Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Diploma Tiga Jurusan Manajemen Informatika
Oleh :
Haris Munandar NIM. 10906089
JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
SISTEM INFORMASI
PENGOLAHAN DATA PENGUNJUNG
DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
HARIS MUNANDAR NIM. 1.09.06.089
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal :
_____________________________
Menyetujui, Pembimbing
Iyan Gustiana, S. Kom NIP. 4127. 70. 26. 010
Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, MSc NIP. 4127. 70. 006
Ketua Jurusan Manajemen Informatika
ii
Nama : Haris Munandar NIM : 1. 09. 06. 089
Judul tugas Akhir : Sistem Informasi Pengolahan Data Pengunjung Di Museum Geologi Bandung
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari penulis sendiri, baik untuk naskah laporan maupun kegiatan programming yang tercantum sebagai bagian dari Laporan Tugas Akhir ini. Jika terdapat karya orang lain, penulis akan mencantumkan sumber secara jelas.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandung, 27 Juni 2009 Yang membuat pernyataan,
iii
bagi Museum Geologi Bandung untuk mengetahui tingkat ketertarikan masyarakat terhadap koleksi-koleksi yang ada di Museum. Pada sistem pengolahan data pengunjung yang sedang berjalan terdapat beberapa permasalahan yang disebabkan masih manualnya sistem tersebut. Masalah-masalah itu antara lain : kurang akuratnya rekapitulasi jumlah pengunjung, sulitnya pengklasifikasian pengunjung berdasarkan kategori-kategori tertentu dan sulitnya pencarian data ketika sewaktu-waktu diperlukan. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan semua permasalahan tersebut bisa teratasi, sehingga membantu Museum Geologi Bandung dalam meningkatkan efektifitas kerjanya.
Untuk melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu mengumpulkan informasi mengenai gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah prototype,
karena metode ini bisa membangun komunikasi yang baik antara pengembang sistem dan pengguna. Adapun perangkat lunak pendukung yang penulis gunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0 dan MySQL sebagai sistem database-nya.
Dengan dikembangkannya sistem pengolahan data pengunjung dari proses manual menjadi berbasis komputer, maka dapat meminimalisir masalah-masalah yang muncul dan penyajian informasi bisa dilakukan dengan lebih cepat dan mudah.
iv
Geological Museum to know public anxiety levels to the collections in the Museum. There are many problems in existing visitor data system system, they are caused the manual system. The problems are : the visitor quantity recapitulations are not accurate yet, the visitors are difficult to be classified according the any category and it is difficult for searching data when it is needed anytime. The research is expected any problem above, they can be solved to help the Bandung Gological Museum in increasing the work effectiveness.
For this research, the researcher use the descriptive method, it collect the information about any indication during the research. The using system development method is prototype, because this method can build communication between system and user well. The using software to support the researcher are Microsoft Visual basic 6.0 and MySQL as the database management system.
The developing visitor data processing system from manual process to be computer base, so that the problems can be minimaized and the information
presentation can be done faster and easily.
v
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah SWT., Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan segala kenikmatan baik nikmat jasmani maupun rohani berupa ilmu, kesehatan, kebahagiaan dan kemampuan kepada penulis untuk menuangkan ide dan gagasan dalam karya ilmiah penelitian tugas akhir ini.
Dengan mengambil objek penelitian di Kelompok Kerja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung, penulis mengangkat judul : “SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PENGUNJUNG DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG”.
Laporan Penelitian Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada program studi diploma tiga (D3) Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung.
Dengan terselesaikannya Laporan Penelitian Tugas Akhir ini, penulis ungkapkan rasa syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan
vi
Indonesia dan sekaligus dosen wali bagi penulis.
4. Iyan Gustiana, S. Kom., selaku selaku Dosen pembimbing.
5. Seluruh staf pengajar di jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik
dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
6. Tetep Hidayat selaku Kepala Subbag Tata Usaha Museum Geologi
Bandung.
7. Drs. J. B. Januar H. Setiawan selaku Kepala Seksi Peragaan Museum
Geologi Bandung.
8. Dwi Agus Heryanto, BSc, selaku Koordinator Kelompok Kerja Pelayanan
Pengunjung Museum Geologi Bandung.
9. Kedua Orang tua yang penulis sangat hormati dan sayangi.
10. Adik-adik dan seluruh keluarga besar penulis yang sangat penulis sayangi 11. Rekan-rekan di kelas MI-14 angkatan 2006, terutama Rini Tresnawati
yang telah bersedia meminjamkan notebook-nya selama masa persiapan sidang dan Iman Zaenal Muttaqin yang menjadi teman diskusi di kelas selama ini.
12. Rekan-rekan di Unit kegiatan Pers Mahasiswa Birama UNIKOM. 13. Rekan-rekan di PC. Pemuda Persatuan Islam se-kecamatan Margaasih. 14. Pihak-pihak lain yang tidak mungkin penulis catat satu persatu.
vii
yang penulis lakukan ini masih jauh dari kelengkapan dan kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan kualitas karya ilmiah dan proses pembelajaran penulis.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberi sedikit sumbangsih bagi perkembangan dunia intelektualitas, khususnya bagi penulis sendiri.
