1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Sejarah Museum Geologi Bandung
Museum Geologi erat hubungannya dengan sejarah penyelidikan geologi
dan tambang di wilayah Indonesia yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17
oleh para ahli geologi dari benua Eropa. Pemerintah Belanda sadar akan
pentingnya bahan tambang sebagai bahan dasar industri setelah negara-negara di
kawasan Eropa mengalami revolusi industri di pertengahan abad ke-18. Setelah
sekian lama memutar otak dan mengumpulkan informasi akhirnya wilayah
Indonesia adalah wilayah tujuan yang prioritas dalam mendapatkan berbagai
bahan galian penunjang revolusi industri di negara Eropa.
Sebelum menjadi suatu bangunan yang utuh, pada awalnya dilakukanlah
penyelidikan geologi yang dimulai sejak tahun 1850 dimana lembaga yang
mengkoordinasikan serta mengorganisasikan penyelidikan dan penelitian pada
waktu itu dinamakan Dienst Van Het Mijnwezen . Pada tahun 1922
penyelidikan semakin berkembang pesat dan maju sehingga lembaga yang
menaunginya itu berubah menjadi Dienst Van Den Mijnbouw . Lembaga ini
bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumber daya mineral. Hasil
penyelidikan yang berupa bebatuan, mineral, fosil, laporan penelitian dan peta
2
menganalisanya, sehingga pada tahun 1928 Dienst Van Den Mijnbouw
membangun gedung di Rembrandt StraatBandung.
Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang
kemudian biasa disebut Geologisch Museum.Gedung Geologisch Laboratorium
atau Geologisch Museum dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg dan dibangun selama 11 bulan dengan memerlukan tenaga kerja sebanyak 300 pegawai serta menghabiskan dana sebesar 400 Gulden.
Pembangunan ini terhitung dari pertengahan tahun 1928 hingga tanggal 16 Mei
1929 dimana pada tanggal ini Geologisch Laboratorium atau Geologisch
Museum secara resmi dibuka. Peresmian tersebut bertepatan dengan
penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science
Congress) yang dilaksanakan di Institut Teknologi Bandung pada tanggal 18-24
Mei 1929. Art Deco sendiri memiliki arti gaya bangunan peralihan dari klasik ke
modern dimana memadu padankan gaya bangunan khas Belanda dengan
Indonesia.
Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda atas Jepang pada perang
dunia II, maka keberadaan Dienst Van Den Mijnbouw pun berakhir. Letjen. H. Ter Poorten yang waktu itu menjabat sebagai Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda menyerahkan teritorial Indonesia atas nama Pemerintah Kolonial Belanda
3
Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia maka Gedung Geologisch
Laboratorium berpindah kepengurusannya dan pemerintah Jepang mengubah
namanya menjadi KOGYO ZIMUSHO lalu berubah lagi menjadi CHISHITSU
CHOSACHO setahun kemudian. Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945
maka pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Lalu pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands
Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Tanjung Priuk Jakarta dan
sesampainya di Bandung mereka berniat untuk menguasai kembali kantor PDTG
yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia.
Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG
dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember
1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang
pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang untuk mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi
mendirikan Bagian Tambang dimana para pekerjanya adalah para pegawai PDTG.
Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh para pegawai PDTG,
pasukan Belanda pun mendirikan Geologische Dienst di tempat itu.
Banyaknya peperangan serta pertempuran, maka sejak Desember 1945
hingga Desember 1949 kantor PDTG terus berpindah-pindah. Pemerintah
Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen - dokumen hasil penelitian geologi
4
Magelang Yogyakarta lalu pada akhirnya berpindah lagi ke Bandung pada tahun
1950. Dalam usaha menyelamatkan dokumen - dokumen tersebut Kepala PUSAT
JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut diculik dan dibunuh para tentara Belanda pada tanggal 7 Mei 1949. Beliau gugur di
Yogyakarta sebagai bunga bangsa dalam rangka mempertahankan dokumen
negara dibidang geologi.
Sejak saat itu Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah
Republik Indonesia dan pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjungi oleh
Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) terus berganti nama dari mulai Djawatan Pertambangan Republik Indonesia ( 1950-1952 ), Djawatan Geologi ( 1952-1956 ), Pusat Djawatan Geologi ( 1956-1957 ), Djawatan Geologi ( 1957-1963 ), Direktorat Geologi ( 1963-1978 ), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi ( 1978 2005 ) lalusejak tahun 2005 hingga sekarang terus disebut Pusat Survei Geologi.
Di tahun 1998 Museum Geologi Bandung mengalami rekonstruksi dimana
pemerintah Jepang menyumbangkan dana sebesar 754,5 yen untuk biaya
pembangunan Museum Geologi dan baru pada tanggal 22 Agustus tahun 2000
dibuka kembali untuk umum yang diresmikan oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia pada saat itu yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri yang didampingi oleh
Bpk. Soesilo Bambang Yudhoyono selaku Menteri Pertambangan dan Energi
5
Symposium yang bertemakan Toward A Head : Geological Museum in
Changing World yang dihadiri oleh berbagai ahli bumi dari seluruh dunia.
Mulai tahun 2002 Museum Geologi melalui Keputusan Menteri ESDM
Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis
Museum Geologi di lingkungan Balitbang ESDM. Mulai akhir 2005 Museum
Geologi berada dibawah naungan Badan Geologi bersama dengan terbentuknya
Badan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di lingkungan Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral (DESDM). Guna lebih mengoptimalkan perannya
sebagai lembaga yang memasyarakatkan ilmu geologi maka Museum Geologi
juga mengadakan kegiatan kegiatan seperti penyuluhan, pameran, seminarserta
kegiatan survey lapangan untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi
koleksi.
Kebutuhan informasi yang kian meningkat, maka Museum Geologi pun
melakukan berbagai perombakan dan pembenahan managemen, fasilitas dan
pelayanan demi tercapainya tujuan Museum Geologi sbb :
1. Museum Geologi adalah jendela informasi ilmu kebumian yang aplikatif
dan menyenangkan
2. Mengubah paradigma masyarakat terhadap museum khususnya bagi
kalangan pelajar dan mahasiswa
3. Menjadikan Museum Geologi sebagai salah satu objek wisata geologi
6
Seiring dengan perkembangan zaman, maka Museum Geologi pun
melakukan berbagai perombakan dari segi bangunan. Perombakan tersebut tidak
menghilangkan ciri khas dari Museum Geologi dan tetap mempertahankan
keasliannya, karena Museum Geologi termasuk salah satu dari heritage building.
Dibawah ini adalah beberapa foto yang menggambarkan perubahan serta perkembangan Museum Geologi dilihat dari segi bangunannya. Dibawah ini pula terdapat beberapa gambar yang memberikan penjelasan bahwasannya Museum Geologi pernah dikunjungi oleh orang-orang penting dari seluruh dunia guna memperkaya ilmu di bidang geologi.
Gambar 1.1
Museum Geologi Tahun 1929
7
Gambar 1.2
Peserta Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik
Sumber : Dokumentasi Museum Geologi Gambar 1.3
Museum Geologi Dikunjungi oleh Ir. Soekarno
8
Gambar 1.4
Museum Geologi pada tahun 2010
Sumber : Dokumentasi Pribadi
1.2 Arti Logo Museum Geologi Bandung
Gambar 1.5
Logo Museum Geologi Bandung
9
Museum Geologi memilki logo seperti yang digambarkan diatas. Logo
tersebut menganalogikan tentang keberadaan dan fungsi Museum Geologi yang
erat kaitannya dengan segala aspek geologis. Logo pun digunakan pula sebagai
bet di seragam para staf yang bekerja di Museum Geologi Bandung. Dibawah ini
adalah makna dari logo di atas.
