• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. EKSPRESI GEN YANG BERPERAN PADA BIOSINTESIS LOVASTATIN Monascus purpureus KO-KULTUR DENGAN Endomycopsis burtonii. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "6. EKSPRESI GEN YANG BERPERAN PADA BIOSINTESIS LOVASTATIN Monascus purpureus KO-KULTUR DENGAN Endomycopsis burtonii. Abstrak"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

6. EKSPRESI GEN YANG BERPERAN PADA BIOSINTESIS LOVASTATIN Monascus purpureus

KO-KULTUR DENGAN Endomycopsis burtonii

Abstrak

Pengujian ekspresi gen melalui pengukuran total RNA dan intensitas gen Lov B dilakukan terhadap tiga strain M. purpureus yang telah digunakan dalam fermentasi angkak ko-kultur dengan E. burtonii yang memproduksi lovastatin tinggi. Sebagai kontrol digunakan strain M. purpureus TOS , JmbA, dan AID. Konsentrasi total RNA tertinggi ditunjukkan oleh sampel TOS H6104 (strain TOS ko-kultur dengan E. burtonii pada penambahan hari ke 6 dengan konsentrasi 104 cfu/m), dan

konsentrasi yang dihasilkan lebih tinggi tiga kali lipat lebih dibanding kontrol. Strain AID H2104 dan JMBA H4103 memiliki konsentrasi total RNA lebih tinggi dibanding kontrol. Hasil pengujian intensitas ekspresi gen penghasil lovastatin tertinggi juga dihasilkan sampel TOS H6104 (11691) kemudian diikuti sampel AID H2103 (9531), TOS (k) (8910), JmbA H4103 (5994), AID (k) (5940) , dan JmbA (k) (3537). Sifat fenotipik M. purpureus TOS H6104 hasil ko-kultur menggunakan E. burtonii berkaitan produksi lovastatin tinggi, sejalan dengan sifat genotipik ditunjukkan dengan tingginya intensitas ekspresi gen penghasil lovastatin.

Pendahuluan

Ekspresi gen adalah pemunculan informasi yg dikandung suatu gen menjadi suatu bentuk sifat organisme atau menjadi suatu proses metabolisme organisme. Ekspresi gen dapat juga diartikan sebagai proses penterjemahan informasi yang terkandung pada struktur gen menjadi proses metabolisme atau pola kehidupan organisme (Turner et al. 1998). Dua tahapan penting pada ekspresi gen adalah transkripsi yaitu transfer informasi genetik dari DNA ke RNA, DNA digunakan sebagai model cetakan untuk sintesis RNA, dan translasi yang merupakan proses penterjemahan informasi genetik yang terdapat pada RNA ke dalam polipeptida. RNA (mRNA) akan menjadi model untuk sintesis protein (Hames et al. 2000).

Penelitian yang dilakukan pada fermentasi angkak menggunakan strain Monascus purpureus ko-kultur dengan Endomycopsis burtonii, diperoleh hasil peningkatan produksi lovastatin. Lovastatin merupakan bahan bioaktif kelompok statin yang sangat penting dalam perkembangan biomedis (Altieri, 2001). Secara umum lovastatin dikenal sebagai agen penurun kolesterol dengan melakukan

(2)

penghambatan enzim HMG-CoA reductase (3-hidroksi metilglutaril CoA reduktase) yang berperan penting dalam biosintesis kolesterol. Biosintesis lovastatin telah diketahui dimulai dari asetil KoA dan malonil koA menjadi beberapa ketida (2 sampai 9) dimana didalamnya terlibat beberapa gen penting diantaranya lov B dan lov C (Stocking dan Williams, 2003). Gen lovB diketahui bertanggungjawab terhadap enzim lovastatin nonketida sintase (LNKS) yang menentukan tahap akhir perubahan ketida menjadi lovastatin, sedangkan lovC berperan dalam tahap awal perubahan asetil koA dan malonil koA menjadi triketida dan tetraketida.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi gen lov B yang berperan pada biosintesis lovastatin oleh M. purpureus yang memproduksi lovastatin tinggi setelah diko-kultur dengan E. burtonii.

