• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LIFE SKILL DI PONDOK PESANTREN ASASUL HUDA DESA CANDIGUGUR KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LIFE SKILL DI PONDOK PESANTREN ASASUL HUDA DESA CANDIGUGUR KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

52

ASASUL HUDA DESA CANDIGUGUR KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG

A. Gambaran umum 1. Sejarah Berdirinya

Pondok pesantren Asasul Huda didirikan di dukuh Klawen Desa Candigugur kecamatan Bawang Kabupaten Batang oleh seorang ulama bernama K.H. Sulaiman putra dari K.H. Arif yang berasal dari desa Kebaturan kecamatan Bawang kabupaten Batang yang nasabnya berlanjut pada sunan Bonang Tuban Jawa Timur.

K.H. Sulaiman Arif putra ke 2 dari 7 bersaudara, pada usia masih dini beliau sudah mulai menimba ilmu agama di Kaliwungu Kendal sampai kemudian beliau menikah dengan Ibu Nyai Sisri yang kemudian mempunyai 4 putra dan 1 putri. K.H Su’udi Sulaiman adalah putra beliau yang ke 2 yang meneruskan perjuangan mengasuh pondok pesantren Asasul Huda sampai saat ini. K.H Sulaiman Arif menimba ilmu di Mangkang Semarang yang kemudian dilanjut di Kaliwungu Kendal sampai kemudian beliau menikah dengan Ibu Nyai Saudah puteri K.H Subari dari kecamatan Subah kabupaten Batang dan mempunyai 5 putra dan 5 putri.

(2)

Karena perkembangan pondok pesantren Asasul Huda yang pesat kemudian K.H Su’udi Sulaiman pada tahun 1990 mendirikan pondok pesantren Asasul Huda Tahfidzul Qur’an yang selanjutnya di asuh oleh Kyai. Abdul Wahid sampai saat ini, yang merupakan putera beliau.1

Pada masa awal berdirinya yaitu pada tahun 1990 pondok pesantren terletak di ujung Barat dukuh Klawen desa Candigugur kurang lebih berjarak 500 M dari letak pondok pesantren yang sekarang. Pada masa awal berdirinya lahan yang digunakan sebagai pondok pesantren juga lebih kecil, yaitu hanya berupa bangunan rumah yang berlantai 2, lantai pertama digunakan sebagai kediaman pengasuh dan lantai ke dua sebagai asrama santri.

Karena berangsur – angsur santri di pondok pesantren semakin banyak dan dirasa sudah tidak kondusif lagi jika menempati asrama yang sempit, kemudian pengasuh memutuskan untuk pindah ke bagian ujung timur dukuh Klawen desa Candigugur. Karena lahannya lebih luas sehingga dapat ditempati oleh lebih banyak santri.2

2. Letak Pondok Pesantren Asasul Huda

Pondok pesantren Asasul Huda terletak di Jl. Kyai Mansyur Dukuh Klawen Desa Candigugur Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, Kode pos 51274, telp. 08282622393 / 081326834499. Pondok

1 Arsip profil pondok pesantren Asasul Huda 2 Arsip profil pondok pesantren Asasul Huda

(3)

pesantren Asasul Huda terletak di sebelah barat pasar kecamatan Bawang, dan berada di ujung timur dukuh Klawen desa Candigugur.

Jarak pondok pesantren dengan dari kota Batang kurang lebih 30 Km, sementara dari jalan Pantura kurang lebih 20 Km. Kecamatan Bawang merupakan wilayah paling timur bagian selatan berbatasan langsung dengan daerah kabupaten Kendal. Warga desa Candigugur pada umumnya bermata pencaharian di bidang pertanian, perdagangan, wiraswasta, dan pegawai negeri. Tetapi mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani.3

3. Struktur Organisasi

Pengasuh

Bpk. Kyai Abdul Wahid Ibu. Nyai Khamidah

Ketua

Bpk. Miftahudin Ridho Nn. Roudlotun Nasikhah

Sekretaris Bendahara

3 Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19

(4)

Zakiah, Naila Nasikhah, Khafidzoh

Pendidikan Keamanan

Kholifah, Anis M Nihayah, Anis

Kebersihan Humas

Khusnul, Yunita Nunung, Ela

Kesehatan Ni’mah, Lulu4

4. Keadaan Pengasuh atau Uztaz/ Uztazah dan Santri

Di bawah ini adalah gambaran umum tentang keadaan ustaz/ ustazah pondok pesantren Asasul Huda yang meliputi rincian nama pengasuh serta tugas masing-masing.

