81
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Pemodelan Portal Tertutup
Pemodelan Gedung RSI Muhammadiyah Kendal pada ETABS.
Lokasi bangunan = Weleri kendal
Fungsi bangunan = Rumah Sakit Muhammadiyah Kendal
Jumlah lantai = 9 (sembilan) lantai termasuk lantai atap lift
Jenis tanah
= Tanah Sedang.
Bentuk bangunan 3 dimensi, seperti pada Gambar 4.1 di bawah:
82
Konfigurasi gedung :
No
Lantai
Tinggi Bangunan
(m)
1
Lantai
Dasar
0
2
Lantai 1
4,2
3
Lantai 2
8,4
4
Lantai 3
12,6
5
Lantai 4
16,8
6
Lantai 5
21
7
Lantai 6
25,2
8
Lantai 7
29,4
9
Lantai 8
33,6
10
Atap Lift
36,6
Tabel 4.1 Konfigurasi Gedung
Dimensi Dan Penampang Struktural
Penampang Tipe
Dimensi
(cm)
Kolom
K.1a
70 x 70
K.1b
70 x 70
K.2a
60 x 60
K.2b
60 x 60
K.3a
50 x 50
K.3b
50 x 50
Balok
G1
40 x70
G2
30 x70
G3
30 x 60
G4
30 x 50
G5
30 x 40
83
Penampang Tipe
Dimensi
(cm)
B1
25 x 60
B2
25 x 50
B3
25 x 40
B4
20 x 40
B5
20 x30
B6
15 x 30
BB
25 x 40
Plat Lantai
S1
12
S2
10
S3
15
Shearwall
SW
20
Tabel 4.2 Penampang dan Dimensi Struktur
Mutu Bahan
Bahan
Mutu
Satuan
Beton
K300 300
kg/cm2
Modulus Elastisitas Beton K300 235000
kg/cm2
Baja Tulangan Pokok
400
Mpa
Baja Tulangan Geser
240
Mpa
Angka Poisson Rasio
0,2
-
Tabel 4.3 Mutu Bahan
Faktor Keutamaan Gedung ( I )
Struktur gedung didesain sebagai Laboratorium, sehingga memiliki factor
keutamaan diambil dari tabel 2.11 sebagai berikut :
Untuk SNI-1726-2012 = 1,5
Faktor Reduksi Gempa
Struktur Gedung ini termasuk dalam kategori Struktur Rangka Pemikul
Momen Khusus (SRPMK) beton bertulang, sehingga memilik i nilai faktor reduksi
84
dari tabel 2.12 sebagai berikut :
Untuk SNI-1726-2012 = 8
Respon Spektrum Desain
Dengan menggunakan data dari PUSKIM dapat diperoleh nilai Ss dan
S1seperti pada gambar bawah ini:
Gambar 4.2 Grafik Respon spektra Puskim
Respons spectrum desain berdasarkan SNI-1726-2012. Dengan data
percepatan batuan dasar yang berada di kota Semarang dengan nilai Ss (0,611g) dan
S
1(0,249g) maka didapatkan Fa dari tabel 2.1 dan Fv pada tabel 2.2 dengan nilai
sebagai berikut:
- Fa
= 1,479
- Fv
= 3,005
- S
MS= Fa x Ss = 1,479 x 0,611 = 0.903
- S
M1= Fv x S
1= 3,005 x 0,249 = 0.748
dimana :
Ss
: Parameter percepatan respon spektra MCE dari peta gempa pada perioda
pendek, redaman 5 persen
85
detik, redaman 5 persen
Fa
: Koefisien situs perioda pendek
Fv
: Koefisien situs untuk perioda panjang
S
MS: Parameter percepatan respon spektra MCE pada perioda pendek yang sudah
disesuaikan terhadap pengaruh kelas situs
S
M1:Parameter percepatan respon spektra MCE pada perioda 1 detik yang sudah
disesuaikan terhadap pengaruh kelas situs.
Nilai yang dimasukkan kedalam software ETABS untuk Response Spectrum
adalah nilai S
DSdan S
D1, yaitu:
S
DS=
2 3S
MS=
2 3(0,903) = 0,602
S
D1=
23S
M1=
2 3(0,748) = 0,498
dimana :
S
DS:
Parameter percepatan respon spektra pada perioda pendek, redaman 5 %
S
D1 : Parameter percepatan respon spektra pada perioda 1 detik redaman 5 %.Hasil input grafik respon spectrum dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah
ini:
86
Gambar 4.3 Input ResponSpektra SNI 03-1726-2012
Periode Fundamental Pendekatan
Ct
= 0,0466 ( struktur beton bertulang)...(SNI 03-1726-2012)
hn
= 36,6 m
x
= 0,9
Ta
= Ct x hn
x= 1,19 detik
Cu
= 1,4
Ta max
= Cu x Ta
= 1,66 detik
Dimana :
Ct
: Koefisien rangka beton pemikiul momen
Cu
: Koefisien batas atas pada perioda yang dihitung
hn
: ketinggian struktur (m)
87
Koefisien Respon Seismik
Sd1
= 0,498
I
= 1,5
R
= 8
T
= 1,19
Cs max =
𝑆𝑑1 𝑥 𝐼 𝑅 𝑥 𝑇...(SNI 03-1726-2012)
= 0,0785
Sds
= 0,602
Cs
=
𝑆𝑑𝑠 𝑥 𝐼 𝑅...(SNI 03-1726-2012)
=0,113
Cs min
= 0,044 x Sds x I...(SNI 03-1726-2012)
= 0,0397
Cs min <Cs < Cs max
0,0397<0,113<0,0785, maka yang digunakan 0,0785
Dimana :
Cs
: Koefisien respon seismik
R
: Faktor modifikasi respon
I
: Faktor keutamaan gempa
S
DS:Parameter percepatan respon spektra pada perioda pendek,
redaman 5 persen
S
D1:Parameter percepatan respon spektra pada perioda 1 detik
redaman 5 persen
4.1.1 Input Pembebanan
Hasil perhitungan pembebanan pada gedung RSI Muhammadiyah Kendal
diinput tanpa beban sendiri struktur :
Beban Pada Plat Lantai T = 12 cm
- Beban hidup rumah sakit
= 280 kg/m2
88
Beban Pada Plat Atap T = 10 cm
Beban hidup
= 120 kg/m2
Beban mati
= 100 kg/m2
Beban Pada Plat Atap T = 15 cm
Beban hidup
= 120 kg/m2
Beban mati
= 100 kg/m2
Beban Merata Dinding ½ bata pada balok
Beban mati
= 4,2 x 250 kg/m2
= 1050 kg/m2
Beban Merata Pada Partisi
Beban mati
= 4,2 x 50 kg/m2
= 210 kg/m2
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan pengaruh gempa
Eksentrisaitas Rencana ( ed )
Pada SNI gempa menyebutkan bahwa antara pusat massa dan pusat rotasi
lantai tingkat harus ditinjau suatu eksentrisitas rencana ed . apabila ukuran
horizontal terbesar denah struktur gedung pada lantai tingkat itu diukur tegak
lurus pada arah pembebabanan gempa dinyatakan dengan ‘b’, maka
eksentrisitas rencana ed harus ditentukan sebagai berikut
Untuk 0 < e ≤ 0,3 b , amaka ed = ed = 1,5e + 0,05b atau ed = e - 0,05b
Nilai dari keduanya dipilih yang pengaruhnya paling menentukan untuk
unsur atau subsistem struktur gedung yang ditinjau, dimana eksentrisitas ( e )
adalah pengurangan antara pusat massa dengan pusat rotasi. Nilai pusat massa
dan pusat rotasi bangunan dapat dicari pada output ETABS dengan cara
Display – Show Tables Draw Point Object –Analysis Result – Building Output
– Center Mass Rigidity.
89
Gambar 4.5 Nilai Pusat Rotasi (XCR dan YCR ) tiap lantai.
