bab
5
KENARIO PENATAAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KELURAHAN IJOBALIT
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) merupakan
perencanaan makro skala kelurahan/desa. Rencana penataan makro di
Kelurahan Ijobalit ini terdiri dari beberapa rencana yang didasari oleh fakta
analisa yang telah dirangkum diawal pada bab sebelumnya. Adapun
rencana ini tidak lepas dari urutan-urutan yang ada pada keterangan
sebelumnya juga sehingga dapat terlihat benang merah yang telah
tercapai. Berikut adalah rencana yang dibahas pada pembahasan pada
dokumen ini, diantaranya adalah Rencana Kependudukan Dan Lapangan
Kerja, Rencana Pusat-Pusat Kegiatan Lingkungan, Rencana Pola
Ruang/Pemanfaatan Ruang, Rencana Penanganan Dan Pencegahan
Permukiman Kumuh (7+1 Indikator Kumuh), Rencana Kebutuhan
Prasarana Dan Sarana Sosial Ekonomi, Rencana Aksi Pengembangan
Penghidupan Berkelanjutan (Ra-P2b) – Konsep Livelihood.
5.1. RENCANA KEPENDUDUKAN DAN LAPANGAN KERJA 5.1.1. RENCANA KEPENDUDUKAN
Bedasarkan analisa yang dijabarkan pada bab sebelumnya, rata–rata
laju pertumbuhan penduduk di Kelurahan Ijobalit adalah sebesar
1,59 % pertahun. Dengan demikian jumlah penduduk Kelurahan
Ijobalit sampai dengan tahun perencanaan (tahun 2021)
diperkirakan sebesar 3.328 jiwa.
Adapun kajian dan asumsi yang digunakan sebagai dasar dalam
perkiraan jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut
:
Pada tahun 2016 - 2021, perkiraan jumlah penduduk disemua
lingkungan yang berada di Kelurahan Ijobalit mengalami
peningkatan penduduk berdasarkan analisa rata-rata pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya.
Di Lingkungan Ijobalit lauk mengalami pertumbuhan sebesar 1.66
%, dari jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 644 jiwa,
diproyeksikan akan bertambah menjadi 711 jiwa pada tahun 2021
atau mengalami pertambahan penduduk sebesar 67 jiwa.
Di Lingkungan Ijobalit Makmur mengalami pertumbuhan sebesar
1.59 %, dari jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 716 jiwa,
diproyeksikan akan bertambah menjadi 787 jiwa pada tahun 2021
atau mengalami pertambahan penduduk sebesar 71 jiwa.
Di Lingkungan Ijobalit Daye mengalami pertumbuhan sebesar
1.73 %, dari jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 858 jiwa,
diproyeksikan akan bertambah menjadi 951 jiwa pada tahun 2021
atau mengalami pertambahan penduduk sebesar 93 jiwa.
Di Lingkungan Ijobalit Selatan mengalami pertumbuhan sebesar
1.4 %, dari jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 809 jiwa,
diproyeksikan akan bertamabah menjadi 879 jiwa pada tahun
2021 atau mengalami pertambahan penduduk sebesar 70 jiwa.
Untuk lebih jelasnya perkiraan jumlah penduduk perlingkungan
Kelurahan Ijobalit sampai tahun 2021 dapat dilihat pada tabel
5.1.2. RENCANA PENGEMBANGAN LAPANGAN KERJA
Kita perlu menyadari bersama, bahwa pengembangan kesejateraan
masyarakat atau upaya penanggulangan kemiskinan bukan hanya
semata-mata merupakan tanggung jawab pemerintah saja, namun
merupakan bagian dari tanggung jawab diri sendiri (manusia itu
sendiri) dan kepedulian terhadap sesama (kemasyarakatan). Adapun
rencana rencana pengembangan lapangan Kerja masyarakat
Kelurahan Ijobalit difokuskan pada peningkatan sumber daya
manusia dan kelompok masyarakat yang memliki peran penting
dalam kemajuan perekonomian dan sumber daya manusia
Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang.
A. RENCANA PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA
(SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang
menentukan perkembangan suatu wilayah. Kondisi ini dapat kita
lihat dari karakteristik, tingkat pendidikan dan kelompok umur
masyarakatnya yang dominan. Berdasarkan kajian dan analisa
sebelumnya, dimana sebagian besar penduduk lokal Kelurahan
Ijobalit berprofesi sebagai petani, buruh tani, pedagang dan
pengerajin. Dari sisi tingkat pendidikan sebagian besar
masyarakat sudah dapat mengenyam pendidikan minimal tamat
SD dan tingkat buta huruf juga masih tinggi serta dari sisi
kelompok umur, sebagian besar atau dominan penduduk
Kelurahan Ijobalit masuk dalam kategori umur produktif (umur 20
Dengan melihat kondisi di atas, artinya bahwa Kelurahan Ijobalit
memiliki sumber daya dan sesungaigus memiliki kendala atau
masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusianya.
Adapun rencana peningkatan Sumber Daya Manusia Kelurahan
Ijobalit adalah sebagai berikut :
1. Rencana Peningkatan dan Pengembangan SDM dari Sisi Profesi (Buruh Tani, Pedagang dan Pengerajin)
Pengembangan usaha-usaha baru, khususnya bagi
buruh tani (yang sulit untuk meningkatkan
kesejahteraanya) yang sekiranya dapat dilaksanakan dan
dikembangkan oleh masyarakat, seperti pengembangan
peternakan dan perkebunan skala kecil yang dapat dikelola,
baik secara individu maupun kelompok.
