• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Proanfis Modul 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Proanfis Modul 1"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI-2103)

PENGENALAN MIKROSKOP CAHAYA DAN MIKROSKOP

BEDAH, BAHASA ANATOMI, DAN ANATOMI HEWAN

INVERTEBRATA ( CUMI-CUMI, UDANG, CACING TANAH

DAN JANGKRIK)

Tanggal praktikum : 2 September 2015 Tanggal pengumpulan: 9 September 2015

Disusun oleh:

Muhammad Aslam Fadritama 10614024

Kelompok 4 Asisten:

Shanty R. Kusumawardani (20614014)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG 2015

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada tahun 1950, dua orang berkebangsaan Belanda, Zacharias Jansen dan Ayahnya, Hans Jansen bereksperimen dengan lensa. Mereka menaruh beberapa lensa dalam sebuah selongsong dan menghasilkan suatu penemuan besar. Objek yang berada dekat ujung selongsong tampak lebih besar. Selanutnya, Anton Van Leeuwenhoek, seorang peneliti asal Belanda menjadi orang pertama yang benar-benar membuat mikroskop pada abad ke 17. Van Leeuwenhoek berhasil mencapai kesuksesan besar karena mikroskop yang dibuatnya bisa melakukan perbesaran sampak 270 kali. Penelitian Van Leeuwenhoek dikembangkan lebih jauh lagi oleh seorang peneliti asal Inggris, Robert Hooke.

Memahami bidang pembelahan dan posisi anatomi sangat penting bagi kita untuk memahami anatomi internal suatu individu. Bila kita tidak memahami pola pembelahan, kita akan kesulitan dalam mengamati anatomi internal suatu mahluk hidup. Ketika kita sudah memahami bidang pembelahan kita akan memiliki bekal yang cukup untuk mempelajari anatomi dan fisiologi pada daerah tertentu atau sistem tertentu.

Dengan mengamati anatomi hewan invertebrata, kita dapat memahami bagaimana sistem dalam tubuh hewan tersebut bisa berjalan. Dengan demikian kita dapat mengetahui bagaimana suatu sistem khusus dapat berfungsi pada tubuh hewan tersebut. Sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan kita atau mengimplementasikannya untuk membuat suatu sistem agar kehidupan manusia lebih terpenuhi.

(3)

1.2 Tujuan

Praktikum Pengenalan Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Bedah, Bahasa Anatomi, Dan Anatomi Hewan Invertebrata bertujuan untuk:

1. Menentukan perbedaan mikroskop cahaya dengan mikroskop bedah.

2. Menentukan fungsi mikroskop cahaya dan mikroskop bedah. 3. Menentukan posisi anatomi dan bidang pembelahan pada hewan

bipedal dan quadripedal.

4. Menentukan anatomi internal pada hewan invertbrata yang mewakili kelompok Arthropoda (jangkrik), Crustacea (udang), Oligochaeta (cacing) dan Cephalopoda (cumi-cumi).

5. Menentukan anatomi eksternal pada hewan invertebrata yang mewakili kelompok Arthropoda (jangkrik), Crustacea (udang), Ologochaeta (cacing) dan Cephalopoda (cumi-cumi).

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroskop Cahaya Dan Mikroskop Stereo

Terdapat dua tipe mikroskop, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop bedah (stereomikroskop). Pada keduanya terdapat dua lensa yakni lensa okuler dan lensa objektif. Jika kita ingin melihat sesuatu yang sangat kecil, sebaiknya kita gunakan mikroskop cahaya, karena memiliki perbesaran dari 4 kali sampai 100 kali bahkan ada yang sampai 1000 kali. Mikroskop bedah digunakan ketika kita akan membedah suatu individu misalnya untuk mengidentifikasi anatomi internalnya, karena mikroskop bedah hanya memiliki perbesaran antara 4 kali sampai 10 kali. Pada mikroskop bedah terdapat dua sumber cahaya, yakni dari bawah dan dari atas. Cahaya dari bawah digunakan ketika kita mengamati benda yang cukup tipis, namun jika kita sedang mengamati benda yang tidak tembus cahay (padat) kita harus menggunakan cahaya yang berasal dari atas.