LANTAI
B
Pusat Massa
Pusar Rotasi
Eksentrisitas
(e)
ed =
1,5e+0,05b
ed = e -
0,05b
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
1
40 31 21,73
10,67
21,69
10,64
0,05
0,02
1,07
0,85
-0,95 -0,75
2
40 31 21,46
10,70
21,72
10,45
-0,26 0,24
0,62
0,39
-1,03 0,24
3
40 31 21,38
10,34
21,70
10,31
-0,32 0,03
0,52
0,30
-0,32 0,03
4
40 31 22,07
9,69
21,76
10,10
0,31
-0,41
1,46
1,24
0,31
-0,41
5
40 31 22,07
9,69
21,88
9,92
0,19
-0,23
1,29
1,06
0,19
-0,23
6
40 31 22,08
9,76
21,98
9,79
0,11
-0,03
1,16
0,93
0,11
-0,03
7
40 31 21,73
9,84
22,08
9,74
-0,34 0,10
0,49
0,26
-0,34 0,10
8
40 31 27,78
11,29
22,61
9,82
5,17
1,46
8,76
8,53
5,17
1,46
atap lift
40 31 36,06
25,03
34,75
22,90
1,31
2,13
2,96
2,74
1,31
2,13
Tabel 4.6 Perhitungan Eksentrisitas Rencana ( e
d ) Tiap LantaiDari tabel perhitungan diatas, digunakan nilai ed
yang paling berpengaruh =
1,5 e + 0,05 b. Besarnya nilai tersebut dapat diinputkan kedalam ETABS. Dimana (e)
adalah selisih antara pusat massa dikurangi pusat rotasi, sedangkan (b) adalah
panjang gedung arah x dan arah y.
90
Kombinasi pembebanan
1) 1,4 DL
2) 1,2 DL + 1,6 LL
3) 1,2DL + 1LL + 1 (ρQ
E+0,2S
DS . DL)4) 1,2DL + 1LL + 1(ρQ
E- 0,2SDSDL)
5) 0,9DL + 0,3(ρQ
E+0,2SDSDL)
6) 0,9DL + 1(ρQ
E-0,2S
DSDL)
dimana :
DL = Beban mati
LL = Beban hidup
Q
E= Pengaruh gaya seismik horizontal dari V.
Ρ = Factor redundansi untuk desain seismik.
S
DS= Parameter percepatan spektrum respons desain pada periode pendek.
Analisis Ragam Respon Spektrum
Pada SNI Gempa 03-1726-2012 pasal 7.9.3 disebutkan bahwa nilai untuk
masing-masing parameter yang ditinjau, yang dihitung untuk berbagai ragam, harus
dikombinasikan menggunakan metode akar kuadrat jumlah kuadrat (SRSS) atau
metode kombinasi Kuadrat lengkap (CQC), sesuai SNI 1726. Metode CQC harus
digunakan untuk masing-masing nilai ragam berjarak dekat mempunyai korelasi
silang yang signifikan diantara respon translasi dan torsi.
91
Mode
Period
∆T %
1
1,378732 10,93664
2
1,227945 7,194459
3
1,139601 59,28619
4
0,463975 9,066437
5
0,421909 7,740295
6
0,389252 30,59278
7
0,270169 6,353431
8
0,253004 9,351236
9
0,229345 13,1518
10
0,199182 6,613047
11
0,18601
9,536046
12
0,168272 16,8272
Tabel 4.7 Perhitungan Selisih Periode Setiap Mode
Keterangan :
∆T ( % ) adalah Selisih periode/ waktu getar yang dihitung dengan cara
∆T
=
( T1 – T2 )T1 x 100 %
Contoh Perhitungan selisih periode tiap mode
T1 (mode 1) = 1,378732
T2 (mode 2) = 1,227945
∆T
=
( T1 – T2 ) T1x 100 %
=
( 1,378732 – 1,227945) 1,378732x 100 %
= 10,93664 %
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada tabel diatas terlihat bahwa
waktu getar struktur berjauhan sehingga mengguakan ragam spektrum SRSS sesuai
degan sni 03-1726-2012 pasal 7.9.3
92
Pada SNI 03-1726-2012 Pasal 7.9.4.1 hasil gaya geser dasar metode respon
spektrum harus lebih besar 85% dari analisi static ekuivalen.
Tipe Beban Gempa Fx (Kn)
Fy(Kn)
85% ststic
x
85% ststic
y
Satatic
Eqx
-4577,29 -
-3890,7
-
Eqy
-
-4577,29
-
-3890,7
Dinamik
RSPx
99,3
53,49
RSPy
38,84
94,25
Tabel 4.8 Hasil Penjumlahan Base Shear dari Output ETABS
Dari tebel diatas disimpulakn bahwa persyaratan gaya geser gempa
dinamik belum terpenuhi (Vdinamik > 85% Vstatic) maka besarnya V
dinamik harus dikalikan dengan factor skala
0,85 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑐𝑉 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑘
Faktor Skala Gempa Dinamik Respon Spektrum :
Arah X =
3890,799,3
= 39,18126888
Arah Y =
3890,794,25
= 41,2806366
Nilai faktor skala yang telah dikoreksi tersebut diinputkan ke dalam ETABS.
Setelah Vdinamik dikalikan dengan factor skala maka gaya geser gempa dinamik
terpenuhi (V dinamik> 85% V static)
Kontrol Kinerja Batas Layan Struktur Gedung
Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan struktur, dalam
segala hal simpangan antar tigkat yang dihitung dari simpangan struktur
gedung tidak boleh melampui 0,03/R x tingkat yang bersangkutan.
Besarnya simapangan yang terjadi tersebut dapat diketahuai pada
ETBAS dengan cara Display – Show Story Respons. Besarnya Simpangan
arah X maupaun arah Y ditunjukan sebagai berikut :
93
Gambar 4.6Besarnya Simpangan akibat beban Gepa Static Arah X
94
Perhitungan kinerja batas layan akibat smpangan arah X dan arah Y dapat dibaca dari
grafik dan dihitung sebagai berikut
Perubahan simpangan, (∆s )
= Simpangan Lanati Atas – Simpangan
Lantai Bawah
Simpangan yang diizinkan
= 0,03/R x H (tinggi tingkat yang
bersangkutan)
Contoh perhitungan kinerja batas ultimate displacement lantai atap pada arah x :
∆s
= Simpangan lantai atas – Simpangan Lantai bawah
= 17,77– 7,15 = 10,62 mm
∆s
<
0,03𝑅
x H (Tinggi tingkat yang bersangkutan)
10,62 <
0,038
x 4200
10,62 mm
<15,75 mm (OK, memenuhi syarat)
No
Lantai
H (mm)
Simpangan
(mm)
∆ s
(mm)
Diizinkan Ket.
1
Lt. 1
4200
7,15
7,15
15,75
OK
2
Lt. 2
4200
17,77
10,62
15,75
OK
3
Lt. 3
4200
30,35
12,58
15,75
OK
4
Lt. 4
4200
43,5
13,15
15,75
OK
5
Lt. 5
4200
55,24
11,74
15,75
OK
6
Lt. 6
4200
66,15
10,91
15,75
OK
7
Lt. 7
4200
73,7
7,55
15,75
OK
8
Lt. 8
4200
79,85
6,15
15,75
OK
9
Atap lift
3000
85,72
5,87
11,25
OK
95
No
Lantai
H
(mm)
Simpangan
(mm)
∆ s
(mm)
Diizinkan Ket.
1
Lt. 1
4200
8,47
8,47
15,75
OK
2
Lt. 2
4200
23,53
15,06
15,75
OK
3
Lt. 3
4200
39,97
16,44
15,75
OK
4
Lt. 4
4200
57,77
17,8
15,75
OK
5
Lt. 5
4200
73,52
15,75
15,75
OK
6
Lt. 6
4200
86,53
13,01
15,75
OK
7
Lt. 7
4200
95,43
8,9
15,75
OK
8
Lt. 8
4200
101,6
6,17
15,75
OK
9
Atap lift
3000
103,98
2,38
11,25
OK
Tabel 4.10 Kinerja Batas Layan Akibat Simpangan arah Y
Kontrol Kinerja Batas Ultimit Struktur Gedung
Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimit gedung, dalam segala hal
simpangan antar tingkat tidak boleh melebihi 0,015 kali tinggi tingkat yang
bersangkutan.
Contoh perhitungan kinerja batas ultimate displacement lantai atap pada arah x :
Cd
= 5,5
I
= 1,5
§xe
= ∆𝑠lantai 2 - ∆𝑠Lantai 1
= 17,77– 7,15 = 10,62 mm
dimana :
Cd
= faktor amplifikasi defleksi
§xe
= defleksi pada lokasi yang disyaratkan danditentukan sesuai dengan
analisis elastis.
𝐼
= faktor keutamaan gempa
§x
=
Cd.§ xe𝐼
< 0,015. H
96
Untuk perhitungan kinerja batas ultimit arah X dan Y ditunjukan pada tabel
berikut ini.
