• Tidak ada hasil yang ditemukan

Car

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Car"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rasio Kecukupan Modal (CAR) 2.1.1 Definisi CAR

Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.

Sedangkan, menurut Dendawijaya (2005:121) CAR adalah ” Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana – dana dari sumber – sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain – lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko.

Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

CAR = Modal

(2)

Penyediaan modal minimum yang ditetapkan oleh pemerintah dalam penilaian kesehatan bank ini berubah-ubah sesuai dengan tingkat keperluan yang dianggap paling tepat. Misalnya, tingkat CAR yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun 1999 minimal 8% dan untuk tahun 2001 minimal 12%. Pada prinsipnya, tingkat CAR ini disesuaikan dengan ketentuan CAR yang berlaku secara internasional yaitu sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS). Peningkatan CAR ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan untuk memastikan prinsip kehati-hatian perbankan senantiasa terjamin.

2.1.2 Unsur Capital Adequacy Ratio (CAR)

Menurut Rivai (2007:709), modal adalah faktor penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian. Agar mampu berkembang dan bersaing secara sehat, maka permodalannya perlu disesuaikan dengan ukuran internasional yang dikenal dengan standar BIS (Bank for International Settlement). Modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap (Susilo, 2000:28) dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Modal Inti, berupa:

a. Modal Disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.

b. Agio Saham, yaitu selisih lebih setoran yang diterima oleh bank akibat harga saham yang melebihi nilai nominal.

(3)

c. Modal Sumbangan, yaitu modal yang diperoleh dari sumbangansumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual.

d. Cadangan umum, yaitu cadangan dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran masing-masing bank.

e. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.

f. Laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh RUPS atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.

g. Laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya.

h. Laba tahun berjalan, yaitu 50 persen dari laba tahun buku berjalan dikurangi pajak. Apabila tahun berjalan bank mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

2. Modal Pelengkap, berupa:

a. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak.

b. Penyisihan penghasilan aktiva produktif, yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Cadangan ini dibentuk

(4)

untuk menampung kerugian yang mungkin timbul akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dapat diperhitungkan sebagai modal pelengkap adalah maksimum 25 persen dari ATMR.

c. Modal Kuasi, yaitu modal yang didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti modal.

d. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, minimal berjangka lima tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo, harus ada Bank Indonesia.

Menurut Sinungan (1992:169) Aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) adalah aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontingen dann atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot resiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang jaminan.

Adapun menurut Sinungan (1992:178) langkah-langkah dalam perhitungan penyediaan modal minimum bank adalah sebagai berikut:

1. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot resiko dari masing-masing pos aktiva neraca tersebut.

(5)

2. ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot resiko masing-masing pos rekening tersebut.

3. Total ATMR = ATMR aktiva neraca + aktiva administratif.

4. Rasio modal bank dapat dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank (modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR.

2.1.3 Hal yang Dapat Mempengaruhi CAR

Menurut Rivai (2007:713) Capital Adequacy Ratio (CAR) sangat bergantung pada :

1. Jenis aktiva serta besarnya resiko yang melekat padanya

Meliputi aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif (tidak tercantum dalam neraca). Terhadap masing-masing pos dalam aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu.

2. Kualitas aktiva atau tingkat kolektibilitasnya

Guna memperhitungkan kualitas dari masing-masing aktiva agar diketahui seberapa besar kemungkinan diterima kembali dana yang ditanamkan pada aktiva tersebut.

3. Total aktiva suatu bank, semakin besar aktiva semakin bertambah pula resikonya. Jadi bank yang memiliki aktiva yang besar tidak menjamin masa depan dari bank tersebut, karena aktiva-aktiva telah memiliki bobot resiko masing-masing.

(6)

2.2 Bank

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan , yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak”. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan.

Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya.

Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit

(7)

(lending). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.

2.2.1 Jenis-jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Menurut Kasmir (2008:34) perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari berbagai aspek :

1. Menurut Kegiatannya

Jenis-jenis bank menurut kegiatannya dapat dibedakan berdasarkan periode penerapan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sebelum Undang-Undang tersebut berlaku maka jenis bank berdasarkan kegiatannya dikategorikan kepada tiga jenis. Namun setelah Undang-Undang tersebut berlaku maka bank yang ada dikategorikan kepada dua jenis saja.

Tabel 2.1

Jenis Bank Berdasarkan Kegiatannya Sebelum Berlaku UU No7

Tahun 1992 Sesudah Berlaku UU No 7 Tahun 1992 Bank Tabungan Bank Pembangunan Bank Ekspor-Impor Bank Umum

Bank Perkreditan Rakyat

Sumber : (Lubis, 2010 : 30)

a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lau lintas pembayaran.

