P in ara s L ah en do ng K am pu ng J aw aT um a tan gt an g L an so t U lu in da no Wa lia n T on da ng ow P an go lo mb ia n M a ta ni Tig a M at an i S atu M a tan i D u a P as la ten D ua P as la ten S atu K ol on ga n T a let e S at u K um ele m bu ai (I) Te m bo an Ru ru ka n KEC. TOMOHO N UTARA

KEC. TOMOHO N BARAT

KEC. TOM OHON SELATAN KEC. TOMOHON TIMU R KEC. TOMOHON TENGAH

B A TA S A D MINIS TR A SI

Bat as Ka bu pat en Jal an uta ma d an Jal an lain ny a Sun ga i d an An ak su nga i

#Y#Kot a / Ib uk ota Ka bu pat enIbu ko ta K ec am ata n Da nau Bat as Ke cam at an Bat as De sa/ Ke lur aha n De sa/ Kel ura ha n

#

D es a/ Ke lur ah anKa kas ka sen D ua Ka kas ka sen Sa tu Ka kas ka sen T iga Ka ma si Ka mp un g J aw a Ka yaw u Kin ilo w Ko lon ga n Ku me lem bu ai La hen do ng La nso t M ata ni Du a M ata ni Sa tu M ata ni Tig a P ang olo m bia n P asl ate n D ua P asl ate n S atu P ina ras R uru ka n T ale te Du a T ale te Sat u T ara -ta ra Du a T ara -ta ra Sat u T em b oan T in oor D ua T in oor Sa tu T on da ng ow T um a tan gta ng Ulu ind an o Wa ilan Wa lian Wo loa n D ua Wo loa n S at u Wo loa n T iga D. Linouw

Lokasi dan Tapak

Lokasi

Lokasi site berada di Kota Tomohon, tepatnya kelurahan M atani 1, Kecamatan Tomohon Tengah. Batas – batas Kota Tomohon adalah sebagai berikut:

- Utara : Kabupaten M inahasa Induk

- Selatan : Kabupaten M inahasa Induk

- Barat : Kabupaten M inahasa Induk

- Timur : Kabupaten M inahasa Induk

Kondisi Tapak

Berdasarkan kriteria pemilihan site, maka site terpilih berada bagian pinggiran kota Tomohon yang mengarah ke Tondano, tepatnya dikelurahan M atani 1 batas – batas Site:

- Utara : Perkebunan

- Selatan : Jalan Raya Tomohon - Tondano

- Barat : Perkebunan

- Timur : Lokasi pembangunan Gereja Katolik Roh Kudus

Kajian Tema

Pada perancangan Biara CMM ini tema yang diangkat adalah Sakralisme dalam Arsitektur. Bangunan biara dirancang dengan mengaplikasikan unsur – unsur sakral dalam agama katolik kedalam desain sebuah biara. Pengaplikasian unsur Sakral ini tidak hanya dalam konsep bentuk, ruang maupun tapak tetapi juga diaplikasikan kedalam suasana yang tercipta didalam biara.

Penerapan S akralisme dalam perancangan Arsitektur

Penerapan Sakralisme dalam Arsitektur pada zaman dulu khususnya di negara – negara Eropa sangat kental dengan konsep Gothik atau Baroq. Karena itu banyak desain bangunan keagamaan khususnya agama Katolik seperti gereja dan biara didesain gaya tersebut. Setelah selama beberapa saat kurang diminati gaya ini mulai tren kembali dalam perancangan bangunan – bangunan gereja di Indonesia saat ini. Tetapi untuk model desain sebuah biara yang mencerminkan kesederhanaan dari hidup membiara para biarawan konsep gotik dan baroq ini terasa terlalu mewah, selain itu beberapa perubahan pada kondisi alam seperti global warming membuat konsep sakral pada zaman sekarang bisa dikatakan mengalami pergeseran. Konsep sakral sekarang ini terasa lebih tepat jika mampu bersinergi dengan keadaan alam karena alam merupakan unsur kesakralan yang murni, dengan kata lain konsep sakral tidak lagi terlalu mementingkan tentang kemegahan tetapi lebih mementingkan pada konsep yang bersahabat dengan alam sekitar. Oleh karena itu dalam perancangan biara ini dirasa lebih tepat jika menggunakan konsep sakralisme yang lebih menjurus kepada sakralisme yang lebih modern dengan pertimbangan kondisi lingkungan sekitar site.