Bandung, Juni 2009
viii
PERNYATAAN KEASLIAN ……….………….… ii
ABSTRAK ……… iii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ……….…1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah………... 4
1.2.1. Identifikasi Masalah………. 4
1.2.2. Rumusan Masalah……… 4
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian………. 5
1.3.1. Maksud Penelitian………... 5
1.3.2 Tujuan Penelitian ………. 5
1.4. Kegunaan Penelitian ……… 6
1.4.1. Kegunaan Praktis ………. 6
1.4.2. Kegunaan Akademis……… 6
1.5. Batasan Masalah ……….. 7
1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… …….. 8
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem ……….. 9
2.1.1. Elemen Sistem ………. 9
2.1.2. Karakteristik Sistem ………... 10
2.1.3. Klasifikasi Sistem ……….. 12
2.2. Pengertian Informasi ………... 14
2.3. Pengertian Sistem Informasi ………. ...…. 15
2.4. Pengertian Pengolahan Data, Pengunjung, Museum dan Geologi … 16 2.5. Perangkat Lunak Pendukung ……….……… 17
2.5.1. Sekilas Tentang Microsoft Visual Basic 6.0 ………. 18
2.5.2. Sekilas Tentang MySQL ………... 18
BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ………. 20
3.1.1. Sejarah Museum Geologi Bandung ……….. 20
3.1.2. Visi dan Misi ………. 24
3.1.3 Fungsi dan Operasional Museum Geologi ………. 25
3.1.4. Struktur Organisasi ……… 27
3.1.5. Deskripsi Kerja ……….…. 27
3.2. Metode Penelitian ……….. 29
ix
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem……… 31
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem ……… 31
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem ……….. 32
3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan Sistem……. 34
3.2.4. Pengujian Software ……… 41
BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan ……….. 42
4.1.1. Analisis Dokumen ……… …… 43
4.1.2. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ………. 45
4.1.2.1. Flow Map Sistem yang Sedang Berjalan…………. 46
4.1.2.2. Diagram Konteks Sistem yang Sedang Berjalan…. 47 4.1.2.3. DFD Sistem yang Sedang Berjalan …………. 47
4.1.3. Evaluasi Sistem yang Berjalan ……….. 48
4.2. Perancangan Sistem ……… 49
4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem ……….. 49
4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan ……… 50
4.2.3. Perancangan Prosedur yang Diusulkan ……… 51
4.2.3.1. Flow Map Sistem yang Diusulkan……….. 52
4.2.3.2. Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan…. ..….. 53
4.2.3.3. DFD Sistem yang Diusulkan ………..… 54
4.2.3.4. Kamus Data ……….... 55
4.2.4. Perancangan Basis Data ……… 57
4.2.4.1. Normalisasi………... 57
4.2.4.2. Relasi Tabel………. 60
4.2.4.3. Entity Relationship Diagram (ERD)……… 60
4.2.4.4. Struktur File ……… 61
BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi …………..………. 71
5.1.1. Implementasi Perangkat Lunak ………. 71
5.1.2. Implementasi Perangkat Keras ……….. 72
5.1.3. Implementasi Basis Data (Sintax SQL) ………. 72
5.1.4. Implementasi Antar Muka dan Penggunaan Program ………77
5.1.5. Implementasi Instalasi Program ………. 84
5.2. Pengujian ……… 87
5.2.1. Rencana Pengujian ………. 88
5.2.2. Kasus dan Hasil Pengujian ……… 88
x
xi
Gambar 2.1 Elemen Sistem………... 10
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung……… 27
Gambar 3.2 Pengembangan Prototyping Jenis I ... 33
Gambar 4.1 Flow Map Sistem yang Berjalan……… 46
Gambar 4.2 Diagram Konteks Sistem yang Berjalan……… 47
Gambar 4.3 DFD Level 0 Sistem yang Berjalan………... 47
Gambar 4.4 DFD Level 1 untuk Proses 1.0 Sistem yang Berjalan…... 48
Gambar 4.5 DFD Level 1 Untuk Proses 2.0 Sistem Berjalan………... 48
Gambar 4.6 Flow Map Sistem yang Diusulkan………. 52
Gambar 4.7 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan………. 53
Gambar 4.8 DFD Level 0 Sistem yang Diusulkan……… 54
Gambar 4.9 DFD Level 1 Untuk Proses 1.0 (Reservasi)……….. 53
Gambar 4.10 DFD Level 1 Untuk Proses 2.2 (Kunjungan) ……... 55
Gambar 4.11 Relasi Tabel ... 60
Gambar 4.12 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 60
Gambar 4.13 Kode Reservasi ... 64
Gambar 4.14 Kode Pengunjung Rombongan ... 65
Gambar 4.15 Kode Pengunjung Individu ... 65
Gambar 4.16 Kode Pendidikan ... 66
Gambar 4.17 Struktur Menu ... 67
Gambar 4.18 FormInput Data Reservasi ... 68
Gambar 4.19 Form Input Data Pengunjung ... .... 69
Gambar 4.20 Rancangan Form Laporan Jumlah Pengunjung ... 70
Gambar 4.21 Rancangan Form Laporan Klasifikasi Pengunjung ... 70
Gambar 5.1 Form Login ... 77
Gambar 5.2 Form Ganti Password ... 78
Gambar 5.3 Form Menu Utama ... ... 78
Gambar 5.4 Form Reservasi ... 79
Gambar 5.5 Form Pengunjung ... 81
Gambar 5.6 Form Laporan Harian Jumlah Pengunjung ... 82
Gambar 5.7 Form Klasifikasi Pengunjung Harian ... 83
Gambar 5.8 Tahap Pertama Instalasi Aplikasi Pengolahan Data Pengunjung Museum ... 84
Gambar 5.9 Tahap Kedua Instalasi Aplikasi Pengolahan Data Pengunjung Museum ... 84
Gambar 5.10 Tahap Ketiga Instalasi Aplikasi Pengolahan Data Pengunjung Museum ... 85
Gambar 5.11 Tahap Keempat Instalasi Aplikasi Pengolahan Data Pengunjung Museum ... 85
xii
xiii
Tabel 1.1 Estimasi Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir ... 8
Tabel 4.1 Analisis Dokumen……… 43
Tabel 4.2 File Reservasi ………... 61
Tabel 4.3 File Jadwal Reservasi ……….. 62
Tabel 4.4 File Pendidikan ……… 62
Tabel 4.5 File Pengunjung ………... 63
Tabel 4.6 File Jadwal Kunjungan ………... 63
Tabel 5.1 Implementasi Menu Utama ... 79
Tabel 5.2 Fungsi tombol-tombol Form Reservasi ... 80
Tabel 5.3 Fungsi tombol-tombol Form Pengunjung ... 81
Tabel 5.4 Rencana Pengujian Sistem Informasi Pengolahan Data Pengunjung ... 85
Tabel 5.5 Pengujian login 1 ... 86
Tabel 5.6 Pengujian Login 2 ... 86
Tabel 5.7 Pengujian Pengisian Data Reservasi ... 87
xiv
No Simbol Keterangan
1 Dokumen Input/Output
2 Menjelaskan proses komputerisasi
3 Proses manual
4 Penyimpanan dokumen / pengarsipan
5 Aliran data
6 Seleksi / keputusan
7
Konektor beda halaman
xv
1 Proses / prosedur
2 Entitas eksternal
3 Tempat penyimpanan arsip data (data store)
4 Aliran data
Data Pribadi:
Nama Lengkap : Haris Munandar
Tempat / tanggal lahir : Bandung, 21 Februari 1985. Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam Warga Negara : Indonesia
Alamat : Jl. Mahmud No.85 RT.06 / 07 Ds. Rahayu Kec. Margaasih Kab. Bandung 40218
E-Mail : has_8544@yahoo.co.id
Pendidikan Formal:
Tahun Institusi 1989 - 1990 TK Pesantren Persis 10
1990 – 1996 SDN Rahayu II dan MI Pesantren Persis 45 Rahayu
1997 - 2000 MTs. Pesantren Persis 45 Rahayu
2001 - 2003 Mu’allimien Pesantren Persis 34 Cibegol Soreang
Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.
