ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI, DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA PDPDE PROVINSI SUMATERA SELATAN
Dwi Karsasih*), Prima Salfitra Yanty**)
Dosen MM UTP*) dan PDPDE Provinsi Sumsel**)Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725
Wab site : www/mm-utp.com ; E-mail : [email protected]
ABSTRACT
These research approach and case study aims to determine Analysis of the Influence of Organizational Culture, Motivation and Discipline to Employee Performance of the Local Goverment Owned Mining and Energy Company of South Sumatera. In this study, the population studied is employee Local Government Owned Mining and Energy Company of South Sumatera, 27 people and the kind of sample is total sampling. From the processing of the data obtained regression coefficients for variables organizational culture (X1) of 0,025 with a significance level of 85,4%,
the regression coefficients for the variables motivation (X2) of 0,471 with a significance level of 1%, the regression
coefficients for the variables discipline (X3) of 0,351 with a significance level of 21%, while the constant value of
18,705, so the regression equation multiple Y= 18,705+0,025X1+0,471X2 +0,351X3 +e. Research explains that
motivation and discipline are more influential on employee performance of the Local Government Owned Mining and Energy Company of South Sumatera do the implementation is that the leaders of the Local Government Owned Mining and Energy Company of South Sumatera continually providers motivation through good discipline so can work well and give good performance by their own consciousness deals with the organizational goals.
Kata Kunci : Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi, Disiplin Kerja
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya manusia (SDM) merupakan unsur yang strategis dalam menentukan sehat
tidaknya suatu organisasi. SDM adalah
kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerja dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Faktor sumber daya manusia adalah faktor terpenting karena merupakan faktor pengendali dari seluruh aktivitas pemerintahan ataupun organisasi lainnya. Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) adalah suatu Badan Usaha Milik Daerah yang didirikan berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2000 tanggal 19 Mei 2000 tentang pembentukan Perusahaan Daerah Minyak dan Gas Bumi (PD MIGAS) dan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 37 Tahun 2001 tanggal 12 Desember 2001 tentang Perubahan Perusahaan Daerah Minyak dan Gas (PD MIGAS) menjadi PDPDE. Tujuan dibentuknya PDPDE adalah untuk menunjang dan
mengembangkan perekonomian daerah,
penyerapan tenaga kerja, menambah pendapatan
asli daerah, dan peningkatan pelayanan
masyarakat. Sedangkan bidang usaha PDPDE yakni sebagai usaha hulu pertambangan dan energi,
usaha hilir pertambangan dan energi, usaha jasa konsultan pertambangan dan energi, serta usaha kelistrikan. Strategi bisnis PDPDE meliputi kerja sama dengan investor untuk proyek-proyek padat modal, teknologi tinggi dan risiko tinggi, serta investasi dengan dana/aset sendiri untuk proyek-proyek risiko rendah.
Dalam melaksanakan tugasnya, PDPDE harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM)
yang memiliki kinerja yang baik. Untuk
meningkatkan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan budaya organisasi yang kuat, mempunyai motivasi, dan sikap disiplin.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi, disiplin dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai uraian di atas dapat diidentifikasi masalah yang mempengaruhi kinerja karyawan di PDPDE Provinsi Sumatera Selatan antara lain: 1. Budaya organisasi belum kuat;
2. Kurangnya kedisiplinan karyawan; 3. Kurangnya ketaatan karyawan; 4. Rasa tanggung jawab;
5. Masih rendahnya motivasi karyawan;
6. Motivasi untuk meningkatkan kinerja masih kurang;
7. Masih kurangnya keterampilan dan
8. Tidak adanya pembagian kerja yang jelas; 9. Belum terciptanya iklim kerja yang baik; 10. Evaluasi kinerja karyawan belum terlaksana
dengan baik. A. Perumusan Masalah
1. Apakah budaya organisasi, disiplin, motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
2. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
3. Apakah disiplin berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
4. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis, mengetahui, dan membuktikan: a. Pengaruh budaya organisasi, disiplin, motivasi
kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
b. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
c. Pengaruh disiplin terhadap kinerja karyawan pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan. d. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga budaya organisasi, motivasi, disiplin berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
2. Diduga budaya organisasi berpengaruh
terhadap kinerja pegawai pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
3. Diduga motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
4. Diduga disiplin berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kantor PDPDE Provinsi Sumatera Selatan, dalam waktu 3 (tiga) bulan dari bulan Oktober 2013 sampai bulan Desember 2013.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PDPDE Provinsi Sumatera Selatan yang berjumlah 27 orang.