Membuka akses dan menjalin kemitraan dengan pihak lain yang berkaitan dengan upaya peningkatan kapasitas
pelaku kegiatan ekonomi (pedagang dan pengerajin) dan
kelembagaan desa.
Peningkatan kualitas pelaku dan produk ekonomi masyarakat lokal, melalui pelatihan inovasi dan kreatiitas
produk, manajement pengelolaan, pemasaran, dan lainnya.
Pengembangan jejaring pemasaran (internal & eksternal) melalui promosi produk.
Menjalin mitra dengan Pemda untuk dapat mengakses kerjasama antara kelompok usaha dengan Lembaga
Perbankan, sebagai bagian dari peningkatan modal usaha.
2. Rencana Peningkatan Pendidikan Masyarakat
Peningkatan SDM masyarakat Kelurahan Ijobalit tidak hanya terfokus pada peningkatan pendidikan formal
(Pendidikan SD, SMP, SMU) namun juga direncanakan
pendidikan infomal, terutama pengetahuan tentang
penyadaran masyarakat untuk dapat hidup pada
Peningkatan pendidikan secara formal akan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan sarana dan prasarana
pendidikan serta arah kebijakan program pendidikan yang
ada.
Pengembangan pendidikan sejak dini (PAUD) dan pendidikan lanjutan.
Peningkatan pendidikan informal dapat direncanakan adanya kerjasama dengan pihak pemda maupun swasta,
melalui pengembangan kursus keterampilan bagi pemuda,
program penanganan buta aksara dan lainnya.
Pendidikan kemasyarakatan jangka pendek dalam upaya
Percepatan Perubahan Prilaku kepada masyarakat melalui :
- Pengembangan kapasitas warga melalui kegiatan pelatihan, simulasi, lomba-lomba antar dusun/kawasan dan lainnya.
- Pengembangan media warga melalui media-media yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menyebarkan informasi, seperti pengajian, buletin, baleho, spanduk dan lainnya.
Pendidikan kemasyarakatan jangka panjang melalui kerja-kerja Edukasi Kesiapan Masyarakat Menuju Cita-Cita
(Visi) Bersama, seperti :
- Sosialisasi gagasan perubahan sosial yang
dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan melalui metode MLM strategy, desiminasi, pameran dan lainnya ditingkat desa atau kawasan.
- Pemulihan modal sosial warga yang dilaksanakan
secara berkala dan berkelanjutan melalui
pengembangan kegiatan-kegiatan yang dapat menggugah kebersamaan, seperti hari gotong royong, hari berniaga, mengadakan bazzar murah dan lainnya.
- Tumbuhnya Lembaga-lembaga dan
kelompok-kelompok sosial yang peduli terhadap upaya pembangunan desa (isik, sosial dan ekonomi).
B. RENCANA PENGEMBANGAN KELOMPOK-KELOMPOK
Sesuai dengan kajian dan analisa, dimana umumnya kelompok
sosial yang ada saat ini lebih fokus bertujuan untuk memajukan
anggota kelompok masing-masing dan belum mengarah pada
kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial masyarakat Kelurahan
Ijobalit, terutama dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan
penanggulangan kemiskinan. Oleh sebab itu untuk
pengembangan kelompok-kelompok sosial Kelurahan Ijobalit pada
masa mendatang direncanakan melalui :
1. Peningkatan
kapasitas kelembagaan desa sebagai penggerak (motor)
masyarakat untuk mengembangkan lembaga masyarakat, baik yang ada saat ini maupun kebutuhan pengembangan lembaga lain yang mengarah pada kemajuan sosial, ekonomi
dan isik Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang.
2. Mengarahkan
masyarakat-masyarakat yang memiliki kepedulian, terutama
pemuda untuk mengembangkan kelembagaan sosial dibidang penanganan masalah sosial lingkungan permukiman, seperti lembaga peduli anak yatim/putus sekolah, penanganan
masalah sampah, sanitasi, air bersih, bencana alam dan sebagainya.
3. Peningkatan
kapasitas lembaga-lembaga sosial tersebut di atas, melalui kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak yang berkompetent. Membuka akses dengan pihak ketiga sebagai upaya pengembangan
sumber daya, terutama berkaitan dengan pendanaan keberlanjutan
kegiatan tersebut.
5.2. RENCANA PUSAT-PUSAT KEGIATAN LINGKUNGAN
Berdasarkan kondisi eksisting, analisa kesesuian pusat-pusat kegiatan Lingkungan pada masa mendatang, maka dibutuhkan zonasi pada wilayah perencanaan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi masing-masing kawasan/zona yang ada dapat menjadi lebih jelas dimasa mendatang. Adapun rencana zonasi peruntukan berdasarkan 7+1 indikator .
Berdasarkan kondisi eksisting, analisa kesesuian pemanfaatan lahan dan kecendrungan perubahan peruntukan lahan pada masa mendatang, maka dibutuhkan zonasi pada wilayah perencanaan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi masing-masing kawasan/zona yang ada dapat menjadi lebih jelas dimasa mendatang.
Rencana Strukur ruang mencakup rehabilitasi, rekonstruksi dan
pengembangan kelurahan. Selain itu juga mampu menampung
pertumbuhan ruang di masa yang akan datang secara leksibel dan
mampu menampung kebutuhan perbaikan struktur ruang desa
melaui konsolidasi lahan (jika diperlukan).