1. Gambar segitiga yang berada di paling atas melambangkan udara
2. Gambar segitiga yang berada di paling bawah melambangkan tanah
3. Gambar segitiga yang berada di sebelah kanan melambangkan api
4. Gambar segitiga yang berada di sebelah kiri melambangkan air
Udara, tanah, api dan air adalah segala aspek dan materi yang diteliti serta
dikoleksi oleh Museum Geologi. Dimana keempatnya memiliki kekuatan
masing-masing yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Selain itu Museum
Geologi pun memberikan informasi berupa pengetahuan seputar keempat aspek
tersebut yang bisa dijadikan referensi pengetahuan para pengunjungnya
1.3 Sejarah Divisi Humas Museum Geologi Bandung
Museum Geologi adalah instansi milik pemerintah Indonesia. Tidak
seperti perusahaan swasta yang memiliki divisi humas secara independent dimana
humas bisa melakukan tugas dan kewenangan yang sesuai dengan tugas
kehumasan. Museum Geologi memiliki divisi humas namun humasnya masih
bersifat method of communication bukan state of being karena Museum Geologi
berada dibawah naungan Badan Geologi dimana segala informasi, komunikasi
10
Humas Museum Geologi terbentuk pada tahun 2007 dimana kegiatan yang
dilakukan belum banyak. Di tahun 2009 humas Museum Geologi mengalami
pengembangan dimana kegiatan kehumasan semakin banyak dan beragam. Di
tahun 2009 pulalah kegiatan kehumasan mulai aktif dilaksanakan. Walaupun
bersifat method of communication namun Museum Geologi sejauh ini mampu
menangani dengan baik segala kegiatan kehumasannya. Divisi humas di Museum
Geologi dinamakan Divisi Humas dan Informasi.
Divisi Humas dan Informasi sangat erat dengan kegiatan Pelayanan
Publik. Kegiatan pelayanan publik itu salah satunya adalah orientasi, memandu
dan memberikan informasi yang jelas kepada para pengunjung Museum Geologi.
Pelayanan Publik ini adalah salah satu pekerjaan divisi kehumasan dimana
Pelayanan Publik ini adalah interaksi dan komunikasi secara langsung kepada
para pengunjung Museum Geologi dan merupakan front liner dalam memandu
serta memfasilitasi para pengunjung Museum Geologi. Inti dari kegiatan
Pelayanan Publik adalah memberikan informasi yang berguna bagi para
pengunjung Museum Geologi.
Kegiatan kepemanduan berjalan ketika ada rombongan dari grup, sekolah
atau universitas tertentu yang ingin dipandu oleh para pemandu mengenai seluk
beluk dan segala informasi yang ada di Museum Geologi namun para pemandu
pun bisa memandu para pengunjung secara individual jika para pengunjung
memintanya.
Tidak sedikit staf dan karyawan Museum Geologi yang memiliki latar
11
situasi, kondisi dan kesempatan yang ada menjadi sangat menguntungkan bagi
Museum Geologi, walaupun divisi kehumasannya masih bersifat method of
communication. Mereka mampu mengaplikasikan ilmu komunikasi yang didapat
secara teoritis didalam praktek kerja mereka sehari-hari. Sehingga Museum
Geologi bisa semakin eksis berkat kerjasama Divisi Humas. Ketika penyusun
melakukan Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi, penyusun pun terlibat
dalam rencana pengajuan proposal pembuatan divisi kehumasan yang bersifat
State of Beeing kepada pemimpin Museum Geologi.
Dibawah ini adalah beberapa gambar yang mendeskripsikan pelayanan publik yang erat kaitannya dengan dunia komunikasi. Disini Divisi Humas sangat berperan penting dalam pelayanan publik untuk memberikan yang terbaik bagi para pengunjung Museum Geologi Bandung.
Gambar 1.6
Contoh Pelayanan Publik
12
Gambar 1.7
Pemanduan Grup TK
Sumber : Dokumentasi Museum Geologi
Gambar 1.8
Pemanduan Grup SD
13
Gambar 1.9
Orientasi Turis Asing
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 1.10
Pemandu Selesai Melakukan Pemanduan
14
1.4
Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung
Gambar 1.11
Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung
Kepalak
Sumber : Sub Tata Usaha Museum Geologi
Kepala Museum Geologi
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Peragaan Seksi
Dokumentasi
15
1.5
Job Descriptions
Museum Geologi Bandung dikepalai oleh seorang kepala Museum
Geologi dimana beliau mengepalai berbagai sub bagian dibawahnya. Beliau
bertugas untuk :
1. Mengepalai dan bertanggung jawab atas segala kewajiban dan kegiatan
yang ada di Museum Geologi.
2. Bertugas untuk mengordinasikan tugas-tugas yang diberikan kepada
kepala-kepala seksi dibawahnya.
3. Menata managerial serta management di Museum Geologi.
4. Menginisiasi kerjasama dengan instansi terikat yang berkaitan dengan
museum.
Sub Bagian Tata Usaha memiliki tugas sbb :
1. Menyusun perencanaan dan mengkordinasi kegiatan sub bagian.
2. Mengordinasikan segala kegiatan yang ada kaitannya dengan seksi-seksi
lain baik di lingkungan Museum Geologi dan Pusat Survei Geologi.
3. Mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan sub bagian.
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan personel tata usaha.
5. Memberikan penilaian DP3 kepada personel tata usaha.
6. Melaksanakan tugas lain / membantu pelaksanaan tugas-tugas Kepala UPT
16
Seksi Dokumentasi bertugas sbb :
1. Mengelola dan mendata koleksi batuan dan mineral yang diperoleh dari
lapangan.
2. Mengelola dan mendata fosil moluska yang diperoleh dari lapangan dan
koleksi museum.
3. Mendata dan menganalisis segala jenis mineral, moluska dan verteberata.
Seksi Peragaan bertugas sbb :
1. Mendata dan melayani reservasi pengunjung baik dari sekolah, universitas
ataupun instansi lainnya.
2. Mengelola dan mengembangkan peragaan dari segi kualitas dan kuantitas.
Kelompok Jabatan Fungsional bertugas sbb :
1. Dianggap sebagai ujung tombak dari Museum Geologi.
2. Mengumpulkan angka kredit.
3. Membuat karya tulis yang dapat dijadikan referensi bagi kemajuan
Museum Geologi.
17
1.6
Sarana dan Prasarana Museum Geologi Bandung
Museum Geologi Bandung pun dilengkapi dengan sarana dan prasarana
untuk menunjang kepuasan dan kenyamanan pengunjungnya. Sarana dan
prasarana tersebut akan dijelaskan pada table dibawah ini :
Tabel 1.1
Sarana-Sarana di Museum Geologi Bandung No Nama / Jenis Jumlah Keterangan
1 Alat Peraga 12.000 Alat peraga di Museum Geologi berupa fosil-fosil tumbuhan, hewan, manusia purba, contoh
asli bebatuan yang berasal dari bumi dan luar
angkasa, papan informasi pengetahuan yang
dipajang di seluruh ruangan Museum Geologi,
etalase 2 dimensi kontur bumi dan
pegunungan, etalase replika pertambangan
minyak dll.
2 TV Plasma 4 Di Museum Geologi terdapat beberapa tv plasma untuk menunjang para pengunjung
mengetahui informasi pengetahuan di Museum
Geologi. TV Plasma adalah media audio visual
agar pengunjung lebih puas, lebih jelas dan
18
disediakan oleh Museum Geologi.
3 Komputer Touch Screen
2 Seiring dengan perkembangan zaman maka Museum Geologi melengkapi sarana
penunjang transformasi pengetahuan dengan
komputer touch screen. Informasi di touch
screen ini beragam dan lengkap dari a-z,
seperti searah Museum Geologi, koleksi apa
saja yang ada di Museum Geologi, fasilitas apa
saja yang ada di Museum Geologi hingga
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Museum
Geologi Bandung.
