• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ASPEK KEPERILAKUAN TERHADAP PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PROYEK TOL LAYANG A.P. PETTARANI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS ASPEK KEPERILAKUAN TERHADAP PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PROYEK TOL LAYANG A.P. PETTARANI MAKASSAR"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ASPEK KEPERILAKUAN TERHADAP PENERAPAN

SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PROYEK TOL

LAYANG A.P. PETTARANI MAKASSAR

(Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk)

SKRIPSI

Oleh

HERISKIANTI SAMANT

105731119316

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

(2)

ii

ANALISIS ASPEK KEPERILAKUAN TERHADAP PENERAPAN

SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PROYEK TOL

LAYANG A.P. PETTARANI MAKASSAR

(Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk)

SKRIPSI

OLEH:

HERISKIANTI SAMANT

105731119316

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Jurusan Akuntansi

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini dapat kupersembahkan pada orang-orang

tersayang yaitu kedua orang tuaku tercinta Bapak Herman Sade dan

Ibuku Hj. Kasturi Soe yang tidak pernah lelah membesarkanku dengan

penuh rasa kasih sayang dan selalu memberikan dukungan, nasehat,

mencukupi segala kebutuhanku mulai dari aku lahir kedunia sampai detik

ini. Begitupun perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk

anak-anaknya sampai pada titik yang dicita-citakan. Serta persembahan

buat saudara-saudaraku dan teman-teman yang selalu mendukung dan

membantuku hingga akhir studi ini. Karya ilmiah ini kupersembahkan juga

untuk dosen-dosenku yang selalu menuangkan ilmunya, terutama dosen

pembimbingku Bapak Amril Arifin, SE.,M.Si.Ak.CA dan Bapak Faidul

Adziem, SE.,M.Si yang tidak kenal lelah untuk membimbing, mengarahkan

dan memotivasi saya sampai karya ilmiah ini terselesaikan.

MOTTO HIDUP

“Jangan pernah menyerah dengan apa yang kamu semogakan, karena

Allah SWT Maha mengabulkan”

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Heriskianti Samant, 2021. Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada Proyek Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar (Kantor PT. Wijaya Karya Beton,Tbk), Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing I Amril Arifin dan Pembimbing II Faidul Adziem.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aspek keperilakuan sikap, aspek keperilakuan persepsi, dan aspek keperilakuan emosi berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Proyek Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar (Kantor PT. Wijaya Karya Beton, Tbk). Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar. Sedangkan sampel penelitian sebanyak 50 karyawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keperilakuan sikap dan aspek keperilakuan persepsi berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan. Sedangkan aspek keperilakuan emosi tidak berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki culture atau budaya yang baik dimana culture ini menjadi landasan bagi para karyawan untuk bekerja berdasarkan sistem dan SOP perusahaan yang telah ditetapkan sehingga tidak terdapat peluang untuk memunculkan perdebatan yang bisa menimbulkan emosi.

(8)

viii

ABSTRACT

Heriskianti Samant, 2021. Analysis of Behavioral Aspects of the Implementation of the Inventory Accounting System In the Fly Toll Road Project A.P. Pettarani, Makassar (Office of PT. Wijaya Karya Beton, Tbk), Thesis of Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar, Supervised of Advisor I Amril Arifin and Supervisor II Faidul Adziem.

This study aims to determine whether the behavioral aspects, perceptual behavioral aspects, and emotional behavior aspects affect the application of the inventory accounting system in the A.P. Pettarani, Makassar (Office of PT. Wijaya Karya Beton, Tbk). The population of this study were employees of PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar. While the research sample was 50 employees. The method used in this research is multiple linear regression method.

The results showed that the behavioral aspects of attitudes and aspects of perceptual behavior had a significant positive effect on the application of the inventory accounting system. Meanwhile, emotional behavioral aspects have no effect on the application of the inventory accounting system. This is because the company has a culture or a good culture where this culture is the basis for employees to work based on the company's systems and SOPs that have been set so that there is no opportunity to raise debates that can cause emotions.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada Proyek Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar (Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk)”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Herman Sade dan Ibu Hj. Kasturi Soe yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(10)

x

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rosulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si,Ak.CA.CSP, Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Amril Arifin, SE., M.Si.Ak.CA, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis , sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Faidul Adziem, SE., M.Si, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu Dosen da Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan hingga akhir. 7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi angkatan 2016, khususnya untuk kelas Akuntansi 16.E yang selalu memberikan dukungan semangat dan belajar bersama, serta saling membantu dalam aktivitas studi penulis.

9. Bapak/Ibu karyawan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar yang telah memberikan ruang dalam penelitian ini, sehingga skripsi dapat terselesaikan.

(11)

xi

10. Sahabat-sahabat saya Sinta Iriyani, Nurhalima, dan Dian Hajra yang selalu memberikan semangat serta bantuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta, dan tak lupa kak Deswita Anggraeni S.Ak yang selalu sabar menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tentang skripsiku Via WhatsApp tanpa mengenal waktu.

11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fisabililhaq Fastabhikul Khaerat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, 30 Januari 2021

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

ABSTRAK INDONESIA ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Teori Human Information Processing (HIP) ... 7

(13)

xiii

3. Persepsi ... 12

4. Emosi... 12

5. Sistem Akuntansi Persediaan ... 12

B. Penelitian Terdahulu ... 14

C. Kerangka Konseptual ... 19

D. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran... 23

1. Definisi Operasional ... 24

2. Pengukuran Variabel ... 25

D. Populasi dan Sampel ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Sejarah Singkat PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar... 33

B. Penyebaran Kuesioner ... 56 C. Karakteristik Responden... 56 D. Hasil Penelitian ... 62 E. Pembahasan ... 72 BAB V PENUTUP ... 76 A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ...17

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel ...26

Tabel 4.1 Penyebaran Kuesioner ...56

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...57

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia ...57

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan ...58

Tabel 4.5 Tanggapan Responden ...59

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ...62

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas...63

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ...64

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ...65

Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...66

Tabel 4.11 Hasil Model Regresi Berganda ...68

Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...69

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...19 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Divisi Gudang...35 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...67

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ...81

Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian ...84

Lampiran 3 Hasil Uji Data Penelitian ...86

Lampiran 4 R Tabel ... 101

Lampiran 5 Kartu Administrasi Persediaan Gudang (APG) ... 102

Lampiran 6 Surat Pengiriman Barang... 103

Lampiran 7 Stock Opname Secara Periodik ... 104

Lampiran 8 Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton Makassar ... 105

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi menjadi salah satu dampak dari perkembangan zaman. Teknologi selalu mengalami perkembangan demi memenuhi kebutuhan manusia yang berkembang dari waktu ke waktu. Begitupun juga dengan akuntansi dimana perkembangannya sejak dari zaman prasajarah sampai sekarang menunjukan bahwa manusia di zaman ini telah mengenal adanya perhitungan. Seperti halnya kehidupan sehari-hari baik secara sadar atau tidak sadar sesungguhnya kita telah menggunakan ilmu akuntansi, mulai dari hal terkecil seperti mencatat pendapatan dan pengeluaran.

