Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2008 (Tidak diaudit)
Dengan Angka Perbandingan
30 Juni 2007 (Audit)
Daftar Isi
Halaman
Neraca Konsolidasian………..……….
1 - 2
Laporan Laba Rugi Konsolidasian………... 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian...……... 4
Laporan Arus Kas Konsolidasian...…………...
5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian………...
6 - 53
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
Catatan
2008
2007
AKTIVA
Aktiva lancar
Kas dan setara kas
2a,3
2.232.842.622
2.706.556.207
Investasi jangka pendek
2a,3
19.000.000
80.000.000
Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu sebesar Rp 57.556.606
(2007: Rp 54.934.847)
- Pihak ketiga
2d,4
1.016.329.988
1.077.765.603
- Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
2c,2d,4,26
336.454.333
279.049.448
Piutang lain-lain setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.991.778
(2007: Rp 5.211.405)
2d
20.884.785
14.036.574
Persediaan setelah dikurangi penyisihan persediaan
usang dan bergerak lambat sebesar
Rp 31.073.113 (2007: 29.418.322)
2e,5
922.622.335
1.191.939.225
Uang muka
6
102.386.729
58.782.123
Beban dibayar di muka
49.367.000
46.352.433
Pajak dibayar di muka
2l,7a
3.705.007
1.853.508
Jumlah aktiva lancar
5.508.058.889
4.651.869.031
Aktiva tidak lancar
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya
2a,3
10.725.000
8.982.930
Piutang lain-lain pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
2c,2d,26
12.553.507
17.766.552
Aktiva pajak tangguhan
2l,7d
27.081.557
15.256.204
Investasi pada perusahaan asosiasi
2f,8
52.015.148
46.204.184
Aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan deplesi sebesar Rp 5.177.091.008
(2007: Rp 4.678.119.558)
2g,9
3.070.135.845
3.236.625.146
Beban tangguhan setelah dikurangi akumulasi amortisasi
sebesar Rp 14.516.257 (2007: Rp 37.453.911)
2h,10
19.283.902
110.606.894
Aktiva lain-lain
32.919.658
29.192.102
Jumlah aktiva tidak lancar
3.391.203.918
3.298.144.711
JUMLAH AKTIVA
8.899.262.807
7.950.013.742
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
Catatan
2008
2007
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban lancar
Hutang bank jangka pendek
11a
-
3.355.898
Hutang usaha
- Pihak ketiga
14
426.993.805
388.847.887
- Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
2c,14,26
110.999.180
75.747.948
Hutang lain-lain
40.658.798
28.028.015
Beban yang masih harus dibayar
15
419.178.965
380.922.002
Hutang pajak
2l,7b
339.398.080
246.716.294
Hutang deviden
-
647.810.070
Uang muka penjualan
34.076.606
31.697.071
Hutang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun
- Hutang bank
11b
2.233.150
1.600.200
- Pinjaman dari Pemerintah Republik Indonesia
2c,12,26
30.041.114
30.843.133
- Hutang bunga dan denda
2c,12,26
29.064.779
40.284.275
- Sewa pembiayaan
2g,13
12.602.303
-Jumlah kewajiban lancar
1.445.246.780
1.875.852.793
Kewajiban tidak lancar
Kewajiban pajak tangguhan
2l,7d
50.673.018
65.603.461
Kewajiban imbalan kerja
2i,16
167.898.325
210.581.312
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam satu tahun
- Hutang bank
11b
9.382.000
4.566.100
- Pinjaman dari Pemerintah Republik Indonesia
2c,12,26
50.896.024
80.937.139
- Hutang bunga dan denda
2c,12,26
51.180.596
62.400.092
- Sewa pembiayaan
2g,13
148.613.932
-Hutang lain-lain
7.100.876
13.354.372
Jumlah kewajiban tidak lancar
485.744.771
437.442.476
Jumlah kewajiban
1.930.991.551
2.313.295.269
Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan
2b,17a
90.144.620
85.312.443
Ekuitas
Modal saham - nilai nominal Rp 100 (angka penuh)
per saham (2007: Rp1.000 (angka penuh) per saham)
Modal dasar - 20.000.000.000 saham
(2007: 2.000.000.000 saham)
Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 5.931.520.000 saham
(2007: 593.152.000 saham)
18
593.152.000
593.152.000
Tambahan modal disetor
19
1.247.355.440
1.247.355.440
Saldo laba - dicadangkan
253.338.000
253.338.000
Saldo laba - belum dicadangkan
4.784.281.196
3.457.560.590
Jumlah ekuitas
6.878.126.636
5.551.406.030
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2008
2007
Pendapatan
2k,20
4.431.057.413
5.697.437.141
Beban pokok pendapatan
2k,21
2.743.577.390
3.300.064.999
Laba kotor
2.397.372.142
1.687.480.023
Beban usaha
2k,22
874.620.215
747.911.360
Laba usaha
1.522.751.927
939.568.663
Penghasilan/(beban) lain-lain
Penghasilan bunga
88.818.310
71.688.004
Keuntungan/(kerugian) selisih kurs - bersih
2j
1.391.323
(4.954.327)
Beban bunga
23
(8.574.002)
(7.275.671)
Penghasilan lain-lain - bersih
20.094.224
8.175.141
Jumlah penghasilan lain-lain - bersih
101.729.855
67.633.147
Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi
2f,8
3.494.975
3.917.965
Laba sebelum pajak penghasilan
1.011.119.775
1.627.976.757
Beban pajak penghasilan
2l,7c
482.699.258
300.449.055
Laba sebelum hak minoritas
1.145.277.499
710.670.720
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