2.2 Posisi Anatomi Dan Bidang Pembelahan

Pembelahan apapun pada objek tiga dimensi bisa dijelaskan melalui bidang pembelahan. Bidang adalah sebuah sumbu, tiga buah bidang dibutuhkan untuk mendeskripsikan objek tiga dimensi. Bidang transversal terletak di sudut kanan terhadap sumbu panjang tubuh, yang membagi badan menjadi bagian

superior dan inferior. Bidang frontal dan bidang sagital terletak paralel terhadap

sumbu panjang tubuh. Bidang frontal memotong secara vertikal, membagi tubuh menjadi bagian anterior dan posterior. Bidang sagital pun memotong tubuh secara vertikal, namun bedanya bidang sagital membagi tubuh menjadi sisi sebelah kiri dan sebelah kanan.

2.3 Anatomi Hewan Invertebrata (Jangkrik, Udang, Cumi-cumi, Cacing)

Cumi-cumi merupakan salah satu hewan invertebrata yang sangat berkembang. Bentuk tubuhnya yang efisien membuatnya mudah beradaptasi di laut. Cumi-cumi memliki siphon yang bisa digunakan untuk membantunya

(5)

berenang dengan sangat cepat dengan cara memeras air yang ada di sekitar siphon-nya. Semua hewan moluska memiliki mantel yang berfungsi untuk melindungi semua organ-organ vital yang ada di dalamnya. Cumi-cumi memiliki sepuluh tangan, delapan merupakan tangan yang lebih pendek dan dilengkapi dengan suckerdish dan dua sisanya berukuran lebih panjang yang biasa disebut tentakel.

Udang dilindungi oleh eksoskeleton yang memiliki pelengkap bersendi. Kebanyakan organnya terletak di ujung kepala dengan otot terkonsentrasi di ekor.

Molting atau ekdisis terjadi saat selama kehidupan udang dan berakibat pada

perbesaran ukuran tubuh. Cacing tanah merupakan anggota filum annelida. Ciri khas dari filum ini adalah pembagian tubuh menjadi beberapa segmen. Tubuhnya terbagi atas tiga lapisan jaringan, ektoderm, mesoderm dan endoderm. Sistem peredarannya merupakan sistem peredaran tertutup yang berarti darah akan tetap berada di dalam pembuluhnya.

(6)

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdapat dalam tabel 3.1

Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum modul satu

Alat Bahan

Mikroskop Cahaya Cumi-cumi

Mikroskop Bedah Jangkrik

Scalpel Udang

Gunting Bedah Cacing Tanah

Jarum Pentul Pinset Jarum Jara Papan Styrofoam Baki Glove Masker 3.2 Cara Kerja

3.2.1 Cara menggunakan mikroskop cahaya

Lampu mikroskop dinyalakan dan digunakan perbesaran lensa objektif terkecil. Preparat diletakan diatas meja objek dan diamati dengan menggunakan perbesaran lensa objektif terkecil. Kemudian Lensa objektf diturunkan sampai ke dekat permukaan preparat. Lensa objektif dinaikkan perlahan menggunakan makrometer, sambil preparat diamati melalui lensa okuler. Jika bayangan preparat sudah dapat dilihat, bayangan tersebut difokuskan menggunakan mikrometer. Diafragma dibuka sampai pembukaan besar, kemudian ditutup perlahan sambil preparat diamati melalui lensa okuler.Kemudian diafragma dibuka kembali sampai

(7)

pembukaan besar, Kemudian diperkecil pelan-pelan sampai ditemukan bayangan yang paling kontras dari objek yang diamati.

3.2.1 Cara menggunakan mikroskop bedah

Mikroskop bedah disambungkan ke sumber tegangan. Sumber cahaya dinyalakan. Jika objek berupa preparat tipis, digunakan cahaya dari bawah preparat. Jika objek berupa benda padat (tidak dapat ditembus cahaya), digunakan cahaya dari atas preparat. Objek pengamatan diletakkan diatas papan preparat dan jika diperlukan, penjepit digunakan untuk menahan objek agar tidak bergeser. Posisi lensa okuler digunakan agar objek dapat diamati oleh mata melalui mikroskop dengan nyaman tanpa harus tegang memfokuskan mata pada bayangan. Focus knob digunakan untuk mempertajam gambar hingga objek terlihat fokus. Jika tidak terlihat apapun, objek digeser hingga tampak dalam lingkaran terang.

