• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI,"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Dan Menteri

Dalam Negeri ( No. 48 Tahun 1988

No. 10 Tahun 1988 )

Tentang : Petunjuk Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No. 7 Tahun 1987 Tentang Penyerahan

Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang

Kesehatan Pada Daerah

MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang :

a. bahwa dalam rangka meningkatkan keberhasilan pembangunan

kesehatan dan demi kesinambungan kebijaksanaan dan keterpaduan program-program Pusat dan Daerah serta terjaminnya sinkronisasi dalam pelaksanaannya, maka dipandang perlu ada Petunjuk Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Ncmor 7 Tahun 1987 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah; b. bahwa sehubungan dengan huruf a tersebut di atas, dan

sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 perlu ditetapkan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok

Kesehatan;

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 tantang Tenaga

Kesehatan;

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pckok-Pokok

Pemarintahan di Daerah;

4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan

Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah.

Memutuskan : Menetapkan :

Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri tentang Petunjuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dalm Bidang Kesehatan Kepada Daerah

(2)

BAB I Ketentuan Umum

Pasal 1

Dalam Keputusan Bersama ini yang dimaksud dengan:

1. Tenaga medik, adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis;

2. Tenaga Sarjana kesehatan lain adalah tenaga sarjana, selain tenaga medik yang mendapat pendidikan bidang kesehatan serta ditetapkan oleh Menteri Kesehatan sebagai tenaga kesehatan;

3. Tenaga paramedik adalah tenaga kesehatan sarjana muda atau. setingkat menengah dan rendah;

4. Pendidikan paramedik adalah kegiatan yang ditunjuk untuk mendidik seseorang menjadi tenaga kesehatan melalui suatu institusi formal pendidikan kesehatan menurut peraturan dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan;

5. Latihan tenaga kesehatan adalah kegiatan yang ditunjuk untuk melatih dan meningkatkan kemampuan pegawai dan masyarakat untuk

menunjang upaya kesehatan;

6. Sarana pelayanan kesehatan dasar adalah praktek perorangan dokter umum, praktek perorangari dokter gigi, praktek berkelompok dokter umum, praktek berkelompok dokter gigi, Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), Rumah Bersalin, dan sarana kesehatan dasar lainnya yang dtetapkan oleh Menteri Kesehatan; 7. Sarana pelayanan kesehatan rujukan adalah praktek perorangan

dokter spesialis, praktek perorangan dokter gigi spesialis, praktek berkelompok dokter spesialis, praktek berkelompok dokter gigi spesialis, Rumah Sakit Kelas D, C, B, A dan sarana pelayanan

kesehatan spesialistik lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan;

8. Sarana pendidikan adalah tempat / bangunan yang dipergunakan

untuk penyelenggaraan pendidikan atau latihan bagi tenaga kesehatan;

9. Komponen biaya adalah komponen yang berkaitan langsung dengan

biaya panyelengaaraan upaya kesehatan ada sarana kesehatan yang meliputi biaya parawatan pasien, biaya operasi, biaya makan pasien, biaya obat, biaya pemeriksaan laboratorium, dan lain-lain.

BAB II

Urusan yang Diserahkan Pasal 2

(1) Urusan kesehatan yang diserahkan kepada Daerah meliputi urusan-urusan kesehatan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 baik kepada Daerah Tingkat I Maupun Daerah Tingkat II.

(3)

(2) Rincian urusan yang menjadi kewenangan Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II didasarkan kepada urusan-urusan yang secara nyata telah di laksanakan oleh Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

(3) Pengaturan lebih lanjut mengenai urusan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) diatur dengan Peraturan Daerah.

BAB III Kepegawaian

Pasal 3

(1) Pemerintah Daerah mengajukan usulan kebutuhan tenaga medik, tenaga sarjana kesehatan lain dan paramedik yang akan

diperbantukan atau dipekerjakan di daerahnya disertai jumlah, jenis tenaga serta unit kerja yang memerlukan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berlaku juga bagi tenaga paramedik dan nonmedik yang jenis kepegawaiannya pegawai Negeri Sipil Daerah.

Pasal 4

(1) Usulan kebutuhan tenaga sebagaimana dimaksud Pasal 3 sepanjang mengenai tenaga medik, tenaga sarjana kesehatan lain dan paramedik yang akan diperbantukan kepada Daerah Otonomi diajukan oleh

Gubernur Kepala Daerab Tingkat I kepada Menteri Kesehatan melalui Menteri Dalam Negeri dengan tembusan kepada Kepala Kantor

Wilayah Departemen Kesehatan setempat.

(2) Usulan kebutuhan tenaga sebagaimana dimaksud pasal 3 sepanjang mengenai tenaga medik, tenaga sarjana kesehatan lain dan paramedik yang akan dipekerjakan kepada Daerah otonom diajukan oleh

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I kepada Menteri Kesehatan dengan tembusan Menteri Dalam Negeri dan Kepala Kantor Wilayah

Departemen Kesehatan setempat.

(3) Usulan kebutuhan tenaga paramedik dan nonmedik yang jenis kepegawaiannya Pegawai Negeri Sipil Daerah diajukan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I kepada Menteri Dalarn Negeni dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan den Kepala Kantor SWilayah Departemen Kesehatan setempat.

Pasal 5

(1) Pengangkatan pegawai yang jenis. kepegawaiannya diperbantukan / dipekerjakan, dilaksanakan oleh Menteri Kesehatan.

(2) Pengangkatan pegawai paramedik dan nonmedik yang jenis

kepegawaiannya adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4)

(1) Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Kepala Dinas Kesehatan Daerah Tingkat I dilaksanakan oleh Gubemur Kepala Daerah Tingkat I setelah mendengar pertimbangan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan.