Adi kurniadi, 2000, Pemrograman Microsoft Visual Basic 6, PT. Elex media Komputindo, Jakarta.
Albahra bin Ladjamudin, 2004, Konsep Sistem Basis Data dan Implementasinya, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Azhar Susanto, 2007, Sistem Informasi Manajemen, Lingga Jaya, Bandung.
Buku Panduan Museum Geologi, 2007
Didik Dwi Prasetyo, 2003, Belajar Sendiri Database Server MySQL, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Draf Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1725, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Museum Geologi, 2-6, 2002.
Jogiyanto Hartono M., 2001, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi, Yogyakarta.
Jonathan Sarwono, 2006, Metode Penelitian Kuantitaif dan kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Pusat Bahasa Depdiknas, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Raymond McLeod Jr., 2001, Sistem Informasi Manajemen, Prentice Hall Inc., Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 2005, Manajemen Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Online
- http://museum.grdc.esdm.go.id//index.php?option=com_content&task=vie w&id=15&Itemid=30 (2 Desember 2008)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga merangsang persaingan yang sangat ketat antar organisasi.
Hal yang demikian merupakan iklim yang positif bagi perkembangan organisasi itu sendiri, dimana masing-masing organisasi ingin maju lebih cepat dan lebih baik dari yang lain.
Untuk mencapai tujuannya, tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat dan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan. Dengan berkembang pesatnya teknologi informasi, maka pekerjaan manajemen dan pelayanan masyarakat yang memerlukan dukungan data dan informasi mengalami kemajuan yang pesat pula.
Pengolahan data dan informasi merupakan suatu hal mutlak yang sangat diperlukan bagi sebuah organisasi, terlebih di jaman yang serba modern seperti sekarang ini, dimana penyajian informasi dituntut tidak hanya harus akurat tapi juga bisa diperoleh dengan mudah dan cepat.
data secara terkomputerisasi, maka pekerjaan-pekerjaan pengolahan data tersebut bisa dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Di Kelompok Kerja (Pokja) Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung terdapat suatu sistem informasi untuk mendukung berjalannya aktifitas dan kinerja organisasi. Sistem informasi yang ada di Pokja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung tersebut adalah sistem informasi reservasi pengunjung.
Dari tahun ke tahun sistem informasi tersebut dirasa sangat membantu bagi penggunanya, dalam hal ini Pokja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung. Namun, seiring perkembangan waktu dan kebutuhan penyajian informasi yang lebih komplit, maka pengembangan sistem pun diperlukan. Hal ini sangat wajar terjadi, karena sebuah sistem informasi tentu saja dalam kurun waktu tertentu harus diperbaharui seiring perkembangan jaman dan kebutuhan-kebutuhan organisasi tersebut.
Pengembangan sistem yang diperlukan oleh Pokja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung adalah penyajian informasi yang lebih komplit, karena sistem informasi yang sedang berjalan hanya menangani proses reservasi pengunjung, sedangkan pengolahan data yang lainnya seperti merekap jumlah pengunjung per hari, jumlah pengunjung per bulan dan merekap pengunjung berdasarkan klasifikasi status kewarganegaraan, tempat asal dan tingkat pendidikan masih dilakukan secara manual, belum menggunakan software
Selain itu, dampak dari tidak terkomputerisasinya sistem pengolahan data pengunjung tersebut menyebabkan proses pencarian data ketika sewaktu-waktu dibutuhkan sangat sulit pengerjaannya, karena harus memeriksa langsung arsip data kunjungan satu persatu. Padahal pengolahan data tersebut sangat diperlukan untuk dijadikan bahan pengambilan kebijakan dan strategi organisasi, dalam hal ini Museum Geologi Bandung.
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan kebutuhan-kebutuhan sistem terkini dan masalah-masalah yang sering terjadi pada proses pengolahan data pengunjung di Museum Geologi Bandung bisa teratasi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja pihak-pihak yang terlibat dalam pengolahan data pengunjung dan kinerja Museum Geologi Bandung pada umumnya.
Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengolahan data pengunjung pada Pokja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung dan menjadikannya sebagai objek penelitian untuk tugas akhir yang dilaksanakan oleh penulis. Terkait hal tersebut, penulis menetapkan judul penelitian : “SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi dalam sistem pengolahan data pengunjung di Museum Geologi Bandung yang sedang berjalan saat ini, diantaranya yaitu :
1. Proses rekapitulasi jumlah pengunjung per hari dan per bulan masih
dikerjakan secara manual, sehingga sering terjadi kekurangakuratan rekapitulasi jumlah tersebut.
2. Pengklasifikasian pengunjung berdasarkan status kewarganegaraan,
tempat asal dan tingkat pendididkan belum terakomodir oleh sistem informasi reservasi pengunjung yang sedang berjalan.
3. Sulitnya proses pencarian data pengunjung ketika sewaktu-waktu
diperlukan.
1.2.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pengolahan data pengunjung yang sedang berjalan di
2. Bagaimana pengembangan sistem informasi pengolahan data
pengunjung yang diusulkan untuk Museum Geologi Bandung.
3. Bagaimana implementasi sistem informasi pengolahan data pengunjung
di Museum Geologi Bandung.
4. Bagaimana pengujian sistem informasi pengolahan data pengunjung
Museum Geologi Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dilaksanakannya penelitian adalah untuk membantu kinerja pengolahan data pengunjung Museum Geologi Bandung, khususnya pada Pokja Pelayanan Pengunjung.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem pengolahan data pengunjung yang sedang
berjalan di Museum Geologi Bandung.
2. Untuk mengembangkan sistem informasi pengolahan data pengunjung
di Museum Geologi Bandung sehingga sesuai dengan kebutuhan organisasi terkini.
3. Untuk mengimplementasikan sistem informasi pengolahan data
4. Untuk melakukan pengujian sistem informasi pengolahan data
pengunjung Museum Geologi Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diantaranya:
a. Untuk Museum Geologi Bandung, dapat mengembangkan sistem pengolahan data pengunjung menjadi lebih baik, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja organisasi.
b. Untuk pokja pelayanan pengunjung, dapat lebih mengefisienkan kerja dalam proses pengolahan data pengunjung.
1.4.2. Kegunaan Akademis
Kegunaan akademis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diantaranya:
a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, menambah khasanah keilmuan
dalam bidang sistem informasi pengolahan data pengunjung.
b. Bagi peneliti lain, bisa dijadikan referensi untuk kajian penelitian yang
sama.
c. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengalaman praktis tentang sistem
1.5. Batasan Masalah
Dari rumusan masalah yang tersebut di atas, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu:
1. Sistem ini dibuat hanya untuk Museum Geologi Bandung, yakni pada
pengolahan data Pengunjung.