Gambar Peta Administrasi Kota Tomohon (sumber: BAPEDA Tomohon)

U

SITE

Gam bar : Existing Site Sum ber : Survei lapangan

(5)

157

Berdasarkan pertimbangan diatas maka bangunan biara CMM ini dibangunan dengan konsep kesakralan yang lebih menjurus pada kesakralan yang lebih natural/ alami dengan perancangan yang memanfaatkan potensi site, mempresentasikan kultur lingkungan sekitar site tanpa meninggalkan konsep sakral yang telah ada sebelumnya, sehingga bangunan biara dengan tema sakralisme dalam arsitektur ini dapat menyatu dengan lingkungan sekitar, diterima masyarakat serta tetap mampu mencerminkan ciri biara sebagai bangunan sakral.

Beberapa faktor penting yang perlu dipahami dalam perancangan bangunan dengan tema sakral adalah:

- Religius

Bangunan yang dibangun harus memiliki nilai religius sesuai dengan agama yang diprentasikan oleh bangunan, pemilik dan penggunanya tersebut. Agar mampu mempresentasikan nilai religi dari bangunan seorang arsitek harus mampu memahami agama yang dipresentasikan oleh objek yang akan dirancang.

- Estetika

Sebuah bangunan yang dirancang haruslah memiliki nilai estetika/ keindahan tertentu sehingga desain bisa dianggap berhasil

- Etika

Dalam mendesain bangunan sakral seorang arsitek harus memiliki etika yang baik. Seorang arsitek harus memperhatikan faktor-faktor lingkungan sehingga rancangan objek tidak merusak alam, dan tidak mengganggu lingkungan sekitar melainkan mampu memanfaatkan potensi dan kondisi sekitar site sehingga objek yang tercipta dapat bersinergi dan bersahabat dengan alam dan lingkungan sekitar.

Unsur – unsur penting dalam perancangan bangunan biaradengan tema sakralisme yang natural:

Struktur, Bentuk dan Ruang

Struktur bangunan lebih sederhana dan sesuai dengan beban yang dipikul. Bentuk bangunan lebih minimalis dengan besaran ruangan sesuai dengan kebutuhan besar ruangan.

Geoffrey Simmins dalam tulisannya yang berjudul “Sacred Spaces and Sacred Places” memaparkan bahwa dalam perancangan bangunan sakral sangat mementingkan proporsi dalam membentuk ruang maupun struktur suatu. Dalam menentukan proporsi pada bangunan sakral digunakan suatu pembanding yaitu phi (ɸ) yang disebut sebagai “the golden section” dalam skala numerikal ɸ=1,618. skala proporsi dengan pembanding phi misalnya lebar 3m maka panjang 3xɸ yaitu 3x1,618= 4,854 m atau di bulatkan 5 m.

M aterial Bangunan

M aterial bangunan yang digunakan sederhana, natural dan berkesan menyatu dengan alam. Penggunaan material dari alam lebih di maksimalkan, seperti kayu, batu, bambu dan lain-lain. Warna pada bangunan tetap menggunakan warna netral dan warna alami material. Penggunaan material disesuaikan dengan kondisi lingkungan site.

Elemen Ruang Luar

Desain elemen ruang luar tetap dipertahankan sama seperti pada zaman pertengahan. Perbedaanya penggunaan ruang luar hijau lebih dimaksimalkan seperti pembuatan taman dengan unsur tumbuhan dan air sedangkan unsur tapak lebih di minimalisir. Pembuatan plaza lebih dikurangi karena lebih menekankan pada ruang hijau. Penggunaan ornamen taman tetap dipertahankan seperti patung dan lain-lain.

