• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syarat DEBITOR Pailit (Psl 2 (1) UU 37/2004)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Syarat DEBITOR Pailit (Psl 2 (1) UU 37/2004)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Syarat DEBITOR Pailit

(Psl 2 (1) UU 37/2004)  Debitor yang mempunyai dua atau lebih

Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan

Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih

kreditornya.

1 Heri Hartanto - FH UNS

(2)

Permohonan Pailit dapat diajukan oleh:

(Pasal 2 UU K-PKPU)

 Debitor sendiri

 Salah satu Kreditornya, atau lebih

 Jaksa

 Bank Indonesia  Jika debitornya Bank

 Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

 Jika debitornya perusahaaan efek

(Penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manager Investasi)

 Menteri Keuangan  Jika debitornya BUMN,

(3)

Kepailitan diajukan oleh Debitor

Orang Debitor

(4)

Jika Debitor adalah orang dan sudah menikah, maka kepailitan diajukan HARUS dengan

(5)

Jika Debitor adalah PT.

 Pasal 104 (1) UU 40/2007 ttg PT :

“Direksi tidak berwenang mengajukan permohonan pailit atas Perseroan sendiri kepada Pengadilan

Niaga sebelum memperoleh persetujuan RUPS, dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.”

 RUPS harus dihadiri oleh ¾ dari jumlah

saham, dan disetujui oleh ¾ jumlah suara yg hadir.(Psl 89 (1) UU PT)

(6)

Jaksa

Pengajuan Kepailitan oleh Jaksa didasari alasan untuk kepentingan umum.

Kepentingan Umum : kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan masyarakat luas.

(7)

Contoh alasan Kepentingan Umum

- Debitor melarikan diri

- Debitor menggelapkan sebagian dari hartanya

- Debitor mempunyai utang kepada BUMN dan badan

usaha lain yang menghimpun dana dari masyarakat

- Debitor tidak beritikat baik atau tidak kooperatif dlm menyelesaikan masalah utang-piutang yg telah jatuh waktu

- Dalam hal lainnya menurut kejaksaan menurut

(8)

Permasalahan :

 Bagaimana jika permohonan pailit diajukan oleh

Debitor yg sengaja utang kanan-kiri dengan maksut tidak membayar, lalu mengajukan pailit atas dirinya sendiri. Apakah permohonan spt itu diterima atau tidak?

 Kepailitan diajukan oleh Kreditor yg berteman baik dgn Debitor dan membuat kolusi dgn cara

mengajukan pailit thdp org/PT dgn alasan yg lemah, shg permohonan pailit ditolak. Permohonan ini

diajukan agar kreditor lain tdk mengajukan pailit thdp debitor.

(9)

 Permohonan pernyataan pailit diajukan melalui Panitera Pengadilan Niaga (scr Tertulis oleh Kuasa Hukum)

 Panitera mendaftar dan menerbitkan tanda terima

 Dlm 1 x24 jam Panitera harus menyampaikan kepada Ketua Pengadilan

(10)

Panggilan Sidang

 Penggilan Sidang dgn surat kilat tercatat

nimimal 7 hari sebelum sidang (pls 8 (2) UU K-PKPU).

 Jika Permohonan pailit diajukan oleh

Kreditor/BI/BAPPEPAM/Men Keu Hakim WAJIB memanggil Debitor.

 Jika permohonan pailit diajukan oleh Debitor, Hakim DAPAT memanggil Kreditor jika ada keraguan syarat pailit telah terpenuhi (Psl 8 (1) UU K –PKPU).