2. Hasil rekapitulasi meliputi : rekapitulasi jumlah pengunjung per hari
dan per bulan.
3. Pengklasifikasian pengunjung meliputi : klasifikasi berdasarkan status
kewarganegaraan, tempat asal dan tingkat pendidikan.
4. Tidak membahas pemodelan grafik dari rekapitulasi jumlah
1.6 . Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dilaksanakannya penelitian di Museum Geologi Bandung, Jl. Diponegoro 57 Bandung. Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1.
Estimasi Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir
N
o Nama Kegiatan
Maret April Mei & Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengumpulan Data
2 Mengidentifikasi kebutuhan sistem 3 Perancangan
prototype sistem 4 Pengujian
prototype sistem 5 Implementasi
sistem
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem
Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang sistem. Adapun beberapa definisi sistem antara lain :
Menurut Dr. Azhar Susanto (2007 : 18) “Sistem adalah kumpulan / grup dari bagian atau komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.”
Sedangkan Abdul Kadir (2003 : 54) mendefinisikan “sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.”
Berdasarkan definisi di atas, sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang saling berintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.1. Elemen Sistem
Raymond Mc Leod Jr. (2001 : 9) menyebutkan:
Sumber : Raymond Mc. Leod Jr., 2001
Gambar 2.1 Elemen Sistem
Sumber daya input diubah menjadi sumber daya output. Sumber daya mengalir dari elemen input melalui elemen transformasi ke elemen output. Suatu mekanisme pengendalian memantau proses transformasi untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya. Mekanisme pengendalian ini dihubungkan pada arus sumber daya dengan memakai suatu lingkaran umpan balik (feedback loop) yang mendapatkan informasi dari output sistem dan menyediakan informasi bagi mekanisme pengendalian. Mekanisme pengendalian membandingkan sinyal-sinyal umpan balik dengan tujuan dan mengarahkan sinyal pada elemen input jika sistem operasi memang perlu diubah.
2.1.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :
a. Komponen Sistem
a. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
b. Lingkungan Luar Sistem (environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem yang bersifat menguntungkan merupakan energi dari sistem, sehingga harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar sistem yang bersifat merugikan harus ditahan dan dikendalikan, agar tidak mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
c. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung, satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
d. Masukan Sistem (Input)
dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
e. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (Output) merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau pada supra sistem.
f. Pengolah Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
g. Sasaran Sistem (Objectives)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Tabel 2.1 Klasifikasi Sistem
KRITERIA KLASIFIKASI
Lingkungan Sistem Terbuka Sistem Tertutup Asal Pembuatan Buatan Manusia Buatan Allah / alamiah Keberadaannya Sistem Berjalan Sistem Konsep
Kesulitan Sulit / kompleks Sederhana
Output / kinerjanya Dapat dipastikan Tidak dapat dipastikan Waktu keberadaannya Sementara Selamanya
Wujudnya Abstrak Ada secara fisik
Tingkatannya Sub sistem / Sistem Super Sistem
Fleksibilitas Bisa beradaptasi Tidak bisa beradaptasi
a. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
Sebuah sistem dikatakan terbuka bila aktifitas di dalam sistem tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, sedangkan bila tidak terpengaruh oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya, maka disebut sistem tertutup.
b. Sistem Buatan Manuasia dan Sistem Buatan Allah SWT / Alamiah Suatu sistem bila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, maka ada sistem buatan manuasia seperti organisasi perusahaan dll. dan sistem buatan Allah SWT (alamiah) seperti manusia, pohon-pohon dll.
c. Sistem Berjalan dan Sistem Konsep
Suatu sistem yang belum diterapkan disebut sistem konseptual / konsep. Sedangkan sistem konseptual yang dapat diterima oleh penggunanya untuk menunjang operasi sehari-hari maka disebut sistem berjalan.
d. Sistem Sederhana dan Kompleks
Sistem sederhana merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari sedikit tingkatan dan komponen atau sub sistem serta hubungan antara mereka sangat sederhana.
Sistem kompleks adalah sebuah sistem yang terdiri dari banyak komponen dan tingkatan yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda.
e. Sistem yang kinerjanya dapat dan tidak dapat dipastikan
Sistem yang dapat dipastikan kinerjanya artinya dapat ditentukan pada saat sistem tersebut akan dan sedang dibuat misalnya sistem listrik di mana kita tinggal. Sedangkan sistem yang tidak dapat dipastikan artinya tidak dapat ditentukan dari awal, yakni tergantung kepada situasi yang dihadapi misalnya organisasi perusahaan.
f. Sistem Sementara dan Selamanya
g. Sistem yang ada secara fisik dan Abstrak
Sistem yang ada secara fisik artinya kita dapat menyentuhnya atau merasakannya. Sedangkan sistem abstrak sebaliknya, yakni tidak dapat disentuh.
h. Sistem, sub sistem dan super sistem
Berdasarkan tingkatannya / hirarki sebuah sistem bisa merupakan komponen dari sistem yang lebih besar. Sub sistem adalah sistem yang lebih kecil yang ada dalam sebuah sistem. Super sistem adalah sistem yang sangat besar dan sangat kompleks.
i. Sistem yang bisa dan tidak bisa beradaptasi
Sistem yang bisa beradaptasi adalah sistem yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap setiap pengaruh yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya. Kebalikannya disebut sistem yang tidak bisa beradaptasi.
2.2. Pengertian Informasi
Dalam membentuk suatu sistem informasi, diperlukan komponen masukan berupa data-data, yang diperlukan sebagai komponen pembangun sistem tersebut.
Menurut Abdul Kadir (2003 : 7) “Data adalah fakta mengenai objek, orang dan lain-lain. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter atau simbol)”.
Setelah melalui suatu proses, data diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna informasi tersebut. Adapun definisi informasi adalah:
Menurut Abdul Kadir (2003 : 7) “Informasi adalah hasil analisis dan sintesis terhadap data. Dengan kata lain, informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang”.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil yang diperoleh dari proses pengolahan data sehingga bermanfaat bagi seseorang (pengguna informasi).
Kualitas informasi sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga hal, yaitu:
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
bias atau menyesatkan, dan juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat, karena informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya,
dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda
2.3. Pengertian Sistem Informasi
Informasi merupakan komponen penting dalam suatu sistem. Informasi dibutuhkan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atau kebijakan.
Sedangkan menurut Dr. Azhar Susanto (2007 : 55) “Sistem informasi adalah kumpulan dari sub sistem apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan berguna.”