(8)

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Menurut Target Pasar

Berdasarkan target pasar, bank-bank yang ada dibagi menjadi : a. Corporate Bank

Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan transaksi kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk koperasi. Corporate bank dengan sendirinya harus memiliki dana modal yang besar sehingga dapat memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah atau perusahaan-perusahaan besar.

b. Retail Bank

Retail bank adalah bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-nasabah kecil.

c. Retail Corporate Bank

Retail corporate bank adalah bank yang memberi pelayanan kepada kelompok retail dan juga perusahaan-perusahaan besar

3. Menurut Kepemilikannya

Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank-bank yang ada dibedakan kepada :

a. Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian dan modal bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua keuntungan

(9)

yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik pemerintah, seperti BNI46, BRI, BTN.

b. Bank Milik Pemerintah Daerah adalah bank dimana pemiliknya adalah pemerintah daerah tertentu misalnya BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Sumatera Utara, dan lain-lain.

c. Bank Milik Koperasi adalah jenis bank dimana saham-sahamnya dimiliki perusahaan yang berbadan hukum koperasi, misalnya Bukopin.

d. Bank Milik Swasta Nasional adalah jenis bank dimana seluruh atau sebagian bank tersebut dimiliki swasta nasional karena akte pendiriannya dilakukan oleh pihak swasta. Misalnya Bank Muamalat, Bank Niaga, bank Universal, dan lain-lain.

e. Bank Milik Asing adalah bank milik swasta asing atau milik pemerintah asing yang beroperasi di Indonesia. Bank ini biasanya merupakan cabang dari bank induknya yang ada di luar negeri, misalnya American Express Bank, Hongkong Bank, City Bank, dan lain-lain.

f. Bank Milik Campuran adalah jenis bank dimana sahamnya mayoritas dimiliki oleh pihak swasta nasional dan sisanya dimiliki oleh pihak asing. 4. Menurut Status atau Kedudukan

Pembagian ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat dari segi jumlah produk, modal dan kualitas pelayanan. Menurut status atau kedudukannya, bank diklarifikasikan kepada :

a. Bank Devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing.

(10)

b. Bank Non-Devisa adalah bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa. Bank ini melakukan aktivitas yang lebih terbatas baik ditinjau dari jasa dan produk yang ditawarkan maupun luas geografi yang mungkin dilayani.

5. Menurut Prinsip Operasinya

Jika ekstensi perbankan ditinjau dari sudut prinsip operasi yang diaplikasikannya, maka institusi perbankan yang ada sekarang dapat diklasifikasikan kepada dua kelompok yaitu :

a. Bank berdasarkan prinsip konvensional

Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan.

b. Bank Berdasarkan prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan suatu lembaga intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam sehingga bebas dari unsur riba (bunga), bebas dari kegiatan spekulatif non produktif seperti perjudian (maysir), bebas dari kegiatan yang meragukan (gharar), bebas dari perkara yang tidak sah (bathil) dan hanya membiayai usaha-usaha yang halal. Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi mayarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem bunga, melainkan atas prinsip syariah (hukum Islam).

(11)

2.2.2 Kegiatan Bank

Menurut Kasmir (2008:42) dalam melaksanakan kegiatannya, bank dibedakan antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat. Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Bank Umum

a. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk : i. Simpanan Giro (Demand Deposit)

ii. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) iii. Simpanan Deposito (Time Deposit)

b. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk : i. Kredit Investasi

ii. Kredit Modal Kerja iii. Kredit Perdagangan

c. Memberikan jasa-jasa lainnya (Services) seperti : i. Transfer (Kiriman Uang)

ii. Inkaso (Collection) iii. Kliring (Clearing) iv. Safe Deposit Box

v. Bank Card

vi. Bank Notes (Valas) vii. Bank Garansi viii. Referensi Bank

(12)

ix. Bank Draft

x. Letter of Credit (L/C)

xi. Cek Wisata (Travellers Cheque) xii. Jual beli surat-surat berharga

xiii. Menerima setoran-setoran, seperti : pembayaran pajak, telepon, dan lain sebagainya

xiv. Melayani pembayaran-pembayaran, seperti : gaji/pensiun, pembayaran deviden, pembayaran kupon, dan lain sebagainya

xv. Di dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi : penjamin emisi (Underwriter), Penjamin (Guarantor), Wali amanat (Trustee), Pedagang efek (Dealer), dan lain sebagainya