Rencana pembentukan struktur ruang Kelurahan Ijobalit bertujuan
untuk menciptakan sistem pelayanan kegiatan secara berjenjang
dan berhirarkis. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh
tingkat pelayanan dan interaksi kegiatan yang efektif dan eisien.
Terdapat beberapa kajian berdasarkan arah kebijakan pembangunan
Kabupaten Lombok Timur dan kondisi eksisting wilayah perencanan
yang dijadikan dasar untuk pengembangan struktur ruang Kelurahan
Ijobalit, yaitu :
Kawasan Perkotaan Ijobalit meliputi wilayah administrasi Kelurahan Ijobalit sebagai pendukung pusat perkotaan dan hinterlandnya
adalah Desa Korleko, Kelurahan Geres, Desa Bagik Payung Timur,
Kelurahan Tanjung, Kelurahan Kelayu Utara.
Kawasan perkotaan Ijobalit juga merupakan pusat sub satuan wilayah pembangunan (SSWP) pusat maka hinterlandnya juga
mencakup wilayah administrasi Kecamatan Selong.
Terbentuknya permukiman dengan pola kluster yang menyebar di masing-masing lingkungan.
Pada umumnya jenis permukiman yang ada adalah permukiman campuran (perkampungan).
Berdasarkan kondisi di atas, maka untuk memudahkan dalam
merencanakan pembangunan serta kemudahan memberikan
pelayanan kepada masyarakat diperlukan perencanaan sesuai
dengan fungsi masing-masing kawasan yang ada. Atas dasar hasil
5.4. RENCANA PENANGANAN DAN PENCEGAHAN PERMUKIMAN KUMUH (7+1 INDIKATOR KUMUH)
5.4.1. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Perkembangan permukiman di Kawasan Kelurahan Ijobalit
mengalami perkembangan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan
karena selama ini kebutuhan penduduk akan tempat tinggal semakin
tinggi, begitupula dengan perkembangan Kelurahan Ijobalit sebagai
daerah utama pendukung kecamatan sendiri perkembangannya
cenderung cepat.
Pola perkembangan permukiman di Kawasan Kelurahan Ijobalit
cenderung membentuk pola linier dan sebagian lagi mengelompok membentuk perkampungan yang cukup padat, misalnya permukiman yang terdapat di sekitar pusat Kelurahan Ijobalit Induk. Selain itu
perkembangan permukiman lainnya berkembang cenderung mengikuti pola jaringan jalan atau pola linier, terutama permukiman-permukiman yang berada di Lingkungan Ijobalit Daye dan lingkungan
Ijobalit Selatan, tetapi ada juga yang bersifat mengelompok.
Permasalahan utama didalam penataan Banguan dan Lingkungan
yang ada di Kawasan Kelurahan Ijobalit saat ini adalah :
Pola perkembangan permukiman yang masih menyebar dan membentuk blok-blok perkampungan;
Jaringan jalan yang menghubungkan antar permukiman,
khususnya permukiman yang ada diluar jalan utama kondisinya
buruk dan bahkan sebagian rusak berat. Sehingga mempersulit
dan mengganggu hubungan sosial (interaksi) antar masyarakat
maupun aktivitas masyarakat sehari-hari.
Permukiman penduduk yang terdapat di Pusat Kelurahan Ijobalit cendrung menjadi permukiman padat.
Pembangunan jalan biasanya dilakukan setelah permukiman berdiri, bukan prasarana jalan yang dibangun terlebih dahulu.
Jarak antar bangunan di Kelurahan Ijobalit bervariasi dari 1 s.d. 2 meter. Di Zona I Pusat Kelurahan kerapatan bangunan mencapai 1
Lingkungan lainnya kerapatan bangunan berkisar antara 2 s.d. 3
meter.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan diatas yang berkaitan
dengan pengembangan permukiman beserta rencananya adalah
sebagai berikut :
1. Pengembangan Permukiman Baru
Perkembangan permukiman direncanakan pada lahan-lahan kosong yang membentuk kantong-kantong dan penyatuan
permukiman antar blok-blok yang ada, sehingga permukiman
berkembang secara linier. Upaya-upaya tersebut disertai
dengan pengembangan aksesibilitas, ditunjang dengan
fasilitas-fasilitas pendukung dan faktor penting lainnya adalah faktor
pertambahan jumlah penduduk Kelurahan Ijobalit, dalam
kaitannya dengan penyediaan permukiman;
Perlu adanya peningkatan jaringan jalan, terutama jalan yang menghubungkan antar permukiman, agar aktivitas masyarakat
baik aktivitas sehari-hari maupun aktivitas hubungan sosial
masyarakat (interaksi) menjadi lebih lancar dan terus tetap
terjaga.
Pengaturan jalan gang sebagai awal penataan bangunan di lokasi kepadatan tinggi.
Langkah selanjutnya adalah penanaman tanaman hijau di pinggir jalan gang maupun tanah kosong yang berlebih dipinggir
jalan selain untuk memperindah lingkungan juga menghindari
pelanggaran terhadap aturan jarak bangunan di permukiman.
Adanya pengendalian dan kontrol sosial agar kawasan tidak semakin padat melalui penerapan awiq-awiq (aturan bersama).
Pengembangan dan pembangunan rumah harus memperhatikan
bangunan yang ada di sekitarnya, minimal terdapat ruang antar
bangunan.
Pengembangan dan pembangunan isik rumah dapat dilakukan
minimal secara sederhana dengan melihat kelayakan standar
kesehatan, seperti sirkulasi udara dan penyinaran.