4 Tempat Duduk
4 Museum Geologi menyediakan tempat duduk didalamnya. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi pengunjung duduk di lantai, di
tangga bahkan duuk di jendela Museum. Tidak
dipungkiri para pengunjung yang duduk
sembarangan akan menghalangi jalannya
pengunjung lainnya bahkan merusak
pemandangan di Museum Geologi Bandung.
5 Lift 1 Selain tangga untuk menuju ke lantai dua maka Museum Geologi pun menyediakan lift. Setiap
19
pengunjung sehingga lalu lintas di tangga pun
terkadang kacau. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, maka disediakanlah lift. Selain untuk
memudahkan pengunjung, dengan bantuan lift
pulalah maka lalu lintas di tangga tidak begitu
padat dan terlihat tertib.
6 Layar Lebar 1 Layar lebar ini berada di Auditorium Museum Geologi Bandung yang berfungsi sebagai
sarana audio visual bagi para pengunjung
Museum Geologi Bandung untuk menonton
film yang tentunya berkaitan dengan geologi.
7 Pengeras Suara
2 Pengeras suara di Museum Geologi Bandung ada dua jenis. Ada pengeras suara yang biasa
digunakan pemandu untuk memberikan
informasi pengetahuan kepada pengunjung
agar terdengar lebih keras dan jelas dan ada
pengeras suara untuk mengumumkan beberapa
informasi pendek kepada pengunjung Museum
Geologi seperti adanya barang yang tertinggal,
pengumuman pemberitahuan untuk menonton
20
8 Staf Pemandu
18 Museum Geologi memiliki para staf pemandu sebagai sarana mengkomunikasikan
pengetahuan kepada pengunjung agar para
pengunjung bisa berinteraksi secara langsung.
Para staf pemandu ini secara otomatis
memandu para rombongan dari grup, dari
berbagai sekolah serta universitas dan bisa
memandu secara perorangan jika diminta. Para
staf pemandu ini memiliki skill bilingual yaitu
mampu berbahasa Indonesia dan Inggris
karena pengunjung yang mengunjungi
Museum Geologi Bandung tidak hanya orang
Indonesia saja namun ada turis asing dengan
bahasa Inggris sebagai grand language
mereka.
9 Staf
Resepsionist
2 Resepsionist adalah sarana bagi para
pengunjung untuk memberitahukan informasi
secara general yang ditanyakan oleh
pengunjung. Seperti contohnya dimana ruang
Auditorium Museum Geologi, jam berapa film
biasa diputar dll.
21
Panduan yang dijual di ruang souvenir. Isi buku panduan ini pun lengkap untuk melengkapi
informasi pengetahuan yang telah pengunjung
lihat di dalam Museum Geologi Bandung.
Buku panduan adalah sarana visual dimana
Museum Geologi berinisiatif mencetak buku
panduan agar otak para pengunjung pun diajak
untuk berfikir, berimajinasi dan bekerja lebih
baik, karena dengan membaca otak akan
semakin terasah untuk bekerja lebih baik.
11 Leaflet 500 Museum Geologi Bandung pun mencetak
leaflet untuk dibaca para pengunjung. Uniknya
leaflet yang dicetak menginformasikan
mengenai segala museum yang ada di
Indonesia. Melalui leaflet inilah pengunjung
memiliki referensi museum apa saja yang bisa
mereka kunjungi.
12 AC, CCTV, Hydrant
AC:
3
CCTV:
10
Demi kenyamanan para pengunjung maka
Museum Geologi melengkapi kenyamanan
tersebut dengan adanya AC yang dipasang di
seluruh Museum Geologi. Kenyamanan
22
Hydrant:
5
Camera untuk memantau para pengunjung
demi menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan dan berbau negative. Hydrant pun
berfungsi untuk mengantisipasi terjadinya
kebakaran di dalam Museum Geologi
Bandung.
13 Etalase Kaca & Miniatur
52 Etalase kaca berfungsi sebagai sarana untuk mendokumentasikan serta mengamankan
koleksi-koleksi Museum Geologi agar tidak
hilang, tidak rusak dan terjaga kondisi fisiknya.
Miniatur mini adalah sarana pengetahuan 2
dimensi dimana miniature yang ada di Museum
Geologi dibuat dalam skala yang dikecilkan
namun tidak mengurangi fakta pada
kenyataannya. Seperti contohnya miniatur
Pertamina dimana miniatur ini berisikan
bentuk dan keadaan perminyakan Pertamina itu
seperti apa.
Sumber : Dokumen Pribadi
Museum Geologi pun dilengkapi dengan prasarana yang menunjang
23
Museum Geologi dan dibawah ini adalah berbagai prasarana yang terdapat di
Museum Geologi. Prasarana-prasarana tersebut akan dijelaskan melalui tabel sbb :
Tabel 1.2
Prasarana-Prasarana di Museum Geologi Bandung No Nama / Jenis Jumlah Keterangan
1 Auditorium Museum Geologi
1 Auditorium Museum Geologi menyerupai bioskop dimana para pengunjung bisa menonton
film yang berhubungan dan disediakan oleh
Museum Geologi Bandung. Auditorium ini
dilengkapi dengan AC, pengatur suara, layar
lebar dan kursi yang nyaman sebanyak 200
buah.
2 Ruangan Orientasi
1 Ruangan orientasi adalah ruangan untuk menyambut para pengunjung yang datang yang
menyerupai loby. Ruangan orientasi ini
dimanfaatkan untuk memberitahukan peraturan
di Museum Geologi Bandung, sejarah singkat
dan informasi secara general di Museum
Geologi dan fasilitas apa saja yang bisa
dinikmati oleh pengunjung dimana informasi ini
dikemas dalam sambutan kepada pengunjung
24
3 Ruangan Peraga Sejarah Kehidupan
1 Ini adalah ruangan yang berisikan informasi pengetahuan berupa bagaimana sejarah
kehidupan yang ada di muka bumi ini. Ruangan
ini merupakan ruangan sayap timur di Museum
Geologi Bandung. Disini para pengunjung bisa
melihat dan membaca keterangan mengenai
berbagai pengetahuan yang berhubungan
dengan manusia, hewan dan tumbuhan. Di
ruangan ini pula bisa dilihat berbagai fosil dan
replica manusia, hewan dan tumbuhan purba
dari berbagai negara di dunia serta fosil apa saja
yang ditemukan di wilayah Indonesia.
4 Ruangan Peraga Geologi Indonesia
1 Ini adalah ruangan yang berisikan informasi pengetahuan berupa asal mula bumi terbentuk,
kontur wilayah Indonesia, berbagai contoh
bebatuan yang berasal dari bumi dan luar
angkasa, keterangan mengenai survey geologi
dan informasi gunung api di Indonesia. Ruang
peraga ini terletak di sayap barat Museum
Geologi Bandung.
5 Ruangan Peraga
25
Geologi untuk Kehidupan Manusia
geologi, dimana benda-benda dan hasil geologi
bisa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia
bahkan sangat menguntungkan untuk manusia.
Seperti contohnya pemanfaatan bahan galian,
pertambangan mineral dan energi dll. Di
ruangan ini pula dijelaskan mengenai bencana
alam yang terjadi secara rinci yang berfungsi
agar masyarakat tahu bencana alam apa saja
yang mungkin terjadi di muka bumi ini serta
penanganan seperti apa ketika bencana alam itu
menimpa.
6 Ruangan Kerja
1 Di dalam Museum Geologi terdapat satu ruangan kerja yang diisi oleh Humas Museum
Geologi Bandung dan ruangan kerja lainnya
tersebar di area Museum Geologi yang lainnya.
7 Rest Room 1 Rest Room ini adalah ruangan untuk pemandu biasa bekerja, beristirahat dan berkumpul.
Ruangan ini pun merangkap ruangan pemantaun
CCTV.
8 Ruangan Audio Visual
1 Ruangan ini berada di lantai dua yang terletak di sayap barat Museum Geologi. Ruangan ini pun
26
Ruangan ini berfungsi untuk membuat website
Museum Geologi Bandung dan berbagai aspek
yang erat kaitannya dengan dunia multi media.