Sampel. Sampel pada penelitian ini sama dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 27 orang. C. Disain Penelitian
Disain yang digunakan dalam penelitian ini yakni disain survei untuk melihat besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas (independent variable), variabel bebas yang dikaji pada penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu
variabel budaya organisasi (X1), motivasi (X2) dan
disiplin (X3), sedangkan variabel terikatnya
(dependent variable) adalah variabel kinerja (Y). D. Variabel, Definisi Konseptual, dan Operasional 1. Variabel penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini melibatkan 4 (empat) variabel yakni 3 (tiga) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent). Variabel bebas berupa budaya organisasi, motivasi, dan disiplin sedangkan variabel terikat berupa kinerja Pegawai PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
2. Definisi konseptual dan operasional a. Kinerja
1) Definisi konseptual
Kinerja adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas organisasi yang diberikan berdasarkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. 2) Definisi operasional
Definisi secara operasional kinerja pegawai meliputi beberapa dimensi diantaranya: kuantitas
output, kualitas output, sikap pegawai dan
konsistensi.
b. Budaya Organisasi 1) Definisi konseptual
Budaya organisasi adalah pola tingkah laku yang dikembangkan oleh suatu organisasi yang dipelajarinya ketika menghadapi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.
2) Definisi operasional
Definisi operasional yaitu suatu fenomena untuk menjelaskan secara tepat. Adapun dimensi variabel budaya organisasi adalah strategi, struktur organisasi, sistem, pegawai, keterampilan, pola kepemimpinan, dan nilai-nilai.
c. Motivasi
1) Definisi konseptual
Motivasi adalah kekuatan, daya dorong
yang menimbulkan semangat dan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, sehingga
mencapai tujuan organisasi. 2) Definisi operasional
Secara operasional, motivasi teridentifikasi melalui adanya semangat yang tinggi untuk berprestasi, ingin mendapatkan pengakuan, mendapatkan kompensasi, merasa puas dalam bekerja, dan lingkungan kerja sesuai dengan harapan.
d. Disiplin
1) Definisi konseptual
Disiplin adalah sikap ketaatan seseorang terhadap aturan yang berlaku dalam suatu organisasi atas dasar kesadaran dan keikhlasan demi tercapainya tujuan organisasi.
2) Definisi operasional
Secara operasional disiplin pegawai
terwujud dalam bentuk patuh terhadap tata tertib, patuh terhadap peraturan-peraturan, mentaati semua pedoman kerja, memenuhi standar kerja, dan mempertahankan standar kerja secara konsisten.
E. Instrumen Penelitian 1. Uji validitas
Sebelum kuesioner digunakan untuk dua jenis validitas mengumpulkan data, terlebih dahulu diuji validitasnya dengan menggunakan teknik korelasi item total product moment. Skor
setiap pertanyaan yang diuji validitasnya
dikorelasikan dengan skor total seluruh item. Kriteria pengujian instrumen dinyatakan valid jika Thitung > Ttabel. Jika hasil pengujian item instrumen
tidak valid, maka pertanyaan dibuang atau tidak dipakai untuk alat pengumpulan data.
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Instrumen dinyatakan reliabel bila cronbach alpha >0,05.
F. Teknik Analisis Data 1. Uji persyaratan analisis a. Uji Normalitas Data
Penelitian yang dilakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji-t dan uji-F menuntut suatu asumsi yang harus diuji, yaitu populasi harus berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Data
Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi penelitian digunakan hipotesis-hipotesis sebagai berikut:
Ho = data populasi bervarian homogen
Ha = data populasi tidak bervarian homogen
Sedangkan untuk membuktikan hipotesis tersebut digunakan uji Levene statistic dengan
bantuan program SPSS. Untuk menguji
homogenitasnya adalah tabel test of homogeneety
of varience. Koefisiensi statistik yang diambil yaitu
harga koefisiensi statistic based of mean untuk masing-masing variabel yang diuji.
c. Uji Linearitas
Penelitian linearitas dalam penelitian ini menggunakan analisis data Anova.
d. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas
Uji asumsi multikolineritas ini dilakukan dengan cara menghitung nilai variance inflating
factor (VIF), apabila VIF lebih kecil dari 5 maka
berarti tidak terjadi multikolieritas. Dalam referensi lain disebutkan nilai kritik untuk nilai VIF adalah 10.
2) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan uji = 5%. Apabila D-WuDurbin-Watson(D-W) dengan tingkat kepercayaan terletak antara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi (Santoso, 2002).