Pendapatan merupakan seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang sedangkan pengeluaran ialah sejumlah uang atau barang yang kita keluarkan untuk memenuhi kebutuhan. Ilmu akuntansi dapat dipandang sebagai proses atau kegiatan yang meliputi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, penggabungan, pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan (Lubis, 2017:3).

Penggunaan sistem akuntansi untuk mendapatkan informasi keuangan yang baik dan berkualitas tidak lepas dari sumber daya manusia yang dimana berperan untuk menjalankan sistem informasi. Hal tersebut tentunya secara tidak langsung dapat meminimalisir terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan serta pengoperasian sistem akuntansi.

(18)

Sumber daya manusia yang dapat dikatakan berkualitas tentunya tidak hanya memiliki skill yang baik melainkan harus memiliki perilaku yang baik juga. Perilaku yang baik dapat dipengaruhi oleh motivasi dan sikap seseorang untuk mendorong dalam melakukan tindakan. Perilaku karyawan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Perilaku karyawan secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil dari laporan keuangan yang menjadi tolak ukur pengambilan keputusan pihak external dan penggunanya.

Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan dari aspek keperilakuan dalam mendesain, menganalisis, serta mengelola sistem akuntansi. Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) merupakan bidang ilmu akuntansi yang menghubungkan antara perilaku manusia dengan sistem informasi yang lingkupnya mencangkup akuntansi keuangan dan akutansi manajemen (Supriyono, 2018:4)

Akuntansi diimplementasikan dan dipraktikan tidak lepas dari masalah manusia sebagai pelakunya, maka dari itu mempelajari dan memahami aspek perilaku manusia dalam dunia akuntansi yang lebih dikenal dengan istilah akuntansi keperilakuan (Behavioral accounting) merupakan hal yang sangat penting. Seperti pada PT Bosowa Taksi Makassar telah ditemukan tindak kecurangan yang dilakukan oleh salah satu kasir hal ini ditemukan pada saat dilakukan audit bulanan oleh PT Bosowa Taksi Makassar yaitu tidak sesuainya transaksi yang di input dengan bukti bukti transaksi yang ada (Hasnianti 2019).

Karyawan yang tidak didasari dengan perilaku yang baik akan berpengaruh buruk terhadap pekerjaan. Aspek keperilakuan yang terdiri dari

(19)

aspek psikologi, dan psikologi sosial khususnya sikap, persepsi, dan emosi karyawan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat memperhatikan hal-hal tersebut dalam memilih karyawan khususnya untuk pengelolaan keuangan secara tidak langsung akan berdampak buruk bagi laporan keuangan dan perusahaan. Resiko yang akan terjadi setiap penyalagunaan dan penyelewengan data dan informasi yang bisa merugikan perusahaan dari segi keuangan dan citra perusahaan.

Adapun penelitian sebelumnya, Capricia (2018), Akay (2016), sari (2020) Sikap, Motivasi, Persepsi, dan Emosi berpengaruh secara Simultan terhadap penerapan sistem akuntansi. Sedangkan menurut Mogontha (2017) Sikap, Motivasi, Emosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi. Seluruh perusahaan yang ingin berkembang harus memiliki unsur pengendalian yang baik. Setiap perusahaan pasti memiliki persediaan yang sangat diperlukan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimana persediaan merupakan salah satu elemen terpenting dalam neraca.

Bagi PT. Wijaya Karya Beton Tbk yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industry produsen beton pracetak, dan jasa konstruksi terbesar di seluruh Indonesia bahkan Asia Tenggara, yang tentunya memiliki persediaan yang banyak untuk konsumen. Persediaan merupakan komponen utama karena disetiap aktivitas perusahaan pasti melibatkan pergerakan persediaan.

(20)

Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan harus memiliki sistem untuk mengatur dan mengontrol persediaan agar efektif dan efisien serta memiliki unsur pengendalian yang memadai sehingga dapat menghindari terjadinya kecurangan dalam sistem tersebut. Perilaku karyawan yang baik dapat menjadi faktor pendukung keberhasilan sistem akuntansi persediaan mengingat karyawan merupakan pihak yang menjalankan sistem yang diterapkan perusahaan.

Terlepas dari sistem akuntansi yang dijalankan unsur perilaku yakni pisikologi sosiologi dan psikologi social khususnya sikap, persepsi, dan emosi karyawan yang ada pada perusahaan tersebut harus memang benar-benar diperhatikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai “Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada Proyek Tol Layang A.P. Pettarani Makassar (Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk”).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut :

1. Apakah aspek keperilakuan sikap berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar?

2. Apakah aspek keperilakuan persepsi berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar?

(21)

3. Apakah aspek keperilakuan emosi berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh :

1. Untuk menguji pengaruh aspek keperilakuan sikap terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar.

2. Untuk menguji pengaruh aspek keperilakuan persepsi terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar.

3. Untuk menguji pengaruh aspek keperilakuan emosi terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dan sebagai wawasan mengenai akuntansi keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Proyek Tol Layang A.P. Pettarani Makassar (Kantor Pabrik Wijaya Karya Beton Tbk).

(22)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman, pengenalan, mengenai aspek keperilakuan khususnya terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan.

b. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan pemikiran atau menjadi masukan dan tambahan informasi bagi perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk dan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam hubungannya aspek keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan.

c. Bagi Pihak Lain

Dapat memberikan wawasan kemampuan berfikir, pengetahuan, sumber informasi mengenai aspek keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan.

(23)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Human Information Processing (HIP).

