Tim Penyusun
ii
STATISTIK PROFIL WISATAWAN MANCANEGARA 2016
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab Umum
: Plt. Asisten Deputi Bidang Pengembangan
Kebijakan Kepariwisataan
Penanggung Jawab Teknis
: Norman Sasono
Penyunting
: Oliver Pulider Nababan
Nuryadin
Penulis
: Septia Awal Hidayah
I Dewa Gede Richard Alan Amory
Pengolah Data
: Rayinda Citra Utami
RR Chamma Fitri Putri PK
Lestya Aqmarina
Yohana Hadi Dwicahyanthy
Penerbit
: Kementerian Pariwisata
Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan
Kepariwisataan
Asisten Deputi Penelitian dan Pengembangan
Kebijakan Kepariwisataan
Alamat Redaksi
: Gedung Sapta Pesona Lantai 21
Jl. Medan Merdeka Barat No. 17
Jakarta Pusat 10110
Website
: www.kemenpar.go.id
www.indonesia.travel
:
litbangjakpar@kemenpar.go.id
pusdatinkemenpar
@gmail.com
ISBN
: 978-602-60690-6-1
iii
Daftar Isi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...
i
TIM PENYUSUN ...
ii
DAFTAR ISI ...
iii
DAFTAR TABEL ...
v
DAFTAR GRAFIK ...
xi
DAFTAR GAMBAR ...
xii
BAB I. PENDAHULUAN ...
1
1.1. Latar Belakang ...
2
1.2. Perumusan Masalah ...
5
1.3. Maksud dan Tujuan ...
6
1.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ...
6
1.5. Pelaksanaan Pekerjaan ...
6
1.6. Sistematika Penyajian ...
7
BAB II. RUANG LINGKUP & METODOLOGI ...
8
2.1. Ruang Lingkup ...
2.1.1. Lingkup Materi ...
9
9
2.1.2. Lingkup Teritori ...
9
2.1.3. Lingkup Waktu ...
10
2.2. Desain Sampel ...
10
2.2.1. Kerangka Sampel ...
10
2.2.2. Pemilihan Sampel...
10
2.3. Banyaknya Sampel ...
11
2.4. Metode Pengumpulan Data ...
13
2.5. Pengolahan Data ...
14
2.5.1. Penyusunan program pengolahan ...
14
iv
Daftar Isi
2.5.3. Batching dokumen ...
15
2.5.4. Editing/coding pra komputer ...
15
2.5.5. Entry data ...
15
2.5.6. Editing pasca komputer ...
16
2.5.7. Tabulasi ...
16
BAB III. KONSEP DAN DEFINISI ...
17
3.1.
Wisata ...
18
3.2.
Karakteristik Wisatawan Mancanegara ...
18
3.2.1. Profil Demografi ...
18
3.2.2. Pola Perjalanan Wisatawan Mancanegara ...
20
3.2.3. Persepsi yang Didapat Selama Melakukan Wisata ...
25
BAB IV. TABEL DATA ...
27
DAFTAR PUSTAKA ...
95
Daftar Tabel
v
DAFTAR TABEL
Tabel
Uraian
A. Perkembangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Tahun 2012 –
2016 ...
4
B.
Jadwal Kegiatan Statistik Profil Wisatawan Mancanegara Tahun
2016 ...
6
C. Banyaknya Sampel menurut Lokasi Pendataan/Pintu Keluar ...
13
1. Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal
dan Pintu Keluar, Tahun 2016 ...
28
2. Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal
dan Maksud Kunjungan, Tahun 2016 ...
29
3. Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal
dan Pekerjaan Utama, Tahun 2016 ...
30
4. Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal
dan Jenis Kelamin, Tahun 2016 ...
31
5. Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal
dan Kelompok Umur, Tahun 2016 ...
32
6. Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal
dan Provinsi yang Dikunjungi, Tahun 2016 ...
33
7. Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal
dan Jumlah Provinsi yang Dikunjungi, Tahun 2016...
36
8.
Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal
dan Akomodasi yang Digunakan, Tahun 2016 ...
37
9. Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal
dan Frekuensi Kunjungan, Tahun 2016 ...
38
10. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat
Tinggal dan Pintu Keluar, Tahun 2016 ...
39
11. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat
Tinggal dan Maksud Kunjungan, Tahun 2016 ...
40
Daftar Tabel
vi
Tinggal dan Pekerjaan Utama, Tahun 2016 ...
41
13. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat
Tinggal dan Jenis Kelamin, Tahun 2016 ...
42
14. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat
Tinggal dan Kelompok Umur, Tahun 2016 ...
43
15. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat
Tinggal dan Jumlah Provinsi yang Dikunjungi, Tahun 2016 ...
44
16. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat
Tinggal dan Akomodasi yang Digunakan, Tahun 2016 ...
45
17. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat
Tinggal dan Frekuensi Kunjungan, Tahun 2016 ...
46
18. Rata-rata Pengeluaran Wisman per Kunjungan Menurut Negara
Tempat Tinggal dan Pintu Keluar, Tahun 2016 ...
47
19. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara
Tempat Tinggal dan Distribusi Pengeluaran, Tahun 2016 ...
48
20. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara
Tempat Tinggal dan Maksud Kunjungan, Tahun 2016 ...
50
21. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara
Tempat Tinggal dan Pekerjaan Utama, Tahun 2016 ...
51
22. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Distribusi
Pengeluaran dan Maksud Kunjungan, Tahun 2016 ...
52
23. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Distribusi
Pengeluaran dan Pekerjaan Utama, Tahun 2016 ...
52
24. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara
Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, Tahun 2016 ...
53
25. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara
Tempat Tinggal dan Kelompok Usia, Tahun 2016 ...
54
26. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara
Tempat Tinggal dan Jasa Angkutan yang Digunakan, Tahun 2016....
55
27. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara
Tempat Tinggal dan Jumlah Provinsi yang Dikunjungi, Tahun 2016..
56
28. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara
Daftar Tabel
vii
29. Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara
Tempat Tinggal dan Frekuensi Kunjungan, Tahun 2016 ...
58
30. Rata-rata Pengeluaran Wisman untuk Tiket Angkutan Indonesia
Menurut Negara Tempat Tinggal dan Pintu Keluar, Tahun 2016 ...
59
31. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis
Kelamin, Tahun 2016 ...
60
32. Distribusi Wisman Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin,
Tahun 2016 ...
61
33. Distribusi Wisman Menurut Maksud Kunjungan dan Jenis Kelamin,
Tahun 2016 ...
61
34. Distribusi Wisman Menurut Pengaturan Perjalanan dan Jenis
Kelamin, Tahun 2016 ...
62
35. Distribusi Wisman Menurut Jenis Akomodasi dan Jenis Kelamin,
Tahun 2016 ...
62
36. Distribusi Wisman Menurut Frekuensi Kunjungan dan Jenis
Kelamin, Tahun 2016 ...
