• Tidak ada hasil yang ditemukan

HEDONISME DALAM IKLAN. ( Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan TV. Rokok Clas Mild Versi is Today ) NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HEDONISME DALAM IKLAN. ( Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan TV. Rokok Clas Mild Versi is Today ) NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

“HEDONISME DALAM IKLAN”

( Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan TV

Rokok Clas Mild Versi is Today )

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi

RIO ARIF SETYO PURNOMO L 100 090 149

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

Hedonisme Dalam Iklan (Studi Semiotika Konstruksi Tanda Hedonisme dalam Iklan Clas Mild Versi Is Today)

Rio Arif Setyo Purnomo rioarifsetyopurnomo@gmail.com

ABSTRAK

Iklan Clas Mild versi Is Today bercerita tentang pergaulan beberapa kalangan orang yang hendak merepresentasikan dirinya melalui lingkungan hidup dan benda-benda kepemilikan. Di mana hal tersebut adalah sebagai penegas atas identitas serta pembeda status sosial mereka dalam masyarakat. Hedonisme merupakan kajian utama dalam penelitian ini. Di mana hedonisme merupakan cara pandang yang mengutamakan sebuah kesenangan. Hedonisme juga sudah berkembang sejak lama, terhitung kira-kira pada 433-355 S.M yang ditemukan oleh Aristippos yang merupakan murid dari Sokrates. Yang kemudian diteruskan oleh filsuf lain yang bernama Epikuros pada 341-270 S.M.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Di mana kajian utamanya adalah mengenai penggunaan tanda dan simbol yang berbentuk konotasi serta berisikan mitos yang berlaku pada sebuah masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah tentang konstruksi tanda hedonisme yang digambarkan melalui iklan Clas Mild versi Is Today. Hasil tersebut ialah bahwa tanda hedonisme dikonstruksikan melalui benda-benda kepemilikan seperti mobil mewah, kemudian hedonisme juga digambarkan melalui sosok perempuan yang menggambarkan yang melambangkan sarana penunjang hiburan bagi kaum laki-laki. Yang terakhir, hedonisme dikonstruksikan dalam iklan ini melalui penggambaran setting yang berlatarkan ruang lingkup kota yang merupakan representasi sebuah identitas bagi masyarakatnya.

(4)

A. PENDAHULUAN

Periklanan merupakan aktifitas di mana tujuan utamanya adalah guna mempengaruhi calon konsumen dalam menentukan tindakan mereka, setelah munculnya iklan-iklan atas suatu produk dan jasa. Diiringi dengan perkembangan teknologi, periklanan pun juga turut berkembang. Baik secara ide maupun

dari bidang penyampaiannya yang

semakin beragam. Mulai dari iklan cetak hingga iklan yang berada di media elektronik.

Inti utama pengemasan dari sebuah iklan adalah tentang bagaimana iklan tersebut dapat menciptakan adanya konsumen potensial atas produk dan jasa yang sedang diiklankan. Begitu juga dengan apa yang telah dilakukan oleh salah satu produk Rokok yang bernama Clas Mild. Iklan Roko Clas Mild

memiliki beberapa campaign,

diantaranya yakni Clas Mild Is Today,

Talk Less Do More, dan Chase Your Dream. Dari beberapa tema besar yang di usung Clas Mild tersebut, pada bahasan ini yang dikaji adalah pada tema Clas Mild Is Today. Iklan TV Rokok Clas Mild yang bertemakan Is Today ini memiliki beberapa versi yang kemudian digunakan sebagai sumber kajian.

Potongan Iklan Class Mild Versi Is Today

Pengemasan sebuah iklan

memang tidak lepas dari adanya sebuah konstruksi budaya-budaya yang ada di masyarakat. Maka apa yang menjadi bahan kajian dalam iklan Clas Mild versi Is Today ini adalah tentang bagaimana ia mengkonstruksikan sebuah hedonisme

dalam iklan tersebut. Di mana

(5)

mengenai kesenangan. Hedonisme

merupakan cara pandang yang

mengutamakan sebuah kesenangan yang juga sudah berkembang sejak lama, terhitung kira-kira pada 433-355 S.M yang ditemukan oleh Aristippos yang merupakan murid dari Sokrates. Yang kemudian diteruskan oleh filsuf lain yang bernama Epikuros pada 341-270 S.M. Hedonisme “merupakan gejala perkembangan kelas menengah baru

biasanya ditandai dengan usaha

mnegaskan identitas dirinya lewat

barang-barang konsumsi” (Ibrahim,

2011:232 ).

Apa yang telah dilakukan oleh dunia periklanan adalah sebuah proses komunikasi yang berlangsung antara pihak pengiklan dengan calon konsumen maupun konsumen langganannya. Di mana dalam iklan tersebut hendak

menyampaikan pesan-pesan yang

bertujuan untuk memperngaruhi para konsumen tersebut. Sedikit pembahasan

komunikasi tesebut. Kegiatan

mempromosikan suatu produk/jasa bisa disebut dengan periklanan. Baik dalam bentuk visual, audio-visual, maupun audio saja. Dunia perikanan tak luput dari pengemasan konteks budaya yang ada. Pengemasan iklan rokok Clas Mild

patut untuk ditinjau dari segi

pengemasan aspek budayanya. Terkait dengan adanya hedonisme yang sekarang ini sedang berkembang, Clas Mild mengemas iklannya dengan konsep budaya ini. Hal ini dapat ditinjau dari pengkonsepan iklan yang mengemas gaya hidup metroseksual.

Metroseksual sebagai salah satu representsasi dari hedonisme. Hal ini tergambarkan dengan pengenaan pakaian dan perhiasan yang mewah. Sedangkan pada hakikatnya jika dinilai dari segi kebutuhan, manusia mengenakan pakaian adalah kebutuhan yang bersifat wajib. Akan tetapi jika kemudian beranjak pada berpakaian yang serba mewah atau

(6)

bahkan mahal, inlah yang kemudian menuju pada hedonisme. Sesuai dengan pembagian keingian, bahwa hal tersebut ialah sebuah keinginan alamiah yang tidak perlu (Epikuros dalam Bertens, 1993:237). Metroseksual sendiri tidak hanya persoalan pakaian, hal lain yang merujuk padanya bisa juga gaya rambut baik laki-laki maupun perempuan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI KOMUNIKASI

Kegiatan komunikasi selalu menyertakan konteks dimana ia sedang berlangsung serta media yang dipergunakan dalam penyampaian pesannya. “Communikation is the greatest single factor affecting a person’s health and relationship to others” (Satir dalam Gamble, 1984 : 7). Komunikasi membangun peran

penting dalam ranah hubungan

kemanusiaan. Manusia merupkan

makhluk yang hidupnya saling

membutuhkan satu sama lain,

sehingga dalam proses kegiatan

sehari-harinya komunikasi

merupakan bagian dari kebutuhan

tersebut. Dalam kajian Ilmu

Komunikasi terdapat beberapa level

komunikasi. Deddi Mulyana

(2009:83), yakni, Komunikasi

Intrapribadi, Komunikasi

Antarpribadi, Komunikasi

Kelompok, Komunikasi Publik,

Komunikasi Organisasi, Komunikasi Massa

KOMUNIKASI MASSA

Iklan TV adalah objek utama dalam penelitian ini, di mana TV adalah salah satu media massa yang menjadi sarana dalam melakukan kegiatan periklanan. “Advertising Televisi disertakan dalam acara, sehingga seagian besar perhatian pembeli media difokuskan pada

performa berbagai acara dan

bagaimana acara itu menarik

(7)

Menurut Nurudin, komunikasi massa memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah sebagai berikut (Nurudin, 2009:19-31): a)

Komunikator dalam Komunikasi

Massa Melembaga, b) Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen, c) Pesertanya Bersifat

Umum, d) Komunikasinya

Berlangsung Satu Arah, e)

Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan, f) Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis, g) Komunikasi Massa dikontrol oleh gatekeeper.

Dengan adanya beberapa ciri komunikasi massa yang diungkapkan Nurudin di atas, maka TV sebagai media massa dan tempat terjadinya komunikasi massa telah memainkan

ciri tersebut. Komunikasi yang

belangsung satu arah, serta

komunikasi yang mengandalkan

peralatan teknis adalah sifat Televisi pada umumnya.

2. HEDONISME

Hedonisme telah

diperkenalkan oleh bangsa yunani sejak berabad-abad yang lalu. K, Bertens dalam bukunya menuliskan bahwa hedonisme muncul pada kira-kira 433-355 s.M yang ditemukan oleh Aristippos yang merupakan murid dari Sokrates. Pada masa

berikutnya, hal-hal mengenai

hedonisme ini diteruskan oleh filsuf lain dari yunani Epikuros pada 341-270 S.M, seorang pemimpin sekolah filsafat di Athena. Pada masa

Aristippos kesenangan atau

kenikmatan yang diusung dalam hedonisme adalah hal yang bersifat badani saja, artinya kesenangan

merupakan hal-hal yang dapat

dirasakan oleh gerak tubuh tubuh manusia.

(8)

Pembagian gerak yang melambangkan kesenangan menurut Aristippos dalam hedonis (Bertens, 1993:236) :

a. Gerak yang kasar dan itulah ketidaksenangan, misalnya rasa sakit,

b. Gerak yang halus dan itulah kesenangan,

c. Tiadanya gerak merupakan suatu keadaan yang netral, misalnya tidur.

Aristippos juga menekankan

bahwa kesenangan harusnya

dipahami sebagai kesenangan yang aktual atau pada saat itu juga, artinnya kesenangan tidak diartikan

kesenangan masa lalu maupun

kesenangan pada masa yang akan datang. Kemudian Aristippos juga menjelaskan bahwa dalam mencari kesenangan juga harus ada batasnya serta memerlukan pengendalian diri atasnya. “pengendalian diri tidak

sama dengan meninggalkan

kesenangan. Yang penting ialah mempergunakan kesenangan dengan baik dan tidak membiarkan diri

terbawa olehnya,….” (Bertens,

1993:236).

kemudian Bertens

mengungkapkan bahwa biarpun

setiap kesenangan dapat dinilai baik, namun hal ini tidak berarti bahwa

setiap kesenangan harus

dipergunakan, dan hendak berbasis akan tingkat keinginan. Oleh karena itu Epikuros telah membagi tiga

pembeda atas keinginan

(Bertens,1993:237) :

a. Keinginan alamiah yang perlu (seperti makanan),

b. Keinginan alamiah yang tidak perlu (seperti makanan yang enak), dan

c. Keinginan yang sia-sia (seperti kekayaan).

(9)

3. SEMIOTIKA

Menurut Roland Barthes,

Pemaknaan akan konotasi

membutuhkan kejelian serta

keaktifan dari pembacanya. Di mana arti dari tanda-tanda tersebut juga akan terpengaruh akan adanya mitos dari kebudayaan yang menaungi sebuah masyarakat.

“………konotasi walaupun

merupakan sifat asli tanda,

membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi. ……….Sistem ke-dua ini oleh Barthes disebut

dengan Konotatif, yang dalam

mythologies-nya secara tegas ia bedakan dari denotatif atau sistem pemaknaan tataran pertama” (Sobur, 2004:69).

Setelah pembacaan tanda

melalui sistem konotasi dan juga denotasi, kemudian pada tatanan selanjutnya pembacaan akan sebuah tanda juga belranjut pada yahapan

mitos. “Mitos adalah cerita yang digunakan suatu kebudayaan untuk

menjelaskan atau memahami

beberapa aspek dari realitas atau alam” (Fiske, 2010:121). Pada sistem mitos, pembacaan tanda dimasukkan atau disisipkan dalam sistem nilai budaya. Yang berarti bahwa tanda juga merupakan produk dari sebuah budaya.

Bagan 1.1. Peta Tanda Tatanan Kedua Roland Barthes

Dua tatanan prtandaan Barthes (Fiske, 2010:122)

4. IKLAN

Menurut Madjadikara

(2004:11-14) jenis iklan terbagi atas iklan media cetak, elektronik, dan juga media lainnya. Akan tetapi pada

(10)

kajian ini peneliti hanya akan berfokus pada media elektronik saja, khususnya televisi. Maka media

elektronik menurut Madjadikara

adalah ;

"Media elektronik terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu media yang bisa didengar (audio), khususnya Radio dan media yang bisa didengar

dan juga dilihat (audio-visual),

khususnya Televisi” (Madjadikara, 2004:13).

Madjadikara juga

mengkategorikan iklan sesuai

jenisnya. Berikut jenis-jenis iklan tersebut :

a. Iklan Komersial dan Non

Komersial

Iklan Komersial adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial yang dimuat atau disiarkan melalui media. sedangkan

iklan nonkomersial banyak

jenisnya, termasuk iklan undangan tender, orang hilang, lowonga kerja, duka cita, mencari suami

atau istri, dan sebagainya

(Madjadikara, 2004:17) b.Iklan Corporate

Iklan Corporate adalah iklan yang

bertujuan membangun citra

(image) yang pada akhirnnya tentu diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut (Madjadikara, 2004:18). C. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan pendekatan semiotik. Melalui penggambaran dalam iklan Clas Mild, yang menggambaran hedonisme akan dijabarkan menggunakan

kajian-kajian semiotik dari Roland

Barthes. Kemudian simbol serta tandanya

akan dilihat dari adegan atau

penggambaran yang merujuk atau

(11)

hedonisme. Sumber data dari penelitian ini adalah materi-materi iklan televisi Clas Mild is Today Yang diambil atau di-download dari youtube. Sumber data penelitian ini adalah iklan Clas Mild dengan Campaign Clas Mild Is Today yang terbagi menjadi empat versi, yakni : Iklan Clas Mild Is Today versi balapan, Iklan Clas Mild Is Today versi Club malam, Iklan Clas Mild Is Today versi kumpul bersama, Iklan Clas Mild Is Today versi modifikasi mobil. Penelitian

ini akan menggunakan teknik

dokumentasi dalam menganalisis konten-konten iklan Clas Mild is Today. Kemudian dalam analisis data teknik yang digunakan adalah Teknik analisis data metode semiotika Roland Barthes dengan signifikasi dua tahap, yang akan menggali tanda-tanda yang terdapat dalam iklan televisi Clas Mild is Today, Sehingga akan diketahui bagaimana makna denotatif dan konotatif dari iklan tersebut. Dimana makna denotatif adalah

makana yang biasa ditemukan dalam kamus (Sobur, 2009:263). Sedangkan makna konotatif merupakan “suatu jenis makna stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional” (Sobur,2009:266). D. PEMBAHASAN.

Kepemilikan akan benda

konsumsi dalam kehidupan sehari-hari ialah hal yang wajar. Sebagai manusia, memang dalam melengkapi kebutuhan sehari-harinya selalu akan memilih yang terbaik bagi dirinya. Dari pemilihan yang terbaik itulah yang kemudian mendorong manusia untuk bersikap hedon, dengan

membelanjakan kekayaannya secara

berlebihan. Yang mana disebutkan oleh Epikuros bahwa kekayaan sebenarnya adalah sebuah keinginan yang sia-sia (Epikuros dalam Bertens, 1993:237).

Benda-benda kepemilikan adalah

merupakan sebuah simbol untuk

menegaskan identitas seseorang sebagai gejala perkembangan kelas menengah baru (Ibrahim, 2011:232).

(12)

Hedonisme tidak hanya dikonstruksikan melalui sebuah sport car. Dalam iklan Clas Mild Is Today

hedonisme juga dibangun melalui

gambaran sosok perempuan beserta mode (fashion) dalam iklan tersebut. Dalam taraf ini, perempuan adalah representasi hedon dari kaum laki-laki. Perempuan

menjadi objek yang menciptakan

kesenangan untuk laki-laki dalam

kehidupan sehari-hari. Maka diartikan bahwa dalam mengkonsumsi sebuah kesenangan, laki-laki yang dianggap superior dalam pandangan masyarakat memiliki kekuatan untuk menciptakan suatu kondisi di mana objek kesenangan tersebut adalah seorang perempuan. Di mana dalam faham feminis, berasumsi bahwa pada dasarnya perempuan telah

ditindas dan dieksploitasi (Fakih,

2007:79).