Berdasarkan definisi di atas, sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk memberikan informasi bagi pengambil keputusan.
2.4. Pengertian Pengolahan Data, Pengunjung, Museum dan Geologi
Beberapa istilah yang dijadikan variabel penelitian pada laporan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Pengolahan Data
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 796) mendefinisikan pengolahan data sebagai berikut : “Pengolahan Data adalah proses, cara, perbuatan mengolah”.
Sedangkan Raymond Mc. Leod (2001 : 237) mendefinisikan pengolahan data sebagai berikut:
“Pengolahan data (Data Processing) adalah manipulasi atau transformasi simbol-simbol seperti angka dan abjad untuk tujuan meningkatkan kegunaannya”.
b. Pengunjung
c. Museum
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 766) mendefinisikan Museum sebagai berikut: “Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno”.
d. Geologi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 355) mendefinisikan geologi sebagai berikut: “Geologi adalah ilmu; komposisi, struktur, dan sejarah bumi”.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa sistem informasi pengolahan data pengunjung adalah suatu sistem informasi yang mengubah / mengolah data pengunjung menjadi sesuatu yang mempunyai nilai lebih untuk dijadikan bahan pengambilan keputusan organisasi.
2.5. Perangkat Lunak Pendukung
Untuk membuat sistem informasi yang berbasis komputer tentu memerlukan perangkat lunak yang berfungsi sebagai pendukung pembuatan sistem informasi yang berbasis komputer tersebut.
2.5.1. Sekilas Tentang Microsoft Visual Basic 6.0
Adi Kurniadi (2000 : 3-8) menjelaskan tentang Microsoft Visual Basic sebagai berikut:
…Visual Basic (yang sering juga disebut VB) selain disebut sebagai sebuah bahasa pemrograman, juga sering disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan Windows.
…beberapa versi dari Visual basic 6.0 di antaranya adalah: a. Standard Edition / Learning Edition
Versi ini adalah versi standar yang sudah mencakup berbagai sarana dasar dari Visual Basic 6.0 untuk mengembangkan aplikasi.
b. Professional Edition
Versi ini memberikan berbagai sarana ekstra yang dibutuhkan oleh para programmer profesional. Misalnya seperti kontrol-kontrol tambahan, dukungan untuk pemrograman internet, compiler untuk membuat file Help, serta sarana pengembangan database yang lebih baik.
c. Enterprise Edition
Versi ini dikhususkan untuk para programmer yang ingin mengembangkan aplikasi remote computing atau client / server. Biasanya versi ini digunakan untuk membuat aplikasi pada jaringan.
2.5.2. Sekilas Tentang MySQL
Didik Dwi Prasetyo (2003 : 1) menjelaskan tentang MySQL sebagai berikut:
Mysql adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public Licence). Di mana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial.
Mysql sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam
database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan/seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.
Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja
user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query Mysql bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dari Interbase.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian penulis ialah Museum Geologi Bandung, Jl. Diponegoro 57 Bandung, yakni pada Kelompok Kerja (Pokja) Pelayanan Pengunjung yang berada di bawah Seksi Peragaan Museum Geologi Bandung.
3.1.1. Sejarah Museum Geologi Bandung
Masa Penjajahan Belanda
Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh ahli-ahli Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumber daya mineral.
Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum.
Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Konggres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4
(Fourth Pacific Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.
Masa Penjajahan Jepang
Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung
Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian berganti nama CHISHITSU CHOSACHO.
(termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada di bawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indias Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di Tanjungpriok, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG. Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia (TNI) Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst.
tempat dari Bandung ke Tasikmalaya, Solo, Magelang, dan Yogyakarta. Baru pada tahun 1950 kembali ke Bandung.
Dalam usaha menyelamatkan dokumen-dokumen tersebut, pada tanggal 7 Mei 1949, Kepala Pusat Djawatan Tambang Dan Geologi, Arie Frederic Lasut, diculik dan dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem Yogyakarta. Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjungi oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno.
Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya di bawah Pusat Djawatan Tambang Dan Geologi (PDTG) berganti nama menjadi Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005), dan Pusat Survei Geologi mulai akhir tahun 2005 sampai Sekarang
Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta yen untuk direnovasi. Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali dan pembukaannya diresmikan pada tanggal 20 Agustus Tahun 2000 oleh Wakil Presiden RI waktu itu Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
Kehidupan Manusia. Sedangkan untuk dokumentasi koleksi, tersedia sarana penyimpanan koleksi yang lebih memadai. Diharapkankan pengelolaan contoh koleksi di Museum Geologi lebih mudah diakses oleh pengguna baik peneliti maupun grup industri.
Mulai tahun 2002 Museum Geologi yang statusnya Seksi Museum Geologi dinaikkan statusnya menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) Museum Geologi. Sedangkan untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik Museum Geologi dibentuk 2 seksi dan 1 Subbag, yaitu: Seksi Peragaan, Seksi Dokumentasi dan Subbag Tatausaha. Guna lebih mengoptimalkan perannya sebagai lembaga yang memasyarakatkan ilmu geologi, Museum Geologi juga mengadakan kegiatan antara lain penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan survei penelitian untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.
3.1.2. Visi Dan Misi Visi Museum :
“Terwujudnya sumber informasi geologi (dokumentasi koleksi warisan geologi Indonesia) yang professional untuk masyarakat”.
Misi Museum :
• Memperagakan dan mengkomunikasikan koleksi museum
• Menyediakan informasi dan materi edukasi geologi
• Mendokumentasikan dan mengkonservasi koleksi museum
• Melakukan penelitian koleksi dan pengembangan museum
• Melakukan penyuluhan dan sosialisasi geologi
• Melakukan kerjasama dengan instansi dan sekolah
• Melakukan pengelolaan museum secara professional
• Memberikan pelayanan jasa permuseuman.
3.1.3. Fungsi dan Operasional Museum Geologi
Museum Geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah Indonesia lalu berkembang lagi bukan saja sebagai sarana penelitian namun berfungsi pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata.
Pergeseran fungsi museum seirama dengan kemajuan teknologi adalah menjadikan Museum Geologi sebagai :
• Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha
pelestariannya.
• Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan.
Dimana Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
• Objek geowisata yang menarik.
Ruang Orientasi berada di lantai 1, tepat setelah pintu gerbang Museum Geologi. Pada Ruang Orientasi ini terdapat informasi dalam bentuk audiovisual dan panel.
Sedangkan Ruang peragaan terdiri dari : 1. Ruang Peragaan Geologi
Ruang Peragaan Geologi terletak di lantai 1 sayap barat. Ruangan ini dimaksudkan agar pengunjung dapat memahami geologi dasar. Dalam ruangan ini dipamerkan koleksi batuan dan mineral serta dijelaskan tentang keadaan geologi Indonesia dengan ciri khas dari masing-masing pulau besar yang ada di Indonesia.