Penataan permukiman padat dengan program revitalisasi yang khusus menangani penataan sempadan bangunan (jarak antar
bangunan maupun jarak bangunan dengan jalan lingkungan
sebagai upaya peningkatan akses jalan lingkungan). Penertiban
lebar jalan gang di permukiman padat menjadi 1,5 meter dan
diharapkan setidaknya dapat mempengaruhi jarak antar
bangunan menjadi minimal 1,5 meter.
Penataan jalan lingkungan dimaksudkan untuk peningkatan kualitas dan keasrian lingkungan permukiman, melalui
rehabilitasi perkerasan jalan lingkungan (rehab paving blok),
peningkatan perkerasan jalan lingkungan (dari jalan tanah
ditingkatkan menjadi perkerasan paving atau rabat),
penyediaan penerang jalan, gapura, RTH koridor jalan &
jaringan drainase.
Diperlukan kesepakatan bersama tentang reorientasi bangunan rumah dan lebar jalan gang sebagai bentuk kepentingan
bersama.
Pemberlakuan pola insentif dan disentif dalam pengaturan jarak bangunan dengan jalan gang sebagai acuan. Salah satu bentuk
insentif bagi rumah tidak layak huni yang terlalu menjorok ke
jalan akan diprioritaskan untuk dilakukan renovasi sebagai
bentuk kepentingan bersama. Sedangkan pola disentif adalah
pemberlakuan sanksi sosial bagi masyarakat yang tidak mau
menerima kesepakatan bersama masyarakat.
Selain penertiban lebar jalan gang, sejalan dengan itu maka jaringan drainase permukiman dan SPAL dilengkapi disisi kiri
kanan jalan gang, sehingga saluran drainase dan SPAL akan
terintegrasi satu sama lain.
Penanganan jalan dan drainase difokuskan pada permukiman
padat yang tidak teratur agar menjadi contoh untuk
permukiman – permukiman yang lain yang tidak begitu padat.
5.4.2. PENATAAN JALAN LINGKUNGAN
Pengembangan jaringan jalan merupakan pendukung untuk
mewujudkan strurktur ruang suatu wilayah yang lebih efektif dan
eisien dari sisi sistem pelayananya karena dengan adanya
rencana pengembangan jalan ini akan sangat mempengaruhi
penyebaran dan distribusi berbagai kegiatan yang ada di wilayah
tersebut, seperti penyebaran penduduk, fasilitas (perumahan,
perkantoran, perdagangan dan lainnya) serta pengembangan
utilitas permukiman.
5.4.2.2. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN
Berdasarkan kajian dan analisa yang dilakukan sebelumnya, dimana jaringan jalan yang terdapat di Kelurahan Ijobalit membentuk pola linier dengan asumsi bahwa kecendrungan perkembangan akan dominan mengikuti jaringan jalan tersebut saja. Selain pola jaringan jalan tersebut, terdapat juga pengaruh lain dalam rencana pengembangan jaringan jalan dimasa mendatang, yaitu :
Rencana pembangunan jalan baru.
Rencana Pelebaran Jalan.
Rencana pengembangan permukiman.
Berdasarkan issue startegis yang berkembang di atas dan kondisi ideal yang diharapkan, maka konsep pengembangan jaringan jalan di Kelurahan Ijobalit adalah :
A. Rencana Penataan Jalan
Jalan Arteri Primer (Jalan Kabupaten)
- Secara umum jaringan jalan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pergerakan pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor.
- Penataan koridor jalan kabupaten yang merupakan peningkatan dan pengembangan identitas Kelurahan Ijobalit sebagai Kelurahan pendukung Kecamatan, melalui penataan sempadan jalan, terutama penertiban bangunan dan PKL yang berada di Daerah Milik Jalan (Damija) penyediaan jalur pedestrian, penerang jalan dan RTH koridor jalan.
- Penataan pedagang kaki lima.
- Penyediaan jalur pedestrian (trotoar).
- Penyediaan pengaman jalan pada bahu jalan berupa rabat yang berfungsi juga sebagai jalur pedestrian/pejalan kaki.
- Penyediaan atribut jalan berupa rambu-rambu lalu lintas, penerang jalan dan lainnya.
- Penanaman pohon sebagai upaya penghijauan koridor jalan dan pengembangan identitas desa, seperti penanaman pohon palem dan lainnya.
Jalan Lokal Skunder (Jalan Kelurahan)
- Penataan dan pengendalian bangunan yang berada di wilayah Daerah Milik Jalan (Damija) sebagai antisipasi awal pembangunan rumah atau fasilitas lain yang cendrung akan mengambil daerah pemanfaatan jalan.
- Penyediaan pengaman jalan pada bahu jalan berupa rabat yang berfungsi juga sebagai jalur pedestrian/pejalan kaki.
- Penataan jalan desa melalui penyediaan jalur pedestrian, gapura pintu masuk dan keluar, penerang jalan dan RTH koridor jalan.
- Penyediaan penerang jalan dan lainnya.
Jalan Lingkungan dan Gang
- Penataan dan pengendalian bangunan disekitar jalan sebagai antisipasi pembangunan rumah atau fasilitas lain yang cendrung akan mempersempit jalan lingkungan dan gang.
- Peningkatan perkerasan jalan lingkungan (gang) dengan lebar >3 meter dengan jenis aspal hotmix.
- Peningkatan perkerasan jalan lingkungan (gang) dengan lebar <3 meter dengan jenis paving atau rabat beton.
