BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Mahogany Lestari, awalnya adalah sebuah perusahaan CV. Mahogany Arts & Crafts dengan Akta Notaris Ibu Sundari Siregar, SH No. 10 tanggal 27 November 1991. Tanggal 2 Juni 1994 diadakan perubahan pengurus dan anggaran dasar, sehingga berganti nama menjadi PT. Mahogany Lestari dan berlokasi di Medan – Binjai, Jl. Bintang Terang Gg. Bintang No. 7 Km. 13,8 Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.
Perusahaan ini mengolah kayu untuk menghasilkan produk daun pintu dan kusen pintu. Pemasarannya dikoordinir oleh suatu badan yang bernama ISA (Indonesian Sawmill Association) yang bertujuan untuk menjaga persaingan antar perusahaan yang menghasilkan produk sejenis. Prosuk-produk yang dihasilkan dipasarkan ke daerah Sumatera Utara dan sebagian didistribusikan di daerah Jambi dan Riau serta diekspor ke negara-negara di benua Afrika.
2.2. Organisasi dan Manajemen
2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT. Mahogany Lestari adalah berbentuk campuran. Hal ini dapat diketahui dari struktur organisasi perusahaan, dimana terdapat hubungan campuran antara lini dan fungsional. Hubungan lini terjadi karena pembagian tugas dilakukan dalam bidang atau area pekerjaan pada perusahaan. Selain itu
perusahaan ini juga mengaplikasikan struktur organisasi bentuk fungsional yang berarti pembagian tugas juga dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi yang membentuk hubungan fungsional, artinya bahwa pekerjaan yang satu akan mempengaruhi pekerjaan yang lain, untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik.
Struktur organisasi PT. Mahogany Lestari dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.2.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada susunan organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama
Merupakan pimpinan tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional pabrik dan kelangsungannya serta pengembangan dari organisasi.
Adapun tugas Direktur adalah sebagai berikut :
a. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap kepala bagian dan menjalin hubungan baik.
b. Melaksanakan kontrak-kontrak dengan pihak luar.
c. Mempunyai wewenang dalam merencanakan, mengarahkan dan menganalisa dan mengevaluasi serta menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.
2. Kepala Bagian Personalia
Kepala Personalia memiliki tanggung jawab mengelola kegiatan bagian personalia dan umum, mengatur kelancaran kegiatan ketenagakerjaan, hubungan industrial dan umum, serta menyelesaikan masalah yang timbul.
Adapun tugas dari Kepala Bagian Personalia adalah sebagai berikut: a. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan
b. Mengadakan pengangkatan dan pemberhentian karyawan dan menyelesaikan konflik antara sesama karyawan antara atasan dan bawahan.
c. Membantu pimpinan dalam promosi dan mutasi karyawan
d. Melaporkan keadaan personalia dan kemudian bertanggung jawab kepada direktur utama.
3. Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer
Adapun tugas Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer adalah sebagai berikut: a. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dan hasil kerja dari seksi
produksi.
b. Mengkoordinir dan mendelegasi tugas di lapangan pada seksi lapangan dan grader.
4. Kepala Bagian Produksi
Kepala Bagian Produksi memiliki tanggung jawab membantu memastikan kegiatan produksi berlangsung secara lancar dan efisien dalam memenuhi target produksi yang telah ditetapkan.
Direktur Utama Kabag. Personalia Satpam/ Umum Seksi Personalia Kabag. Produksi Seksi Proses Seksi Pengeleman Seksi Perakitan Kabag. Finishing Seksi QC Seksi Finishing Kabag.Pembelian Bahan Baku Seksi Persediaan Seksi Pembelian Kabag. Pemasaran Pemasaran Ekspor Kabag. Keuangan Kabag. Teknik Akuntansi Seksi Listrik Seksi Perawatan Mesin Kasir Kabag. Lap. & KD Seksi Lapangan Seksi KD Seksi Pengetaman& Pemotongan Keterangan: = Lini = Fungsional
Adapun tugas Kepala Bagian Produksi adalah sebagai berikut :
a. Bertugas mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di pabrik baik kegiatan produksi, pengendalian mutu maupun gudang.
b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan
c. Mempunyai wewenang untuk mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.
d. Menerima order dari bagian marketing dan mempunyai standar model, lalu dibuat dalam bentuk SPKP (Surat Perintah Kerja Produksi) kemudian disampaikan ke bagian bahan baku untuk melihat persediaan bahan baku yang ada.