Teori Human Information Processing (HIP) adalah salah satu bidang penting ekonomi yang secara khusus mengkaji rangkaian proses kerja mental yang kompleks yang dilakukan manusia ketika berinteraksi dengan suatu sistem kerja. Dimana teori ini bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku pada tingkatan individu/kelompok. Melalui teori ini dapat dipahami kapasitas, keterbatasan, serta karakteristik kerja mental manusia yang selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam merancang interaksi yang optimal. Dalam teori ini mencakup tentang akuntansi keperilakuan

Akuntansi Keperilakuan yaitu suatu ilmu akuntansi yang merupakan kombinasi dengan ilmu sosial. Akuntansi keperilakuan adalah ilmu yang menjelaskan tentang efek dari perilaku manusia sehingga dapat memengaruhi data-data akuntansi dan juga pengambilan keputusan usaha/bisnis. Juga sebaliknya bagaimana akuntansi dapat memengaruhi perilaku manusia dan juga pengambilan keputusan bisnis.

Pengertian lain dari Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin Ilmu Akuntansi yang mengkaji mengenai hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi serta dimensi keperilakuan dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui

(24)

keberadaannya. Dengan demikian definisi akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan (Suartana,2010:1).

a. Manfaat Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan ini sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dalam sistem akuntansi. Manfaat akuntansi keperilakuan ini dirasakan oleh seorang Manajer atau Tim Manajemen. Yang mana emosi atau habit kepada data-data akuntansi yang memberikan efek terhadap keputusan yang akan diambil.

b. Aspek Penting Dalam Akuntansi Keperilakuan

Ada lima aspek penting dalam akuntansi keperilakuan (Schiff dan Lewin), diantaranya yaitu :

1) Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajemen

Teori organisasi modern memiliki perhatian dalam membahas perilaku komponen entitas perusahaan sebagai dasar pemahaman tindakan dan motif-motif mereka. Teori organisasi modern melihat interaksi antar elemen organisasi guna mendukung tujuan organisasi.

2) Penganggaran dan Perencanaan

Fokus penganggaran dan perencanaan yakni formulasi tujuan organisasi dan interaksi perilaku individu. Sebagian dimensi penting dalam area ini merupakan proses partisipasi

(25)

penganggaran, level kesulitan mencapai tujuan, level aspirasi, dan adanya konflik antara tujuan individu dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan individu dan tujuan organisasi menjadi kerangka manajerial dalam pengembangan organisasi.

3) Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan lebih berfokus pada teori dan model tentang pengambilan keputusan. Terdapat teori normatif, paradoks, dan model deksriptif dalam pengambilan keputusan. Teori normatif merupakan bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan.

Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan dengan teori normatif, dan model deskriptif membahas apa yang terjadi pada saat orang mengambil keputusan menurut fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi yang dimanfaatkan dalam mengambil keputusan. Informasi yang dipakai tetaplah informasi akuntansi.

4) Pengendalian

Aspek pengendalian sangat penting dalam suatu organisasi. Semakin besar organisasi, membutuhkan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian sering dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu kepada lingkungan.

Dimensi penting dalam pengendalian yaitu struktur organisasi, pengendalian internal, desentralisasi-sentralisasi,

(26)

dan kaitan antara hirarki administrasi. Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal yaitu diakuinya lingkungan pengendalian sebagai salah satu kunci dalam pengendalian „‟operasional organisasi.

5) Pelaporan Keuangan

Aspek perilaku dalam pelaporan keuangan mencakup perilaku perataan laba dan keandalan informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi untuk investor. Perataan laba merupakan bagian dari manajemen laba yang dikarenakan oleh pihak manajemen memilki informasi khusus untuk kepentingan dirinya.

c. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan

Adapun ruang lingkup akuntansi keperilakuan yaitu sebagai berikut:

1) Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi bangunan dan penggunaan sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi, apakah desain sistem pengendalian akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak.

2) Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan kerja sama.

(27)

3) Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk memengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul istilah freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan). Contohnya perubahan sistem. Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah tetapi perlu upaya untuk sampai pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi terdapat resistensi di situ.

Di dalam akuntansi keperilakuan meliputi : 2. Sikap

Sikap pada hakikatnya merupakan kecenderungan pernyataan seseorang, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, yang mencerminkan bagaimana merasa tentang orang, objek atau kejadian dalam lingkungannya (Wibowo 2014:50). Sikap pada umumnya sering diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk memberikan tanggapan pada suatu hal. Proses yang mengawali terbentuknya sikap adalah adanya objek disekitar individu memberikan stimulus yang kemudian mengenai alat indra individu, informasi yang tangkap mengenai objek kemudian diproses di dalam otak dan memunculkan suatu reaksi. Penilaian yang muncul, positif atau negatif dipengaruhi oleh informasi sebelumnya,atau pengalaman pribadi individu.

(28)

3. Persepsi

Persepsi adalah merupakan suatu proses yang memungkinkan kita mengorganisir informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap lingkungan sekitarnya (Wibowo 2014:60). Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman, yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi suatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain. 4. Emosi

Emosi dapat mempengaruhi perilaku bekerja. Emosi merupakan perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu (Lubis, 2010:14). Sejalan dengan usianya, emosi seorang individu pun akan terus berkembang. Proses pembentukan melewati setiap fase perkembangan, yang didukung oleh faktor internal maupun faktor eksternal. faktor internal misalnya usia, dan lingkungan keluarga. sedangkan faktor eksternal seperti teman sebaya, lingkungan sekolah dan masyarakat.

5. Sistem Akuntansi Persediaan

Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan keuangan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Sedangkan sistem akuntansi adalah kumpulan elemen yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan keuangan

(29)

yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.

Persediaan merupakan barang-barang atau bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi maupun digunakan untuk dijual dalam suatu periode tertentu. Oleh karena itu, sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat setiap jenis persediaan yang ada digudang. Sistem ini berhubungan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian dan sistem akuntansi biaya produksi.

Menurut Mulyadi (2014:553), sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan digudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, sistem akuntansi biaya produksi.

Maka, sistem akuntansi persediaan merupakan formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga Pemerintah untuk menilai hasil operasi. Dalam sisitem akuntansi persediaan secara manual, diselenggarakan dua catatan akuntansi yaitu di fungsi gudang dan di fungsi akuntansi. Dibagian gudang diselenggarakan kartu gudang untuk mencatat kuantitas persediaan dan mutasi tiap jenis barang yang disimpan di

(30)

gudang. Biasanya kartu gudang tidak berisi data harga pokok tiap jenis barang, namun hanya berisi informasi kuantitas tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu gudang ini disimpan dalam arsip di kantor gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang.

