• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendidikan di Singapura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Pendidikan di Singapura"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pendidikan di Singapura

Sistem Pendidikan di Singapura

Mengapa Sekolah di

Mengapa Sekolah di SingapuraSingapura

Pendidikan selalu menjadi kunci utama dalam pertumbuhan dan perkembangan Singapura setelah merdeka

Pendidikan selalu menjadi kunci utama dalam pertumbuhan dan perkembangan Singapura setelah merdeka

pada tahun 1965. Dengan memfokuskan diri pada dunia pendidikan, Singapura saat ini menjadi salah satu

pada tahun 1965. Dengan memfokuskan diri pada dunia pendidikan, Singapura saat ini menjadi salah satu

negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di ASIA.

negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di ASIA.

Sistem Pendidikan Singapura

Sistem Pendidikan Singapura

Ada lebih dari 80.000 siswa mancanegara yang datang dari 120 negara pada saat ini menempuh pendidikan di

Ada lebih dari 80.000 siswa mancanegara yang datang dari 120 negara pada saat ini menempuh pendidikan di

berbagai level dan institusi di Singapura, mulai dari sekolah negri, swasta hingga perguruan tinggi negeri,

berbagai level dan institusi di Singapura, mulai dari sekolah negri, swasta hingga perguruan tinggi negeri,

politeknik dan juga beberapa sekolah swasta lainnya di

politeknik dan juga beberapa sekolah swasta lainnya di Singapura. Berikut bagan sistem pendidikan di SingapuraSingapura. Berikut bagan sistem pendidikan di Singapura

 –

 –Kindergartens ( Taman Kanak-kanak ) Kindergartens ( Taman Kanak-kanak ) 

Sekolah dengan program masa pendidikan 3 tahun untuk anak-anak mu

Sekolah dengan program masa pendidikan 3 tahun untuk anak-anak mulai umur 4 hingga 6 tahun. Programlai umur 4 hingga 6 tahun. Program

pendidikan 3 tahun ini terdiri dari Nursery, Kindergarten 1 dan 2. Kindergartens beroperasi setiap hari, lima hari

pendidikan 3 tahun ini terdiri dari Nursery, Kindergarten 1 dan 2. Kindergartens beroperasi setiap hari, lima hari

perminggu, dengan waktu belajar selama 3 hingga 4 jam perharinya.

perminggu, dengan waktu belajar selama 3 hingga 4 jam perharinya.

 –

 –Primary Education Primary Education ( Sekolah Dasar ) ( Sekolah Dasar ) 

Ini adalah program sekolah wajib di Singapura dengan masa tempuh pendidikan selama 6 tahun yang terdiri dari

Ini adalah program sekolah wajib di Singapura dengan masa tempuh pendidikan selama 6 tahun yang terdiri dari

4 tahun pendidikan dasar dari kelas 1 hingga 4 dan dilanjutkan dengan 2 tahun masa orientasi mulai kelas 5

4 tahun pendidikan dasar dari kelas 1 hingga 4 dan dilanjutkan dengan 2 tahun masa orientasi mulai kelas 5

hingga 6. Keseluruhan dari program pendidikan ini adalah untuk memberikan bekal kepada para siswa dalam

hingga 6. Keseluruhan dari program pendidikan ini adalah untuk memberikan bekal kepada para siswa dalam

mata pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Ibu dan Matemarika. Pada tahun terakhir (kelas 6), para siswa akan

mata pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Ibu dan Matemarika. Pada tahun terakhir (kelas 6), para siswa akan

menjalani ujian nasional bernama PSLE (Primary School Leaving Examination), yang akan sangat menentukan

menjalani ujian nasional bernama PSLE (Primary School Leaving Examination), yang akan sangat menentukan

masa depan pendidikan mereka.

masa depan pendidikan mereka.