62
37. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Kelompok
Umur, Tahun 2016 ...
63
38. Distribusi Wisman Menurut Maksud Kunjungan dan Kelompok
Umur, Tahun 2016 ...
64
39. Distribusi Wisman Menurut Pengaturan Perjalanan dan Kelompok
Umur, Tahun 2016 ...
64
40. Distribusi Wisman Menurut Jenis Akomodasi yang Digunakan dan
Kelompok Umur, Tahun 2016 ...
65
41. Distribusi Wisman Menurut Frekuensi Kunjungan dan Kelompok
Umur, Tahun 2016 ...
65
42. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Maksud
Kunjungan, Tahun 2016 ...
66
43. Distribusi Wisman Menurut Pekerjaan Utama dan Maksud
Kunjungan, Tahun 2016 ...
67
44. Distribusi Wisman Menurut Pengaturan Perjalanan dan Maksud
Daftar Tabel
viii
45. Distribusi Wisman Menurut Jenis Akomodasi Yang Digunakan dan
Maksud Kunjungan, Tahun 2016 ...
68
46. Distribusi Wisman Menurut Frekuensi Kunjungan dan Maksud
Kunjungan, Tahun 2016 ...
68
47. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Pekerjaan
Utama, Tahun 2016 ...
69
48. Distribusi Wisman Menurut Pengaturan Perjalanan dan Pekerjaan
Utama, Tahun 2016 ...
70
49. Distribusi Wisman Menurut Frekuensi Kunjungan dan Pekerjaan
Utama, Tahun 2016 ...
70
50. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jasa
Angkutan yang Digunakan, Tahun 2016 ...
71
51. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Provinsi
yang dikunjungi, Tahun 2016 ...
72
52. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis
Akomodasi Yang Digunakan, Tahun 2016 ...
75
53. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Frekuensi
Kunjungan, Tahun 2016 ...
76
54. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal, Jenis Kelamin
dan Jenis Akomodasi yang Digunakan, Tahun 2016 ...
77
55. Distribusi Wisman Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan
Jenis Akomodasi yang Digunakan, Tahun 2016 ...
78
56. Distribusi Wisman Menurut Maksud Kunjungan, Jenis Kelamin dan
Jenis Akomodasi yang Digunakan, Tahun 2016 ...
78
57. Distribusi Wisman Menurut Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin
dan Jenis Akomodasi yang Digunakan, Tahun 2016 ...
78
58. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan
Penggunaan Paket Wisata, Tahun 2016 ...
79
59. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis
Cinderamata yang Dibeli, Tahun 2016 ………...
80
60. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis
Media Sumber Informasi, Tahun 2016 ...
81
Daftar Tabel
ix
Sumber Informasi, Tahun 2016 ...
82
62. Distribusi Wisman Menurut Pekerjaan Utama dan Jenis Media
Sumber Informasi, Tahun 2016...
82
63. Distribusi Wisman Menurut Pengaturan Perjalanan dan Jenis Media
Sumber Informasi, Tahun 2016 ...
83
64. Distribusi Wisman Menurut Jenis Akomodasi dan Jenis Media
Sumber Informasi, Tahun 2016 ...
83
65. Distribusi Wisman Menurut Frekuensi Kunjungan dan Jenis Media
Sumber Informasi, Tahun 2016 ...
83
66. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis
Aktivitas Wisata Alam yang Dilakukan, Tahun 2016...
84
67. Distribusi Wisman Menurut Maksud Kunjungan dan Jenis Aktivitas
Wisata Alam yang Dilakukan, Tahun 2015 ...
85
68. Distribusi Wisman Menurut Pekerjaan Utama dan Jenis Aktivitas
Wisata Alam yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
85
69. Distribusi Wisman Menurut Pengaturan Perjalanan dan Jenis
Aktivitas Wisata Alam yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
86
70. Distribusi Wisman Menurut Jenis Akomodasi dan Jenis Aktivitas
Wisata Alam yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
86
71. Distribusi Wisman Menurut Frekuensi Kunjungan dan Jenis
Aktivitas Wisata Alam yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
86
72. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis
Aktivitas Wisata Budaya yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
87
73. Distribusi Wisman Menurut Maksud Kunjungan dan Jenis Aktivitas
Wisata Budaya yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
88
74. Distribusi Wisman Menurut Pekerjaan Utama dan Jenis Aktivitas
Wisata Budaya yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
88
75. Distribusi Wisman Menurut Pengaturan Perjalanan dan Jenis
Aktivitas Wisata Budaya yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
89
76. Distribusi Wisman Menurut Jenis Akomodasi dan Jenis Aktivitas
Wisata Budaya yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
89
77. Distribusi Wisman Menurut Frekuensi Kunjungan dan Jenis
Daftar Tabel
x
78. Distribusi Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis
Aktivitas Wisata Buatan Yang Dilakukan, Tahun 2016...
90
79. Distribusi Wisman Menurut Maksud Kunjungan dan Jenis Aktivitas
Wisata Buatan Yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
91
80. Distribusi Wisman Menurut Pekerjaan Utama dan Jenis Aktivitas
Wisata Buatan Yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
91
81. Distribusi Wisman Menurut Pengaturan Perjalanan dan Jenis
Aktivitas Wisata Buatan Yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
92
82. Distribusi Wisman Menurut Jenis Akomodasi dan Jenis Aktivitas
Wisata Buatan Yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
92
83. Distribusi Wisman Menurut Frekuensi Kunjungan dan Jenis
Aktivitas Wisata Buatan Yang Dilakukan, Tahun 2016 ...
92
84. Penilaian Wisman Mengenai Indonesia Tahun 2016 ...
93
85. Penilaian Wisman Mengenai Pelayanan/Fasilitas Menurut Kualitas
dan Harga, Tahun 2016 ...
93
86. Rata-rata Lama Tinggal dan Rata-rata Pengeluran Wisman Menurut
Negara Tempat Tinggal di Pintu Keluar Attambua ...
94
Daftar Grafik
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik
Uraian
A.
Perkembangan Jumlah Wisman ke Indonesia dan Devisa Tahun
Daftar Grafik
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Uraian
A.
Kunjungan Wisman Dunia Tahun 2016...
2
B.
Bagan Organisasi Kegiatan Statistik Profil Wisatawan
Bab I Pendahuluan
1
Bab I
Bab I Pendahuluan
2
1.1.
LATAR BELAKANG
Berbagai organisasi internasional antara lain, Bank Dunia dan World
Tourism Organization (UNWTO), telah mengakui bahwa pariwisata
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Lebih
dari 10 tahun, pariwisata telah mengalami kenaikan dan menjadi salah satu
sektor ekonomi yang tumbuh paling cepat di dunia. Pariwisata juga
merupakan kegiatan yang strategis jika ditinjau dari segi pengembangan
ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya
lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan
kualitas masyarakat. Industri jasa pariwisata juga telah tumbuh menjadi
salah satu industri terbesar di dunia dan merupakan salah satu sektor
ekonomi yang tumbuh paling cepat di dunia. Menurut badan pariwisata
dunia atau World Tourism Organization (UNWTO), jumlah kunjungan
wisatawan internasional pada tahun 2016 sebesar 1,235 milyar atau
mengalami kenaikan sebesar 3,9% dibandingkan tahun 2015 sebesar 1,189
milyar. Perkiraan UNWTO bahwa pada tahun 2030 kedatangan turis
internasional akan mencapai 1,8 milyar merupakan peluang dan tantangan
yang harus dicermati dan disikapi dalam membangun kepariwisataan
nasional.