Perempuan sangat dekat dengan sebuah pemilihan mode, cara berpakaian. Dengan anggapan bahwa ketika ia tampil

cantik dan menarik, maka ia akan mendapat apresiasi dari lawan jenisnya. Ini merupakan pembuktian bahwa antara laki-laki dan perempuan tidak hanya memiliki perbedaan jenis kelamin semata. Akan tetapi keduanya juga memiliki perbedaan pada sifat dan karakter. Disebutkan bahwa laki-laki memiliki sifat LOGOS: prinsip maskulin, di mana seorang laki-laki berkarakter animus spirit, yang kompeten, logika berpikir, kuasa, prestasi yang terukur. Di mana orientasi seorang laki-laki adalah sebuah

pencapaian (achievement). Sementara

perempuan bersifat EROS: prinsip

feminis yang bercirikan anima spirit, relatedness, cinta kasih, mengasuh

berbagai potensi hidup. Perempuan

memiliki orientasi „comunal‟ yakni

memelihara hubungan interpersonal.

Dengan demikian maka dunia laki-laki adalah dunia kerja, sedangkan dunia perempuan adalah dunia memelihara (Yung dalam Bachtiar, dkk, 1988:169).

(13)

Itulah mengapa kemudian muncul bahwa

dalam hal pencarian kesenangan,

perempuan kemudian juga merupakan salah satu bagian dari kesenangan yang

dicari oleh kaum laki-laki. Setiap

perempuan memiliki peran yang hampir sama dalam kesenangan laki-laki. Maka kemudian sosok perempuan ialah sesuatu yang dapat mencerminkan kondisi hedon laki-laki, yang mana ia berada pada tingkatan sebuah keinginan alamiah yang tidak perlu. Sesuai dengan pembagian keinginan oleh Epikuros.

Gambaran tentang lingkungan

kota merupakan sesuatu yang berdekatan

dengan hedonisme. Hedonisme

berkembang cepat dalam masyarakat kota, yang didukung oleh banyak faktor. Diantaranya yang menjadi faktor tersebut

ialah pertambahan penduduk yang

menambah gengsi pada warganya.

Berikutnya dengan penemuan teknologi serta penggunaan modal besar dalam

udaha dagang serta industri yang

menciptakan pabrik-pabrik besar. Yang kemudian pabrik tersebut memproduksi

berbagai kebutuhan serta keinginan

masyarakat. Ketiga, peranan sarana

transportasi serta komunikasi yang

menjamin kekompakan hidup masyarakat kota. Keempat, bahwa kesempatan maju dan berhasil persentasenya lebih besar di kota daripada di desa. Kelima, kota menawarkan fasilitas kesehatan dan juga pendidikan yang memadai sebagai sarana penunjang kenaikan jenjang sosial. Yang terakhir adalah, pengisian waktu luang tersedia di kota, termasuk hiburan dan juga olahraga (Daldjoeni,1985:13-14).

Melalui apa yang dikonstruksikan oleh iklan Clas Mild Is Today, hedonisme dapat berupa benda maupun non benda. Di mana hedonisme adalah sebuah

gambaran mengenai identitas dari

perilakunya. Hedonisme memang tidak selalu melekat pada kelas orang kaya, namun ia dapat melekat pada siapa saja. Bahkan gelandangan sekalipun mampu

(14)

untuk menjadi kaum hedonis. Dari apa yang telah dibahas sebelumnya, maka

dapat dikatakan bahwa hedonisme

memiliki sifat melekat dan buatan. Hedonisme yang melekat adalah sebuah perilaku yang mana perlakunya tidak

perlu bersusah payah untuk

menunjukkanya. Dalam hal ini adalah orang yang kaya atau keturunan kelas

orang kaya. Yang kedua adalah

hedonisme yang berada pada tingkatan buatan, yakni bagi kaum yang sedianya bukan berasal dari kaum kelas atas. Melainkan mereka yang secara sengaja meniru simbol-simbol yang digunakan oleh orang kelas atas guna mencapai sebuah kesetaraan dalam berperilaku, khsusnya cerminan perilaku hedon.

E. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut: a. Representasi hedonisme

dikonstruksikan dengan adanya benda-benda kepemilikan yang mencerminkan

sebuah kemewahan serta lambang

kesenangan dalam bentuk kendaraan (sport car dan moge) yang merupakan cerminan atas identitas seseorang, b. Perempuan dan juga mode dipandang sebagai saranan penunjang hiburan yang

diperuntukkan bagi kaum laki-laki.

Sebuah gambaran mengenai hedonisme yang memainkan peran sosok perempuan dalam kaca mata laki-laki. c. Hedonisme

juga digambarakan dengan adanya

tempat-tempat yang dikunjungi oleh orang-orang. Sama halnya dengan konten yang lain, bahwa tempat kadang juga memberikan kesan perilaku hedon yang hanya mengejar kepuasan semata. Meski perkara antara kaya dan miskin tidak terlalu menjadi permasalahan. Karena tujuannya adalah mencari kesenangan. Di mana hedonisme sangat dekat dengan lingkungan perkotan yang disebabkan oleh faktor pendorong yang tersdapat dalam wilayah kota.

(15)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Agus, Madjadikara. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan ?. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.

Bachtiar, dkk. 1988. Masyarakat dan Kebudayaan. Kumpulan Karangan untuk Prof. Dr. Selo Soemardjan. Jakarta : Penerbit Djambatan

Bartens, K. 1993. Etika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Daldjoeni, N. 1985. Seluk Beluk Masyarakat Kota (Pusparagam Sosiologi Kota dam Ekologi Sosial). Bandung: Penerbit Alumni

Fakih, Mansour. 2007. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Fiske, John. 2010. Culrural and

Communication Studies (Sebuah Pengantar Paling Komperhensif). Yogyakarta : Jalasutra.

Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu

Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Gamble, Teri Kwal dan Michael Gamble. 1984. Communication Works. 2008 Ibrahim, Idi Subandi. 1997. Ecstasy Gaya

Hidup. Bandung : Penerbit Mizan. Ibrahim, Idi Subandi. 2011. Kritik Budaya

Komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra..

Nurudin. 2009. Pengantar komunikasi

Massa. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wells,William, dkk. 2011. Advertising

(Edisi Ke Delapan). Jakarta : Kencana Prenada Meda Group.

Referensi

Dokumen terkait

Peran olahraga pada dinding pembuluh darah adalah terjadi peningkatan tekanan pada arteri sehingga dapat menyebabkan pelebaran pada dinding arteri dan tekanan

Gambar 4.Kontur model sintetikinterval 2mV Pada Gambar 4 menampilkan kontur hasil model awal dengan range potensial listrik yang dihasilkan dari model awal berkisar

Mengingat adalah tanggung jawab ahli anatomi bahwa dokter yang diluluskan oleh fakultas/program studi kedokteran mempunyai pengetahuan anatomi yang memadai untuk menjalankan

Sutikno menjelaskan dalam bukunya yang berjudul ‘Belajar & Pembelajaran’ bahwa, pembelajaran adalah segala-segala upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar

Analisis pola pita isozim peroksidase menunjukkan kultivar Beta 1, Beta 2 dan Papua Solossa memiliki pola pita yang berbeda (baik secara kualitatif maupun

Dans ce travail, nous mettons ` a profit une approche alg´ebrique, approche d´evelopp´ee dans [5] et qui consiste ` a consid´erer un domaine de Cartan D comme la boule unit´e

Based on the HVZ theorem, the absence of embedded single-particle eigenvalues and dilation analyticity of the pseudorelativistic no-pair Jansen- Hess operator, it is proven that

Pokja Pengadaan Jasa Konstruksi dan Konsultansi serta Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Lainnya melalui Kantor Layanan Pengadaan Barang / Jasa Kota Banjar akan menyelenggarakan