Disamping kartu gudang, bagian gudang juga menyelenggarakan kartu gudang yang ditempelkan pada tempat penyimpanan barang. Kartu gudang ini berfungsi sebagai identitas barang yang disimpan untuk memudahkan pencairan barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang.

Dibagian kartu persediaan (fungsi akuntansi) diselenggarakan kartu persediaan yang digunakan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok barang yang disimpan di gudang. Kartu persediaan ini berfungsi sebagai alat kontrol catatan kuantitas barang yang diselenggarakan oleh bagian gudang. Di samping itu, kartu gudang persediaan ini merupakan rincian rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dalam buku besar.

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah diteliti dapat dijadikan sebagai bahan kajian yang berkaitan dengan analisis aspek keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan, antara lain:

1. Evaliana Marantika Akay, Agus T. Poputra, dan Meily Y.B Kalalo (2016) Penelitian ini berjudul “Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Sistem Akuntansi Persediaan pada PT. Surya Wenang Indah Manado”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aspek

(31)

keperilakuan terhadap sistem akuntansi persediaan yang dijalankan PT. Surya Wenang Indah sebagai perusahaan distributor barang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan. Sedangkan motivasi, persepsi, dan emosi tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada PT. Surya Wenang Indah, Manado.

2. Wulan Mogontha, Grace B. Nangoi, dan Natalia Gerungai (2017)

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap Sistem Akuntansi pada PT. Sinar Galesong Prima di Manado”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek keperilakuan terhadap sistem akuntansi di PT. Sinar Galesong Prima, Manado. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap tidak berpengaruh signifikansi secara statistik terhadap sistem akuntansi baik secara parsial dan simultan. Motivasi tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap sistem akuntansi baik secara parsial dan simultan. Hal ini dikarenakan bahwa pemotivasian terhadap karyawan yang sudah baik. Persepsi berpengaruh signifikan sistem akuntansi yang ada di PT. Sinar Galesong Prima, hal ini dikarenakan cara berpikir dan cara pandang karyawan yang masih belum baik. Emosi tidak berpengaruh signifikan sistem akuntansi yang ada di PT. Sinar Galesong Prima yang masih belum baik. Hal tersebut menggambarkan bahwa dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, karyawan cenderung tidak menunjukkan emosi yang baik itu perasaan ketika melakukan pekerjaan

(32)

3. Deskarina Yuri Capricia (2018)

Penelitian ini berjudul “Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada PT. Indofruit Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aspek keperilakuan yakni sikap, emosi, motivasi, persepsi karyawan terhadap sistem akuntansi persediaan yang dijalankan oleh PT. Indofruit Surabaya sebagai perusahaan importir buah-buahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keperilakuan berpengaruh signifikan terhadap sistem akuntansi persediaan yang dijalankan oleh perusahaan. 4. Muhammad Fahad (2017)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Aspek Perilaku Individu dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di Gresik”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mencari bukti empiris tentang pengaruh aspek perilaku individu yang terdiri dari sikap, motivasi, persepsi, emosi, serta dukungan manajemen puncak terhadap penerapan sistem informasi akuntansi. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel sikap, motivasi, persepsi memiliki pengaruh signifikan terhadap sistem informasi akuntansi, sedangkan emosi dan dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi.

5. Nismi Desriyani A. Talib (2018)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PT. Rocky Mitra

(33)

Sukses”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aspek keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi penjualan tunai yang dijalankan PT. Rocky Mitra Sukses agar sistem akuntansi penjualan sesuai tujuan perusahaan.

6. Raden Ayu Novita Sari (2020)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi pada PT. Rajawali Nusindo Palembang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sikap, motivasi, emosi karyawan terhadap penerapan sistem akuntansi yang ada pada PT. Rajawali Nusindo. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi, tetapi emosi tidak berpengaruh terhadap sistem akuntansi.

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Evaliana Marantika Akay, Agus T. Poputra, dan Meily Y. B. Kalalo (2016) Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada PT. Surya Wenang Indah Manado Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keperilakuan berpengaruh secara signifikan terhadap sistem akuntansi persediaan yang dijalankan perusahaan. 2. Wulan Mogontha, Grace B. Nangoi, dan Natalia Gerungai (2017) Analisis Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap Sistem Akuntansi (Studi

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa aspek perilaku (Sikap, Motivasi, Emosi) tidak berpengaruh

(34)

Kasus pada PT. Sinar Galesong Prima di Manado

signifikan, sedangkan persepsi berpengaruh signifikan terhadap sistem akuntansi dijalankan oleh perusahaan. 3. Deskarina Yuri Capricia (2018) Analisis Aspek Keperilakuan terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada PT. Indofruit Surabaya Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keperilakuan berpengaruh signifikan terhadap sistem akuntansi

persediaan yang dijalankan oleh perusahaan. 4. Muhammad Fahad (2017) Pengaruh Aspek Perilaku Individu dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di Gresik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sikap, motivasi, persepsi, dan dukungan manajemen puncak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan sistem informasi akuntansi. 5. Nismi Desriyani A. Talib (2018) Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PT. Rocky Mitra Sukses Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keperilakuan berpengaruh secara signifikan terhadap sistem akuntansi penjualan tunai

yang dijalankan perusahaan. 6. Raden Ayu Novita Sari (2020) Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi pada PT. Rajawali Nusindo Palembang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi, sedangkan emosi tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi.

(35)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2014) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan penelitian disusun dalam bentuk pertanyaan. Dugaan sementara yang digunakan untuk menjelaskan dugaan tersebut dengan menguji kebenaran lebih lanjut. Maka penulis mengambil dugaan sementara (hipotesis) sebagai berikut:

1. Pengaruh Aspek Keperilakuan Sikap terhadap Penerapan Sistem

Akuntansi Persediaan.

Seorang individu sangat erat hubungannya dengan sikapnya masing-masing sebagai ciri pribadinya. Sikap pada umumnya sering diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk memberikan tanggapan pada suatu hal. (Lubis, 2010) menyatakan bahwa setiap orang memiliki karakteristik kepribadian, tetapi Aspek Keperilakuan (X) Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan (Y) Persepsi (X2) Emosi (X3) Sikap (X1)

(36)

karakteristik kepribadian itu sering kita campur adukkan dengan sikap emosi kita. Proses yang mengawali terbentuknya sikap adalah adanya objek disekitar individu memberikan stimulus yang kemudian mengenai alat indra individu, informasi yang ditangkap mengenai objek kemudian diproses di dalam otak dan memunculkan suatu reaksi. Penilaian yang muncul, positif atau negatif dipengaruhi oleh informasi sebelumnya, atau pengalaman pribadi individu.