Bahan dan Metode

Bahan (Kapang, khamir dan bahan lainnya)

Analisis ekspresi gen dilakukan terhadap tiga strain M. purpureus yang diisolasi dari angkak hasil ko-kultur M. purpureus dengan E. burtonii dengan kadar lovastatin tinggi yaitu strainTOS H6104,JmbA H4103, AID H2104. Strain TOS H6104 adalah strain M. purpureus hasil isolasi dari angkak hasil ko-kultur dengan E.

burtonii yang ditambahkan pada hari fermentasi ke 6 dengan konsentrasi 104 cfu/ml.

JmbA H4103 adalah isolat dari angkak dengan penambahan E. burtonii dengan konsentrasi 103 cfu/ml pada hari fermentasi ke 4, sedangkan AID H2104 merupakan isolat dari angkak dengan penambahan E. burtonii dengan konsentrasi 102 cfu/ml pada hari fermentasi ke 2. Sebagai kontrol digunakan strain M. purpureus TOS, JmbA, dan AID. Kapang tersebut merupakan koleksi laboratorium Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong, Bogor, sedangkan E. burtonii merupakan koleksi laboratorium Ilmu Hayati, ITB, Bandung. Bahan-bahan lainnya berupa bahan kimia untuk analisis ekspresi gen dan primer. Primer terdiri dari

Primer lov B R : 5’-CTTGCCCTAAACGGGAGAGT-3’(R : antisense primer) dan Primer lov B F : 5’-AGGGAGCCATGTTGGACTT-3’ (F : sense primer).

(3)

Pengujian Ekspresi Gen (Sambrook et al 1989)

a. Isolasi total RNA : (Pemecahan dinding sel M. purpureus, Homogenisasi, Separasi dan Presipitasi RNA)

Tiga strain M. purpureus (JmbA H4103, AID H2103, TOS H6104) ditumbuhkan pada media Malt Extract Agar (MEA) selama 7 hari pada suhu ±30˚C. Masing-masing strain M. purpureus kontrol (JmbA, AID, dan TOS) juga ditumbuhkan pada media dan kondisi suhu yang sama. Setelah terbentuk pigmen secara optimal (7 hari), kapang diremajakan kembali pada kondisi yang sama selama 3-4 hari untuk diisolasi RNA. Setelah kultur berumur 3-4 hari, dibekukan di dalam deep freezer suhu (±-79˚C) selama ± 20 menit kemudian dihaluskan dengan mortar sampai halus. Sampel ditambah 1 ml reagen TRIzol, dan disentrifus pada 12.000 x g (10 menit, pada suhu 2-8˚C). Supernatan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 15-30˚C. Sampel kemudian ditambah kloroform 0,2 ml, ditutup rapat dan dikocok perlahan selama 15 detik, kemudian diinkubasi lagi selama 15 menit pada 15-30˚C. Sentrifugasi dilakukan pada 12.000 x g selama 15 menit pada 2-8˚C. Presipitasi RNA dilakukan dengan mencampur bagian yang tidak berwarna dengan 0,5 ml isopropil alkohol (isopropanol). Sampel diinkubasi pada 15-30˚C selama 10 menit, kemudian disentrifus (12.000 x g) selama 10 menit pada 2-8˚C. Jika belum terbentuk endapan pelet, sampel disimpan selama 1 malam atau lebih di dalam pendingin.

b. Pencucian dan Pelarutan kembali RNA

Pelet RNA dicuci dengan etanol 75%, kemudian dikering anginkan. RNA dilarutkan dalam aquades bebas RNAse (aquades perlakuan DEPC: diethylpyrocarbonate) 0,01% (v/v), dikehendaki nilai absorbansi setelah pelarutan lebih dari 1.6 (A260/280 > 1,6). Inkubasi dilakukan selama 10 menit pada 55-60˚C.

Sampel dianalisis kemurnian dan konsentrasi RNA dengan spektrofotometer pada absorbansi 260 dan 280. Rasio serapan pada A 260/280 lebih dari 1,8, menunjukkan bahwa RNA total hasil isolasi adalah murni (Sambrook et al,1989). Konsentrasi RNA total dihitung dengan rumus sebagai berikut [RNA total]=A260 x 40µg/ml x fp,

(4)

A260=nilai absorban RNA pada panjang gelombang 260nm, 40µg/ml= nilai faktor

konversi (1 unit absorban pada 260 nm sebanding dengan 40µg RNA per ml, fp=faktor pengenceran (Wilson dan Walker 2000).