2b,17b
6.702.145
11.118.930
Laba bersih
1.138.575.354
699.551.790
Laba bersih per saham dasar
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tambahan Saldo laba Saldo laba belum Jumlah
Catatan Modal saham modal disetor dicadangkan dicadangkan ekuitas
Saldo 31 Desember 2006 593.152.000 1.247.355.440 100.880.000 3.558.227.011 5.499.614.451 Laba bersih untuk periode yang
berakhir pada tanggal
30 Juni 2007 - - - 699.551.790 699.551.790 Deviden 2m, 21 - - - (647.760.211) (647.760.211) Pencadangan saldo laba 21 - - 152.458.000 (152.458.000) -Saldo 30 Juni 2007 593.152.000 1.247.355.440 253.338.000 3.457.560.590 5.551.406.030 Saldo 31 Desember 2007 593.152.000 1.247.355.440 253.338.000 4.533.417.125 6.627.262.565 Laba bersih untuk periode yang
berakhir pada tanggal
30 Juni 2008 - - - 1.138.575.354 1.138.575.354 Deviden 2m,21 - - - (887.711.283) (887.711.283) Saldo 30 Juni 2008 593.152.000 1.247.355.440 253.338.000 4.784.281.196 6.878.126.636
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2008
2007
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan dari pelanggan
5.428.883.574
4.243.993.304
Pembayaran kepada pemasok
(3.287.702.534)
(2.708.540.728)
Pembayaran kepada karyawan
(642.754.234)
(582.962.954)
Kas yang dihasilkan dari operasi
1.498.426.806
952.489.622
Penghasilan bunga yang diterima
88.818.310
71.739.984
Pencairan kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya
-
7.598.586
Restitusi pajak penghasilan
-
1.118.304
Pembayaran pajak penghasilan
(433.976.461)
(339.877.998)
Pencairan investasi jangka pendek
98.000.000
105.000.000
Pembayaran bunga dan beban keuangan
(21.394.172)
(8.164.180)
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
789.904.318
1.229.874.483
Arus kas dari aktivitas investasi
Perolehan aset tetap
(388.202.176)
(123.350.745)
Penambahan beban tangguhan bersih
(2.135.933)
(58.901.617)
Hasil penjualan aset tetap
-
860.500
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(390.338.109)
(181.391.862)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Pembayaran kembali hutang bank
(50.859.441)
(86.853.292)
Pembayaran kembali pinjaman dari Pemerintah Republik Indonesia
(15.421.567)
(27.529.570)
Pembayaran deviden
(887.711.283)
-Pembayaran kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(1.268.233)
(4.876.266)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
(955.260.524)
(119.259.128)
Kenaikan bersih kas dan setara kas
(115.724.150)
489.253.328
Kas dan setara kas pada awal tahun
2.822.280.357
1.743.589.294
1. UMUM
PT Semen Gresik (Persero) Tbk (“Perseroan“) didirikan dengan nama NV Pabrik Semen Gresik pada tanggal 25 Maret 1953 dengan Akta Notaris Raden Mr. Soewandi No. 41. Pada tanggal 17 April 1961, NV Pabrik Semen Gresik dijadikan Perusahaan Negara (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 132 tahun 1961, kemudian berubah menjadi PT Semen Gresik (Persero) berdasarkan Akta Notaris J.N. Siregar, S.H. No. 81 tanggal 24 Oktober 1969. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir berdasarkan Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 5 tanggal 5 Juli 2007 mengenai perubahan modal dasar dan modal yang ditempatkan. Perubahan tersebut telah dilaporkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat No. W7-HT.01.04-9972 tanggal 9 Juli 2007 dan diumumkan dalam berita Negara RI No. 63 tanggal 7 Agustus 2007, tambahan berita Negara RI No. 888/I/2007.
Ruang lingkup kegiatan Perseroan dan anak perusahaan meliputi berbagai kegiatan industri, namun kegiatan utamanya adalah dalam sektor industri semen. Lokasi pabrik semen Perseroan dan anak perusahaan berada di Gresik dan Tuban di Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat serta Pangkep di Sulawesi Selatan. Hasil produksi Perseroan dan anak perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri.
Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 7 Agustus 1957.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada 30 Juni 2008 dan 2007, adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Dewan Komisaris
Komisaris Utama Dedi Aditya Sumanagara Rizal Ramli
Wakil Komisaris Utama Darjoto Setyawan Darjoto Setyawan
Komisaris Setia Purwaka Setia Purwaka
Komisaris Independen Achmad Jazidie Mohammad NUH
Arif Arryman Arif Arryman
Marwoto Hadi Soesastro Marwoto Hadi Soesastro
Dewan Direksi
Direktur Utama Dwi Soetjipto Dwi Soetjipto
Wakil Direktur Utama Heru Djojo Adhiningrat Rudiantara
Direktur Cholil Hasan Cholil Hasan
Suparni Chabib Bahari
Irwan Suarly Irwan Suarly
Suharto Suharto
Pada tanggal 30 Juni 2008, Perseroan dan anak perusahaan mempunyai 6.844 (2007: 6.623) karyawan. Jumlah biaya karyawan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp268.863.730 (2007: Rp229.097.742). Remunerasi yang dibayarkan kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 sebesar Rp19.500.890 (2007: Rp4.576.800).
