• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKR 1105541 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKR 1105541 Chapter3"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Desain Penelitian

Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang

dapat membantu memecahkan masalah penelitian. Suatu metode pengumpulan

data yang tepat dapat dijadikan pedoman bagi penulis untuk mencapai tujuan

penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang penting dalam

sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey,

deskriptif dan verifikatif. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin

(2011, hlm. 6) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap

sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan

secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan

hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan

keputusan. Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian

yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan

data.

Sedangkan pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2010, hlm. 29) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif pada penelitian disini bertujuan untuk memperoleh

gambaran tentang efektivitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK

Bina Wisata Lembang. Data yang digunakan pada penelitian in menggunakan

data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan

penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses

(2)

Sedangkan Masyhuri (2010, hlm. 45) mengemukakan bahwa “Metode

verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu

cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan

mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan

statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel X

terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu

hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan

untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

mengetahui pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata

Lembang.

3.2 Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di

SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 43 siswa. Setelah dilakukan

penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang

dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di SMK

Bina Wisata Lembang sebanyak 43 siswa. Berikut ini akan diuraikan

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 3. 1 Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentase (%)

1 Perempuan 33 77

2 Laki-laki 10 23

Jumlah 43 100

Sumber: Data responden angket 2015

(3)

Apabila dilihat dari persentasenya, maka jumlah siswa administrasi

perkantoran pada sekolah tersebut di dominasi oleh wanita dengan persentase

77% sedangkan pria 23%.

3.3 Populasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian pasti akan dihadapkan pada objek penelitian,

langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu.

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) menyatakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit

penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang

dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian

(pengamatan).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi

merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau

subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau

menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 43 orang sebagai subjek penelitian.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian,

pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel

penelitian”.

(4)

populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan

dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini

metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan

mengadakan tanya jawab dengan para murid di sekolah untuk memperoleh

data mengenai gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran dan gambaran

tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.

2) Angket atau kuesioner, menurut Mardalis (2008, hlm. 66) Angket atau

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang

berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang

atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan

informasi yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan

informasi yang diperlukan oleh peneliti. Dalam kuesioner ini penulis

mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan pengukuran

indikator dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) dan variabel Y

(Motivasi Belajar Siswa). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah

disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling

tepat.

3) Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui laporan, naskah,

brosur serta dokumentasi yang dimiliki sekolah yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti dan tujuan penelitian.

4) Studi kepustakaan yaitu kegiatan pengumpulan data melalui buku-buku dan

literatur lain yang relevan dengan penelitian dan sebagai landasan teoritis

yang dapat menunjang terhadap permasalahan yang diteliti.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

(5)

untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat

diminimalkan. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis

validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah

memenuhi syarat valid dan reliabel.

3.4.1.1 Uji Validitas

Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid).

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya

angket-angket yang disebarkan kepada responden.

Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi

Product Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 26), yaitu :

� = �∑ − ∑ ∑

√[�∑ − ∑ ][�∑ − ∑

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antaravariabel X dan Y

X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-i

yang akan diuji validitasnya.

Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh

tiap responden.

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N : Banyaknya responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya

repsonden untuk uji coba instrument sejauh ini belum ada ketentuan

yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang

(6)

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau

pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari

nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Sebaliknya jika

nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r, maka item instrumen

dinyatakan tidak valid.

(7)

Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,68 0,444 Valid

2 0,54 0,444 Valid

3 0,63 0,444 Valid

4 0,51 0,444 Valid

5 0,60 0,444 Valid

6 0,51 0,444 Valid

7 0,52 0,444 Valid

8 0,58 0,444 Valid

9 0,51 0,444 Valid

10 0,61 0,444 Valid

11 0,48 0,444 Valid

12 0,56 0,444 Valid

13 0,49 0,444 Valid

14 0,49 0,444 Valid

15 0,69 0,444 Valid

16 0,47 0,444 Valid

(8)