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejer, yang dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh dari model regresi sebagai variabel dependen terhadap variabel independen dalam model regresi. Apabila nilai koefisien regresi dari masing masing variabel bebas dalam model regresi ini tidak signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedasitisitas. 2. Analisis Data
a. Analisis deskriptif
Statistik deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dimiliki sehingga
sama sekali tidak melakukan penarikan kesimpulan terhadap gugus data induknya yang lebih besar (populasi).
b. Analisis butir instrumen
Untuk menganalisis data deskriptif tentang nilai indikator dan item pernyataan setiap variabel, dipergunakan skala penafsiran sebagai berikut:
Tabel 1. Skala Penafsiran Nilai Indikator
No. Interval Nilai Penafsiran 1 0 < 1,00 Tidak baik 2 1,00 < 2,00 Kurang baik 3 2,00 < 3,00 Cukup baik 4 3,00 < 4,00 Baik 5 4,00 < 5,00 Sangat baik c. Analisis inferensial a) Regresi linier berganda
Untuk mengetahui pengaruh variabel
budaya organisasi (X1), motivasi (X2), dan disiplin
(X3) terhadap kinerja pegawai (Y), digunakan
rumus analisis regresi dengan pengembangan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana: Y = kinerja pegawai X1 = budaya organisasi X2 = motivasi X3 = disiplin a = konstanta
b1 = koefisien regresi variabel budaya organisasi
b2 = koefisien regresi variabel motivasi
b3 = koefisien regresi variabel disiplin
e = standar error
Diuji dengan signifikasi alpha = 0,05 b) Koefisien korelasi
Kuat dan lemahnya korelasi antara variabel tidak ada ukuran yang pasti, menurut Young (2002: 317), ukuran korelasi diterjemahkan sebagai berikut:
1) 0,70–1,00 (baik positif atau minus)
menunjukkan adanya derajat asosiasi yang tinggi.
2) 0,40–<0.70 (baik positif atau minus)
menunjukkan hubungan yang substansial.
3) 0,20–0,40 (baik positif atau minus)
menunjukkan adanya korelasi yang rendah. 4) <0,20 (baik positif atau minus) korelasi dapat
diabaikan.
c) Koefisien determinasi
Untuk mengambil seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi atau
penentuan R2. Nilai R2 ini berkisar antara 0 – 1,
semakin mendekati 1 nilai R2 tersebut berarti
semakin besar variabel independen (X) mampu menerangkan variabel independen (Y). Analisis
terhadap R square (R2) ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana variabel bebas (X1, X2,
X3) dapat menerangkan hubungan perubahan
variabel terikat (Y). Sifat-sifat R square sangat dipengaruhi oleh banyak variabel bebas dimana semakin banyak variabel bebas semakin besar nilai R square.
Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis 1
Pengujian secara signifikan digunakan uji serentak (uji F) untuk membuktikan hipotesis tiga penelitian ini. Adapun kriteria pengujiannya
adalah terima H0, jika Sig F >0,05 dan tolak H0
(terima H1), jika Sig F ≤0,05
H0 : budaya organisasi, motivasi, dan disiplin
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
H1 : budaya organisasi, motivasi, dan disiplin
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja. 2. Hipotesis 2
Pengujian hipotesis pertama menggunakan uji parsial (uji-t). Adapun kriteria pengujiannya
adalah terima H0, jika Sig >0,05 dan tolak H0
(terima H1), jika Sig ≤0,05.
H0 : budaya organisasi secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
H1 : budaya organisasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja. 3. Hipotesis 3
Pengujian hipotesis pertama menggunakan uji parsial (uji-t). Adapun kriteria pengujiannya
adalah terima H0, jika Sig >0,05 dan tolak H0
(terima H1), jika Sig ≤0,05.
H0 : motivasi secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja.
H1 : motivasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja. 4. Hipotesis 4
Pengujian hipotesis pertama menggunakan uji parsial (uji-t). Adapun kriteria pengujiannya
adalah terima H0, jika Sig >0,05 dan tolak H0
(terima H1), jika Sig ≤0,05.
H0 : disiplin secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja.
H1 : disiplin secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja.
HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI A. Uji Instrumen Penelitian
Dalam pengujian instrumen penelitian, yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, diperoleh sebagai berikut:
1. Uji validitas
a. Uji validitas variabel kinerja (Y)
Dari hasil uji coba 20 pertanyaan yang diajukan kepada 27 orang responden ternyata variabel kinerja tidak ada item (pertanyaan) yang tidak valid.
b. Uji validitas budaya organisasi (X1)
Dari hasil uji coba 20 pertanyaan yang diajukan kepada 27 orang responden ternyata variabel budaya organisasi tidak ada item (pertanyaan) yang tidak valid.
c. Uji validitas motivasi (X2)
Dari hasil uji coba 18 pertanyaan yang diajukan kepada 27 orang responden ternyata variabel motivasi tidak ada item (pertanyaan) yang tidak valid.
d. Uji validitas disiplin (X3)
Dari hasil uji coba 18 pertanyaan yang diajukan kepada 27 orang responden ternyata variabel disiplin tidak ada item (pertanyaan) yang tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen dinyatakan reliabel bila cronbach
alpha >0,05.
a. Uji Reliabilitas Kinerja (Y)
Dari hasil analisis didapat nilai cronbach’s
alpha sebesar 0.903. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.
b. Uji Reliabilitas Budaya Organisasi (X1)
Dari hasil analisis didapat nilai cronbach’s
alpha sebesar 0.929. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.
c. Uji Reliabilitas Motivasi (X2)
Dari hasil analisis didapat nilai cronbach’s
alpha sebesar 0.921. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.
d. Uji Reliabilitas Disiplin (X3)
Dari hasil analisis didapat nilai cronbach’s
alpha sebesar 0,945. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.
B. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Data
Penggunaan normalitas untuk sampel uji persyaratan disini menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov dengan bantuan SPSS. Dari hasil uji
normalitas didapat kesimpulan bahwa asymp. sig (2-tailed) merupakan nilai p variabel kinerja sebesar 0,823, budaya organisasi sebesar 0,785, motivasi sebesar 0,626 dan disiplin sebesar 0,284 dengan probabilitas di atas 0,05 maka fungsi distribusi populasi yang mewakili sampel distribusi data normal.
b. Uji Homogenitas Data
Pengujian homogenitas untuk sampel uji persyaratan disini menggunakan uji chi square dengan bantuan program SPSS. Dari nilai chi
square masing-masing variabel kinerja sebesar
0,962, budaya organisasi 0,798, motivasi sebesar 0,985 dan disiplin sebesar 0,153. Kesemua nilai chi
square masing-masing variabel lebih besar dari α
sebesar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data populasi memiliki varians homogen.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan
One Way Anova program SPSS dengan tarif
signifikan 5% (α= 0,05).
1. Uji Linearitas antara Variabel Budaya
Organisasi (X1) dengan Kinerja (Y)
Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova didapatkan nilai sig pada baris
deviation sebesar 0,478 nilai yang diperoleh >α
5%, maka H0 diterima berarti variabel budaya
organisasi (X1) dengan kinerja (Y) mempunyai
hubungan yang linier.
2. Uji Linearitas antara Variabel Motivasi (X2)
dengan Kinerja (Y)
Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova didapatkan nilai sig pada baris
deviationsebesar 0,826 nilai yang diperoleh >α 5%
maka H0 diterima berarti variabel motivasi (X2)
dengan kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linier.
3. Uji Linearitas antara variabel Disiplin (X3)
terhadap Kinerja (Y)
Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova didapatkan nilai sig pada baris
deviation sebesar 0,310 nilai yang diperoleh >α 5%
maka H0 diterima berarti variabel disiplin (X3)
dengan kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linier.
4. Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolinearitas
Menurut Santoso (2009: 22), uji asumsi multikolinearitas ini dilakukan dengan cara menghitung nilai variance inflating factor (VIF). Apabila VIF lebih kecil dari 5 maka berarti tidak terjadi multikolieritas.
Pada penelitian ini didapatkan nilai VIF dari masing masing variabel independen lebih kecil dari pada 5, yaitu nilai VIF variabel budaya organisasi sebesar 2,267, nilai VIF variabel motivasi sebesar 1,460 dan nilai VIF variabel disiplin sebesar 2,110. Sedangkan pada bagian coefficient correlations dapat dilihat bahwa nilai korelasi diantara variabel independen dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diantara variabel independen tersebut
tidak ada korelasi atau tidak terjadi
multikolinearitas pada model regresi linier. b) Uji Autokorelasi
Dari hasil penghitungan diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 2,650. Karena nilai Durbin Watson masih mendekati nilai –2 dan +2 maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi.
c) Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil pengujian Spearman Rank tersebut dibandingkan peluang kesalahan dengan tingkat signifikan (α) = 5%. Apabila peluang kesalahan lebih besar dari α maka gejala heteroskedastisitas tidak terjadi. Dari tabel hasil perhitungan korelasi Spearman di atas diperoleh
nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya masing-masing sebesar 0,13 dengan nilai sig sebesar 0,949 untuk korelasi
variabel budaya organisasi (X1) dengan absx1
(Residual X1), sebesar 0,232 dengan nilai sig
sebesar 0,244 untuk korelasi variabel motivasi (X2)
dengan absx2 (Residual X2), sebesar 0,137 dengan
nilai sig sebesar 0,496 untuk korelasi variabel
disiplin (X3) dengan absx3 (Residual X3). Kesemua
nilai peluang kesalahan dengan tingkat signifikan 0,05 maka diinterpretasikan tidak terjadinya heteroskedastisitas.