1. UMUM (lanjutan)
Kepemilikan saham Perseroan pada anak perusahaan yang dikonsolidasi sebagai berikut:
Dimulainya Jumlah aktiva sebelum eliminasi
Persentase kegiatan
Anak perusahaan Domisili Jenis usaha kepemilikan komersial 2008 2007
PT Semen Padang (“SP”) Indarung, Produsen semen 99,99% 1913 2.058.080.892 1.751.199.821
Sumatera Barat
PT Sepatim Batamtama Batam, Riau Pengantongan semen 85,00% 1994 23.671.007 23.249.720 (“SB”) 85% saham dan distribusi
dimiliki SP
PT Bima Sepaja Abadi Tanjung Priok, Pengantongan semen 80,00% 1996 49.664.341 48.798.914 (”BSA”) 80% saham Jakarta dan distribusi
dimiliki SP
PT Semen Tonasa (“ST”) Pangkep, Produsen semen 99,99% 1968 1.739.356.614 1.544.031.229 Sulawesi Selatan
PT United Tractors Semen Tuban, Penambangan 55% 1992 110.101.006 93.652.207 Gresik (“UTSG”) Jawa Timur batu kapur dan tanah liat
PT Industri Kemasan Tuban, Produsen kantong semen 60% 1994 103.867.648 90.224.305 Semen Gresik (“IKSG”) Jawa Timur
PT Kawasan Industri Gresik, Pengembangan kawasan 65% 1991 76.216.128 84.843.297 Gresik (“KIG”) Jawa Timur industri
Perseroan mendapat persetujuan melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 859/KMK. 01/1987 tanggal 23 Desember 1987, juncto Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK. 013/1990 tanggal 4 Desember 1990 untuk menawarkan saham kepada masyarakat. Pada tanggal 4 Juli 1991, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) menyetujui pencatatan saham sebanyak 70.000.000 saham di Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 30 Mei 1995, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia) menyetujui pencatatan tambahan 78.288.000 saham Perseroan. Pada tanggal 20 Juli 1995, BAPEPAM-LK menyetujui Penawaran Umum Terbatas sejumlah 444.864.000 saham biasa dengan dasar tiga saham baru untuk setiap saham yang beredar.
Menindak lanjuti hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Juni 2007, pada tanggal 7 Agustus 2007, Perseroan telah melakukan pemecahan saham dengan perbandingan 1:10. Jumlah lembar saham Perseroan yang beredar setelah pelaksanaan pemecahan saham tersebut menjadi sebesar 5.931.520.000 lembar saham dengan harga pasar saham awal setelah pelaksanaan pemecahan saham tersebut adalah Rp5.000 (Rupiah penuh). Perseroan telah menyampaikan surat permohonan pencatatan saham tambahan kepada otoritas bursa efek atas sejumlah saham tersebut.
Pada tanggal 30 Juni 2008, seluruh saham Perseroan atau sejumlah 5.931.520.000 lembar saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Laporan keuangan konsolidasian ini telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) serta peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep harga perolehan dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian (lanjutan)
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang.
Kas dan setara kas yang ditempatkan sebagai margin deposits atas fasilitas letter of credit dan jaminan hutang bank disajikan sebagai ”Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya”.
Deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dari tiga bulan disajikan sebagai “Investasi jangka pendek”. Untuk kepentingan penyajian laporan arus kas konsolidasian, deposito berjangka tersebut disajikan dalam kelompok kegiatan investasi.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian dibulatkan menjadi ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain.
b. Prinsip-prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan dimana Perseroan dan anak perusahaan mempunyai penyertaan saham dengan hak suara lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, atau apabila Perseroan dan anak perusahaan memiliki 50% atau kurang penyertaan saham dengan hak suara tetapi memiliki kemampuan untuk mengendalikan.
Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian secara efektif telah beralih kepada Perseroan dan anak perusahaan, dan tidak dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian berakhir.
Porsi kepemilikan pemegang saham minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan disajikan sebagai “Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan” di neraca konsolidasian.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo material antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perseroan dan anak perusahaan, kecuali dinyatakan lain.
c. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Perseroan dan anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Transaksi antara Perseroan dan anak perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan perusahaan-perusahaan lain yang dimiliki/dikendalikan negara/daerah, tidak diperhitungkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
d. Piutang usaha dan piutang lain-lain
Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan analisa atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan dalam tahun dimana piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Persediaan
Persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk barang jadi dan barang dalam proses serta metode rata-rata bergerak untuk bahan baku, penolong dan suku cadang. Harga perolehan barang jadi dan barang dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang dinyatakan sebesar nilai yang terkait dengan produksi. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.
Persediaan bahan penolong dan suku cadang milik Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat (setelah dikurangi persediaan pengaman) dihitung sebagai berikut:
Persentase penyisihan
Ada pemakaian dalam tahun berjalan -
Ada pemakaian dalam 1 - 5 tahun 10%
Ada pemakaian dalam 5 - 10 tahun 25%
Tidak ada pemakaian selama lebih dari 10 tahun terakhir 50%
Persediaan tanah pada anak perusahaan (KIG), dinilai berdasarkan nilai perolehan yang meliputi biaya perolehan, biaya pematangan tanah dan alokasi biaya fasilitas umum lainnya.
f. Investasi pada perusahaan asosiasi
Metode ekuitas
Investasi pada perusahaan dimana Perseroan dan anak perusahaan memiliki saham berhak suara antara 20% sampai dengan 50% dan mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak dapat mengendalikan, dicatat dengan metode ekuitas.
Berdasarkan metode tersebut, biaya perolehan investasi ditambahkan atau dikurangi dengan bagian Perseroan atau anak perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan dikurangi deviden tunai yang diterima. Bila terjadi penurunan nilai investasi yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Metode biaya perolehan
Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan investasi. Penurunan nilai investasi yang bersifat permanen, bila ada, dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
g. Aset tetap dan penyusutan
Aset tetap, kecuali aset tetap tertentu yang dinilai kembali, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Biaya perolehan aset tetap anak perusahaan (SP dan ST) merupakan estimasi nilai wajar berdasarkan penilaian PT Superintending Company of Indonesia (“SUCOFINDO”) pada tanggal 31 Maret 1995. Penambahan aset tetap sejak tanggal tersebut dicatat berdasarkan biaya perolehan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan)
Per 1 Januari 2008, Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) telah menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) sebagaimana ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Perseroan telah menetapkan model biaya (cost) terhadap pengelolaan aset tetapnya. Berdasarkan penelaahan terhadap umur ekonomis aset, maka Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) telah menyeragamkan masa manfaat dari aset utamanya, sedangkan komponen mesin dibawahnya diklasifikasikan dan didepresiasikan berdasarkan pendekatan komponen.