9 Ruangan Souvenir
1 Ruangan souvenir adalah ruangan untuk menjual cindera mata khas dari Museum
Geologi Bandung. Ruangan ini pun dilengkapi
dengan dijualnya makanan dan minuman untuk
pengunjung serta dapat juga dijadikan ruang
istirahat bagi para pegawai ataupun pengunjung
yang ingin bersantai / berduduk-duduk.
10 Ruangan Penyimpanan, Penelitian dan Pembuatan Replika
1 Ruangan ini adalah ruangan untuk meneliti dan menyimpan koleksi hasil temuan. Ruangan ini
pun adalah ruangan tempat pembuatan replica
suatu fosil tertentu. Ruangan ini tidak dibuka
untuk dikunjungi pengunjung untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi. Ruangan ini sangat privacy dimana staf
tertentu saja yang boleh masuk. Pengunjung bisa
melihat hasil temuan dan koleksi Museum
Geologi ketika koleksi tersebut sudah dipajang
27
11 Perpustakaan 1 Museum Geologi memiliki perpustakaan dimana buku-buku yang ada tentunya berbau
geologi. Buku-buku yang ada rata-rata
peninggalan zaman Belanda dan Jepang. Bahasa
yang digunakan pada koleksi buku yang tersedia
rata-rata berbahasa Inggris, Jepang dan Belanda.
12 Masjid 1 Di lingkungan Museum Geologi berdiri sebuah masjid yang bisa digunakan pengunjung dan staf
Museum Geologi untuk beribadah, mesjid ini
memiliki nama Masjid Al-Hidayah.
13 Toilet Pria dan Wanita
2 Toilet antara pria dan wanita di Museum Geologi terpisah demi kenyamanan pengunjung
yang lebih baik. Toilet wanita ada di sayap barat
Museum Geologi dan toilet pria ada di sayap
timur Museum Geologi Bandung.
14 Tempat Parkir
3 Museum Geologi memiliki lahan parkir yang luas bagi pengunjung yang membawa kendaraan
baik motor ataupun mobil. Lahan parkir yang
terorganisasi akan menambah kenyamanan
pengunjung untuk mengunjungi Museum
Geologi Bandung.
28
1.7
Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
1.7.1 Lokasi PKL
Penulis melaksanakan PKL di Museum Geologi yang merupakan salah
satu bangunan yang bersifat heritage / heritage building dimana Museum Geologi
ini secara spesifik terletak di Jln. Diponegoro No 57 Bandung Jawa Barat.
1.7.2
Waktu PKL
Penulis melaksanakan PKL selama 30 hari terhitung sejak 5 Juli 2010
hingga 8 Agustus 2010.
H
ari kerja untuk Museum Geologi Bandung itu dimulaidari hari Senin hingga Minggu dan hari libur untuk Museum Geologi adalah hari
Jumat serta hari libur nasional. Jam kerja Museum Geologi Bandung untuk hari
Senin hingga Kamis terhitung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB
dan untuk jam kerja di hari Sabtu dan Minggu terhitung dari pukul 09.00 WIB
29
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1 Aktivitas Praktek Kerja Lapangan
Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan selama 30 hari terhitung dari
tanggal 5 Juli 2010 yang bertepatan dengan hari Minggu hingga 8 Agustus 2010.
Hari kerja untuk Museum Geologi terhitung dari hari Senin hingga Jumat dimana
hari libur untuk Museum Geologi adalah hari Jumat. Jam kerja untuk Museum
Geologi dari hari Senin hingga Kamis terhitung dari pukul 08.30 WIB hingga
pukul 15.00 WIB dan di hari Sabtu dan Minggu terhitung dari pukul 08.30 WIB
hingga 13.00 WIB.
Dibawah ini adalah aktivitas selama 30 hari penulis melakukan Praktek
Kerja Lapangan di Museum Geologi Bandung :
Tabel 2.1
Aktivitas Kerja Selama PKL
No Hari&Tanggal Aktivitas Keterangan
1 Senin 5 Juli 2010 Perkenalan Insidentil
2 Selasa 6 Juli 2010 Memperhatikan Pemanduan Rutin
3 Rabu 7 Juli 2010 Menganalisis Pemanduan Insidentil
30
5 Sabtu 10 Juli 2010 Membuat kliping Insidentil
6 Minggu 11Juli 2010 Menganalisis berita kliping Insidentil
7 Senin 12 Juli 2010 Menyebarkan lembar saran
Mewawancarai pengunjung
Insidentil
Rutin
8 Selasa 13 Juli 2010 Menganalisis lembar saran Insidentil
9 Rabu 14 Juli 2010 Interaksi pengunjung
Mewawancarai pengunjung
Rutin
Rutin
10 Kamis 15 Juli 2010 Mewawancarai pengunjung
dengan bahasa inggris
Rutin
11 Sabtu 17 Juli 2010 Sharring dan berbincang dengan
Kepala Museum Geologi
Insidentil
12 Minggu 18 Juli 2010 Merencanakan suatu event Rutin
13 Senin 19 Juli 2010 Melanjutkan pembahasan event Rutin
14 Selasa 20 Juli 2010 Membuat proposal
Menganalisis proposal
Insidentil
Insidentil
15 Rabu 21 Juli 2010 Pelayanan publik
Orientasi pengunjung
Rutin
31
16 Kamis 22 Juli 2010 Belajar dan berlatih memandu Rutin
17 Sabtu 24 Juli 2010 Pelayanan publik
Melakukan pemanduan
Rutin
Rutin
18 Minggu 25 Juli 2010 Melihat dan memperhatikan
pemanduan dalam bahasa
inggris
Rutin
19 Senin 26 Juli 2010 Pelayanan publik
Mendampingi pemandu untuk
memandu dengan bahasa
inggris
Rutin
Insidentil
20 Selasa 27 Juli 2010 Pelayanan publik
Orientasi pengunjung
Rutin
Rutin
21 Rabu 28 Juli 2010 Konsultasi dan sharring
komunikasi dengan
pembimbing PKL dari Museum
Geologi
Insidentil
22 Kamis 29 Juli 2010 Sharring mengenai pembuatan
laporan PKL
Insidentil
32
24 Minggu 1 Agustus 2010 Membedah metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif
Insidentil
25 Senin 2 Agustus 2010 Pelayanan publik
Melakukan pemanduan
Rutin
Rutin
26 Selasa 3 Agustus 2010 Pelayanan publik
Interaksi pengunjung
Rutin
Rutin
27 Rabu 4 Agustus 2010 Membicarakan event Pameran
Buku Murah
Rutin
28 Kamis 5 Agustus 2010 Mendata ulang materi untuk
pembuatan laporan PKL
Insidentil
29 Sabtu 7Agustus 2010 Pelayanan publik Rutin
30 Minggu 8 Agustus 2010 Berbincang ringan dengan
pembimbing PKL dari Museum
Geologi
Insidentil
33
1.2
Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
2.2.1 Deskripsi Kegiatan Rutin
1. Memperhatikan Pemanduan
Pemanduan adalah interaksi secara langsung kepada pengunjung dengan
pemilihan bahasa dan kata-kata yang tepat dimana komunikasi dilakukan secara
baik dengan memberikan informasi yang benar, tepat dan jelas sehingga makna
komunikasi tidak menjadi ambigu, mampu mengubah sikap dan pemikiran orang
lain serta apa yang diucapkan oleh kita mampu diterima dengan baik oleh orang
lain.
Memperhatikan pemanduan merupakan kegiatan yang penting dilakukan
agar penulis mampu melihat, mencontoh dan melakukan improvisasi pada
pemanduan yang sebenarnya. Kegitan memperhatikan pemanduan ini tidak hanya
sekedar melihat saja namun dipahami, dianalisis dan dicari kelemahannya agar
proses pemanduan yang sebenarnya bisa berjalan baik.