c. Elektroforesis gel agarosa

Komposisi gel agarosa 1% : agarose 1 gram, TAE 1X (Tris-acetate-EDTA) ditambahkan sampai volume 100 ml, Etidium Bromida (EtBr) 5 µl. Elektroforesis (Running gel) dilakukan dengan tegangan 90 Volt selama 1 jam. Setelah selesai, gel divisualisasi pada lampu ultraviolet (UV) dan difoto dengan kamera Polaroid.

d. PCR dan RTPCR (Polymerase Chain Reaction and Reverse Transcriptase- PCR)

Reaksi RT PCR terdiri atas dua tahap, yaitu sintesis cDNA (complementary DNA) dan PCR dalam satu tabung dengan menggunakan primer spesifik gen yang diinginkan. Primer yang digunakan dalam reaksi adalah sebagai berikut:

Primer lov B R : 5’-CTTGCCCTAAACGGGAGAGT-3’(R : antisense primer) Primer lov B F : 5’-AGGGAGCCATGTTGGACTT-3’ (F : sense primer)

Primer lov B merupakan primer spesifik gen yang dapat meningkatkan sensitivitas dengan mengarahkan seluruh aktifitas enzim RT untuk mentranskripsi balik hanya RNA tertentu saja.

Program RT-PCR dilakukan pada suhu 50°C selama 30 menit untuk sintesis cDNA. Pengaturan suhu dan siklus PCR dilakukan dengan kondisi sebagai berikut: Satu siklus pre denaturasi (96 °C, 4 menit), satu siklus denaturasi (96 °C, 30 detik), 40 siklus penempelan (annealing) (55°C, 30 detik), 1 siklus pemanjangan (elongasi) (72 °C, 2 menit), dan 1 siklus pemanjangan tambahan (72°C ,7 menit).

e. Pengukuran intensitas ekspresi gen penghasil lovastatin dengan CS Analyzer Foto hasil elektroforesis gel agarosa diinput ke dalam komputer, kemudian dilakukan penghitungan intensitas ekspresi gen lovastatin (gen lov B) menggunakan program CS Analyzer.

(5)

Hasil dan Pembahasan

Ekspresi Gen Yang Bertanggung Jawab pada Biosintesis Lovastatin

Analisis ekspresi gen yang bertanggung jawab pada biosintesis lovastatin difokuskan pada gen lovB, karena gen lovB diketahui bertanggung jawab terhadap enzim lovastatin nonketida sintase (LNKS) yang menentukan tahap akhir perubahan ketida menjadi lovastatin. Analisis ekspresi gen lovB dilakukan dengan mengisolasi fragmen pembawa pesan yang terkandung di dalam gen lov B yakni mRNA untuk dianalisis kemurnian, konsentrasi serta dilakukan amplifikasi (RT-PCR) untuk dipelajari intensitas ekspresi gennya. Mengingat isolasi mRNA sangat sulit dan sensitif, maka isolasi dilakukan terhadap total RNA. Total RNA mengandung fragmen-fragmen tRNA (RNA transfer), rRNA (RNA ribosom), dan mRNA (messenger RNA).

Hasil uji tingkat kemurnian RNA yang diisolasi dari strain M. purpureus (JmbA H4103, AID H2103, TOS H6104) yang menghasilkan kadar lovastatin tinggi setelah ko-kultur dengan E. burtonii, dari strain M. purpureus kontrol (JmbA, AID, dan TOS) dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Tingkat kemurnian total RNA (A260nm/A 280nm) dari strain M.

purpureus yang diisolasi dari angkak hasil fermentasi ko-kultur dengan E. burtonii

Sampel Absorbansi Rasio

A(260nm) A(280nm) A 260nm/280nm TOS (kontrol) TOS H6104 JmbA (kontrol) JmbA H4103 AID (kontrol) AID H2104 0,137 0,465 0,167 0,133 0,242 0,255 0,075 0,246 0,091 0,064 0,135 0,149 1,9 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1

(6)

Pada Tabel 6.1 isolasi RNA dilakukan menggunakan kapang yang masih muda (3-4 hari), dimana fase pertumbuhan kapang berada pada fase logaritmik seperti yang telah diamati sebelumnya pada pengamatan kurva pertumbuhan strain-strain M. purpureus (Gambar 14). Pada fase pertumbuhan logaritmik, umumnya ditemukan asam nukleat terutama RNA dalam jumlah yang cukup banyak. Umur kapang yang sudah tua (7-10 hari), tidak cocok untuk tujuan isolasi RNA, karena sudah terjadi pigmentasi yang mengakibatkan berkurangnya kandungan asam nukleat (Handayani 2006).