- Rehabilitasi rabat beton dan paving blok yang memiliki kondisi buruk dan sedang.
- Pemanfaatan lahan kosong sekitar jalan melalui penanaman pohon sebagai upaya penghijauan koridor jalan lingkungan dan gang.
- Pembangunan dan penyediaan saluran SPAL dan atau drainase sebagai upaya pengintegrasian sistem pembuangan air limbah maupun air hujan.
B. Rencana Pengembangan Jalan dan Jembatan
Terdapat beberapa rencana dalam pengembangan/pembukaan
jalan baru yang terdapat di Kelurahan Ijobalit adalah :
- Pengembangan infrastruktur jalan baru dapat membentuk fungsi dari Kelurahan Ijobalit sebagai Pusat SSWP tengah, PKL serta menunjang pengembangan kawasan pantai aik anyir dan lembah hijau yang memiliki potensi sebagai kawasan wisata.
- Pengembangan jalan baru sebagai upaya untuk dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses pelayanan publik yang terdapat di Pusat Desa.
- Pengembangan jalan baru direncanakan pada lokasi lahan kosong dan meminimalisir mengenai bangunan warga dan fasilitas umum lainnya.
- Pengembangan jalan baru sebagai upaya meminimalisir perkembangan permukiman hanya berada di sepanjang jalan utama kelurahan atau bersifat linier.
- Pengembangan jalan baru tidak hanya merupakan jalan yang menghubungkan antar lingkungan dalam kelurahan, namun juga yang berfungsi sebagai jalur antar desa disekitar Kelurahan Ijobalit.
- Pengembangan jalan baru (jalan lingkungan) yang dapat dilalui roda 4 sebagai jalan alternatif untuk dapat menuju permukiman dan akses penyelamatan dalam kondisi darurat.
- Rencana Pembangunan jembatan sebagai bagian dari
pengembangan dan memudahkan akses masyarakat menuju keluar masuk wilayah Kelurahan Ijobalit.
C. Rencana Penertiban Dan Pengendalian
Bangunan Sekitar Jalan Kabupaten dan Jalan Utama Kelurahan
Penertiban dan pengendalian bangunan ini dimaksudkan agar
adanya kontrol kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena
terdapat beberapa titik, baik pada ruas jalan kabupaten maupun
jalan kelurahan telah ada bangunan permanen (pengembangan
kios dan toko) dan bangunan semi permanen pedagang kaki lima
Adapun rencana penertiban dan pengendalian ini adalah sebagai
berikut :
- Pembuatan awiq-awiq tentang aturan daerah sekitar jalan terhadap bangunan permukiman.
- Sosialisasi kepada masyarakat secara berkala standart jarak bangunan dengan jalan (sempadan jalan).
- Menjalin kemitraan dengan Pemda maupun secara partisipatif untuk mengatasi masalah banggunan yang telah terlanjur berada pada Damija dan Dawasja.
5.4.2.3. RENCANA PENGEMBANGAN MODA ANGKUTAN UMUM
Dengan melihat kondisi saat ini dan kemungkinan perkembangan
Kelurahan Ijobalit dimasa mendatang maka rencana moda
angkutan umum Kelurahan Ijobalit, yaitu :
Moda angkutan dengan skala pelayanan lokal dikembangan kendaraan roda 2, seperti ojek, becak bermotor. Selain itu juga
moda angkutan lokal lainnya yang dapat tetap dipertahankan
adalah cidomo.
Moda angkutan dengan skala pelayanan antar desa dikembangkan kendaraan roda 2 dan roda 4, seperti ojek dan bemo (angkutan
desa).
5.4.3. AIR MINUM JARINGAN AIR BERSIH
Sesuai dengan kajian dan analisa, dimana kendala pemanfaatan air
bersih yang ada disemua lingkungan Kelurahan Ijobalit tidak
terlayani dengan baik karena jaringan perpipaan yang ada masih
sangat sederhana, selain itu air sumur yang ada memilki debit yang
kecil dan keruh karena aktiitas tambang galian C. Adapun rencana
pengoptimalan peran pemerintah dan masyarakat serta
pengembangan jaringan air bersih pada kawasan permukiman yang
ada di Kelurahan Ijobalit adalah sebagai berikut:
sumur yang lambat laun akan terindikasi tercemar akibat dari kecendrungan jarak septictank dengan sumur <10 meter.
Kebutuhan masyarakat akan air minum sangat tinggi sehingga diperlukan advokasi dari pihak Pemda untuk mengtasi jaringan PDAM agar terlayani di semua lingkungan di Kelurahan Ijobalit.
Pengembangan kran umum yang dilengkapi bak penampungan (tandon) untuk mengantisipasi minimnya debit air.
Perencanaan kebutuhan jumlah keran umum didasari atas standart pelayanan yang berlaku, yaitu :
Satu keran umum disediakan untuk jumlah pmakai 250 jiwa.
Radius pelayanan maksimal 100 meter.
Kapasitas minum untuk keran umum adalah 30 liter/orang/hari.
Pengembangan keran umum diprioritaskan pada kawasan permukiman yang mayoritas penduduknya termasuk warga miskin, permukiman padat dan permukiman yang jauh dari sumber air bersih.
Pengelolaan secara swadaya masyarakat, baik dari iuran pembayaran rekening air maupun pemeliharaan sarana air bersih.