(6)

158

Pada desain biara pembuatan claustros tetap dipertahahankan tetapi claustros yang dibuat lebih seperti ruang hijau (taman) bukan plaza dari pavingstone atau material tapak lainnya.

Ornamen Bangunan

Ornamen pada bangunan masih digunakan tapi penggunaannya lebih sedikit dari penggunaan pada bangunan gotik dan barok zaman pertengahan. Penggunaan relief bangunan lebih sederhana dari sebelumnya bahkan pada sebagian kasus relief bangunan tidak digunakan lagi. Penggunaan ornamen orang suci seperti patung tetap digunakan terutama di dalam kapel, pada ruang luar atau di sudut koridor.

Pencahayaan dalam Bangunan

Pencahayaan pada bangunan terbagi pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami berasal dari cahaya matahari yang masuk kedalam bangunan. Pada bangunan sakralisme untuk pencahayaan alami ditekankan bagaimana memanfaatkan cahaya matahari. M isalnya untuk bagian kamar kita letakan dibagian timur agar matahari pagi yang menyehatkan masuk kedalam kamar. Sedangkan pada Kapel kasusnya adalah bagaimana untuk menangkap sinar matahari yang merupakan sumber cahaya dan energi utama dari bumi dan di anggap cahaya yang sangat sakral dalam agama Katolik. Dalam tema sakralisme bangunan diolah agar mampu menangkap cahaya matahari dan memasukkan kedalam bagunan sehingga cahaya matahari yang masuk ke bangunan dapat menambah kesan sakral pada bangunan.

Kultur lingkungan

Dalam merancang bangunan sakral arsitek harus mengetahui kultur lingkungan disekitar site seperti kebiasaan masyarakat, model arsitektur lingkungan, kondisi lingkungan, potensi site bahkan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada pada site dan lingkungan sekitarnya.

IV. ANALIS A PERANCANGAN

Program ruang dapat dilihat pada tabel berikut:

Pelaku Kegiatan Aktif itas Kebutuhan Ruang

Owner (Frater CMM)

Berdoa dan mengikuti P erayaan Ekaristi Kapel Istirahat (tidur) Kamar tidur Makan dan minum Ruang makan

MCK WC/KM

Belajar/ menyiapkan bahan ajar Ruang kerja, P erpustakaan, Ruang Komputer Rekreasi Ruang Rekreasi

Bertemu P engunjung/tamu Ruang Tamu Membaca P erpustakaan P ertemuan/ rapat besar Ruang serba guna

Olahraga Ruang Serba Guna, Taman Memarkir kendaraan biara yang

digunakan

Garasi

Uskup

Masuk P arkir

Memimpin P erayaan Ekaristi Kapel P ersiapan perlengkapan Ekaristi dan

ganti pakaian imam

Sakristi Bertamu Ruang tamu Makan dan minum Ruang Makan

Istirahat Kamar Uskup

MCK WC/KM

P astor

Masuk P arkir

Memimpin P erayaan Ekaristi Kapel P ersiapan perlengkapan Ekaristi dan

ganti pakaian imam

Sakristi Bertamu Ruang tamu

(7)

159

Makan dan minum Ruang Makan Istirahat Kamar tamu

MCK WC/KM

P engunjung Biarawan

Masuk P arkir

Bertamu Ruang tamu Istirahat Kamar tamu Berdoa dan mengikuti perayaan Ekaristi Kapel

P ertemuan/ rapat Ruang serba guna, ruang tamu Makan dan minum Ruang Makan

MCK WC/KM

P engunjung Awam

Masuk P arkir

Bertamu, konsultasi, menerima bimbingan Rohani

Ruang tamu Berdoa dan mengikuti perayaan Ekaristi Kapel

Buang air Toilet

Housekeeper

Masuk P arkir

Membersihkan biara Koridor, Kapel, Ruang Tamu, Dapur, Ruang Makan, Toilet, Ruang Rekreasi, Ruang Serba Guna, Kamar Tamu, P antry, Lokerroom, P erpustakaan, Ruang Kerja,

