• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Penelitian

Uji validitas dilakukan berdasarkan analisis item variabel dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing item variabel dari hasil pertanyaan seluruh skor item pertanyaan. Uji validitas menggunakan metode Pearson Correlation dengan menggunakan program SPSS. Setiap pertanyaan dinyatakan valid apabila memiliki rhitung > rtabel. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas

Variabel Butir R Hitung R Tabel Keterangan

Aspek Keperilakuan Sikap A1 0,839 0,279 Valid A2 0,872 0,279 Valid Aspek Keperilakuan Persepsi B1 0,578 0,279 Valid B2 0,696 0,279 Valid B3 0,808 0,279 Valid Aspek Keperilakuan Emosi C2 0,733 0,279 Valid C3 0,784 0,279 Valid C4 0,728 0,279 Valid D1 0,592 0,279 Valid Sistem Akuntansi Persediaan D2 0,577 0,279 Valid D3 0,490 0,279 Valid D4 0,816 0,279 Valid D5 0,693 0,279 Valid D6 0,857 0,279 Valid D7 0,830 0,279 Valid D8 0,783 0,279 Valid

Sumber: Hasil olah data,2020

Tabel 4.6 telah diperoleh nilai rhitung dari semua item pertanyaan untuk responden. Hasil uji validitas rhitung>rtabel, maka penelitian tersebut dinyatakan valid. Pertanyaan untuk responden yang berhubungan dengan aspek keperilakuan sikap, aspek keperilakuan persepsi, sistem

akuntansi persediaan dinyatakan valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung besarnya nilai koefisien aplha untuk masing-masing variabel. Apabila nilai koefisien aplha berada diatas 0,60, sehingga dapat dikatakan reliabel. Jika koefisien aplha berada dibawah 0,60, maka dinyatakan tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Aspek Keperilakuan Sikap 0,632 > 0,60 Reliabel Aspek Keperilakuan Persepsi 0,479 > 0,60 Reliabel Aspek Keperilakuan Emosi 0,505 > 0,60 Reliabel Sistem Akuntansi Persediaan 0,861 > 0,60 Reliabel

Sumber: Hasil olah data,2020

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien aplha dari semua variabel yaitu aspek keperilakuan sikap, aspek keperilakuan persepsi, aspek keperilakuan emosi, sistem akuntansi persediaan menunjukkan lebih besar dari nilai 0,60. Jawaban responden tersebut dikatakan reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah uji untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan nilai yang memiliki distribusi normal.

a) Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen memiliki nilai distribusi normal. Dalam model regresi, variabel dependen dan independen dikatakan baik apabila memiliki nilai distribusi normal atau mendekati normal yaitu 5% dengan menggunakan cara analisis plot grafik histogram dan uji K-S (Uji Kolmogorov-Smirnov). Hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dapat ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .58420964 Most Extreme Differences Absolute .055 Positive .055 Negative -.051 Kolmogorov-Smirnov Z .391

Asymp. Sig. (2-tailed) .998

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil olah data,2020

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,998 lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 atau (0,998 > 0,05). Maka sesuai dengan s=dasar pengambilan keputusan uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal atau terpenuhi.

b) Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat besarnya tolerance value dan besarnya VIF (Variance Inflation Factor) (Ghozali, 2005). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10,00 maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat problem multikolinearitas. Jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10,00 maka terjadi gangguan multikolinearitas. Pengujian ini bertujuan untuk ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dalam regresi. Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Independent (X) Collinearity Statistics Keterangan Tolerance VIF Aspek Keperilakuan Sikap 0,949 1,054

Tidak ada problem multikolinearitas Aspek Keperilakuan

Persepsi 0,714 1,402

Tidak ada problem multikolinearitas Aspek Keperilakuan

Emosi 0,682 1,466

Tidak ada problem multikolinearitas

Sumber: Hasil olah data,2020

Berdasarkan Tabel 4.9 hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk aspek keperilakuan sikap (X1) adalah 0,949 > 0,10. Nilai tolerance untuk aspek keperilakuan persepsi (X2) adalah 0,714 > 0,10. Nilai tolerance untuk aspek keperilakuan emosi (X3) adalah 0,682 > 0,10.

Sementara nilai VIF untuk variabel aspek keperilakuan sikap (X1) adalah 1,054 < 10,00. Nilai VIF untuk aspek keperilakuan persepsi (X2) adalah 1,402 < 10,00. Nilai VIF untuk aspek

keperilakuan emosi (X3) adalah 1,466 < 10,00. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem multikolinearitas dalam model regresi.

c) Uji Heteroskedastisitas

Hasil analisis dalam uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya tidak terjadi gejala atau problem heteroskedastisitas dalam model regresi. Sebaliknya, jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya adalah terjadi gejala atau problem heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.122 .464 -.263 .794 Aspek Keperilakuan Sikap .233 .082 .371 2.835 .007 Aspek Keperilakuan Persepsi -.181 .076 -.358 -2.371 .022 Aspek Keperilakuan Emosi .044 .107 .064 .412 .682

a. Dependent Variable: Abs_RES

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser diketahui nilai signifikan untuk variabel aspek keperilakuan sikap adalah 0,007. Sementara nilai untuk aspek keperilakuan persepsi adalah 0,022. Karena nilai signifikan kedua variabel tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser terjadi gejala atau problem heteroskedastisitas. Sedangkan nilai variabel dari aspek keperilakuan emosi adalah 0,682 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem heteroskedastisitas. Untuk mengatasi masalah gejala heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini yaitu melakukan alternative lain dengan menggunakan uji heteroskedastisitas dengan gambar scatterplot untuk mendeteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan gambar scatterplot ditunjukkan pada Gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2

Berdasarkan output scatterplot di atas diketahui bahwa titik-titik data penyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 dan titik-titik tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, serta penyebaran titik-titik data tidak berpola. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem heteroskedastisitas dengan menggunakan uji gambar scatterplot dam model regresi.