No Lantai
H
(mm
)
∆s arah
x (mm)
∆s atar
tingkat x
(mm)
δx (mm)
Diizinka
n (mm)
Ket.
1
Atap lift
4200
7,15
7,15
26,21667
63
OK
2
Lt. 8
4200
17,77
10,62
38,94
63
OK
3
Lt. 7
4200
30,35
12,58
46,12667
63
OK
4
Lt. 6
4200
43,5
13,15
48,21667
63
OK
5
Lt. 5
4200
55,24
11,74
43,04667
63
OK
6
Lt. 4
4200
66,15
10,91
40,00333
63
OK
7
Lt. 3
4200
73,7
7,55
27,68333
63
OK
8
Lt. 2
4200
79,85
6,15
22,55
63
OK
9
Lt. 1
3000
85,72
5,87
21,52333
45
OK
Tabel 4.11 Kontrol kinerja batas Ultimat arah X
No Lantai
H
(mm
)
∆s arah
y (mm)
∆s atar
tingkat y
(mm)
δy (mm)
Diizinka
n (mm)
Ket.
1
Atap lift
4200
8,47
8,47
26,21667
63
OK
2
Lt. 8
4200
23,53
15,06
55,22
63
OK
3
Lt. 7
4200
39,97
16,44
60,28
63
OK
4
Lt. 6
4200
57,77
17,8
65,26667
63
OK
5
Lt. 5
4200
73,52
15,75
57,75
63
OK
6
Lt. 4
4200
86,53
13,01
47,70333
63
OK
7
Lt. 3
4200
95,43
8,9
32,63333
63
OK
8
Lt. 2
4200
101,6
6,17
22,62333
63
OK
9
Lt. 1
3000
103,98
2,38
8,726667
45
OK
97
4.2.2 Perhitungan Plat
Gambar 4.8Denah Plat yang Ditinjau
Type plat 1
𝐿𝑦 𝐿𝑥
=
400
350
= 1,14 c = 45 ==Mlx & Mtx
Tabel Vis. Gideon
c = 37 ==Mly & Mty
400
98
Beban pada Plat Lantai t = 12 cm
Beban Hidup
- Rumah sakit
= 287 kg/m2
Beban mati lantai bangunan :
Berat jenis beton
= 2400 kg/m2
Fin. Lantai
= 2200 kg/m2
Instalasi ME
= 40 kg/m2
Langit – langit dan penggantung
= 25 kg/m2
- Beban mati pada lantai:
- Beban sendiri plat 0,12 x 2400
= 288 kg/m2
- Fin. Lantai
0.06 x 2200
= 132 kg/m2
- Langit – langit dan penggantung
= 25 kg/m2
- Instalasi ME
= 40 kg/m2
Beban mati pada plat lantai
= 485 kg/m2 ≈ 500 kg/m2
Beban terfaktor ( qu ) = 1,2 qd + 1,6 ql
= 1,2 x 500 + 1,6 x 287
= 600 + 459,2
= 1059,2 kg/m2
Momen lapangan dan tumpuan arah x;
Mlx =
𝑐 1000x qu x Lx
2=
45 1000x 1059,2 x 3,50
2= 583,8840kg_m
= 58388,40 kg_cm
Mtx = - 58388,40 kg_cm
Momen lapangan dan tumpuan arah y;
Mly =
𝑐1000
x qu x Lx
299
=
37 1000x 1059,2 x 4,0
2= 627,05 kg_m
= 62705 kg_cm
Mty = - 62705 kg_cm
Tulangan lapangan dan tumpuan arah x;
d
= 0,9 x 12
= 10,8 cm
b
= 100 cm (untuk pelat diambil 1 m)
fc’
= 250 kg/cm2
fy
=2400 kg/cm2
Diketahui; Mlx = - Mtx = - 35090 kg_cm
Rn
=
𝑀𝑢 𝜑 𝑥 0,85 𝑥 𝑓𝑐′𝑥 𝑏 𝑥 𝑑^2=
58388,40 0,80 𝑥 0,85 𝑥 250𝑥 100 𝑥 9,5^2= 0,0381
ω
= 1 – √1 − 2𝑅𝑛
= 1 – √1 − 2 𝑥 0,0381 = 0,0388
ρ
=
𝜔 𝑥 0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 𝑓𝑦=
0,0388 𝑥 0,85 𝑥 250 4000= 0,00206
ρ min
=
14 𝑓𝑦=
14 4000= 0,00035
ρ min < ρ , maka diambil ρ minimal = 0,00206
Untuk plat, ρ min = 0,00350
Luas tulangan
AS = ρ x b x d
= 0,00206 x 100 x 9,5
= 1,96 cm
2100
Untuk -- φ10 mm--- D = ¼* 3,14 * 1
2= 0,785 cm
2n =
𝐴𝑆 𝐷=
1,96 0,785= 2,4 = 3 batang
Jarak antar tulangan =
1003
= 33,33 cm
Dipakai tulangan D10-150 mm
Tulangan lapangan dan tumpuan arah y;
Diketahui; Mly = - Mty = 62705 kg_cm
Rn
=
𝑀𝑢 𝜑 𝑥 0,85 𝑥 𝑓𝑐′𝑥 𝑏 𝑥 𝑑^2=
62705 0,80 𝑥 0,85 𝑥 250𝑥 100 𝑥 9,5^2= 0,041
ω
= 1 – √1 − 2𝑅𝑛
= 1 – √1 − 2 𝑥 0,041 = 0,0417
ρ
=
𝜔 𝑥 0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 𝑓𝑦=
0,0417 𝑥 0,85 𝑥 250 4000= 0,00222
ρ min
=
14 𝑓𝑦=
14 4000= 0,00035
ρ min > ρ , maka diambil ρ minimal = 0,00222
Untuk plat, ρ min = 0,00222
Luas tulangan
AS = ρ x b x d
= 0,00222 x 100 x 9,5
= 2,11 cm
2
Untuk -- φ10 mm--- D = ¼* 3,14 * 1
2= 0,785 cm
2n =
𝐴𝑆 𝐷=
2,11 0,785= 2,69 = 3 batang
Jarak antar tulangan =
1003
= 33,33 cm
Dipakai tulangan φ10 - 150 mm
101
Gambar 4.9. Tangga Tipe 1
102
Tinggi antar lantai
: 4,2m
Lebar Tangga
: 1,9 m
Kemiringan (α) : 32 °
Panjang Bordes
: 4 m
Lebar bordes
: 1,5 m
a. Pembebanan Pelat Tangga (h = 0,15 m)
Beban Mati (DL)
Beban anak Tangga
= 0,1 . 2400
= 240 kg/m²
Spesi ( t = 2 cm)
= 2 . 21
= 42 kg/m²
Keramik
= 1 . 24
= 24 kg/m²
Handrill
= taksiran
= 15 kg/m²
DL
= 321 kg/m²
Beban Hidup (LL)
LL
= 300 kg/m²
b. Pembebanan Pelat Bordes ( h = 0,13 m ) :
Beban Mati (DL)
Spesi ( t = 2 cm)
= 2 . 21
= 42 kg/m²
Keramik
= 1 . 24
= 24 kg/m² +
DL
= 66 kg/m²
Beban Hidup (LL)
LL
= 300 kg/m²
Analisa gaya dalam ( khususnya momen ) pada pelat tangga dan pelat bordes
dilakukan seperti halnya analisa pelat seperti sebelumnya. Analisa momen pada pelat
tangga dan pelat bordes dilakukan menggunakan Finite Elementt Method dengan
bantuan program SAP2000.
103
Pemodelan struktur tangga ditunjukkan pada Gambar 4.13sebagai berikut:
Gambar 4.13 Pemodelan Struktur Tangga
Dari hasil analisis diperoleh momen akibat kombinasi pembebanan ditunjukkan pada
Gambar 4.14sebagai berikut:
Gambar 4.14 Momen maksimal
Data perhitungan tangga :
104
f’c
= 25 Mpa
= 250 kg/cm
2fy
= 400 Mpa
= 4000 kg/cm
2H pelat tangga
= 15 cm
H bordes
=15 cm
Tinggi tanjakan (t)
= 17,5 cm
Lebar injakan (i)
= 30 cm
Tinggi lantai
= 420 cm
Elevasi bordes
= 210 cm
Lebar bordes
= 150 cm
Panjang bordes
= 400 cm
Lebar tangga
= 190 cm
Selimut (p)
= 2,5 cm
Jumlah injakan (n)
= 11 buah
Jumlah tanjakan
= 12 buah
Kemiringan tangga (α)= 32
0sin α
= 0,530
cos α
= 0,848
tr = i/2 x sin α
= 7,95 cm
tebal pelat rata-rata = tebal plat tangga + tr
= 15 + 7,95 = 22,95 cm = 23 cm
Cek persyaratan :
1. 60 cm ≤ (2t + i) ≤ 65 cm
(2t + i) = 65 …… OK
2. 250 ≤ α ≤ 400
α = 32…… OK
105
1. Perhitungan tulangan tangga:
Perhitungan gaya dalam Momen dihitung menggunakan program SAP2000.