Ruang Komputer Menyimpan peralatan Gudang

Memasak Dapur, P antry Mencuci pakaian Laundry Menyetrika dan menyimpan pakaian

Frater

lokerroom Makan dan Minum P antry Menyimpan peralatan Gudang

Buang Air Toilet

Tukang kebun

Masuk P arkir

Merawat taman dan kebun biara Taman dan kebun Menyimpan peralatan Gudang

Makan dan minum P antry Buang Air Toilet

Analisa Lokasi dan Tapak

Batas-batas :

- Utara : Perkebunan

- Timur : Gereja Katolik Roh Kudus yang sedang di bangun dan pemukiman

- Selatan : Jalan Raya Tomohon-Tondano, pemukiman

- Barat : Perkebunan

Luas tapak

• Luas site : 15046 m2

• Lebar jalan menuju site : 8 m

• KDB maks = 40 %

KDB yang digunakan 20% karena rencana pembangunan ruang luar biara meliputi perkebunan, lahan pekuburan, parkir, taman.

• KLB maks : Biara CMM yang akan dibangun seperti juga biara lainnya bukan murni bangunan keagamaan saja tetapi merupakan penggabungan antara bangunan

keagamaan dan tempat tinggal. Berdasarkan RT/RW kota tomohon KDB maksimal bangunan rumah tinggal fungsi ganda adalah 150%

• Ketinggian lantai maksimal sesuai RT/RW kota Tomohon: 3 lantai

• Panjang sempadan jalan sesuai RT/RW kota Tomohon untuk bangunan keagamaan adalah 10 m :

Luas sempadan = 10 m x panjang site

(8)

160

Luas Site Efektif = Luas site – luas sempadan = 15046 – 1.296 = 13750 m2

• Luas Lantai Dasar maks = KDB x LSE

= 20% x 13750 = 2750 m2

• TLL maks = (KLB x LLD) + LLD = (100% x 2750) + 2750 = 5500 m2

Kapasitas maksimal ruang dalam site 5500 m2 dengan maksimal total luas lantai dasar adalah 2750 m2. Berdasarkan perhitungan besaran ruang dalam yang di butuhkan adalah 1717,3 m2. Itu artinya lantai dasar bangunan masih dapat dilakukan perluasan sampai 1032.7 m2. Sedangkan untuk perluasan secara vertikal adalah 2750 m2. Jadi total perluasan bangunan yang masih bisa dilakukan sesuai standar RT/RW kota Tomohon adalah sebesar 3782.7 m2.

V. KONS EP – KONS EP dan HAS IL PERANCANGAN

Transformasi Bentuk

Transformasi bentuk pada biara CMM ini berasal dari bentuk-bentuk sederhana yang sesuai dengan skala proporsi fibonaci serta mencerminkan salah satu ciri khas tema kesakralan yaitu kesederhanaan yang juga menjadi salah satu prinsip dalam hidup membiara. Selain bentuk sederhana bentuk yang digunakan dalam perancangan biara ini adalah bentuk dari simbol-simbol sakral seperti bentuk salib.

Bentuk kamar berasal dari bentuk kotak yang di beri penambahan bentuk segitiga pada bagian atas sebagai atap dan pada bagian samping sebagai bagian kamar yang berfungsi menangkap cahaya matahari pagi

Bentuk pada massa 1 berasal dari bentuk sederhana yaitu bentuk kotak dengan skala perbandingan yang sesuai dengan skala proporsi fibonaci. Ruangan-ruangan yang berbentuk kotak ini kemudian dikelompokan bersama-sama menjadi satu dengan penghubung berupa selasar yang sesusai dengan tipologi biara pada umumnya yang memiliki penghubung tiap ruangan berupa selasar