(11)

ISI DAN SISTEMATIKA

PERMOHONAN PAILIT

1. Tempat & tanggal permohonan diajukan

2. Pengadilan Niaga yg berwenang

3. Identitas Pemohon dan Kuasa Hukumnya 4. Identitas Termohon

5. Alasan permohonan pailit (posita) :

1. Uraian fakta  yg sederhana 2. Permohonan sita jaminan

3. Permohonan provisi

4. Usulan pengangkatan kurator

(12)

6. Tuntutan (petitum) :

1. Mengabulkan seluruh permohonan pemohon

2. Menyatakan Termohon dlm keadaan pailit

3. Menyatakan sah dan berharga sita Jaminan

4. Mengabulkan tuntutan provisi

5. Mengangkat dan menunjuk Kurator

6. Menetapkan hakim pengawas

7. Membebankan biaya perkara

(13)

SITA JAMINAN

 Selama Pailit belum diputus, Pemohon

(kreditor/Jaksa/BI/Men Keu/Bapepam) dapat mengajukan sita jaminan thdp sebagian atau seluruh harta debitor.

 Sita Jaminan  tindakan pengamanan.

 Syarat dikabulkannya permohonan sita Jaminan = perkara perdata.

(14)

Pengertian Kepailitan

(Pasal 1 angka 1 UU 37/2004)

 Kepailitan adalah sita umum atas

semua kekayaan Debitor Pailit yang

pengurusan dan pemberesannya

dilakukan oleh Kurator di bawah

pengawasan Hakim Pengawas

14 Heri Hartanto - FH UNS

(15)

PERMOHONAN PROVISI

 Putusan sementara yang berisi tindakan sementara diluar pokok perkara menunggu sampai Putusan akhir mengenai pokok perkara dijatuhkan.

 Selama permohonan pailit belum di putus, Kreditor/BI/Jaksa/Bapepam/Men Keu dapat

mengajukan permohonan provisi untuk menunjuk kurator sementara

 Tujuannya :

 Mengawasi pengelolaan usaha debitor

 Mengawasi pembayaran kpd kreditor, pengalihan dan

(16)

PROSES PERSIDANGAN

1. Pengajuan permohonan

 Diajukan scr Tertulis oleh Kuasa Hukum/Advokat

melalui Panitera Pengadilan

 Dlm waktu 2 hari, permohonan HARUS sudah

diajukan kepada Ketua Pengadilan

2. Penetapan hari sidang

 Dlm waktu 3 hari, Majelis Harus sudah menetapkan

hari Sidang

 Sidang pertama dilaksanakan paling lambat 20 hari

sejak pendaftaran

 Sidang pertama dapat ditunda paling lama 25 hari

(17)

3. Panggilan Sidang

 Penggilan Sidang dgn surat kilat tercatat

nimimal 7 hari sebelum sidang (pls 8 (2) UU

K-PKPU).

 Jika Permohonan pailit diajukan oleh

Kreditor/BI/BAPPEPAM/Men Keu Hakim

WAJIB memanggil Debitor.

 Jika permohonan pailit diajukan oleh Debitor,

Hakim DAPAT memanggil Kreditor jika ada

keraguan syarat pailit telah terpenuhi (Psl 8 (1) UU

(18)

4. Pembacaan Permohonan

 Sebelum dibacakan, Pemohon diberi

kesempatan untuk memperbaiki permohonannya

 Batasan perubahan permohonan

 Tidak boleh merubah pokok perkara (peristiwa

yg menjadi dasar tuntutan)

(19)

5. Tanggapan Termohon

Termohon dapat mengajukan Tanggapan atas permohonan pailit. Tanggapan dapat berisi EKSEPSI, dan/atau JAWABAN

(20)

6. Pembuktian Pemohon

7. Pembuktian Termohon 8. Kesimpulan

9. Putusan Hakim

 Hakim harus menjatuhjan Putusan dlm waktu 60 hari

sejak permohonan didaftarkan

 Dlm waktu 3 hari sejak putusan, salinan putusan

harus disampaikan pada Kurator, Hakim Pengawas, debitor pailit dan Pemohon/Kreditor.