 –

 –Secondary Education ( SMP + SMA ) Secondary Education ( SMP + SMA ) 

Program pendidikan kursus dengan masa tempuh 4-5 tahun di khususkan pada beberapa pilihan

Program pendidikan kursus dengan masa tempuh 4-5 tahun di khususkan pada beberapa pilihanSpecial,Special,

Express, Normal (Academic)

Express, Normal (Academic)atauatauNormal (Technical)Normal (Technical), sesuai dengan hasil yang mereka dapatkan pada saat, sesuai dengan hasil yang mereka dapatkan pada saat

ujian akhir nasional (PSLE). Kurikulum yang berbeda didesain untuk para siswa sesuai dengan kemampuan

ujian akhir nasional (PSLE). Kurikulum yang berbeda didesain untuk para siswa sesuai dengan kemampuan

belajar dan juga minat dari pribadi para siswa tersebut.

belajar dan juga minat dari pribadi para siswa tersebut.

Di akhir program pendidikan ini, para siswa kembali ha

Di akhir program pendidikan ini, para siswa kembali harus menjalani ujian nasional, baik GCE ‘O’ Lerus menjalani ujian nasional, baik GCE ‘O’ Levels (untukvels (untuk

Special/Express courses) ataupun GCE ‘N’ Levels

(2)

hasil bagus pada ujian GCE ‘N’ Lev els mereka bisa melanjutkan ke tahun kelima untuk mengambil GCE ‘O’  Levels).

 –Pre-University Education (Pendidikan Pra-Universitas) 

Ini adalah program pendidikan 2 tahun untuk mempersiapkan para siswa untuk menempuh ujian GCE ‘A’ Levels. Tergantung dari jurusan yang mereka tempuh dan nilai akhir, para siswa yang lulus bisa melanjutkan pendidikan mereka ke level Universitas di Universitas Lokal Singapura. Program ini hanya untuk mereka yang ingin

melanjutkan pendidikan mereka ke salah satu dari tiga Universitas lokal di Singapura (NTU, NUS dan SMU)

 –Polytechnics (Politeknik) 

Institusi ini dibentuk dengan misi untuk melatih para profesional level menengah untuk mendukung

pembangunan ekonomi dan teknologi di Singapura. Memberikan banyak pilihan jurusan kepada para siswanya, politeknik ditujukan untuk melatih para siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan minat dan keahlian mereka masing-masing sehingga bisa mendapatkan tempat di dunia kerja kelak setelah lulus nanti.

Saat ini, lulusan politeknik dihargai karena memiliki pengalaman praktek dan pengetahuan yang baik untuk level menengah profesional. Ada lima politeknik di Singapura saat ini, semuanya menawarkan program diploma lokal dengan berbagai jurusan seperti engineering, business studies, info-communications dan mass communications. Siswa pilihan yang memiliki nilai baik pada tahun ketiga mereka bisa memiliki pilihan untuk melanjutkan

pendidikan mereka ke tahap universitas untuk mengejar gelar sarjana.

 –

Singapore Universities (Universitas Singapura)

Pendidikan Universitas di Singapura memiliki misi untuk mempersiapkan para siswa tidak untuk dunia kerja saat ini tapi untuk mempersiapkan mereka pada saat masuk ke dunia kerja setelah mereka lulus nanti. Singapura memiliki tiga universitas lokal, Nanyang Technological University (NTU), National University of Singapore (NUS) dan Singapore Management University (SMU), semua menawarkan program sarjana yang diakui oleh dunia internasional.

