• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Permohonan Paten P Mahruzar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Permohonan Paten P Mahruzar"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 PERSYARATAN PERMOHONAN (FORMALITAS) PATEN,

PCT, PPH dan ASPEC

PENDAHULUAN

Peten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas

hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu

melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada

pihak lain untuk melaksanakannya.

Sedangkan invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu

pemecahan masalah di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau

penyempurnaan dan pengembangan dari berupa produk atau proses.

Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama

melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi.

PENJELASAN UMUM

Perlindungan Paten meliputi antara lain, Paten dan Paten sederhana, dengan

penilaian Kebaruan (Novelty), Langkah Inventif (Inventif Steps), dan

Keterterapannya dalam industri (Industrial applicable) berdasarkan dokumen

pembanding yang ditemukan dari hasil penelusuran (Searching), sebagaimana

diatur di dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

13/Tahun 2016 tentang Paten. Namun untuk Paten sederhana tidak diperiksa

Langkah Inventifnya sehingga berbeda perlakuan pemeriksaan substantif antara

(2)

2 Pasal 22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13/Tahun 2016 tentang

Paten, berbunyi:

Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun terhitung

sejak tanggal penerimaan, dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang,

kemudian tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu Paten dicatat dan

diumumkan melalui media elektronik dan/atau media non-elektronik.

Perlindungan hukum terhadap suatu Paten yang diberikan adalah sama untuk

seluruh Negara-negara di dunia (selama 20 (dua puluh) tahun), dan hal ini berlaku

secara teritorial sehingga setiap Pemohon harus mengajukan permohonan patennya

di setiap Negara apabila ingin mendapatkan perlindungan.

Pasal 23 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13/Tahun 2016 tentang

Paten, berbunyi:

Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu selama 10 (sepuluh) tahun

terhitung sejak tanggal penerimaan, dan jangka waktu itu tidak dapat

diperpanjang, kemudian tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu Paten

dicatat dan diumumkan melalui media elektronik dan/atau media

non-elektronik.

Syarat dan tata cara permohonan Paten diatur di dalam Pasal 24

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13/Tahun 2016 tentang Paten, dimana Paten

diberikan berdasarkan permohonan yang diajukan oleh Pemohon atau Kuasanya

kepada Menteri secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan membayar biaya.

Permohonan Paten harus memuat: tanggal, bulan, dan tahun dari surat

(3)

3 pemohon dalam hal jika pemohon bukan badan hukum, atau nama kuasa jika

permohonan diajukan melalui kuasa, seperti diatur di dalam Pasal 25

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13/Tahun 2016 tentang Paten.

Invensi tidak mencakup antara lain: kreasi estetika, skema, aturan dan

metode untuk melakukan kegiatan, seperti yang melibatkan kegiatan mental,

permainan, dan bisnis. Kemudian invensi juga tidak mencakup aturan dan metode

yang berisi program komputer, presentasi mengenai suatu informasi, dan temuan

(atau discovery), seperti diatur di dalam Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13/Tahun 2016 tentang Paten.

Dalam hal melakukan pemeriksaan substantif suatu permohonan paten,

Pemeriksa paten melakukan penilaian Kebaruan (Novelty), Langkah Inventif (Inventif

Steps), dan Keterterapannya dalam industri (Industrial applicable) berdasarkan

dokumen pembanding yang ditemukan dari hasil penelusuran (Searching). Khusus

perlindungan hukum dalam bentuk Paten Sederhana, pemeriksaan Langkah Inventif

tidak dilakukan, kemudian yang dapat dikabulkan sama dengan Paten, yaitu produk

atau proses namun hanya 1 (satu) invensi saja akan tetapi dapat terdiri dari

beberapa klaim.

PCT adalah singkatan dari “Patent Cooperation Treaty”, yang di Indonesia PCT diratifikasi dengan Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1997 dengan tujuan untuk

mengadministrasi seluruh permohonan PCT, menjalankan fungsi sebagai kantor

penerima permohonan PCT (RO) dan kantor tujuan permohonan PCT (DO/EO).

Dengan mengajukan permohonan paten melalui jalur PCT berarti, dapat menghemat

Waktu dan tenaga, dapat menghemat Biaya Pendaftaran Permohonan Paten, dan

(4)

4 Permohonan Paten PCT harus didaftarkan kembali pada Fase Nasional

(DO/EO), dan merupakan pelaksanaan dari prinsip “Locally Protection by Request”, dengan tanggal akhir pendaftaran (expiration date) 30/31 bulan (dihitung dari tgl.