5.4.4. SALURAN DRAINASE LINGKUNGAN
Sesuai dengan kajian dan analisa sebelumnya, jenis limbah cair yang
dihasilkan dari wilayah Kelurahan Ijobalit adalah limbah cair yang
dihasilkan dari kawasan pemukiman penduduk serta kawasan
terbangun dimana ada aktivitas masyarakat. Limbah cair yang
terdapat di Kelurahan Ijobalit terdiri dari 2 jenis, yaitu air bekas dan
air kotor. Air Bekas adalah air buangan yang bersumber dari bekas
mandi, pencucian dan dapur. Sedangkan air kotor adalah buangan
berupa limbah pekat/ tinja manusia.
Jika mengacu pada kondisi saat ini, maka asumsi pengelolaan
pembuangan limbah pada kawasan permukiman di Kelurahan Ijobalit
pada masa mendatang dibutuhkan pengembangan sarana dan
prasarana serta pengembangan sistem pembuangan atau
Adapun konsep rencana penanganan sanitasi air limbah permukiman
dan drainase, yaitu:
Pengintegrasian, rehabilitasi maupun pembangunan
baru saluran pembuangan air
limbah (SPAL) yang berada
dan melintasi kawasan
permukiman dan sekaligus
berfungsi juga sebagai
pembuangan limpasan air
hujan.
Perbaikan dan
penutupan jaringan SPAL
yang terbuka agar tidak menjadi sarang nyamuk dan sumber
penyakit.
Selanjutnya agar penatan lingkungan menjadi asri, pada
SPAL yang telah ditutup akan dilakukan sosialisasi untuk
menempatkan pot – pot bunga sebagai penghias lingkungan dan
juga agar jaringan SPAL terhindar dari kerusakan akibat
kendaraan
Pengembangan pola penyaringan (bak resapan dan bak
penyaringan limbah cair) yang berfungsi untuk meminimalisir
pencemaran aliran sungai kecil sebagai aliran akhir pembuangan
Melakukan kerjasama dengan Pemda Kab. Lombok Timur, pihak kecamatan dan masyarakat setempat dalam upaya
pemeliharaan jaringan drainase secara berkala, terutama dalam
hal normalisasi (pengerukan) aliran air.
Rehabilitasi drainase skunder yang melintasi jaringan jalan provinsi maupun jalan desa dan peningkatan menjadi
jaringan teknis (pentaludan saluran drainase).
5.4.5. PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sesuai dengan kajian dan analisa sebelumnya, jenis limbah cair yang
dihasilkan dari wilayah Kelurahan Ijobalit adalah limbah cair yang
dihasilkan dari kawasan pemukiman penduduk serta kawasan
terbangun dimana ada aktivitas masyarakat. Limbah cair yang
terdapat di Kelurahan Ijobalit terdiri dari 2 jenis, yaitu air bekas dan
air kotor. Air Bekas adalah air buangan yang bersumber dari bekas
mandi, pencucian dan dapur. Sedangkan air kotor adalah buangan
berupa limbah pekat/ tinja manusia.
Adapun konsep rencana penanganan sanitasi air limbah permukiman
dan drainase, yaitu:
Pengintegrasian, rehabilitasi maupun pembangunan
baru saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang berada dan
melintasi kawasan permukiman dan sekaligus berfungsi juga sebagai
pembuangan limpasan air hujan.
Perbaikan dan penutupan jaringan SPAL yang terbuka
agar tidak menjadi sarang nyamuk dan sumber penyakit.
Selanjutnya agar penatan lingkungan menjadi asri, pada
SPAL yang telah ditutup akan dilakukan sosialisasi untuk
menempatkan pot – pot bunga sebagai penghias lingkungan dan
juga agar jaringan SPAL terhindar dari kerusakan akibat kendaraan
Pengembangan pola penyaringan (bak resapan dan bak
penyaringan limbah cair) yang berfungsi untuk meminimalisir
pencemaran aliran sungai kecil sebagai aliran akhir pembuangan
5- 18
P
PROGRAM ROGRAM KOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUHKOTAKU BERBASIS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH
5.4.6. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Permasalahan sampah merupakan permasalah klasik bagi
masyarakat Kelurahan Ijobalit yang sampai saat ini belum ada
penanganan maupun pengelolaannya. Berdasarkan kajian dan
analisa masalah persampahan di Kelurahan Ijobalit, maka masalah
sampah pada dasarnya masalah prilaku dan tingkat kesadaran
masyarakat yang rendah serta tidak adanya sarana parasarana
penanganan sampah. Adapun rencana penanganan sampah di
Kelurahan Ijobalit dibedakan menjadi 2 (dua) tahap, yaitu tahap
pengelolaan jangka pendek dan jangka panjang.
TABEL Rencana Penataan & Pengelolaan Sampah Permukiman
Tahapan
pengawasan secara berkelanjutan tentang kebersihan di masing-masing dusun.
- Penyediaan sarana dan
prasarana sampah, seperti tong sampah, gerobak pengangkut, pengangkut bermotor dan TPS
- Membuat sistem pengambilan
dan pengelolaan sampah komunal.
- Melaksanakan kampanye atau
kompetisi kebersihan antar dusun
memanfaatkan sampah sebagai komoditi dan tabahan penghasilan (MELAYANI 1 LINGKUNGAN / DUSUN/ RW, DAYA
5.4.7. MITIGASI BENCANA
PENGERTIAN BENCANA berdasarkan Undang-Undang No.24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
MITIGASI adalah segala usaha untuk meminimalisasi akibat
terjadinya suatu bencana pada saat bencana terjadi maupun pasca
bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap
saat dimana saja dan kapan saja, disamping itu juga dapat
menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan
masyarakat.