Sistem Pendidikan di Australia

Pendidikan wajib

Kehadiran sekolah adalah wajib bagi setiap pelajar di Australia. Kanak-kanak berumur 5 –6 tahun menerima 11 tahun pendidikan wajib. Tambahan dua tahun lagi pada tahun ke-11 dan 12. Kadar literasi pada kadar 99%. Penilaian sistem pendidikan yang dilakukan oleh Kerjasama Ekonomi Dan Pembangunan (OECD) meletakkan pendidikan Australia di tangga ke-8 daripada 38 terbaik di dunia.[perlu rujukan ]Programme for International Student Assessment meletakkan sistem pendidikan Australia pada 2006 di tangga ke-6 untuk Membaca, ke-8 untuk Sains dan ke-13 untuk Matematik.[1]

(3)

Pendidikan swasta

Banyak sekolah dan universiti swasta telah ditubuhkan. Namun majoriti penduduknya menerima bantuan dan pembiayaan kerajaan. Kira-kira 58% rakyat Australia berumur dari 25-64 menerima pendidikan vokasional atau lebih tinggi.

Bahasa

Setiap sekolah menggunakan bahasa Inggeris sebagai bahasa kebangsaan. Ini

kerana Australia asalnya menjadi tempat buangan banduan dari Great Britain. Penghijrahan besar-besaran dari Britain dan negara-negara Eropah yang lain menjadikan Australia sebuah Eropah di Hemisfera Selatan. Tatabahasa dan ejaan mengikut bahasa Inggeris Britain. Kira-kira 80 % penduduknya berbahasa Inggeris di rumah. Lain-lain ialah orang Cina (2.1%), Itali (1.9%), dan Greek(1.4%).

Sukan sebagai kurikulum

Sistem pendidikan di sebuah sekolah Di Australia membenarkan pelajarnya mengambil tidak lebih daripada enam mata pelajaran.

Mount Lawley Senior High School mempunyai 1,300 pelajar . Ditubuhkan sejak 1955 . Sekolah ini menjadikan sukan dan pendidikan jasmani sebagai kurikulum sekolah dengan mewajibkan pelajarnya mengambil dua jam pendidikan jasmani setiap minggu, yang turut dimasukkan elemen sukan.

Sedangkan di Malaysia sukan dan pendidikan jasmani sebagai kokurikulum.

Sekolah ini juga membenarkan para pelajarnya mengambil maksimum enam mata

pelajaran.Pelajarnya boleh memasuki universiti hanya dengan mengambil empat mata pelajaran sahaja dengan syarat mesti lulus dengan cemerlang.

Konsep serta fleksibiliti sistem pembelajaran sekolah ini telah menjadikannya sebagai antara sekolah terbaik di antara 50 sekolah di Australia Barat, bukan sahaja dari segi akademik tetapi juga di bidang sukan. Pendekatan fleksi memberi faedah meluas. Sistem pendidikan tidak boleh rigid dalam

menguruskan sekolah.Tenaga pengajar bidang sukan mestilah mencukupi.

Sekolah juga berkongsi beberapa kemudahan sukan dengan Universiti Edith Cowan. Perkongsian ini dapat menjimatkan kos pembinaan kemudahan sukan. Selain itu sekolah itu mempunyai

tujuh pasukan pancaragam yang serba lengkap.

Persekitaran pembelajarannya juga kondusif. Penglibatan dan komitmen ibubapa para pelajar dalam membantu meningkatkan prestasi anak-anak mereka . Hubungan antara komuniti dengan pihak sekolah amat rapat.[2]

Kelemahan sistem pendidikan

mementingkan peperiksaan

Setiap ibu bapa pasti mengharapkan anak mereka mendapat keputusan yang cemerlang dalam peperiksaan supaya anak mereka dapat meneruskan pengajian atau sebagai tiket untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Namun, kecemerlangan akademik semata-mata belum

(4)

mencukupi jika tidak disokong dengan daya ketahanan untuk menghadapi cabaran. Sehubungan dengan itu, hasrat Kementerian Pelajaran untuk mencari pendekatan baru pendidikan bagi mengurangkan ujian dan peperiksaan yang dianggap tidak praktikal lagi. Diterima baik oleh masyarakat. Melalui pemantauan yang dilakukan telah didapati sistem yang terlalu mementingkan peperiksaan tidak sesuai lagi kerana tidak menguji kemampuansebenar pelajar, sekali gus membebankan pelajar dan guru.