2. Ruang Peragaan Sejarah Kehidupan
Ruang Peragaan Sejarah Kehidupan terletak di lantai 1 sayap timur. Ruangan ini dimaksudkan agar pengunjung dapat memahami sejarah kehidupan di bumi. Dalam ruangan ini dipamerkan berbagai fosil dari yang tertua sebagai awal adanya kehidupan sampai manusia purba yang secara geologi umurnya masih sangat muda.
3. Ruang Peragaan Geologi untuk Kehidupan Manusia
3.1.4. Struktur Organisasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor: 1725 Tahun 2002, disebutkan bahwa struktur organisasi Museum Geologi terdiri dari : Kepala Museum, Subbagian Tata Usaha, Seksi Dokumentasi, Seksi Peragaan dan Kelompok Fungsional.
STRUKTUR ORGANISASI MUSEUM GEOLOGI
Kepala Museum Geologi
Kelompok Jabatan Fungsional
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Peragaan Seksi
Dokumentasi
Sumber : http://museum.grdc.esdm.go.id//index.php?option=com_content&task=view&id=15&Itemid=
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung 3.1.5. Deskripsi Kerja
1. Kepala Museum :
- Memimpin Museum Geologi dalam menjalankan tugas museum
yang tertuang dalam Bab I, pasal 2, yang Berbunyi : Museum Geologi mempunyai tugas teknis penunjang dan operasional untuk melaksanakan penelitian, pengembangan dan konservasi serta memperagakan koleksi geologi.
- Bab IV pasal 16 :Kepala Museum Geologi menyampaikan rencana
dan program kerja tahunan untuk diintegrasikan oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, tembusan disampaikan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumbar Daya Mineral.
- Bab IV pasal 17 : Kepala Museum Geologi menyampaikan laporan
secara berkala dan insidentil kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, tembusan laporan wajib disampaikan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumbar Daya Mineral dan instansi lain yang terkait yang mempunyai hubungan kerja.
2. Subbagian Tata Usaha :
- Bab II pasal 5 : Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas
3. Seksi Dokumentasi :
- Bab II pasal 6 : Seksi Dokumentasi mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan dan evaluasi rencana, program pengelolaan, pengembangan dokumentasi dan publikasi koleksi geologi, kerjasama serta pelayanan jasa permuseuman.
4. Seksi Peragaan :
- Bab II pasal 7 : Seksi Peragaan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan dan evaluasi rencana, program pengelolaan, pengembangan peragaan dan publikasi koleksi geologi, kerjasama serta pelayanan jasa permuseuman.
Kemudian seluruh satuan kerja wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada Kepala Museum Geologi. Hal ini tertuang dalam Bab IV pasal 14 : setiap pimpinan satuan kerja wajib menyampaikan laporan berkala kepada Kepala Museum Geologi, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan kerja lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian
Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2005 : 234) :
“Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Sedangkan metode tindakan (action research) yaitu: penelitian yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan baru, atau produk pengetahuan yang baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia aktual (lapangan).
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
3.2.2.1. Sumber Data Primer
Menurut Jonathan Sarwono (2006 : 209) definisi data primer adalah sebagai berikut :
“Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara”.
Adapun Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Observasi
2. Wawancara (in depth interview)
Wawancara (in depth interview) adalah suatu cara pengumpulan data melalui tatap muka dan Tanya jawab langsung antara pewawancara (pengumpul data) dengan responden (sumber data) dengan cara menemui responden, dalam hal ini Bagian Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung.
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder
Menurut Jonathan Sarwono (2006 : 209) definisi data sekunder adalah sebagai berikut :
“Data Sekunder : data yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti”.
Data tersebut diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di Museum Geologi Bandung, yaitu: Buku Panduan Museum Geologi (2007) dan Draf Keputusan Menteri Energi dan Sumber daya Mineral No. 1725 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Museum Geologi (2002).
3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
3.2.3.1 Metode pendekatan sistem
3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang akan digunakan penulis adalah model
prototype jenis I.
Prototype memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya.
Adapun langkah-langkah pada model prototype jenis I sebagaimana dikemukakan oleh Raymond McLeod Jr. (2001 : 151) adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai
Analis sistem mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai terhadap sistem.
2. Mengembangkan prototype
Analis sistem, mungkin bekerjasama dengan spesialis informasi lain, menggunakan satu atau lebih peralatan prototyping untuk mengembangkan sebuah prototype
3. Menentukan apakah prototype dapat diterima.
Analis mendidik pemakai dalam penggunaan prototype dan memberikan kesempatan kepada pemakai untuk membiasakan diri dengan sistem.
4. Menggunakan prototype
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2 Pengembangan
Prototype Jenis I berikut ini:
Mengidentifikasi Kebutuhan
Pemakai
Mengembangkan Prototipe
Gunakan Prototipe Prototipe dapat
Diterima ?
Tidak
Ya
Gambar 3.2 Pengembangan Prototyping jenis I (Sumber : Raymond McLeod Jr. 2001) Beberapa daya tarik dari model prototype, yaitu : 1. komunikasi antara analis sistem dan pemakai membaik.
2. Analis dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai. 3. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
4. Spesialis informasi dan pemakai menghabiskan lebih sedikit waktu dan usaha dalam mengembangkan sistem.
3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan Sistem
Adapun alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Flowmap (Bagan Alir Dokumen)
Flow Map (Bagan Alir Dokumen) merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir yang termasuk tembusan-tembusannya, juga merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi serta dapat mengevaluasi suatu permasalahan yang diharapkan dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
2. Diagram Konteks
Diagram konteks merupakan gambaran umum dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem yang digunakan dalam analisis dan pengembangan sistem. Posisi diagram konteks dari sistem ada dalam konteks yang berhubungan dengan lingkungan. Diagram terdiri dari sebuah proses tunggal yang digambarkan seluruh sistem, dan menunjukan
3. Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Raymond McLeod Jr. (2001 : 428) definisi Data Flow Diagram
(DFD) adalah sebagai berikut:
“Data Flow Diagram adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan”.
Data Flow Diagram (DFD) memproses sistem dalam komponen-komponen beserta seluruh penghubung antar komponen. Data Flow Diagram (DFD) ini merupakan penurunan atau penjabaran dari diagram konteks.
4. Kamus Data
Menurut Raymond McLeod Jr. (2001 : 424) definisi kamus data adalah sebagai berikut:
“Kamus Data adalah suatu penjelasan tertulis mengenai data yang berada di dalam database”.