Total RNA yang diperoleh dari semua strain yang dianalisis mempunyai rasio A260nm/A280nm sebesar 2,1 kecuali strain TOS kontrol yang mempunyai nilai

sebesar 1,9 (Tabel 6.1). Total RNA hasil isolasi tersebut merupakan RNA yang sudah murni dan tidak terkontaminasi oleh fragmen protein maupun DNA. Sambrook et al. (1989) menyatakan bahwa RNA yang murni mempunyai rasio serapan pada absorbansi 260/280 lebih dari 1,8.

Kemurnian total RNA diperlukan berkaitan dengan analisis konsentrasi, .amplifikasi dan intensitas ekspresi gen diharapkan benar-benar menggambarkan ekspresi dari gen yang bertanggung jawab pada produksi lovastatin bukan dari komponen-komponen lain.yang tidak bertanggung jawab pada produksi lovastatin.

Hasil pengukuran konsentrasi total RNA yang diisolasi dari strain M. purpureus ko-kultur dengan E. burtonii disertai kontrol disajikan pada Tabel 6.2. Semua isolat yang diisolasi dari angkak setelah fermentasi ko-kultur dengan E. burtonii, menunjukkan konsentrasi yang lebih tinggi dari kontrolnya, dan tertinggi ditunjukkan oleh isolat TOS H6104.

Konsentrasi total RNA strain TOS H6104 yaitu strain TOS hasil ko-kultur dengan penambahan E. burtonii pada penambahan hari ke 6 dengan konsentrasi 104 menunjukkan konsentrasi RNA tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan kontrol. Konsentrasi yang ditunjukkan oleh TOS H6104 ini sesuai dengan kadar lovastatin yang diproduksi oleh strain TOS H6104 (2,19%) sebagai pengaruh dari ko-kultur dengan E. burtonii yang mengalami peningkatan dibanding kontrol (0,8%). Demikian juga untuk strain AID H2104 dan JMBA H4103 memiliki konsentrasi total

(7)

RNA sekitar dua kali lebih tinggi dibanding kontrol. Konsentrasi total RNA dengan produksi lovastatin yang tinggi pada strain TOS H6104 kemungkinan berkaitan dengan hal-hal berikut. Total RNA didalamnya terkandung fragmen mRNA atau messenger RNA yang berfungsi sebagai pembawa pesan atau informasi dalam sebuah gen untuk disampaikan kepada mesin pembuat protein atau enzim. Tiap-tiap mRNA dipergunakan sebagai cetakan untuk membentuk molekul yang sesuai. Dengan semakin banyak jumlah mRNA ditunjukkan dengan konsentrasi total RNA yang tinggi, maka akan semakin banyak pula molekul yang sesuai yang akan diproduksi (Murray et al, 2003).

Tabel 6.2 Pengaruh ko-kultur M. purpureus dengan E. burtonii terhadap konsentrasi total RNA

Sampel Konsentrasi total RNA ( µg/ml)

TOS (kontrol) TOS H6104 JMBA (kontrol) JMBA H4103 AID (kontrol) AID H2104 668 1860 548 968 532 1020

Konsentrasi total RNA pada Tabel 6.2 memperkuat hasil elektroforesis RNA yang diisolasi dari strain M. purpureus (Gambar 6.1). Konsentrasi total RNA tertinggi oleh strain TOS H6104, dan pada Gambar 6.1 strain tersebut juga menunjukkan pita yang paling tebal. Soedarmadji (1996) melaporkan bahwa tebal tipisnya pita yang terbentuk dari pita protein menunjukkan kandungan atau banyaknya protein yang mempunyai berat molekul yang sama yang berada pada posisi pita yang sama.

(8)

Gambar 6.1 Hasil isolasi total RNA strain M. purpureus ko-kultur dengan E. burtonii (MK : marker (Sharp DNA Ladder Marker), 1: JmbA, 2: JmbA H4103, 3: AID, 4: AID H2103, 5: TOS H6104,

6:TOS)

Hal ini sejalan dengan prinsip pergerakan molekul bermuatan, yakni molekul bermuatan dapat bergerak bebas dibawah pengaruh medan listrik, molekul dengan muatan dan ukuran yang sama akan terakumulasi pada zona atau pita yang sama atau berdekatan.