Penyusutan (selain tanah pertambangan dan aset tetap tertentu anak perusahaan/KIG) dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat.
Tahun
Bangunan, jalan, jembatan, dan pelabuhan 10 - 30
Mesin-mesin 2 - 20
Alat-alat berat dan kendaraan 5 - 8
Perlengkapan dan peralatan kantor 2 - 8
Pada tahun 2008, Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) telah menerapkan PSAK 30 Revisi 2007. Dampak penerapan tersebut mengharuskan Perseroan dan anak perusahaan untuk mengakui sebagai aset pembiayaan disisi aktiva dan kewajiban pembiayaan disisi kewajiban, dari transaksi sewa sepanjang memenuhi karakteristik sewa pembiayaan.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap yang tidak digunakan disajikan sebagai aktiva tidak lancar lainnya dan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih.
Tanah pertambangan dideplesi dengan menggunakan metode jumlah unit produksi berdasarkan estimasi cadangan.
Bila nilai tercatat suatu aset tetap melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated
recoverable amount), maka nilai tersebut diturunkan ke taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut,
yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih atau nilai pakai.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang, dalam bentuk peningkatan kapasitas, peningkatan mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Apabila aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik serta pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aktiva dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aktiva tersebut siap untuk digunakan.
Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti diskonto pinjaman yang digunakan untuk mendanai proses pembangunan aktiva tertentu, dikapitalisasi sampai dengan saat proses pembangunan tersebut selesai.
h. Beban tangguhan
Pengeluaran tertentu yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
i. Kewajiban imbalan kerja
Imbalan kerja sehubungan dengan imbalan pasca-kerja, cuti jangka panjang, penghargaan masa kerja dan imbalan-imbalan lainnya diakui selama masa kerja karyawan yang bersangkutan sesuai dengan imbalan yang lebih tinggi antara Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Peraturan Perseroan dan anak perusahaan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
i. Kewajiban imbalan kerja
1. Kewajiban pasca-kerja
a) Program Imbalan Pasti
Perseroan dan anak perusahaan memberikan imbalan pasca-kerja manfaat pasti dalam bentuk:
i) Program Pensiun Imbalan Pasti, Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun untuk seluruh karyawan tetapnya sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST). Jumlah kontribusi terdiri dari kontribusi karyawan yang dihitung sebesar 5% dari penghasilan dasar pensiun dan kontribusi Perseroan dan anak perusahaan yang dihitung secara aktuaria.
ii) Program imbalan pasti lainnya dalam bentuk imbalan masa persiapan pensiun (MPP), uang penghargaan masa kerja, manfaat pasca kerja sesuai UU Ketenagakerjaan No. 13/2003 dan lain-lain.
Estimasi kewajiban yang diakui di neraca konsolidasian sehubungan dengan program pasca-kerja imbalan pasti adalah nilai kini dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aktiva program, jika ada, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial serta biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti lainnya dihitung oleh aktuaria independen menggunakan metode projected unit credit.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah dalam mata uang Rupiah dengan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari perubahan asumsi dan perbedaan antara asumsi aktuarial dengan kenyataan (experience adjustments) sejumlah yang lebih besar antara 10% dari aktiva program atau 10% dari kewajiban imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi konsolidasian selama rata-rata sisa masa kerja para karyawan yang bersangkutan.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban tahun berjalan. Biaya jasa lalu dibebankan langsung pada laporan laba rugi konsolidasian, kecuali bila perubahan terhadap manfaat program tergantung pada status kepegawaian pekerja di masa yang akan datang (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasikan secara garis lurus sepanjang periode vesting.
b) Program Iuran Pasti
Sejak Desember 2001, karyawan Perseroan mengikuti program pensiun iuran pasti yang meliputi semua karyawan tetap. Program ini dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (DPLK BNI) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-1100/KM.17/1998 tanggal 23 November 1998. Imbalan pensiun akan diberikan apabila karyawan tersebut pensiun, cacat atau meninggal dunia. Iuran untuk program pensiun tersebut adalah sebesar 15% dari gaji bulanan karyawan.
Mulai tahun 2004, anak perusahaan Perseroan, SP dan ST menyediakan imbalan iuran pasti untuk karyawan tetap dan karyawan kontrak tertentu yang diselenggarakan masing-masing oleh DPLK AIA Indonesia dan DPLK Jiwasraya. SP dan ST memberikan kontribusi bulanan kepada DPLK masing-masing sebesar 7,5% dari gaji bersih dan 5% dari gaji dasar pensiun. Anak perusahaan mengakui hutang iuran pada DPLK pada tahun dimana karyawan memberikan jasanya. Hutang iuran ini dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan kecuali PSAK lain membolehkan pencatatan beban iuran tersebut sebagai harga perolehan suatu aktiva.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
i. Kewajiban imbalan kerja (lanjutan)
2. Kewajiban imbalan kerja jangka panjang lainnya
Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) memberikan imbalan kerja jangka panjang lainnya dalam bentuk cuti panjang dan penghargaan masa kerja. Prakiraan biaya imbalan ini diakui sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang hampir sama dengan metodologi yang digunakan dalam program imbalan pasca kerja manfaat pasti. Kewajiban ini dinilai oleh aktuaria independen.
Pada tahun 2007, Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) mengubah metode penghitungan imbalan kerja jangka panjang selama Masa Persiapan Pensiun (MPP) yang semula diperlakukan sebagai imbalan tahun berjalan (imbalan jangka pendek) menjadi imbalan pasti pasca kerja. Efektif tanggal 30 September 2007, Perseroan dan anak perusahaan (SP dan ST) mencabut kebijakan perusahaan sehubungan dengan MPP.
j. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Pembukuan Perseroan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah.