Mmax = 2,905 kN.m = 29050 kg.cm
h
= 150 mm
b
= 1000 mm
fy
= 400 Mpa
f’c
= 25 Mpa
β
= 0,85 untuk fc’ ≤ 30 Mpa
dx
= h – p - ½ ∅.tul-x = 15 – 2,5 - ½ . 1,0 = 12,00 cm
Mn
=
𝑀𝑢 ∅=
29050 0,8= 36312,5 kg.cm
RI
= β .f’c = 0,85.250 = 212,5 kg/cm
2K
=
𝑀𝑛 𝑏.𝑑.𝑅𝐼K
=
36312,5 100.12.212,5= 0,142
Indeks tulangan :
𝜔
= 1-√1 − 2𝐾
𝜔
= 1-√1 − 2.0,142 = 0,154
Rasio Tulangan :
ρ
=
𝜔. β. fc’/fy
= 0,154 . 0,85 . 250/4000 = 0,008
ρ
min= 1,4/fy
= 1,4/4000 = 0,00035
ρ
balance=
0,85 .𝑓𝑐′.𝛽 𝑓𝑦×
600 (600+𝑓𝑦)=
0,85 .250.0,85 4000×
6000 (6000+4000)= 0,0271
ρ
max= 0,75 x ρ
balance= 0,75 x 0,0271 = 0,02032
Syarat : ρ min <ρ <ρ max
106
Luas Tulangan :
As
= ρ . b . d
= 0,008. 100 . 12,0 = 9,6 cm
2≈ 960 mm
2Tulangan ditentukan D16
Jumlah Tulangan (n) :
n
= As/(1 4
⁄ × 𝜋 × 𝑑
2)
= 9,6 /(1 4
⁄ × 3,14 × 1,6
2)
= 4,78 ≈ 5 buah
Jarak Tulangan (s) :
s
=
b 𝑛=
100 5= 20 = cm
Jadi, tulangan yang dipakai adalah ∅16 – 200.
2. Perhitungan tulangan bordes:
Perhitungan gaya dalam Momen dihitung menggunakan program SAP 2000.
Mmax = 1,1588 kN.m = 11588 kg.cm
h
= 150 mm
b
= 1000 mm
fy
= 400 Mpa
f’c
= 25 Mpa
β
= 0,85 untuk fc’ ≤ 30 Mpa
dx
= h – p - ½ ∅.tul-x = 15 – 2,5 - ½ . 1,0 = 12,0 cm
Mn
=
𝑀𝑢 ∅=
11588 0,8= 14485 kg.cm
RI
= β .f’c = 0,85.250 = 212,5 kg/cm
2K
=
𝑀𝑛 𝑏.𝑑.𝑅𝐼K
=
14485 100.12.212,5= 0,057
107
Indeks tulangan :
𝜔
= 1-√1 − 2𝐾
𝜔
= 1-√1 − 2.0,057 = 0,059
Rasio Tulangan :
ρ
= 𝜔. β. fc’/fy
= 0,059 . 0,85 . 250/4000 = 0,003134
ρ
min= 1,4/fy
= 1,4/4000 = 0,00035
ρ
balance=
0,85 .𝑓𝑐′.𝛽 𝑓𝑦×
600 (600+𝑓𝑦)=
0,85 .250.0,85 4000×
6000 (6000+4000)= 0,0271
ρ
max= 0,75 x ρ
balance= 0,75 x 0,0271 = 0,02032
Syarat : ρ min <ρ <ρ max
Luas Tulangan :
As
= ρ . b . d
= 0,003134. 100 . 12,0 = 3,761 cm
2≈ 376,1 mm
2Jumlah Tulangan (n) :
n
= As/(1 4
⁄ × 𝜋 × 𝑑
2)
= 3,761 / (1 4
⁄ × 3,14 × 1,3
2)
= 4,79 ≈ 5 buah
Jarak Tulangan (s) :
s
=
b 𝑛=
100 5= 20 cm
108
4.2.4 Perhitungan Balok
Gambar 4.9Portal arah X as 3
4.2.4.1 Balok anak
Perhitungan tulangan pada balok yang telah diperkecil (B.1 250 x 600)
yang ditinjau pada denah lantai 4 tipe balok anak B.1 dengan kriteria disain
sebagai berikut:
Data-data untuk perhitungan :
f’c
= 25 Mpa
= 250 kg/cm2
fy
= 400 Mpa
= 4000kg/cm2
β1
= 0,85
H
= 60 cm
b
= 25 cm
109
Ø tul. tekan = 19 mm ; Ø tul. tarik = 19 mm ; Øsengkang = 10 mm
Tinggi Efektif:
= 60 – 4 – 1 - (0,5 x 1,9) = 54,05 cm
Dari Perhitungan Etabs v.9.6 didapatkan gaya – gaya dalam maksimum:
M tumpuan
= 1568000 kg.cm
M lapangan
= 921246 kg.cm
Vu tumpuan
= 176244,01 N
Vu lapangan
= 36748,75 N
1. Perhitungan Tulangan Utama (Tumpuan)
M tumpuan = 1568000 kg/cm2
Koefisien penampang (Rn)
Rn =
𝑀𝑢 0,8×0,85×𝑓𝑐′×𝑏×𝑑2=
1568000 0,8×0,85×250×25×54,052= 0,1263
Indeks tulangan (Ѡn)
Ѡn
=1-√(1 − 2 × 𝑅𝑛)
= 1-√(1 − 2 × 0,1263)
= 0,1355
Rasio tulangan (ρ)
ρ min =
14 𝑓𝑦=
14 4000= 0,00350
ρ
=
Ѡn×0,85×fc′ 𝑓𝑦=
0,1355×0,85×250 4000= 0,0072
ρ max =0,75 ×
0,85×𝑓𝑐′×𝛽 𝑓𝑦×
6000 6000+𝑓𝑦=0,75 ×
0,85×250×0,85 4000×
6000 6000+4000= 0,02032
110
ρ yang dipakai :
ρ min ≤ ρ ≤ ρ max = 0,00350 ≤ 0,0072 ≤ 0,02032
OK!
Jadi ρ yang dipakai 0,0072
Luas tulangan (As) :
As = ρ x b x d
= 0,0072 x 25 x 54,05
= 9,724
Jarak antara sekat terluar dengan garis netral:
𝑎 =
𝐴𝑠1𝑥 𝐹𝑦 0,85 .𝑓𝑐 .𝑏=
9,724 𝑥 4000 0,85 .250 .25= 7,322 cm
Mn1
= As1 . fy . (𝑑 −
𝑎 2)
= 9,724 . 4000 . (54,05 −
7,322 2)
= 1960000 kg.cm
Karena Mn1 > Mu ≈ 1960000 >1568000 maka balok menggunakan tulangan tunggal.
Luas tulangan rencana D19 mm:
L =
1 4× 3,14 × 1,9
2= 2,834 cm
Banyak tulangan (n)
n =
9,724 2,834= 3,431 ≈ 4
Jadi tulangan tarik yang dipakai 4 D 19
Jarak antar tulangan:
s
= (b - 2P - 2. Øsengkang - 4. Øtulangan)/(n-1) > 25 mm
s
= (250 – 2.40 - 2.10 – 4 . 19) / (4 - 1)
s
= 24,67 mm > 25 mm (jarak antar tulangan minimal) tidak OK!