ASPEK LEGISLASI penangulangan bencana adalah sebagai berikut :
1. TINGKAT NASIONAL
• Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
• Peraturan Pemerintah, Nomor 21 Tahun 2008 ttg
Penyelenggaraan PB
• Peraturan Presiden, No: 54/2010 tth Pengadaan Barang/Jasa.
• Peraturan Menteri Keuangan, No: 37/PMK.02/2012 ttg Standar
Biaya umum 2013
• Peraturan Kepala BNPB, Nomor 27/2010 ttg Pedoman Umum
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
2. TINGKAT DAERAH
• Peraturan Daerah
• Peraturan Gubernur
• Peraturan Walikota
• Peraturan Bupat
Berdasarkan kondisi eksisting dan kajian bencana alam yang
umumnya rawan melanda wilayah Kelurahan Ijobalit adalah bencana
tanah longsor dan rawan kebakaran. Adapun secara umum mitigasi
bencana tanah longsor dan rawan kebakaran di Kelurahan Ijobalit
adalah :
Rencana rencana secara umum difokuskan untuk penurunan resiko
bencana.
Bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD
Provinsi NTB dan BPBD Kabupaten Lombok Timur) untuk dapat
memberikan penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana
dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan kenapa
dapat terjadinya bencana (puting beliung dan kebakaran), gejala dan
upaya pencegahan serta penangulangannya kepada masyarakat.
Pengembangan lembaga kemasyarakatan, khusus lembaga
penangulangan bencana desa.
Adapun secara khusus rencana rencana mitigasi bencana tanah
longsor dan rawan kebakaran di Kelurahan Ijobalit dijabarkan
sebagai berikut :
Sesuai dengan kajian sebelumnya, dimana bencana tanah longsor
tidak hanya menerjang wilayah Kelurahan Ijobalit saja namun
secara umum juga melanda wilayah yang ada disekitarnya.
Adapun rencana penurunan resiko bencana tanah longsor adalah
sebagai berikut :
• Tahap Awal (Preventif).
a. Penghentian aktiitas pertambangan galian C yang di lakukan
secara illegal dan dilakukan di sekitar pemukiman penduduk.
b. Penghijauan dengan menanam pohon pohon disekitar
pemukiman.
c. Reklamasi kembali daerah tambang yang sudah tidak
beraktiitas.
• Tahap Bencana
Hal penting yang harus dilakukan ketika suatu daerah terkena
bencana tanah longsor diantaranya, yaitu :
a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah
b. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis Center).
c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
d. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan.
• Tahap Pasca Bencana
Berlalunya bencana tanah longsor bukan berarti permasalahan
sudah selesai, masih ada beberapa tahapan yang perlu di lakukan,
yaitu :
a. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang terkena bencana
tanah longsor.
b. Relokasi dan pembangunan kembali permukiman penduduk
yang terkena bencana, baik secara sewdaya maupun bantuan dari
pihak luar.
c. Menyelenggarakan forum kerjasama antar daerah dalam
penanggulangan bencana, minimal forum tingkat kecamatan.
5.4.7.2. MITIGASI BENCANA KEBAKARAN
Bahaya kebakaran cendrung terjadi pada kawasan permukiman
padat, demikian juga di wilayah Kelurahan Ijobalit, dimana
Pusat Kelurahan Ijobalit. Adapun rencana penurunan resiko
bencana kebakaran adalah sebagai berikut :
• Tahap Awal (Preventif).
a. Bekerjasama dengan dinas terkait dengan penanggulangan
kebakaran kabupaten (Dinas PMK) untuk dapat memberikan
bimbingan mapun bantuan teknik kepada masyarakat dengan
tujuan meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat
dalam mengatasi ancaman bahaya kebakaran.
b. Secara umum, masyarakat yang berada di sekitar permukiman
padat harus bisa saling menjaga kemungkinan-kemungkinan yang
dapat memicu terjadinya kebakaran.
c. Pada kawasan padat diperlukan penataan jalan lingkungan,
terutama untuk memperlancar akses jalan jika terjadi kebakaran
serta dapat merencankan hidrant, tandon air serta ruang terbuka.
d. Mengarahkan pelaksanaan kegiatan Rehab Rumah Tidak Layak
Huni (RTLH).
e. Mengarahkan pembangunan permukiman yang tidak saling
berdempetan (minimal antar bangunan memiliki jarak 1 – 2
meter).
f. Mengarahkan pembangunan rumah penduduk menggunakan
bahan-bahan yang tidak mudah cepat terbakar, seperti atap
menggunakan genteng atau seng, dinding menggunakan bata
atau batako.
g. Peyediaan jalur dan ruang evakuasi yang bertujuan sebagai
jalur masyarakat untuk dapat menghindari kebakaran melalui
pembukaan jalan baru dengan akses yang baik dan menuju
tempat yang lebih tinggi dan aman.
• Tahap Bencana
Hal penting yang harus dilakukan ketika suatu daerah terkena
bencana kebakaran, yaitu:
a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah
b. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis Center).
d. Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan dan penyediaan air
bersih.
e. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan.
• Tahap Pasca Bencana
a. Pembersihan permukiman penduduk, baik itu berupa
pembersihan puing-puing bangunan yang terbakar.
b. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang terkena bencana.
c. Rehabilitasi permukiman penduduk yang terkena bencana
secara permanen, baik secara sewdaya maupun bantuan dari
pihak luar.
