• Tidak ada hasil yang ditemukan

t pu 100213 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t pu 100213 chapter3"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan (1975:

5) bahwa: “Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati”. Penelitian ini bertujuan untuk memotret, menganalisis, serta

mendeskripsikan penerapan PAI berbasis multikuturalisme dalam

mengembangkan nilai toleransi di SMA Negeri 3 Palu.

Penelitian kualitatif juga dipilih berdasarkan asumsi bahwa penelitian

terhadap penerapan PAI berbasis multikulturalisme menekankan pada aspek

proses dan melibatkan kerja lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Merriam

(Cresswell, 1994: 140) yang menyebutkan enam asumsi, yaitu:

1. Peneliti kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses, bukan pada hasil atau produk.

2. Penelitian kualitatif tertarik pada makna-bagaimana orang membuat hidup, pengalaman, dan struktur dunianya masuk akal.

3. Peneliti kualitatif merupakan instrumen pokok untuk pengumpulan dan analisa data. Data didekati melalui instrumen manusia,bukannya melalui inventaris, daftar pertanyaan, atau mesin.

4. Peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik berhubungan dengan orang, latar, lokasi, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya.

5. Peneliti kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna, dan pemahaman yang didapat melaui kata atau gambar. 6. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana peneliti

(2)

Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilakan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati. Selanjutnya, Bogdan dan Biklen (Moleong, 2004: 4) mengatakan

lima karakteristik penelitian kualitatif, yaitu:

(1) Penelitian kualitatif mempunyai setting alamiah, dan peneliti adalah insrtumen kunci, (2) penelitian kualitatif bersifat deskriptif, (3) penelitian ini lebih mengutamakan proses namun tidak melupakan produk atau hasil, (4) penelitian kualitatif sering menganalisis datanya secara induktif, dan (5) makna adalah hal yang esensial dalam pendekatan kualitatif.

Sebagaimana penelitian secara deskriptif lainnya, penelitian ini bertujuan

untuk melakukan pencandraan (deskripsi) secara sistematis, dan faktual

(Suryabrata, 2005: 75). Pengecekan langsung ke latar penelitian yang alamiah

dilakukan untuk memahami konteks situasi secara menyeluruh karena cara terbaik

untuk memahami suatu tindakan atau peristiwa di suatu latar tertentu adalah

dengan mengamatinya secara langsung. Pengamatan secara langsung ini

memungkinkan peneliti untuk mengetahui dimana, bagaimana, dan dalam kondisi

apa suatu peristiwa terjadi.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus. Creswell

(2010: 20) menjelaskan bahwa: “Studi kasus merupakan strategi penelitian

dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa,

aktivitas, proses, atau sekelompok individu”. Sedangkan menurut Yin (1996: 18)

mendefinisikan studi kasus yang lebih teknis, yaitu: „Studi kasus adalah suatu

inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata,

bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan jelas, dan

(3)

Sevila (1993: 74) menjelaskan bahwa pendekatan studi kasus sangat

berguna untuk meneliti, mencari kesimpulan, dan menemukan pola

kecenderungan serta arah lain yang dapat digunakan dalam membuat

dugaan-dugaan pertumbuhan dan perkembangan di masa yang akan datang.

B. Definisi Konseptual

1. Pendidikan Agama Islam (PAI)

Seperangkat pembelajaran pada bidang studi yang dibelajarkan dengan

dukungan komponen pendidikan. Pendidikan agama Islam merupakan mata

pelajaran yang membimbing siswa agar berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam.

2. Berbasis Multikulturalisme

Pendidikan yang berlandaskan pada aspek keragaman baik dari segi

agama, etnis, suku, dan ras. Pembelajaran mesti memberdayakan hidup. Siswa

mesti dibantu untuk kian mampu hidup sebagai manusia bermartabat, bersama

manusia lain, dan memperlakukan mereka dengan bermartabat pula.

3. Toleransi

Penghargaan terhadap sesama manusia dalam konteks kehidupan

harmonis. Toleransi juga merupakan kemampuan untuk menghormati sifat dasar,

(4)

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini memilih lokasi di SMA Negeri 3 Palu dengan beberapa

pertimbangan.

Pertama, sekolah ini merupakan salah satu sekolah percontohan yang

berada di kota Palu dan sekolah yang mampu mengembangkan pendidikan

berbasis keunggulan lokal.

Kedua, sekolah ini memiliki siswa, guru, tenaga administrasi dari berbagai

etnis, suku, dan agama yang beragam, yang menjadikan sekolah ini sebagai

prioritas peneliti. Suasana kondusif yang ditampilkan sekolah ini juga kegiatan

pembelajaran. Hal ini menjadi inti dari penelitian tentang kehidupan multikultural.

Ketiga, kesiapan dan kesediaan pihak sekolah yang memberi izin untuk

melakukan penelitian serta mengharapkan hasil temuan penelitian ini dapat

dijadikan bahan pemikiran, dasar pertimbangan, umpan balik, serta evaluasi

terhadap kebijakan-kebijakan, strategi-strategi, serta implementasi pembinaan

pendidikan agama Islam berbasis multikulturalisme di sekolah.