Gambar A. Kunjungan Wisman Dunia Tahun 2016
Bab I Pendahuluan
3
Pembangunan kepariwisataan di Indonesia diarahkan agar kegiatan
pariwisata menjadi salah satu sektor andalan perekonomian nasional yang
mampu menggerakkan sektor-sektor ekonomi lain guna menyediakan
lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan perolehan
devisa. Dengan demikian, banyaknya wisatawan yang berkunjung dan
besarnya dana yang dibelanjakan oleh wisatawan selama berada di
Indonesia berpengaruh dalam penentuan penerimaan devisa.
Penyediaan data dan informasi kepariwisataan yang berkesinambungan,
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang tepat
mengenai strategi pengembangan kepariwisataan nasional. Pada tahun
2016
Asisten
Deputi
Penelitian
dan
Pengembangan
Kebijakan
Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan Badan Pusat
Statistik, Direktorat Jenderal Imigrasi, PT. (Persero) Angkasa Pura I dan II,
Administrator Bandara/Pelabuhan Laut
, Bank Indonesia, Dinas Pariwisata
Provinsi, dan Peguruan Tinggi Negeri maupun Swasta melaksanakan
serangkaian kegiatan Statistik Profil Wisatawan Mancanegara (Passenger
Exit Survey) di 13 ( tiga belas ) pintu masuk internasional, meliputi :
bandara, pelabuhan, dan pos lintas batas. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
melengkapi data kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun
2016, dengan tujuan utama memperoleh data pengeluaran wisatawan
mancanegara yang akan digunakan sebagai dasar menghitung penerimaan
devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara selama tahun 2016. Data
yang telah dihimpun mencatat jumlah wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016 meningkat sebesar 15,54% yakni
sebanyak 12.023.971 kunjungan dibanding tahun 2015 sebanyak 10.406.759
kunjungan, sedangkan devisa yang diperoleh sebesar 12,44 miliar USD atau
mengalami peningkatan sebesar 1,75% dibanding tahun 2015 sebesar 12,23
miliar USD.
Bab I Pendahuluan
4
Grafik A. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman Ke Indonesia dan
Devisa Tahun 2012 - 2016
7,00
8,00
9,00
10,00
11,00
12,00
13,00
2012
2013
2014
2015
2016
Wisman
Devisa
Sumber : BPS dan Kemenpar
Sementara itu, jika dilihat lebih jauh lagi berdasarkan profil wisman
(wisatawan mancanegara) yang berkunjung ke Indonesia, pada tahun 2016
rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia adalah 8,39 hari atau
mengalami penurunan sebesar 1,70% dibanding tahun 2015 yang mencapai
8,53 hari. Sedangkan rata-rata pengeluaran wisman per hari pada tahun
2016 sebesar 131,64 USD atau mengalami penurunan sebesar 7,07%
dibanding tahun 2015 yang mencapai 141,65 USD, sedangkan rata-rata
pengeluaran wisman per kunjungan pada tahun 2016 mengalami
penurunan sebesar 8,68% atau sebesar 1.103,81 USD dibanding tahun 2015
sebesar 1.208,79 USD.
Bab I Pendahuluan
5
Jumlah
Pertumbuhan
(%)
Per Hari
Per
Kunjungan
Jumlah
(juta USD)
Pertumbuhan
(%)
2012
8.044.462
5,16
7,70
147,22
1.133,81
9.120,89
6,62
2013
8.802.129
9,42
7,65
149,31
1.142,24
10.054,14
10,23
2014
9.435.411
7,19
7,66
154,42
1.183,43
11.166,13
11,06
2015
10.406.759
10,29
8,53
141,65
1.208,79
12.225,89
9,49
2016
12.023.971
15,54
8,39
131,64
1.103,81
12.440,42
1,75
Tahun
Wisatawan
Mancanegara
Rata-Rata
Lama Tinggal
(hari)
Rata-Rata Pengeluaran
Per Orang
(USD)
Penerimaan
Devisa
Tabel A. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia
Tahun 2012 – 2016
Sumber : BPS dan Kemenpar(2012-2016)
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Perubahan global yang terjadi di bidang politik, ekonomis sosial dan
teknologi akan berpengaruh terhadap segala aspek yang terkait dengan
perkembangan pariwisata. Agar mampu beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan tersebut diperlukan kebijakan yang didukung oleh data dan
informasi kepariwisataan yang cepat, akurat, tepat dan berkesinambungan,
terutama yang berkaitan dengan wisatawan mancanegara (wisman).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam kegiatan ini adalah :
“Bagaimana memperoleh data dan informasi kepariwisataan mengenai
statistik profil wisatawan mancanegara (wisman) yang akan meninggalkan
Indonesia tahun 2016, yang meliputi profil demografi, pola perjalanan dan
pola pengeluaran dalam rangka mendukung kebijakan pengembangan
kepariwisataan nasional”.
Bab I Pendahuluan
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Administrasi dan persiapan
2
Pra Survey
3
Pendataan Tahap I
4
Pendataan Tahap II
5
Pengolahan
6
Tabulasi
7
Laporan Sementara
8
Laporan Akhir
NO.
KEGIATAN
B U L A N
1.3.
MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melaksanakan serangkaian kegiatan
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data mengenai profil wisman
yang akan meninggalkan Indonesia tahun 2016.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi
kepariwisataan strategis mengenai profil wisatawan mancanegara yang
meliputi:
- Profil demografi wisatawan mancanegara
- Pola perjalanan wisatawan mancanegara
- Pola pengeluaran wisatawan mancanegara.
1.4.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan statistik profil wisman tahun 2016 dilaksanakan
sesuai dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel B. Jadwal Kegiatan Statistik Profil Wisatawan Mancanegara
Tahun 2016
1.5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola oleh Asisten Deputi Penelitian
dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata
dengan melibatkan instansi terkait, antara lain Badan Pusat Statistik,
Direktorat Jenderal Imigrasi, PT. (Persero) Angkasa Pura I dan II,
Administrator Bandara/Pelabuhan Laut, Bank Indonesia, Dinas Pariwisata
Bab I Pendahuluan
7
Provinsi, dan Peguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, baik yang berada
dalam lingkup unit pelaksana teknis maupun di luar unit pelaksana teknis
Kementerian Pariwisata, sedangkan susunan organisasi lapangannya
adalah sebagai berikut:
Gambar B. Bagan Organisasi Kegiatan Statistik Profil Wisatawan
Mancanegara Tahun 2016
1.6.
SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian laporan hasil kegiatan Statistik Profil Wisatawan
Mancanegara Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Bab I.
Pendahuluan, menggambarkan latar belakang, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, jadwal pelaksanaan dan pelaksanaan
pekerjaan;
Bab II.
Ruang lingkup dan metodologi, menjelaskan mengenai cakupan
kegiatan, metodologi, dan tahapan pengolahan;
Bab II.
Konsep dan definisi, menggambarkan mengenai konsep dan
definisi yang digunakan dalam kegiatan ini, sehingga pembaca
memahami batasan yang digunakan dalam kegiatan ini;
Bab II Metodologi
8
Bab II
Ruang Lingkup &
Metodologi
Bab II Metodologi
9
2.1.
RUANG LINGKUP
2.1.1. Lingkup Materi
Sesuai dengan maksud dan tujuan, sasaran kegiatan ini meliputi
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data wisman (wisatawan
mancanegara) yang berkunjung ke Indonesia kurang dari 3 (tiga) bulan
yang bertujuan selain untuk bekerja atau memperoleh penghasilan di
tempat yang dikunjungi. Pendataan profil wisatawan mancanegara
yang diperoleh akan menggambarkan:
a. Profil Demografi, adalah gambaran umum mengenai karakteristik
responden, antara lain umur, jenis kelamin, negara tempat tinggal
dan pekerjaan;
b. Pola Perjalanan, adalah gambaran umum mengenai perjalanan
responden sejak keberangkatannya sampai kembali ke tempat
tinggal semula, antara lain: maksud kunjungan, frekuensi
kunjungan dan aktivitas yang dilakukan selama di Indonesia.
c. Pola Pengeluaran adalah gambaran umum seluruh pengeluaran
responden selama berada di Indonesia (tidak termasuk tiket
pesawat perjalanan internasional).
2.1.2. Lingkup Teritori
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada 13 pintu masuk utama, yaitu
Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Ngurah Rai (Denpasar), Kualanamu
(Medan), Juanda (Surabaya), Husein Sastranegara (Bandung), Adi
Sucipto (Yogyakarta), Minangkabau (Padang), Sultan Hasanuddin
(Makassar), Sepinggan (Balikpapan), Pelabuhan Laut di Batam,
Pelabuhan Laut di Tanjung Pinang, serta Pintu Lintas Batas Entikong
(Pontianak) dan Pintu Lintas Batas Belu (Atambua).
Bab II Metodologi
10
2.1.3. Lingkup Waktu
Waktu yang digunakan dalam pendataan wisatawan mancanegara ini
dibuat dalam II tahap, tahap I dibulan April-Mei dan tahap II dibulan
Agustus-September.
2.2.
DESAIN SAMPEL
2.2.1. Kerangka Sampel
Dalam pelaksanaan kegiatan Statistik Profil Wisatawan Mancanegara
Tahun 2016 ini digunakan satu jenis kerangka sampel, yaitu kerangka
sampel untuk pemilihan wisatawan mancanegara (wisman) yang telah
memenuhi kriteria sebagai responden. Kerangka sampel untuk
pemilihan responden ini berdasarkan jumlah kedatangan wisman ke
Indonesia menurut pintu masuk pada tahun sebelumnya (2015). Di
dalam setiap pintu masuk dalam kerangka sampel tersebut terdapat
informasi jumlah wisman menurut negara tempat tinggal.
Kerangka sampel untuk pemilihan wisman sebagai responden ini
sebenarnya hanya digunakan sebagai dasar alokasi sampel per pintu
masuk berdasarkan negara tempat tinggal wisman. Berdasarkan data
tahun tahun sebelumnya distribusi jumlah wisman yang berkunjung ke
Indonesia tidak mengalami perubahan yang signifikan, sehingga
sampel untuk kegiatan ini akan terdistribusi secara proporsional
terhadap jumlah kunjungan pada tahun 2015.
2.2.2. Pemilihan sampel
Metode sampling yang digunakan untuk pemilihan sampel pada
prinsipnya adalah Simple Random Sampling (SRS). Namun karena faktor
kesulitan di lapangan dalam menentukan apakah responden yang
Bab II Metodologi
11
terpilih secara SRS, memenuhi kriteria atau tidak, maka syarat utama
yang dipakai dalam pemilihan sampel adalah kriteria wisman sebagai
responden antara lain, berumur 15 tahun ke atas, dan tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 90 hari.
Selain itu juga diberikan kuota kepada responden yang menggunakan
paket tur dengan tujuan agar lebih banyak responden yang bisa
memberikan jawaban rincian pengeluaran selama mereka berada di
Indonesia.
Alokasi sampel di setiap pintu masuk dilakukan di pusat, sehingga
dalam pelaksanaan lapangannya di setiap pintu masuk sudah
teralokasi jumlah wisman yang harus dicacah menurut negara tempat
tinggal.
Sedangkan kriteria batasan yang tidak dapat diambil sebagai
responden adalah sebagai berikut:
-
berusia di bawah 15 tahun;
-
penumpang transit;
-
pengguna paket tur (tour package) dibatasi;
-
lama kunjungan lebih dari 90 hari (3 bulan), dan;
-
maksud kunjungan untuk bekerja.
2.3.
BANYAKNYA SAMPEL
Pengumpulan data dilakukan 2 (dua) tahap untuk 4 (empat) pintu masuk
dan 1 (satu) tahap untuk 9 (sembilan) pintu lainnya dengan target jumlah
sampel 25.000 yang kemudian dialokasikan ke dalam setiap pintu keluar,
seperti terlihat dalam tabel berikut:
Bab II Metodologi
12
Tabel C.
Banyaknya Sampel menurut Lokasi Pendataan/Pintu Keluar
Alokasi per pintu masuk dilakukan secara proporsional terhadap jumlah
kedatangan wisman pada tahun 2015. Namun karena karakteristik wisman
di setiap pintu masuk berbeda-beda, maka jumlah sampel pada pintu
masuk yang mempunyai karakteristik heterogen ditambah dengan cara
mengurangi jumlah sampel pada pintu masuk wisman yang mempunyai
karakteristik homogen.