Visualisasi hasil isolasi total RNA strain-strain M. purpureus JmbA, JmbA H4103, AID, AID H2103, TOS H6104, dan sampel TOS, pada gel agarosa, memperlihatkan pita-pita yang cukup jelas. Pita-pita yang terbentuk merupakan hasil pergerakan migrasi RNA dari kutub negatif ke kutub positif pada gel agarosa yang disebabkan oleh adanya efek elektroendosmosis. Proses ini disebabkan karena terjadinya ionisasi kelompok asam (biasanya sulfat) yang menempel pada matriks polisakarida dari gel agarosa.

Elektroforesis hasil amplifikasi cDNA pada gel agarosa disajikan pada Gambar 6.2. Primer yang digunakan dalam reaksi PCR dan RT-PCR (Polymerase

Chain Reaction and Reverse Transcriptase- PCR) adalah primer lov B.Sampel satu

sampai dengan enam menunjukkan ekspresi gen lov B yakni gen penghasil lovastatin pada M. purpureus strain JmbA (1), JmbA H4103 (2), AID (3), AID H2103 (4), TOS(5), TOS H6104 (6). Ekspresi gen lov B yang ditunjukkan berukuran 200 pb (pasang basa).

(9)

Gambar 6.2 Pola ekspresi gen (lov B) pada M. purpureus hasil ko-kultur menggunakan E. burtonii. Mk: marker (Sharp DNA Ladder

Marker, 100 bp, CRBC), 1: JmbA (k), 2: JmbA H4103, 3: AID

(k), 4: AID H2103, 5: TOS(k), 6: TOS H6104

Untuk mengetahui intensitas ekspresi gen (lov B) strain M. purpureus ko-kultur dengan khamir E. burtonii, dilakukan analisis menggunakan CS analyser terhadap produk hasil RT-PCR. Data intensitas ekspresi gen tersebut disajikan pada Tabel 6.3 dan elektrogram analisis pita pada elektroforesis hasil amplifikasi cDNA pada gel agarosa disajikan pada Gambar 6.3.

Tabel 6.3 Intensitas ekspresi gen (lov B) strain M. purpureus ko-kultur dengan E. burtonii

PEAK NO INTENSITAS

KADAR LOVASTATIN (%)

Lane No. 1 JmbA ( k ) 3537 0,37

Lane No. 2 JmbA H4103 5994 0,98

Lane No. 3 AID (k) 5940 0,17

Lane No. 4 AID H2103 9531 1,17

Lane No. 5 TOS H6104 11691 2,19

Lane No. 6 TOS (k)

8910 0,8

Intensitas ekspresi gen penghasil lovastatin tertinggi dihasilkan sampel TOS H6104: 11691 kemudian diikuti sampel AID H2103: 9531, TOS (k): 8910, JmbA

300  200  100  Mk  1       2     3     4     5    6     6     bp 

(10)

H4103: 5994, AID (k): 5940 , dan JmbA (k): 3537. Sifat fenotipik M. purpureus TOS H6104 hasil ko-kultur menggunakan E. burtonii berkaitan produksi lovastatin tinggi, sejalan dengan sifat genotipik ditunjukkan dengan tingginya intensitas ekspresi gen penghasil lovastatin.

Intensitas ekspresi gen penghasil lovastatin yang tinggi pada sampel TOS H6104 hasil ko-kultur berkaitan erat dengan peran amilase yang dihasilkan oleh E. burtonii. Amilase akan memecah substrat karbohidrat menjadi unit-unit glukosa. Glukosa merupakan sumber karbon dan dapat mendorong komplek regulasi pada ekspresi gen dan aktivitas enzim untuk mensitesa poliketida (Hajjay et al, 2001). Semakin banyak glukosa yang terbentuk, dorongan terhadap komplek regulasi pada ekspresi gen dan aktivitas enzim untuk mensitesa poliketika (lovastatin) akan semakin banyak pula, sehingga lovastatin yang disintesapun akan semakin banyak. Glukosa yang terbentuk dari aktivitas amilase, berperan sebagai signal bagi DNA untuk mentransfer informasi genetik kepada RNA (transkripsi) yang merupakan tahap awal proses ekspresi gen. Proses transkripsi merupakan proses pembentukan rantai poliribonukleotida dari berbagai monoribonukleotida dengan melibatkan ruas DNA sebagai model cetakannya dan dipandu oleh enzim transkriptase sebagai katalisator. Transkriptase adalah polimerase RNA yang khusus berperanan dalam proses transkripsi. Runtunan basa pada utasan RNA ditentukan oleh runtunan basa yang terdapat pada suatu utas DNA model cetakan. Polemerase RNA akan membaca basa-basa yang terdapat pada ruas DNA, dan untuk setiap basa-basa tersebut akan dicari padanan ribonukleotida yang kemudian akan dirangkaikan menjadi rantai RNA. Tahap selanjutnya adalah proses translasi yaitu penterjemahan informasi genetik yang terdapat pada RNA ke dalam polipeptida yang dapat berupa ensim lovastatin nonketida sintase (LNKS) yang menentukan tahap akhir perubahan ketida menjadi lovastatin.

