• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PPB 1302409 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PPB 1302409 Chapter3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab tiga berisi penjelasan mengenai metodologi penelitian. Bab ini memuat enam hal utama yaitu; pertama desain penelitian, kedua partisipan penelitian, ketiga populasi dan sampel penelitian, keempat instrumen penelitian, kelima Prosedur penelitian dan keenam analisa data.

3.1. Desain Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan bentuk desain korelasional. Pada penelitian korelasional ini menyediakan sebuah kesempatan untuk menjelaskan hubungan antara variabel. Dalam rancangan penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik korelasi untuk menggambarkan dan mengukur derajat asosiasi (atau hubungan) antara dua atau lebih variabel. Dalam desain ini, para peneliti tidak berusaha untuk mengontrol atau memanipulasi variabel seperti dalam percobaan, melainkan mereka berhubungan, dengan menggunakan statistik korelasi, dua atau lebih skor untuk masing-masing individu (Creswell, 2008 hlm. 338).

3.2.Partisipan Penelitian

(2)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3.Populasi dan Sampel Penelitian

Creswell (2012, hlm. 142) menjelaskan makna populasi adalah sekelompok individu yang memiliki karakteristik yang sama. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah kinerja profesional, kualitas pribadi dan faktor biografis seluruh guru bimbingan dan konseling yang tersebar di sekolah menengah (SMP/Madrasah Tsyanawiyyah dan SMA/SMK/MA) di Kota Bima. Sedangkan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik sampel jenuh (saturation sample), yaitu keseluruhan dari populasi adalah sampel. Sehingga sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 132 guru bimbingan dan konseling, termasuk karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing guru bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan kinerja profesionalnya, kualitas pribadi dan faktor biografisnya. Dalam hal ini adalah karakteristik pembeda yang sama yang dapat diidentifikasi dan diteliti oleh peneliti.

3.4.Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat konsep yang perlu dijelaskan secara operasional, yaitu kualitas pribadi dan kinerja profesional guru bimbingan dan konseling.

3.4.1.Kinerja Profesional Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu dari kata performance. Kata performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performance berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau prestasi kerja. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, hlm: 570), kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja.

(3)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsung untuk mencapai hasil kerja dan hasil pekerjaan itu sendiri adalah kinerja.

Mangkunegara (2012, hlm: 64) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Rivai (dalam Barnawi dan Arifin, 2012, hlm: 12) kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran, atau kriteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Barnawi dan Arifin (2012, hlm: 13) kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan organisasi.

Kegiatan bimbingan dan konseling adalah kegiatan profesional, karena itu harus dilakukan oleh tenaga ahli profesional. Kinerja profesional konselor sekolah mengacu kepada sejumlah perilaku nyata yang ditunjukkan pada saat konselor sekolah melakukan tugas-tugas profesional sebagai sesuai dengan indikator yang ditetapkan di dalam Standar. Dalam hal ini, maka kinerja profesional adalah kemampuan seorang guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling melalui upaya menfasilitasi perkembangan peserta didik secara optimal. Kinerja profesional guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi kompetensi utuh konselor.

(4)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan variabel dalam penelitian ini tentang kinerja profesional, peneliti mengambil salah satu deskripsi kompetensi utuh konselor yang secara spesifik dapat melihat dan mengukur kinerja professional konselor tentang menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan dengan aspek-aspek deskripsi indikatornya adalah sebagai berikut: (1) Merancang program Bimbingan dan Konseling, (2) Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif, (3) Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling, (4) Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli.

(5)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konseling, mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli, memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli, memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan, mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling, menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat dan menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen.

3.4.2.Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor

Pelayanan bimbingan dan konseling dikatakan profesional apabila dilakukan oleh seorang konselor yang berkualitas. Kualitas seorang konselor salah satunya dapat dinilai dari pribadinya. Guru bimbingan dan konseling atau konselor sebagai pribadi dengan berbagai macam konstelasi dan gambaran kepribadiannya, mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan

konseling. Rollo May dalam bukunya “The art of Counseling” (2003, hlm. 166) hal yang terpenting untuk menjadi konselor yang baik adalah kualitas pribadinya sendiri. Sedangkan Correy (1991, hlm.51) menyatakan bahwa alat yang paling penting untuk dipakai dalam pekerjaan seorang konselor adalah dirinya sendiri sebagai pribadi (yourself as a person) dan Carkhuff & Gladding, (2002 hlm: 40) bahwa keseluruhan dari kegiatan konseling berhubungan dengan keutuhan pribadi konselor.