Sementara alokasi per negara tempat tinggal wisman dilakukan secara
proporsional terhadap jumlah kunjungannya, dengan rumusan sebagai
berikut:
: Jumlah sampel pintu i dari negara j
: Jumlah sampel pintu i
: Jumlah wisman yang datang melalui pintu i dari negara j
: Jumlah wisman yang datang melalui pintu i
NO
LOKASI SURVEI
TAHAP I TAHAP
JUMLAH
1
Ngurah Rai
3.950 4.350 8.300
2
Soekarno Hatta
3.620 4.480 8.100
3
Kualanamu
610 640 1.250
4
Juanda
625 625 1.250
5
Batam
1.600
6
Husein Sastranegara
800
7
Tanjung Pinang
700
8
Adi Sucipto
700
9
Minangkabau
700
10 Entikong
500
11 Belu, Attambua
400
12 Sepinggan
350
13 Sultan Hasanuddin
350
25.000
Bab II Metodologi
13
i = 1, 2, ..., 13
j = 1, 2, ..., 56
Dalam pelaksanaan survei tahun ini dilakukan satu tahap untuk sembilan
pintu masuk yaitu Husein Sastranegara (Bandung), Adi Sucipto
(Yogyakarta), Minangkabau (Padang), Sultan Hasanuddin (Makassar),
Sepinggan (Balikpapan), Pelabuhan Laut di Batam, Pelabuhan Laut di
Tanjung Pinang, serta Pintu Lintas Batas Entikong (Pontianak) dan Pintu
Lintas Batas Belu (Atambua). Sedangkan empat pintu lainnya (Bandara
Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Kualanamu dan Juanda) dilaksanakan dalam
dua tahap. Apabila pada tahap pertama jumlah sampel menurut negara
tempat tinggal belum terpenuhi, maka kekurangannya dialokasikan
kembali dalam pelaksanaan tahap kedua. Sementara apabila dalam tahap
pertama alokasi sampelnya melebihi target yang telah ditetapkan, maka
pada tahap kedua sampel dari negara yang bersangkutan dikurangi.
Sehingga dalam hal ini tetap mempertahankan jumlah sampel yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan negara tempat tinggal.
2.4.
METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dalam kegiatan ini dilakukan melalui wawancara
langsung dengan bertatap muka antara petugas pencacah dengan
responden. Responden adalah wisatawan mancanegara yang akan
meninggalkan Indonesia. Sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu
dilakukan identifikasi responden, apakah sudah sesuai dengan konsep
wisman serta sudah memenuhi kriteria umur (lebih dari 15 tahun) dan
lama tinggal di Indonesia tidak melebihi 90 (sembilan puluh) hari.
Apabila responden menghendaki untuk mengisi sendiri kuesionernya
maka diperkenankan dengan tuntunan cara pengisian dari pencacah.
Bab II Metodologi
14
Namun lebih diutamakan pencacah yang harus mengisi berdasarkan hasil
wawancara. Sedangkan pertanyaan terbuka (remark) diminta responden
yang mengisi sendiri karena diharapkan bisa menuangkan pendapat yang
belum tercakup dalam pertanyaan sebelumnya secara bebas, khususnya
mengenai kritik/saran terhadap kepariwisataan di Indonesia.
Walaupun dalam identifikasi awal responden telah memenuhi kriteria
untuk dipilih sebagai sampel, namun apabila mereka tidak merespon
dengan baik atau tidak mau memberikan jawaban maka wawancara tidak
diteruskan dan harus mencari penggantinya.
2.5.
PENGOLAHAN DATA
Setelah data dikumpulkan maka dilakukan pengolahan dengan tahapan
sebagai berikut:
2.5.1. Penyusunan program pengolahan
Pada saat penyusunan kuesioner selesai, maka bersamaan dengan
pelaksanaan lapangan disusun program pengolahan. Karena
pengolahan menggunakan media scanner Lembar Jawaban Komputer
(LJK), maka dibuat program LJK untuk pengolahan data. Kemudian
data yang diperoleh dalam format *.txt dikonversi untuk dapat
diselaraskan
dengan
program
tabulasi.
Dalam
pengolahan
menggunakan media scanner sering tidak jelas hasil konversi karena
penulisan pada LJK yang kurang jelas. Kemudian dilakukan validasi
akhir dengan menggunakan program validasi untuk menentukan
konsistensi antar isian sebelum dimasukan ke program tabulasi.
Bab II Metodologi
15
2.5.2. Penyusunan program tabulasi
Berdasarkan pertanyaan kuesioner yang ada maka disusunlah program
tabulasi untuk memperoleh tabel-tabel yang akan digunakan dalam
analisis.
2.5.3. Batching dokumen
Setelah kuesioner diterima, dilakukan batching dokumen yang
dipisahkan menurut pintu ke luar dan diberikan nomor urut dokumen
untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dokumen seandainya
terjadi kesalahan dalam memasukkan data.
2.5.4. Editing/coding pra komputer
Sebelum data dimasukkan dalam media komputer dilakukan
pemberian kode dalam bentuk numerik, baik dari jawaban kuantitatif
maupun kualitatif. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kelengkapan
isian serta konsistensi antar isian secara manual agar data yang
dimasukkan dalam media komputer sudah benar.
2.5.5. Entry data
Untuk
mempercepat
proses
pengolahan
dalam
melakukan
penghitungan maka data hasil lapangan di-entry dengan menggunakan
media scanner LJK.
Bab II Metodologi
16
2.5.6. Editing pasca komputer
Walaupun pada saat entry dokumen sudah sekaligus dilakukan validasi
secara interaktif, masih sering didapatkan data “outliers” yang akan
mengakibatkan hasil survei ini menjadi tidak relevan. Untuk itu
dilakukan editing kembali ke dalam kuesioner dengan tidak melakukan
perubahan isian yang asli, tetapi mencoretnya dan mengganti isian
tersebut dengan yang lebih relevan.
2.5.7. Tabulasi
Hasil akhir dari proses pengolahan adalah tabel-tabel sesuai dengan
maksud dan tujuan survei. Proses tabulasi ini dilakukan berulang
untuk mendapatkan hasil yang benar-benar valid dan ada
keterbandingan dengan data sebelumnya.
Bab III Konsep dan Definisi
17
Bab III
Konsep dan Definisi
Bab III Konsep dan Definisi
18
Untuk mendapatkan kesamaan persepsi terhadap hasil penelitian ini, perlu
adanya penjelasan mengenai konsep dan definisi. Kedua hal ini dirangkum
berdasarkan International Recommendations Tourism Statistics (IRTS 2008) dan UU
no. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan sebagai berikut:
3.1.
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk rekreasi,
pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi.
Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata
Wisatawan Mancanegara (Wisman) adalah seseorang yang bertempat
tinggal di luar wilayah Indonesia yang berkunjung ke Indonesia selama
tidak lebih dari 1 (satu) tahun, untuk segala maksud kunjungan, kecuali
untuk bekerja atau memperoleh pendapatan/penghasilan di Indonesia.
3.2.
Karakteristik Wisatawan Mancanegara
Karakteristik Responden adalah gambaran menyeluruh dari variabel yang
dipilih mengenai responden, yang menyangkut profil demografi, pola
perjalanan, lama tinggal, pola pengeluaran, dan pandangan (opini).
Rata-rata adalah ukuran nilai sentral yang representatif yang
pengukurannya menggunakan metode rata-rata hitung (mean).
3.2.1. Profil Demografi adalah gambaran mengenai kondisi umum wisman,
seperti daerah asal wisman, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan dari
wisman.