5. Kepala Bagian Finishing
Adapun tugas Kepala Bagian Finishing adalah sebagai berikut : a. Bertugas mengawasi semua hasil produksi
b. Bertanggung jawab atas mutu proses di bagian finishing 6. Kepala Bagian Pembelian Bahan baku
Adapun tugas Kepala Bagian Pembelian Bahan Baku adalah sebagai berikut : Bertugas menyediakan bahan baku yang diminta oleh bagian perencanaan
sesuai dengan ukuran kebutuhan order (SPKP) 7. Kepala Bagian Pemasaran
a. Bertugas untuk melakukan analisis pasar, meneliti persaingan dan kemungkinan perubahan permintaan serta mengatur distribusi produksi. b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan
sehingga dapat ditentukan rencana volume penjualan.
c. Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga pendistribusian dan promosi.
d. Bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan pemasaran produk dalam perusahaan sampai ke konsumen.
8. Kepala Bagian Keuangan
Adapun tugas Kepala Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Bertugas merencanakan annual budget dan perkiraan penyaluran dana. b. Mempunyai wewenang dalam mengawasi penggunaan dana, barang dan
peralatan pada masing-masing departemen dalam perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan perusahaan.
d. Mengkoordinir seksi pembukuan dan kasir 9. Kepala Bagian Teknik
Adapun tugas Kepala Bagian Teknik adalah sebagai berikut :
a. Mendelegasikan dan mengkoordinir tugas-tugas di bagian perawatan mesin dan listrik.
b. Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan listrik demi kelancaran produksi.
10. Seksi Lapangan
Adapun tugas Seksi Lapangan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun bahan baku agar dapat dikeringkan secara merata
b. Mentransfer hasil pengeringan alami atau bahan yang belum dikerjakan namun sudah memenuhi syarat dimasukkan ke KD (Kiln Dryer)
c. Menyortir dan menentukan grade kayu atau bahan baku 11. Seksi KD (Kiln Dryer)
Adapun tugas Seksi KD adalah sebagai berikut :
a. Mengangkut atau mentransfer bahan baku untuk dikeringkan di ruangan KD sehingga kadar airnya 12%.
b. Memberikan hasil pengeringan kepada bagian pemotongan 12. Seksi Pemotongan dan Pengetaman
Adapun tugas Seksi Pemotongan dan Pengetaman adalah sebagai berikut : a. Bertugas menyortir bahan-bahan dan Kiln Dryer
b. Mengetam / blanking kasar 2 sisi
c. Memotong bahan yang diketam sesuai order
d. Menyortir ukuran yang dipotong-potong dan mengelem serta mengepres dengan manual dan mesin.
13. Seksi Proses
Adapun tugas Seksi Proses adalah sebagai berikut :
a. Bertugas mengawasi semua jalannya proses pembutan profil, pengeboran dan pemasangan dowel
14. Seksi Pengeleman
Adapun tugas Seksi Pengeleman adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas semua pengeleman bahan-bahan komponen pintu 15. Seksi Perakitan
Adapun tugas Seksi Perakitan adalah sebagai berikut :
a. Merakit komponen-komponen pintu dari proses moulding dan proses laminating kemudian diproses di mesin door press dan master shander. 16. Seksi Finishing
Adapun tugas Seksi Finishing adalah sebagai berikut :
a. Merevisi atau memperbaiki pintu yang kerusakannya sedikit b. Memasang label
c. Pembungkusan dengan menggunakan plastik 17. Seksi Quality Control
Adapun tugas Seksi Quality Control adalah sebagai berikut : a. Memeriksa proses pengerjaan komponen pintu
b. Memeriksa mutu (grade) 18. Seksi Persediaan
Adapun tugas Seksi Persediaan adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa persediaan material (control stock) sehingga pada saat diperlukan selalu tersedia
b. Mencatat jumlah persediaan material yang masuk dan keluar 19. Seksi Pembelian
a. Mencari calon penjual material yang diperlukan apabila kepala bagian menyatakan untuk membeli suatu material tertentu.
b. Melakukan analisa harga.
c. Melakukan negosiasi harga material dan meminta persetujuan kepala bagian pembelian bahan baku.