2. Mewawancarai Pengunjung
Penulis diajak untuk berinteraksi secara langsung dalam rangka
mewawancarai pengunjung seputar Museum Geologi, dimana opini mereka
dikomunikasikan kembali kepada pembimbing PKL di Museum Geologi. Disini
penulis berlatih untuk berkomunikasi secara baik, harus memutar otak dalam
penggunaan kalimat yang tepat untuk berkomunikasi dalam rangka
34
Opini yang didapat melalui wawancara ini bisa menjadi masukan yang
sangat baik untuk Museum Geologi agar Museum Geologi bisa semakin berjaya.
Opini yang dilontarkan pengunjung tentunya beragam dan opini inilah yang bisa
membantu Museum Geologi menyempurnakan apa yang telah dicapainya.
3. Interaksi Pengunjung
Interaksi pengunjung adalah kegiatan rutin dan wajib bagi penulis.
Interaksi pengunjung ini sekaligus melatih diri penulis untuk beradaptasi secara
cepat dengan berbagai kalangan baik itu anak-anak, orang dewasa maupun orang
yang lebih muda dari penulis.
Interaksi pengunjung ini melatih penulis menghilangkan padding ketika
berbicara serta mampu memanfaatkan waktu yang disediakan untuk menggali
informasi dari pengunjung melalui komunikasi yang efektif. Interaksi pengunjung
harus memperhatikan aspek psikologi dalam berkomunikasi karena kegiatan ini
adalah kegiatan berinteraksi secara nyata / langsung dengan pengunjung yang
beragam kepribadiannya.
4. Mewawancarai Turis Asing
Melakukan wawancara kepada pengunjung Museum Geologi adalah salah
satu bentuk pelayanan publik kepada pengunjung, untuk memperkaya skill penulis
dalam berkomunikasi maka penulis diwajibkan melatih skill bahasa Inggris
35
Hal ini dimaksudkan agar penulis semakin fasih dalam berbahasa Inggris
sebagai penunjang dalam berkarier. Kegiatan ini mengharuskan penulis berbicara
dengan jelas dan mampu mendengarkan, menyikapi dan memahami secara lebih
baik, karena rata-rata orang asing sangat frontal dalam beropini ataupun
berkata-kata.
5. Merencanakan Event Pameran Buku Murah
Rencana diadakannya Pameran Buku Murah sudah menjadi perbincangan
sejak lama para anggota di divisi humas. suatu acara tidak bisa langsung spontan
digelar namun perlu diadakannya perencanaan dan pembicaraan yang lebih
mendalam / mendetil agar event pun berjalan lancar dan sesuai yang diharapkan /
direncanakan. Penulis harus mampu mendengarkan dengan lebih baik apa yang
diinginkan oleh lawan bicara dalam kegiatan perencanaan ini.
Sebagai feedback maka penulis diberi kebebasan dalam beropini,
berargumen, mengemukakan pendapat, saran, kritik serta solusi demi tercapainya
event ini. Disini penulis belajar untuk selalu bersemangat, sportif, optimis dan
mampu memotivasi rekan kerja ketika mereka merasa down .
Komunikasi memang sangat penting dalam urusan pekerjaan namun
perhatian-perhatian yang diberikan kepada rekan kerja akan semakin mengeratkan
rasa persaudaraan serta mengeratkan semangat dan motivasi dalam bekerja. Disini
penulis pun belajar mengenai partnership dan friendship, karena tidak selamanya
hubungan pekerjaan bersifat formal namun harus memadu padankan unsur non
36
6. Pembahasan Event Pameran Buku Murah
Melanjutkan pembahasan event Pameran Buku Murah adalah salah satu
aspek tindak lanjut dari proses perencanaan. Penulis mencoba menganalisis dan
memberikan saran tentang sebuah desain dari brosur yang telah dibuat dimana
brosur tersebut berisikan informasi tentang pameran buku yang akan
dilaksanakan.
Penulis mecoba memberikan saran yang terbaik agar brosur tersebut
menjadi media penghubung yang baik dan menarik antara Museum Geologi
dengan masyarakat. Seperti yang kita ketahui program kehumasan sangat
berkaitan erat dengan media iklan seperti brosur sehingga brosur pun harus dibuat
semenarik mungkin agar tujuan yang dikehendaki bisa tercapai.
7. Pelayanan Publik
Pelayanan publik yang dilakukan adalah kegiatan orientasi pengunjung.
Orientasi pengunjung adalah penyambutan pengunjung di loby Museum Geologi
dimana penulis harus memberikan informasi kepada pengunjung dalam
rombongan atau grup. Informasi yang diberikan berupa apa saja fasilitas yang ada
di Museum Geologi Bandung, peraturan serta kebijakan yang ada di Museum
Geologi.
Orientasi ini adalah latihan berkomunikasi kepada khalayak serta aplikasi
nyata dari public speaking. Penulis dilatih untuk percaya diri, mengurangi
padding dalam berbicara serta berkomunikasi dengan baik kepada khalayak dari
37
terlatih. Pemandu pun memberikan tips untuk meminimalisir kesalahan berbicara
dan bagaimana solusi yang harus dilakukan ketika terjadi salah berbicara.
Pemandu pun memberikan arahan dan memperingatkan penulis agar
ketika berbicara tidak hanya tegap bagaikan patung melainkan harus memainkan
tangan agar pengunjung tidak seperti datang ke acara formal. Masukan inilah yang
sangat berguna bagi penulis untuk bisa mempraktekannya lebih baik disaat
presentasi di kelas, bernegosiasi dengan client ketika sudah bekerja dll.
8. Berlatih Memandu
Penulis diberikan seorang pemandu sebagai guide untuk persiapan
pemanduan yang sebenarnya di kesempatan berikutnya. Pemandu tersebut
bertugas memberikan trik, tips dan strategi untuk memandu yang baik. Penulis
memilih ruangan peraga Sejarah Kehidupan karena penulis lebih tertarik
memandu di ruangan tersebut dan menyenangi informasi yang ada pada ruangan
tersebut.
Ruang peragaan Sejarah Kehidupan memiliki berbagai koleksi manusia,
hewan dan tumbuhan purba. Daya tarik pada ruangan ini adalah fosil replica
T-Rex dalam ukuran yang sebenarnya dan penulis memulai guide ini dengan
mencatat apa yang dibicarakan oleh pemandu dengan sedikit berimprovisasi.
9. Praktek Pemanduan
Penulis melakukan pemanduan kepada grup anak-anak sekolah yang
38
terdapat di ruang peragaan Sejarah Kehidupan. Disini penulis harus memilah dan
memilih kata yang tepat untuk dikomunikasikan agar bisa diterima oleh para grup
anak-anak SMP, karena sebagai pemandu, penulis harus mampu membedakan
cara berkomunikasi dan mampu memilih kata yang tepat agar komunikasi yang
dilakukan berlangsung efektif.
10.Melihat Pemanduan Bahasa Inggris
Penulis diwajibkan untuk memperhatikan dan mempelajari cara memandu
dalam bahasa Inggris karena pengunjung yang datang adalah para turis asing
dengan grand language Inggris serta para grup anak-anak dari sekolah
internasional dimana mewajibkan untuk selalu berbahasa Inggris. Para pemandu
pun memberikan berbagai tips, trik dan strategi pemanduan dalam berbahasa
Inggris yang diharapkan agar skill berbahasa inggris dalam memandu bisa terus
dipergunakan.
11.Menjadi Front Liner Museum Geologi
Menjadi front liner adalah salah satu bentuk dari kegiatan pelayanan
publik. Disini penulis tidak hanya harus berdandan rapi namun harus menguasai
informasi umum di Museum Geologi agar pengunjung merasa puas dengan
informasi yang diberikan. Peran sebagai front liner sangat penting dalam
pembangunan citra Museum Geologi karena pelayanan yang ramah, murah
39
pengunjung secara jelas serta rinci akan membuat pengunjung menjadi senang,
puas dan tidak sia-sia mengunjungi Museum Geologi.