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian kualitatif menurut Nasution (1996: 32)

adalah “Sumber yang dapat memberikan informasi, dapat berupa hal, peristiwa,

manusia, situasi yang diobservasi atau yang dapat diwawancarai”.

Sedangkan yang menjadi subyek penelitian adalah siswa SMA Negeri 3 Palu,

(5)

pegawai Tata Usaha, petugas keamanan, pegawai kantin, orang tua, dan beberapa

orang masyarakat yang tempat tinggalnya berdekatan dengan lokasi penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

beragam metode pengumpulan data seperti observasi/pengamatan, wawancara,

dan analisis dokumen. Mc Millan & Schumacher (Sugiyono, 2006: 253)

mengemukakan bahwa “Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif

mengandalkan teknik pengamatan berperan serta, wawancara, dan dokumen”

Sejalan dengan itu Miles dan Huberman (Cresswell, 1994: 143)

mengemukakan bahwa:

Menentukan ukuran yang harus dipertimbangkan peneliti dalam pengumpulan data, yaitu latar (tempat penelitian akan berlangsung), pelaku (orang yang akan diamati dan diwawancarai), peristiwa (apa yang diamati dan diwawancarai), dan proses (sifat kejadian yang dilakukan di dalam latar).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:

1. Observasi

Observasi, merupakan teknik yang memungkinkan peneliti mencari

inferensi (kesimpulan) ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian,

peristiwa, atau proses yang diamati.

Tujuan dari observasi adalah peneliti melihat sendiri pemahaman yang

tidak terucapkan (tacit understanding), bagaimana teori digunakan langsung

(theory-in-use), dan sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil

(6)

meliputi; sudut pandang responden, kejadian, peristiwa atau proses yang diamati.

Sedangkan observasi menurut Moleong (2008: 175) adalah:

...Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data; pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.

Manfaat dari teknik observasi berdasarkan dasar-dasar metodologi

penelitian (Patton, 1998: 136-138) yaitu, sebagai berikut:

a. Merupakan alat yang murah, mudah dan langsung untuk mengadakan penelitian terhadap berbagai macam fenomena sosial yang terjadi.

b. Para responden yang sangat sibuk pada umumnya tidak berkberatan jika ia diamati. Ia akan berkeberatan jika diminta untuk mengisi daftar pertanyaan melalui angket, atau berkeberatan untuk diwawancarai, karena kesibukannya.

c. Banyak peristiwa psikis penting yang tidak mungkin dapat diperoleh dengan cara menggunakan teknik quisioner dan wawancara, tetapi hal ini dapat diperoleh dengan cara menggunakan teknik observasi atau pengamatan secara langsung.

Teknik ini dilaksanakan oleh peneliti guna mengamati kebijakan kepala

sekolah dalam hal pembinaan pendidikan agama Islam berbasis multikulturalisme.

Pengamatan tehadap proses pembelajaran kurikuler maupun ekstra kurikuler,

interaksi guru dan siswa dalam dan di luar kelas, pergaulan antar siswa di dalam

dan di luar kelas. Begitu pula, peneliti mengamati konteks pelayanan yang

berbasis nilai-nilai multikultural, yakni mengamati jika ada diskriminasi terhadap

agama atau suku tertentu.

2. Wawancara.

Teknik ini dilaksanakan dengan metode tanya-jawab. Peneliti mengajukan

beberapa pertanyaan yang menghendaki jawaban dari responden. Tujuan dari

(7)

lewat observasi (Alwasilah, 2009: 154). Maksud mengadakan wawancara, seperti

yang ditegaskan Lincoln dan Guba (Moleong, 2008: 186) antara lain:

Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik dari manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan tanya-jawab dengan beberapa

informan. Hal ini peneliti lakukan untuk mendapatkan informasi atau data tentang

penerapan PAI Berbasis Multikulturalisme di SMA Negeri 3 Palu. Informasi ini

didapatkan dengan melakukan wawancara kepada kepala sekolah mengenai

kebijakan-kebijakan apa yang ditempuh oleh beliau dalam mengaktualisasikan

PAI Berbasis Multikulturalisme dengan tujuan mendapatkan informasi yang

konkrit tentang pengembangan nilai-nilai toleransi di SMA Negeri 3 Palu.

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui

tahap-tahap pelaksanaan PAI Berbasis Multikulturalisme di SMA 3 Palu. Siswa sebagai

peserta didik juga sebagai informan untuk menerangkan tentang pergaulan,

kondisi pembelajaran. Sedangkan kepada staf administrasi, diharapkan untuk

memberikan informasi tentang administrasi persekolahan, pelayanan administrasi

(8)

3. Dokumentasi.

Pengadaan dokumentasi dalam penelitian untuk mendukung data-data

penelitian. Dokumentasi itu dapat berupa dokumen teks, fotografi, Raport,

Silabus dan RPP.

Dalam penelitian ini, teknik ini digunakan dengan menganalisis data yang

berupa RPP, daftar nilai, daftar hadir siswa, daftar hadir guru. Yang bertujuan

untuk mensinkronkan tatalaksana pengelolaan pendidikan di SMA Negeri 3 Palu

dengan tata kelola sistem Pendidikan Nasional.

E. Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam mendapatkan informasi yang

diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari manusia, peristiwa atau suasana, dan

dokumen yang ada di lingkungan SMA Negeri 3 Palu.

Sumber data dari manusia meliputi informan, yaitu: Kepala sekolah, guru,

siswa, karyawan, petugas keamanan, serta informan lain yang mendukung

penelitian ini.

Sumber data berupa peristiwa satau suasana adalah setiap peristiwa atau

suasana yang terkait dengan aktivitas keseharian yang terdiri dari interkasi guru

dan siswa, interkasi antar siswa, interkasi siswa dengan karyawan yang

berhubungan dengan penerapan PAI berbasis Multikultural dalam pengembangan

nilai toleransi di SMA Negeri 3 Palu. Hasil analisis dokumen juga merupakan

(9)

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, penulis melakukan teknik analisis data melalui tiga

langkah, yaitu: Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi

(Miles dan Huberman, 1992:16).

1. Reduksi data; diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, periset

kualitatif mencari makna dari setiap gejala yang diperoleh di lapangan,

mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada.

Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan

akan terus menerus diverifikasi hingga benar-benar diperoleh konklusi yang

valid dan kokoh.

G. Validitas Data

Untuk menetapkan keabsahan temuan memerlukan pengujian validitas data.

Validitas menurut Alwasilah (2009: 169) adalah “Kebenaran dan kejujuran

sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan, tafsiran, dan segala jenis laporan”.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada

empat kriteria yang peneliti gunakan adalah kriteria yang sebagaimana Moleong

(10)

1. Derajat kepercayaan (kredibilitas). Kriteria ini berfungsi: pertama,

melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan

penemuannya dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan

hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan

ganda yang sedang diteliti.

2. Kriteria keteralihan merupakan persoalan empiris bergantung pada kesamaan

antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut

seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris

tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk

menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan

tentang pengalihan tersebut.

3. Ketergantungan merupakan substitusi istilah reabilitas dalam penelitian yang

non kualitatif. Pada cara non kualitatif, reabilitas ditunjukan dengan jalan

mengadakan replikasi studi. Jika dua atau beberapa kali diadakan pengulangan

suatu studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama,

maka dikatakan reabilitasnya tercapai.

4. Kriteria kepastian berasal dari konsep objektivitas menurut non kualitatif. Non

kualitatif menetapkan objektivitas dari segi kesepakatan antarsubjek.

Sedangkan teknik pemeriksaan keabsahan data, peneliti melaksanakan teknik:

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

(11)

pembanding terhadap data itu (Moleong, 2008: 330). Teknik triangulasi ini bisa

berupa sumber data, teknik pengambilan data, dan triangulasi waktu

(Sugiyono, 2006: 307).

a. Triangulasi sumber, untuk mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai

contoh, untuk mengkaji kredibilitas data

b. Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.

Misalnya data yang diperoleh dari wawancara, lalu dicek dengan observasi

atau dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut

menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih

lanjut dengan sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk

memastikan data mana yang dianggap benar, atau mungkin semuanya

benar tapi sudut pandangnya yang berbeda-beda.

c. Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data

yang dikumpulkan dengan wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih

valid. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau

teknik lain dalam waktu dan situasi berbeda. Bila hasil uji menghasilkan

data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

ditemukan kepastian datanya.

(12)

2. Pemeriksaan sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara mengajak rekan-rekan sejawat untuk

mendiskusikan hasil sementara yang diperoleh dari penelitian ini. Peneliti

menerima masukan, saran, dan kritikan dari rekan-rekan agar peneliti tetap

mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran.

3. Member check

Teknik ini digunakan setelah peneliti mentafsirkan data yang didapat dari

penelitian kemudian dibacakan atau diperlihatkan kembali untuk mendapatkan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Latar belakang penelitian adalah tradisi ngijing pada seribu hari setelah seribu hari masih dilaksanakan oleh masyarakat khususnya Desa Siwal, beradasarkan teori

Setelah mendapatkan nilai bobot dari masing-masing kriteria dan subkriteria, maka langsung dilakukan simulasi untuk mencoba mencari kandidat yang terbaik untuk posisi

Tujuan dari pengkajian ini adalah (1) mengetahui seberapa besar pendapatan petani dari usahatani tanaman tahunan yang diusahakan secara tumpangsari dan tradisional, (2)

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 sebagai sebagai implementasi langsung dari konstitusi kita, menugaskan kepada Komisi Informasi Pusat antara lain untuk “Menetapkan

TAHUN PADA DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN KARAWANG ANGGARAN 2016; Kami telah melaksanakan pekerjaan Pembuatan SIMPROLIK (Sistem Laporan Progress Realisasi Fisik dan

36 = Tingkat pengetahuan pustakawan terhadap sistem dalam pelayanan Pada kuadran ini, variabel-variabel nya perlu dipertahankan oleh pihak perpustakaan karena

“Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. “Pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan level kognitif soal-soal pemecahan masalah pada buku siswa matematika SMP kelas VIII kurikulum 2013. Jenis