5. Normalisasi
Kroenke dalam Abdul kadir (2003 : 65) mendefinisikan normalisasi sebagai berikut:
“Normalisasi adalah proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tak memiliki masalah tersebut”. Masalah yang dimaksud oleh Kroenke ini sering disebut dengan istilah anomali.
Anomali adalah proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan (misalnya menyebabkan ketidakkonsistenan data atau membuat suatu data menjadi hilang ketika data lain dihapus).
Proses normalisasi ada beberapa tahap, yaitu:
a. Bentuk tidak normal
Tabel dalam bentuk tidak normal atau yang belum ternormalisasi adalah tabel yang memiliki atribut yang berulang
b. Bentuk normal pertama (1NF)
Bentuk normal pertama biasa dikenakan pada tabel yang belum ternormalisasi.
c. Bentuk normal kedua (2NF)
Bentuk normal kedua didefinisikan berdasarkan dependensi fungsional.
Suatu relasi berada dalam bentuk normal kedua jika dan hanya jika :
• Berada pada bentuk normal pertama
• Semua atribut bukan kunci memiliki dependensi sepenuhnya terhadap
kunci primer.
d. Bentuk normal ketiga (3NF)
Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika :
• Berada pada bentuk normal kedua
• Setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif
terhadap kunci primer.
e. Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF)
Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce-Codd jika dan hanya jika semua penentu (determinan) adalah kunci kandidat(atribut yang bersifat unik)
f. Bentuk normal keempat (4NF)
Suatu relasi memenuhi bentuk normal keempat jika :
• Telah berada pada bentuk Boyce-Codd (BCNF)
g. Bentuk normal kelima (5NF)
Bentuk normal kelima (5NF) terkadang disebut PJ/NF (Projection Join/Normal Form) menggunakan acuan dependensi gabungan. Suatu relasi berada dalam bentuk normal kelima jika dan hanya jika setiap dependensi gabungan dalam R tersirat oleh kunci kandidat relasi R.
Secara praktis dapat dikatakan bahwa suatu relasi R berada dalam bentuk normal kelima jika data yang ada padanya tidak dapat lagi didekomposisi menjadi relasi-relasi yang lebih kecil dengan kunci kandidat relasi-relasi yang lebih kecil ini tidak sama dengan kunci kandidat relasi.
Bentuk normal pertama hingga ketiga (dibuat oleh E.F. Codd) merupakan bentuk normal yang umum dipakai. Artinya bahwa pada kebanyakan relasi, bila ketiga bentuk normal tersebut telah terpenuhi, maka persoalan anomali tidak akan muncul lagi. Bentuk normal Boyce-Codd merupakan revisi terhadap bentuk normal ketiga. Bentuk normal 4NF dan 5NF (dikemukakan oleh Fagin) hanya dipakai pada kasus-kasus khusus, yakni pada relasi yang mengandung dependensi nilai banyak.
6. Tabel Relasi
7. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Albahra (2004 : 123) “ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak”.
ERD berbeda dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan hubungandata.
Adapun elemen-elemen dari ERD adalah sebagai berikut:
a. Entity (entitas)
Entity (entitas) adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata ataupun abstrak di mana data tersimpan atau di mana terdapat data. Entity
digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang.
b. Relationship
Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antar entity (entitas).
Relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat.
c. Relationship degree (derajat relationship)
Relationship degree adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu
relationship.
d. Atribut
Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap
e. Kardinalitas (cardinality)
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum baris yang dapat berrelasi dengan entitas pada entitas yang lain.
Ada 3 macam kardinalitas, yaitu :
a. One to one (satu ke satu)
Tingkat hubungan ini menunjukkan hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, dan hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua. Artinya setiap baris pada entitas A berhubungan dengan paling banyak satu baris pada entitas B dan begitu juga sebaliknya.
b. One to many atau many to one (satu ke banyak atau banyak ke satu)
Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu tergantung dari arah mana hubungan itu dilihat. Artinya untuk satu kejadian pada entitas pertama mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas kedua.
c. Many to many (banyak ke banyak)
3.2.4. Pengujian Software
Perangkat lunak dapat diuji dengan dua cara, yaitu :
1. Pengujian dengan menggunakan data uji untuk menguji semua elemen program
(data internal, loop, logika, keputusan dan jalur). Data uji dibangkitkan dengan mengetahui struktur internal (kode sumber) dari perangkat lunak.
2. Pengujian dilakukan dengan mengeksekusi data uji dan mengecek apakah
fungsional perangkat lunak bekerja dengan baik. Data uji dibangkitkan dari spesifikasi perangkat lunak.
3.2.4.1. Black Box Testing
Pengujian Black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian
Black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.
Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori :
1. Fungsi – fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4. Kesalahan kinerja.
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1. Analisis Sistem yang Berjalan
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Langkah-langkah analisis sistem antara lain :
1. Identify, yaitu memahami masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
4.1.1. Analisis Dokumen
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menguraikan dokumen yang dipakai dalam sistem adalah nama yang digunakan, fungsi-fungsi dan penjelasan dari dokumen tersebut. Penggunaan dokumen secara lengkap dilakukan untuk mengetahui jalur distribusi, fungsi dan frekuensi kedatangan dari dokumen yang terlibat di dalam sistem pengolahan data pengunjung di Pokja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung. Berikut adalah dokumen yang digunakan dalam sistem:
Tabel 4.1. Analisis Dokumen
NO NAMA
DOKUMEN DESKRIPSI FUNGSI ELEMEN
1. Dokumen Reservasi Pengunjung
Pengunjung melakukan reservasi kunjungan kepada
Koordinator Pokja Pelayanan Pengunjung. Koordinator Pokja Pelayanan Pengunjung mencatat data reservasi kunjungan tersebut untuk kemudian diarsipkan dalam file reservasi.
menjadi salah satu acuan bagi identitas diri pada buku tamu yang ada di petugas penerima tamu.
- Sebagai catatan identitas
Petugas penerima tamu merekap jumlah pengunjung harian untuk diserahkan kepada Koordinator Pokja Pelayanan Pengunjung.
4. Data klasifikasi Pengunjung
Petugas penerima tamu mengklasifikasikan
pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan, asal kota dan asal Negara
- Untuk merekap dari laporan harian yang dibuat oleh petugas penerima tamu untuk diserahkan kepada Kepala Seksi Peragaan.
4.1.2. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan
Prosedur pengolahan data pengunjung yang berjalan di Pokja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung adalah sebagai berikut :
1. Pengunjung melakukan reservasi kunjungan ke Museum Geologi
Bandung bisa melalui surat, telepon / SMS atau datang langsung kepada Koordinator Pokja (Kelompok Kerja) Pelayanan Pengunjung.