2.2.2 Deskripsi Kegiatan Insidentil
1. Perkenalan
Penulis melakukan perkenalan dengan seluruh staf Museum Geologi dan
diberikan pengarahan secara umum mengenai peraturan, tata tertib dan kebijakan
di Museum Geologi untuk PKL. Penulis dikenalkan dengan Kak Lutfi Zulkifli dan
Kak Danang Hadiputro yang ditugaskan oleh Bpk. Tetep Hidayat selaku Kepala
Tata Usaha untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama 30 hari ke depan
untuk keperluan PKL.
Kebetulan sekali Kak Danang dan Kak Lutfi memiliki latar belakang
pendidikan ilmu komunikasi dari Universitas Padjajaran yang nantinya bisa
mengarahkan PKL penulis sesuai dengan job desk kehumasan. Pada hari ini
penulis hanya PKL hingga pukul 12.00 WIB dikarenakan proses perkenalan dan
pengarahan berlangsung singkat.
2. Menganalisis Pemanduan
Penulis diajak untuk menganalisis pemanduan dan para pemandunya
dilihat dari cara ia memberikan informasi, kejelasan suara, kalimat dan berbicara,
40
senyuman yang diperlihatkan kepada pengunjung saat memandu dan kesiapan
mental serta fisik para pemandu.
Disini penulis diajak untuk menganalisis cara memandu seluruh pemandu
yang melakukan pemanduan pada hari itu. Diharapkan penulis mampu mengambil
keuntungan dari proses penganalisisan pemanduan terutama keuntungan di aspek
komunikasi.
3. Sesi Pemotretan
Penulis melakukan sesi pemotretan untuk koleksi pribadi yang nantinya
bisa digunakan untuk referensi materi persiapan pembuatan laporan PKL jika
suatu saat membutuhkan foto sebagai pelengkap.
Penulis memotret segala fasilitas yang ada di Museum Geologi, memotret
bagaimana bangunan Museum Geologi pada tahun 2010, memotret kegiatan yang
terjadi di Museum Geologi, memotret para pemandu ketika memandu, memotret
suasana yang terjadi di Museum Geologi pada hari itu, memotret sarana dan
prasarana yang disediakan oleh Museum Geologi serta memotret berbagai materi
ataupun obyek yang nantinya berguna untuk kepentingan pembuatan laporan
PKL.
4. Membuat Kliping
Penulis ditugaskan untuk membuat kliping seputar informasi mengenai
Museum Geologi dan berbagai berita lainnya yang berhubungan dengan geologi.
Penulis mendapatkan informasi tersebut dari media cetak dan elektronik seperti
41
Geologi yang menyediakan berbagai berita geologi untuk melengkapi kliping
yang ditugaskan.
Penulis dituntut untuk kreatif dalam pembuatan kliping yang sesuai
dengan aturan serta tata cara pembuatan kliping sehingga kliping tidak dibuat
asal-asalan karena tugas seorang humas adalah membuat kliping yang sesuai
dengan aturan pembuatan kliping. Pembuatan kliping melatih penulis untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam membuat sesuatu serta mengatasi masalah karena
orang-orang dari jurusan komunikasi adalah orang-orang yang kreatif dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah.
5. Menganalisis Kliping
Setelah membuat kliping maka penulis harus menganalisis berita di
kliping itu. Penulis diwajibkan menganalisis berita dalam kliping tersebut dengan
menggunakan teori komunikasi yang ada. Penulis menggunakan teori SWOT atau
Strengths, Weakness, Opportunities, Treats untuk menganalisis berita pada
kliping tersebut. Selain menganalisis penulis pun harus memberikan saran dan
solusi agar Museum Geologi semakin jaya, maju dan eksis.
6. Menyebarkan Lembar Saran
Menyebarkan lembar saran dan kritik yang disediakan Museum Geologi
adalah kegiatan insidentil di Museum Geologi karena informasi yang lebih detil
bisa dilakukan dengan melakukan wawancara yang mendalam dengan para
42
Lembar ini berfungsi sebagai masukan, saran dan kritik yang membangun
untuk Museum Geologi agar Museum Geologi bisa semakin baik, eksis, berjaya
dan menjadi pilihan utama masyarakat untuk melaksanakan kegiatan edutainment.
7. Menganalisis Lembar Saran
Analisis lembar saran tentunya dilihat dari berbagai aspek seperti
pentingnya disebarkannya lembar saran agar Museum Geologi bisa semakin maju.
Diharapkan latihan menganalisis ini mampu menajamkan otak penulis dalam
menganalisis dan mengartikan suatu masalah serta mampu mengasah skill dalam
menulis.
8. Sharring dengan Kepala Museum Geologi
Pada kesempatan ini penulis terlibat perbincangan dengan Kepala Museum
Geologi Bandung yaitu Bpk. Yunus yang didampingi oleh Humas dari Museum
Geologi yaitu Bpk. Awan Gunawan. Disini penulis diberikan contoh-contoh
museum dunia yang dijadikan acuan oleh Museum Geologi untuk meraih
kesuksesan.
Sharring ini semakin membuka wawasan penulis agar tidak malu untuk
mencontoh pihak lain dalam hal yang positif demi tercapainya suatu kesuksesan
dengan syarat tidak menjadi plagiator seutuhnya karena hal tersebut bisa
43
Sharring ini mampu melatih penulis mengenai bagaimana komunikasi
yang baik dan pantas dilakukan kepada atasan agar komunikasi yang terjalin
adalah komunikasi dua arah yang efektif.
9. Membuat Proposal
Membuat proposal adalah kegiatan penting yang dilakukan suatu instansi
atau perusahaan untuk mengkomunikasikan maksud, ide, rencana ataupun
gagasan. Penulis dilatih membuat proposal penyelenggaraan suatu kegiatan
dimana penulis diarahkan agar lebih baik dalam membuat proposal.
Penulis pun diberi contoh bagaimana struktur proposal yang baik dan
benar serta diarahkan untuk proaktif dalam menganalisis proposal ataupun
memberikan saran mengenai suatu proposal. Disini penulis bisa mengambil dua
keuntungan secara sekaligus yaitu penulis menjadi tahu dan semakin mengerti
bagaimana pembuatan proposal yang baik dan penulis pun diajarkan untuk selalu
proaktif dalam berbagai kesempatan untuk hasil yang lebih baik lagi.
10.Mendampingi Pemandu
Penulis mencoba melakukan pelayanan publik untuk berkomunikasi
dengan bahasa Inggris. Penulis menemani pemandu agar bisa lebih dekat dengan
pengunjung yang datang dengan cara memberikan informasi secara individual
44
Transformasi informasi secara individual ini dilakukan dengan
menggunakan bahasa Inggris dengan mencoba berkomunikasi dengan grup TK
internasional dari Jakarta dimana anak-anak sangat antusias datang ke Museum
Geologi. Mereka sangat proaktif dalam bertanya sehingga ini adalah kesempatan
bagi penulis untuk melatih skill berbahasa Inggris.
11.Konsultasi Komunikasi
Pada hari ini penulis berkonsultasi dan sharring pengalaman mengenai
dunia komunikasi dengan Kak Danang, Kak Lutfi dan Kak Dedy. Hari ini
dimanfaatkan penulis untuk bertanya mengenai seluk beluk dunia komunikasi,
media komunikasi, teori komunikasi, teknik komunikasi dll serta aplikasi dari
ilmu komunikasi dalam dunia kerja yang sebenarnya.
Disini penulis menjadi tahu apa saja yang menjadi penghambat dalam
komunikasi sehingga kesalahan bisa terjadi seperti pertikaian dll. Sharring ini pun
adalah sarana mendekatkan diri dengan rekan kerja dimana kedekatan ini bisa
berdampak positif seperti terbukanya peluang karier yang lebih baik lagi. Sharring
pun sangat berguna karena mereka menceritakan hal-hal yang nyata yang
mungkin terjadi di dunia kerja dimana mereka tidak lupa memberikan saran dan
solusi untuk mengatasinya.