(2) Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Kepala Dinas

Kesehatan Daerah Tingkat II dilakukan oleh Bupati / Kepala Daerah Tirigkat II setelah mendengar pertimbangan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan

setempat.

(3) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I mengangkat, memindahkan dan memberhentikan Kepala Unit Pelaksana Daerah dan atau Kepala Unit Pelaksanan Teknis Dinas setelah terlebih dahulu mendengar

pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi. (4) Bupati Kepala Daerah Tingkat II mengangkat, memindahkan dan

memberhentikan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas setelah terlebih dahulu mendengar pertimbangan Kepala Kantor Departemen

Kesehatan Kabupaten/Kotamadya. BAB IV Organisasi

Pasal 7

(1) Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987

tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah, maka struktur Organisasi Dinas Kesehatan Daerah Tingkat I dan Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II, tidak

mengalami perubahan sepanjang masih dapat menampung urusan yang diserahkan.

(2) Termasuk dalam ketentuan ayat (1) adalah: a. Rumah Sakit Kelas A, B, C, dan D;

b. Puskesmas, Puskesmas Pembantu;

c. Laboratoriurn;

d. Sekolah Kesehatan

e. Sarana kesehatan lain.

BAB V

Pendidikan dan Latihan Pasal 8

(1) Pemerintah Daerah dapat menyelenggarkan pendidikan paramedik melalui Sekolah dan Akademi sesuai dengan ketentuan yang ditetukan oleh Menteri Kesehatan.

(2) Pendidikan paramedik oleh Penerintah Daerah berpedoman pada syarat-syaxat bagi penyelenggaraan pendidikan paramedik Departemen Kesehatan.

(5)

Pasal 9

(1) Pemerintah Daerah dapat menyelenggarakan latihan tenaga kesehatan yang rneliputi latihan prajabatan umum latihan teknis kesehatan

tertentu serta latihan administrasi dan manajemen kesehatan. (2) latihan prajabatan umum berpedoman pada peraturan

perundangan-undangan yang berlaku.

(3) Penyelenggaraan latihan teknis kesehatan tertentu serta latihan administrasi dan manajemen kesehatan berpedoman pada ketentuan yanq ditetapkan oleh menteri Kesehatan.

BAB IV

Pengaturan Tarip Upaya Kesehatan Pasal 10

(1) Ketentuan tarip upaya kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, serta sarana kesehatan lain yang diatur dalam Peraturan Daerah, didasarkan pada komponen biaya yang ditetapkan oleh Menteri.

(2) Komponen biaya sebagai tersebut pada ayat (1) diseragamkan sesuai dengan jenis kelompok sarana kesehatan yang meliputi sarana

kesehatan yang meliputi :

a. Rumah Sakit Kelas A, B, C, dan D;

b. Puskesmas, Puskesmas Pembantu;

c. Laboratotium;

d. Sekolah Kesehatan

e. Sarana kesehatan lain.

(3) Penggunaan hasil jasa pelayanan kesehatan diutamakan untuk peningkatan pelayanan kesehatan.

BAB VII P E R I Z I N A N

Pasal 11

(1) Pemberian izin sementara yang diberikan oleb Pemerintah Daerah merupakan salah satu bahan kelengkapa dalam rangka pertimbangan untuk memberikan izin tetap dari Menteri Kesehatan.

(2) Pemerintah Daerah dapat memberikan izin sementara kepada Departemen lain, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Swasta, untuk menyelenggarakan sarana kesehatan yang meliputi :

a. Sarana pelayanan kesehatan dasar; b. Sarana pelayanan kesehatan rujukan; c. laboratorium;

d. Sarana pendidikan dan latihan tenaga kesehatan;

(6)

(3) Pemerintah Daerah dalam memberikan izin sementara berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

(4) Izin tetap bagi penyelenggaraan sarana kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (2) dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan.

(5) Izin penyelenggaraan apotik, baik izin sementara maupun izin tetap dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan.

BAB VIII P E N B I N A A N

Pasal 12

(1) Menteri Kesehatan bertanggung jawab atas pembinaan teknis medis terhadap penyelenggaraan urusan kesehatan yang telah diserahkan kepada daerah.

(2) Menteri Dalam Negeri bertanggung jawab atas pembinaan umum terhadap penyelenggaraan urusan kesehatan yang telah diserahkan kepada daerah.

BAB IX

P E M B I A Y A A N Pasal 13

Pelaksanaan pembiayaan urusan-urusan yang telah diserahkan kepada Daerah diatur kemudian oleb Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan.

BAB X P E N U T U P

Pasal 14

Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan Bersarna ini akan diatur lebih lanjut oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri baik secara

bersama-sama maupun sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

Pasal 15

Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Permbukaan serviks dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks yang secara bertahap serta adanya penurunan bagian terendah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VERBA MENGGUNAKAN MEDIA BALL THROWING: (Penelitian Eksperimen Kuasi PadaSiswa Kelas XII SMA BPI 1 Bandung).. Universitas Pendidikan Indonesia |

penguasaanverbabahasaJepangsiswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa setelah diterapkannya media ball throwing

Untuk itu di butuhkan sebuah aplikasi berbasis web berupa portal e-commerce yang mampu memberikan informasi mengenai produk kerajinan gerabah kepada pelanggan atau

RSCH6423 Global Employability and Entrepreneurial Skills in Information Systems Research 4.. *)Transferred courses will be transferred based on credit transfer policies on

Weigthed Product Method (WP) and Single Additive Weighting Method (SAW) is a method to solve the problem using multiplication to connect the atribute ratings, where

MySQL merupakan software database yang paling populer di lingkungan Linux atau Unix, kepopuleran ini ditunjang karena performansi query dari databasenya yang saat ini bisa

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari (kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek) terhadap keputusan