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,47 0,444 Valid

2 0,56 0,444 Valid

3 0,51 0,444 Valid

4 0,55 0,444 Valid

5 0,77 0,444 Valid

6 0,45 0,444 Valid

7 0,56 0,444 Valid

8 0,61 0,444 Valid

9 0,54 0,444 Valid

10 0,53 0,444 Valid

11 0,45 0,444 Valid

12 0,50 0,444 Valid

13 0,47 0,444 Valid

14 0,48 0,444 Valid

15 0,51 0,444 Valid

16 0,49 0,444 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel

komunikasi pembelajaran (X) dengan 17 item dinyatakan valid, sehingga angket

yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel komunikasi pembelajaran

adalah sebnyak 17 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel motivasi belajar

siswa (Y) dengan 16 item dinyatakan valid, sehingga angket yang digunakan

untuk mengumpulkan data variabel motivasi belajar siswa sebanyak 16 item.

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan

uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan

bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan

(9)

untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2010, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut

dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach dalam Sambas Ali

Muhidin (2010, hlm. 31), yaitu:

� = [ �

�− ] . [ −

∑ � � ]

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu

mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� = ∑ − ∑ �

Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal

∑ � = Jumlah varians bulir

� = Varians total N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010,

hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden

(10)

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa

kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan

data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.

9. Selanjutnya nilai r n diatas dibandingkan dengan r l pada tingkat

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya:

 Jika nilai r n > nilai r l, maka instrumen dinyatakan reliabel.

 Jika nilai r n < nilai r l , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana

terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabel

1 Komunikasi Pembelajaran 0,868 0,444 Reliabel

2 Motivasi Belajar Siswa 0,816 0,444 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua

variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana

(11)

reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga

penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala

terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji

kevalidannya dan kereliabilitasnya.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan

variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat (dependen).Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini terdapat terdapat dua variabel yang dikaji dalam

penelitian ini, yaitu (1) Komunikasi pembelajaran, dan (2) Motivasi Belajar

Siswa.

Kedudukan variabel Komunikasi pembelajaran sebagai variabel

independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Motivasi belajar

siswa sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y).

3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

Dalam penelitian ini, komunikasi pembelajaran dikaji melalui efektivitas

komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu

indikator komunikasi pembelajaran difokuskan pada persepsi peserta didik

terhadap kemampuan guru dalam menciptakan suasana komunikasi pembelajaran

efektif. Menurut Fathurohman dan Sutikno ( 2009, hlm 41) terdapat minimal lima

indikator yang dapat dikembangkan untuk menciptakan komunikasi yang efektif

yaitu :

1. Respect (Menghargai)

2. Empathty ( Empati)

3. Audible (Mudah dimengerti)

4. Clarity (Jelas maknanya)

(12)

menciptakan suasana komunikasi yang harmonis dengan rasa takut dan cemas

dalam diri peserta didik. Rasa takut yang ada dalam diri peserta didik akan

menyebabkan peserta didik enggan untuk mengemukakan pendapat serta bersifat

defensif dan cenderung tertutup terhadap penjelasan apapun yang disampaikan

oleh guru.

Tabel 3. 5 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

(13)
(14)

Uno (2009, hlm 23) bahwa indikator motivasi belajar, di antaranya :

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Adanya harapan dan cita – cita masa depan

4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang manrik dalam belajar

6. Adanya lingkungan belajar yang Efektif

7. Sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Indikator-indikator motivasi belajar menurut Wena (2010, hlm 33)

Keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan

dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam

belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam

pembelajaran.