Jadi jarak tulangan yang dipakai 25mm
111
Cek kapasitas penampang
Kontrol Lebar Balok
:
Kontrol 1 lapis :
2 x p
= 2 x 40 = 80 mm
2 x ∅sengkang
= 2 x 10 = 20 mm
9 x ∅tul.pokok
= 4 x 19 = 76 mm
Jarak antar tulangan
= 3 x 25 = 75 mm
Jumlah
= 251 mm ≈ 250 (ok)
Maka tulangan disusun 1 lapis ( 4 tulangan lapis 1)
Tinggi balok tegangan beton ekivalen:
c =
a𝛽
=
7,3220,85
= 8,614 cm
Gaya tekan balok tegangan beton ;
Cc = a x b x 0,85 x fc’
= 7,322 x 25 x 0,85 x 250
= 38890 kg = 38,89 ton
Gaya tarik baja tulangan :
Ts = As x fy
= 7,322 x 4000
= 29288 kg = 29,29 ton
Jumlah Tulangan tekan (n)
n = 0,5* tul.Tarik
= 0,5 x 4
112
2. Perhitungan Tulangan Geser
Vu tumpuan = 176244,01 N
L
= 7000 mm
Gambar 4.10Sket gaya lintang
a. Pada Daerah Sendi Plastis (Tumpuan)
Vc =(1/6)√f`c. bw. d.0,6
Vc = 0.17√25. 250.539.0,6
Vc = 68722,5 N
Vu ≥
.Vc → 176244,01 ≥ 68722,5 →diperlukan tulangan geser Av=Vs.s/fy.d
Keterangan :
geser = 0.6Vs=Vn-Vc
Vn=Vu/
Vn
= Vu/
= 176244,01/0,6
= 293740,02 N
Vs
= Vn-Vc
= 293740,02 - 68722,5
= 225017,52 N
113
Jarak tulangan :
Diameter sengkang rencana → ∅10
Av
= ¼ . 𝜋 . ∅
2= ¼ . 𝜋 . 10
2= 78,5 mm
2S
= 2.(Av . fy . d)/Vs
= 2.(78,5 . 400 . 539)/ 225017,52
= 150,43 mm ≈ 100 mm
Maka sengkang yang digunakan pada daerah sendi plastis adalah
∅10 −
100.
3. Perhitungan Tulangan Utama (Lapangan)
M tumpuan = 921246 kg/cm2
Koefisien penampang (Rn)
Rn =
𝑀𝑢 0,8×0,85×𝑓𝑐′×𝑏×𝑑2=
921246 0,8×0,85×250×25×54,052= 0,0742
Indeks tulangan (Ѡn)
Ѡn
=1-√(1 − 2 × 𝑅𝑛)
= 1-√(1 − 2 × 0,0742)
= 0,0772
Rasio tulangan (ρ)
ρ min =
14 𝑓𝑦=
14 4000= 0,00350
114
ρ
=
Ѡn×0,85×fc′ 𝑓𝑦=
0,0772×0,85×250 4000= 0,00410
ρ max =0,75 ×
0,85×𝑓𝑐′×𝛽 𝑓𝑦×
6000 6000+𝑓𝑦=0,75 ×
0,85×250×0,85 4000×
6000 6000+4000= 0,02032
ρ yang dipakai :
ρ min ≤ ρ ≤ ρ max = 0,00350 ≤ 0,00410 ≤ 0,02032
OK!
Jadi ρ yang dipakai 0,00410
Luas tulangan (As) :
As = ρ x b x d
= 0,00410 x 25 x 54,05
= 5,54
Jarak antara sekat terluar dengan garis netral:
𝑎 =
𝐴𝑠1𝑥 𝐹𝑦 0,85 .𝑓𝑐 .𝑏=
5,54 𝑥 4000 0,85 .250 .25= 4,17 cm
Mn1
= As1 . fy . (𝑑 −
𝑎 2)
= 5,54 . 4000 . (54,05 −
4,17 2)
= 1151558 kg.cm
Karena Mn1 > Mu ≈ 1151558 >921246 maka balok menggunakan tulangan tunggal.
Luas tulangan rencana D19 mm:
L =
1 4× 3,14 × 1,9
2= 2,834 cm
Banyak tulangan (n)
n =
5,54 2,834= 1,955 ≈ 2
115
Jadi tulangan tarik yang dipakai 2 D 19
Jarak antar tulangan:
s
= (b - 2P - 2. Øsengkang - 8. Øtulangan)/(n-1) > 25 mm
s
= (250 – 2.40 - 2.10 – 2 . 19) / (2 - 1)
s
= 112 mm > 25 mm (jarak antar tulangan minimal) OK!
Jadi jarak tulangan yang dipakai 112 mm
Cek kapasitas penampang
Kontrol Lebar Balok
:
Kontrol 1 lapis :
2 x p
= 2 x 40 = 80 mm
2 x ∅sengkang
= 2 x 10 = 20 mm
2 x ∅tul.pokok
= 2 x 19 = 38 mm
Jarak antar tulangan
= 1 x 112 = 112 mm
Jumlah
= 250 mm (ok)
Maka tulangan disusun 1 lapis ( 2 tulangan lapis 1)
Tinggi balok tegangan beton ekivalen:
c =
a𝛽
=
4,170,85
= 4,91 cm
Gaya tekan balok tegangan beton ;
Cc = a x b x 0,85 x fc’
= 4,17 x 25 x 0,85 x 250
= 22153 kg = 22,153 ton
Gaya tarik baja tulangan :
Ts = As x fy
= 5,54 x 4000
116
Jumlah Tulangan tekan (n)
n = 0,5* tul.Tarik
= 0,5 x 2
= 1 buah --- > min dipakai 2 buah = 2 D19
4. Perhitungan Tulangan Geser
Vu tumpuan = 36748,75 N
L
= 7000 mm
Gambar 4.10Sket gaya lintang
Pada Daerah Sendi Plastis (Tumpuan)
Vc =(1/6)√f`c. bw. d.0,6
Vc = 0.17√25. 250.539.0,6
Vc = 68722,5 N
Vu <
.Vc → 36748,75 < 68722,5 → digunakan tulangan geser minimum
S = (Av . 3 fy)/bw
Keterangan :
Jarak tulangan :
117
Av
= ¼ . 𝜋 . ∅
2= ¼ . 𝜋 . 10
2= 78,5 mm
2S
= (Av . 3 fy)/bw
= (78,5 . 3 . 400)/ 250
= 376,8 ≈ 150 mm
Maka sengkang yang digunakan pada daerah sendi plastis adalah ∅10 − 150.
4.2.4.2 Balok induk
Perhitungan tulangan pada balok yang telah diperkecil (G.1 400 x 700)
yang ditinjau pada denah lantai 2 tipe balok anak BA1 dengan kriteria disain
sebagai berikut:
Data-data untuk perhitungan :
f’c
= 25 Mpa
= 250 kg/cm2
fy
= 400 Mpa
= 4000kg/cm2
β1
= 0,85
H
= 70 cm
b
= 40 cm
p
= 4 cm (tebal selimut beton)
Ø tul. tekan = 22 mm ; Ø tul. tarik = 22 mm ; Øsengkang = 10 mm
Tinggi Efektif:
= 70- (4 + 1+ (0,5x2,2)) = 63,9 cm
Dari Perhitungan Etabs v.9.6 didapatkan gaya – gaya dalam maksimum:
M tumpuan
= 6571000kg.cm
M lapangan
= 2610000 kg.cm
Vu tumpuan
= 374665,43kg
Vu lapangan
= 36352,91 kg
1. Perhitungan Tulangan Utama (Tumpuan)
M tumpuan = 6571000kg/cm2
118
Koefisien penampang (Rn)
Rn =
𝑀𝑢 0,8×0,85×𝑓𝑐′×𝑏×𝑑2=
6571000 0,8×0,85×250×40×63,92= 0,2367
Indeks tulangan (Ѡn)
Ѡn
=1-√(1 − 2 × 𝑅𝑛)
= 1-√(1 − 2 × 0,2367)
=0,2743
Rasio tulangan (ρ)
ρ min =
14 𝑓𝑦=
14 4000= 0,00350
ρ
=
Ѡn×0,85×fc′ 𝑓𝑦=
0,2743×0,85×250 4000= 0,0146
ρ max =0,75 ×
0,85×𝑓𝑐′×𝛽 𝑓𝑦×
6000 6000+𝑓𝑦=0,75 ×
0,85×250×0,85 4000×
6000 6000+4000= 0,02032
ρ yang dipakai :
ρ min ≤ ρ ≤ ρ max = 0,00350 ≤ 0,0146 ≤ 0,02032
OK!