5.4.8. RUANG TERBUKA PUBLIK
Pengembangan fasilitas ruang terbuka, taman bermain dan
lapangan olah raga di Kelurahan Ijobalit diharapkan dapat ditata
secara optimal. Rencana penataan ruang terbuka di wilayah
perencanaan ini direncanakan menjadi ruang terbuka yang
berwawasan lingkungan, mempunyai arti landskape, hardscape dan
taman bermain, dimana berfungsi sebagai areal berlangsungnya
fungsi ekologis, sarana tempat berkumpul (komunikasi antar warga),
penyaluran bakat dan kreatiitas masyarakat dan sebagai
penyangga kehidupan wilayah disekitarnya.
Berdasarkan tujuan di atas, maka konsep pengembangan ruang
terbuka pada masa mendatang yang terdapat di Kelurahan Ijobalit
pada adalah :
Kelurahan Ijobalit pada dasarnya membutuhkan sarana
lapangan olah raga berupa lapangan sepak bola skala
kecamatan. Lapangan sepak bola ini direncanakan pada wilayah Lingkungan Ijobalit Selatan.
Lapangan olah raga yang terdapat di Kelurahan Ijobalit
pada saat ini berupa lapangan lapangan bulu tangkis sebanyak 1
unit yang berada di kantor kelurahan Ijobalit.
Penataan kawasan makam (kuburan) direncanakan
menyatu dengan permukiman warga. Adapun rencana penataan
tersebut berupa pembangunan batas kuburan (penembokan
maupun menggunakan vegetasi), penyediaan gerbang dan
gapura serta media penerang di sekeliling pekuburan.
Pembuatan taman bermain di Kelurahan ijobalit
direncanakan berada di lingkungan Ijobalit Daye atau lingkungan
ijobalit Selatan.
Pengembangan jalur hijau di Kelurahan Ijobalit pada
masa mendatang direncanakan dapat dikembangkan pada
koridor jalan kabupaten, jalan kelurahan, jalan lingkungan, dan
saluran irigasi dengan penanaman pohon pelindung dan
pengarah.
Penataan lahan-lahan kosong dan sekitar bantaran
sungai secara optimal yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan
pengembangan tanaman produktif dan sekaligus sebagai
kawasan konservasi.
Penataan dan pemanfaatan lahan kosong yang ada di
sekitar permukiman penduduk sebagai tempat pengembangan
tanaman produktif, apotik hidup dan sebagainya.
5.5. RENCANA KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA SOSIAL EKONOMI
Sesuai dengan kajian dan analisa, dimana umumnya kelompok
sosial yang ada saat ini lebih fokus bertujuan untuk memajukan
anggota kelompok masing-masing dan belum mengarah pada
kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial masyarakat Kelurahan Ijobalit,
terutama dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan
penanggulangan kemiskinan. Oleh sebab itu untuk pengembangan
kelompok-kelompok sosial Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang
direncanakan melalui :
1. Peningkatan kapasitas kelembagaan desa sebagai penggerak (motor) masyarakat untuk mengembangkan lembaga masyarakat,
lembaga lain yang mengarah pada kemajuan sosial, ekonomi dan
isik Kelurahan Ijobalit pada masa mendatang.
2. Mengarahkan masyarakat-masyarakat yang memiliki kepedulian, terutama pemuda untuk mengembangkan kelembagaan sosial
dibidang penanganan masalah sosial lingkungan permukiman,
seperti lembaga peduli anak yatim/putus sekolah, penanganan
masalah sampah, sanitasi, air bersih, bencana alam dan
sebagainya.
3. Peningkatan kapasitas lembaga-lembaga sosial tersebut di atas, melalui kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak yang
berkompetent.
4. Membuka akses dengan pihak ketiga sebagai upaya pengembangan sumber daya, terutama berkaitan dengan
pendanaan keberlanjutan kegiatan tersebut.
5.6. RENCANA AKSI PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (RA-P2B) – KONSEP LIVELIHOOD
Jaringan pemasaran ekonomi lokal di Kelurahan Ijobalit terbatas
hanya untuk skala kecamatan dan skala desa, beberapa metode
jejaring pemasaran yang ada di Kelurahan Ijobalit yaitu :
• Untuk industri rumah tangga jenis olahan makanan seperti
keripik singkong, dll dipasarkan ke pasar Kelurahan Tanjung
untuk skala kecamatan dan sebagian dipasarklan di pinggir jalan
utama untuk pemasaran skala desa.
• Indutri menengah seperti paving block dan bata merah jejaring
pemasaran dengan skala kabupaten.
• Produk pertanian dipasarkan dengan pola pembeli mendatangi
langsung para petani.
• Tanaman perkebunan seperti pepaya dipasarkan langsung
kepada para pengumpul yang berada di Kelurahan Ijobalit
Berdasarkan kajian diatas, maka terdapat analisa dan perkiraan
perkembangan kegiatan industri pada masa mendatang, yaitu :
Perkembangan kebutuhan pokok berupa makanan olahan dapat berkembang dengan pesat pada wilayah Kelurahan Ijobalit
Induk (terutama sekitar koridor jalan kabupaten) yang
disesbabkan karena merupakan daerah transit dan dilewati oleh
kendaraan umum, seperti truck dan angkutan pribadi lainnya.
Dibutuhkan sarana tempat penjualan dan pemasaran hasil
produksi pada kawasan tertentu, sehingga dapat lebih teratur,