1. Negara Tempat Tinggal adalah negara tempat bermukim/berdomisili
Bab III Konsep dan Definisi
19
2. Kewarganegaraan adalah status hukum yang diberikan Pemerintah
kepada seseorang sebagai warga negara dan tercatat pada paspor.
3. Pekerjaan utama adalah pekerjaan utama yang dimiliki wisman.
Dalam hal ini wisman bisa memiliki lebih dari 1 pekerjaan, seperti
seorang dokter memiliki klinik dan juga bekerja di Kementerian
Kesehatan. Bila ada kasus seperti itu dipilih pekerjaan yang utama yang
dimiliki wisman sesuai yang tercatat di kartu identitas atau
berdasarkan waktu yang terlama dihabiskan dalam rutinitas harian.
Profesional: apabila wisman adalah pekerja ahli dan mencari nafkah
dari keahliannya, seperti dokter, guru, artis, designer, dan lainnya.
Manager/Eksekutif: apabila wisman adalah pimpinan perusahaan
(level menengah ke atas).
Pemerintahan: apabila wisman adalah pekerja di pemerintahan.
Militer: apabila wisman adalah pekerja di militer (AU, AD, AL, dan
kepolisian).
Karyawan: apabila wisman adalah karyawan (level menengah ke
bawah), seperti tenaga administrasi, montir, teknisi, tenaga penjual,
dan lainnya.
Ibu Rumah Tangga: apabila wisman hanya sebagai ibu rumah tangga.
Pelajar: apabila wisman adalah pelajar atau mahasiswa.
Pensiunan: apabila wisman telah purna tugas.
Lainnya: apabila wisman pekerja yang tidak termasuk dalam kategori
Bab III Konsep dan Definisi
20
3.2.2. Pola Perjalanan Wisatawan Mancanegara
Pola perjalanan wisman adalah trend pergerakan perjalanan wisman
dalam melakukan perjalanan wisata. Item yang termasuk dalam pola
perjalanan adalah maksud kunjungan, frekuensi kunjungan, lama
tinggal, dan pengeluaran.
1. Maksud utama perjalanan adalah tujuan utama wisman melakukan
perjalanan. Disamping tujuan utama tersebut, wisman kemungkinan
memiliki tujuan perjalanan lainnya. Sebagai contoh, wisman
berkunjung ke Indonesia dengan tujuan utama berlibur dan juga
mengunjungi teman/keluarga di Indonesia. Jika dijumpai wisman
seperti ini maka harus ditentukan satu tujuan utama dengan kriteria
waktu terlama atau banyaknya biaya yang dihabiskan untuk tujuan
tersebut. Maksud utama perjalanan terdiri dari Personal (kepentingan
pribadi) atau Bisnis dan Profesional.
Personal (Kepentingan pribadi) yang meliputi semua tujuan perjalanan
yang tidak diklasifikasikan dalam kategori bisnis dan profesional, yakni
terdiri dari:
- Berlibur/rekreasi: apabila tujuan melakukan perjalanan adalah
untuk mendapatkan kesenangan dan kesegaran, seperti berkunjung
ke obyek wisata, tamasya atau menonton pagelaran seni.
- Berkunjung ke teman dan saudara: apabila tujuan utama
melakukan
perjalanan
untuk
mengunjungi
teman/saudara,
menghadiri pernikahan, dan acara keluarga lainnya.
- Pendidikan/Training: apabila tujuan utama melakukan perjalanan
untuk kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan training
(terbatas pada training singkat, dimana pengeluarannya dibayar
sendiri oleh wisatawan).
Bab III Konsep dan Definisi
21
- Kesehatan/Kecantikan: apabila tujuan utama melakukan perjalanan
untuk kesehatan, kecantikan, dan perawatan pengobatan, termasuk
tujuan untuk menikmati spa Indonesia.
- Keagamaan/Ziarah: apabila tujuan utama melakukan perjalanan
untuk keagamaan/ziarah dan menghadiri kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan keagamaan/ziarah.
- Belanja tidak untuk dijual: apabila tujuannya membeli
barang-barang konsumsi untuk kepentingan pribadi atau sebagai hadiah
bukan untuk dijual kembali atau digunakan dalam proses produksi
lagi di waktu mendatang.
- Other Personal Purpose (tujuan pribadi lainnya): apabila ada tujuan
personal lain yang belum terwakili dari poin 1-6 misalnya menikah,
misi kemanusian, penyelidikan/ investigasi, dan lainnya.
Bisnis dan professional. Kategori ini meliputi aktivitas wirausahawan
pegawai maupun karyawan asalkan tidak mengacu pada hubungan
kerja (tertulis maupun tidak tertulis) antara individu tersebut dengan
produsen di negara yang dikunjungi, orang–orang dari investor atau
pengusaha dan sebagainya.
- MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition/pertemuan,
insentif, rapat, pameran): apabila tujuan utama melakukan
perjalanan untuk menghadiri pertemuan skala besar, konferensi,
kongres, pameran dagang, dan pameran.
- Other Bussines and Profesional Purpose (lainnya): meliputi tujuan
bisnis selain MICE, seperti memberi ceramah, konser, dan
pertunjukan; aktivitas promosi, penjualan, pembelian maupun
pemasaran yang mengatasnamakan produsen luar negeri;
berpartisipasi dalam misi pemerintahan sebagai petugas diplomatik,
Bab III Konsep dan Definisi
22
militer atau anggota organisasi internasional kecuali yang
ditempatkan sementara di negara yang dikunjungi; partisipasi dalam
dalam misi organisasi non pemerintah; partisipasi dalam penelitian
akademis maupun ilmiah; memprogram perjalanan wisata,
mengkontrak layanan akomodasi dan transportasi, bekerja sebagai
pemandu wisata dari agen perjalanan luar negeri; berpartisipasi
dalam kegiatan olahraga professional, mengikuti kursus on job
training/OJT baik formal maupun informal; menjadi bagian dari kru
transportasi pribadi (jet milik pribadi maupun perusahaan, yacht,
dan lainnya).
2. Frekuensi Kunjungan adalah banyaknya kunjungan wisman ke negara
yang dikunjungi (Indonesia).
3. Lama Tinggal adalah banyaknya hari yang dihabiskan di negara
tujuan. Penambahan hari ditandai oleh pergantian tanggal (Duration of
stay refers to the time spent during a stay in a place or country
visited/WTO:IRTS 2008).
4. Provinsi yang dikunjungi adalah provinsi-provinsi mana saja yang
dikunjungi selama berada di negara tujuan.
5. Pengeluaran wisman adalah jumlah pengeluaran atau biaya yang
dikeluarkan selama melakukan perjalanan. Pengeluaran ini dibedakan
berdasarkan:
-
Akomodasi adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan untuk
akomodasi dan pengeluaran makan dan minum yang tidak dapat
dipisahkan dengan akomodasi.