Jadi ρ yang dipakai 0,0146
Luas tulangan (As) :
As = ρ x b x d
= 0,0146 x 35 x 63
= 37,24
119
Jarak antara sekat terluar dengan garis netral:
𝑎 =
𝐴𝑠1𝑥 𝐹𝑦 0,85 .𝑓𝑐 .𝑏=
37,24 𝑥 4000 0,85 .250 .40= 17,526 cm
Mn1
= As1 . fy . (𝑑 −
𝑎 2)
= 37,24 . 4000 . (63,9 −
17,526 2)
= 8213750kg.cm
Karena Mn1 > Mu ≈ 8213750 > 6571000maka balok menggunakan tulangan
tunggal.
Luas tulangan rencana D22 mm:
L =
1 4× 3,14 × 2,2
2= 3,799 cm
Banyak tulangan (n)
n =
37,24 3,799= 9,802 ≈ 10
Jadi tulangan tarik yang dipakai 10 D 22
Jarak antar tulangan:
s
= (b - 2P - 2. Øsengkang - 10. Øtulangan)/(n-1) > 25 mm
s
= (400 – 2.40 - 2.10 – 10 . 22) / (10 - 1)
s
= 8,89 mm < 25 mm (jarak antar tulangan minimal) tidak OK!
Jadi jarak tulangan yang dipakai 25mm
120
Cek kapasitas penampang
Kontrol Lebar Balok
:
Kontrol 1 lapis :
2 x p
= 2 x 40= 80 mm
2 x ∅sengkang
= 2 x 10 = 20 mm
9 x ∅tul.pokok
= 10 x 22 = 220 mm
Jarak antar tulangan
= 9 x 25 = 225 mm
Jumlah
= 545 mm > 400 (tidak ok)
Kontrol 2 lapis :
2 x p
= 2 x 40
= 80 mm
2 x ∅sengkang
= 2 x 10
= 20 mm
5 x ∅tul.pokok
= 5 x 22
= 110 mm
Jarak antar tulangan
= 4 x 25
= 100 mm
Jumlah
= 310 mm < 400 (ok)
Maka tulangan disusun 2 lapis ( 5 tulangan lapis 1, 5 tulangan lapis 2)
Tinggi balok tegangan beton ekivalen:
c =
a𝛽
=
17,5260,85
= 20,62 cm
Gaya tekan balok tegangan beton ;
Cc = a x b x 0,85 x fc’
= 17,526 x 40 x 0,85 x 250
= 148971 kg = 148,971 ton
Gaya tarik baja tulangan :
Ts = As x fy
= 37,24 x 4000
121
Jumlah Tulangan tekan (n)
n = 0,5* tul.Tarik
= 0,5 x 10
= 5 buah --- > dipakai 5 D22
2. Perhitungan Tulangan Geser
Vu tumpuan = 374665,43N N
L
= 8000 mm
Gambar 4.10Sket gaya lintang
b. Pada Daerah Sendi Plastis (Tumpuan)
Vc =(1/6)√f`c. bw. d
Vc = 0.17√25. 400.630.0,6
Vc = 130356 N
Vu ≥
.Vc → 374665,43 ≥ 130356 →diperlukan tulangan geser Av=Vs.s/fy.d
Keterangan :
geser = 0.6Vs=Vn-Vc
Vn=Vu/
Vn
= Vu/
= 374665,43/0,6
= 624442,38 N
122
Vs
= Vn-Vc
= 624442,38 -130356
= 494086,38 N
Jarak tulangan :
Diameter sengkang rencana → ∅10
Av
= ¼ . 𝜋 . ∅
2= ¼ . 𝜋 . 12
2= 78,5 mm
2S
= 2(Av . fy . d)/Vs
= (78,5 . 400 .639)/ 494086,38
= 81,22 mm < 100 mm
Memakai sengkang ganda
= 2 . S = 2 . 81,22 =162,44 mm = D10-100
Maka sengkang yang digunakan pada daerah sendi plastis adalah
𝐷10 −
100.
3. Perhitungan Tulangan Utama (Lapangan)
M tumpuan = 2610000 kg/cm2
Koefisien penampang (Rn)
Rn =
𝑀𝑢 0,8×0,85×𝑓𝑐′×𝑏×𝑑2=
2610000 0,8×0,85×250×40×63,92= 0,094
Indeks tulangan (Ѡn)
Ѡn =1-√(1 − 2 × 𝑅𝑛)
= 1-√(1 − 2 × 0,094)
= 0,0989
Rasio tulangan (ρ)
ρ min =
14 𝑓𝑦=
14 4000= 0,00350
123
ρ
=
Ѡn×0,85×fc′ 𝑓𝑦=
0,0989×0,85×250 4000= 0,00525
ρ max =0,75 ×
0,85×𝑓𝑐′×𝛽 𝑓𝑦×
6000 6000+𝑓𝑦= 0,75 ×
0,85×250×0,85 4000×
6000 6000+4000= 0,02032
ρ yang dipakai :
ρ min ≤ ρ ≤ ρ max = 0,00350 ≤ 0,00525 ≤ 0,02032
OK!
Jadi ρ yang dipakai 0,00525
Luas tulangan (As) :
As = ρ x b x d
= 0,00525 x 40 x 63,9
= 13,43
Jarak antara sekat terluar dengan garis netral:
𝑎 =
𝐴𝑠1𝑥 𝐹𝑦 0,85 .𝑓𝑐 .𝑏=
13,43 𝑥 4000 0,85 .250 .40= 6,32 cm
Mn1
= As1 . fy . (𝑑 −
𝑎 2)
= 13,43 . 4000 . (63,9 −
6,32 2)
= 3262500 kg.cm
Karena Mn1 > Mu ≈ 3262500 > 2610000 maka balok menggunakan tulangan
tunggal.
Luas tulangan rencana D22 mm :
L =
14
× 3,14 × 2,2
2= 3,799 cm
124
Banyak tulangan (n)
n =
13,433,799
= 3,534 ≈ 4
Jadi tulangan tarik yang dipakai 4 D 22
Jarak antar tulangan:
s
= (b - 2P - 2. Øsengkang - 4. Øtulangan)/(n-1) > 25 mm
s
= (400 – 2.50 - 2.10 – 4 . 22) / (4 - 1)
s
= 70,67 mm > 25 mm (jarak antar tulangan minimal) OK!
Jadi jarak tulangan yang dipakai 70 mm
Cek kapasitas penampang
Kontrol Lebar Balok
:
Kontrol 1 lapis :
2 x p
= 2 x 40= 80 mm
2 x ∅sengkang
= 2 x 10 = 20 mm
9 x ∅tul.pokok
= 4 x 22 = 88 mm
Jarak antar tulangan
= 3 x 70= 210 mm
Jumlah
= 398 mm < 400 (ok)
Maka tulangan disusun 1 lapis ( 4 tulangan lapis 1)
Tinggi balok tegangan beton ekivalen:
c =
a𝛽
=
6,320,85
= 7,43 cm
Gaya tekan balok tegangan beton ;
Cc = a x b x 0,85 x fc’
= 6,32 x 40 x 0,85 x 250
= 53720 kg = 53,72 ton
125
Gaya tarik baja tulangan :
Ts = As x fy
= 13,43 x 4000
= 53720 kg = 53,72 ton
4. Jumlah Tulangan tekan (n)
n = 0,5* tul.Tarik
= 0,5 x 4
= 2 buah --- > dipakai 2 D22
5. Pada Daerah Luar Sendi Plastis (Lapangan)
Vu lapangan
= 36352,91 N
L
= 8000 mm
Vc =(1/6)√f`c. bw. d
Vc = 0.17√25. 400.630.0,6
Vc = 130356 N
Vu<
.Vc
→36352,91 >130356 digunakan tulangan geser minimum
S = (Av . 3 fy)/bw
Keterangan :
Jarak tulangan :
Diameter sengkang rencana → ∅10
Av
= ¼ . 𝜋 . ∅
2= ¼ . 𝜋 . 10
2= 78,5 mm
2S
= (Av . 3 fy)/bw
= (78,5 . 3 . 400)/ 400
= 235,5 ≈ 150 mm
126
4.2.5 Perhitungan Kolom
Analisis gaya–gaya dalam berupa momen, gaya geser, dan gaya normal
yang terjadi pada balok dihitung dengan bantuan software ETABS. Hasil output
analisis gaya–gaya dalam yang terjadi digunakan untuk menghitung kebutuhan
tulangan pokok dan tulangan geser (sengkang). Kemudian dilakukan analisa
kapasitas penampang dengan diagram P–M. Kolom yang ditinjau adalah tipe
kolom K.1a pada lantai 1 ditunjukkan pada Gambar 4.10berikut :
Gambar 4.10 Denah Kolom yang ditinjau potongan (1-1)
Menurut SNI 2847-2012, dijelaskan bahwa untuk komponen-komponen
struktur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) yang memikul
gaya akibat beban gempa dan menerima beban aksial terfaktor yang lebih besar
dari
0,1 x 𝐴
𝑔x𝑓
′𝑐, maka komponen struktur tersebut harus memenuhi beberapa
persyaratan sebagai berikut:
127
Gaya aksial tekan terfaktor komponen struktur melebihi 0,1 x𝐴
𝑔x𝑓
′𝑐.