20. Seksi Perawatan Mesin
Adapun tugas Seksi Perawatan Mesin adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan dan mencatat keadaan mesin/perawatan secara berkala (rutin) atau pada saat-saat diperlukan dan melaporkannya kepada kepala bagian teknik.
b. Melakukan perawatan dan perbaikan secara berkala atau saat-saat yang diperlukan.
c. Membuat mata pisau untuk mesin-mesin sesuai dengan bentuk-bentuk kayu yang akan dibuat sesuai order.
21. Seksi Listrik
Adapun tugas Seksi Listrik adalah sebagai berikut :
Bertugas melakukan pemeriksaan kebutuhan listrik secara berkala yang dipakai untuk produksi.
22. Seksi Ekspor
Adapun tugas Seksi Ekspor adalah sebagai berikut :
Bertugas melakukan koordinasi penjualan langsung dengan konsumen 23. Akuntansi
a. Bertugas membantu kabag. Keuangan dalam hal kegiatan administrasi dan keuangan
b. Mengkoordinir kasir. 24. Seksi Personalia
Adapun tugas Seksi Personalia adalah sebagai berikut :
Bertugas mencetak daftar absensi yang ditujukan dalam time recorder card untuk menetukan jumlah jam kerja biasa dan jam kerja lembur serta mencatatnya dalam slip gaji.
25. Kasir
Adapun tugas Kasir adalah sebagai berikut :
a. Memberikan secara langsung upah atau gaji karyawan yang telah ditetapkan oleh atasan.
b. Mencairkan kuitansi dan mencatat kuitansi yang telah disetujui oleh atasan.
26. Satpam
Adapun tugas Satpam adalah sebagai berikut :
a. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan keamanan dan kebersihan.
b. Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan izin-izin untuk perusahaan. c. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan transportasi.
2.2.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja pada PT. Mahogany terdiri atas tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja tetap terdiri dari staff dan kepala seksi, sedangkan tenaga kerja harian biasanya bekerja pada bagian produksi. Tenaga kerja harian jumlah dan hari kerjanya tidak tetap karena tergantung kepada banyaknya pekerjaan yang akan dikerjakan.
Agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka diperlukan peraturan jam kerja yang baik pula. Sesuai dengan ketentuan peraturan Departemen Tenaga Kerja bahwa kerja seorang karyawan adalah 40 jam/minggu selebihnya diperkirakan sebagai lembur. Jam kerja untuk tenaga kerja setiap hari adalah sebagai berikut :
1. Karyawan Kantor (Tenaga Kerja Tidak Langsung)
Tabel 2.1. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Administrasi Kantor
Hari Jam Kerja Keterangan
Senin - Kamis 08.00 – 12.00 WIB Bekerja 12.00 – 13.00 WIB Istirahat 13.00 – 16.00 WIB Bekerja Jumat 08.00 – 12.00 WIB Bekerja 12.00 – 13.30 WIB Istirahat 13.30 – 16.00 WIB Bekerja
Sabtu 08.00 – 13.00 WIB Bekerja
Sumber : PT. Mahogany Lestari
2. Karyawan Bagian Produksi
Karyawan ini mulai bekerja pukul 08.00-16.00 WIB dan istirahat pukul 12.00-13.00 WIB (Senin-Kamis), Jumat jam istirahat pukul 12.00-13.30, Sabtu hanya bekerja 5 jam mulai (08.00-13.00).