3.2.3 Prosedur pembedahan cumi-cumi

Cumi-cumi diamati bagian eksternalnya. Cumi-cumi diletakkan diatas papan styrofoam dengan bagian ventral dihadapkan keatas. Bagian posterior mantel dipotong hingga bagian paling anterior secara lurus. Dibuka mantel yang telah dipotong kemudian ditahan menggunakan jarum pentul hingga anatomi internal cumi-cumi dapat dilihat. Cumi-cumi diamati bagian internalnya.

3.2.4 Prosedur pembedahan udang

Udang diamati bagian eksternalnya. Udang diletakkan diatas papan

styrofoam dengan bagian dorsal dihadapkan ke atas. Gunting bedah

(8)

segmen terkahir abdomen hingga kepala disepanjang sisi dorsal. Potongan tersebut dibuka hingga anatomi internal udang dapat dilihat. Udang diamati bagian internalnya.

3.2.5 Prosedur pembedahan cacing tanah

Cacing tanah diamati bagian eksternalnya. Cacing tanah ditempatkan diatas papan dengan bagian dorsal dihadapkan ke atas. Dibuat potongan kecil pada klitelium. Dari potongan kecil tersebut, dipotong bagian dorsal cacing tanah hingga segmen ke-1 (anterior). Potongan tersebut dibuka dan ditahan menggunakan jarum pentul hingga anatomi internal cacing tanah dapat dilihat. Cacing tanah diamati bagian internalnya.

3.2.6 Prosedur pembedahan jangkrik

Jangkrik diamati bagian eksternalnya. Jangkrik diletakkan diatas papan dengan bagian dorsal dihadapkan ke atas. Semua kaki jangkrik diputuskan dengan cara memutarnya atau menggunakan gunting. Gunting bedah disisipkan pada segmen terakhir abdomen. Eksoskeleton dipotong dari segmen terakhir abdomen hingga kepala sepanjang sisi dorsal. Potongan tersebut dibuka dan ditahan dengan jarum pentul hingga anatomi internal jangkrik dapat dilihat. Jangkrik diamati bagian internalnya.

BAB IV

(9)

4.1 Hasil Pengamatan

Judul Foto Sitasi

Anatomi eksternal cumi-cumi (Integrated Principle Of Zoologi, 2004) Anatomi internal cumi-cumi (Integrated Principle Of Zoologi, 2004) Anatomi eksternal udang (Integrated Principle Of Zoologi, 2004) fin mantel siphon n kepala arm m tentakel siphon perut jantun g insang Kantung tinta gonad maksiliped pleiopod antena periopod antenula a rostrum uropod telson abdomen cephalothorax mata

(10)

Anatomi internal udang (Microscopic: Anatomy of Invertebrates Volume 10: Decapod Crustacea, 1992) Anatomi eksternal cacing tanah (Integrated Principle Of Zoologi, 2004) Anatomi eksternal cacing tanah (Integrated Principle Of Zoologi, 2004) Anatomi eksternal jangkrik (Infovisual.info, 2005) hindgut Jantung (sudah tidak ada)

Cerebral ganglion midgut foregut otak anus klitelium prostomium anus intestine gizzard jantung Cerebral ganglion prostomium cercus tarsus tibia femur abdomen thorax cephal antena

(11)

Anatomi internal jangkrik

(Infovisual.info, 2005)

4.2 Pembahasan

Mikroskop cahaya dan mikroskop stereo memiliki beberapa perbedaan, diantaranya mengenai fungsi. Mikroskop cahaya berfungsi untuk mengidentifikasi suatu benda yang ukurannya sangat kecil dengan berbagai macam perbesaran, sedangkan mikroskop stereo berfungsi untuk mengidentifikasi suatu benda yang ukurannya relatif lebih besar. Biasanya digunakan untuk membedah suatu spesies. Selain itu, mikroskop stereo memiliki dua sumber cahaya yang berasal dari atas dan bawah, sedangkan mikroskop cahaya hanya memiliki satu sumber cahaya. Pada mikroskop cahaya terdapat makrometer dan mikrometer yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan, sedangkan pada mikroskop stereo untuk mendapatkan bayangan yang jelas hanya bisa menaikkan atau menurunkan leher mikroskop.