(21)
(22)

JAWABAN TERMOHON

PAILIT

- EKSEPSI - KONPENSI

(23)

EKSEPSI

Tanggapan/bantahan termohon diluar pokok perkara :

 Permohonan prematur  Error in persona

Obscurlibel

 Pembuktiannya tidak sederhana

 Permohonan pailit diajukan oleh pihak yg tidak

memiliki kepentingan langsung

Declinatoir : relatif maupun absolutDisqualificatoir

(24)

KONPENSI

Jawaban menyangkut pokok perkara

 Dapat berisi bantahan maupun pengakuan

 Termohon tidak memiliki utang pd Pemohon

 Termohon hanya memiliki 1 kreditor

 Utangnya tidak dapat ditagih

 Utang termohon telah dilunasi

(25)

Rekonpensi

Gugat balik

UU K-PKPU tidak mengatur ttg gugatan rekonpensi

Dapatkah Rekonpensi diajukan dlm perkara Kepalitan?

(26)

Pembuktian Sederhana

 Pembuktian secara Summir

 Yang yang dibuktikan scr sederhana : adanya fakta 2 / lebih kreditor, fakta ada utang yang telah jatoh tempo dan dapat ditagi tetapi

belum dibayar.

 Dalih perbedaan besar utang tdk

(27)

Pasal 8 (4) UU K-PKPU

Permohonan pernyataan pailit harus

dikabulkan apabila terdapat fakta

atau keadaan yang terbukti secara

sederhana bahwa persyaratan untuk

dinyatakan pailit sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

telah dipenuhi.

(28)

 Sederhana : terbukti dengan sederhana :

Debitor punya 2/lebih kreditor

Tidak membayar lunas, salah 1 utang debitor telah jatuh waktu & dapat ditagih

 Pebuktian sederhana  sumir (proses peradilan yg pendek) tanpa pembuktia terperinci

(29)

KELEMAHAN UU K-PKPU

 Tidak ada definisi/batasan yg dimaksut dengan sederhana  muncul penafsiran

/perbedaan pendapat ttg batasan sederhana

 MA dlm rakernas 2002 : “pemeriksaan perkara permohonan kepailitan tidak

mengenal adanya Rekonpensi, Replik, duplik dan kesimpulan (spt halnya dlm Perkara

perdata)

(30)

Alat bukti :

 Prinsip Hukum Acara di Pengadilan Niaga adalah Hukum Acara Perdata, alat bukti :

 164 HIR  Surat  Saksi  Persangkaan  Pengakuan  Sumpah

(31)
(32)

PUTUSAN PAILIT

 Perkara kepailitan diperiksa & diputus dlm sidang Hakim Majelis

 Diputus dalam waktu 60 hari sejak pengajuan permohonan

 Dibacakan dlm sidang yg terbuka untuk umum

(33)

SISTEMATIKA PUTUSAN

PAILIT

 Nomor Putusan

 Kepala Putusan/irah-irah : Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”

 Identitas Pemohon &kuasa Hukumnya,

Identitas Termohon dan Kuasa Hukumnya.

 Tentang Duduk Perkara

 Pertimbangan Hukum

 Amar

(34)

Disenting Opinion

 Salah 1 hakim memiliki pendapat yg berbeda

 Hakim yg tdk sependapat dgn isi Putusan, tetap dicantumkan pertimbangan hukumnya dalam putusan dlm bentuk lampiran putusan

(35)

Hakim Ad Hoc

 Seorang ahli (bukan Hakim karir) yg diangkat berdasar Keppres atas usul MA untuk

menjadi Hakim Pengadilan Niaga

 Pengertian AHLI : memiliki disiplin ilmu dan berpengalaman dibidang hukum minimal 10 thn.

 Hakim Ad Hoc dapat berkedudukan sbg Hakim Anggota

(36)

UPAYA HUKUM

BIASA

 Upaya Hukum thdp Putusan Pailit : KASASI

 Diajukan 8 hari sejak putusan pailit

 Wajib mengajukan memori kasasi pada hari menyatakan kasasi

 Yang dapat mengajukan Debitor, Kreditor

Pemohon, Kreditor lain, BI,BAPEPAM,JAKSA, MENKEU.

