• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003289 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003289 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Wulan Nurchasanah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah ilmu dasar yang memiliki nilai esesensial dalam

kehidupan sehari-sehari. Matematika berhubungan dengan ide-ide atau konsep

abstrak yang tersusun secara hierarkis. Untuk mempelajari suatu konsep seseorang

perlu memahami lebih dahulu konsep prasyarat. Mata pelajaran Matematika perlu

diberikan kepada semua siswa dimulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta

kemampuan bekerjasama. Pengetahuan yang didapat anak di sekolah dasar akan

sangat mempengaruhi jenjang pendidikan berikutnya. Tingkat pemahaman siswa

akan sebuah konsep prasyarat akan mempengaruhi siswa untuk kelanjutan konsep

berikutnya. Tidak heran mata pelajaran Matematika menjadi mata pelajaran yang

kurang disukai oleh siswa.

Belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perilaku tersebut

dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi

perubahan dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Bower dan

Hilgard “Belajar adalah sebagai usaha seseorang memperoleh pengetahuan dan

mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Belajar adalah usaha memperoleh pengetahuan melalui pengalaman”. Dalam prosesnya, belajar bukanlah kegiatan menghafal saja, tetapi kegiatan memahami dan mengolah apa yang diajarkan oleh

guru. Dalam pembelajaran, peran guru hanya sebagai fasilitator yaitu dengan cara

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar seperti

berdiskusi, mengajukan pertanyaan, mempraktikan, atau mengajarkan temannya

yang belum mengerti. Disini peran siswa dalam proses belajar yang sesungguhnya

dengan menata apa yang didengar, dilihat, dan dipraktikkan menjadi satu kesatuan

yang bermakna.

Realita di lapangan, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh

(2)

Wulan Nurchasanah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat terlihat dari perilaku

siswa yang merasa kesulitan dalam pengerjaan penjumlahan bilangan bulat positif

dengan bilangan negatif, serta pengurangan bilangan negatif dengan bilangan

positif, dan sebaliknya. Selain itu siswa juga kesulitan dalam menggambarkan

soal ke dalam bentuk garis bilangan. Fenomena yang terjadi, ketika siswa

disuguhkan soal dengan perintah “gambarkan operasi hitung berikut ke dalam

bentuk garis bilangan!”. Siswa selalu bertanya kembali cara pengerjaanya dan ada

beberapa siswa yang mengerjakan hanya dengan menggambarkan sebuah garis

bilangan saja tetapi mereka sudah mengisi soal tersebut. Ada juga siswa yang

memang masih belum bisa membedakan mana bilangan negatif dan bilangan

positif, mereka lupa letak dari bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan bulat

positif, bahkan terkadang tertukar meletakan bilangan bulat positif dan bilangan

bulat negatif.

Setelah dianalisis setiap jawaban siswa dengan berpedoman pada

penskoran pemahaman matematis, didapatkan presentase jumlah siswa yang

tuntas mendapatkan skor pemahaman matematis adalah sebanyak 30% siswa

dikategorikan paham dan yang tidak tuntas sebanyak 70% siswa dikategorikan

belum paham. Dengan skor rata-rata pemahaman matematis kelas IV adalah 2,4

yang dapat dikatakan bahwa kelas IV SDN 3 Cikidang dikategorikan belum

paham pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

selengkapnya terlampir pada lampiran X. Hal ini, menggambarkan banyak siswa

yang merasa kesulitan ketika dihadapkan dengan masalah penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat disebabkan karena siswa tidak mengetahui prosedur

pengerjaan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam bentuk

garis bilangan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa masih

sangat kurang dalam kemampuan pemahaman matematisnya untuk mengerjakan

pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat terutama

Penjumlahan dan Pengurangan berbeda tanda. Kemudian setelah ditelusuri

(3)

Wulan Nurchasanah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berawal dari model pembelajaran konvensional yang diterapkan oleh guru,

keterbatasan media pembelajaran, kurangnya pemahaman matematis siswa

terhadap konsep prosedural penggambaran operasi Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Bulat dalam bentuk garis bilangan yang terlihat dari

jawaban-jawaban siswa ketika menjawab soal, dan rendahnya minat siswa pada

mata pelajaran Matematika. Kurangnya pemahaman siswa itu sendiri sebenarnya

tidak terlepas dari penggunaan model dan strategi pembelajaran yang digunakan

oleh guru. Penggunaan model pembelajaran konvensional yang digunakan oleh

guru menyebabkan siswa tidak aktif.