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007:
2008 2007
angka penuh angka penuh
1 Dolar Amerika Serikat (US$) 9.225 9.054
1 Euro 14.563 12.164
1 Dolar Singapura (SGD) 6.779 5.908
k. Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan atas penjualan barang diakui pada saat resiko dan hak atas pemilikan secara signifikan telah berpindah kepada pembeli.
Anak perusahaan (UTSG) mengakui pendapatan pada saat bahan galian diserahkan ke pembeli.
Anak perusahaan (KIG) mengakui penjualan bangunan rumah dan bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya dengan menggunakan metode akrual penuh apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi: proses penjualan telah selesai; harga jual akan tertagih; tagihan KIG tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan KIG telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan KIG tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan bangunan tersebut.
Penjualan kapling tanah tanpa bangunan diakui dengan syarat jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual, harga jual akan tertagih, tagihan KIG tidak subordinasi terhadap pinjaman lain, proses pengembangan tanah telah selesai, dan hanya kapling tanah saja yang dijual.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l. Perpajakan
Beban pajak tahun berjalan, kecuali anak perusahaan (KIG), ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Pendapatan sewa yang diperoleh anak perusahaan (KIG) dikenakan pajak penghasilan final.
Kecuali untuk usaha yang pendapatannya dikenakan pajak final, semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban dengan dasar pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability method). Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dihitung dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.
Aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan banding, pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidakpastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka koreksi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap kewajiban perpajakan tersebut dicatat pada saat pengajuan banding dibuat.
m. Deviden
Pembagian deviden kepada pemegang saham Perseroan diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasian pada tahun ketika deviden tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perseroan.
n. Laba bersih per saham dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Saham biasa dapat diterbitkan atau jumlah saham biasa dapat berkurang, tanpa disertai perubahan pada arus kas atau aktiva lain atau pada kewajiban. Perubahan tersebut dapat berbentuk deviden saham, saham bonus, pemecahan saham atau penggabungan saham. Untuk perhitungan laba per saham, perubahan tersebut dianggap seolah-olah sudah terjadi pada awal tahun laporan keuangan konsolidasian yang disajikan.
o. Informasi segmen
Informasi segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasikan. Suatu segmen usaha adalah suatu unit usaha yang dapat dibedakan dan menyediakan produk dan jasa yang berbeda dan dikelola secara terpisah. Informasi segmen dibuat sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi dalam mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
p. Penggunaan estimasi
Penyajian laporan keuangan konsolidasian sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Oleh karena adanya ketidakpastian di dalam membuat estimasi, maka terdapat kemungkinan hasil akhir yang dilaporkan pada masa yang akan datang akan berbeda dengan estimasi tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS
2008
2007
Kas
3.421.006
3.216.667
Bank
252.551.218
514.218.885
Deposito berjangka dan call deposits
1.804.390.000
2.476.308.983
Lainnya
4.000.000
-2.736.281.207
2.321.825.552
Dikurangi:
Deposito dengan jatuh tempo
lebih dari tiga bulan
PT Bank Niaga Tbk
15.000.000
15.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
-
60.000.000
PT Bank Jatim
-
5.000.000
15.000.000
80.000.000
Investasi jangka pendek lainnya
4.000.000
-19.000.000
80.000.000
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya (Catatan 11)
PT Bank Niaga Tbk
7.725.000
5.982.930
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
3.000.000
3.000.000
10.725.000
8.982.930
2.706.556.207
2.232.842.622
a. Kas2008
2007
Rupiah 3.349.009
3.144.430
Dolar Amerika Serikat
71.997
13.154
Dolar Singapura
-
59.083
3.421.006
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) b. Bank
2008
2007
Pihak ketiga:
Rupiah:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
135.181.110
108.366.521
PT Bank Central Asia Tbk
25.145.752
76.627.565
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
22.669.259
183.533.877
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
12.692.770
9.095.391
PT Bank Mega Tbk
12.584.628
2.290.234
PT Bank Bukopin Tbk
5.990.709
12.917.466
PT Bank Niaga Tbk
3.545.664
15.162.126
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
2.720.464
5.165.584
PT Bank Jatim
1.920.371
1.495.557
PT Bank Nagari
1.742.765
6.100.833
Deutsche Bank
1.089.089
127.191
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
503.903
171.529
PT Bank Permata Tbk
202.839
-PT Bank Sulsel
168.723
254.966
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100.000)
45.880
100.586
226.203.926
421.409.426
Dolar Amerika Serikat:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
21.873.546
91.096.451
PT Bank Niaga Tbk
3.705.920
1.188.994
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
236.718
-Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100.000)
23.816
88.800
25.840.000
92.374.245
Euro:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
507.292
435.214
252.551.218
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
c. Deposito berjangka dan call deposit
2008
2007
Pihak ketiga:
Rupiah:
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
444.000.000
661.100.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
434.116.550
135.615.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
395.604.933
466.400.000
PT Bank Niaga Tbk
382.625.000
132.575.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
318.000.000
100.500.000
PT Bank Tabungan Negara (Persero)
235.000.000
65.000.000
PT Bank Jatim
105.000.000
125.000.000
PT Bank Bukopin Tbk
51.000.000
44.500.000
PT Bank Mega Tbk
44.000.000
44.500.000
PT Bank Sulsel
20.000.000
15.800.000
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
13.000.000
13.000.000
PT Bank Syariah Mega Indonesia
4.000.000
-Deutsche Bank
3.500.000
-PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
2.000.000
-PT Bank Permata Tbk
1.400.000
400.000
2.453.246.483
1.804.390.000
Dolar Amerika Serikat:
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
23.062.500
-23.062.500
-2.476.308.983
1.804.390.000
Suku bunga tahunan atas deposito berjangka dan call deposits adalah sebagai berikut:
2008
2007
Rupiah
6.75% - 8.20%
8,25% - 8,75%
-4. PIUTANG USAHA
2008
2007
Pihak ketiga:
Rupiah 1.125.264.231
1.050.214.686
Dolar Amerika Serikat
10.057.978
21.050.149
1.135.322.209
1.071.264.835
Dikurangi:
Penyisihan piutang ragu-ragu
(57.556.606)
(54.934.847)
1.077.765.603
1.016.329.988
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa:
Rupiah 336.454.333
279.049.448
1.414.219.936
1.295.379.436
Lihat Catatan 26 untuk rincian transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. Umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
2008
2007
Lancar
981.875.234
1.075.712.273
Lewat jatuh tempo:
1 - 45 hari
257.125.363
232.193.605
46 - 135 hari
49.673.146
33.012.652
136 - 365 hari
18.095.263
38.882.157
Lebih dari 365 hari
71.170.497
64.350.635
1.471.776.542
1.350.314.283
Dikurangi:
Penyisihan piutang ragu-ragu
(57.556.606)
(54.934.847)
1.414.219.936
1.295.379.436
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
2008
2007
Saldo awal
57.558.606
54.446.240
(Penurunan)/penambahan
(2.000)
488.607
Saldo akhir
57.556.606
54.934.847
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perseroan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.
Sebagian piutang usaha dijamin dengan bank garansi, deposito berjangka, asuransi kredit, dan harta berwujud (tanah, bangunan dan kendaraan bermotor).
Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, tidak ada piutang usaha yang dijadikan jaminan atas hutang bank tertentu seperti yang dijelaskan dalam Catatan 11.
5. PERSEDIAAN
2008
2007
Bahan baku dan penolong
519.455.867
289.184.803
Suku cadang
379.663.372
352.013.848
Barang dalam proses
141.859.102
140.923.508
Barang jadi
90.317.691
109.855.965
Barang dalam perjalanan
89.479.371
57.564.723
Tanah
2.236.935
2.497.810
1.223.012.338
952.040.657
Dikurangi:
Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat
(31.073.113)
(29.418.322)
1.191.939.225
922.622.335
Manajemen Perseroan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat telah mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari persediaan usang dan bergerak lambat.
Persediaan tanah merupakan tanah siap jual dan fasilitas umum yang dimiliki oleh anak perusahaan (KIG).
Mutasi penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat adalah sebagai berikut:
2008
2007
Saldo awal
28.088.011
27.358.442
Penambahan
2.985.102
2.059.880
Saldo akhir
31.073.113
29.418.322
Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, tidak ada persediaan yang dijadikan jaminan atas hutang bank tertentu seperti yang dijelaskan dalam Catatan 11.
Pada tanggal 30 Juni 2008, persediaan Perseroan dan anak perusahaan, kecuali persediaan tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian yang disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, dan risiko kerugian lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp395.232.328 (tidak termasuk ST). ST mengasuransikan persediaan dan aset tetapnya dengan nilai pertanggungan sebesar US$918.800 (angka penuh) dan Rp2.389.416.000 pada tanggal 30 Juni 2008. Menurut pendapat manajemen, nilai pertanggungan asuransi tersebut telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut.
6. UANG MUKA
2008
2007
Pembelian lokal
35.809.602
15.486.833
Pembelian impor
35.648.481
28.829.151
Lainnya
30.928.646
14.466.139
102.386.729
58.782.123
7. PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar di muka
2008
2007
Anak Perusahaan
PPh badan
783.120
-Pajak penghasilan badan lebih bayar
2006
-
1.025.322
Pajak lainnya :
PPh Pasal 22
148.947
-PPh Pasal 23
2.264.066
-Pajak Pertambahan Nilai
508.874
823.643
Lainnya
-
4.543
3.705.007
1.853.508
b. Hutang pajak2008
2007
Perseroan
PPh badan
67.423.369
68.443.099
Hutang pajak lain :
PPh Pasal 21
3.209.566
21.923.025
PPh Pasal 22
1.396.316
991.568
PPh Pasal 23 dan 26
67.450.627
2.101.405
Pajak Pertambahan Nilai
38.545.015
28.104.984
178.024.893
121.564.081
7. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Hutang pajak (lanjutan)
2008
2007
Anak Perusahaan
PPh badan :
Periode berjalan
59.520.638
18.199.231
2004
1.412.292
1.412.292
2003
7.061.225
7.061.225
Hutang pajak lain :
PPh Pasal 21
6.050.451
22.626.767
PPh Pasal 22
1.986.470
1.011.664
PPh Pasal 23 dan 26
3.109.396
1.079.312
Pajak penghasilan final
-
8.574.932
Pajak Bumi dan Bangunan
7.117.627
4.462.004
Pajak Pertambahan Nilai
73.984.595
60.724.786
Lainnya
1.130.493
-161.373.187
125.152.213
339.398.080
246.716.294
Hutang pajak penghasilan badan - 2003 sebesar Rp7.061.225 merupakan kurang bayar dan denda pajak yang timbul atas revisi pada tahun 2005 atas Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) tahun 2003 anak perusahaan (SP). Revisi tersebut menyatakan laba kena pajak sebesar Rp119.907.008 yang berubah dari sebelumnya sebesar Rp137.964.029 serta koreksi kompensasi rugi fiskal tahun pajak 2002 menjadi Rp62.300.668 sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) untuk tahun 2002 dari sebelumnya Rp99.363.074 sebagaimana yang dilaporkan SP pada otoritas pajak.