3. Satuan Pengamanan
Tabel 2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Bagian Keamanan
Shift Jam Kerja
I 07.00 - 19.00 WIB
II 19.00 - 07.00 WIB
Sumber : PT. Mahogany Lestari
2.2.4. Sistem Pengupahan, Fasilitas dan Jaminan Sosial
Sstem pengupahan pada PT. Mahogany Lestari disesuaikan berdasarkan status karyawan, yakni karyawan harian, bulanan dan borongan. Upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja, dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Pajak upah menjadi tanggung jawab dari masing-masing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas: a. Upah pokok
b. Insentif
c. Tunjangan makan
Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur dan mendapatkan tambahan yang dihitung berdasarkan tarif lembur (TUL).
Perusahaan juga memberikan jaminan sosial dan tunjangan selain dari gaji pokok kepada karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan antara lain :
a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru b. Biaya pengobatan
c. Tanggungan kecelakaan kerja d. Tunjangan kemalangan, dll.
Bagi karyawan yang sakit dan disertai dengan surat keterangan dokter, upahnya akan tetap dibayarkan. Apabila sakit dalam jangka waktu yang lama dan disertai dengan surat keterangan dokter, upahnya dibayarkan sesuai dengan ketentuan perusahaan. Ketentuan-ketentuan tersebut sebagai berikut :
a. Tiga bulan pertama dibayar sebesar 100% b. Tiga bulan kedua dibayar sebesar 75% c. Tiga bulan ketiga dibayar sebesar 50% d. Tiga bulan keempat dibayar sebesar 25%
Dan apabila setelah lewat 12 bulan ternyata karyawan yang bersangkutan belum mampu untuk bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur UU No. 12/1964.
Usaha-usaha lain yang dilakukan PT. Mahogany Lestari untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan seperti :
a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) b. hak cuti.
2.3. Proses Produksi
PT. Mahogany Lestari merupakan perusahaan manufaktur jenis perakitan yang menghasilkan produk daun pintu dan kusen pintu. Proses produksi merupakan urutan proses yang berlangsung untuk menghasilkan produk agar bertambah nilainya dengan menggunakan sumber-sumber yang ada seperti bahan, mesin, tenaga kerja, modal, dan yang lainnya.
2.3.1. Bahan yang Digunakan
Bahan–bahan yang digunakan dalam proses produksi pada Mahogany Lestari dikelompokkan menjadi 3 jenis bahan, yaitu:
2.3.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan dan berfungsi sebagai bahan dasar serta memiliki komposisi terbesar dalam pembuatan produk dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. Adapun bahan baku yang digunakan untuk produk pintu dan kusen pintu adalah kayu setengah jadi atau kayu belahan. Jenis kayu yang digunakan untuk diolah adalah jenis kayu durian. Sumber bahan baku utama produksi PT. Mahogany Lestari diperoleh dari Tebing Tinggi dan juga Bahorok.
2.3.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah semua bahan yang digunakan pada proses produksi untuk memberikan nilai tambah suatu produk. Bahan tambahan yang digunakan untuk menambah nilai produk adalah sebagai berikut:
a. Label
Label digunakan untuk menunjukkan spesifikasi dari produk yang akan dikirim.
b. Karton Pengaman Siku
Karton ini digunakan untuk melindungi produk dari goresan pada sisi daun pintu saat pengiriman.
d. Plastik
Plastik ini digunakan untuk membungkus daun pintu yang telah selesai dirakit.
e. Lem Syntheco
Lem ini digunakan sebagai bahan perekat antara komponen-komponen profil untuk penyambung rail, mullion dan style dengan menggunakan dowel. f. Tepung Dempul
Tepung dempul digunakan untuk menutupi sambungan dari kayu supaya produk yang terbentuk kelihatannya tidak tersambung. Untuk pemakaian tepung dempul biasanya dicampur dengan air sebelum digunakan.
2.3.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan guna menyelesaikan suatu produk secara langsung maupun tidak langsung agar proses produksi dapat berjalan dengan baik, dimana keberadaan bahan penolong ini tidak tampak pada hasil akhir produk. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi adalah kertas ampelas, kertas ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu dari produk yang dihasilkan dengan tujuan supaya mutu produk lebih baik.
2.3.2. Uraian Proses Produksi
Produk utama yang diproduksi oleh PT. Mahogany Lestari adalah pintu selain memproduksi daun pintu, dan door jamb yang biasanya disebut dengan kusen pintu. Pintu yang diproduksi mempunyai model-model yang beragam.
Model pintu yang sering menjadi permintaan konsumen adalah model Colonial 8P, Pattern 10, Colonial 4P, Colonial 10P, dan Napoleon 6P.
Proses pembuatan daun pintu dan kusen hampir sama, hanya saja untuk kusen tidak melewati proses pemboran, finishing dan juga perakitan.
Untuk menggambarkan uraian proses produksi daun pintu, disini diambil contoh model Napoleon 6P yang dianggap dapat memberikan gambaran proses produksi model daun pintu lainnya. Gambar daun pintu dapat dilihat pada Gambar 2.2. pada halaman berikut.
Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Style adalah bingkai yang paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan kanan. Pada sebuah pintu terdapat 2 buah style yang masing-masing beralur dan sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang disebut dowel.
2. Rail (pen) adalah balok beralur yang dipasang pada bagian atas (TR), tengah
(MR) dan bawah (BR) dari sebuah pintu. Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan panel-panel pintu. Pada sebuah pintu model Colonial terdapat 3 jenis rail.
ST ST TR BR MR MR M M M P P P P P P
Gambar 2.2. Daun Pintu Napoleon 6P
3. Mullion adalah balok beralur pada kedua sisinya yang berfungsi sebagai
penyangga rail dengan menghubungkan panel kiri dengan kanan. Pada sebuah daun pintu model Napoleon 6P terdapat 3 buah mullion dengan panjang yang sesuai dengan panjang panelnya.
4. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil
bentuk sudut. Pada sebuah daun pintu Napoleon 6P ini terdapat 3 pasang
panel.
Proses pembuatan dari daun pintu dapat dilihat dari block diagram pada Gambar 2.3 berikut.
Laminating Pemotongan Bersih Pengeringan Rolling Cutting Blanking Moulding Packing Pembuatan Profil Pengeboran Assembly Finishing
1. Pengeringan
Pengeringan merupakan tahap awal yang dilakukan pada proses produksi kayu menjadi barang jadi menjadi pintu ataupun kusen. Tujuan proses pengeringan dalam pengolahan kayu adalah sebagai berikut:
a. Memperkecil kadar air pada kayu menjadi 11-12%
b. Mencegah serangan jamur dan serangga-serangga pengerek kayu
c. Menaikkan kekuatan kayu agar kayu mudah dikerjakan untuk proses berikutnya.
PT. Mahogany Lestari melakukan 2 jenis pengeringan yaitu pengeringan secara alami di lapangan dan pengeringan dalam tungku-tungku pengeringan. Pengeringan alami memang lambat dan tergantung udara sekitar yang dipanaskan oleh matahari juga sirkulasi udara di sekeliling dan di sel-sel susunan kayu. Namun pengeringan di lapangan ini sangat perlu karena selain murah biayanya, penguapan air yang terjadi tidak terlalu cepat sehingga penyusutan yang tiba-tiba dan tidak merata tidak terjadi. Pengeringan di lapangan dilakukan selama ± 3 hari. Apabila mutu kayu ada yang tidak sesuai atau rusak yang disebut dengan mutu afkir (lokal) maka kayu tersebut disusun tersendiri untuk menunggu pelelangan atau penjualan langsung dengan menegosiasikan harganya. Setelah 3 hari kayu kemudian diangkut ke KD dengan forklift untuk pengeringan lebih lanjut. Proses pengeringan alami ini berlangsung selama ± 3 hari dan mampu mengurangi kadar air samapi sekitar 30%-50%. Setelah itu, kayu-kayu kemudian dibawa ke Kiln
Dryer (KD) untuk proses pengeringan lebih lanjut dengan tujuan mengurangi
kamar ± 80 m3. Proses pengeringan yang dilakukan di Kiln Dryer ± 20 hari. Selain
untuk mengurangi kadar air, di KD juga dilakukan pemberian anti rayap.
Untuk mengukur kadar air digunakan alat ukur jenis tokok yang bentuknya seperti jarum suntik yang dimasukkan ke kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Kayu hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke bagian Blanking untuk proses selanjutnya.