Sebagaimana dikemukakan oleh Meier (2002, hlm. 90) dalam bukunya

The acclerated Learning hand Book menyatakan bahwa “Belajar secara

konvensional cenderung membuat orang tidak aktif secara fisik dalam jangka waktu yang lama. Terjadilah kelumpuhan otak dan belajar pun melambat layaknya merayap atau berhenti sama sekali. Mengajak orang untuk bangkit dan bergerak secara berkala akan menyegarkan tubuh, meningkatkan peredaran darah dan otak, dan dapat berpengaruh positif pada belajar.”

Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru

menggunakan paradigma lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran

matematika cenderung satu arah umunya dari guru ke siswa, maka pembelajaran

akan cenderung monoton sehingga mengakibatkan siswa jenuh dan tidak

menyukai mata pelajaran Matematika. Oleh karenanya, dalam mengajarkan

matematika kepada siswa hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan,

strategi, model, dan metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan

pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Baik tidaknya suatu pemilihan

model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajarannya, kesesuaian

dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan siswa, serta kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran.

(4)

Wulan Nurchasanah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

concrete operasional dimana anak telah dapat membuat pemikiran logis,

kematangan anak dalam memahami hubungan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. (Surya. 2003, hlm. 55)

Dengan melihat tahap perkembangan siswa, guru harus dapat menemukan

model pembelajaran yang membuat siswa aktif dengan memanfaatkan indranya

sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh maupun pikiran terlibat langsung

dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna,

menarik dan menyenangkan. Tidak hanya mendengar ceramah dari guru, melihat

hal-hal yang ditulis oleh guru di papan tulis, tetapi juga menggerakkan fisik dan

aktifitas intelektual dalam proses pembelajaran.

Gerakan fisik mampu meningkatkan proses mental. Bagian otak manusia

yang terlibat dalam gerakan tubuh terletak tepat di bagian otak yang digunakan

untuk berpikir dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, dengan melibatkan

tubuh dalam belajar cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu manusia

sepenuhnya. Model pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik, aktivitas

intelektual dan juga penggunaan indra adalah Model pembelajaran SAVI yaitu

Somatis (belajar bergerak), Auditori (belajar dengan berbicara dan

mendengarkan), Visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan), dan

Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung).

Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual

Intelektual) untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas Di

SDN 3 Cikidang Kelas IV Semester II Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas,

secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai “Bagaimanakah

(5)

Wulan Nurchasanah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan pemahaman matematis siswa kelas IV SDN 3 Cikidang pada

pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat?”.

Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih khusus

yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika melalui penerapan

model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) pada pokok

bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Negatif

terhadap siswa kelas IV SDN 3 Cikidang?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan

model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) pada pokok

bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Negatif

terhadap siswa kelas IV SDN 3 Cikidang?

3. Bagaimana peningkatan pemahaman matematis siswa kelas IV SDN 3

Cikidang pada pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Positif dan Negatif melalui penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis

Auditori Visual Intelektual)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, secara umum penelitian ini memiliki

tujuan memperoleh deskripsi mengenai penerapan model pembelajaran SAVI

(Somatis Auditori Visual Intelektual) untuk meningkatkan pemahaman matematis

siswa kelas IV SDN 3 Cikidang pada pokok bahasan Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Bulat.

Secara khusus, penelitian ini memiliki tujuan memperoleh deskripsi

mengenai :

1. Perencanaan pembelajaran matematika melalui penerapan model

pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) pada pokok

bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Negatif

(6)

Wulan Nurchasanah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan model

pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) pada pokok

bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Negatif

terhadap siswa kelas IV SDN 3 Cikidang

3. Peningkatan pemahaman matematis siswa kelas IV SDN 3 Cikidang pada

mata pelajaran matematika pokok bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan

Bilangan Bulat Positif dan Negatif melalui penerapan model pembelajaran

SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Sebagai motivasi untuk mendorong siswa agar menyenangi mata

pelajaran Matematika.

b. Memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar anak yang

beragam

c. Meningkatkan pemahaman matematis siswa pada pokok bahasan

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat.