(11)

Gambar 6.3 Elektrogram analisis pita pada elektroforesis hasil amplifikasi cDNA pada gel agarosa strain-strain M. purpureus ko-kultur dengan E. burtonii

(12)

SIMPULAN

Ko-kultur strain M. purpureus dengan E. burtonii untuk tujuan meningkatkan kadar lovastatin, mempengaruhi ekspresi gen penghasil lovastatin (gen lov B). Isolasi terhadap total RNA strain-strain M. purpureus hasil ko-kultur dengan E. burtonii menghasilkan tingkat kemurnian yang baik ditunjukkan rasio absorbansi A260nm/A280nm lebih dari 1,8. Total RNA tertinggi diperoleh dari gen M. purpureus

strain TOS H6104 dengan konsentrasi tiga kali lipat lebih tinggi dibanding kontrol. Espresi gen lov B tertinggi juga dihasilkan gen M. purpureus strain TOS H6104: 11691 kemudian diikuti strain-strain AID H2103: 9531, TOS (k): 8910, JmbA H4103: 5994, AID (k) : 5940 , dan JmbA (k): 3537. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sifat fenotipik M. purpureus TOS H6104 hasil ko-kultur menggunakan E. burtonii untuk produksi lovastatin tinggi, sejalan dengan sifat genotipiknya yang ditunjukkan dengan tingginya intensitas ekspresi gen penghasil lovastatin.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. 2004. Seleksi isolat Monascus purpureus penghasil lovastatin dan analisis kadarnya, Program Studi Biokimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), IPB, Bogor

Alberts AW, J Chen, G Kuron, V Hunt, J Huff, C Hoffman. 1980. Mevinolin : A. highly potent competitive inhibitor of hydroxymethyl glutaryl coenzyme A reductase and cholesterol lowering agent. Proceedings of the National

Academy of Sciences of the United States of America, 77(7), 3957-3961.

Banerjee R, G Mukherjee, and KC Patra. 2005. Microbial transformation of tannin-rich substrate to gallic acid through co-culture method. Bioresource Technology, 96(8), 949-953.

(13)

Chiu CH, NiKH Guu, YK TM Pan. 2006. Production of red mold rice using a modified Nagata type Koji marker. Applied Microbiology and Biotechnology, 73(2), 297-304.

Chomenzynski P. and N Sacchi. 1987. Single step methods of RNA isolation by acid guanidium thiocyanate-phenol-chloroform extraction. Anal Biochem, 162:156-159.

Danuri H. 2008. Optimizing angkak pigment and lovastatin production by

Monascus purpureus. Hayati Journal of Bioscience, June, p 61-66.

Hames BD., NM. Hooper . 2000. Biochemistry (Instant Notes). School of biochemistry and molecular biology, university of leeds, UK.

Handayani WR. 2006. Penurunan ekspresi gen pho85 sel apoptosis Saccharomyces

cerevisiae oleh ekstrak air daun ciplukan 33NHR dan Geobacillus sp. 22a. Bogor.

Hajjaj H, P Niedberger, P Duboc. 2001. Lovastatin biosynthesis by Aspergillus

terreus in chemically defined medium. Applied and Environmental Microbiology, 67(6), 2596-2604.

Kohama Y, S Matsumoto, T Mimura, N Tanabe, A Inada, & T Nakanishi, T. (1987). Isolation and identification of hypotensive principles in red-mold rice.

