• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI VOUTE PADA BALOK BENTANG PANJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI VOUTE PADA BALOK BENTANG PANJANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

188

OPTIMALISASI VOUTE PADA BALOK

BENTANG PANJANG

Muhammad Ridwan1, Definda Helka Septiawan2

1Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Padang E-mail : [email protected]

2Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Balok bentang panjang biasanya akan mengakibatkan dimensi semakin besar. Dengan semakin besarnya dimensi akan mejadikan struktur semakin berat dan semakin mahal. Salah satu alternatif untuk mengurangi beban dan biaya pembuatan balok bentang panjang adalah dengan adanya penambahan voute pada tumpuan balok. Penambahan voute pada balok tidak berarti mengurangi kekuatan balok. Efisiensi panjang voute dapat dilakukan dengan pemodelan beda hingga dan menganalisa nilai nilai momen dan lendutannya tanpa harus menghilangkan kekuatan balok tersebut. Metode penyelesaian numerik untuk mencari solusi persamaan differensial parsial dengan melakukan perubahan secara beruntun dengan batasan tinggi balok dan voute antara 1/8 - 1/16 bentang. Hasil yang di peroleh dengan tahapan diatas untuk bentang panjang maka dapat di gunakan tinggi balok adalah 1/16 L dan dan tinggi voute adalah 1/8 L dan 0.25 L panjang Voute. Jarak dari tumpuan yang menghasilkan momen = 0 yang memiliki lendutan lapangan kecil dan momen tumpuan dan lapangan optimal atau proporsional.

Kata Kunci : Balok non prismatis, finite difference, voute

1. PENDAHULUAN

Dalam hal perencanaan struktur, pada umumnya seorang perencana struktur memilih bentuk strukutur yang prismatis, artinya struktur yang memiliki penampang melintang yang seragam sepanjang bentang struktur. Terkadang karena kebutuhan tinggi ruangan yang terbatas, berakibat tinggi elemen balok harus pada suatu ukuran tertentu. Namun demikian dengan tidak mengurangi tingkat keamanan dari suatu elemen struktur balok, dapat saja pada tempat-tempat tertentu balok mempunyai tinggi yang lebih dari tempat-tempat lain pada bentang yang sama. Jenis struktur balok dengan penampang melintang yang tidak seragam tersebut disebut dengan istilah balok non prismatis. (Agus, 2011)

Struktur yang umumnya terdiri atas balok dan kolom tentu tidak lepas dengan apa yang dimaksud lendutan dan tekuk. Lendutan atau defleksi yang besar ini harus dicegah agar balok masih dapat berfungsi dan memberikan kenyamanan untuk berpijak bagi para penghuninya. (Kusdiman 2009)

(2)

189

2. STRUKTUR BALOK

Balok adalah bagian dari struktur sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebag pengikat kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolom. 2.1 Lendutan/Defleksi

Sumbu sebuah balok akan berdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya semula apabila berada di bawah pengaruh gaya terpakai. Defleksi Balok adalah lendutan balok dari posisi awal tanpa pembebanan. Defleksi (Lendutan) diukur dari permukaan netral awal ke permukaan netral setelah balok mengalami deformasi. Balok biasanya horizontal, maka defleksi merupakan penyimpangan vertical seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Defleksi Pada Balok Sederhana

Besarnya defleksi ditunjukan oleh pergeseran jarak y. Besarnya defleksi y pada setiap nilai x sepanjang balok disebut persamaan kurva defleksi balok.

2.2 Balok Non Prismatis

Balok non prismatis adalah balok–balok yang mempunyai penampang berbeda pada tiap bagian–bagiannya dan balok–balok tirus. Bila sebuah balok mempunyai dimensi penampang yang berubah secara tiba–tiba, maka pada titik dimana perubahan tersebut akan terjadi konsentrasi tegangan lokal, akan tetapi tegangan lokal ini tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap perhitungan lendutan.

Jenis-jenis balok non prismatis yang sering digunakan dalam kontruksi.

Gambar 2. Jenis-jenis balok non prismatis

3. METODE PENELITIAN

3.1 Finite Difference

Finite Difference Method meru-pakan metode penyelesaian numerik untuk mencari solusi

persamaan differensial parsial. Metode ini menye-lesaikan perssamaan differensial dengan membagi bidang menjadi sejumlah berhingga pias segiempat. R. Sri Pawening (2005)

(3)

190

menggunakan pene-rapan metode finite difference dalam persamaan perpindahan panas sebuah batang besi secara konduksi dengan persamaan parabolic skema eksplisit, implisit, dan Crank-Nicholson.