xvi. Dan jasa-jasa lainnya. 2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

a. Menghimpun dana dalam bentuk : i. Simpanan Tabungan ii. Simpanan Deposito b. Menyalurkan dana dalam bentuk :

i. Kredit Investasi ii. Kredit Modal Kerja iii. Kredit Perdagangan

(13)

c. Larangan-larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai berikut :

i. Menerima Simpanan Giro ii. Mengikuti Kliring

iii. Melakukan Kegiatan Valuta Asing 3. Kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing

a. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran dilarang menerima simpanan dalam bentuk simpanan tabungan

b. Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang tertentu, seperti : i. Perdagangan Internasional

ii. Bidang Industri dan Produksi

iii. Penanaman Modal asing atau Campuran

iv. Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional c. Untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum

campuran dan asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti berikut ini :

i. Jasa Transfer ii. Jasa Kliring iii. Jasa Inkaso

iv. Jasa Jual Beli Valuta Asing v. Jasa Bank Card

vi. Jasa Bank Draft vii. Jasa Safe Deposit Box

(14)

viii. Jasa Pembukaan dan Pembayaran L/C ix. Jasa Bank Garansi

x. Jasa Referensi Bank

xi. Jasa Jual Beli Travellers Cheque xii. Dan jasa bank umum lainnya

2.3 Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubungannya dengan yang lain. Ini didapat dengan membagi satu angka yang menjadi dasar dengan angka yang lain (Tunggal, 2012 : 26). Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi : 2006).

Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan dalam neraca publikasi biasanya meliputi rasio permodalan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Aktiva Produktif yaitu Aktiva Produktif Bermasalah, Non Performing Loan (NPL), PPAP terhadap Aktiva Produktif dan Pemenuhan PPAP; rasio rentabilitas yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional Termasuk Beban Bunga dan Beban PPAP serta Beban Penyisihan Aktiva Lain-lain Dibagi Pendapatan Operasional termasuk Pendapatan Bunga (BO/PO) ; rasio Likuiditas yaitu Cash Ratio dan Loan To Deposit Ratio (LDR).

(15)

2.4 Laporan Keuangan Bank

Menurut Siamat (2005 : 368) dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari :

1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan

Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun. Laporan Tahunan sekurang-kurangnya mencakup :

a. Informasi umum yang meliputi antara lain : kepengurusan, kepemilikan, perkembangan usaha bank dan kelompok usaha bank, strategi dan kebijakan manajemen dan laporan manajemen, minimal mencakup : struktur organisasi, aktivitas utama, teknologi informasi, produksi dan jasa yang ditawarkan, dan lain sebagainya

b. Laporan Keuangan Tahunan Bank adalah laporan keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh akuntan publik, terdiri dari : i. Neraca

ii. Laporan Laba-Rugi

iii. Laporan Perubahan Ekuitas iv. Laporan Arus kas

v. Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi tentang komitmen dan kontinjensi

(16)

2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan. Laporan keuangan publikasi triwulanan disusun antara lain untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha bank, serta informasi keuangan lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perkembangan usaha bank.

3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan keuangan publikasi bulanan adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan. Laporan keuangan publikasi bulanan bank umum sekurang-kurangnya, meliputi :

a. Laporan keuangan yang terdiri dari : i. Neraca

ii. Laporan Laba Rugi b. Komitmen dan Kontinjensi

c. Rincian Kualitas Aktiva Produktif

d. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang telah dibentuk, dibandingkan dengan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk.

e. Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum 4. Laporan Keuangan Konsilidasi

(17)

2.5 Penelitian Terdahulu 1. Handayani (2005)

Handayani melakukan penelitian mengenai “Analisis Perbandingan dan Kinerja Bank Nasional, Bank Campuran dan Bank Asing Dengan Menggunakan Rasio Keuangan”. Handayani menggunakan sampel sebanyak 140 bank yang terdaftar di Bank Indonesia yang terdiri dari 107 bank nasional, 23 bank campuran dan 10 bank asing. Penelitian Handayani bertujuan untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan bank nasional, bank asing dan bank campuran periode 2000 – 2002 dengan menggunakan proksi rasio keuangan.

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan variabel Bank Nasional, Bank Campuran dan Bank Asing untuk periode tahun 2000 sampai tahun 2002 dengan menggunakan Uji Anova. Dari penelitiannya tersebut ditemukan bahwa tidak ada perbedaan kinerja keuangan berdasarkan Capital Adecuacy Ratio yang diproksikan dengan CAR antara bank nasional, bank asing dan bank campuran. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung = 0.405 < F 0.05 = 3.017, sehingga H0 diterima.