Berdasarkan hasil penelitian dari Evaliana Marantika Akay, Agus T. Poputra, dan Meily Y.B Kalalo (2016) membuktikan bahwa aspek keperilakuan sikap berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada PT. Surya Wenang Indah Manado. Bukti penelitian ini didukung dari hasil penelitian (Deskarina Yuri Capricia, 2018) yang menyatakan bahwa aspek keperilakuan sikap berpengaruh signifikan terhadap sistem akuntansi persediaan yang dijalankan oleh perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis ke 1 sebagai berikut:

H1 : Sikap berpengaruh positif terhadap sistem akuntansi persediaan.

2. Pengaruh Aspek Keperilakuan Persepsi terhadap Penerapan

Sistem Akuntansi Persediaan.

Persepsi merupakan suatu proses yang memungkinkan kita mengorganisir informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap lingkungan sekitarnya (Wibowo 2014:60). Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut,

(37)

perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman, yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.

Hasil penelitian (Wulan Mogontha, Grace B. Nangoi, dan Natalia Gerungai, 2017) membuktikan bahwa aspek keperilakuan persepsi berpengaruh signifikan terhadap sistem informasi akuntansi. Bukti penelitian ini didukung dari hasil penelitian (Muhammad Fahad, 2017) yang menyatakan bahwa aspek keperilakuan persepsi memilki pengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ke 2 sebagai berikut:

H2 : Persepsi berpengaruh terhadap sistem akuntansi persediaan.

3. Pengaruh Aspek Keperilakuan Emosi terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan.

Sejalan dengan usianya, emosi seorang individu pun akan terus berkembang. Proses pembentukan melewati setiap fase perkembangan, yang didukung oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal misalnya usia, dan lingkungan keluarga. Sedangkan faktor eksternal seperti teman sebaya, lingkungan sekolah dan masyarakat. Emosi dapat mempengaruhi perilaku bekerja. Emosi merupakan perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu (Lubis, 2010:14).

Hasil penelitian (Nismi Desriyani A. Talib, 2018) membuktikan bahwa aspek keperilakuan emosi berpengaruh secara signifikan terhadap sistem akuntansi penjualan tunai yang dijalankan perusahaan.

(38)

Hasil ini didukung oleh penelitian (Deskarina Yuri Capricia, 2018) yang menyatakan bahwa aspek keperilakuan emosi berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan. Hasil berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wulan Mogontha, Grace B. Nangoi, dan Natalia Gerungai, 2017) aspek keperilakuan emosi tidak berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan.

(39)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan metode deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan data dengan menggunakan data primer yang dikumpulkan dari sumber asli dengan pengisian kuesioner dan diolah langsung oleh peneliti langsung dari subjek penelitian. Jenis penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berbentuk angka dari pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA BETON) yang bertempat di Jl. Urip Sumoharjo No.2, Pampang, Kecamatan Panakukkang, Kota Makassar. Jangka waktu penelitian ini hingga perampungannya diperkirakan kurang lebih 2 bulan.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Definisi operasional merupakan uraian dari teori yang sebelumnya telah menjadi konsep dasar pemikiran peneliti. Definisi operasional variabel yang akan dijadikan acuan terhadap penelitian ini yaitu penerapan sistem akuntansi persediaan (y). Sedangkan variabel independen (x) yaitu sikap, persepsi, emosi, serta cara mengukurnya untuk mendapatkan hasil olah data.

(40)

1. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel dependen (Y) terikat adalah variabel yang menjadi acuan utama dalam penelitian. Penerapan sistem akuntansi persediaan. b. Variabel independen (X) bebas adalah variabel yang mempengaruhi

variabel dependen. Variabel independen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Sikap

Sikap pada hakikatnya merupakan kecenderungan pernyataan seseorang, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, yang mencerminkan bagaimana merasa tentang orang, objek atau kejadian dalam lingkungannya (Wibowo 2014:50). Seorang individu sangat erat hubungannya dengan sikap masing-masing sebagai ciri pribadinya. Proses yang mengawali terbentuknya sikap adalajh adanya objek disekitar individu memberikan stimulus yang kemudian mengenai alat indra individu, informasi yang ditangkap mengenai objek kemudian diproses di dalam otak dan memunculkan suatu reaksi. Penilaian yang muncul, positif atau negatif dipengaruhi oleh informasi sebelumnya, atau pengalaman pribadi individu.

2) Persepsi

Persepsi adalah merupakan suatu proses yang memungkinkan kita mengorganisir informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap lingkungan sekitarnya

(41)

(Wibowo 2014:60). Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangannya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indra yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya.

3) Emosi

Sejalan dengan usianya, emosi seorang indivudu pun akan terus berkembang. Proses pembentukan melewati setiap fase perkembangan, yang didukung oleh faktor internal dan eksternal. faktor internal misalnya usia, dan lingkungan keluarga. sedangkan faktor eksternal seperti teman sebaya, lingkungan sekolah dan masyrakat. Pola emosi setiap orang berbeda dan memiliki karakteristik masing-masing.. Emosi dapat mempengaruhi perilaku bekerja. Emosi merupakan perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu (Lubis, 2010:14).

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel pada penelitian ini untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang pernah digunakan pada penelitian Loli Efendi, Darwis, dan Syukriy

(42)

Abdullah (2017) yaitu persamaan linear berganda. Rumus persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + Ԑ

Keterangan:

Y = Sistem akuntansi persediaan A = Konstanta Β = Koefisien Regresi X1 = Sikap X2 = Persepsi X3 = Emosi Ԑ = Standar Eror

Nilai bobot atau skor tertinggi dalam skala pengukuran ini adalah 5 dan skor terendah adalah 1. Jawaban yang disediakan disesuaikan dengan skala likert. Menurut (Sugiyono,2016) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau fenomena sosial. Ilustrasi tentang skala pengukuran tersebut sebagaimana dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Variabel

Skor 1 2 3 4 5 Keterangan Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) Netral (N) Setuju (S) Sangat Setuju (SS)

(43)

D. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar. Sampel dari penelitian ini adalah karyawan PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar sebanyak 50 responden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dengan demikian, dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 cara yaitu:

1. Kuesioner

Yaitu responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap, mengembalikan kepada peneliti (Sugiyono,2016,hlm:192). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pada penelitian Descarina Yuri Capricia (2018).