2. Blanking (Pengetaman awal)
Bahan kayu yang dari KD dibawa ke penumpukan sementara menunggu untuk diketam. Pada bagian blanking ini, pengetaman hanya dilakukan pada dua sisi saja yaitu sisi atas dan sisi bawah. Mesin yang digunakan pada proses ini adalah Blanking Planner. Pengetaman awal ini bertujuan untuk melihat mutu (grade) dari bahan kayu. Dalam pemilihan grade ini ada istilah yang disebut dengan jatuh grade yang terjadi apabila grade yang dinyatakan semula tidak sesuai atau turun grade. Kayu-kayu hasil pengetaman awal ini disusun menjadi dua bagian yaitu disatu sisi merupakan kayu yang memenuhi syarat-syarat grade dan di sisi lain adalah kayu yang jatuh grade. Bahan kayu hasil pengetaman awal ini kemudian dibawa ke bagian Cutting.
3. Cutting
Selanjutnya bahan-bahan kayu yang telah diketam masuk ke proses pemotongan. Pada bagian ini bahan-bahan kayu dipotong menjadi komponen-komponen daun pintu dan kusen pintu dengan ukuran yang dilebihkan sebanyak 2 cm-3 cm per komponen. Proses cutting ini menggunakan mesin Under Cut.
4. Rolling
Setelah bahan kayu dipotong kasar, kemudian bahan kayu dibawa ke bagian rolling. Proses rolling ini memakai mesin jointer yang mana berguna untuk meluruskan kayu-kayu yang bengkok.
5. Laminating
Proses laminating ini dilakukan untuk panel ataupun untuk komponen-komponen yang lebarnya kurang dari bahan baku. Dalam proses ini kayu yang telah dipotong dan diluruskan digabungkan dan dilakukan proses penyambungan yang disebut dengan laminating. Peralatan yang digunakan adalah hot press. Pada proses ini kayu yang digabungkan adalah kayu yang grade dan warnanya adalah sama sehingga tidak mengurangi mutu kayu tersebut.
6. Pemotongan Bersih
Pada bagian ini, kayu dipotong sesuai ukurannya, panjang maupun lebarnya sudah disesuaikan dengan spesifikasi produk yang ditetapkan untuk diproduksi. Kemudian dari bagian ini, bahan kayu dibawa ke bagian moulding untuk proses selanjutnya.
7. Moulding
Pada bagian ini, kayu diketam pada keempat permukaan sisinya. Hal ini untuk mencegah adanya permukaan yang tidak rata akibat pemotongan pada kayu. Namun proses pengetaman pada moulding ini berbeda dengan pengetaman awal pada Blanking, selain menggunakan mesin yang berbeda juga mempunyai tujuan yang berbeda, pengetaman awal hanya bertujuan untuk menghaluskan dua sisi
permukaan saja sedangkan pada moulding ini bertujuan untuk menghaluskan keempat sisinya.
8. Pembuatan Profil
Pembuatan profil ini hanya pada komponen kusen pintu dan daun pintu Pembuatan profil ada dua yaitu pembuatan profil panjang dengan menggunakan mesin Shaper dan profil pendek dengan menggunakan mesin Double End.
9. Pengeboran
Pada proses pengeboran komponen-komponen yang dikerjakan adalah ST,TR,MR,BR, dan M. Pengeboran pada ST menggunakan mesin Six Bor atau biasa disebut dengan bor 6 kepala, sedangkan pada komponen-komponen lain pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin Double Bor atau bor 2 kepala dan Single Bor yang biasa disebut dengan bor 1 kepala.
10. Assembly (Perakitan)
Komponen-komponen MR, M, BR, panel, dan dowel dirakit secara manual. Setelah itu dilanjutkan dengan penyatuan komponen-komponen diatas dengan ST dan TR dengan menggunakan mesin Door Press.
11. Shanding
Pada proses finishing dilakukan penghalusan terhadap permukaan pintu dengan menggunakan mesin Shanding. Selain itu juga dilakukan pembersihan abu dengan menggunakan air gun.