Hak Prioritas atau tgl. Filling Date, jika tidak menggunakan Hak Prioritas), dan

bergantung kepada sistem Hukum Paten setempat.

PPH adalah singkatan dari “Paten Prosecution Highway”, yaitu suatu

perjanjian kerjasama atau “Joint Statement of Intent” antara DGIP dengan JPO (Japan Patent Office), yang ditandatangani di Tangerang 12 April 2013 oleh Prof.Dr. Ahmad M. Ramli, SH,MH,FCBArb (Direktur Jenderal Kekayan Intelektual) dan di

Kyoto 13 April 2013 oleh Mr. Hiroyuki Fukano (Commissioner JPO).

PPH adalah suatu sistem percepatan suatu pemberian Paten (Granted),

namun hal ini dapat terjadi apabila telah mendapat keputusan (hasil pemeriksaan) di

Negara Pertamakali di daftar (yang menjadi anggota PPH), yang terdiri dari: OEE

(Office of Earlier Examination) sebagai Negara pertama di daftar, dan OLE (Office of Later Examination) sebagai Negara kedua dituju untuk permintaan percepatan pemeriksaan substantifnya.

Untuk Negara-negara di ASEAN, belum semua negara yang bergabung

dengan sistem PPH. Selain Indonesia, Singapura, Filipina, dan Thailand yang sudah

bergabung, sedangkan Indonesia baru dengan Jepang saja yang dapat

bekerjasama untuk bisa melakukan percepatan pemeriksaan substantif Patennya.

ASPEC adalah singkatan dari Asean Patent Examination Cooperation,

dimana Indonesia ikut terlibat sejak diterbitkannya Keputusan Presiden nomor 89

(5)

5 Agreement on Intellectual Property Cooperation, Usulan pendaftaran ASPEC melalui

media elektronik (e-ASPEC). ASPEC hampir sama dengan PPH, yaitu sistem

percepatan suatu pemberian Paten (Granted), namun hal ini hanya dapat terjadi

apabila telah mendapat keputusan (hasil pemeriksaan) di Negara Pertamakali di

daftar.

Dengan tetap tunduk di bawah Undang-Undang Negara yang dituju,

permohonan Paten ASPEC juga demikian, tidak semua permohonan Paten tersebut

harus Indonesia kabulkan, sehingga tetap dapat kita tolak suatu permohonan Paten

ASPEC apabila ada yang bertentangan dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13/Tahun 2016 tentang Paten.

PENUTUP DAN SIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, karena definisi Paten

adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil

Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan

sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk

melaksanakannya maka sudah sewajarnyalah bahwa bangsa Indonesia (khususnya

para Peneliti, Dosen, Pengajar, maupun Pelajar/Mahasiswa) sejak dini harus

dibiasakan untuk melakukan Penelitian khususnya di bidang teknologi, sehingga

yang selama ini julukan bahwa Indonesia adalah negara berkembang dan hanya

dijadikan “pasar” di bidang teknologi dikarenakan jumlah penduduknya yang

menjanjikan akan beralih menjadi negara penghasil teknologi atau Produsen

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X SMAN 1 Pangkalpinang Melalui Strategi Menebak dengan Cerdas dan Mengujinya” disusun untuk

Kegiatan ini termasuk dalam bidang budaya dalam KKN Antar Bangsa yang merupakan kegiatan yang rutin diadakan setiap satu semester dan termasuk dalam kegiatan besar di fakultas

Menurut Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Paten Nomor 14 Tahun 2001, Lisensi adalah ijin yang diberikan oleh Pemegang Paten kepada pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan terhadap kurkumin dengan cara modifikasi struktur melalui sintesis untuk mendapatkan senyawa baru yang aktivitasnya

Jika seseorang pelaku telah memenuhi syarat untuk dapat dimintai pertanggungjawaban pidananya, dan dalam hal ini adalah terkait dengan kesengajaannya untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis) asap di beberapa pasar kota Padang ditinjau dari kandungan

Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan pemahaman tentang kesamaan nilai pecahan siswa kelas D3-B SLB-C Negeri Pembina Banjarbaru, dan untuk mengetahui respon siswa

Instruksi kerja pelaksanaan kuliah untuk Pembantu dekan I meliputi pedoman kerja yang dilakukan oleh Pembantu Dekan I di dalam melakukan monitoring dan evaluasi