Dari hasil uji asumsi klasik maka variabel budaya organisasi, motivasi, dan disiplin bebas
dari multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas sehingga dapat digunakan dalam analisis regresi linier berganda.
C. Analisis Data 1. Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini ada tiga variabel bebas
yaitu variabel budaya organisasi (X1), motivasi (X2),
dan disiplin (X3). Sedangkan untuk variabel terikat
atau tidak bebas yaitu kinerja (Y). a. Deskripsi Variabel Kinerja (Y)
Pada penelitian ini variabel kinerja dengan 27 responden memiliki nilai rata-rata 84,15, median 83,00, mode 82, standar deviasi 6,954, nilai minimum 72, nilai maksimum 100, dan total 2272.
Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel kinerja sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.
Gambar.1 Grafik Histogram Variabel Kinerja (Y)
b. Variabel Budaya Organisasi (X
1)
Variabel budaya organisasi dengan 27
responden memiliki nilai rata-rata 79,44,
median 80,00, mode 80, standar deviasi
9,112, nilai minimum 55, nilai maksimum
94, dan total 2145.
Kinerja 100 95 90 85 80 75 70 Frequency 10 8 6 4 2 0 Kinerja Mean =84.15 Std. Dev. =6.954 N =27Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata
(mean) dan modus dengan median yang tidak
jauh berbeda. Hal ini menggambarkan
distribusi frekuensi variabel kinerja sebaran
datanya cenderung berdistribusi normal
Gambar. 2 Grafik Histogram Variabel BudayaOrganisasi
c. Variabel Motivasi (X2)
Variabel motivasi dengan 27 responden memiliki nilai rata-rata 74,70, median 73,00, mode 71, standar deviasi 7,584, nilai minimum 61, nilai maksimum 90 dan total 2017.
Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel kinerja sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.
Gambar 3. Grafik Histogram Variabel Motivasi
d) Variabel Disiplin (X3)
Variabel disiplin dengan 27 responden memiliki nilai rata-rata 80,56, median 77,78, mode 76, standar deviasi 8,299, nilai minimum 67, nilai maksimum 94, dan total 2175.
Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan distribusi frekuensi variabel kinerja sebaran datanya cenderung berdistribusi normal.
Gambar 4. Grafik Histogram Variabel Disiplin
2. Analisis Butir Instrumen a. Variabel Kinerja (Y)
Berdasarkan analisis butir instrumen didapatkan pada seluruh butir instrumen menunjukkan hasil di atas angka 3 (baik) yang artinya variabel kinerja berdasarkan indikator di atas menunjukkan tingkat yang memuaskan responden. Tetapi dari butir-butir di atas masih bisa ditingkatkan lagi seperti pada butir 2, 3, 13, 14 dimana rata-rata skornya 3,9 dapat ditingkatkan lagi sehingga dapat diperoleh kinerja yang lebih baik lagi.
b. Variabel Budaya Organisasi (X2)
Berdasarkan analisis butir instrumen didapatkan pada seluruh butir instrumen menunjukkan hasil di atas angka 3 (baik) yang artinya variabel budaya organisasi berdasarkan indikator di atas menunjukkan tingkat yang memuaskan responden, kecuali butir 17 nilai rata-ratanya 2,7. Tetapi butir-butir di atas masih bisa ditingkatkan lagi seperti pada butir 7
dimana rata-rata skornya 3,7 dapat
ditingkatkan lagi sehingga dapat diperoleh budaya organisasi yang lebih baik lagi.
c. Variabel Motivasi (X2)
Berdasarkan analisis butir instrumen didapatkan pada seluruh butir instrumen menunjukkan hasil di atas angka 3 (baik) yang artinya variabel motivasi berdasarkan indikator di atas menunjukkan tingkat yang memuaskan responden. Tetapi dari butir-butir di atas masih bisa ditingkatkan lagi seperti pada butir 3
dimana rata-rata skornya 3,6 dapat
ditingkatkan lagi sehingga dapat diperoleh motivasi yang lebih baik lagi.