DIKELOMPOKAN

PENAMBAHAN PENGHUBUNG

Model segitiga ini berfungsi sebagai jendela yang akan menangkap cahaya matahari pagi

Penggunaan model atap sederhana dengan satu miringan seperti pada atap bangunan sederhana di Tomohon

Massa 1

(9)

161

Bentuk pada massa 2 yang pertama kali dirancang adalah bentuk massa kapel dimana bentuk awal kapel berasal dari bentuk segitiga yang di beri penambahan bentuk kotak. Setelah kapel dibentuk kemudian dikelompokan dengan bentuk kamar seperti pada massa 1. Seperti halnya pada massa 1, pada massa 2 pun diberi penghubung berupa selasar

Tampak Atas Tampak Depan

Massa 2

PENAMBAHAN PENGELOMP OKAN PENAMBAHAN PENGHUBUNG BENTUK MASS A

Bentuk dasar massa 3 adalah bentuk salib yang merupakan salah satu simbol yang melambangkan kesakralan dari umat Kristiani. Bentuk salib ini kemudian di beri penambahan bentuk kotak dengan skala perbandinga yang sesuai dengan skala perbandingan fibonaci.

Arti salib bagi um at Kristiani:

• Sim bol Kesakralan

• Penebusan dosa

• Kemenangan dan kebanggaan bagi um at Kristen

• Melam bangkan Hubungan m anusia dengan Tuhan dan

Hubungan manusia dengan sesama m anusia

Manusia Manusia TUHAN Manusia BENTUK MASS A

Massa 3

PENAMBAHAN

(10)

162 Konfigurasi Massa

Bentuk dasar massa 4 adalah bentuk kotak dengan perbandingan skala proporsi sesuai dengan fibonaci. Bentuk ini hanya di beri unsur garis sebagai sehingga bentuk kotak kelihatan terbelah menjadi 2 bagian

Massa 4

PENAMBAHAN UNSUR GARIS Manusia Manusia TUHAN Manusia

Hubungan antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia dalam perancangan biara CMM ini juga diwujudkan pada konfigurasi massa. Dimana massa 3 yang berbentuk salib diletakkan di bawah kapel, kapel disini melambangkan rumah Tuhan. Sedangkan untuk hubungan manusia dengan manusia maka di letakkan dibagian kiri dan kanan salib yaitu kamar-kamar sebagai salah satu wadah interaksi sesama manusia

KAPEL K A M A R K A M A R RG. MAKAN & REKREASI AREA SERVIS M M M T BENTUK MASS A

(11)

163

Massa 1 yang berisi Kapel, Sakristi dan sebagian kamar diletakkan dibagian belakang site yang merupakan bagian tertinggi pada site juga merupakan bagian terjauh dari jalan utama sehingga kebisingan kendaraan tidak sampai ke bagian Kapel. Hal ini dilakukan agar orang yang beribadah di Kapel memperoleh kenyamanan, keheningan, ketenangan dan tidak terganggu oeh kebisingan.

Massa 1 Yang berisi Ruang Tamu,

Perpustakaan, Ruang Komputer, Ruang Kerja dan sebagian Kamar diletakkan di bagian depan yang dekat dengan entrance, dimana Ruang Tamu diletakkan dipaling depan sesuai dengan hirarki ruang pada biara

Massa 3 yang berisi area servis, ruang makan & Rekreasi serta sebagian kamar diletakkan dibagian samping kanan site dimana bagian servis diletakan dipaling kanan sehingga kegiatan servis tidak menggangu kegiatan frater didalam biara

Perletakan massa 1 & 3 juga berdasarkan perlambangan salib seperti yang dijelaskan diatas

Massa 4 yang berisi Ruang Serbaguna yang biasa digunakan sebagai ruang olahraga diletakan dibagian paling terpisah dari massa lain yaitu dibagian sebelah barat laut site berlawanan dengan Kapel sehingga kebisingan dari Ruang Serbaguna tidak Menggangu kenyamanan ibadah didalam Kapel

(12)