-
Makan dan minum adalah semua pengeluaran makan dan minum
Bab III Konsep dan Definisi
23
-
Penerbangan domestik adalah pengeluaran penerbangan di dalam
kawasan negara tujuan yang digunakan selama melakukan
perjalanan.
-
Transportasi lokal adalah pengeluaran untuk transportasi lokal
yang digunakan selama berada di negara tujuan, dalam hal ini
transportasi yang digunakan adalah transportasi darat dan
laut/penyeberangan.
-
Belanja adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan
belanja kebutuhan selama berada di negara tujuan wisata.
-
Souvenir adalah pengeluaran untuk cinderamata yang dibeli di
negara tujuan untuk dibawa pulang ke negaranya.
-
Hiburan adalah pengeluaran untuk hiburan yang dilakukan
selama di negara tujuan, seperti ke cafe, karaoke, dan lainnya.
-
Kesehatan dan kecantikan adalah pengeluaran yang dikeluarakan
untuk keperluan kesehatan dan kecantikan, dalam hal ini
pengeluaran spa termasuk di dalamnya.
-
Pendidikan adalah pengeluaran untuk biaya pendidikan atau
kursus di negara tujuan.
-
Paket tour lokal adalah pengeluaran untuk paket tour yang dibeli
di negara tujuan.
-
Tamasya adalah pengeluaran untuk biaya tiket masuk ke obyek
wisata komersial.
-
Guide service adalah pengeluaran untuk tip guide.
Bab III Konsep dan Definisi
24
6. Aktivitas yang dilakukan selama di Indonesia adalah aktivitas yang
dilakukan wisman selama berada di negara tujuan, dalam hal ini
dibedakan menjadi:
-
Aktivitas wisata alam, meliputi :
1. Marine Tourism (Wisata bahari) meliputi; Selancar (surfing),
berjemur (sunbathing), parasailing, pesiar (cruising), sailing/
yachting, memancing (fishing), menyelam (diving), dan snorkeling.
2. Eco Tourism (Ekowisata) meliputi; penelitian/ pendidikan yang
berhubungan dengan lingkungan, bersepeda gunung (mountain
biking), safari & bird watching, susur sungai (safari river),
penyelamatan hewan langka (preserve animals), eco riding,
penjelajahan & rally (trails and rally), dan bertani/ berkebun
(farming/gardening).
3. Adventure Tourism (Wisata petualangan), meliputi; berkemah
(camping), trekking/hiking/climbing, jelajah goa (caving), berburu
(hunting), rafting, kayaking, river/lake cruise, bungee jumping, dan
sky diving.
-
Aktifitas Wisata Budaya, meliputi:
1. Heritage/history, religi, and sharia tourism (Wisata warisan
budaya/sejarah, keagamaan, dan wisata syariah), meliputi;
penelitian/ pendidikan yang berhubungan dengankebudayaan,
ziarah, mengunjungi tempat suci, museum, warisan budaya,
keagamaan, memorial, dan jejak peradaban.
2. Art and culinary tourism (Wisata kesenian dan kuliner), meliputi;
pertunjukan cerita rakyat, teater, pertunjukan budaya pop,
upacara tradisi, karnaval, seni tradisional, makan malam,
membeli makanan lokal, dan mencicipi makanan unik.
Bab III Konsep dan Definisi
25
3. Urban and rural tourism (Wisata kota dan pedesaan), meliputi;
Belanja, mengunjungi teman atau kerabat, menikmati hiburan
malam, tinggal di desa tradisional/homestay, mengunjungi pasar
tradisional,
wisata
darmabakti,
philantropis
(dermawan),
program tanggung jawab sosial perusahaan, fotografi &
architectural visit, dan live-in program.
-
Aktifitas Wisata Buatan, meliputi:
1. MICE and Event Tourism (Wisata MICE), meliputi; pertemuan dan
forum bisnis, insentif, konferensi, eksibisi pameran dagang, bisnis
pertunjukan, konser, dan film.
2. Sport and Health Tourism (Wisata olahraga dan kesehatan),
meliputi; spa and kebugaran, yoga and meditasi, wisata medis
dan kesehatan, berpartisipasi dalam acara olahraga internasional,
menonton
pertandingan
olahraga,
pemusatan
latihan,
mengunjungi lokasi olahraga ekstrem, berpartisipasi dalam
olahraga ekstrem, dan belajar & latihan olahraga ekstrem.
3. Integrated Tourism Area (Objek Wisata terintegrasi), meliputi;
ecopark, recreation and outbound park, kebun binatang, kebun raya
botani,
taman
bermain
untuk
remaja
dan
anak–anak,
pensiunan/silver tourism, program pernikahan dan bulan madu,
resort dan pulau di pinggir pantai, resort di pegunungan, dan dark
tourism.
3.2.3. Persepsi yang didapat selama melakukan wisata
Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberi kesan,
penilaian, pendapat, merasakan, dan menginterprestasikan sesuatu
berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain. Sebelum
melakukan perjalanan wisata biasanya wisatawan mempelajari daerah
Bab III Konsep dan Definisi
26
atau obyek yang akan menjadi tujuannya dengan mempertimbangkan
beberapa alternatif yang ada sesuai dengan kriteria dan motivasi
perjalanan sehingga dapat membuat keputusan yang tepat. Setelah
melakukan perjalanan wisata, wisatawan mengetahui gambaran yang
sebenarnya dari daerah/tujuan wisata yang dikunjungi dan
dibandingkan dengan persepsi awal yang terbentuk. Persepsi yang
terangkum dalam survei ini adalah persepsi wisman mengenai kualitas
pelayanan dan kualitas harga mengenai negara yang kunjungi.