d. Variabel Disiplin (X3)
Berdasarkan analisis butir instrumen didapatkan pada seluruh butir instrumen menunjukkan hasil di atas angka 3 (baik) yang artinya variabel disiplin berdasarkan indikator di atas menunjukkan tingkat yang memuaskan
Budaya_Organisasi 100 90 80 70 60 50 Frequency 10 8 6 4 2 0 Budaya_Organisasi Mean =79.44 Std. Dev. =9.112 N =27 Motivasi 90 85 80 75 70 65 60 Frequency 12 10 8 6 4 2 0 Motivasi Mean =74.7 Std. Dev. =7.584 N =27 Disiplin 95 90 85 80 75 70 65 Frequency 12 10 8 6 4 2 0 Disiplin Mean =80.56 Std. Dev. =8.299 N =27
responden. Tetapi dari butir-butir di atas masih bisa ditingkatkan lagi seperti pada butir 3 dimana rata-rata skornya 4,04 dapat ditingkatkan lagi sehingga dapat diperoleh disiplin yang lebih baik lagi.
3. Analisis Inferensial a. Regresi Linier Berganda
Hasil regresi budaya organisasi, motivasi,
dan disiplin terhadap kinerja didapatkan
persamaan regresi yaitu:
Y = 18,705 + 0,025 X1 + 0,471 X2 + 0,351 X3 + e.
Konstanta sebesar 18,705 menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan variabel budaya organisasi, motivasi, dan disiplin maka kinerja tetap sebesar 18,705 unit skor, sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel budaya organisasi sebesar 0,025, variabel motivasi sebesar 0,471, dan variabel disiplin 0,351 artinya
kecenderungan proyeksi perubahan antara
variabel budaya organisasi, motivasi, dan disiplin dengan variabel kinerja menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel budaya organisasi, motivasi, dan disiplin sebesar 100% maka mengakibatkan peningkatan pula pada budaya organisasi sebesar 25%, motivasi sebesar 47,1% dan disiplin 35,1%. Sedangkan jika dilihat dari F hitung variabel budaya organisasi, motivasi, dan disiplin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja yang ditunjukkan nilai signifikan t sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α (0,05).
b. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Hasil analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi didapatkan besarnya korelasi (R) variabel budaya organisasi, motivasi, dan disiplin terhadap kinerja sebesar 0,830, artinya hubungan budaya organisasi, motivasi, dan disiplin terhadap kinerja menunjukkan korelasi yang sangat kuat dan bersikap positif (searah). Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya R square sebesar 0,649 atau 64,9% variabel kinerja dapat dijelaskan atau terdapat hubungan dengan variabel budaya organisasi, motivasi, dan disiplin sedangkan sisanya berhubungan dengan faktor lain yang lebih diteliti.
Interpretasi Hasil Penelitian
1. Hasil perhitungan koefisien regresi untuk
variabel budaya organisasi (X1) sebesar 0,025,
motivasi (X2) sebesar 0,471 dan disiplin (X3)
sebesar 0,351 dan juga menghasilkan nilai
konstanta sebesar 18,705. Hasil
perhitungan tersebut dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
- Konstanta sebesar 18,705 menyatakan
jika tidak adanya peningkatan budaya
organisasi (X1), motivasi (X2) dan disiplin
(X3) secara matematis X1, X2 dan X3
adalah 0 maka kinerja karyawan tetap sebesar 18,705 unit skor. Hal ini bisa dipahami karena masih banyak variabel lain yang belum dimasukkan dalam
penelitian ini, seperti variabel
kompensasi, pelatihan, gaya
kepemimpinan, dan lain-lain.
- Dengan melihat besarnya koefisien
regresi bahwa variabel budaya
organisasi (X1) 0,025 atau sama dengan
25%, artinya kecenderungan proyeksi perubahan antara variabel budaya
organisasi (X1) dengan variabel kinerja
(Y) menunjukkan bahwa setiap
perubahan atau peningkatan variabel budaya organisasi sebesar 100% maka
mengakibatkan perubahan atau
peningkatan pula pada variabel kinerja
karyawan 25% dengan tingkat
signifikansi sebesar 25%.
- Koefisien regresi variabel motivasi (X2)
sebesar 0,471 artinya, kecenderungan proyeksi perubahan antara variabel motivasi dengan kinerja karyawan menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan motivasi sebesar 100% akan mengakibatkan perubahan atau peningkatan pula pada kinerja karyawan 47,1% dengan pengujian t variabel ini signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 5%.