Lebih lanjut lagi keller dalam Wena (2010, hlm. 33) mengemukakan

bahwa indikator-indikator motivasi belajar, antara lain :

1. Tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran

2. Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa

3. Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan

tugas – tugas pembelajaran

4. Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat – pendapat di atas

bahaw indikator dari motivasi belajar terdiri dari hasrat dan keinginan siswa untuk

berhasil, perhatian siswa, dorongan belajar sebagai relevansi pembelajaran dengan

kebutuhan siswa, harapan dan cita-cita yang membuatnya selalu berusaha

mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran, penghargaan, kegiatan belajar

yang menarik yang dapat memberikan kepuasan kepada siswa, dan lingkungan

(15)

Variabel Indikator Ukuran Skala No item rasa ingin tahu pada isi pembelajaran,

Antusias  Tingkat dorongan kepada siswa untuk

memperoleh hasil / nilai terbaik

 Tingkat dorongan untuk menjadi peringkat teratas di kelas

 Tingkat dorongan dalam

 Tingkat dorongan untuk belajar

(16)
(17)

3.6 Uji Asumsi

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa

pengujian, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas.

3.6.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji

statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan

apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah

normal.

Penggunaan statistik parametrik bekerja dengan asumsi bahwa data setiap

variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka

teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan

demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan

dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 69),

“Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di

bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test dengan

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali

Muhidin, 2010, hlm. 93), kelebihan Liliefors Test adalah

penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full)

sekalipun dengan ukuran sampel kecil.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93-95) menyatakan langkah–langkah

pengujian normalitas data dengan Liliefors adalah sebagai berikut:

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

(18)

carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi. h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak H jika D hitung > D tabel

dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)

i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi berikut:

Tabel 3. 7 Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X F Fk Sn( Z Sn( - [�� � − � ]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn( = fki : n

Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = = �−�̅,

dimana X̅ = ∑ X

n dan S = √

−(∑ ��)

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva

Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi

normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan

cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai

selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D

hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada ∝ = 0,05 dengan cara ,88

√n .

kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

1) D hitung < D tabel, maka H diterima, artinya data berdistribusi normal.

2) D hitung ≥ D tabel, maka H ditolak, artinya data tidak berdistribusi

(19)

Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok,

yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Sambas Ali Muhidin

(2010, hlm. 96) menyatakan “pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”. Pengujian homogenitas

digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil

penelitian.

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila

nilai hitung �2> nilai tabel�2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen

ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

� = ln [� − ∑ � . � � ]

Sumber: Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 294)

Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = log ∑ �

S2gab = Varians gabungan

=

=

∑ � ∑

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295),

langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah

sebagai berikut :

a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut :

c)

d) Tabel 3. 8 Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 Logdb. Log db.

1

2 3

(20)
(21)

g) Menghitung log dari varians gabungan. h) Menghitung nilai Barlett.

i) Menghitung nilai � .

j) Menentukan nilai dan titik kritis.

k) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika nilai � hitung < dari nilai � tabel, maka H diterima atau variasi data dinyatakan homogen.

2) Jika nilai � hitung ≥ dari nilai � tabel, maka H diterima atau variasi data dinyatakan tidak homogen.

3.6.3 Uji Linieritas

Uji linieritas menjadi salah satu syarat untuk analisis data yang

menggunakan uji parametrik. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99)

menyatakan bahwa:

Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah analisis hubungan. Teknik analisis statistika yang dimaksud adalah teknik yang terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis).

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel terikat

dengan Variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji

kelinieran regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel

2007.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99-101), mengatakan bahwa

pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa

regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai

berikut:

a) Menyusun tabel kelompok data Variabel x dan Variabel y

b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK dengan rumus:

� = ∑

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK / , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

d) Menghitung jumlah kuardat residu (JK dengan rumus: = ∑ − � /

(22)

/ = � /

g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ) dengan rumus: = ��

h) Menghitung jumlah kuadrat error JKE dengan rumus:

� = ∑ {∑� − ∑ }

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK C) dengan rumus:

JK C = JK − JKE

j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK C) dengan rumus:

� = �−��

k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE dengan rumus:

� =

l) Mencari nilai uji F dengan rumus:

F = ��

m) Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

n) Mencari nilai F l pada taraf signifikansi 95% atau ∝ = 5% menggunakan rumus: F l= F −∝ C, E dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

o) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

1) Jika F n <F l , maka dinyatakan berpola linier.