Chemical and pharmaceutical Bulletin, 35(6), 2484-2489.

Lee CL, JJ Wong, SL Kuo, TM Pan. 2006. Monascus fermentation of dioscorea for increasing the production of cholesterol-lowering agents-monacolin K and antiinflammation agent-monascin. Applied Microbiology and Biotechnology, 72(6), 1254-1262.

Lim HS, SK Yoo, CS Shin, and YM Hyun. 2000. Monascus red pigment overproduction by co-culture with recombinant Saccharomyces cerevisiae secreting glucoamylase. The Journal of Microbiology, March, p 48-51.

Miyake T, A Mori, T Kii , T Okuno, Y Usui, S Fumihiro. 2005. Light effect on cell development and secondary metabolism in Monascus. Journal of Industrial Microbiology and Biotechnology, 32(3), 103-108.

(14)

Miyake T, S Ohno, S Sakai. 1984. Process for the production of Monascus pigment. US.Pat.4442 209.

Murray, Robert K, Daryl K, Granner, Petter A, Mayes, Victor W, Rodwell. 2003. Harper’s illustrated biochemistry Ed 26. New York: Mc Graw-Hill Companies.

Panda BP, S Javed, and M Ali. 2010. Optimization of fermentation parameter for higher lovastatin production in red mold rice through co-culture of Monascus purpureus and Monascus ruber. Food Bioprocess Technol, 3: 373-378.

Pandey A, P Selvakumar, CR Socool, and P Nigam. 1999. Solid-state fermentation for production of industrial enzymes. Current Science, 77(1), 149-162.

Sambrook J. 1989. Molecular cloning a laboratory manual. Ed ke-1. New York: Cold

Spring Harbor Lab Pr.

Shin CS, HJ Kim, MJ Kim, and JY Ju. 2005. Morphological change and enhanced pigmen production of Monascus when co-cultured with Saccharomyces

cereviseae or Aspergillus oryzae. Biotechnol. Bioeng. 59, 576-581.

Stocking EM, Williams RM. 2003. Chemistry and biology of biosynthetic Diels-Alder Reactions. Angew. Chem. Int. Ed 42, 3078-3115.

Su YC, Wang JJ, Lin TT, TM Pan. 2003. Production of secondary metabolites, γ-amino butyric acid and monacolin K by Monascus. Journal of Industrial Microbiology and Biotechnology, 30(1), 41-46.

Termudo MF, Kleerebezem R, and Loosdrecht M. 2007. Influence of the pH on (open) mixed culture fermentation of glucose: A chemostat study. Biotechnology and Bioengineering, 98(1), 69-79.

Turner PC, McLennan AG, Bates AD, White MRH. 1998. Molecular biology (Instant Notes). School of biological sciences, University of Liverpool, Liverpool, UK.

Wilson K, J Walker. 2000. Principles and techniques of practical biochemistry. Ed. Ke-5. London. Cambridge Univ .

Gambar

Tabel 6.1  Tingkat kemurnian total RNA (A 260nm/ A  280nm ) dari strain M.
Gambar 6.1  Hasil isolasi total RNA strain M. purpureus ko-kultur  dengan   E. burtonii  (MK : marker (Sharp DNA Ladder Marker), 1:
Gambar 6.2   Pola ekspresi gen (lov B) pada M. purpureus hasil ko-kultur  menggunakan E
Gambar 6.3 Elektrogram analisis pita pada elektroforesis hasil amplifikasi  cDNA pada gel agarosa strain-strain M

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pendorong masyarakat Desa Peninsung dalam menjaga hutan adat serta menganalisis hubungan dari masing-masing

Kajian dilakukan melalui proses simulasi numerik menggunakan perangkat lunak komersial Fluent versi 6.3.26 pada kondisi aliran yang melalui elip tanpa pengarah dan

Perhitungan Rata-rata, Standar deviasi, dan Variansi Nilai Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen

Iya, Manuel Antonio Añapa de la Cruz-yu , iyaa entsa kiika taawasha mumu puushu juntsa kiyu ¨ Rampidal tenanu chumu chachilla' tinbu-kuinda keraa kuinda, yalaya Atahualpa

kemampuan daya yang dihasilkan oleh motor induk kapal dengan adanya. p.:nambahan shalt generator agar kecepatan dinas kapal

Definisi kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang dalam memahami diri sendiri dan perasaan orang lain, dapat