(6)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam penelitian ini adalah sejumlah karakteristik pribadi atau kriteria yang perlu dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang menyangkut segala aspek kepribadian yang amat penting dan menentukan keefektifan konselor dalam memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Adapun yang menandakan konselor yang memiliki kualitas pribadi yang efektif sebagaimana dijelaskan Wilcox-Matthew, ottens dalam (Gladding, 2012 hlm: 41) adalah memiliki empati, mampu bersikap spontan, memiliki kepekaan terhadap orang lain dan kreatif. Shetzer dan Stone (1980 hlm: 96-102) karakteristik konselor yang berkualitas adalah seperti; sikap dan keyaninan, memiliki daya tarik, toleransi dan memiliki sikap humor.

Menurut Cavanagh & Levitov J E. (2002, hlm.125-146) mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut; (1) Pemahaman diri, (2) Kompetensi (Competence), (3) Memiliki kesehatan psikologis yang baik, (4) Dapat dipercaya (trustworthiness), (4) Jujur (honesty), (5) Kekuatan (strength), (6) Bersikap hangat, (7) Active responsivenes, (8) Sabar (Patience), (9). Kepekaan (Sensitivity), dan (10) Kesadaran Holistik (Holistic Awareness). Konselor yang memiliki kesadaran holistik cenderung menampilkan karakteristik sebagai berikut; (a) Menyadari secara akurat tentang dimensi-dimensi kepribadian yang kompleks, (b) Menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat dan mempertimbangkan perlunya referal, dan (c) Akrab dan terbuka terhadap berbagai teori. Menurut Brammer (dalam Awalya, 1995, hlm. 27) kualitas pribadi konselor mengarah pada efektifitas yang berwujud: empati (Emphaty), hangat dan penuh perhatian (warmth and caring), terbuka (openess), penghargaan secara positif (positive regard), dan kekonkritan dan kekhususan (concreteness and specifity).

(7)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesatuan makna dengan hal-hal sebagai berikut : (1) Empati (Empathic), (2) Keterbukaan diri (self-Disclousure), (3) Hangat dan penuh perhatian (warmth and caring) (4) Kekonkritan dan kekhususan (Concreteness and specifity), (5)

Memiliki kompetensi (competency), (6) Penghargaan diri secara positif dan Respek (positive regard and respect), dan (7) Kesabaran (Patient), dan (b) Memiliki kejujuran (honesty).

3.4.3.Faktor Biografis Guru Bimbingan dan Konseling

Karakteristik-karakteristik biografis merupakan karakteristik perseorangan seperti usia, jenis kelamin, ras, dan masa jabatan serta pendidikan dan pelatihan yang diperoleh secara mudah dan objektif dari arsip pribadi seseorang. Adapun kajian biografis guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah dalam penelitian ini antara lain Usia, Jenis kelamin,masa kerja dan pendidikan dan latihan.

3.4.3.1. Usia

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014, hlm. 1538) menyebutkan usia adalah umur (lebih takzim). Sedangkan umur sendiri adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Sehingga yang dimaksud usia dalam penelitian ini adalah usia yang dimiliki oleh responden penelitian ketika mulai mengemban tugas sebagai guru bimbingan dan konseling sampai penelitian ini dilaksanakan dengan disebut usia produktif ketika guru bimbingan dan konseling masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.

3.4.3.2. Jenis kelamin

(8)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai guru bimbingan dan konseling yang melekat dalam karakteristiknya dan memberi pengaruh dalam kegiatan pelayanannya.

3.4.3.3. Masa Kerja

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014, hlm. 880) mengartikan masa adalah waktu; ketika; saat. Sedangkan kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat). Adapun masa kerja adalah jangka waktu orang yang sudah bekerja (pada suatu kantor, badan, dan sebagainya); Sehingga masa kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jangka waktu responden sejak pertama kali diangkat sebagai tenaga honorer atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam posisi sebagai guru bimbingan dan konseling.