2) Jika F n ≥ F l , maka dinyatakan tidak berpola linier.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin

(2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga

karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan

bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan

membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data

(23)

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui

statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median

atau modus.

Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1

dan 2 maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis

deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai komunikasi pembelajaran

dan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata

Lembang. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari

responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan

kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk

masing-masing variabel. Untuk itu penulis menggunakan langkah langkah seperti yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 81) yaitu

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK=ST x JB x JR.

Ket:

SK = Skor Kriterium ST = Skor Tertinggi JB = Jumlah Bulir Soal JR = Jumlah Responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:

∑xi= x1 x2 x3 ...+ x37.

Keterangan :

X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x

X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden

c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut: 1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR Sangat Rendah : K = SR x JB x JR

(24)
(25)

3) Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi.

3.7.2 Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan minimal

untuk data interval dan ratio serta statistik non parametris yang digunakan untuk

data nominal dan ordinal. Dalam penelintian ini menggunakan analisis parametris

karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk

menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 3,

yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh positif komunikasi pembelajaran

terhadap motivasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan

statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-testdan t-test terhadap

koefisien regresi.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka

dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana yang dilakukan untuk

melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai

variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Untuk menguji adanya hubungan

antar variabel maka perlu melakukan uji hipotesis. Dengan pengujian tersebut

maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu

hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan

menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.

Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh

yang signifikan dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) terhadap variabel Y

(26)

hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut:

1. Menentukan rumusan hipotesis H dan H

� : = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif Komunikasi Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

H1: β > 0 : Terdapat pengaruh yang positif Komunikasi

Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

Menentukan taraf kemaknaan/nyata ∝ (level of significance ): ∝= , 5

2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana.

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan regresi sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana : Ŷ: variabel tak bebas (nilai duga) a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β)

= ∑ − ∑ = Υ − Χ dan = �. ∑ −∑ ∑

�.∑ − ∑.

3. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah

uji F, yaitu F =

Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadran regresi ( dengan rumus:

� = ∑

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK l , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus: = ∑ − � /

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK ), dengan rumus:

=

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK ), dengan rumus:

(27)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ), dengan rumus:

= ��

g. Menghitung F, dengan rumus: F = �� �

4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk

db = 1 dan db = n – 2

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F l = F (db db )

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ F l , maka tolak H yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

6. Membuat kesimpulan.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 26), seperti berikut:

r = � ∑ − ∑ . ∑

√[� ∑ − ∑ ] . [� ∑ − ∑ ]

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai variabel X maka akan diikuti dengan penurunan nilai Y, dan berlaku sebaliknya.

a) Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif

b) Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.

c) Jika nilai r = 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap

variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus:

KD = r x 100%

dimana:

Gambar

Tabel 3. 1 Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X
Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y
Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian pada hipotesis kedua (H2) dapat kita lihat pada tabel path coefficient dengan nilai p values memiliki besaran nilai 0.000, nilai tersebut lebih kecil dari

(b) Persaingan bukan terhadap harga (non price competition) melalui deferensial produk, pengembangan HaKI, promosi/iklan, pelayanan purna jual, serta berusaha untuk

Uang Rp 6.000.000 tersebut dipotong terlebih dulu oleh Staf Kopontren Nurul Huda Al Hikmah cabang Blora Desa Kutukan untuk biaya administrasi sebesar Rp

Kita dapat memperkirakan bahwa pada saat itu, Nazaret telah sedemikian rupa diabaikan sehingga tidak ada hal baik yang dapat diharapkan muncul dari mereka yang tinggal di

Hasil uji t didapat bahwa secara parsial variabel pendapatan konsumen kopi Robusta berpengaruh signifikan terhadap permintaan kopi Robusta di pasar inpres,

Dengan memanfaatkan penyedot debu portebel sebagai mesin utama penghisapnya ditunjang dengan motor DC sebagai motor penggerak roda belakang alat ini, servo

Penelitian ini bertujuan untuk menguji (1) perbedaan kemampuan mengapresiasi cerita pendek antara kelompok siswa yang diajar dengan metode pembelajaran reciprocal