- Koefisien regresi disiplin (X3) sebesar
0,351 artinya, kecenderungan proyeksi perubahan antara variabel disiplin dengan kinerja karyawan menunjukkan
bahwa setiap perubahan atau
peningkatan disiplin sebesar sebesar 100% akan mengakibatkan perubahan atau peningkatan pula pada kinerja karyawan 35,1% dengan pengujian t variabel ini signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 5%.
2. Kedua variabel bebas seperti motivasi (X2)
dan disiplin (X3) mempunyai korelasi yang
kuat dan positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan artinya bila variabel
motivasi (X2) dan disiplin (X3) meningkat maka
akan mengakibatkan meningkatnya kinerja karyawan, begitu pula sebaliknya apabila
variabel motivasi (X2) dan disiplin (X3) menurun
maka kinerja karyawan akan menurun juga.
Sedangkan variabel budaya organisasi (X1)
berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetapi tidak signifikan.
3. Bahwa antara variabel motivasi (X2), disiplin
(X3) mempunyai hubungan yang signifikan
dengan variabel kinerja karyawan (Y) terdapat korelasi sebesar 0,830, mempunyai hubungan korelasi yang sangat kuat.
4. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,689, nilai
tersebut dapat ditafsirkan bahwa besarnya persentase pengaruh antara variabel budaya
organisasi (X1), motivasi (X2) dan disiplin (X3)
mempunyai pengaruh yang signifikansi secara bersama-sama terhadap variabel kinerja karyawan (Y) PDPDE Provinsi Sumatera Selatan. Dengan kata lain kontribusi efektif atau dapat dijelaskan oleh variabel budaya
organisasi (X1), motivasi (X2) dan disiplin (X3)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja karyawan (Y) PDPDE Provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar 64,9%
sedangkan selebihnya 35,1
dijelaskan/dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh yang signifikan budaya organisasi, motivasi, dan disiplin secara simultan terhadap kinerja karyawan PDPDE Provinsi Sumatera Selatan. Nilai sig. F sebesar 0,000 < α (0,05). Dengan model regresi Y =
18,705 + 0,025 X1 + 0,471 X2 + 0,351 X3 + e.
Korelasi sebesar 0,830 artinya menunjukkan korelasi yang sangat kuat dan bersikap positif (searah) dan nilai koefisien determinasinya R
square sebesar 0,649 atau 64,9%.
2. Secara parsial budaya organisasi berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap kinerja pegawai, hal ini dapat dilihat dari nilai Uji-t dimana nilai t lebih besar dari tingkat signifikansi 5% (α= 0,05), motivasi dan disiplin berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari nilai Uji-t lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% (α= 0,05).
3. Secara simultan, variabel budaya organisasi
(X1), motivasi (X2), dan disiplin (X3) secara
bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari nilai uji-F dimana nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 5% (α= 0,05). 4. Dari hasil koefisisen korelasi R= 0,830,
artinya hubungan antara variabel budaya organisasi, motivasi, dan disiplin sangat erat dan searah (korelasi positif) sebesar 83%.
5. Diperoleh koefisien determinasi (R2=
0,689). Hasil ini secara statistik sangat signifikan artinya 68,90% secara bersama sama dapat menjelaskan pengaruh dari
variabel budaya organisasi (X1), motivasi
(X2), dan disiplin (X3) terhadap variabel
kinerja karyawan, sedangkan sisanya 31,10% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
B. Implikasi
1. Upaya untuk meningkatkan budaya
organisasi adalah arah strategi, tingkat kejelasan tujuan dan performance yang diharapkan, tingkat pengawasan, tingkat dukungan terhadap pegawai, toleransi
terhadap tindakan berisiko, timgkat
kebijakan kepegawaian, tingkat inisiatif, tingkat koordinasi antar unit standar kompetensi pegawai, pola komunikasi, dan nilai-nilai yang dianut.
2. Upaya meningkatkan motivasi seperti adanya semangat yang tinggi untuk berprestasi, ingin mendapatkan pengakuan, mendapatkan kompensasi, menginginkan kepuasan dalam bekerja dan mengharapkan lingkungan kerja yang sesuai dengan harapan.
3. Upaya untuk meningkatkan disiplin adanya
sikap yang tegas dari pimpinan,
memberikan sanksi kepada karyawan yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku. C. Saran
1. Bagi pimpinan PDPDE Provinsi Sumatera Selatan agar dapat lebih meningkatkan budaya organisasi, motivasi, disiplin dan kinerja karyawan.
2. Bagi karyawan PDPDE Provinsi Sumatera Selatan untuk lebih meningkatkan lagi
kinerja, dengan mempunyai budaya
organisasi, motivasi, dan disiplin yang kuat demi untuk mewujudkan visi dan misi organisasi.