(37)

ALASAN KASASI

1.

HAKIM TIDAK BERWENANG / HAKIM

MELAMPAUI BATAS WEWENANG

2.

HAKIM SALAH MENERAPKAN HUKUM

3.

HAKIM LALAI MEMENUHI

SYARAT-SYARAT YANG DIWAJIBKAN OLEH

PERAT PER-UU-AN YG MENGANCAM

KELALAIAN ITU DENGAN BATALNYA

PUTUSAN

(38)

UPAYA HUKUM LUAR BIASA

 Thpd putusan yg telah berkekuatan hukum tetap dapat diajukan Peninjauan Kembali (PK)

 PK diajukan dgn alasan :

 Setelah di Putus ditemukan bukti baru yg

menentukan, waktu pemeriksaan sudah ada tp belum ditemukan (harus sudah diajukan dlm 180 hari)

 Dlm Putusan pailit terdapat kekeliruan yg nyata

(39)

Publikasi Kepailitan

Pasal 15 (4) UU K PKPU

 5 hari setelah putusan pailit diterima oleh Kurator,

harus mengumunkan di Berita Negara & 2 surat kabar harian yg berisi :

a. nama, alamat, dan pekerjaan Debitor;

b. nama Hakim Pengawas;

c. nama, alamat, dan pekerjaan Kurator;

d. nama, alamat, dan pekerjaan anggota panitia

Kreditor sementara, apabila telah ditunjuk; dan

e. tempat dan waktu penyelenggaraan rapat pertama

Kreditor.

Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

(40)

AKIBAT HUKUM

PUTUSAN PAILIT

 Kepalitan meliputi seluruh harta kekayaan debitur pd saat putusan diucapkan dan harta yg diperoleh selama proses kepailitan berlangsung

 Debitor kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaannya

 Semua perikatan yg dibuat setelah putusan pailit tdk lagi dibayar dr harta pailit, kecuali perikatan yg menguntungkan harta pailit

Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

(41)

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT…

Tuntutan mengenai hak dan kewajiban

menyangkut harta pailit harus diajukan

kepada kurator

Putusan pailit berakibat segala penetapan

pelaksanaan putusan pengadilan thdp

harta debitor pailit yg telah dimulai

kepalitan, harus dihentikan& tdk ada lagi

putusan yg dpt dieksekusi termasuk

menyandera debitor.

Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

(42)

Apabila Debitor Pailit ditahan (gizeling),

harus dibebaskan.

Penyitaan yg telah dilakukan manjadi

hapus dan jika diperlukan hakim

pengawas memerintahkan percoretan,

KECUALI PENYITAAN DALAM

PERKARA PIDANA ( psl. 39(2)

KUHAP)

Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel di bawah terlihat interaksi perlakuan mulsa dengan jarak tanam memberikan perbedaan yang nyata terhadap jumlah polong per tanaman.. Perlakuan mulsa dan jarak

Menurut Munawir (2010), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (profit) yang berhubungan dengan total aktiva (total assets),

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah dapat menjadi bahan pertimbangan kepada PT Petrokimia Gresik untuk membuat perencanaan kebutuhan material pembuatan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keseimbangan energi dan protein (konsumsi energi, konsumsi protein, energi tercerna, protein tercerna,

http://permanas.wordpress.com/2008/03/05/strategi-pemasaran-dan-pengendalian-mutu-produk/.. Sebelum penulis mengidentifikasi dan menganalisa produksi yang dihasilkan oleh

Syarat-syarat pailit sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2004 adalah :“Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan

Dengan demikian, satu periode adalah waktu yang diperlukan benda untuk bergetar dari suatu posisi tertentu kembali ke posisi itu lagi dan amplitudo ( A ) merupakan simpangan

rencana manajemen untuk menghilangkan ancam- rencana manajemen untuk menghilangkan ancam an oleh risiko merugikan, mengisolasi tujuan proyek dari dampak risiko, atau mengendurkan