3.4.3.4. Pendidikan dan Pelatihan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014, hlm. 326) menjelaskan makna pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang bertujuan mengarahkan guru bimbingan dan konseling untuk menambah wawasan keilmuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menyelenggarakan kegiatan layanan bimbingan dan konsleing. penerapan keahlian tertentu.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014, hlm. 774) menjelaskan makna pelatihan adalah proses, cara, perbuatan melatih; kegiatan atau pekerjaan melatih. Sedangkan menurut Edwin B. Fillipo (dalam Kamil, Mustofa, 2012, hlm. 3) mengemukakan bahwa “Training is the act of increasing the knowledge and skill of an employee for doing, a particular job”, mengandung arti bahwa pelatihan

(9)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pendapat di atas Simamora (2003, hlm. 256) mengungkapkan: “Pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional”.

Basri, Hasan dan Rusdiana (2015, hlm. 27) menjelaskan perbedaan antara pendidikan dan pelatihan, bahwa kegiatan pendidikan lebih luas ruang lingkupnya, yaitu mencakup kognitif, afektif dan psikomotor serta dapat berlangsung sepanjang hayat, metode yang diberikan bersifat konvensional dan akhir kegiatan seseorang akan mendapatkan gelar. Sedangkan pelatihan memiliki lingkup yang terbatas sesuai dengan tuntutan kebutuhan pada saat sekarang. Sedangkan pendidikan dan latihan dalam beberapa hal memiliki karakteristik yang sama yaitu: (1) pelatihan dan pendidikan sama-sama membuat seseorang belajar; (2) adanya transfer ilmu pengetahuan, keterampilan, dan informasi dari sumber kepada pelajar; (3) memerlukan sumber belajar, sarana prasarana yang mendukung; (4) bersifat dinamis, tidak statis; (5) memiliki tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas diri orang tersebut. Dalam hal ini pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang diikuti oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah dalam meningkatkan kompetensinya sebagai profesional.

3.5.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan instumen penelitian non tes yaitu angket yang diperuntukkan pada guru bimbingan dan konseling sebanyak 132 orang yang menjadi sasaran pengungkapan kinerja profesional dan kulitas pribadi guru bimbingan dan konseling yang dikaitkan dengan faktor biografisnya.

(10)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pilihan pernyataan positif dan 1, 2, 3, 4, 5 untuk pernyataan negatif (Riduwan, 2010, hlm. 87).

Skala likert yang digunakan dimodifikasi oleh peneliti menjadi empat pilihan pernyataan dengan bobot nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1 untuk empat pilihan pernyataan positif dan 1, 2, 3, 4 untuk pernyataan negatif, hal ini dilakukan dengan alasan jika menggunakan lima pilihan pernyataan, dikhawatirkan terjadi kebiasan data karena guru bimbingan dan konseling cenderung memilih pilihan tengah untuk mencari aman dalam menjawab. Selain itu, dengan empat pilihan diharapkan hasil yang didapat menjadi lebih jelas respon guru bimbingan dan konseling terhadap pernyataan yang telah disusun.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah jenis angket yang telah disediakan pilihan jawaban oleh peneliti (Arikunto, 2009: 129). Setiap opsi alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Pernyataan Skor Empat Alternatif Respons

SS S KS TS

Positif (+) 4 3 2 1

Negatif (-) 1 2 3 4

Pada instrumen ini, setiap item diasumsikan memiliki bobot 1 – 4, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS) memiliki skor 4 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

b. Untuk pilihan jawaban Sesuai (S) memiliki skor 3 pada pernyataan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.

c. Untuk pilihan jawaban Kurang Sesuai (KS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif atau skor 3 pada pernyataan negatif.

(11)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket tentang kinerja profesional guru bimbingan dan konseling terdiri dari 63 item pernyataan yang berasal dari 4 (empat) Indikator kinerja guru bimbingan dan konseling yang mengacu pada kompetensi konselor pada aspek menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan (Terlampir). Sedangkan angket tentang kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling terdiri dari 92 pernyataan yang berasal dari 8 (delapan) indikator kualitas pribadi (terlampir).

Sebelum angket dijadikan instrumen yang dipergunakan dalam penelitian, terlebih dahulu diujicobakan pada guru bimbingan dan konseling. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.

a. Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur, derajat ketetapan mengukurnya benar (Ruseffendi, 2010, hlm. 148). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas teoritik dan validitas empirik.

