• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 IV- 1

BAB IV

METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1 Pendekatan Kajian

Terdapat 4 (empat) pendekatan dalam proses pelaksanaan pekerjaan

Kajian Transmigrasi Lokal ini, yaitu sebagai berikut : 1. Pendekatan Normatif

Dalam pendekatan ini proses pembangunan kawasan bertumpu pada prosedur/skema tertentu, dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan tertentu. Ciri-ciri pendekatan normatif:

a. Bersifat jangka panjang b. Bersifat komprehensif

c. Pengembangan kebijaksanaan didasari oleh norma-norma dan standar-standar, dan dilandasi dengan penelitian lapangan / kenyataan.

d. Memberikan langkah-langkah penyelesaian secara tuntas (final).

e. Dalam perumusan strategi, faktor-faktor eksternal kurang diperhatikan.

2. Pendekatan Incremental

Pendekatan ini lebih bersifat strategis, di mana sebagian besar kondisi-kondisi awal (pra-kondisi-kondisi) dari suatu persoalan pembangunan tidak diperhatikan atau di luar kontrol. Ciri-Ciri Pendekatan incremental :

a. Berorientasi pada persoalan-persoalan nyata. b. Bersifat jangka pendek dan menengah

c. Terkonsentrasi pada beberapa hal, tetapi bersifat strategis d. Mempertimbangkan eksternalitas

(2)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 IV- 2

3. Pendekatan Sistemik

Penelusuran nilai tambah berorientasi pada sistem rantai pasok pasa sebuah sistem bisnis pada komoditas tertentu, oleh karena itu harus bersifat cyclic dan memasukkan umpan balik pada berbagai tahapannya, dimana input dan output divalidasi dengan adanya umpan balik. Proses perencanaan seperti tersebut diatas membutuhkan pendekatan sistem, dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses perencanaan dengan karakteristik tersebut diatas dapat juga disebut sebagai perencanaan sistemik.

Adapun konsep sistem dalam perencanaan adalah sebagai berikut :

a. Terbentuk dari sejumlah unsur (elemen) dan hubungan (relasi) yang terdapat diantara unsur-unsur itu.

b. Terbentuk pada waktu sekelompok unsur yang memiliki interaksi yang kaya diberi batasan jelas yang memisahkannya dari kelompok unsur lain yang memiliki interaksi yang kurang intensitasnya.

c. Akan memiliki masukan (input) dan keluaran (output) yang memiliki wujud fisik atau abstrak.

d. Mengubah masukan menjadi keluaran.

e. Memiliki proses internal yang berfungsi sebagai umpan balik (feed back), artinya perilaku dari satu unsur akan menjadi umpan balik langsung atau tidak langsung bagi unsur yang mengawali perilaku itu.

f. Memiliki unsur atau hubungan yang atributnya ditentukan oleh cara pengukurannya.

Karakteristik sistem dalam proses perencanaan adalah sebagi berikut : a. Sistem bersifat organik dan terbuka.

Dalam arti bahwa sistem bersifat responsif terhadap perubahan lingkungan, karena batasan yang memisahkan sistem dari lingkungan bersifat permeabel, yang memungkinkan masukan (input) masuk dan keluaran (output) keluar dengan mudah.

b. Sistem memiliki stabilitas yang dinamik (Homeostatis).

Setiap unsur sistem perlu beradaptasi atau berubah sambil menjalani proses transformasi yang stabil.

(3)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 IV- 3

c. Sistem memiliki nuansa sosio-politik yang kuat.

Pembangunan adalah suatu proses sosio-politik yang berurusan dengan banyak pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda, bekerja dalam situasi konflik, dan memerlukan campur tangan kekuasaan.

d. Sistem memiliki identitas yang mantap. e. Sistem terus berkembang secara terkendali.

f. Dalam sistem terdapat proses berbagi informasi yang lancar diantara unsur-unsurnya.

g. Unsur-unsur sistem selalu saling menyesuaikan diri dan saling mendukung untuk membangun sinergi.

Untuk mendukung perencanaan suatu sistem dalam lingkup wilayah dan situasi yang cukup kompleks, pendekatan sistem dalam proses perencanaan dengan karakteristik di atas, dianggap sesuai untuk dapat memenuhi tuntutan Kajian Transmigrasi Lokal di Kabupaten Bandung Barat. Kelebihan Pendekatan Sistemik :

a. Mampu merekam dinamika sistem di masa lalu dalam periode yang sama dengan periode peramalan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

b. Mampu mensintesakan kompleksitas permasalahan yang terjadi, baik secara fisik dan non fisik, dengan mempertimbangkan banyak variabel yang dianggap berpengaruh.

c. Mampu menganalisa struktur permasalahan yang kompleks, yang terjadi pada suatu lingkup wilayah perencanaan.

d. Memungkinkan adanya proses iterasi dalam melakukan analisa bila terjadi perubahan-perubahan tertentu (iteratif).

e. Mampu menganalisa semua sub sistem (comprehensiveness). f. Mampu menghasilkan simulasi-simulasi secara cepat dan akurat. g. Mampu menggambarkan interaksi

h. Mampu memprediksi dampak dan pengaruh dari berbagai alternatif sistem yang akan ditetapkan, terhadap seluruh sektor terkait, baik yang bersifat spasial maupun non spasial, sehingga dapat digunakan sebagai alat

(4)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 IV- 4

pemberi peringatan dini apabila suatu sistem diterapkan atau tidak diterapkan.

i. Bersifat mudah digunakan dan akrab dengan dunia perencanaan yang telah ada (user friendlyness).

j. Menggunakan data spesifik dan tidak sekedar memanfaatkan data sekunder yang telah ada.

k. Mempertimbangkan isu lingkungan.

Dengan teknik / pendekatan sistem, proses perencanaan diharapkan dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan simulasi, sebagai sarana untuk menentukan pengambilan keputusan yang tepat mengenai kebijakan-kebijakan pengembangan sarana perekonominan oleh Pemerintah Daerah.

Dengan pendekatan ini, diharapkan prediksi dampak dari penerapan berbagai skenario pengembangan system pengelolaan, baik yang bersifat spasial maupun non spasial, dapat dilakukan. Dengan kata lain, teknik/ pendekatan ini dapat berfungsi sebagai “Early Warning System” dari penerapan suatu kebijakan, sehingga dapat dipilih skenario sistem yang paling optimal, dan apabila terdapat konsekuensi-konsekuensi tertentu akibat penerapan sistem tersebut dapat dipersiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasinya sedini mungkin.

4.2 Metode Pengambilan Data

Data yang diambil untuk melakukan kajian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan pengambilan data-data terkait perkembangan wilayah, serta migrasi penduduk di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Data primer yang dikumpulkan di lapangan diperoleh dari hasil wawancara terhadap para pihak terkait dan melakukan dokumentasi. Data primer ini diperlukan untuk mengetahui kondisi eksisting transmigrasi lokal penduduk, khususnya masalah urbanisasi ke wilayah utara Kabupaten Bandung Barat.

Data sekunder sudah mulai dilakukan sebelum turun ke lapangan berupa kajian desk study untuk mengumpulkan informasi mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maupun perkembangan terkini mengenai model manajemen transmigrasi lokal di Kabupaten Bandung Barat. Data sekunder yang

(5)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 IV- 5

dikumpulkan antara lain mengenai data time series demografi, kondisi pengembangan wilayah, serta peraturan daerah yang terkait pengelolaan transmigrasi lokal.

4.3 Metode Analisis

Analisis data yang digunakan pada kajian ini terdiri dari 4 (empat) tahapan.