𝐴
𝑔= 700 x 700 = 490000 𝑚𝑚²
0,1 x𝐴
𝑔x𝑓
′𝑐 = 0,1 x 490000 x 25 = 1225 𝑘𝑁
Gaya aksial terfaktor maksimum = 5402,73 kN (Syarat Terpenuhi)
Sisi terpendek
Sisi terpendek kolom tidak kurang dari 300 mm
Sisi terpendek kolom (h) = 800 mm (Syarat Terpenuhi)
𝑏ℎ
>rasio
Rasio dimensi penampang tidak boleh kurang dari 0,4
𝑏ℎ
=
800800
= 1 > 0,4(Syarat Terpenuhi)
6. Perhitungan Tulangan Utama
Perencanaan kolom dilakukan melalui pengecekan momen dan beban
aksial yang bekerja pada penampang terhadap diagram interaksi P-M yang
diperoleh
dari
penampang
yang
telah
ditentukan
dimensi
serta
tulangannya.Berdasarkan buku menghitung beton bertulang Ir. Udiyanto
harga 𝛽 dalam praktek antara 0.55-0.70 dengan rata-rata = 0.65.
Contoh perhitungan kolom LT 1, K.1a :
Data :
b
= 700 mm
Øsengkang
= 10 mm
h
= 700 mm
d’ = 40 + 10 + ½ 22 = 61 mm
p
= 40 mm
d = 800 - 61
= 739 mm
Ag
= 490000 mm
2f’c = 25 Mpa
= 25 N/mm
2L
= 4200 mm
fy = 400 Mpa
= 400 N/mm
2𝜑
= 0,65
𝛽1= 0,85
128
Beban aksial dan momen yang bekerja:
Berdasarkan output gaya dalam pada kolom menggunakan aplikasi
ETABS:
Pu
= 4.790.652 N
M2
= My = 106.000.000N.mm
M3
= Mx = 790.000.000 N.mm
Vu
= 233.651 N
(
𝑀
𝑛𝑥𝑀
𝑜𝑥)
𝛼1+ (
𝑀
𝑛𝑦𝑀
𝑜𝑦)
𝛼2≤ 1
Gambar 4.11Load-countour untuk beban biaxial
Untuk desain maka contour didekati dengan garis lurus
129
Bila Mny/Mnx ≥ b/h, Moy = Mny + Mnx.(b/h).[(1-β)/ β]
Bila Mny/Mnx ≤ b/h, Mox = Mnx + Mny.(h/b).[(1-β)/ β]
Pn
= Pu/φ
= 4.790.652/ 0,65
= 7.370.234 N
Mnx
= Mux/φ
= 790.000.000 / 0,65
= 1.215.384.615 N.mm
Mny
= Muy/φ
= 106.000.000 / 0,65
= 163.076.923,1 N.mm
Mny/Mnx ≤ b/h
163.076.923,1 / 1.215.384.615 ≤ 700/700
0,134 ≤ 1
Mn
= Mnx + Mny.(h/b).[(1-β)/ β]
β diambil sebesar 0,65
= 1.215.384.615 + 163.076.923,1.(700/700)[(1-0,65)/0,65]
= 1.303.195.266 N.mm
e
= Mn/Pn
= 1.303.195.266 / 7.370.234
= 176,818 mm
Jika (
𝑃𝑛 𝜑𝐴𝑔𝑟.0,85.𝑓𝑐′) > 0,1 nilai 𝜑 diambil = 0,65
Jika (
𝑃𝑛 𝜑𝐴𝑔𝑟.0,85.𝑓𝑐′) ≤ 0,1 nilai 𝜑 diambil = 0,80
Sb y
= (
𝑃𝑛 𝜑𝐴𝑔𝑟.0,85.𝑓𝑐′)
130
= (
7.370.2340,65.490000.0,85.25
) = 1,08 > 0,1
Maka nilai 𝜑 tetap diambil = 0,65
Sb x
= (
𝑃𝑛 𝜑𝐴𝑔𝑟.0,85.𝑓𝑐′) × (
𝑒 h)
= (
7.370.234 0,65.490000.0,85.25) × (
176,81 700) = 0,275
Dari grafik dan tabel perhitungan beton bertulang ( CUR IV ) didapat :
131
r
= 0,013
β
= 1 untuk f’c = 25 MPa
ρ
= r . β
Astot = ρ . Agr
= 0,013.700.700 = 6370 mm
2Tulangan sisi b yang memadai (As’)
= 6 D22 (2279,64 mm
2)
Tulangan sisi h yang memadai (As’)
= 6 D22 (2279.64 mm
2)
Tulangan simetris 4 sisi (Ast)
= 20 D22(7598,8 mm
2)
Ast/Ag = 7598,8 /(700.700).100% = 1,55 %
Batasan luas penampang tulangan kolom : 6% ≥ (Ast/Ag) ≥ 1%
Gambar 4.14Detail tulangan Penampang kolom K1 (70 x 70)
7. Cek Kekuatan Penampang (Tinjauan Biaxial Bending)
Ketentuan :
Jika e < eb dan 0,3 d + h / 2 - d’< e
P x,y
= Po - ( e / eb )2 . ( Po – Pn b)
Jika e < eb dan 0,3 d + h / 2 - d’ > e
P x,y
= 0,85 . fc’ . b . d + fy . Ast
Jika e > eb dan 0,3 d + h / 2 - d’ < e
P x,y
= 0,85 . fc’ . b . d + fy . Ast
132
Arah – X :
Mnx
= 790.000.000 / 0,65
= 1.215.384.615 N.mm
Pn
= 4.790.652 / 0,65
= 7.370.234 N
Po
= 0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast
= 0,85.25.(490000 – 7598,8) + 400. 7598,8
= 13.290.545,5 N
ea
= Mnx/Pn
= 1.215.384.615 / 7.370.234
= 164,9 mm
cb
= 600 . d / (600 + fy)
= 600. 639 / (600 + 400)
= 383,4 mm
ab
= 0.85 cb
= 0,85. 383,4
= 325,89 mm
Fb
= ab / d
= 325,89 /639
= 0,51
Kb
= Fb ( 1 – Fb/2)
= 0,51.(1- 0,51/2)
= 0,379
Mnb
= (0,85 f’c . Kb . b . d
2) + (As’ . fy) . (d – d’)
= (0,85.25.0,379.700. 639
2) + (2279,64.400).( 639 - 61)
= 2.835.087.221 N mm
Pnb
= 0,85 . f’c . b . ab
= 0,85.25.700. 325,89
= 4.847.613,75 N
133
eb
= Mnb / Pnb
= 2.840.000.000 / 4.847.613,75
= 584,84 cm
e
= ea + h/2 – d’
= 164,9 + 700/2 - 61
= 453,9 cm < eb
(0.3 d + h/2 – d’) = (0,3 . 639+ 700/2 – 61) = 453,9 cm < eb
Jadi :
e < eb dan (0.3 d + h/2 – d’) < eb maka :
P y
= Po - ( e / eb )2 . ( Po – Pn b)
= 13.290.545,5 – (453,9 / 584,84)
2. (13.290.545,5- 4.847.613)
= 11.771.034,08 kg
Arah – Y :
Mny
= 106.000.000 / 0,65
= 163.076.923,1 N.mm
Pn
= 4.790.652 / 0,65
= 7.370.234 N
Po
= 0,85 . f’c . (Ag – Ast) + fy . Ast
= 0,85.25.(490000 – 7598,8) + 400. 7598,8
= 13.290.545,5 N
ea
= Mny/Pn
= 163.076.923,1 / 7.370.234
= 22,12 mm
cb
= 600 . d / (600 + fy)
= 600. 639 / (600 + 400)
= 383,4 mm
ab
= 0.85 cb
= 0,85. 383,4
= 325,89 mm
Fb
= ab / d
134
= 325,89 /639
= 0,51
Kb
= Fb ( 1 – Fb/2)
= 0,51.(1- 0,51/2)
= 0,38
Mnb
= (0,85 f’c . Kb . b . d
2) + (As’ . fy) . (d – d’)
= (0,85.25.0,38.800. 639
2) + (2279,64.400).(7639- 61)
= 2.835.087.221 N mm
Pnb
= 0,85 . f’c . b . ab
= 0,85.25.700. 325,89
= 4.847.613,75 N
eb
= Mnb / Pnb
= 2.840.000.000 / 4.847.613,75
= 584,84 mm
e
= ea + h/2 – d’
= 22,12 + 700/2 - 61
= 311,12 mm < eb
(0.3 d + h/2 – d’) = (0,3 . 639 + 700/2 - 61 = 480,7 cm < eb
Jadi :
e < eb dan (0.3 d + h/2 – d’) < eb maka :
Px
= Po - ( e / eb )2 . ( Po – Pn b)
= 13.290.545,5 – (311,12 / 584,8)
2. (13.290.545,5 –4.847.613)
= 12.576.626,7 kg
Cek Biaxial bending :
1 𝑃𝑖=
1 𝑃𝑥+
1 𝑃𝑦-
1 𝑃𝑜=
1 12.576.626,7+
1 11.771.034-
1 13.290.545,5Pi
= 11.057.115,3 N
135
Pu
= 4.790.652 N
Pu max = 0,8. φ . (0,85.f’c.(Ag-Ast) + (fy.Ast)
= 0,8.0,65. (0,85.25. (490000 – 7598,8) + (400.7598,8))
= 6.597.522,88 N
Syarat Pi > Pu ……….ok!