Pada praktikum kali ini digunakan beberapa hewan invertebrata untuk mewakili berbagai filum, diantaranya cumi-cumi (Cephalopoda), udang (Crustacea), cacing tanah (Oligochaeta) dan jangkrik (Arthropoda). Hewan-hewan ini digunakan untuk mengamati anatomi Hewan-hewan invertebrata karena Hewan- hewan-hewan tersebut relatif mudah didapat dan mudah untuk dipelajari. Pada cumi-cumi terdeapat beberapa struktur anatomi khas yang dimilikinya, diantaranya siphon, kantung tinta, tentakel, dan pen. Siphon berfungsi sebagai jalur keluar masuknya air dan tinta. Kantung tinta berfungsi sebagai wadah penampungan tinta yang dimiliki oleh cumi-cumi. Tentakel adalah sepasang organ yang berfungsi sebagai alat bergerak, alat bantu mengambil mangsa serta alat bantu ketika sedang masa perkawinan. Pen merupakan eksoskeleton yang berguna untuk memberi bentuk tubuh pada cumi-cumi.

rektum

intestine lambung esofagus

(12)

Beberapa struktur khas yang dimiliki oleh udang diantaranya rostrum, periopod dan pleopod. Rostrum merupakan penanda yang berguna untuk membedakan suatu spesies udang dengan spesies lainnya. Periopod atau kaki jalan berguna sebagai alat gerak udang ketika ia sedang berjalan di darat, sedangkan pleopod atau kaki renang merupakan alat bantu gerak di air. Struktur khas yang dimiliki oleh cacing tanah adalah adanya klitelium dan gizzard. Klitelium merupakan suatu segmen yang ukurannya relatif lebih besar diantara segmen yang lainnya. Klitelium berisi berbagai macam organ vital seperti jantung, alat pencernaan, gizzard dan organ-organ lainnya. Klitelium juga bisa digunakan sebagai penanda dimana mulut dan anus dari cacing tanah. Ujung yang posisinya lebih dekat dengan klitelium merupakan lubang mulut. Gizzard merupakan suatu organ yang berfungsi sebagai penghancur bahan-bahan makanan yang tercampur dengan darah.

Pada struktur anatomi jangkrik terdapat bebeapa organ-organ khas diantaranya palpus, spirakel, tubuh yang bersegmen dan dua pasang sayap serta ovipositor dan cercus. Palpus merupakan organ yang terletak dekat dengan mulut yang berfungsi sebagai alat perasa. Spirakel adalah lubang-lubang kecil yang terletak pada segmen tubuh jangkrik yang berfungsi sebagai saluran masuknya oksigen dari udara. Tubuh jangkrik terbagi atas tiga bagian, yaitu cephal, thorax dan abdomen. Pada segmen thorax kedua terdapat sepasang sayap yang disebut

forewing yang berguna sebagai alat bantu gerak. Sedangkan pada segmen thorax

ketiga terdapat sepasang sayap yang disebut hindwing yang biasanya berguna ketika jangkrik mengeluarkan suara. Ovipositor dan cercus merupakan suatu organ yang bisa digunakan untuk membedakan apakah spesies itu jantan atau betina. Jika spesies tersebut memiliki ovipositor, bisa dipastikan spesies tersebut adalah betina, namun jika tidak memiliki ovipositor maka spesies itu adalah jantan. Ovipositor juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan telur sementara.

Dengan melakukan pembedahan hewan-hewan tersebut, kita dapat mengidentifikasi anatomi internal yang ada di dalamnya. Dengan mempelajari anatominya, kita dapat mengaplikasikannya pada kehidupan manusia untuk

(13)

menunjang teknologi, kesehatan, energi dan lain lain yang diadaptasi dari struktur anatomi maupun fisiologi hewan-hewan tersebut.

(14)

BAB V KESIMPULAN

1. Perbedaan mikroskop cahaya dengan mikroskop stereo ada pada sumber cahaya yang digunakan. Mikroskop cahaya hanya memiliki satu sumber cahaya, sedangkan mikroskop stereo memiliki dua sumber cahaya. Perbesaran yang dimiliki mikroskop cahaya adalah antara empat sampai seratus kali, sedangkan mikrokop stereo perbesarannya hanya antara empat samapi sepuluh kali.

2. Mikroskop cahaya berfung untuk mengamati suatu benda yang ukurannya sangat kecil, sedangkan mikroskop stereo berfungsi untuk melakukan pembedahan suatu spesies.