2. Putra (2011)

Penelitian yang dilakukan Putra pada kelompok bank swasta nasional dan bank milik pemerintah menggunakan sampel sebanyak 21 bank dengan tahun penelitian 2007 sampai dengan tahun 2009. Tujuan dari penelitian Putra adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara CAR bank umum swasta nasional dengan bank milik pemerintah. Pengolahan data dalam penelitian

(18)

ini menggunakan software statistic SPSS dengan metode statistik yang digunakan berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test).

Dari penelitian ini ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada CAR antara bank swasta dengan bank pemerintah. Namun mean CAR bank swasta lebih tinggi dari bank pemerintah, artinya bank swasta lebih baik CAR nya dibandingkan bank pemerintah selama periode penelitian karena semakin tinggi nilai CAR semakin bagus kualitasnya.

2.6 Kerangka Konseptual

Menurut Dendawijaya (2005:152) Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, manajemen bank, bank pemerintah (melalui Bank Indonesia) dan pengguna jasa bank. Dengan diketahuinya kondisi suatu bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen resiko.

Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELS. Enam aspek dalam metode CAMELS diantaranya aspek permodalan yang didasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan pada CAR yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Menurut Dendawijaya (2005 : 121) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko

(19)

(kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana – dana dari sumber – sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain – lain.

Bila CAR (Capital Adequacy Ratio) suatu bank rendah, kemampuan bank untuk survive pada saat mengalami kerugian juga rendah. Modal sendiri cepat habis untuk menutup kerugian yang dialami, maka kemampuan bank diragukan oleh masyarakat dan akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu. Ada dua penyebab Capital Adequacy Ratio (CAR) rendah yaitu terkikisnya modal perbankan akibat negative spread dan peningkatan aset yang tidak didukung dengan peningkatan modal. Berdasarkan hal tersebut di atas, menunjukkan risiko yang dipikul bank semakin bertambah besar karena rendahnya modal sebagai penyangga risiko yang dapat melindungi nasabah. Capital Adequacy Ratio (CAR) yang rendah dapat menyebabkan turunnya kepercayaan nasabah yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas bank.

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan (Kasmir, 2002 : 34) Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya dari aspek kepemilikan.

Di Indonesia, bank milik swasta nasional dan bank milik asing memiliki jumlah paling banyak, untuk itu penulis tertarik untuk meneliti kedua bank ini. Bank Swasta Nasional dan Bank Asing sama-sama kita ketahui akan menghasilkan laporan keuangan, dimana laporan keuangan masing-masing bank tersebut akan dianalisis oleh peneliti mengenai permodalannya. Dalam penelitian

(20)

ini, penulis ingin mencoba membandingkan sejauh mana perbedaan rasio kecukupan modal (CAR) antara Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1 :

Sumber : Bhakti (2009), Febriyani (2003), Putra (2011) (diolah) Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

Ho : CARS = CARA

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai CAR pada Bank Umum BANK SWASTA NASIONAL CAR : MODAL ATMR BANK ASING CAR : MODAL ATMR ANALISIS DISKRIMINAN CLASSIFICATION RESULT

(21)

H1 : CARS ≠ CARA

Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai CAR pada Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Devianasari &amp; Suryantini (2015) menunjukkan hasil bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan

bahwa berdasarkan hasil telaahan terdapat fungsional umum yang dipandang layak untuk diberikan tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja, sehingga Peraturan

146 SATRIO BUDIONO PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) S1 D Tes Ulang. 147 SATRIO MAHARDHIKA DESAIN PRODUK S1

Beberapa lapisan yang terdapat pada ketiga titik geolistrik dan saling memiliki hubungan adalah lapisan zona aerasi, lapisan pasir mengandung airtanah tawar, dan

21 orang dengan rata-rata nilai 8,7 dan kadar asam urat responden sesudah dilakukan Pemberian Jus nanas didapatkan bahwa, seluruh responden masih mengalami kadar asam

ginjal yang terjadi bersifat sementara pada pasien dengan gagal ginjal akut.. Hemodialisis akan dilakukan seumur hidup ketika fungsi ginjal

Penelitian ini dilatar belakangi karena rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas V di SD 5 Gondoharum. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menjelaskan peningkatkan keterampilan

Untuk pelaksanaan penilaian baik tes maupun non tes yang dilaksanakan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebaiknya dilakukan secara variatif. Hal ini