Tabel 1

No Nama Tugas

1 Bpk. Kyai Abdul Wahid Mengajar mengaji (kitab) 2 Ibu. Nyai Khamidah Mengajar mengaji (Al Qur’an)

(5)

3 Ust. Miftahudin Ridho Mengajar mengaji (Kitab) dan mengajarkan ketrampilan budidaya jamur 4 Ustzh. Roudhotun Nasikhah Mengajar mengaji (Kitab)

5 Ust. Ahmad Rozikin Mengajar mengaji (khusus kitab Fasholatan/ Fiqh dan Nahwu Sorof) 6 Ust. Musthofa Mengajarkan ketrampilan budidaya jamur

Sedangkan keadaan para santri putri di pondok pesantren Asasul Huda berjumlah 65 santri, dan 29 diantaranya merupakan pengurus pondok pesantren, yang menjalankan berbagai tugas sebagai sekretaris pondok, bendahara, seksi pendidikan, seksi keamanan, seksi kebersihan, seksi humas, dan seksi kesehatan.

5. Sarana dan Prasarana

Berikut adalah sarana prasarana yang terdapat di pondok pesantren Asasul Huda

Tabel 2

No Jenis Jumlah Keadaan

1 Kamar santri 8 Baik

2 Mushola 1 Baik

3 Aula 1 Baik

(6)

5 Koperasi 1 Baik

6 Perpustakaan 1 Baik

7 Lab. Syariah 1 Baik

8 Ruang tamu 1 Baik

9 Kamar mandi 2 Baik

10 Dapur 1 Baik

11 Gudang 1 Baik

12 Tempat pembudidayaan jamur 1 Baik

13 Komputer 1 Baik

14 Telepon 1 Baik

Selain itu pondok pesantren Asasul Huda juga memiliki gedung pelaksanaan pendidikan intra kurikuler berupa madrasah yang memiliki dua lantai bertingkat, madrasah ini di bawah naungan pondok pesantren Asasul Huda, dan diberi nama Madrasah Salafiyah Miftahul Ulum dengan menggunakan sistem klasikal dengan metodologi klasik dan literatur kitab kuning. Keberadaan madrasah ini terpisah dengan gedung asrama santri, dengan jarak kurang lebih 100 m.5

B. Implementasi Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Asasul Huda

Sebagaimana observasi dan wawancara yang penulis lakukan terdapat gambaran implementasi pendidikan life skill santri putri di pondok pesantren Asasul Huda adalah sebagai berikut:

5

(7)

1. Latar Belakang Diadakannya Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Asasul Huda

Ketrampilan budidaya jamur tiram dipilih sebagai pendidikan life skill di pondok pesantren Asasul Huda dilatar belakangi oleh adanya lahan kosong yang jika dipergunakan untuk tempat budidaya jamur ini akan jauh lebih bermanfaat, kemudian tersedianya tenaga pengajar yaitu ustaz yang memang memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang budidaya jamur tiram. Selain hal tersebut letak pondok pesantren Asasul Huda yang berada di desa Candigugur kecamatan Bawang kabupaten Batang juga memiliki iklim yang cocok untuk budidaya jamur tiram. Pondok pesantren Asasul Huda berusaha menjadi lembaga pendidikan yang dapat memberikan pendidikan agama juga pendidikan kecakapan hidup bagi para santrinya. Karena selama ini pengasuh melihat bahwa lulusan dari pondok pesantren itu kurang dapat masuk ke dalam dunia kerja

Sebagaimana wawancara bersama ustaz Musthofa selaku pengasuh di pondok pesantren Asasul Huda yang mengajarkan program ketrampilan yang mengatakan bahwa:

Pertama karena ada lahan yang kosong, kemudian karena adanya ustaz yang kebetulan memiliki pengalaman di bidang budidaya jamur. Selain itu juga karena budidaya jamur itu cocok untuk diberikan kepada santri putri, iklim desa Bawang juga pas. Tetapi yang lebih mendasar itu karena kami mengharapkan ketika para santri keluar dari pondok itu mereka mempunyai bekal kemampuan di dalam dunia usaha. Karena

(8)

yang saya lihat selama ini itu lulusan pondok kurang bisa masuk dunia kerja. 6

Selama ini pada umumnya lulusan pondok pesantren tidak mampu di serap oleh lapangan kerja. Salah satu penyebabnya adalah para santri tidak memiliki keterampilan (skill) yang memadai yang di butuhkan oleh dunia kerja yang tersedia. Ketrampilan budidaya jamur ini dipilih sebagai program kecakapan hidup untuk diberikan kepada para santri putri, hal ini dikarenakan budidaya jamur dirasa tidak begitu berat dikerjakan oleh para santri putri.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan ustaz Miftahudin Ridho selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

Dari keinginan kami sebagai pengasuh untuk memberikan program ketrampilan bagi para santri, meskipun mereka santri putri, saya rasa mereka juga sebaiknya punya ketrampilan. Ketrampilan ini kan tidak terlalu berat jika diberikan kepada santri putri. Karena saya melihat kebutuhan santri kan tidak hanya mendapatkan pendidikan agama saja tetapi juga pendidikan ketrampilan. Agar mereka mendapatkan bekal skill untuk nantinya dalam memenuhi kebutuhan.7

Sehingga dengan diadakannya pedidikan life skill bagi santri ini para pengasuh mengharapkan para santri mendapatkan pengalaman dalam ketrampilan, pengalaman, sehingga dari ketrampilan dan pengalaman tersebut para santri dapat mengembangkan diri nantinya di masyarakat. Sebagaimana wawancara bersama ustaz Musthofa selaku

6 Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19

september 2014

7

Miftahudin Ridho, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 November 2014

(9)

pengasuh di pondok pesantren Asasul Huda yang mengajarkan program ketrampilan yang mengatakan bahwa:

“Saya berharap dengan diadakannya pendidikan ketrampilan ini dapat memberikan pengalaman baru bagi santri dan dapat memberikan bekal ketrampilan sehingga yang dipelajari di pondok dapat dikembangkan nantinya di masyarakat”.8

2. Tujuan Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Asasul Huda

Tujuan diadakannya pendidikan life skill yang berupa ketrampilan budidaya jamur tiram adalah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi para santri dalam rangka memperoleh pekerjaan yang layak sesuai dengan standar hidup yang baik, dan paling tidak memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi para santri. Para santri diharapkan memiliki bekal ketrampilan selain bekal ilmu keagamaan. Dengan adanya pendidikan life skill di pondok pesantren Asasul huda ini bertujuan untuk membentuk santri yang berkualitas di bidang ilmu agamanya juga mandiri dan mencetak santri yang unggul. Karena dengan memiliki ketrampilan para santri akan memiliki kesempatan yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Karena secara tidak langsung ketika seseorang memiliki ketrampilan maka dia akan punya kesempatan yang lebih luas dalam meningkatkan kualitas kehidupan sosialnya.

8

Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19 september 2014

(10)

Sebagaimana wawancara bersama ustaz Musthofa selaku pengasuh di pondok pesantren Asasul Huda yang mengajarkan program ketrampilan, bahwa:

Diharapkan dengan adanya pendidikan life skill dapat memenuhi kebutuhan pendidikan, jika mereka mau bekerja atau membuka usaha mereka dapat pekerjaan yang baik karena sudah memiliki pegalaman. Yang kedua itu untuk membentuk santri yang berkualitas di bidang agamanya juga mandiri, kemudian unggul untuk bersaing, supaya unggulan gitu. Karena menurut saya jika orang itu mempunyai ketrampilan dia akan mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas hidupnya. 9

Selain hal tersebut tujuan program pendidikan ketrampilan budidaya jamur bagi para santri putri juga untuk memberikan ketrampilan dan pengetahuan baru bagi para santri. Dengan diberikannya pendidikan life skill bagi santri di pondok pesantren Asasul Huda agar dapat memenuhi kebutuhan pendidikan bagi para santri. Sehingga dapat mencetak santri yang berkualitas baik dari segi kecerdasan spiritualnya dan memiliki skill atau kecakapan dalam bidang ketrampilan, dan memiliki pengalaman juga wawasan.

Sebagaimana wawancara dengan ustaz Miftahudin Ridho selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

Tujuan yang utamanya adalah untuk memberikan ketrampilan dan pengetahuan baru. Kalau biasanya kan nyantri itu supaya pintar mengaji al qur’an dan kitab saja. Dengan diadakannya pendidikan ketrampilan ini agar memenuhi kebutuhan

9

Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19 september 2014

(11)

pendidikan para santri agar mereka nantinya memiliki bekal pula dari segi skill. Paling tidak mereka memiliki pengalaman dan wawasan tentang ketrampilan. 10

3. Materi Pengajaran Pendidikan Life Skill ( Bidang Budidaya Jamur Tiram ) di Pondok Pesantren Asasul Huda

Program pendidikan life skill yang berupa ketrampilan budidaya jamur di pondok pesantren Asasul Huda masih tergolong baru, karena baru diberikan selama 3 tahun yaitu dari tahun 2011 sampai sekarang. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ustaz Musthofa selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Program ketrampilan budidaya jamur baru diselenggarakan pada tahun 2011, sedangkan pondok sudah ada sejak tahun 1990. Tetapi meskipun demikian kami sebagai pengasuh terus berusaha agar program ini bisa berjalan lebih baik lagi kedepannya”. 11

Hal tersebut juga sesuai dengan wawancara bersama ustaz Miftahudin Ridho yang mengatakan bahwa:

“Sejak akhir tahun 2011, sekitar bulan september”.12

Bentuk kajian dan pelajaran yang disusun dalam materi pengajaran tersusun menjadi beberapa tahap, yaitu:

10

Miftahudin Ridho, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 November 2014

11Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19

september 2014

12

Miftahudin ridho, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 november 2014

(12)

1) Tahap persiapan

Tahap persiapan ini berupa pengenalan jamur tiram dan mempersiapkan media tanam sebelum pembibitan.

2) Tahap Pelaksanaan

Di dalam tahap pembelajaran ini yang diberikan pengasuh adalah proses penanaman benih jamur ke dalam media tanam. Setelah itu perawatan selama masa pertumbuhan jamur tiramnya. Sebagaimana wawancara dengan Khafidzoh selaku santri pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Dari menanamnya, terus bungkusin grejen. Itu yang gergajian kayu itu mbak, kedalam plastik, terus nanti kalau sudah tumbuh disuruh memanennya”.13

3) Tahap Pemanenan

Pada tahap pemanenan ini santri dilibatkan dalam proses pemetikan jamur tiram yang sudah siap panen. Yang ketika sudah masuk masa panen hampir setiap hari santri memanennya.

Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ustaz Miftahudin Ridho selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

Untuk materinya ya semua hal yang berkaitan dengan budidaya jamurnya seperti: mempersiapkan media tanam sebelum pembibitan, kemudian penanaman benih ke dalam

13

Khafidoh, Santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 November 2014

(13)

media yang berupa gergajian kayu yang dibungkus dengan plastik, perawatan sederhana seperti membersihkan kandang jamur, dan membuang atau mengambil bibit yang tidak bisa tumbuh, kemudian saat dalam masa panen santri disuruh memanen hasilnya.14

Senada dengan hal tersebut sebagaimana juga hasil wawancara dengan ustaz Musthofa yang mengatakan bahwa:

Materinya dimulai dari pengenalan jamur tiram itu sendiri, cara perawatannya , media tanamnya yang merupakan hasil limbah gergaji kayu yang menurut sebagian orang tidak ada manfaatnya, dan mudah kok didapatnya. Cara pembudidayaannya sampai proses pemanenan yang kalau sudah pertama panen itu hampir setiap hari bisa dipanen, atau paling tidak dua hari sekali.15

4. Proses Pendidikan Life Skill (Bidang Budidaya Jamur Tiram) di Pondok Pesantren Asasul Huda

Pelaksanaan pendidikan ketrampilan di pondok pesantren Asasul Huda dilaksanakan berdasarnya adanya waktu senggang di sela-sela waktu mengaji, sehingga dimanfaatkan untuk memberikan ketrampilan bagi para santrinya. Alokasi waktu untuk pelaksanaan pendidikan ketrampilan di pondok pesantren Asasul Huda ini belum tersedia secara terjadwal karena memang mengambil waktu kosong setelah para santri mengaji. Selain itu juga karena memang program pendidikan ketrampilan ini belum begitu diprioritaskan.16 Belum ada

14

Miftahudin Ridho, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 November 2014

15

Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19 september 2014

(14)

alokasi waktu yang jelas untuk pelaksanaannya, pelaksanaannya diluar waktu mengaji.

Sebagaimana wawancara dengan ustaz Miftahudin Ridho selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Tidak ada alokasi waktu yang jelas, paling kalau tidak mengaji itu hari jumat dari pagi setelah bersih-bersih sampe sebelum masuk waktu dzuhur”.17

Meskipun waktu yang diberikan belum jelas alokasi waktunya waktu yang ada saat ini sudah cukup untuk proses pembelajarannya, karena pendidikan budidaya jamur ini cenderung tidak rumit. Sebagaimana wawancara dengan Khafidzoh selaku santri pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Karena memang tidak terlalu rumit jadi menurut saya sudah cukup untuk proses pembelajarannya”.18

Dan tidak menggangu proses pembelajaran utamanya yaitu mengaji. Sebagaimana wawancara dengan Khafidzoh selaku santri pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Tidak, kan kalau sudah selesai mengaji jadi tidak mengganggu proses mengaji”.19

17

Miftahudin Ridho, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 November 2014

18

Khafidoh, Santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 November 2014

19

Khafidzoh, Santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 November 2014

(15)

Sistem pengajaran Pendidikan ketrampilan budidaya jamur tiram di pondok pesantren Asasul Huda menggunakan sistem ustaz pembimbing. Ustaz yang ditunjuk sebagai pembimbing juga ustaz yang mengetahui dan mengerti proses pembudidayaan jamur tiram dan memiliki pengalaman dalam hal pembudidayaan jamur tiram.

Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama Zakiyah selaku santri pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

Pelaksanaannya Sudah cukup baik, Cuma karena waktunya saja yang masih lumayan belum terjadwal dengan baik. Meskipun begitu tapi pengajaran yang diberikan sudah jelas dan mudah difahami karena kan memang ustaz yang membimbing atau yang mengajarkan sudah sudah memiliki pengalaman yang baik dalam bidang ketrampilan ini. 20

Pelaksanaan pengajaran yang diberikan adalah mulai dari menjelaskan semua materi tentang ketrampilan budidaya jamur, kemudian ustaz pembimbing menunjukan cara pelaksanaannya atau memberikan contoh terlebih dahulu kemudian barulah para santri mempraktikannya secara langsung mulai proses pembibitan jamur tiram, perawatan, hingga pemanenan, dan juga pemasaran.

Sebagaimana wawancara dengan ustaz Miftahudin Ridho selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

Tugas kami sebagai pengasuh itu memberikan pengajaran tentang budidaya jamur ini, menjelaskan secara detail kepada

20 Zakiyah, Santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 8

(16)

para santri, kemudian menunjukan cara-cara budidayanya secara langsung. Setelah itu menyuruh para santri untuk mempraktikannya.21

Semua santri putri yang ada di pondok pesantren Asasul Huda dilibatkan dalam kegiatan pendidikan ketrampilan ini. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ustaz Musthofa selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Ya sedanten mbak, Semuanya dilibatkan, ada 65 santri”.22 Dalam proses pembelajaran ketrampilan ini para santri tidak mengalami kesulitan. Sebagaimana wawancara dengan Zakiyah selaku santri pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Tidak, kalau ada santri yang kurang memahami, seperti kalau santri yang baru paling kita saling meberitahu saja”.23 Apabila daam proses pembelajaran ini ada beberapa santri yang kurang memahami dan kurang bisa mempraktikan yang sudah dijelaskan, ustaz pembimbing harus menjelaskan kembali dan meminta kepada santri yang sudah memahami untuk saling membantu menjelaskannya.

Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ustaz Musthofa selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

21

Miftahudin Ridho, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 November 2014

22

Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19 september 2014

23

Zakiyah, santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 8 oktober 2014

(17)

“Ya paling menjelaskan kembali dan meminta kepada para santri yang sudah lebih mengerti untuk saling memberi tahu”.24 Sejauh ini sarana prasarana yang digunakan untuk menunjang program ketrampilan budidaya jamur ini dirasa sudah cukup memadai, semua alat dan bahan yang diperlukan sudah tersedia. Hanya saja tempat pembudidayaannya yang dirasa masih kurang. Tetapi untuk mengatasi hal tersebut pengasuh sudah merencanakan untuk membuka tempat pembudidayaan baru.

Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ustaz Musthofa selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

Sudah cukup memadai, semua alat dan bahan sudah tersedia, paling tempat pembudidayaannya saja yang cenderung sempit, nanti kalau bisa dikembangkan lagi ada rencana untuk membuka tempat pembudidayaan baru yang saat ini dipergunakan untuk berkebun.25

Melihat dari antusiasme para santri dalam proses pembelajaran ketrampilan budidaya jamur ini ada kemungkinan nantinya para pengasuh untuk mengembangkan ketrampilan budidaya jamur ini sebagai bentuk pendidikan life skill bagi para santri. Meskipun saat ini para pengasuh masih fokus untuk memaksimalakan program ketrampilan yang saat ini sedang berlangsung.

24 Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19

september 2014

25

Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19 september 2014

(18)

Sebagaimana wawancara dengan ustaz Miftahudin Ridho selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Kalau sekarang mengerjakan apa yang ada terlebih dahulu, tapi kalau keinginan sudah pasti ada apalagi kalau melihat antusiasme dari para santri dan dari hasilnya yang lumayan bagus”.26

Untuk proses pemasaran hasil ketrampilan budidaya jamur ini setiap pagi secara bergilir santri putri mengantarkan jamur tiram kepada para pelanggan, yaitu para pedagang di pasar. Sebagaimana wawancara dengan Nailah selaku santri pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

Kalau untuk proses pemasarannya, disuruh menjual ke pasar ke pedagang-pedagang sayur. Itu cuma sebentar mbak, karena selain pasarnya dekat juga kan karena kita tinggal naruh terlebih dahulu ke pedagang-pedagangya yang sudah langganan, kemudian ambil hasilnya besoknya sambil naruh hasil jamurnya lagi.27

Untuk keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan jamur tiram dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pembelajaran pesantren, keuntungan yang digunakan adalah keuntungan bersih setelah dipotong untuk modal pembibitan selanjutnya.

Sebagaimana wawancara dengan Khafidzoh selaku santri pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

26 Miftahudin Ridho, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi,

Batang, 4 November 2014

27

Nailah, santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 3 November 2014

(19)

Hasilnya untuk pondok untuk kebutuhan pondok, tetapi setelah dipotong untuk modal berikutnya. Ya meskipun hasilnya tidak begitu banyak tapi lumayan. Karena kan dari awalnya bertujuan untuk memberikan ketrampilan kepada kami, kemudian kalau ternyata mendapatkan hasil dari pembelajaran ketrampilan ini saya rasa itu sangat baik, karena bisa dipergunakan untuk keperluan bersama. Seperti membeli peralatan kebersihan pondok. 28

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Life Skill (Bidang Budidaya Jamur Tiram) di Pondok Pesantren Asasul Huda

Pelaksanaan pendidikan ketrampilan di pondok pesantren Asasul Huda tidak terlepas dari faktor-faktor baik yang mendukung terlaksananya pendidikan ketrampilan budidaya jamur maupun faktor yang menghambatnya.

1. Faktor Pendukung Pendidikan Life Skill (Bidang Budidaya Jamur Tiram) di Pondok Pesantren Asasul Huda

Beberapa faktor yang mendukung terlaksananya pendidikan ketrampilan budidaya jamur di pondok pesantren Asasul Huda antara lain yaitu:

a. Dukungan penuh dari pihak pondok pesantren Asasul Huda (internal) maupun dari luar pondok pesantren (eksternal) yaitu masyarakat sekitar.

28 Khafidzoh, Santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4

(20)

b. Antusias dari para santri putri itu sendiri

Para santri sangat antusias karena mereka merasa diberikan pengalaman baru dan diberikan bekal kecakapan hidup.

Sebagaimana wawancara dengan Khafidzoh selaku santri di pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Manfaat dari diadakannya pendidikan ketrampilan ini sangat banyak, salah satunya memberikan pengalaman baru bagi santri, kemudian juga membuat kami lebih tahu tentang budidaya jamur”.29

Mereka merasa senang karena ada pendidikan budidaya jamur di pondok pesantren. Sebagaimana wawancara dengan Zakiah selaku santri di pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Pertama kita sebagai santri merasa senang karena ada pendidikan budidaya jamur di pondok, kita sangat tertarik dan bersemangat saat proses pembelajarannya. Dengan diberikan ketrampilan seperti ini kami merasa diberikan bekal ketrampilan. Kita diberi ilmu di luar ilmu agama”. 30 Para santri juga berharap program pendidikan ketrampilan budidaya jamur tiram ini terus diadakan dan lebih baik lagi dengan jadwal yang tersusun rapi karena para santri merasa program pendidikan ketrampilan ini sangat bermanfaat. Sebagaimana wawancara dengan Zakiah selaku santri di pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Semoga program pendidikan ini akan terus ada, dan lebih baik lagi. pelaksanaannya semoga nantinya dapat tersusun

29 Khafidzoh, santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4

November 2014

30

Zakiyah, Santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 8 Oktober 2014

(21)

dengan baik dan berjalan lancar, karena sangat bermanfaat bagi kita para santri”.31

c. Iklim yang mendukung

Kondisi geografis desa Bawang yang cenderung beriklim sejuk sangat mendukung dan cocok untuk proses pembudidayaan jamur tiram. Karena jamur tiram ini akan tumbuh degan baik dalam kondisi iklim yang sedang yaitu tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin.

d. Proses pembudidayaan yang relatif mudah

Pengasuh memilih jamur tiram karena dirasa proses pembuatannya relatif mudah, media tanam yang digunakan juga mudah didapat yaitu limbah penggergajian kayu.

Sebagaimana wawancara dengan ustaz Miftahudi Ridho selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Kalau faktor pendukungnya sebenarnya prosesnya mudah, terus perawatannya juga mudah sehingga tidak harus diperhatikan setiap hari, perawatannya tidak ribet, kalau dijual juga hasilnya baik”.32

e. Nilai jual yang baik

Saat ini banyak peminat atau konsumen jamur tiram sehingga mempengaruhi harga jualnya. Jamur tiram memiliki nilai jual yang baik, terlebih lagi dari segi pesaing juga belum begitu banyak.

31 Zakiyah, Santri pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 8 Oktober

2014

32

Miftahudin Ridho, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 4 November 2014

(22)

Sebagaimana wawancara dengan ustaz Musthofa selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

Kalau faktor pendukungnya cukup banyak. Para santri terlihat antusias dan merasa senang saat pembelajaran budidaya jamur ini, masyarakat sekitar pondok juga sangat mendukung dengan mereka juga sering membeli hasil budidaya jamur dari pondok kami, Alhamdulillahnya itu desa Bawang juga pas untuk budidaya jamur, karena memang kan mempunyai cuaca yang sejuk. Selain itu pada dasarnya budidaya jamur itu mudah, tinggal mau tlaten apa ndak saja, apa lagi harga jual jamur juga lumayan baik di pasaran.33

2. Faktor Penghambat Pendidikan Life Skill (Bidang Ketrampilan Budidaya Jamur) di Pondok Pesantren Asasul Huda

Sedangkan Ada beberapa faktor yang menghambat terlaksananya pendidikan ketrampilan budidaya jamur di pondok pesantren Asasul Huda antara lain yaitu:

a. Tenaga pengajar

Karena memang program ketrampilan ini masih baru diberikan kepada para santri sehingga tenaga pendidiknyapun masih terbatas yaitu hanya dua orang ustaz saja.

b. Waktu

Karena pada awalnya pembudidayaan jamur tiram tidak ada dalam kurikulum pendidikan ketrampilan sehingga belum ada alokasi waktu yang jelas. Pelaksanaannya juga belum terjadwal dengan baik.

33

Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19 september 2014

(23)

Sebagaimana wawancara dengan ustaz Miftahudin Ridho selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

“Kendala yang paling menonjol itu masalah waktunya yang kurang teratur, sehingga itu membuat proses pembelajarannya kurang maksimal. Masih semprawut gitulah mbak”.34

c. Kegagalan pembibitan jamur

Dalam proses pembibitan ada kalanya mengalami kegagalan dan sudah pasti hal ini mengakibatkan kerugian.

Sebagaimana wawancara dengan ustaz Musthofa selaku pengasuh pondok pesantren Asasul Huda yang mengatakan bahwa:

Kendalanya itu ustaz yang mengajar masih sedikit, waktunya juga masih belum jelas, kemudian untuk pembibitannya jamur itu susah-susah gampang karena banyak kemungkinan proses pembibitannya gagal, jika kurang teliti bisa membuat gagal dan menimbulkan kerugian. 35

34 Miftahudin Ridho, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi,

Batang, 4 November 2014

35Musthofa, pengasuh pondok pesantren Asasul Huda, wawancara pribadi, Batang, 19

Referensi

Dokumen terkait

Solusi dalam program pembinaan akhlak santri di Pondok Pesantren Manbaul Huda, yaitu: 1 Memberikan pengertian kepada santri untuk mengikuti semua kegiatan yang ada di dalam

eling Nurul Huda Pondok Pesantren Darul Hikam Brebes, letak geografis, Visi dan Misi Pondok Pesantren Darul Hikam, profil pengasuh majlis Eling Nurul Huda asal-usul

Pondok Pesantren Nurul Huda adalah salah satu pondok pesantren yang berada ditengah-tengah masyarakat dan senantiasa menjalankan fungsi dakwah disebagian wilayah

Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember Pendidikan kecakapan hidup merupakan proses pendidikan yang menyiapkan siswa untuk mampu mengaktualisasikan kemampuan dalam

Pada hari minggu pagi, salah satu kegiatan para santri dan santriwati adalah gotong royong (ro’an) membersihkan seluruhlingkungan Pondok Pesantren Darul

1. Strategi yang digunakan Pondok Pesantren Nurul Huda dalam membentuk entrepreneurship santri dengan Membangun Mental Entrepreneurship, Mengenalkan Unit Usaha Kepada Para

Dari keempat strategi tersebut maka Pondok Pesantren Mambaul Huda dapat mencapai tujuan dari pengkaderan da’i tersebut, di samping itu juga mewujudkan keberhasilan

b) Dampak era globalisasi di Pondok Pesantren Nurul Huda Al Mansyuriyyah sangat terasa karena eksistensi pesantren di tengah keterbatasan dan dominasi negara