Hutang pajak penghasilan badan - 2004 sebesar Rp1.412.292 merupakan kurang bayar dan denda pajak atas revisi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan tahun 2004 yang dilakukan pada tahun 2005 oleh anak perusahaan (SP). Revisi tersebut menyatakan penghasilan kena pajak SP tahun 2004 menjadi Rp110.244.673 yang berubah dari sebelumnya Rp103.296.180 sebagaimana yang dilaporkan pada otoritas pajak.
Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, hutang pajak pertambahan nilai termasuk estimasi penyisihan yang dibuat SP sebesar Rp41.452.329 untuk denda atas keterlambatan pembayaran pajak pertambahan nilai untuk tahun 2003 dan 2002. Penyisihan ini dibuat karena dalam surat tertanggal 9 Maret 2006 Direktorat Jenderal Pajak mengkonfirmasikan bahwa tidak adanya surat permohonan resmi untuk perpanjangan izin sentralisasi pajak pertambahan nilai akan menyebabkan SP dianggap menerapkan desentralisasi dalam administrasi pajak pertambahan nilai.
Penyisihan pajak tersebut di atas telah dibukukan pada laporan keuangan konsolidasian tahun-tahun sebelumnya dan manajemen berpendapat bahwa dalam hal pemeriksaan pajak, jumlah-jumlah ini memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari denda pajak yang potensial pada SP.
7. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Hutang pajak (lanjutan)
Perseroan
Pada tanggal 30 April 2004, Perseroan menerima Surat Keputusan Pajak Lebih Bayar (“SKPLB”) untuk pajak penghasilan badan tahun 2000 sejumlah Rp21.363.466. Pengembalian kelebihan pajak tersebut diterima pada tanggal 4 Mei 2004. Sehubungan dengan kelebihan pembayaran pajak tersebut, Perseroan telah mengajukan gugatan kepada kantor pajak untuk memberikan bunga atas keterlambatan pembayaran kelebihan bayar pajak tersebut.
Pada tanggal 15 Juli 2005, Pengadilan Pajak mengabulkan permohonan gugatan pembayaran bunga oleh Perseroan tersebut sebesar Rp8.118.117. Selanjutnya pada tanggal 10 Oktober 2005, Direktorat Jenderal Pajak mengajukan memori peninjauan kembali atas putusan Pengadilan Pajak tersebut kepada Mahkamah Agung RI. Sehubungan dengan hal tersebut pada tanggal 22 Desember 2005 Perseroan telah mengajukan kontra memori dan belum ada keputusan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini.
c. Beban pajak penghasilan
2008
2007
Perseroan
Kini
295.451.243
178.193.484
Tangguhan
4.543.894
9.818.326
299.995.137
188.011.810
Anak Perusahaan
Kini
195.866.359
118.006.170
Tangguhan
(13.162.238)
(5.568.925)
182.704.121
112.437.245
Konsolidasian
Kini
491.317.602
296.199.654
Tangguhan
(8.618.344)
4.249.401
482.699.258
300.449.055
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah penghasilan kena pajak didasarkan atas perhitungan sementara. Jumlah tersebut berbeda dari jumlah penghasilan kena pajak yang akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan pajak penghasilan badan.
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan konsolidasian dengan taksiran laba kena pajak untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
7. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Beban pajak penghasilan (lanjutan)
2008
2007
Laba konsolidasian sebelum beban pajak penghasilan
1.011.119.775
1.627.976.757
Laba anak perusahaan sebelum beban pajak penghasilan
(586.345.914)
(368.250.864)
Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi
(3.494.975)
(3.917.965)
Disesuaikan dengan jurnal eliminasi konsolidasi
(1.324.572)
(1.636.003)
Laba sebelum pajak penghasilan - Perseroan
637.314.943
1.036.811.296
Perbedaan permanen :
Perbedaan nilai buku fiskal dan komersial atas aset tetap
1.203.023
(1.914.482)
Kesejahteraan karyawan
6.946.569
6.598.489
Penyisihan promosi peningkatan penjualan
1.870.972
6.525.529
Pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final -
bersih
(73.648.185)
(55.884.678)
Lain-lain 26.858.445
34.124.565
(36.769.176)
(10.550.577)
Perbedaan temporer :
Perbedaan nilai buku fiskal dan komersial atas aset tetap
35.975.695
41.921.062
Kewajiban imbalan kerja
(55.592.943)
(57.056.733)
Penyisihan promosi peningkatan penjualan
1.220.648
(21.894.444)
Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat
1.985.101
77.687
Penyisihan piutang ragu-ragu
-
1.954.939
Penyisihan untuk beban reklamasi
1.265.194
2.269.735
(15.146.305)
(32.727.754)
Laba kena pajak - Perseroan
984.895.815
594.036.612
Beban pajak penghasilan Perseroan - kini
295.451.243
178.193.484
Beban pajak penghasilan anak perusahaan - kini
195.866.359
118.006.170
491.317.602
296.199.654
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasian dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan Perseroan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
7. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Beban pajak penghasilan (lanjutan)
2008
2007
Laba konsolidasian sebelum beban pajak penghasilan
1.011.119.775
1.627.976.757
Laba anak perusahaan sebelum beban pajak penghasilan
(586.345.914)
(368.250.864)
Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi
(3.494.975)
(3.917.965)
Disesuaikan dengan jurnal eliminasi konsolidasi