2. Bagi guru

a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif

dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.

b. Memberikan pilihan-pilihan alternatif model pembelajaran yang variatif

dan inovatif melalui model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori,

Visual, Intelektual).

c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran dengan

memperhatikan gaya belajar anak akan dapat mewujudkan siswa yang

kreatif, aktif, cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi.

(7)

Wulan Nurchasanah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih

menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan

program pengajaran matematika di Sekolah.

c. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah terutama dalam bidang

matematika.

4. Bagi Peneliti

a. Memperoleh pengalaman langsung dalam pelaksanaam pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori

Visual Intelektual)

b. Mengetahui penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori

Visual Intelektual) untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa

pada pokok bahasan penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat, dan

c. Sebagai bahan atau gambaran dalam mengembangkan pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian literatur dan penelitian sebelumnya maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran SAVI dapat

meningkatkan pemahaman matematis siswa dalam masalah yang berkaitan

dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa

kelas IV SDN 3 Cikidang akan meningkat.

F. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) adalah model

pembelajaran yang mengaktifkan indra peserta didik baik kinestetik, audio,

visual, serta intelektual mereka. Model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori

(8)

Wulan Nurchasanah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Langkah Somatis, tergambar dari aktivitas siswa melalui gerakan tari

dengan mengikuti lirik lagu yang dinyanyikan

b. Langkah Auditori, tergambar dari aktivitas siswa dalam mendengarkan

dan menyimak penjelasan yang disampaikan oleh guru.

c. Langkah Visual, tergambar dari aktivitas siswa dalam mengamati dan

melihat cara guru menggambarkan langkah-langkah penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat dalam bentuk garis bilangan.

d. Langkah Intelektual, tergambar dari aktivitas siswa dalam melakukan

latihan pengerjaan lembar kerja siswa yang disediakan oleh guru baik

secara kelompok maupun individu.

2. Pemahaman matematis adalah kemampuan kognitif seseorang atas konsep dan

prosedural matematika yang ditandai dengan seseorang itu mampu

mengkontruksi dan mengkomunikasikan ke dalam bentuk kata-kata, tulisan

ataupun gambar.

Indikator pemahaman matematis yang digunakan peneliti disesuaikan

dengan kebutuhan dan latar belakang yang terjadi pada objek penelitian yaitu

siswa kelas IV SDN 3 Cikidang. Berikut indikator yang digunakan peneliti:

1. Menginterpretasikan yaitu suatu kemampuan seseorang dalam

menafsikan yang diawali dengan proses perubahan suatu representasi

(numerik) menjadi representasi yang lainnya (secara verbal). Misalnya

menafsirkan gambar-gambar dengan kata-kata atau sebaliknya,

menafsirkan bilangan dengan kata-kata atau sebaliknya.

2. Menjelaskan, terjadi ketika seorang siswa dapat mengkontruksi dan

menggunakan penyebab dan efek model sebuah sistem.

3. Pemahaman Mekanikal, yaitu dapat mengingat dan menerapkan

sesuatu secara rutin atau perhitungan sederhana.

Pemahaman matematis yang dibahas dalam penelitian ini terdapat pada

Standar Kompetensi No.5 yaitu menjumlahkan dan mengurangkan bilangan

bulat, dengan Kompetensi Dasar 5.1 menjumlahkan bilangan bulat dan

(9)

Wulan Nurchasanah, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai langkah pengerjaan operasi penjumlahan dan pengurangan

Referensi

Dokumen terkait

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Pusat Pengkajian dan Penerapan Ilmu Teknik untuk Pertanian (CREATA), Lembaga Penelitian - Institut Pertanian Bogor, Bogor.. Saprianto dan

E-chemistry merupakan media pembelajaran elektronik kimia untuk tingkat SMA yang menyediakan bahan pembelajaran materi kimia dan latihan-latihan soal. Pada umumnya bnetuk

lateral pada mahasiswa Deutro Melayu FKG USU usia 20-25 Tahun.. Medan: Universitas Sumatera

Papan kunci sebagai penghubung antara pengguna dengan sistem mempunyai fungsi sebagai pengendali sistem dalam proses peng-aktif-an maupun pe-non aktif-an serta sebagai

[r]

Selain di budidaya/ kotoran kelinci juga bisa di maanfaatkan untuk pupuk kompos / yang menarik lagi /. air kencing kelinci tersebut digunakan sebagai bahan alternatif penggati

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk