Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80%
Jika dilihat kembali proyeksi konsumsi energi pelanggan rumah tangga, pada tahun 2014 dengan :
Jumlah pelanggan = 255.552 pelanggan Konsumsi energi = 422.580 MWh
Dengan demikian didapat rata-rata konsumsi tiap pelanggan adalah :
422.580 MWh/255.552 pelanggan = 1,65 MWh/pelanggan
Maka proyeksi pelanggan baru untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi 80% didapatkan sebanyak 29955 pelanggan baru. Jadi konsumsi energi listriknya mencapai : 29955x1,65 = 49.426 MWh
Tahap III Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 90%
Jika dilihat kembali proyeksi konsumsi energi pelanggan rumah tangga, pada tahun 2017 dengan :
Jumlah pelanggan = 263.872 pelanggan Konsumsi energi = 599.090 MWh
Dengan demikian didapat rata-rata konsumsi tiap pelanggan adalah :
599.090 MWh/263.872 pelanggan = 2,27 MWh/pelanggan
Maka proyeksi pelanggan baru untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi 90% didapatkan sebanyak 39807 pelanggan baru. Jadi konsumsi energi listriknya mencapai :
Tahap IV Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 100%
Jika dilihat kembali proyeksi konsumsi energi pelanggan rumah tangga, pada tahun 2020 dengan :
Jumlah pelanggan = 272.515 pelanggan Konsumsi energi = 872.725 MWh
Dengan demikian didapat rata-rata konsumsi tiap pelanggan adalah :
872.725 MWh/272.515 pelanggan = 3,2 MWh/pelanggan
Maka proyeksi pelanggan baru untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi 100% didapatkan sebanyak 45158 pelanggan baru. Jadi konsumsi energi listriknya mencapai :
Analisa Potensi Energi dan Ketenagalistrikan
Potensi Energi Tidak Terbarukan (Non-Renewable Energy) Lokasi Sumur Gondang 1 Produksi: 110 Barrel per Hari Jawa Timur 99,85% Kab. Lamongan 0,15 %
Analisa Potensi Energi dan Ketenagalistrikan
Potensi Energi Terbarukan (Renewable Energy)
Kab. Lamongan
Biogas
Energi Angin
Energi Gelombang Laut
Energi Surya Biomassa Energi Air Sektor Transportasi Sektor Ketenagalistrikan
1. Biogas
Kandungan Bahan Kering dan Volume Gas yang Dihasilkan Tiap Jenis Kotoran
Berapa Potensi Biogas di Kab. Lamongan????
Kecamatan Mantup dengan potensi energi biogas sebesar 2157,75 m3
setara dengan energi listrik
sebesar 970,99 MWh per tahunnya dengan efektifitasnya 10% maka 97,1 MWh per tahunnya. Maka memiliki kapasitas daya sebesar 11,08 kW.
Untuk pemanfaatannya akan dilakukan dengan menempatkan potensi biogas pada 15 Desa di Kecamatan Mantup untuk
2. Energi Angin
dengan :
Pa = Potensi Energi Angin dalam kWh/tahun
=
= Densitas Udara = 1,18 kg/m2
V = kecepatan angin dalam m/detik LDP = Luas (Daerah Potensi)
P = Prosentase luas DP yang dipergunakan untuk energi angin. (1%)
al = Luas tangkapan angin dalam m2
= ¼..D2
D = Diameter rotor blade
at = Luas lahan yang dibutuhkan untuk 1 (satu) turbin angin dalam m2
1 t 3 a a 100 P LDP 1000 365 8 v 5 , 0 Pa
Rata-rata kec. Angin 6,058 m/detik
27 16
065 , 7 5 5 100 1 10 28 , 812 . 1 1000 365 8 058 , 6 18 , 1 5 , 0 27 16 Pa 6 3
Perhitungan potensi tenaga angin dilakukan dengan nilai :
1. Diameter rotor blade yang digunakan 3 m sehingga luas tangkapan angin untuk satu buah turbin angin sebesar 7,065 m2.
2. Luas daerah yang dibutuhkan untuk satu turbin angin adalah 5 x 5 m2.
3. Energi angin perhari diperoleh selama 8 jam (1/3 hari).
4. Prosentase daerah potensi yang digunakan adalah 1% luas Kabupaten Lamongan. Luas Kab. Lamongan adalah 1.812,8 106 m2
MW 65 , 4 8760 GWh/tahun 042 , 40 P GWh/tahun 73 , 40 MWh/tahun 730 . 40 Pa
3. Energi Gelombang Laut
Rata-rata tinggi gelombang 2,42 m
100 p PP 1000 365 24 8 T H g ρ P 2 2 dengan : P = Daya gelombang (W/m)
= Berat jenis air = 1025 H = Tinggi gelombang (m) G = Gravitasi bumi = 9,8 T = Perioda gelombang (det)
PP = Panjang garis pantai (35 km)
p = Prosentase panjang garis pantai = 1%
3 m kg 2 dt m 100 1 5 3 1000 365 24 14 , 3 8 10 42 , 2 8 , 9 1025 P 2 2 kW 32 , 80 8760 MWh/tahun 65 , 703 P MWh/tahun 65 , 703 P
4. Energi Surya 365 000 1.812.800. 3 , 4 Ps 100 1 dengan :
Ps = Potensi energi surya (MW)
Rs = Radiasi harian rata-rata (kW/m2)
LDP = Luas daerah potensi (m2)
P = Prosentase daerah potensi (%)
Radiasi Harian Rata-rata energi surya di Jawa Timur adalah 4,3 kW/m2
Fluks energi radiasi yang sampai ke atmosfir bumi adalah sekitar 1 kW/m2 365 100 P LDP Rs Ps GWh 555 3 Ps
Jika pemanfaatnnya diasumsikan 50% dari potensi yang ada maka : 355,5 x50% = 177,75 GWh kW 290 . 20 8760 GWh 75 , 177 P
5. Energi Air
S. Bengawan Solo 68 km
.G.Q.H η
P t
dengan :
P = Daya yang dihasilkan (KW) G = 9,81
Q = Debit air (m3/detik) H = Tinggi jatuh air (m) ηt = Efisiensi turbin = 87% 10 . 54 , 405 . 81 , 9 . 87 , 0 P MW 61 , 34 P
Bendungan Gerak Babat
Sumber :Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi 2007, Jakarta
Analisa Aspek Ekonomi Harga Jual Energi Listrik
Analisa Harga Jual Energi Parameter :
Biaya Pembangkitan US$/kW Suku Bunga untuk Capital Recovery Factor
Life Time
Capital Investment Cost
Faktor Kapasitas
Capital Cost
Operasions and Maintanance Cost
Total Cost
Harga Jual Tidak Terjangkau
Sharing Pendanaan Kebijakan CDM (Clean Development Mechanisn) Daya Beli Masyarakat Harga Jual
Analisa Aspek Ekonomi Harga Jual Energi Listrik
Daya Beli Energi Listrik Rumah Tangga = Rp. 511,8 /kWh
Harga Jual Listrik
Analisa Investasi Penggunaan Pembangkit Energi Terbarukan dengan Kebijakan Sharing Pendanaan
Prioritas Penggunaan Energi Terbarukan yang Sesuai Untuk Ketenagalistrikan Kabupaten Lamongan Berdasarkan Analisa
Keputusan
Teknis
A. Cadangan bahan Baku B. Penguasaan Teknologi
Lingkungan
A. Penanganan Limbah
B. Penanggulangan bila terjadi pencemaran C. Akibat Pencemaran terhadap makhluk hidup
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Konsumsi energi Kabupaten Lamongan pada setiap sektor masih
didominasi oleh penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Sektor rumah tangga konsumsi listrik mencapai 40,57% dan konsumsi BBM mencapai 47,68%, sektor transportasi ketergantungan pada BBM masih tinggi ini dapat dilihat bahwa penggunaan solar dan premium mencapai 98% dan sektor industri konsumsi BBM dan listrik juga masih mendominasi yaitu 40,67% konsumsi BBM dan 45,59% konsumsi listrik.
2. Dari hasil peramalan dengan metode regresi linear berganda diperoleh
bahwa laju pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik dalam kurun waktu 15 tahun sebesar 17,45 % per tahun, sedangkan dengan metode DKL 3,01. laju pertumbuhannya rata-rata sebesar 17,44 % per tahun.
3. Pada analisa peningkatan rasio elektrifikasi, Tahap pertama konsumsi
energi listrik mencapai 106,468 GWh, tahap kedua 49,43 GWh, tahap ketiga 90,36 GWh, dan tahap keempat 144,51 GWh untuk pemenuhan pelanggan baru. Jadi diperkirakan pada tahun 2020 ratio elektrifikasi Kabupaten Lamongan mampu mencapai 100%.
Kesimpulan :
4. Harga jual energi terbarukan dengan pertimbangan daya beli masyarakat
dan sharing pendanaan : Biogas rata Rp. 342 /kWh, Energi angin rata-rata Rp. 332 /kWh. Energi gelombang laut rata-rata-rata-rata Rp. 454 /kWh dengan i=6% dan 9%. Energi surya Rp. 500 /kWh pendanaan 80:20. Energi air rata-rata Rp. 288 /kWh. Daya beli energi listrik Rp. 511,8 /kWh.
5. Prioritas penggunaan potensi paling pertama adalah energi air, kedua
biogas, ketiga biomassa, keempat energi surya, kelima energi gelombang laut dan keenam energi angin. Kebijakan yang dilakukan adalah program konservasi energi yang diantaranya adalah Manajemen sisi penyediaan (Supply Side Management) dan Manajemen sisi permintaan (Demand Side
Management).
PENUTUP
Saran :
1. Dengan potensi total mencapai 60 MW maka Kabupaten Lamongan
seharusnya sudah bisa memenuhi 60% kebutuhan listriknya sendiri.
2. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan energi terbarukan
untuk pembangkit listrik sehingga didapatkan alternatif untuk diversifikasi dan mendapatkan harga energi yang lebih kompetitif untuk jangka panjang.
3. Perlunya pedoman dasar Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam
menyusun kebijakan pembangunan dan pengembangan energi dan kelistrikan.