3. Bidang pembelahan yang terdapat pada hewan bipedal antara lain: bidang transversal yang membagi bagian tubuh superior dan inferior, bidang sagittal yang membagi bagian tubuh dexter dan sinister, sedangkan bidang frontal yang membagi bagian tubuh anterior dan posterior. Bidang pembelahan yang terdapat pada hewan quadripedal antara lain: bidang transversal yang membagi bagian tubuh anterior dan posterior, bidang sagittal yang membagi bagian tubuh dexter dan sinister, dan bidang frontal yang membagi bagian tubuh ventral dan dorsal.

4. Anatomi internal yang dimiliki cumi-cumi diantaranya paruh, esofagus, ginjal, perut, lambung, jantung, kantung tinta,gonad, sekum dan fin. Sedangkan anatomi internal yang dimiliki udang antara lain otak, perut ganglion, kelenjar pencernaan, jangtung, foregut, midgut, dan hindgut. Anatomi internal cacing tanah yang dapat diamati diantaranya cerebral ganglion, jantung, esofagus, gizzard dan intestin. Anatomi internal jangkrik yang dapat diamati selama praktikum diantaranya esofagus, lambung, rektum dan intestin

5. Anatomi eksternal yang dimiliki cumi-cumi adalah empat pasang lengan, sepasang tentakel, sepasang mata, siphon mantel, fin dan suckerdish yang terdapat pada lengan. Sedangkan anatomi eksternal yang terdapat pada

(15)

udang adalah sepasang antena, tiga buah antenula, ristrum, mata, tiga pasang maksiliped, lima pasang pleopod, lima pasang periopod, abdomen yang tersusun ada 6 segmen, telson dan uropod. Anatomi eksternal cacing tanah yang dapat diamati diantaranya prostomium, klitelium dan anus.n Sedangkan anatomi eksternal yang terdapat pada jangkrik antara lain sepasang antena, sepasang mata majemuk, tiga buah mata oselus, sepasang palpus, labrum,mandibula, maksila, labium, dua pasang kaki jalan, satu pasang kaki loncat, forewing, hindwing, tubuh yang terbagi atas cephal, thorax dan abdomen, cercus dan ovipositor.

(16)

Anonymous. 1992. “Microscopic: Anatomy of Invertebrates Volume 10: Decapod Crustacea”. Wiley-Liss. Inc

Anonymous. “The Historu Of Microscope”. http://www.history-of-the-microscope.org/history-of-the-microscope-who-invented-the-microscope.php

diakses Senin, 7 September 2015 pukul 11.46

Anonymous. “The Beginners Guide To Microscopy”.

http://www.microbehunter.com/the-beginners-guide-to-microscopy-/choosing-a-microscope/what-are-the-differences-between-stereo-and-compound-microscopes/

diakses Senin 7 September pukul 21.57 Carter, J. L. Stein.1989.Earthworm Anatomy

Hickman, Cleveland P. 2004. Integrated Principle Of Zoology Twelfth Editon. New York: McGraw-Hill

Jhonson, S. K. 2001. Handbook Of Shrimp Disease

Martini, Frederic H. & Nath. 2012. Fundamental Of Anatomy & Physiology Ninth

Gambar

Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum modul satu

Referensi

Dokumen terkait

Hal penting yang diperoleh ialah standar ISO 9002 dapat diterapkan dalam manajemen operasi RSG-GAS dan didukung oleh penerapan standar IAEA yang sudah diimplementasikan, akan

Pada hasil penelitian, Model utilitas konsumen untuk pembelian kayu jati jenis A1 yaitu sebagai berikut: ketika harga produk 1 naik (variabel lain konstan), maka utilitas produk

11 Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan prosedur pelayanan klinis, analisis dan tindak lanjut.

a) Rambut tidak boleh di cat, harus dipotong pendek, tidak bermodel skin hairstyle, rapi, dan tidak melebihi leher, telinga, maupun alis. b) Memakai kemeja lengan panjang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen penilaian harian aspek psikomotor pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berada pada 72% pada kategori

Penafsiran kebutuahn RTH Kota Salatiga akan menggunakan beberpa penggabungan parameter seperti kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk, berdasarkan

Model penemuan terbimbing dan model cooperative learning dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model konvensional, sedangkan hasil

Videbeck (2008) mererangkan bahwa anggota yang berpartisipasi dalam kelompok suportif memiliki tujuan sama dan mampu memberi kontribusi kepada anggota lain serta mendapatkan