27
Bab IV
28
Unit : HariSoekarno
Hatta Ngurah Rai Kualanamu Batam Juanda
Sultan
Hasanuddin Entikong Sepinggan Adi Sucipto Tanjung Pinang Husein Sastranegara Minangkabau 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Brunei Darussalam 5,10 7,33 4,00 3,13 4,00 9,50 4,76 15,00 5,00 - 5,00 4,00 5,39 Malaysia 4,96 5,94 4,49 3,42 7,88 8,64 4,27 7,93 4,73 2,82 4,25 5,40 5,12 Philippines 6,73 6,48 3,75 2,52 9,74 - 6,86 8,75 4,00 2,17 11,25 6,00 5,47 Singapore 4,11 6,22 4,49 3,11 5,08 5,92 5,78 7,69 4,72 2,72 3,69 6,17 4,31 Thailand 5,65 7,27 5,90 2,82 9,31 17,50 3,00 9,00 7,41 2,00 10,50 8,60 6,59 Vietnam 5,11 8,24 3,50 2,37 5,90 13,00 3,00 7,33 6,33 2,67 - 4,00 5,53 Other Asean 5,75 8,06 - 2,51 9,17 8,67 3,00 2,00 6,00 4,54 4,54 - 5,53 Asean 4,89 6,40 4,50 3,07 7,11 8,05 4,36 7,99 4,91 2,72 4,23 5,46 5,00 Bangladesh 4,21 4,14 3,00 2,67 18,00 6,67 10,00 - - 2,50 4,50 8,50 4,66 Hong Kong 5,90 7,29 14,00 2,71 7,73 3,00 - 7,23 11,33 2,22 - 16,22 6,57 India 7,62 6,74 6,84 2,67 6,67 12,33 4,00 6,95 6,21 2,31 8,30 11,18 6,57 Japan 6,35 6,48 11,00 3,44 9,04 13,14 - 8,36 5,50 2,14 12,00 10,17 6,52 Pakistan 5,73 7,58 - 2,33 - 10,00 5,00 - - 3,00 - 15,50 6,66 South Korea, Rep 8,13 6,19 8,00 3,60 13,32 - 12,33 10,75 16,50 6,00 8,50 11,91 7,34 Srilanka 6,21 6,18 4,00 2,89 2,00 - - - - 2,00 3,00 7,67 5,56 Taiwan 5,94 5,96 9,33 2,87 10,36 8,00 3,71 7,00 7,00 2,44 2,00 10,50 6,27 Tiongkok 7,88 6,42 16,33 2,67 8,41 10,50 3,33 10,00 7,53 2,45 7,00 12,61 7,12 Other Asia 10,88 8,77 12,00 6,00 7,50 4,50 - - 26,33 - 18,50 10,86 9,74 Asia 7,25 6,56 10,58 2,95 8,80 10,30 4,45 8,22 7,95 2,43 9,00 11,64 6,88 Bahrain 5,44 6,50 - - - - - - - 18,00 6,67 Egypt 11,17 8,42 25,67 3,60 8,00 10,00 - - - - 12,50 15,40 10,47 Kuwait 9,68 8,86 - 2,00 - - - - - - 9,23 Oman 7,12 4,75 - 2,00 - - - - - 4,50 6,50 Qatar 6,00 8,56 - - - - - - 5,00 8,50 7,29 Saudi Arabia 10,90 7,86 5,00 2,00 30,00 - - - 8,00 - 7,00 14,20 10,83 Uni Emirat Arab 8,84 9,28 20,67 3,00 19,50 - - - - 2,00 - 18,00 10,12 Yaman 8,29 12,00 - 2,00 - - - - - - 8,73 Other Middle East 9,13 8,84 6,00 3,25 2,00 - - 5,00 - - - 5,00 8,30
Middle East 10,34 8,54 18,75 2,82 19,78 10,00 - 5,00 8,00 2,00 9,25 12,94 10,14 Austria 12,04 14,49 9,78 3,57 7,00 8,50 21,00 12,00 6,67 - - 15,60 13,08 Belgium 15,25 14,32 17,00 3,25 - 14,00 - 14,00 19,67 2,25 17,75 11,00 13,61 Denmark 3,44 15,35 21,33 4,56 17,00 - - - 10,50 - 5,00 14,00 13,85 Finland 17,08 13,44 12,00 2,50 13,00 25,00 - 14,33 - 2,00 - 30,33 13,82 France 15,55 14,59 20,00 2,94 17,33 20,50 16,00 9,33 13,29 2,26 17,60 14,39 14,18 Germany 17,42 14,79 16,54 3,00 16,42 23,33 10,00 10,67 7,44 2,39 20,30 15,07 15,11 Italy 16,53 13,30 32,50 5,44 14,50 23,50 - 9,75 11,00 2,00 7,00 11,33 13,72 Netherlands 15,56 16,79 19,25 4,44 14,47 18,00 3,00 6,67 11,65 2,00 9,14 14,33 15,37 Norway 7,45 15,61 13,00 4,13 - 18,00 - 9,00 - - - 12,75 13,33 Portugal 13,59 11,64 30,00 2,75 7,00 2,00 2,00 - - 2,00 - 36,00 12,37 Russian 14,76 14,40 5,33 5,56 10,00 14,00 7,00 8,00 25,38 - 30,00 17,33 14,34 Spain 11,94 13,32 22,11 2,71 20,60 15,50 7,00 19,20 8,00 2,40 18,00 26,50 13,60 Sweden 15,04 15,52 27,33 2,43 9,00 17,50 21,00 35,00 13,00 2,67 60,00 13,00 15,40 Switzerland 14,65 16,71 17,50 3,11 5,40 14,70 11,67 9,00 28,00 2,80 6,67 17,80 15,13 United Kingdom 12,21 12,92 13,48 4,28 9,42 14,33 27,00 11,15 15,13 2,73 17,33 13,07 12,07 Other East Europe 16,52 13,33 12,75 18,14 32,00 48,00 - 16,50 14,91 2,21 22,00 8,50 14,63 Other West Europe 12,40 13,14 27,00 17,00 19,00 14,00 7,00 - 4,00 2,00 7,00 12,00 13,00
Europe 14,83 14,45 17,23 4,61 15,21 18,90 14,00 11,67 13,17 2,38 16,24 15,77 14,04
Canada 11,62 14,54 10,14 4,87 25,17 6,00 3,00 7,75 8,33 2,20 20,33 13,25 12,92 United States of America 10,25 12,45 9,80 4,44 11,61 20,11 13,83 10,47 14,89 5,63 12,46 22,24 11,45 Central America 22,50 8,67 - 6,00 - 46,00 - - - - - - 14,90 South America 18,07 13,20 36,00 2,25 14,00 24,00 - - 12,80 2,00 15,00 16,08 15,06 Other America 9,60 8,27 14,00 2,00 - - - - 5,50 - 18,00 10,00 8,64 America 11,19 12,96 12,55 4,38 13,25 21,93 12,29 9,26 13,21 4,80 14,22 18,52 12,18 Australia 9,06 9,55 18,24 4,27 6,84 11,69 22,67 11,17 15,75 9,38 16,00 14,77 10,01 New Zealand 13,48 11,76 17,83 2,00 13,67 9,25 30,00 11,67 21,00 4,00 10,00 11,32 12,09 Other Oceania 15,25 6,75 - - - - - - - - 11,00 Oseania 9,63 9,76 18,20 4,13 7,77 11,12 24,50 11,21 16,23 8,78 15,45 14,13 10,24 South Africa 12,70 13,50 7,00 16,00 18,00 - - 13,67 17,50 3,00 12,50 12,40 12,95 Other Africa 9,75 8,18 2,33 - 21,00 - - 5,00 6,00 2,00 12,00 3,50 8,98 Africa 10,80 11,24 5,00 16,00 19,50 - - 11,50 13,67 2,50 12,20 10,53 10,98 Rata-rata 8,16 10,08 7,37 3,33 8,79 12,51 4,92 9,38 7,21 2,74 6,24 11,04 8,39
Tabel 1. Rata-rata Lama Tinggal Wisman
Menurut Negara Tempat Tinggal dan Pintu Keluar, Tahun 2016
Negara
Tempat Tinggal Rata-rata