2. Observasi/Pengamatan

Menurut Suharsimi Arikunto, observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan pengindraan. Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau sadar dan sesuai urutan.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2015:329) adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,

(44)

dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis regresi linear berganda dengan tujuan memberikan gambaran aspek keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk Makassar, gambaran tersebut mengenai hubungan antara variabel independen (sikap, persepsi, dan emosi) dengan variabel dependen (sistem akuntansi persediaan). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah menggunakan SPSS 22 dan kemudian dianalisis dalam berbagai uji statistik sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu alat ukur untuk mengukur pada tingkat kesahihan masing-masing item variabel. Suatu instrumen yang sah atau validnya suatu kuesioner. Jika suatu item pertanyaan mempunyai validitas yang tinggi maka alat ukur yang digunakan sudah tepat. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor masing-masing item pertanyaan. Uji validitas menggunakan metode Pearson Correlation. Jika koefisien korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan total skor tersebut signifikan dengan nilai sebagai berikut:

Apabila rhitung>rtabel, kesimpulannya item kuesioner tersebut valid.

(45)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian mempunyai keandalan sebagai alat ukur dalam memberikan hasil yang relative (Ghozali, 2011). Hasil dalam pengujian reliabilitas diketahui nilai koefisien alpha untuk masing-masing variabel berada diatas 0,60, sehingga dapat dikatakan reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah uji untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan nilai yang memiliki distribusi normal. Jika dijumpai adanya multikolinearitas dan heretoskedastisitas, maka asumsi klasik terpenuhi (Ghozali, 2011).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui model regresi, residual memiliki distribusi secara normal. Uji normalitas yang digunakan untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu analisis grafik histogram dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang normal yang akan membentuk garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis lurus yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi seharusnya tidak terjadi korelasi

(46)

diantara variabel independen. Jika saling berkorelasi maka variabel independen tidak ortogonal. Ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Cara mengetahui adanya multikolinearitas pada model regresi adalah melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), sebagai berikut:

1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem multikolinearitas. 2) Jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan

multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian statistik harus memiliki pedoman atau acuan dalam mengambil keputusan atas hasil analisis. Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji gleser adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikan > dari 0,05 maka kesimpulannya tidak terjadi problem heteroskedastisitas dalam model regresi.

2) Jika nilai signifikan < dari 0,0,5 maka kesimpulannya adalah terjadi problem heteroskedastisitas dalam model regresi.

Uji heteroskedastisitas juga dapat dilihat pola tertentu pada grafik. Jika terdapat titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur maka terdapat heteroskedastisitas. Apabila tidak ada pola tertentu pada grafik, maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

(47)

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan matematis antara variabel dependen (Y) dengan satu atau beberapa variabel independen (X) (Sofyan, 2014).

a. Model Regresi Linear

Model regresi linear adalah sesungguhnya mengasumsikan bahwa terdapat hubungan linear antara variabel dependen dengan setiap variabel independen (Sofyan, 2014). Rumus persamaan regresi yaitu:

Y = α + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + Ԑ Keterangan :

Y = Sistem akuntansi persediaan α = Konstanta β = Koefisien regresi X1 = Sikap X2 = Persepsi X3 = Emosi Ɛ = Standar Eror b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) adalah mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinan atau R Square (R2) berguna untuk memprediksi dan melihat seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel bebas atau

(48)

independen terhadap variabel terikat atau dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi (R2) umumnya berkisar antara 0 dan 1. Jika dalam sebuah penelitian terdapat nilai R Square bernilai negatif ( - ), maka tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Serta, semakin kecil nilai koefisien determinasi (R2), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin lemah. Sebaliknya, jika nilai koefisien determinasi (R2) semakin mendekati angka 1, maka pengaruh tersebut akan semakin kuat.

c. Uji t dalam Analisis Regresi

Uji statistik t adalah pengujian yang menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011). Tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu 95% atau taraf signifikan dengan kriteria, apabila nilai signifikan (Sig). < probabilitas 0,05, maka ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen atau H1 diterima dan H0 ditolak. Jika nilai signifikan (Sig).

> probabilitas 0,05, maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen atau H1 ditolak dan H0 diterima.

(49)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar.

PT. Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) adalah salah satu anak perusahaan PT. Wijaya Karya (WIKA) yang khusus bergerak dalam industri beton pracetak. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), WIKA yang didirikan pada tahun 1960 memulai kegiatannya sebagai perusahaan instalatir listrik. Pengembangan industri Beton Pracetak baru dimulai pada tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah Tiang Listrik Beton Prategang berpenampang H untuk keperluan PLN.

PT. Wijaya Karya Beton resmi didirikan pada tanggal 11 Maret 1997 di Jakarta berdasarkan akta pendirian dari Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 44 tanggal 11 Maret 1997. WIKA telah memulai konsentrasi pada industri Beton Pracetak di tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton pracetak untuk teras perumahan. Sejak saat itu, WIKA bertekad mempertahankan pengembangan produk tersebut untuk mengantisipasi adanya pengembangan perencanaan dan datangnya proyek-proyek infrastruktur lain.

Pengembangan produk tersebut telah menciptakan beberapa hasil seperti Tiang Beton untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton pracetak serta produk lainnya seperti bantalan, bantalan Rel Kereta Api, produk beton untuk jembatan, pipa, dinding penahan tanah dan bangunan gedung dan perumahan yang diimplementasikan untuk berbagai macam proyek. Produk-produk ini dihasilkan pada waktu yang tepat dan diprediksikan akan menjadi produk pemimpin di pasaran.

(50)

1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

“Menjadi perusahaan terkemuka dalam bidang Engineering, Production, Installation (EPI) Industri Beton di Asia Tenggara”.

Misi

a. Menyediakan produk dan jasa yang berdaya saing dan memenuhi harapan Pelanggan.

b. Memberikan nilai lebih melalui proses bisnis yang sesuai dengan persyaratan dan harapan pemangku kepentingan.

c. Menjalankan sistem manajemen dan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan dan kesehatan kerja yang berwawasan lingkungan.

d. Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan berkesinambungan.

(51)

2. Struktur Organisasi dan Job Description. a. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Divisi Gudang

b. Job Description 1) Project Director

a) Memimpin dan bertanggung jawab menjalankan perusahaan.