Tabel 1. Persamaan finite difference untuk hubungan defleksi dan beban q. No. Letak titik yang ditinjau

(yaitu titik n)

Koefisien didepan persamaan yaitu E/h4

yn-2 yn-1 yn yn+1 yn+2 1 In-1 -2(In-1 + In) (In-1 + 4In + In+1 -2(In + In+1) In+1 qn 1 -4 6 -4 1 2 ---- ---- 4In + In+1 -2(In + In+1) I n+1 qn 5 -4 1 3 ---- ---- (2In-1 + 4In + In+1 -2(In + In+1) In+1 qn 7 -4 1 4 ---- ---- In+1 -2In+1 In+1 qn 1 -2 1 5 ---- -2In (4In + In+1) -2(In + In+1) In+1 qn -2 5 -4 1

Dan untuk mencari nilai momen dan ledutan pada balok dapat dirumuskan sebagai berikut. ... (1) 3.2 Prosedur Penelitian

(4)

191

Gambar 3. Bagan alur perencanaan balok non prismatik

4. HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Analisis Peren-caaan Balok Non Prismatis

Dalam merencanakan balok non prismatis bentang panjang seperti bentang 10 meter yang digunakan perlu dilakukan analisis dimensi penampang dan jarak voute yang efisien atau yang cocok digunakan untuk balok bentang panjang. Dimensi yang digunakan untuk perencanaan adalah 1/8L – 1/16L, 1/9L – 1/15L, 1/10L – 1/14L, 1/11L – 1/13L, 1/12L – 1/12L, 1/13L – 1/11L, 1/14L – 1/10L, 1/15L – 1/9L, 1/16L – 1/8L. Sedangkan jarak voute yang perlu digunakan adalah 1 meter, 1,25 meter, 2 meter, 2,5 meter 3,3 meter, dan 5 meter, sedangkan 10 meter untuk balok normal.

Setelah dilakukan analisis per-bandingan nilai momen dan ledutan pada kombinasi dimensi balok dan voute didapatkan dimensi yang cocok untuk bentang 10 meter adalah 1/16L – 1/8L dengan panjang voute 1/4L = 2,5 meter.

4.2 Perhitungan Tinggi Balok Pada Setiap Segmen

Gambar 4. Gambar balok rencana

b = Lebar balok setiap segmen (cm) L = Panjang balok (m)

Tinggi balok tiap segmen dihitungan dengan cara :

(5)

192

4.3 Inersia Balok Pada Setiap Segmen

I = 1/12 x b x h3 ... (3) Inersia dihitungan di setiap titik segmen, dikarnakan tinggi balok pada setiap segmen berbeda maka perlu di hitung inersia balok pada setiap segmen.

4.4 Perhitungan Beban Beban pada balok :

qu = (DL x 1,2) + (LL x 1,6) ... (4)

Diketahui :

bj.beton = 2400 kg/m3

q = 250 Kg/m2

b = 0,5 m

4.5 Perhitungan Hubungan Lendutan dan Beban

Perhitungan hubungan lendutan dan beban berpatokan pada (Tabel 2.1), dari tabel tersebut dijelaskan bahwa persamaan dihitung berdasarkan titik yang ditinjau atau titik n. Yang mana hasil y yang didapatkan pada matriks , diinverskan dan dikalikan dengan beban didapatkan nilai lendutan.

Tabel 2. Nilai lendutan.

y0 = 0 cm y1 = 0,002 cm y2 = 0,009 cm y3 = 0,023 cm y4 = 0,042 cm y5 = 0,069 cm y6 = 0,107 cm y7 = 0,146 cm y8 = 0,179 cm y9 = 0,201 cm y10 = 0,209 cm y11 = 0,201 cm y12 = 0,179 cm y13 = 0,146 cm y14 = 0,107 cm y15 = 0,069 cm y16 = 0,042 cm y17 = 0,023 cm y18 = 0,009 cm y19 = 0,002 cm y20 = 0 cm

(6)

193 Dari tabel tersebut dapat digrafikkan sebagai berikut.

Gambar 5. Lendutan yang terjadi pada balok rencana

4.6 Menentukan Momen

Untuk menentukan momen pada balok digunakan rumus momen pada persamaan 1.

Tabel 3. Nilai momen

M0 = -10946 Kg.m M1 = -7388 Kg.m M2 = -4862 Kg.m M3 = -3085 Kg.m M4 = -1821 Kg.m M5 = -875 Kg.m M6 = -102 Kg.m M7 = 499 Kg.m M8 = 928 Kg.m M9 = 1186 Kg.m M10 = 1272 Kg.m M11 = 1186 Kg.m M12 = 928 Kg.m M13 = 499 Kg.m M14 = -102 Kg.m M15 = -875 Kg.m M16 = -1821 Kg.m M17 = -3085 Kg.m M18 = -4862 Kg.m M19 = -7388 Kg.m M20 = -10946 Kg.m

Dari momen yang telah didapatkan di buatkan grafik momen yang terjadi, seperti pada gambar 5.