12. Finishing Manual
Finishing ini dilakukan dengan pendempulan bagian yang kasar atau untuk menutupi lubang-lubang kecil yang ada dipermukaan pintu.
13. Pengepakan
Proses pengepakan diawali pemberian label dan karton pengaman, kemudian penyatuan pintu ke dalam satu bundelan (10 pintu) lalu pemberian plastik yang dibungkus secara manual.
2.3.3. Mesin ,Peralatan dan Sarana Pendukung Produksi 2.3.3.1. Mesin dan Peralatan
Adapun mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi pada PT. Mahogany Lestari antara lain:
1. Blanking Planner
Fungsi : Mengetam kedua sisi komponen pintu
Merek : Wellsaw
Dimensi : 950 mm x 830 mm x 1230 mm
Lebar maksimum ketam : 500 mm Tebal maksimum ketam : 200 mm Tebal minimum ketam : 8 mm Panjang minimum ketam : 220 mm
Jumlah pisau : 4
Berat : 476 kg
Jumlah : 3 unit
2. Under Cut
Fungsi : Memotong kayu menjadi komponen
Dimensi : 1020 mm x 180 m x 90 mm Kecepatan putar : 4700 rpm
Diameter pisau maximum : 200 mm
Berat : 77 kg
Jumlah : 4 unit
3. Radial Arm Saw
Fungsi : Memotong komponen pintu sesuai ukuran
Merek : Scromab-Italy
Dimensi : 1110 mm x 1000 mm x 1665 mm
Kecepatan putar pisau : 2840 rpm Jangkauan maksimum : 620 mm
Berat : 220 kg
Jumlah : 3 unit
4. Rip Saw
Fungsi : Membelah komponen pintu
Merek : Kuang Yung
Dimensi : 1669 mm x 1045 mm x 1356 mm
Panjang minimum : 200 mm
Ketebalan : 10-85 mm
Berat : 924 kg
5. Spinder Moulder
Fungsi : Mengetam komponen di empat sisi
Merek : CMP-523 Dimensi : 3200 mm x 1520 mm x 1542 mm Lebar maksimum : 160 mm Lebar minimum : 25 mm Tebal maksimum : 100 mm Tebal minimum : 10 mm
Panjang meja depan : 1475 mm
Berat : 2125 kg
Jumlah : 3 unit
6. Shaper Panel
Fungsi : Membuat profil pada panel
Merek : ABE-CN Ukuran Meja : 480 mm x 690 mm Daya : 5 Hp Voltase : 380 V Jumlah : 2 unit 7. Shaper komponen
Fungsi : Membuat profil pada panel
Merek : ABE-CN
Ukuran meja : 900 mm x 700 mm
Daya : 5 Hp
Voltase : 380 V
Jumlah : 3 unit
8. Double End
Fungsi : Membuat profil pendek pada komponen
Merek : Thai Chan Taiwan
Daya : 5 Hp
Voltase : 380 V
Jumlah : 1 unit
9. Six Head Bor
Fungsi : membuat lubang pada komponen ST
Merek : Champ Fond
Daya : 1 Hp
Voltase : 220 V
Jumlah mata bor : 6 unit
Dimensi : 700 mm x 1005 mm x 950 mm
Jumlah : 1 unit
10. One head bor
Fungsi : Membuat lubang di sisi komponen
Merek : Kin Kong
Daya : 1 Hp
Voltase : 220 V
Dimensi : 576 mm x 520 mm x 876 mm
Berat : 98 kg
Jumlah : 1 unit
11. Double head bor
Fungsi : Membuat lubang di sisi komponen
Merek : Thai Chan Taiwan
Daya : 1 Hp
Voltase : 220 V
Jumlah mata bor : 2 unit
Jumlah : 1 unit
12. Door Press
Fungsi : Perakitan daun pintu
Merek : CMP-523
Daya : 1,5 KW
Voltase : 220 V
Dimensi : 200 cm x 210 mm x 100 cm
Jumlah : 2 unit
13. Automatic Round Dowell Machine
Fungsi : Membuat dowell
Merek : LCS
Daya : 3 Hp
Voltase : 380 V
Jumlah : 2 unit
14. Master Shander
Fungsi : Menghaluskan permukaan pintu
Merek : SbF Daya : 9,4 HP Voltase : 220 V Dimensi : 3860 mm x 1530 mm x 1430 mm Berat : 300 kg Jumlah : 2 unit 15. Rolling Machine
Fungsi : Untuk meluruskan kayu