1) Validitas Teoritik

(12)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas isi dan muka dalam penelitian ini dilakukan dengan meminta pertimbangan dan saran dari ahli (judgment) yang berkompeten. Dalam hal ini yang bertindak sebagai ahli adalah 2 orang dosen (satu orang dosen pembimbing dan satu dosen ahli pengukuran) dan teman-teman mahasiswa SPs Bimbingan dan Konseling.

Setelah angket dianalisis validitas teoritisnya, sehingga dapat dinyatakan sudah memenuhi validitas isi dan validitas muka, instrumen kemudian dilakukan uji coba. Tujuan dari uji coba adalah untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa sekaligus memperoleh gambaran apakah butir-butir pernyataan angket tersebut dapat dipahami dengan baik oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor.

2) Validitas Empirik

Validitas empirik adalah validitas yang ditinjau dengan kriteria tertentu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan apakah instrumen yang digunakan memiliki tingkat keandalan (validitas) atau tidak. Perhitungan validitas butir soal dari instrumen akan dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment Pearson (Sugiyono, 2013, hlm. 225) yaitu:

� = � ∑ − ∑ ∑

√ � ∑ − ∑ � ∑ − ∑

Keterangan:

� = Koefisian korelasi antara variabel X dan variabel Y ∑ = Jumlah skor per item

∑ = Jumlah skor total

∑ = Jumlah kuadrat skor per item ∑ = Jumlah kuadrat skor total

(13)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto (2009, hlm. 75) interpretasi klasifikasi koefisien validitas sebagai berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisian Validitas

Koefisien Validitas Interpretasi 0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

Setelah dilakukan uji coba instrumen angket kepada 30 orang, maka diperoleh hasil validasi instrumen kinerja profesional guru bimbingan dan konseling sebanyak 58 item dinyatakan valid (lebih rinci dilihat pada lampiran).

Sedangkan untuk variabel kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling, setelah dilakukan uji coba instrumen angket kepada 30 orang, maka diperoleh hasil validasi instrumen kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling sebanyak sebanyak 70 item dinyatakan valid (lebih rinci dilihat pada lampiran).

b. Reliabilitas Instrumen

Realibilitas instrumen merupakan ketetapan atau kekonsistenan alat evaluasi dalam menilai apa yang dinilainya. Dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda (Arifin Z, 2009, hlm. 60). Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach (Sugiyono, 2013, hlm. 177) yaitu:

� =� −� −∑ ��

��

Keterangan:

� = Koefisien realibilitas tes �� = Varians butir ke-i

�� = Varians skor total

(14)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menginterpretasikan klasifikasi koefisien reliabilitas, digunakan kriteria menurut Guilford (Suherman, 2003, hlm. 89) sebagai berikut:

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Nilai �� Interpretasi

,9 ≤ � ≤ , Sangat Tinggi

,7 ≤ � < ,9 Tinggi

,4 ≤ � < ,7 Sedang

, ≤ � < ,4 Kurang

� < , Sangat Kurang

Berdasarakan hasil uji coba reabilitas item pernyataan kinerja profesional guru bimbingan dan konseling secara keseluruhan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.945, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa jenis item pernyataan yang diujikan mempunyai reliabilitas sangat tinggi. Dengan demikian seluruh item merupakan pernyataan yang reliabel.

Sedangkan hasil uji coba reabilitas item pernyataan kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling secara keseluruhan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.953, sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa jenis item pernyataan yang diujikan mempunyai reliabilitas sangat tinggi. Dengan demikian seluruh item merupakan pernyataan yang reliabel.

3.6.Prosedur Penelitian

(15)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Langkah 1. Menentukan penelitian korelasi yang tertuju pada masalah penelitian.

b. Langkah 2. Mengidentifikasi responden yang diteliti

c. Langkah 3. Mengidentifikasi dua atau lebih pengukuran untuk tiap responden yang diteliti.

d. Langkah 4. Mengumpulkan data dan memantau potensi ancaman e. Langkah 5. Analisis data dan Penyajian hasil

f. Langkah 6. Menginterpretasi makna hasil penelitian

3.7.Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesis. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Verifikasi data. Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Tabulasi data. Tabulasi data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: memberi skor pada tiap item, menjumlahkan skor pada setiap item, menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian.