(7)

194

Gambar 6. Momen yang terjadi pada balok rencana

Grafik diatas merupakan grafik momen yang terjadi pada balok non prismatis yaitu dengan dimensi 1/16L – 1/8L, yang mana 1/16L untuk balok normal dan 1/8L untuk voutenya dengan jarak voute 1/4L=2,5 m.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis kapasitas lentur balok non prismatis dengan menggunakan metoda

finite difference dapat disimpulkan hal- hal sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan dimensi balok non prismatis yang efisien untuk bentang panjang seperti 10 meter perlu dilakukan variasi dimensi yang digunakan kemudian membandingkan nilai lendutan dan momennya dengan jarak voute yang berbeda-beda. 2. Berdasarkan perhitungan momen dan lendutan didapatkan dimensi 1/16 = untuk balok

normal, dan 1/8 = untuk tambahan voutenya, dengan 1/4L = 2,5 meter untuk jarak voute.

3. Tambahan voute berguna untuk mengurangi besarnya balok normal pada balok bentang panjang.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan, saran- saran yang perlu disampaikan antara lain :

1. Dalam perencanaan struktur dalam bentang penjang perlu menggunakan voute pada tumpuannya, ini berguna untuk mengurangi angka momen dan lendutan yang terjadi pada balok tersebut dan dihitung dengan finite difference.

6. DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S., Wisnumurti. 2017. Perilaku Balok Baja I Non Prismatis (Tapered Beam). ISSN 1978-5658.

Agus, S. 2011. Analisis Struktur Balok Non Prismatis Menggunakan Metode Persamaan

(8)

195

Arga, W., Ristinah, S., Hidayat, M.T. 2017. Studi Analisis Sambungan Balok-Kolom Dengan

Sistem Pracetak Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.

UBM, Malang.

Fadillawaty, S. 2010. Perubahan Betuk Mode Kelengkungan Untuk Mendeteksi Kerusakan

Retak Pada Balok Beton Betulang Tak-Prismatis. Tesis, UGM, Yogyakarta.

Ghali, A., Neville, A.M. 1990. Analisa Struktur : Gabungan Metode Klasik dan Matriks. Edisi ke dua. Diterjemahkan oleh Ir. Wira MSCE. Jakarta : Erlangga.

Gultom, A.S.M. 2018. Analisa Perbandingan Lendutan dan Tekuk Pada Balok Prismatis

Dengan Menggunakan Metode Finite Difference.

Jagad, B.S., Soebandono, B., Maulana, T.I. 2013. Analisis Tegangan Dan Deformasi

Kantilever Castelleted Bukaan Heksagonal Penampang Balok Non Prismatis Menggunakan Metode Elemen Hingga (Variasi Sudut Lubang, Jaral Antar Lubang, Diameter Lubang, Dan Panjang Bantang). TA, UMY, Yogyakarta

Kardestuncer. 1984., Unification of Finite Element Methods.

Krasa, W.A., Sulistyo, D., Supriyadi, B. 2010. Perilaku Geser Pada Keadaan Layan dan

Batas Balok Beton Bertulang Berlubang Memanjang. LPM UGM, Yogyakarta.

Kusdiman, J.P. 2009. Kajian Kekuatan Pada Struktur Balok Grid Persegi. Tesis, UNDIP. Sri, R. P. 2005. Finite Difference Method (Metode Beda Hingga) dan Penerapannya Pada

Gambar

Tabel 1. Persamaan finite difference untuk hubungan defleksi dan beban q.
Gambar 3. Bagan alur perencanaan balok non prismatik  4.  HASIL & PEMBAHASAN
Tabel 2. Nilai lendutan.
Gambar 5. Lendutan yang terjadi pada balok rencana  4.6  Menentukan Momen
+2

Referensi

Dokumen terkait

Balok dikenal sebagai elemen lentur yaitu elemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur, geser dan torsib. Apabila suatu gelagar balok

Hasil yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan program Ansys Workbench adalah data berupa lendutan yang terjadi pada balok anak, beban ultimate dan tegangan

• Dalam analisis untuk menentukan momen pada rangka atau struktur menerus, panjang bentang harus diambil sebesar jarak pusat ke pusat komponen struktur

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa panjang bentang balok sederhana mempengaruhi proses optimasi ukuran penampang dengan menggunakan algoritma genetika. Semakin panjang

Untuk mengurangi lendutan vertikal akibat beban vertikal pada struktur gedung bentang lebar digunakanlah sistem struktur lantai dengan balok grid yang disebut juga

juga jembatan dengan bentang panjang serta memiliki fungsi lebih dari jembatan biasa dalam ini perhitungan strukturnya akan lebih kompleks sehingga struktur-struktur

Skripsi berjudul Studi Perilaku Gaya Dalam dan Lendutan Pada Perhitungan Variasi Bentang Balok Silang (Elemen Grid) dengan Jarak Kolom 15 Meter telah diuji

UGJ CIREBON E-ISSN : 2828-156X JURNAL KONSTRUKSI DAN INFRASTRUKTUR Teknik Sipil dan Perencanaan PERENCANAAN STRUKTUR ATAS PADA JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANG 70 METER MENGGUNAKAN