Merek : ABE-CN Dimensi : 710 mm x 570 mm x 560 mm Daya : 9,4 HP Voltase : 220 V Jumlah : 4 unit 16. Band Saw
Fungsi : Membentuk panel
Merek : Kuang Yung
Kedalaman potong : 155 mm Lebar pemotongan : 300 mm Panjang pisau : 2085 mm
Berat : 68 kg
Jumlah : 1 unit
17. Hot Press
Fungsi : Mengelem komponen produk
Jumlah : 5 unit
Dimensi : 2950 mm x 2715 m x 550 mm
18. Meja pendempulan
Fungsi : Untuk pendempulan pintu
Jumlah : 35 unit
2.3.3.2. Sarana Pendukung Kegiatan Produksi
Adapun spesifikasi sarana pendukung yang digunakan dalam kegiatan produksi pada PT. Mahogany Lestari adalah :
1. Forklift
Fungsi : Mengangkut bahan baku
Merek : Nissan Tipe : CPCD Kapasitas : 3000 kg Tinggi Pengangkutan : 3000 mm Ukuran : 3765 mm x 2090 mm 2. Hand Lift
Fungsi : Mengangkut bahan baku
3. Listrik (PLN)
Fungsi : Sumber Arus Listrik
Daya : 600 KVA
4. Generator Set
Fungsi : Sebagai pembangkit listrik
Merek : Dongwa
Tipe : DW7000DX
Daya : 690 KVA
Ukuran : 680 mm x 510 mm x 590 mm
5. Air Gun
Fungsi : Membersihkan debu
2.3.4. Pemeliharaan dan Perawatan Mesin
Perawatan merupakan kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menghindari breakdown (kerusakan) yang tidak terencana dan mencegah kegagalan fungsi suatu alat produksi.
Pelaksanaan perawatan terhadap mesin-mesin dan peralatan yang ada dilakukan pada suatu periode waktu tertentu dan teratur sesuai dengan yang dijadwalkan. Reparasi akan dilakukan bila ditemukan kerusakan selama pemeriksaan. Tindakan-tindakan preventif dari kerusakan dilakukan dengan harapan mesin-mesin dan peralatan akan lebih terjamin kondisi kemampuan kerjanya serta menghindari terjadinya pembongkaran secara besar-besaran terhadap mesin dan peralatan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
tindakan pemeliharaan dan perawatan operasional yang dilakukan secara kontinyu, sementara pengecekan terhadap kondisi mesin dilakukan secara berkala.
Pemeliharaan pada mesin dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Perbaikan Langsung
Hal ini dilakukan bila terdapat kerusakan pada proses produksi. Di sini pihak
maintenance dari bengkel pabrik langsung memperbaiki mesin tersebut
supaya proses produksi dapat berjalan kembali. 2. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan ini meliputi:
a. Pemeriksaan yaitu pemeriksaan terhadap peralatan produksi yang dilakukan satu kali dalam seminggu, jika ditemui kerusakan/kelainan dilakukan perbaikan.
b. Pemeliharaan, yaitu membersihkan mesin-mesin setelah selesai beroperasi dari kotoran-kotoran seperti serbuk-serbuk kayu
c. Pelumasan, yaitu memberi minyak pelumas pada mesin berdasarkan jadwal pelumasan, cara-cara pelumasan dan jenis minyak pelumas ynag sudah ditentukan menurut petunjuk-petunjuk dari mesin dengan tujuan memelihara komponen-komponen mesin dan memperlancar kerja mesin. d. Pemberian minyak solar sebagai pelicin supaya bahan baku yang akan
diproses dapat masuk ke mesin dengan lancar. Minyak solar juga berfungsi sebagai zat pelindung mesin dari peristiwa perkaratan karena bahan baku yang masih basah ataupun lembab dapat menimbulkan perkaratan pada mesin.