Sistem pendidikan yang baru akan diperkenalkan secara berperingkat-peringkat di sekolah-sekolah tertentu. Sistem ini akan diuji keberkesanannya selama lima tahun, kemudian barulah ditentukan sama ada sistem baru tersebut akan diperluas ke semua sekolah atau tidak. Dalam proses tersebut penambahbaikan akan dilakukan terhadap mana-mana kecacatan supaya pelaksanaannya benar-benar berkesan. Sistem pendidikan juga memerlukan perubahan kurikulum, buku teks dan perubahan lain-lain. Kini, guru bimbang untuk menggunakan kaedah lain-lain kerana takut terkeluar daripada ketetapan Kementerian Pelajaran akibatnya, motivasi pelajar merosot kerana dipaksa belajar mengikut jadual waktu, bukannya mengikut minat mereka seperti yang sepatutnya.

Sesungguhnya, kita menyedari kesan nyata daripada kepincangan sistem pendidikan negara ialah wujudnya fenomena pengangguran dalam kalangan siswazah akibat tidak tahu memanfaatkan ilmu yang mereka peroleh. Masalah itu berlaku kerana sistem pendidikan dikekang birokrasi sehingga sukar berubah. Jelaslah sistem pendidikan yang ada sekarang, melahirkan pelajar yang hanya tahu menjawab soalan tetapi tidak boleh berfikir. Kesannya, pelajar berlumba-lumba pergi ke kelas tuisyen dan meninggalkan saat-saat indah bersama keluarga dan mengabaikan aktiviti-aktiviti beriadah dan aktiviti-aktiviti kemasyarakatan.

Masyarakat pula berpandangan bahawa hanya mereka yang memperoleh pangkat A dalam setiap pelajaran sahaja pelajar yang cemerlang, tetapi pelajar yang gagal dalam peperiksaan dianggap gagal dalam segala-galanya. Hal ini telah menyebabkan para pelajar tertekan untuk memperoleh keputusan yang baik sehingga hilang keseronokan belajar. Kini segala-galanya terpulang kepada ahli-ahli akademik dan para pemikir pada peringkat tertinggi untuk mengenal pasti sistem pendidikan baru yang sesuai diamalkan.

Hanya satu aliran -- Kerajaan didesak wujudkan sistem pendidikan ke arah perpaduan kaum KUALA LUMPUR 17 Mac - Kementerian Pendidikan digesa mewujudkan hanya satu aliran

persekolahan dalam sistem pendidikan negara bagi meletakkan landasan yang lebih kukuh ke arah menyatupadukan rakyat berbilang kaum di negara ini.

Ini memandangkan kewujudan banyak aliran pada masa ini telah terbukti tidak membantu mewujudkan hubungan harmonis antara mereka.

Malah, pergaduhan antara penduduk keturunan Melayu dan India di beberapa kampung di Jalan Klang Lama, Selangor, membuktikan bahawa ada k alangan rakyat masih tebal dengan sentimen perkauman.

Tokoh pendidik, Tan Sri Ainuddin Wahid berkata, kewujudan banyak aliran telah menyebabkan tidak ada acuan khusus yang boleh digunakan untuk membentuk masyarakat yang bersatu padu.

Menurut beliau, sekolah satu aliran sepatutnya dilaksanakan sebelum merdeka lagi seperti yang dicadangkan 48 tahun lalu oleh Allahyarham Aminuddin Baki yang menjadi Penasihat Pelajaran Negara.

(5)

Ainuddin menjelaskan, cadangan Aminuddin itu kerana beliau telah menjangkakan masalah perkauman pasti akan timbul di kemudian hari berikutan setiap kaum mendapat pendidikan di sekolah yang berlainan.