Project Direktor

Manajer Proyek

Kepala Gudang Manajer KSDM Deputi Manajer Proyek

Admin. Peralatan Manajer Peralatan

SDM

Elektrikal mekanikal Koord. Gudang

Koordinator ME Umum

Staf Muda I Peralatan Humas

Welder

Gudang Gudang peralatan

(52)

b) Bertanggung jawab terhadap kerugian yang mungkin dihadapi perusahaan,dan bertanggung jawab terhadap keuntungan perusahaan.

c) Menentukan, merumuskan, dan memutuskan sebuah kebijakan dalam perusahaan.

d) Merencanakan, mengembangkan dan mengolah berbagai sumber pendapatan dan pembelajaran kekayaan milik perusahaan.

e) Menyusun dan menetapkan berbagai strategi untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

f) Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan perusahaan, mulai bidang administrasi, kepegawaian, hingga pengadaan barang.

g) Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan. h) Menjadi perwakilan perusahaan dalam hubungannya

dengan dunia luar perusahaan. 2) Tim Desain

a) Menciptakan desain bangunan dan gambar yang sangat rinci baik dengan tangan dan dengan menggunakan Computer Aided Design (CAD) aplikasi spesialis.

b) Penghubung dengan profesional konstruksi tentang kelayakan proyek potensial.

c) Perencanaan bangunan, dampak lingkungan dan anggaran proyek.

(53)

d) Bekerja sama dengan tim profesional lain seperti insinyur bangunan, manajer konstruksi, surveyor kwantitas dan teknologi arsitektur.

e) Menulis dan penyajian laporan, proposal, aplikasi dan kontrak.

f) Memilih material yang akan digunakan dan menetapkan persyaratan untuk proyek.

g) Beradaptasi rencana sesuai dengan keadaan dan menyelesaikan setiap masalah yang mungkin timbul selama konstruksi.

h) Memastikan proyek ini berjalan sesuai jadwal dan anggaran.

3) Manajer Proyek

a) Merekomendasikan sasaran, strategi, dan kebijakan terkait kegiatan proyek kepada atasan.

b) Menyusun Rencana Kerja Proyek (RKP).

c) Menyusun, mereview dan mengembangkan prosedur di lingkup tugasnya.

d) Mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan program kerja di lingkup tugasnya.

e) Menyusun, mengembangkan dan mengevaluasi strategi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas proyek. f) Berkoordinasi dengan Wilayah Penjualan dan pabrik

(54)

g) Memastikan sarana, prasarana, dan peralatan proyek agar seluruh tahap pekerjaan sesuai dengan perencanaan. h) Mengelola aktivitas fungsi SDM, meliputi perencanaan

kebutuhan, administrasi pegawai, pengharkatan, pengembangan serta hubungan industrial.

i) Mengelola aktivitas fungsi keuangan meliputi pengelolaan piutang, cash flow, RKD, pajak dan akuntansi.

j) Mengelola kegiatan pengadaan meliputi pembinaan mitra kerja, pemesanan, delivery dan pengembangan alternatif pemasok.

k) Menyelenggarakan kegiatan perizinan, kontrak, serta pemeliharaan dokumen hukum di Proyek.

l) Mengendalikan penerapan sistem manajemen perusahaan di proyek.

m) Mengendalikan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) & SMK3.

n) Menyusun dan mengendalikan aspek resiko sesuai dengan lingkup tugasnya.

o) Merekomendasikan Program Pelatihan Bawahan. p) Melaksanakan Pembinaan Bawahan.

q) Mengendalikan biaya proyek yang sesuai dengan lingkup tugasnya.

4) Deputy Manajer Proyek

a) Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.

(55)

b) Memberi pengarahan dalam pembuatan RAPP. c) Menguasai seluruh isi dokumen kontrak.

d) Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan proyek.

e) Melaksanakan proyek sesuai dengan falsafah biaya, mutu, dan waktu dengan baik.

f) Memonitor seluruh jalannya proses berita acara klaim penagihan proyek.

g) Melakukan surat menyurat dengan pihak luar.

h) Memberikan pengarahan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan proyek.

i) Melakukan negosiasi dengan Sub Kontraktor dan Supplier Bersama UPP dan Kepala Divisi.

j) Mengembangkan dan memodifikasi pegawai yang dibawah koordinasinya.

k) Membina hubungan baik dengan penguasa setempat dan relasi.

l) Bekerja sama dengan P2K3 Perusahaan dalam Pembudayaan & Pembinaan K3 di proyek.

m) Menyusun Safety Plan yang berkaitan dengan tenaga kerja, alat, material, metode, dan sarana penunjang lainnya.

n) Melaksanakan proyek dengan memperhatikan prinsip K3L. o) Mengatur dan memonitor pembuangan limbah B3 di proyek

(56)

5) Manajer SHE

a) Menyusun dan melaksanakan Program Kerja di lingkup tugasnya.

b) Melakukan supervisi dan pengendalian kegiatan proyek meliputi waktu, mutu, metode, dan biaya.

c) Memelihara sumber daya yang menjadi tanggung jawabnya.

d) Menyusun jadwal terkait dengan rencana proyek.

e) Mengkoordinasikan pengelolaan tata persuratan dan dokumen di Pelaksana Utama Sipil.

f) Menyusun dan mengendalikan aspek risiko sesuai dengan lingkup tugasnya.

g) Merekomendasikan Program Pelatihan Bawahan. h) Melaksanakan Pembinaan Bawahan.

i) Mengendalikan Biaya Usaha terkait dengan lingkup tugasnya.

j) Terlaksananya kegiatan pekerjaan yang aman terhadap aspek K3.

(1) SHE Officer

(a) Membuat suatu gagasan yang berkaitan dengan program K3.

(b) Memelihara berbagai dokumen yang berkaitan langsung dengan K3, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

(57)

(2) Paramedic

(a) Pemeriksaan kesehatan, baik awal mulai bekerja, berkala, maupun secara khusus.

(b) Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja. (c) Pembinaan dan pengawasan penyesuaian

pekerjaan terhadap tenaga kerja.

(d) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan terhadap tenaga kerja.

(e) Pembinaan dan pengawasan tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu.

(f) Pencegahan dan pengobatan penyakit umum dan penyakit akibat kerja.

(g) Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan pelatihan P3K.