(penampang kolom dapat digunakan dalam desain)
Mengontrol persyaratan daktilitas “strong column weak beam”
berdasarkan ketentuan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK) dari peraturan SNI 03-2002 (pasal 23.4 ).
Pu >
𝐴𝑔.𝑓′𝑐 20 𝐴𝑔.𝑓′𝑐 10=
490000.25 10= 1.225.000 N < 4.790.652 N ……….ok!
8. Kapasitas Penampang Kolom
Dari perhitungan seelumnya didapatkan besaran nilai untuk momen Mx,
My, Mo dan gaya axial Pu, Po, Pnb. Selanjutnya data-data tersebut
dipergunakan untuk menggambarkan diagram interaksi P-M. Rekapitulasi dari
data kolom frame 1737 adalah sebagai berikut :
P (N)
M (N.mm)
Pu = 4.790.652
Mx = 790.000.000
Pu = 4.790.652
My = 106.000.000
Pnb = 4.847.613,75
Mnb = 2.835.087.211
Pu max = 6.597.522,88
Mn = 1.303.195.226
Po = 13.290.545,5
0
136
Gambar 4.15Verifikasi Diagram P-M kolom K1 (70/70)
Berdasarkan hasil struktur untuk kolom yang ditinjau diperoleh
gaya-gaya dalam sebesar:
𝑀
𝑥= 790.000.000 𝑁. 𝑚𝑚
𝑀
𝑦= 106.000.000 𝑁. 𝑚𝑚
𝑃
𝑢= 4.790.652 𝑁
Gaya-gaya tersebut harus memenuhi syarat untuk mendisain
sebuah kolom yang ditunjukkan melalui software pcaColumn seperti
gambar berikut:
0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 Pn (N ) Mn (N.mm) Diagram Pn - Mn Pu - Mx Pu - My137
Gambar 4.16 Diagram Interaksi P - Mx (Kolom 80X80)
Gambar 4.17 Diagram Interaksi P - My (Kolom 80X80)
P ( k N ) M x (k N -m) 18000 -6000 4500 -4500 (Pmax) (Pmin) fs=0.5fy fs=0 1 P ( k N ) M y (k N -m) 18000 -6000 2500 -2500 (Pmax) (Pmin) fs=0.5fy fs=0 1138
4.9.6. Disain Confinement Reinforcement
Menurut SNI 03-2847-2012 pasal 23.4.4.1, diterangkan bahwa
luas total penampang sengkang tertutup persegi tidak boleh kurang dari
salah satu yang terbesar antara dua persamaan dibawah ini:
𝐴
𝑠ℎ= 0,3 x (
𝑠 xℎ
𝑐x𝑓
′𝑐
𝑓𝑦
ℎ) x (
𝐴
𝑔𝐴
𝑐ℎ− 1)
𝐴
𝑠ℎ=
0,09 x 𝑠 xℎ
𝑐x 𝑓′𝑐
𝑓𝑦
ℎh
c= cross section dimensi inti
ℎ
𝑐= 𝑏
𝑤− 2 x (𝑝 + (
1
2
x 𝑑
𝑏))
= 700 − 2 x (40 + (
1
2
x 10)) = 610 𝑚𝑚
A
ch= Cross section area inti kolom, diukur dari serat terluar hoop
ke serat terluar hoop disisi lainnya.
𝐴
𝑐ℎ= (𝑏
𝑤− (2 x 𝑝))² = (700 − 80)
2= 384.400 𝑚𝑚²
Sehingga:
𝐴𝑠ℎ 𝑠= 0,3 x (
ℎ𝑐 x 𝑓′𝑐 𝑓𝑦ℎ) x (
𝐴𝑔 𝐴𝑐ℎ− 1)
= | 0,3 x (
610 x 25
400
) x (
490.000
384.400
− 1) | = 3,95
𝑚𝑚²
𝑚𝑚
𝐴𝑠ℎ 𝑠=
0,09 xℎ𝑐x𝑓′𝑐 𝑓𝑦ℎ=
0,09 x 610 x 25 400= 3,43
𝑚𝑚² 𝑚𝑚Jadi nilai yang terbesar, yaitu:3,95
𝑚𝑚2𝑚𝑚
Spasi maksimum adalah yang terkecil diantara:
a) ¼ cross section dimensi kolom
= 700/4 = 175 mm
b) 6 kali diameter tulangan longitudinal
= 6 x 22 = 132 mm
c) s
xmenurut persamaan berikut:
𝑠
𝑥≤ 100 +
350 − ℎ
𝑥3
139
Dimana,ℎ
𝑥=
2 3xℎ
𝑐=
2 3x 610 = 406,66 𝑚m
𝑠
𝑥≤ 100 +
350 −406,66 3= 81,11 mm
Untuk nilai s
xtidak perlu lebih besar dari pada 150 mm dan tidak pula
lebih kecil dari 100 mm, maka digunakan spasi 100 mm.
𝐴
𝑠 ℎ𝑜𝑜𝑝1= 3,95 x 100 = 395 𝑚𝑚
2𝐴
𝑠 ℎ𝑜𝑜𝑝2= 3,43 x 100 = 343 𝑚𝑚
2Digunakan 8 D10 mm (A
s= 628 mm²).
Tulangan hoop tersebut di atas diperlukan sepanjang l
odari ujung- ujung
kolom, l
odipilih yang terbesar antara:
a) Tinggi elemen struktur di joint (d) = 700 mm
b) 1/6 tinggi bersih kolom
=1/6 x (4200-700) = 583,33 mm
Dengan demikian diambil lo = 583 mm
Menurut SNI 03-2847-2012 pasal 23.4.4.6, dinyatakan bahwa sepanjang
sisa bentang kolom bersih (bentang kolom total dikurangi l
odari
ujung-ujung kolom) diberi hoops dengan spasi tidak lebih dari 150 mm atau 6
x diameter tulangan longitudinal yaitu 6 x 25 = 150 mm. Maka
direncanakan s = 100 mm.
4.9.7 Disain Shear Reinforcement
Gaya geser rencana, V
euntuk menentukan kebutuhan tulangan
geser kolom menurut SNI 03-2847-2012 pasal 23.4.5.1 harus ditentukan
dari kuat momen maksimum, M
prdari setiap ujung komponen struktur
yang bertemu di Hubungan Balok - Kolom yang bersangkutan.M
prini
ditentukan berdasarkan rentang beban aksial terfaktor yang mungkin
terjadi dengan Ø=1,0. M
prini diambil sama dengan momen balanced
diagram interaksi dari kolom yang bersangkutan. Momen pakai
𝑓𝑠 =
1,25 𝑓𝑦. Namun pasal tersebut diatas juga membatasi bahwa V
etidak
140