Tahap pertama adalah identifikasi kondisi eksisting di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi di lapangan. Analisis kondisi / status dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data sekunder merupakan penelusuran laporan-laporan atau dokumen-dokumen dan peraturan serta kebijakan yang terkait dengan pembangunan wilayah dan transmigrasi penduduk. Sedangkan data primer dikumpulkan untuk menangkap informasi dari para pemangku kepentingan yang terkait dengan pengelolaan program transmigrasi lokal.

Tahap kedua adalah mencari sumber permasalahan dalam upaya pemerataan pembangunan dan kependudukan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi sebab-sebab timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Kenali penyebab masalah yang penting 2) Memahami semua akibat dan penyebab 3) Membandingkan prosedur kerja

4) Menemukan pemecahan yang tepat

5) Memecahkan hal apa yang harus diilakukan 6) Mengembangkan proses

Tahap Ketiga adalah melakukan analisis kesenjangan (gap analysis) antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal atau seharusnya pada aspek-aspek yang masih menjadi penghambat atau masalah utama dalam pengelolaan transmigrasi lokal. Hal ini dilakukan untuk menemukan kesenjangan (gap analysis) dimana akan dihasilkan perdebatan mengenai persepsi dan pembahasan perubahan yang dianggap menguntungkan. Apabila model konseptual tidak menggambarkan dunia nyata, maka bisa dilakukan dua hal yaitu: (1) apa yang

(6)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 IV- 6

tidak ditemukan pada realitas bisa menjadi rekomendasi bagi perubahan dan (2) apa yang tidak ditemukan pada realitas dan pembuat analisis merasa kurang puas karena tidak menjawab pertanyaan penelitian maka bisa kembali ke tahap kedua untuk kembali pada proses pengumpulan data, dilanjutkan dengan tahap-tahap berikutnya.

Selanjutnya pada Tahap Keempat dilakukan perumusan strategi dan kebijakan untuk pengembangan model transmigrasi lokal di Kabupaten Bandung Barat. Selanjutnya dilakukan review bersama antara tenaga ahli, kordinator tim dan pihak-pihak terkait untuk memperbaiki strategi dan kebijakan yang diajukan. Pengambilan langkah tindakan berikutnya implementasi ataupun revisi kembali strategi dan kebijakan dikembalikan pada lembaga/stakeholders yang dalam hal ini berperan untuk mengintervensi pelaksanaan transmigrasi lokal di Kabupaten Bandung Barat.

4.4 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Pendekatan dan metodologi yang telah disebutkan di atas akan digunakan dalam setiap tahapan pekerjaan. Tahapan pekerjaan sendiri merupakan pembagian tahap dalam pekerjaan ini untuk memudahkan penyelesaian pekerjaan. Tahapan pekerjaan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Persiapan

Tahap persiapan ini pada intinya merupakan awal dari semua rangkaian kegiatan. Terdapat empat kegiatan yang menjadi bagian tahap ini, yaitu : a. Penyusunan rencana kerja,

b. Pengadaan peralatan kerja, dengan hasil berupa rencana kerja rinci. c. Penyiapan perangkat observasi dan analisis, dengan hasil berupa

perangkat observasi dan analisis

2. Tahap Pengumpulan Data dan Studi Dokumen

Tahap Pengumpulan data dan studi dokumen ini merupakan tahap kedua dari rangkaian kegiatan.

Pada tahap ini terdapat 3 (tiga) kegiatan besar, yaitu koordinasi pembentukan tim teknis, wawancara dan studi dokumen, serta kompilasi data.

(7)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 IV- 7

a. Koordinasi pembentukan tim teknis

b. Wawancara dilakukan dengan menggunakan perangkat instrumen wawancara yang dihasilkan pada tahap persiapan sebagai input dalam melakukan pengumpulan data. Wawancara dilakukan terhadap instansi/ Dinas terkait yang menangani transmigrasi serta pembangunan wilayah di Kabupaten Bandung Barat.

c. Kompilasi data hasil observasi primer dan sekunder dilakukan dengan cara pengelompokkan. Sehingga diperoleh keluaran berupa data karakter kawasan dan literatur yang akan digunakan pada tahap analisis selanjutnya.