2. Koordinator Pokja Pelayanan Pengunjung akan mencatat reservasi
tersebut untuk diagendakan dalam data reservasi pengunjung.
3. Ketika tiba di Museum Geologi Bandung, pengunjung mengisi identitas
pada buku tamu yang ada di petugas penerima tamu.
4. Petugas penerima tamu merekap jumlah pengunjung per hari dan
mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat pendidikan, asal kota dan negara berdasarkan data pengunjung dan data reservasi yang ada di Koordinator Pokja Pelayanan Pengunjung untuk dijadikan laporan harian jumlah data pengunjung.
5. Petugas penerima tamu menyerahkan laporan harian tersebut kepada Koordinator Pokja Pelayanan Pengunjung untuk direkap menjadi laporan bulanan jumlah pengunjung.
4.1.2.1. Flow Map Sistem yang Sedang Berjalan
Dari prosedur di atas dapat digambarkan flow map sebagai berikut:
PENGUNJUNG PETUGAS
Data Reservasi Data Reservasi
Data
4.1.2.2. Diagram Konteks Sistem yang Sedang Berjalan
Diagram konteks berfungsi untuk menggambarkan suatu sistem yang sedang berjalan secara keseluruhan, termasuk menggambarkan aliran-aliran data yang masuk dan keluar pada sistem tersebut.
Gambar 4.2
Diagram Konteks Sistem yang Berjalan
4.1.2.3. DFD (Data Flow Diagram) Sistem yang Sedang Berjalan
Data flow diagram (DFD) menggambarkan hubungan antar proses yang terjadi di dalam suatu sistem. Adapun data flow diagram yang sedang berjalan saat ini adalah :
- Data Flow Diagram (DFD) Level 0 :
Gambar 4.3
- Data Flow Diagram (DFD) Level 1 untuk proses 1.0 (Reservasi):
Gambar 4.4
DFD Level 1 Untuk Proses 1.0 (Reservasi) Sistem yang Berjalan
- Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Untuk proses 2.0 (Laporan harian):
2.2
DFD Level 1 Untuk Proses 2.0 (Laporan Harian) Sistem yang Berjalan 4.1.3. Evaluasi Sistem yang Berjalan
Dari deskripsi sistem yang berjalan di atas, terlihat masih adanya proses pengolahan data yang dilakukan secara manual, sehingga menyebabkan kurang efektif dan efisien kerja pihak-pihak yang terlibat di dalam pengolahan data pengunjung di Pokja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung tersebut.
4.2. Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem, dimana pada perancangan sistem digambarkan sistem yang akan dibangun dengan mengacu pada analisis sistem yang dilakukan sebelumnya.
Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting, karena menentukan baik tidaknya sistem baru sebagai solusi pemecahan masalah yang ada pada sistem lama.
Tahap perancangan sistem terdiri dari dua macam kegiatan, yaitu:
1. Perancangan proses yang meliputi flow map, data flow diagram (DFD), dan
kamus data
2. Perancangan basis data yang meliputi normalisasi, relasi tabel, entity
relationship diagram (ERD), struktur file dan kodifikasi.
4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem
Secara umum, sistem baru yang dirancang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengolahan data pengunjung di Museum Geologi Bandung, sehingga berdampak positif terhadap kinerja pihak-pihak yang terkait, yaitu Pokja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung.
1. Komputerisasi sistem pengolahan data yang masih manual, sehingga
diharapkan kinerja pengolahan data menjadi lebih baik.
2. Mengolah data dan memberikan informasi yang cepat kepada pihak-pihak
yang membutuhkan.
3. Meningkatkan sumber daya yang ada untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan
Secara umum, proses pengolahan data pada perancangan sistem yang diusulkan tidak terlalu berbeda dengan proses pengolahan data sistem yang sedang berjalan.
Namun pada prosedur kerjanya terdapat beberapa perbedaan, antara lain semua pengolahan data mulai dari pengolahan data reservasi, data kunjungan, klasifikasi pengunjung berdasarkan kategori tertentu, pembuatan laporan per hari dan laporan per bulan ditangani oleh Petugas Penerima Tamu dengan menggunakan sistem informasi pengolahan data pengunjung yang telah terintegrasi dengan komputer.
4.2.3. Perancangan Prosedur yang Diusulkan
Prosedur pengolahan data pengunjung yang diusulkan untuk Pokja Pelayanan Pengunjung Museum Geologi Bandung adalah sebagai berikut :
1. Pengunjung melakukan reservasi kunjungan ke Museum Geologi Bandung
bisa melalui surat, telepon/SMS atau datang langsung ke petugas penerima tamu.
2. petugas penerima tamu akan memasukkan data reservasi calon pengunjung
tersebut ke dalam database. Jika kapasitas Museum tidak memadai, maka petugas penerima tamu akan melakukan konfirmasi kepada calon pengunjung tersebut untuk merubah jam kunjungan.
3. Ketika tiba di Museum Geologi Bandung, pengunjung memberikan
keterangan identitasnya kepada petugas penerima tamu untuk dimasukkan ke dalam database sistem informasi pengolahan data pengunjung.
4. Petugas penerima tamu membuat rekapitulasi jumlah pengunjung per hari dan mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat pendidikan, asal kota dan negara.
5. Pada akhir bulan, petugas penerima tamu membuat rekapitulasi jumlah
pengunjung dan klasifikasi pengunjung per bulan.
4.2.3.1. Flow Map Sistem yang Diusulkan
Dari prosedur di atas dapat digambarkan flow map sebagai berikut :
Koordinator Pokja Pelayanan Pengunjung
Pengunjung Petugas
Penerima Tamu
Membuat Laporan Bulanan
Laporan Bulanan
T
1
Laporan Bulanan
Laporan Bulanan
Gambar 4.6
Flow Map Sistem yang Diusulkan
4.2.3.2. Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan
Diagram konteks berfungsi untuk menggambarkan suatu sistem yang diusulkan secara keseluruhan, termasuk menggambarkan aliran-aliran data yang masuk dan keluar pada sistem tersebut.
Gambar 4.7
4.2.3.3. Data Flow Diagram (DFD) Sistem yang Diusulkan
Data flow diagram (DFD) menggambarkan hubungan antar proses yang terjadi di dalam suatu sistem. Adapun data flow diagram yang diusulkan adalah :
- DFD Level 0 Sistem Yang Diusulkan
Pengunjung
DFD Level 0 Sistem yang Diusulkan
- DFD Level 1 Proses 1.0 (Reservasi) Sistem Yang Diusulkan
Gambar 4.9