``Jangkaan beliau itu betul dan kita lihat apa yang berlaku sekarang. Jika kita bertegas dari dulu dan semua kaum sanggup berkorban untuk belajar di satu sekolah mungkin soal permusuhan antara kaum tidak terjadi,'' katanya kepada Mingguan ketika dihubungi di sini hari ini.

Ainuddin mengulas pengakuan Menteri Pendidikan, Tan Sri Musa Mohamad, bahawa sistem pendidikan di negara ini tidak begitu berkesan dalam mengukuhkan perpaduan rakyat berbilang kaum.

Musa berkata, sistem pendidikan pelbagai aliran y ang wujud sekarang telah mengakibatkan ibu bapa murid memilih aliran mengikut kaum masing-masing.

Sebelum itu Menteri Kanan Singapura, Lee Kuan Yew menyebut sistem pendidikan di Malaysia menjurus kepada perkauman sehingga sukar bagi kerajaan mengukuhkan perpaduan antara rakyat berbilang kaum.

Mengulas lanjut Ainuddin berkata, ramai pemimpin politik sejak dulu mengetahui bahawa untuk memupuk perpaduan, ia haruslah dimulakan sejak dari `rebung' lagi membabitkan murid sekolah rendah dalam acuan yang sama.

Bagaimanapun menurut beliau, yang mengecewakan ialah mereka sengaja menafikan kebaikan itu demi kepentingan politik sehingga lahirnya sekolah aliran Melayu, Cina dan Tamil.

< P>``Malaysia sepatutnya mencontohi Hawaii yang hanya memperkenalkan satu aliran sekolah untuk semua penduduknya daripada pelbagai kaum.

``Di sana, jumlah kaumnya lebih banyak daripada kita. Ada orang Jepun, Afrika, India, Cina, Amerika dan pelbagai etnik kaum. Namun tak pernah kita dengar berlaku rusuhan kaum di sana sejak dulu. ``Inilah hasil pendidikan satu acuan yang disemai kepada kanak-kanak sejak kecil lagi,'' katanya. Pengerusi Biro Pendidikan Pemuda UMNO, Dr. Adham Baba, ketika mengulas isu tersebut berkata, kajian Pemuda mendapati ibu bapa kaum Cina dan India masih kurang yakin terhadap sekolah kebangsaan.

Menurutnya, mereka melihat sekolah kebangsaan kurang berkualiti kerana k urang memberi penekanan kepada mata pelajaran penting terutama Bahasa Inggeris dan Matematik.

Jelasnya, penolakan kaum Cina terhadap penubuhan Sekolah Wawasan juga adalah kerana kurangnya keyakinan terhadap sekolah tersebut, selain tidak mendapat penjelasan tepat.

Setiausaha Agung Kesatuan Perkhidmatan Perguruan Kebangsaan (KPPK), N. Siva Subramaniam pula berkata, sistem yang diguna pakai sekarang menyebabkan lahir ramai generasi muda yang tidak lagi mempunyai rasa cinta terhadap perpaduan, menghormati kaum lain.

``Saya berharap kementerian akan menubuhkan segera Jawatankuasa Khas Pendidikan untuk mengkaji serta mendapatkan maklum balas semua pihak tentang m asalah yang berlaku.

(6)

``Jika tidak saya bimbang masalah lebih besar akan timbul kemudian hari,'' katanya.

Setiausaha Parlimen Kementerian Penerangan, Datuk Zainuddin Maidin, turut menyokong pandangan Musa sambil menganggap ia adalah ke arah memperkemaskan sistem pelajaran kebangsaan.

``Pandangan itu baik bagi memastikan perpaduan yang lebih kukuh antara masyarakat majmuk yang berteraskan bangsa Malaysia,'' katanya.

Presiden Kesatuan Guru-guru Melayu Malaysia Barat (KGMMB), Dr. Abdul Rahman Daud

menegaskan, Sekolah Wawasan adalah kaedah terbaik bagi memupuk perpaduan nasional dalam  jangka panjang.