164 GAMBAR HAS IL PERANCANGAN

FASADE KAPEL

PERSPEKTIF MASSA 1

SITEPLAN

(13)

165 VI. PEN UTUP

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan bangunan Biara dengan tema Sakralisme sangat cocok, kerena tema sakralisme dapat mewadahi aspek kerohanian dari suatu bangunan biara ini. Perancangan bangunan-bangunan bersifat rohani seperti Gereja, Biara, Pusat Ret-ret dan lain-lain sangatlah cocok untuk menggunakan tema Sakralisme dalam arsitektur, karena tema ini dapat mewadahi segi religi dari bangunan seperti biara atau gereja.

Dalam Perancangan bangunan dengan tema kesakralan sebaiknya memperhatikan aspek seperti lingkungan dan kultur masyarakat sekitar. Perancangan bangunan dengan tema sakralisme pada zaman ini sebaiknya mengunakan konsep sarkralisme yang lebih natural karena pertimbangan global warming. Dalam desain biara dengan konsep Sakralisme yang natural material didominasi oleh material alam yang ramah lingkungan seperti kayu kelapa, Bambu, bata merah, kerikil, dan Alang-alang. Penggunaan material ini menyebabkan banyak keuntungan yaitu: ramah lingkungan, mudah dirawat, murah, mudah didapat, sederhana, nyaman, menyatu dengan alam dan mencegah pengaruh global warming.

VII. DAFTAR PUS TAKA

1. BAPPEDA Kota Tomohon, “Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWK) Kota Tomohon 2006- 2016”. Tomohon 2006.

2. Stegers, Rudolf. 2007. “Sacred Buildings”. Berlin: Birkhauser. 3. Simmins, Geoffrey.”Sacred Spaces and Sacred Places”. PDF book 4. Web search: • http://mariannhillmonastery.org.za/gallery/ 10.00, 20-11-2012 • http://cookjmex.blogspot.com/2010_10_01_archive.html 10.05, 20-11-2012 • http://es.wikipedia.org/wiki/Convento_de_Santo_Domingo_%28Oca%C3%B1a%29, 12.00, 21-11-2012 • http://es.wikipedia.org/wiki/Convento_de_las_Salesas_Reales_%28M adrid%29, 12.30, 21-11-2012 • http://www.tomar.comlu.com/album/convento.htmhttp://www.panoramio.com/photo/ 71525978, 12.45, 21-11-2012 • http://pt.wikipedia.org/wiki/Convento_de_Cristo, 14.00, 21-11-2012 • http://tomar.com.sapo.pt/convento.html, 10.00, 22-11-2012 • http://khedanta.wordpress.com, 11.00, 24-06-2013

Gambar

Gambar Peta Administrasi Kota Tomohon  (sumber: BAPEDA Tomohon)

Referensi

Dokumen terkait

Cara pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam pemberian salinan Surat Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan yang Hilang atau Rusak dan pemberian

In this paper we develop this basic idea into an operational semantics for a higher-order functional programming language with imperative and object-oriented features.. We give a set

Hasil pemetaan komponen utama kongruen dengan dendrogram, yaitu dapat memisahkan aksesi berbiji maupun tidak berbiji, berdasarkan karakter morfologi, isoenzim maupun

IX. Kronologi singkat masalah. Diisi resume kronologi sengketa dari awal sampai akhir perkara berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan penyelesaian sengketa

Panel Tools merupakan sebuah panel yang menampung tombol-tombol, berguna untuk membuat suatu desain animasi mulai dari tombol seleksi, pen, pensil, 3D Rotate, dan

pada konstruksi integral Riemann menjadi fungsi positif  yang disebut dengan integral Riemann kontinu lengkap atau integral Henstock-Kurzweil (Integral- HK ) (Soeparna

Berdasarkan hasil analisis perhitungan dari tinggi gelombang yang didapatkan melalui perbandingan antara angin dari BMKG dan hasil penelitian langsung dilapangan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SMA Negeri 3 Polewali