(h) Membantu rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

(i) Laporan secara berkala. (3) Coordinator Flagman

(a) Memastikan tidak ada kendaraan atau alat berat yang bergerak mundur tanpa dibantu aba-aba dan diarahkan oleh petugas.

(b) Memastikan bahwa setiap operator sepenuhnya mematuhi dan mendengarkan peluit atau signal yang akan dipergunakan selama berlangsungnya operasi/pekerjaan tersebut.

(58)

(c) Memerintahkan kepada para operator kendaraan atau alat berat untuk selalu mematuhi peraturan proyek seperti memakai PPE bila berada di luar kabin kendaraannya.

(d) Memastikan bahwa semua pekerja berada dalam jarak yang aman dari area kerja peralatan atau kendaraan berat.

(4) Scaffolding

(a) Mampu melakukan pemeriksaan dan pengujian scaffolding aman digunakan (mengetahui kebutuhan scaffolding, pengikatan, pengangkatan dan penurunan barang).

6) Manajer Konstruksi

a) Menyusun dan melaksanakan Program Kerja di lingkup tugasnya.

b) Menyusun Rencana Kerja Proyek (RKP).

c) Melakukan supervisi dan pengendalian kegiatan proyek meliputi waktu, mutu, metode, dan biaya.

d) Memelihara sumber daya yang menjadi tanggung jawabnya.

e) Menyusun jadwal terkait dengan rencana proyek.

f) Mengkoordinasikan pengelolaan tata persuratan dan dokumen di Pelaksana Utama Sipil.

g) Menyusun dan mengendalikan aspek risiko sesuai dengan lingkup tugasnya.

(59)

h) Merekomendasikan Program Pelatihan bawahan. i) Melaksanakan Pembinaan Bawahan.

j) Mengendalikan Biaya Usaha terkait dengan lingkup tugasnya.

k) Terlaksananya kegiatan pekerjaan yang aman terhadap aspek K3.

(1) Admin Pelaksana

(a) Membuat RFI (Inspeksi Kerja) untuk kegiatan dilapangan.

(b) Menyusun dan melengkapi daily report setiap harinya.

(c) Mengatur pengeluaran pekerjaan lapangan. 7) CES (Chief Estomator)

a) Membuat perhitungan/estimasi biaya proyek.

b) Membuat perhitungan rencana anggaran biaya proyek. c) Melakukan jadwal proyek, menganalisis harga satuan dan

menghitung volume pekerjaan serta menghitung perkembangan pekerjaan.

d) Membuat dokumen pendek.

e) Menguasai gambar dan spesifikasi.

f) Menyiapkan syarat-syarat teknis penawaran. 8) Manajer Engineering

a) Perencanaan

(60)

(2) Menyusun syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan dan terselenggaranya perumusan instruksi kerja dan perencanaan mutu di lingkungan proyek sesuai dengan Kebijakan Sistem Manajemen yang ditetapkan perusahaan serta persyaratan-persyaratan mutu dari pelanggan (Pengguna Jasa).

(3) Menyajikan Schedulling tahapan pekerjaan.

(4) Menyusun “Manual Operation” bersama Pelaksana Utama dan mitra kerja.

(5) Menyusun kegiatan Sistem Manajemen (SM) Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

(6) Menyusun kegiatan pengendalian mutu atau quality control dari setiap tahapan.

(7) Menyusun rencana kegiatan Sistem Manajemen WIKA yang meliputi : Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001 : 2008), Sistem Manajemen Mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (SMK3L) (ISO 14001 : 2004, OHSAS 18001 : 2007 dan Sistem Manajemen K3 Permenker No. 5 Tahun 1996), Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) dan Manajemen Resiko K3L, 5R, dan Sistem Manajemen Mutu lainnya yang dikembangkan perusahaan.

(8) Menyiapkan perhitungan-perhitungan teknik konstuksi yang dibutuhkan.

(61)

(9) Menyusun sisi Engineering dari pengajuan metode kerja atas pekerjaan yang akan dilaksanakan.

(10) Menyusun dan membuat gambar-gambar dan perhitungan pelaksanaan (as build drawing) untuk keperluan penyerahan pekerjaan.

(11) Mengadakan survey dan pengukuran sebelum pekerjaan dilaksanakan dan dalam pelaksanaan.

(12) Terumuskannya perencanaan dan pengujian :

(a) Menetapkan titik-titik kendali mutu dalam proses pelaksanaan pekerjaan proyek.

(b) Merumuskan kriteria kendali mutu.

(c) Merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada titik-titik tersebut.

(d) Merumuskan sistem pendokumentasian dan sistem informasinya.

(e) Melaksanakan dukungan dan pelayanan jasa rekayasa dalam percepatan penyelesaian proses proyek.

(f) Menyusun dan mengendalikan aspek risiko sesuai dengan lingkup tugasnya.

(g) Mengendalikan Biaya Proyek terkait dengan lingkup tugasnya.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Konseptual ...................................................................19  Gambar 4.1  Struktur Organisasi Divisi Gudang...............................................35  Gambar 4.2  Hasil Uji Heteroskedastisitas ...............
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual
Tabel 4.6  Hasil Uji Validitas
Tabel 4.7  Hasil Uji Reliabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun informasi dari sistem akademik yang sudah memadai namun, informasi mengenai pencarian jadwal dosen mengajar yang dilakukan pada sistem hanya bisa

Sejalan dengan penelitian di Kecamatan Biau, dimana pakaian pelindung diri yang paling banyak digunakan oleh petugas pengelola sampah yaitu pelindung kaki/sepetu

Data sekunder diperoleh melalui: kepustakaan yaitu mengumpulkan data dari buku, media online atau sumber tertulis lainnya sebagai acuan guna mendapatkan pengertian

Sedangkan di painan (belakang UHA) kendala berupa pendangkalan dan ditumbuhi rumput serta air yang mengalir tidak lancar. Panjang drainase primer adalah 335 m

Pada ikan gurame betina karakter morfometrik strain Bastar menyebar pada sebelah atas aksis Y, strain Paris menyebar pada sebelah bawah axis Y dan sebelah kiri axis

Konsultasi persiapan penelitian dengan pihak kampus maupun pihak UPT, persiapan ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian. Proposal penelitian dibuat pada saat

Keseimbangan pasar adalah suatu keadaan saat jumlah produk atau barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan pada harga tertentu. Keseimbangan

acquired in-depth knowledge of their relative fields within engineering and natural sciences in both theory and practical work, based on a broad understanding