Selain itu katanya, Kementerian Pendidikan perlu mengkaji semula sukatan pelajaran yang

digunakan sekarang dan mengubahnya jika langkah itu boleh membentuk perpaduan yang lebih erat. Beliau juga menolak andaian bahawa sekolah kebangsaan gagal meyakinkan kaum Cina dan India untuk menghantar anak mereka ke sekolah i tu kerana kejayaannya terbukti.

Dr. Abdul Rahman bagaimanapun berkata, cadangan mewujudkan hanya satu aliran memang

nampak mudah dan menjurus kepada perpaduan kaum tetapi m asyarakat perlu memahami bahawa sistem pendidikan di negara ini banyak dipengaruhi oleh sejarah, budaya bangsa dan k epentingan politik.

Seorang lagi tokoh pendidik, Datuk Dr. Ibrahim Barjunid pula berpendapat, pengakuan Musa itu mencerminkan ketelusannya walaupun banyak pihak mengakui sistem pendidikan di Malaysia adalah antara yang terbaik.

Katanya, memang ada kelemahan dalam sistem pendidikan negara, namun perubahan yang ingin dilakukan tidak boleh dibuat secara radikal dan tergesa-gesa.

Ini memandangkan isu pendidikan tempatan amat berkait rapat dengan soal perlembagaan, kebudayaan, ideologi dan politik.

``Kalau kita nak rombak juga sistem kita, maka kita kena rombak sekali masyarakat. Rombakan juga boleh berlaku jika ada perubahan ideologi politik.

``Bagaimanapun cara yang baik ialah rombakan dibuat secara mesra budaya, ideologi dan profesion pendidikan,'' katanya.

Kekurangan

Pertamanya, Kementerian Pelajaran

perlu meneliti semula secara menyeluruh kandungan kurikulum yang

semakin tidak relevan di sekolah. Bayangkan, mengapa di dalam suasana

pelajar sudah boleh mengakses kepada maklumat melalui Internet,

kandungan kurikulum sejarah khususnya zaman kerajaan pra sejarah masih

dimasukkan dengan begitu mendalam di dalam buku teks sejarah. Pada masa

yang sama, sejarah tahun 1970-an dan 1980-an sangat kurang disentuh di

(7)

dalam kurikulum sejarah. Malah subjek sejarah juga sepatutnya

disepadukan dengan kemahiran pembelajaran multibudaya sesuai dengan

kehidupan masyarakat plural di Malaysia.

Sejarah tidak hanya dipelajari kerana kandungannya sahaja tetapi juga

untuk memahami kumpulan etnik serta kumpulan agama yang lain agar

hubungan etnik di kalangan rakyat akan sentiasa terjalin dengan

harmoni.Keduanya, kita juga menghadapi krisis pembangunan pendidikan

bahasa. Walaupun program memperkasakan Bahasa Inggeris telah

dilaksanakan di peringkat sekolah rendah namun hanya pada akhir tahun

ini saja keputusan akan diketahui sama ada projek ini akan diteruskan

atau tidak. Bagaimanapun jelas sekali di peringkat masyarakat massa,

para guru, penyelidik, ibubapa serta pelajar merasakan penggunaan

Bahasa Inggeris melalui subjek Matematik dan Sains bukanlah suatu

keputusan yang bijak. Selain jurang antara pelajar di bandar dan luar

bandar semakin melebar dari segi pencapaian, jurang pencapaian juga

semakin ketara di kalangan pelajar melayu dan bukan melayu. Malah

pelajar melayu khususnya, minat terhadap matapelajaran Sains dan

Matematik juga dikatakan menurun selepas dasar ini diperkenalkan sejak

lima tahun lepas. Pada masa yang sama, kita juga mengalami krisis

kemerosotan keupayaan Bahasa Melayu di kalangan para pelajar Melayu dan

bukan Melayu. Sebagai bahasa perpaduan dan juga bahasa komunikasi,

 jelas sekali bahawa Bahasa Melayu semakin hilang sengatnya.