(1.324.572)
(1.636.003)
Laba sebelum pajak penghasilan Perseroan
637.314.943
1.036.811.296
Pajak dihitung pada tarif pajak progresif
311.025.890
191.176.983
Pendapatan yang telah dipotong pajak final
(22.094.456)
(16.765.403)
Beban yang tidak dapat dikurangkan
11.063.703
13.600.230
Beban pajak penghasilan - Perseroan
299.995.137
188.011.810
Beban pajak penghasilan - anak perusahaan
182.704.121
112.437.245
482.699.258
300.449.055
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perseroan dan anak perusahaan menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang. Perseroan dan anak perusahaan melakukan perhitungan dan pelaporan SPT sendiri. SPT konsolidasian tidak diperkenankan dalam peraturan perpajakan di Indonesia. Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
7. PERPAJAKAN (lanjutan)
d. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan - bersih
Dikreditkan / (dibebankan) ke laporan
31 Desember laba rugi 30 Juni
2007 konsolidasian 2008
Aktiva pajak tangguhan - bersih Perseroan
Aset tetap (63.340.359) 12.364.697 (50.975.662)
Beban tangguhan 2.931.863 (1.571.989) 1.359.874
Kewajiban imbalan kerja 14.639.646 (5.685.037) 8.954.609
Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat 7.129.199 595.530 7.724.729 Penyisihan piutang ragu-ragu 4.222.606 - 4.222.606 Penyisihan untuk beban reklamasi 1.102.848 379.559 1.482.407
Penyisihan lain-lain 44.285.450 (10.626.654) 33.658.796
10.971.253
(4.543.894) 6.427.359
Anak perusahaan
Aset tetap (37.763.981) 4.487.951 (33.276.030)
Penyisihan piutang ragu-ragu 11.062.241 - 11.062.241
Kewajiban imbalan kerja 26.987.731 87.478 27.075.209
Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat 2.376.014 300.000 2.676.014
Penyisihan lain-lain 10.387.162 2.729.602 13.116.764
13.049.167
7.605.031 20.654.198 24.020.420
3.061.137 27.081.557
Kewajiban pajak tangguhan - bersih Anak perusahaan
Aset tetap (93.829.883) 9.414.726 (84.415.157)
Kewajiban imbalan kerja 15.911.984 53.873 15.965.857
Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat 2.329.631 - 2.329.631 Penyisihan piutang ragu-ragu 2.959.184 - 2.959.184
Penyisihan lain-lain 16.398.859 (3.911.392) 12.487.467
(56.230.225)
5.557.207 (50.673.018)
7. PERPAJAKAN (lanjutan)
d. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan - bersih (lanjutan)
Dikreditkan / (dibebankan) ke laporan
31 Desember laba rugi 30 Juni
2006 konsolidasian 2007
Kewajiban pajak tangguhan - bersih Perseroan
Aset tetap (84.384.199) 15.154.384 (69.229.815)
Beban tangguhan (4.305.178) (2.578.065) (6.883.243)
Kewajiban imbalan kerja 17.681.145 (5.024.699) 12.656.446
Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat 7.036.546 23.305 7.059.851 Penyisihan piutang ragu-ragu 4.023.874 586.484 4.610.358 Penyisihan untuk beban reklamasi 369.188 680.921 1.050.109
Penyisihan lain-lain 57.194.905 (18.660.656) 38.534.249
(2.383.719)
(9.818.326) (12.202.045)
Anak perusahaan
Aset tetap (104.652.950) 5.592.819 (99.060.131)
Penyisihan piutang ragu-ragu 3.101.579 (553.238) 2.548.341
Kewajiban imbalan kerja 17.761.030 5.563.552 23.324.582
Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat 2.531.182 (95.875) 2.435.307
Penyisihan lain-lain 19.696.546 (2.346.061) 17.350.485
(61.562.613)
8.161.197 (53.401.416) (63.946.332)
(1.657.129) (65.603.461)
Aktiva pajak tangguhan - bersih Anak perusahaan
Aset tetap (38.406.624) 363.572 (38.043.052)
Kewajiban imbalan kerja 24.994.735 (87.947) 24.906.788
Penyisihan persediaan usang dan bergerak lambat 2.048.244 690.534 2.738.778 Penyisihan piutang ragu-ragu 10.626.859 96.147 10.723.006
Penyisihan lain-lain 18.585.262 (3.654.578) 14.930.684
17.848.476
(2.592.272) 15.256.204
Beban pajak tangguhan - bersih (4.249.401)
8. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
Saldo Saldo
31 Desember 30 Juni Persentase
Penyertaan kepemilikan 2007 Bagian laba Deviden 2008 kepemilikan
Perseroan Metode ekuitas PT Swadaya Graha 14.174.852 127.592 (534.038) 13.768.406 25,00% PT Varia Usaha 33.521.236 3.367.383 (1.205.050) 35.683.569 24,95% Metode biaya PT Eternit Gresik 1.861.173 - - 1.861.173 17,57% PT Semen Padang Metode biaya PT Igasar 300.000 - - 300.000 12,00% PT Sumatera Utara Perkasa Semen 402.000 - - 402.000 10,00%
50.259.261
3.494.975 (1.739.088) 52.015.148
Saldo Saldo
31 Desember 30 Juni Persentase
Penyertaan kepemilikan 2006 Bagian laba Deviden 2007 kepemilikan
Perseroan Metode ekuitas PT Swadaya Graha 12.432.966 864.033 (394.268) 12.902.731 25,00% PT Varia Usaha 28.833.578 3.053.932 (1.149.230) 30.738.280 24,95% Metode biaya PT Eternit Gresik 1.861.173 - - 1.861.173 17,57% PT Semen Padang Metode biaya PT Igasar 300.000 - - 300.000 12,00% PT Sumatera Utara Perkasa Semen 402.000 - - 402.000 10,00%
43.829.717
3.917.965 (1.543.498) 46.204.184
Perusahaan asosiasi Jenis Usaha
• PT Swadaya Graha
• PT Varia Usaha • PT Eternit Gresik
• PT Igasar
• PT Sumatera Utara Perkasa Semen • PT Bima Sepaja Abadi
Kontraktor dan persewaan alat-alat berat
Jasa distribusi dan pengangkutan
Bahan konstruksi berbasis semen
Distribusi semen
Jasa pengantongan semen