4. Analisis Regresi Berganda a) Model Regresi

Model regresi digunakan untuk mendefinisikan hubungan variabel independen yang mencakup aspek keperilakuan sikap (X1), aspek keperilakuan persepsi (X2), aspek keperilakuan emosi (X3), terhadap variabel dependen yaitu sistem akuntansi persediaan (Y). perhitungan model regresi menggunakan program SPSS. Hasil perhitungan model regresi disajikan pada Tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Model Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.120 .902 1.242 .220 Aspek Keperilakuan Sikap .327 .160 .269 2.043 .047 Aspek Keperilakuan Persepsi .382 .148 .392 2.582 .013 Aspek Keperilakuan Emosi .115 .208 .086 .552 .583

a. Dependent Variable: Sistem Akuntansi Persediaan

Hasil perhitungan model regresi yang diperoleh nilai konstan sebesar 1,120 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,327 X1, 0,382 X2, 0,115 X3. Sehingga persamaan regresinya adalah YSistem Akuntansi Persediaan = 1,120 + 0,327 X1 + 0,382 X2 + 0,115 X3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel aspek keperilakuan sikap (X1), aspek keperilakuan persepsi (X2), dan aspek keperilakuan emosi (X3) secara parsial terhadap variabel sistem akuntansi persediaan (Y), maka dilakukan pengujian selanjutnya. b) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar persen (%) atau konstribusi pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini mengacu pada nilai R Square tang terdapat dalam analisis regresi linear berganda. Hasil uji koefisien determinasi (R2) ditunjukkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .495a .245 .196 .60296

a. Predictors: (Constant), Aspek Keperilakuan Emosi, Aspek Keperilakuan Sikap, Aspek Keperilakuan Persepsi b. Dependent Variabel: Sistem Akuntansi Persediaan

Sumber: Hasil olah data SPSS, 2020

Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,245 menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen. Nilai R Square 0,245 berasal dari pengkuadratan nilai R yaitu 0,495 × 0,495 = 0,245 atau 24,5%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kontribusi variabel independen (aspek keperilakuan sikap, aspek keperilakuan persepsi, aspek keperilakuan emosi) untuk menjelaskan variabel dependen sistem akuntansi persediaan adalah sebesar 24,5%. Sedangkan sisanya (100% - 24,5% = 75,5%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan regresi atau variabel yang tidak diteliti.

c) Uji t dalam Analisis Regresi

Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh satu atau lebih variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian terhadap hipotesis dapat dilihat tingkat kepercayaan yang digunakan dengan melihat nilai signifikan (Sig), apabila nilai signifikan (Sig). < probabilitas 0,05, maka ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen atau H1 diterima. Jika nilai signifikan (Sig), > probabilitas 0,05, maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen atau H1 ditolak. Hasil uji t ditunjukkan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Hasil Uji t dalam Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. Ket. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.120 .902 1.242 .220 Aspek Keperilakuan Sikap .327 .160 .269 2.043 .047 H1 diterima Aspek Keperilakuan Persepsi .382 .148 .392 2.582 .013 H2 diterima Aspek Keperilakuan Emosi .115 .208 .086 .552 .583 H3 ditolak

a. Dependent Variable: Sistem Akuntansi Persediaan

Sumber: Hasil olah data SPSS, 2020

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh aspek keperilakuan sikap terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan.

Hasil dari uji t pada Tabel 4.13 diketahui nilai signifikan dari variabel aspek keperilakuan sikap (X1) sebesar 0,047. Nilai signifikan lebih kecil dari tingkat signifikan α = 0,05 (0,047 < 0,05), maka H1 diterima : aspek

keperilakuan sikap (X1) berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan (Y).

2. Pengaruh aspek keperilakuan persepsi terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan.

Hasil dari perhitungan pada Tabel 4.13 diketahui signifikan hasil uji t dari variabel aspek keperilakuan persepsi sebesar 0,013 berpengaruh. Nilai signifikan lebih

kecil dari tingkat signifikan α = 0,05 (0,013 < 0,05), maka

H2 diterima : aspek keperilakuan persepsi (X2) berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan (Y). 3. Pengaruh aspek keperilakuan emosi terhadap penerapan

sistem akuntansi persediaan.

Hasil dari uji t pada Tabel 4.13 diketahui nilai signifikan dari variabel aspek keperilakuan emosi sebesar 0,583. Nilai signifikan lebih besar dari tingkat signifikan α = 0,05 (0,583 > 0,05), maka H3 ditolak : aspek keperilakuan

emosi (X3) tidak berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan (Y).

Dokumen terkait