Kalangan remaja Melayu khususnya di bandar sudah mulai kurang bertutur

bahasa Melayu kerana cara hidup yang lebih mengutamakan bahasa

Inggeris. Manakala di kalangan remaja bukan Melayu hanya menggunakan

bahasa itu proses pembelajaran di bilik darjah. GemarMereka lebih

cenderung untuk mengunakan bahasa ibunda atau bahasa Inggeris di dalam

kehidupan harian. Malah pelajar juga dikatakan seringkali gemar

menggunakan bahasa Melayu 'rojak' dan tidak berkemahiran menggunakan

bahasa Melayu standard di dalam perucapan mereka. Apakah kita rasa

selesa dan tidak kisah dengan keadaan seperti ini berlaku kepada remaja

kita? Maka itu, pihak kementerian perlu meneliti semula keupayaan serta

meningkatkan kapasiti ruang untuk penggunaan bahasa Melayu merentasi

kurikulum yang lain. Selain itu, pendidikan menggunakan bahasa Melayu

dengan betul dan sistematik juga perlu dikemaskan kembali. Ketiganya,

keperluan rasa keinsafan dan keinginan bersungguh-sungguh khususnya di

kalangan para pegawai tertinggi Kementerian Pelajaran untuk

meningkatkan pembangunan pendidikan di kalangan pelajar di pendalaman,

luar bandar serta setinggan di bandar.

Peruntukan khas juga sememangnya diperlukan untuk membantu kumpulan ini

secara berterusan. Kumpulan ini sebenarnya memerlukan lebih daripada

(8)

apa yang ada sekarang. Di atas dasar pendidikan untuk semua serta

pendemokrasian pendidikan, kumpulan yang kurang bernasib baik kerana

kemiskinan ibu bapa perlu dibantu sehingga mereka dapat keluar daripada

lingkungan kedaifan untuk mendapat pendidikan. Perlunya satu dasar dan

strategi yang besar untuk menyelesaikan isu ini di pihak Kementerian

Pelajaran. Sehingga kini, tiada satupun strategi yang dapat dinobatkan

sebagai berjaya meningkatkan peluang pendidikan bagi mereka yang

tinggal di pendalaman khususnya Sabah, Sarawak serta Kelantan. Begitu

 juga dengan kumpulan pelajar di luar bandar yang hidup serba kekurangan

dan juga anak-anak di kawasan setinggan yang tertekan untuk mendapat

pendidikan yang sempurna dan berkualiti. Isu ke empat ialah penekanan

yang keterlaluan terhadap sains dan teknologi tidak akan melahirkan

keseimbangan individu seperti yang diharapkan di dalam falsafah

pendidikan negara. Penekanan juga harus diberikan kepada pembangunan

estetika dan seni budaya kepada para pelajar. Ilmu muzik, tarian, seni

tampak dan seni halus perlu digabungkan di dalam kurikulum sekolah agar

para pelajar memiliki jiwa yang halus serta menghargai kehidupan dan

budaya. Malangnya oleh kerana kesibukan pihak sekolah mengajar sains

dan teknologi akhirnya menghasilkan insan yang bukan sahaja tidak

mempunyai minat di dalam menghargai seni dan budaya tetapi juga

menipiskan jati diri serta identiti bangsa.