3. Bagi peneliti lain, untuk menindaklanjuti lebih
jauh hasil penelitian ini dengan
mengembangkan variabel-variabel bebas yang lain sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan pada PDPDE Provinsi Sumatera Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur penelitian,
suatu pendekatan praktek, Rineka Cipta,
Jakarta
As’ad, M, 2003, Dasar-dasar perilaku organisasi, UII Press, Yogyakarta
Buhler, P, 2004, Alpha teach yourself mangement
skills, Edisi Pertama, diterjemahkan oleh
Sugeng Haryanto, Sukono Mukidi, dan M. Rudi Atmoko, Prenada, Jakarta
Davis, K, 2002, Fundamental organization
behavior, Diterjemahkan Agus Dharma,
Erlangga, Jakarta
Dessler, G, 1992, Manajemen sumber daya
manusia, Prenhalindo, Jakarta
Dharma, 2005, Dasar-dasar perilaku organisasi, UII Press,Yogyakarta
Edizal, 2013, Metodologi penelitian sosial dan
ekonomi, UTP Press, Palembang
Faisal, 2005, Manajemen sumber daya manusia, Cintya Press, Jakarta
Gibson, 2007, Perilaku dalam organisasi, Erlangga, Jakarta
Gie, Liang, 2006 Human resources managemen, John Wiley & Sons Inc, New York
Griffin, 2005, Human resources management, Salemba Empat, Jakarta
Handoko, TH, 2001, Manajemen sumber daya
manusia, Liberty, Yogyakarta
Haryono, S, 2007, Metodologi penelitian bisnis, Badan Penerbit MM-UTP, Palembang
Haryono, S, 2013, Teori budaya organisasi &
kepemimpinan, PT IPU, Jakarta
Hasibuan, MSP, 2001, Manajemen sumber daya
manusia, Bumi Aksara, Jakarta
Hodgetts, 2003, Manajemen sumber daya
manusia, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Kartono, 2001, Organisasi dan motivasi:dasar
peningkatan produk, Bumi Aksara, Jakarta
Kartono, Kartini, 1990, Pemimpin dan
kepemimpinan, PT. Plaju Grafindo Persada,
Jakarta
Kreitner, R, 2005, Perilaku organisasi, Salemba Empat, Jakarta
Madjir, S dkk, 2013, Panduan pengolahan data
dengan program SPSS, Unsri Press, Palembang
Madjir ,S dkk, 2013, Pedoman penulisan tesis, UNSRI Press, Palembang
Mangkunegara, 2001, Riset sumber daya
manusia dalam organisasi, Edisi Revisi, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Mangkunegara, AP, 2001, Manajemen sumber
daya manusia perusahaan, Rosdakarya,
Bandung
Nawawi, 2003, Manajemen sumber daya
manusia untuk bisnis yang kompetitif,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Notoatmodjo, S, 2003, Analisis serta
perumusan kebijaksanaan dan strategi organisasi, Gunung Agung, Jakarta
Rachmawati, IK, 2007, Manajemen sumber
daya manusia, Andi Yogyakarta, Yogyakarta
Reksohadiprodjo, Sukanto, Handoko ,TH, 1997,
Organisasi perusahaan, BPFE, Yogyakarta
Robbin, S, 1996, Perilaku organisasi,
Prehalindo, Jakarta
Samsudin, S, 2006, Manajemen sumber daya
manusia organisasi, PT Grafindo, Yogyakarta
Siagiaan, 2004, Organisasi kepemimpinan
perilaku administrasi, Gunung Agung,
Jakarta
Simamora, H, 2004, Manajemen sumber daya
manusia, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN,Yogyakarta
Simanjuntak, J, Payaman, 2011, Manajemen
dan evaluasi kinerja, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Sinungan, M, 2002, Produktifitas, apa dan
bagaimana, Bumi Aksara, Jakarta
Soedjono, 2003, Sistim dan prosedur kerja, Bumi Aksara, Jakarta
Sunyoto D, 2012, Manajemen sumber daya
manusia, Caps, Yogyakarta
Sunyoto D, 2013, Sumber daya manusia
(praktik penelitian), Caps, Yogyakarta
Terry, 2001, Perilaku organisasi, Salemba Empat, Jakarta
Thomson, 2002, Manajemen sumber daya
manusia, Salemba Empat, Jakarta
Winardi, J, 2007, Motivasi dan pemotivasian
dalam manajemen, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Wursanto, 2001, Manajemen kepegawaian, Kanisius, Yogyakarta