3. Membuat profil biografis dilakukan dengan langkah-langkah (1) menghitung ktiteria, (2) melakukan kategorisasi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. 4. Profil Kinerja Profesional dan Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan

(16)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditentukan yaitu 4 baik secara keseluruhan maupun pada setiap indikator. Langkah-langkah perhitungannya yaitu sebagai berikut; (1) menentukan Skor maksimal ideal yang diperoleh sampel yaitu Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi, (2) menentukan Skor minimal ideal yang diperoleh sampel, yaitu skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah, (3) mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel, yaitu rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal, dan (4) mencari interval skor dengan interval skor = Rentang skor / 4.

5. Menghitung korelasi kinerja profesional dengan kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling di Kota Bima.

Sebelum dilakukan uji korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.

a. Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas skor data dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov-z dengan bantuan Predictive Analytics software (PASW Statistics 18) atau IBM SPSS versi 18.0.

b. Selanjutnya dilakukan uji korelasi antara kinerja profesional dengan kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling di Kota Bima dengan hipotesis statistik:

H0 : � = H1 : � ≠

Dasar Pengambilan Keputusan:

1) Jika nilai sig > 0.05 maka H0 diterima 2) Jika nilai sig < 0.05 maka H0 ditolak

c. Analisis koefisien determinasi antara kinerja profesional dengan kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling di Kota Bima

KD = r² x 100% Keterangan:

(17)

Sarbudin, 2015

KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Mencari dan menghitung skor kinerja profesional, kualitas pribadi berdasarkan faktor biografis guru bimbingan dan konseling di Kota Bima

Hubungan antara kinerja profesional, kualitas pribadi dengan faktor biografis dilakukan dengan menggunakan anova satu jalur. Perhitungan satu jalur ini adalah membandingkan rata-rata disetiap kategori faktor biografis. Jika ada perbedaan, maka terdapat hubungan sedangkan jika tidak ada perbedaan maka tidak terdapat hubungan. Uji ini dilakukan dengan bantuan bantuan Predictive Analyticssoftware (PASW Statistics 18) atau IBMSPSS versi 18.0. Langkah-langkah melakukan uji anova satu jalur sebagai berikut. 1) Perumusan Hipotesis

H ∶ � = � = ��

H : minimal salah satu tidak berlaku 2) Dasar Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai probabilitas (nilai sig) dengan α=0,05 F tabel dengan kriterianya sebagai berikut:

a) Jika Sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak b) Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima

Hasil uji anova satu jalur diperoleh berdasarkan Tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 JKa = jumlah kuadrat antar kelompok

JKi = jumlah kuadrat inter kelompok k = banyaknya kategori

Gambar

Tabel 3.1 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisian Validitas
Tabel Uji Anova Satu Jalur

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini dirancang dan dibuat untuk membantu pihak Surat Kabar Harian Swara Lampung dalam penyebaran informasi berita secara meluas. Dengan system pemberitaan

Hal tersebut dapat dilihat dari prinsip pencatatan akuntansi yang digunakan dari generasi pertama sampai generasi ketiga, persamaannya sampai ke generasi

Karena antrian merupakan suatu kumpulan data, maka tipe data yang sesuai untuk menyajikan antrian adalah menggunakan array atau list (senarai berantai).. Contoh antrian dengan

Universitas Sumatera Utara.. Hasil Analisa Kromatografi Lapis Tipis. a) hasil KLT

Peningkatan pemahaman matematik siswa paket c Pada pokok bahasan barisan dan deret. Melalui pendekatan

Telah dilakukan penelitian analisis logam berat Besi (Fe), Tembaga (Cu), dan Zinkum (Zn) didalam obat tradisional param yang digunakan sebagai obat luar dan yang dikonsumsi4.

Membimbing siswa sehingga dapat mengklasifikasikan mana barisan dan deret aritmetika mana yang bukan, dari contoh soal yang diberikan.. Membimbing siswa untuk

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kandungan Fe didalam param yang dikonsumsi masing-masing adalah 11,814 mg/kg; 38,6 mg/kg, kandungan Cu didalam param