Pihak kementerian perlulah menyusun semula kurikulum agar lebih

holistik dan menimbangkan pembangunan pelajar secara menyeluruh dan

seimbang. Akhir sekali, kita perlukan revolusi pendidikan yang besar

 jika ingin melihat Islam sebagai agama yang memandu kehidupan anak-anak

kita apabila mereka dewasa nanti. Kolonialisme telah berjaya memecahkan

kehidupan orang Melayu kepada segmen-segmen yang kecil dan dilihat

berasingan antara satu sama lain. Orang Melayu pada akhirnya dibentuk

untuk mengamalkan sistem pendidikan ala barat tetapi kemudiannya

kembali kepada Islam apabila tiba waktu untuk beribadat. Kejayaan

kolonialisme telah menyebabkan kita memisahkan pendidikan Islam

daripada pendidikan arus perdana di negara kita. Peranan pendidikan

agama telah dikesampingkan dan diserahkan kepada pihak swasta atau

orang perseorangan untuk mengajarkan pendidikan Islam kepada anak-anak

melalui sekolah agama swasta atau belajar agama di rumah-rumah guru

agama. Kecuali di negeri Johor yang berjaya menguruskan sistem

pendidikan agama, di negeri lain termasuk di Kelantan dan Kedah yang

terkenal dengan sistem pendidikan pondok pada suatu masa lalu, kini

pendidikan agama diletakkan di dalam kelas yang lebih rendah daripada

pendidikan arus perdana. Manakala di sekolah, masa yang diperuntukan

untuk pendidikan agama sekitar empat hingga enam jam seminggu adalah

terlalu kecil dan tidak memadai. Maka pendekatan yang lebih radikal,

(9)

urus secara menyeluruh dan menjadi teras kepada sistem pendidikan arus

perdana oleh pihak Kementerian Pelajaran. Walaupun isu-isu di atas

sentiasa dibualkan di kalangan rakyat, sejauh manakah tindakan telah

diambil di dalam menangani isu ini. Tindakan secara sekali sekala atau

ad hoc bukan sahaja akan menemui kegagalan tetapi juga seringkali

menimbulkan keraguan di pihak ibu bapa.

Itulah sebabnya perlaksanaan konsep Kemahiran Berfikir Secara Kritis

dan Kreatif (KBKK), pendidikan nilai dan kewarganegaraan serta

perlaksanaan Bahasa Inggeris di dalam matematik dan sains sering

ditempelak, tidak lain dan tidak bukan kerana sifatnya yang ad hoc dan

tidak dirancang secara teliti dan berhati-hati. Walaupun pihak

Kementerian Pelajaran telah berjaya meningkatkan keupayaan pengurusan

pendidikan, latihan guru serta lain lain hal yang berkaitan dengan

pendidikan tetapi sehingga kini perbincangan masyarakat massa

menunjukkan lima isu di atas sudah sampai ke tahap yang perlukan

pengubahsuaian atau lebih baik merevolusikan sistem pendidikan untuk

kebaikan anak-anak cucu pada masa depan.

Referensi

Dokumen terkait

Karya ilmiah ini di latar belakangi oleh pembelajaran tentang Masyarakat Islam dan Pluralitas Budaya, kita ketahui masyarakat Islam sebagai keragaman budaya, suku

Daftar rincian kebutuhan Bahan Baku dan Penolong selama 4 bulan bagi perusahaan yang nilai investasi seluruhnya tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha di atas Rp..

• Kegagalan karena : tidak berhasilnya proses penyambungan di Kegagalan karena : tidak berhasilnya proses penyambungan di sentral selain Loss originating (dihitung terhadap call

Penambahan tepung labu kuning pada bubur talas instan dengan tepung ikan cakalang sebagai sumber provitamin A memberikan pengaruh terhadap kadar abu, kadar

Asal kau tahu, sifatmu dulu itu ceria, peduli dengan kita, tidak pemurung seperti sekarang, tidak mengacuhkan kita seperti sekarang!” jelas Rima dengan penekanan yang..

DAFTAR

Berdasarkan pemaparan diatas masalah tingginya produksi opium di Myanmar yang sangat rekat kaitannya dengan kemiskinan yang dialami masyarakat Myanmar, dari

Dari hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata keaktifan mahasiswa dilihat dari 10 aspek nilai, 9 aspek meningkat, yaitu keaktifan mahasiswa