12.Konsultasi Laporan PKL
Penulis mulai melakukan konsultasi mengenai pembuatan laporan PKL
45
tidak salah. Pembimbing PKL dari Museum Geologi pun mengarahkan secara
perlahan namun pasti agar lebih mudah mengerjakan laporan ini. Penulis pun
diperlihatkan contoh laporan PKL milik Kak Lutfi Zulkifli sebagai referensi
pengetahuan yang nantinya bisa berguna ketika penulis mengerjakan laporan PKL
tersebut.
13.Membedah Metode Penelitian
PKL dipergunakan penulis untuk membedah mengenai metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif sebagai penunjang pembuatan skripsi. Disini Kak
Danang dan Kak Lutfi menjelaskan secara rinci mengenai metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif yang mereka kerjakan untuk skripsi mereka.
Disini penulis diberikan berbagai arahan dan catatan penting mengenai
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk persiapan skripsi. Penulis
diwajibkan proaktif bertanya dan penulis pun harus mampu mendengarkan dengan
baik agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan isi pesan.
14.Mendata Ulang
Melakukan pendataan ulang apa saja yang dibutuhkan untuk materi
pembuatan laporan PKL. Penulis mendata apapun yang ada kaitannya dengan
laporan PKL. Penulis mendata fasilitas, sarana, prasarana, kegiatan yang
dilakukan di Museum Geologi dll. Hal ini dilakukan agar data terorganisasi
46
Penulis pun berkesempatan untuk sharring mengenai humas yang method of
communicationdan humas yang state of being.
15.Berbincang Ringan
Hari ini adalah hari terakhir penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan.
Penulis tidak melakukan kegiatan kerja dan hanya berbincang ringan dengan
pembimbing PKL penulis selama di Museum Geologi. Perbincangan ringan ini
tentunya kembali membahas tentang humas yang bersifat state of being dan
method of communication, perbincangan mengenai feedback dan keuntungan apa
saja yang bisa diambil ketika PKL, informasi dan data yang seperti apa yang
sekiranya dibutuhkan dll. Tidak lupa di akhir penulis mengucapkan terimaksih
dan salam perpisahan dengan semua pegawai di Museum Geologi yang telah
banyak membantu penulis dalam pelaksanaan PKL selama 30 hari.
1.3
Deskripsi Mengenai Humas
2.3.1 Pengertian Humas
Untuk menganalisis mengenai kehumasan maka kita harus mengetahui
dulu apa definisi humas yang sebenarnya agar kita tidak asal dalam
47
Definisi humas menurut IPRA atau International Public Relations
Associations dalam buku yang ditulis Frank Jefkins :
Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik diantara mereka .
2.3.2
Fungsi Humas
Untuk memperdalam kehumasan maka penulis harus menelaah dan
memahami apa fungsi humas karena humas memiliki fungsi tersendiri dimana
fungsi tersebut tidak bisa dialih fungsikan kepada divisi yang lainnya.
Menurut Onong Uchjana Effendy bahwasannya fungsi humas meliputi :
Fungsi Humas meliputi menuju kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi, membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun publik internal, menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum .
Menurut F. Rachmadi dalam bukunya yang berjudul Public Relations
Dalam Teori dan Praktek bahwasannya,
48
2.3.3
Tujuan Humas
Humas pun memiliki tujuan dimana tujuan ini akan menunjang kinerja
humas dalam bekerja. Tujuan ini dijadikan acuan agar seorang humas bekerja
sesuai dengan ruang lingkupnya dan orang yang tidak bekerja di divisi humas
tidak mengerjakan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab pekerjaan
seorang humas.
Menurut Cutlip & Center and Canfield sebagaimana yang dikutip oleh
Ruslan, tujuan dari humas adalah sbb :
1.Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi).
2.Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya sebagai khalayak sasaran.
3.Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan
masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
4.Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran
kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.
5.Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau
terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
49
Frank Jeffkins dalam bukunya Public Relations mengemukakan bahwa
ruang lingkup humas itu ternyata sangat luas. Ruang lingkup tersebut meliputi :
1.Mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya
kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan perusahaan
2.Menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan
kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan
3.Meningkatkan bobot kualitas calon pegawai
4.Memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya,
sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan
kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat
baik perusahaan
5.Mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan
mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan
6.Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelengaraan
suatu acara
7.Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta membuka
pasar-pasar ekspor baru
8.Mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya
50
9.Meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit
setelah krisis
10.Meningkatkan kemampuan dan ketahananperusahaan dalam rangka
menghadapi risiko pengambil alihan
11.Menciptakan identitas perusahaan yang baru
12.Menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para
pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari
13.Memastikan para politisi bener-benar memahami kegiatan-kegiatan atau
produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan
terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang
merugikan
14.Menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan
perusahaan.
2.4 Analisis Kegiatan PKL
Antara praktek dan teori seharusnya berjalan beriringan namun pada
kenyataannya sering kali praktek tidak seidealis apa yang tertuang dalam suatu
teori. Bila dikaitkan dengan pengertian humas menurut IPRA atau International
Public Relations Associations maka Museum Geologi memiliki fungsi manajemen
kehumasan walaupun humas di Museum Geologi masih bersifat method of
51
dimana ciri ini bisa diketahui melalui kegiatan, program dan penemuan apa saja
yang ditemukan secara periodik atau berkelanjutan. Museum Geologi pun
didukung dengan adanya staf kehumasan yang mampu menggunakan kesempatan
dan situasi yang ada untuk memperoleh pengertian, simpati dan dukungan dari
pihak internal demi terciptanya opini publik yang positif di mata masyarakat.
Humas yang bersifat method of communication bukan alasan untuk stuck
dan stagnant dalam mengembangkan Ilmu Komunikasi di Museum Geologi. Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya karyawan Museum Geologi yang berlatar
belakang pendidikan komunikasi dan kegiatan yang digelar oleh Museum Geologi
yang berhubungan erat dengan dunia komunikasi.
Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan penulis tidak terlepas dari
panduan komunikasi sebagai latar belakang pendidikan penulis. Walaupun penulis
melaksanakan PKL dengan humas yang method of communication namun
kegiatan kehumasan di Museum Geologi tetap ada dan berjalan.
Penulis menganalisis bahwasannya selama penulis melaksanakan PKL di
Museum Geologi penulis terlibat dalam komunikasi antar persona, komunikasi
massa dan komunikasi organisasi. Komunikasi antar persona terjadi ketika penulis
berbincang dengan pembimbing PKL dari Museum Geologi dimana beliau
mengarahkan penulis untuk bekerja sesuai dengan tugas humas. Komunikasi
organisasi terjadi ketika penulis melakukan sharring dan diskusi mengenai
komunikasi dll. Komunikasi massa terjadi ketika penulis melakukan pemanduan
52
Selama penulis melaksanakan PKL di Museum Geologi, penulis
melakukan aktivitas kerja yang sesuai dan berkaitan erat dengan komunikasi
sebagai latar belakang pendidikan penulis. Aktivitas yang dilakukan beragam, ada
yang bersifat rutin dan insidentil. Aktivitas tersebut tentunya menambah wawasan
penulis, memperbanyak kolega dalam pekerjaan dan mempertajam skill penulis
yang harus bersiap untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
Selama PKL di Museum Geologi penulis diajarkan untuk membuat
proposal, dilatih memandu dengan penggunaan komunikasi yang baik, dilatih
untuk mempertajam skill berbahasa inggris, diajarkan untuk membuat kliping,
diajarkan untuk membuat brosur sebagai media penghubung antara suatu instansi /
perusahaan kepada masyarakat, diajarkan untuk berdiskusi sesuai dengan
komunikasi organisasi, diajarkan untuk proaktif memberikan tanggapan dan
solusi, diajarkan public speaking, diajarkan merencanakan suatu event dan
diberikan pandangan mengenai aplikasi ilmu komunikasi di kehidupan nyata
terutama di dunia pekerjaan.