3. Tahapan Pembahasan

Tahap ini merupakan tahap analisis untuk penentuan Model Transmigrasi Lokal di Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan ini terdiri dari:

a. Tinjauan Umum

Tinjauan umum ini meliputi tinjauan terhadap data yang telah dikompilasi yang meliputi :

1) Data Kondisi Pembangunan Kewilayahan di Kabupaten Bandung Barat

2) Data Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat 3) Data Karakteristik Geografi, Demografi, Sosial – Ekonomi dan

Kesejahteraan Penduduk

4) Data Pola Migrasi penduduk di wilayah Kabupaten Bandung Barat. b. Tinjauan terhadap Kebijakan Kependudukan di Kabupaten Bandung Barat

1) Tinjauan terhadap kebijakan / rencana kebijakan Transmigrasi Lokal 2) Tinjauan terhadap kebijakan / rencana kebijakan pembangunan

wilayah dan tata ruang wilayah Kabupaten Bandung Barat. c. Analisis awal

Analisis awal ini merupakan analisis pendahuluan terhadap model Transmigrasi Lokal di Kabupaten Bandung Barat berdasarkan tata aturan yang berlaku dan kondisi objektif.

(8)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 IV- 8

d. Tinjauan Fokus

Tinjauan fokus merupakan tinjauan yang dilakukan terhadap model dan strategi kebijakan Transmigrasi Lokal di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

e. Analisis akhir.

Pada tahapan analisis akhir dilakukan analisis kebutuhan pengembangan Model Transmigrasi Lokal dan pembangunan wilayah.

Adapun metodologi yang digunakan dalam pekerjaan ini secara lebih terinci dapat dilihat dalam diagram alir pada Gambar berikut ini :

(9)

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI LOKAL

2018 IV- 9

Gambar 4.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Objective :

Model Pengembangan Transmigrasi Lokal di Wilayah

Kabupaten Bandung Barat

Data Sekunder :

Deduktif

Data Primer :

Induktif, Partisipatif

Dokumen Kebijakan, data

statistik, literatur, dlsb

Wawancara

Kajian & Analisis :

 Permasalahan eksisting

 Kajian kebijakan

 Pengembangan model & Strategi Transmigrasi Lokal

Deskriptif

Formulasi/ Rekomendasi :

 Model Pengembangan Transmigrasi Lokal

di Wilayah Kabupaten Bandung Barat

 Program dan kebijakan terkait transmigrasi lokal

Gambar

Gambar 4.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Objective :

Referensi

Dokumen terkait

Riset yang dilakukan oleh Rita dan Kenneth Dunn tersebut pada mulanya bertujuan untuk membantu para siswa yang lemah agar dapat meningkatkan hasil belajarnya

Gambar 3.3 Rancangan Diagram Arus Data Level 1 Proses Nomor 4 Pengolahan Data User Cabang...192. Gambar 3.4 Rancangan Diagram Arus Data Level 1 Proses Nomor 7 Pengolahan Data

Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari tentang informasi penting dari teks ekplanasi, cara menghemat energi listrik, dan peran Indonesia dalam

JADWAL MATA KULIAH SEMESTER GANJIL PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT1. TAHUN AKADEMIK 2015/2016 SEMESTER I

Ibu Analisa Fitria, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin sekaligus selaku Dosen pembimbing

Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan]

Usaha pengendalian penyakit pada tanaman kedelai secara terpadu dapat dilakukan melalui integrasi beberapa komponen pengendalian secara kultur teknis (varietas tahan, rotasi

Dalam pemikiran Simpson, untuk dapat memperoleh pengudusan orang percaya harus menyadari kebutuhan akan pengudusan, kemudian datang kepada Yesus sebagai pengudus,