Bagi penulis tugas-tugas yang diberikan oleh pembimbing PKL dari
Museum Geologi sudah sangat berinterpretasi langsung dengan aplikasi ilmu
komunikasi. Seperti contohnya adalah kegiatan pemanduan dimana komunikasi
yang dilakukan tidak selalu sama untuk orang yang satu dengan yang lainnya.
Penulis harus memilah dan memilih komunikasi yang dilakukan kepada orang
yang lebih tua dari penulis, orang yang lebih muda dari penulis dan orang yang
53
Bagi penulis tugas membuat proposal sangatlah penting dan berguna.
Dalam dunia kerja nanti penulis mungkin akan rajin membuat proposal setiap
harinya. Maka dari itu struktur proposal yang baik dan benar harus dilatih dari
sekarang karena dalam dunia kerja mungkin sudah tidak ada waktu lagi untuk
belajar membuat proposal.
Tugas memandu tentunya sangat berkaitan erat dengan aplikasi
komunikasi secara nyata. Disini penulis dajarkan untuk berkomunikasi secara baik
kepada seluruh kalangan masyarakat dari berbagai usia. Penulis diajarkan untuk
tidak sekedar mahir berbicara namun aspek-aspek yang mendukung komunikasi
seperti senyuman, gerak tubuh, gerak tangan, gesture, body language, eye contact
dll. Karena hal-hal itulah proses komunikasi bisa semakin menyenangkan.
Penulis pun diajarkan untuk mempertajam skill bahasa inggris yang
pastinya akan sangat berguna bagi penulis. Berguna bila penulis akan menetap di
luar negeri, penulis akan melanjutkan study di luar negeri ataupun bekerja di
perusahaan asing yang mengharuskan berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa inggris. Bahasa inggris didapatkan ketika penulis sharring dan melihat
langsung proses pemanduan dengan bahasa inggris. Penulis pun dilatih untuk
berinteraksi langsung dengan pengunjung melalui wawancara kepada para turis
dan komunikasi langsung dengan anak-anak dari sekolah internasional.
Pada hari berikutnya penulis ditugaskan untuk membuat kliping karena
dalam dunia humas yang sebenarnya membuat kliping adalah tugas sehari-hari
yang dibuat oleh humas. Penulis harus membuat kliping yang sesuai dengan
54
dalam membuat kliping. Bagi penulis, orang komunikasi adalah
orang-orang yang selalu berkreasi dan memiliki ide-ide kreatif.
Waktu PKL penulis bertepatan dengan event Pameran Buku Murah yang
diselenggarakan oleh Museum Geologi maka penulis pun diperlihatkan
bagaimana desain brosur dimana brosur merupakan media penghubung antara
event yang digelar Museum Geologi dengan masyarakat. Penulis pun diberikan
kesempatan untuk memberikan saran, ide, dan pendapat mengenai desain brosur
event tersebut. Dalam hal ini penulis mendapatkan berbagai keuntungan yang bisa
dipetik seperti keuntungan karena tahu bagaimana pembuatan brosur itu dan
keuntungan karena penulis menjadi proaktif terhadap event tersebut.
Penulis lalu diajarkan bagaimana cara berdiskusi yang sopan sesuai
dengan komunikasi organisasi. Diskusi sangat diperlukan dalam dunia kerja yang
nyata karena sangat mustahil seseorang bekerja sendiri tanpa membutuhkan orang
lain. Dalam hal ini diskusi sangat diperlukan agar komunikasi berjalan efektif.
Penulis diajarkan bagaimana caranya menyanggah, memberikan solusi dan
mengeluarkan pendapat.
Melalui PKL ini maka penulis menjadi proaktif akan sesuatu. Penulis
menjadi proaktif memberikan saran dan pendapat akan suatu pandangan. Penulis
merasa masih awam dalam dunia kerja maka dari itu akan lebih baik jika penulis
bersikap proaktif kepada pembimbing PKL dari Museum Geologi. Proaktif dalam
bertanya tentunya akan semakin memperluas referensi pengetahuan bagi penulis.
Kegiatan PKL yang sangat disukai oleh penulis adalah kegiatan yang erat
55
mendapatkan ilmu secara nyata dari public speaking. Melalui kegiatan ini pula
maka rasa percaya diri penulis meningkat dan skill berbicara di hadapan umum
semakin terasah yang natinya akan sangat berguna bagi penulis. Public speaking
disini terasah melalui kegiatan orientasi pengunjung, pelayanan publik dan proses
pemanduan.
Pada saat itu penulis merasa masih belum berpengalaman di dunia
pekerjaan dan kehumasan maka pembimbing PKL berinisiatif mengajak penulis
untuk terlibat dalam perencanaan suatu event. Hal ini dimaksudkan agar penulis
tidak merasa canggung untuk terlibat dalam suatu event dimanapun, karena
dengan terlibatnya penulis dalam perencanaan dan pembuatan suatu event maka
penulis bisa menambah pengalamannya jika suatu saat akan menggelar event
serupa.
Selain itu tidak lupa penulis pun sharring dengan pembimbing PKL
mengenai aplikasi ilmu komunikasi dan kehumasan di dunia pekerjaan. Ternyata
melalui komunikasi masalah bisa terselesaikan dan dengan komunikasi pula
masalah bisa muncul. Komunikasi bersifat irreversible yang artinya tidak bisa
diulang, ditarik ataupun diubah. Maka dari itu komunikasi harus dilakukan secara
baik dan efektif agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Akan sangat baik
jika komunikasi yang dilakukan bersifat dua arah sehingga bisa menghasilkan
efek baik dimana I am okay and you are okay .
Selama penulis melaksanakan PKL di Museum Geologi, tentunya penulis
mengerjakan berbagai pekerjaan baik yang bersifat rutin ataupun insidental.
56
bagaimana pekerjaan humas sehari-hari, bagaimana menjalani pekerjaan rutin
tersebut dan kiat-kiat mengerjakan pekerjaan rutin agar penulis tidak merasa
bosan.
Pekerjaan yang bersifat insidentil pun memiliki dampak positif seperti
penulis diharapkan untuk selalu siap dengan berbagai kemungkinan yang akan
terjadi, penulis mampu memprediksikan kemungkinan tanpa banyak berasumsi,
otak penulis dilatih untuk bekerja lebih keras karena otak dilatih untuk berfikir
bagaimana menyelesaikan masalah yang datang secara tiba-tiba serta terlatihnya
mental penulis untuk menghadapi tantangan baru dan resiko.
Penulis sangat berharap agar museum semaju, sebaik dan seeksis Museum
Geologi mampu memiliki humas yang state of being. Humas yang state of being
akan sangat menguntungkan dan membantu bagi Museum Geologi. Diharapkan
dengan adanya humas yang state of being para humas bisa bekerja sesuai dengan
tugas humas yang sebenarnya dan karyawan yang seharusnya bekerja sebagai
humas tidak mengerjakan pekerjaan lain yang bukan wilayah pekerjaan dari
humas.
Humas yang state of being tentunya memiliki job desk yang pasti dan
struktur organisasi kehumasan yang jelas, dimana pekerjaan humas hanya
dilakukan oleh humas dan karyawan yang bukan humas tidak mengambil alih
pekerjaan humas. Hal ini tentunya sangat baik karena bekerja dan pekerjaan pun
akan semakin teratur sehingga ini berimbas pada peningkatan efektifitas kerja
karyawan Museum Geologi yang tentunya sangat menguntungkan untuk Museum
57
Humas diharapkan mampu menjadi ujung tombak dari Museum Geologi
ini dimana humas akan mencitrakan bagaimana Museum Geologi itu sendiri.
Melalui humas pula citra Museum Geologi akan terlahir dan humas-humas y