KEWENANGAN KLINIS
( CLINICAL PRIVILEGES )DOKTER SPESIALIS PATOLOGI KLINIK (DSPK)
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia Edisi Pertama
KATA PENGANTAR
Tiap profesi kesehatan mempunyai ranah/kewenangan berdasarkan kemampuan melakukan penanganan dibidang profesi / keahlian masing-masing . Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari konflik kewenangan .Dokter Spesialis Patologi Klinik adalah suatu profesi keahlian dari seorang dokter yang telah mendapatkan legitimasi profesi di bidangnya, sehingga dalam mengadakan kegiatannya berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik.
Sampai saat ini masih belum ada acuan yang secara nasional mengatur kewenangan klinis seorang Dokter Spesialis Patologi Klinik, oleh karena itu buku Kewenangan Klinis edisi Pertama ini dibuat untuk dapat digunakan sebagai pegangan.
Masih banyak kekurangan dalam buku ini, sehingga diharapkan kedepan akan dapat dilengkapi dan disempurnakan sesuai kemajuan dan kebutuhan di lapangan.
Jakarta, 28 Januari 2012
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Patologi Klinik adalah disiplin yang mencakup gabungan dari pengetahuan, interpretasi dan ketrampilan dalam patofisiologi, diagnostik, dan terapeutik berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Dokter Spesialis Patologi Klinik adalah suatu profesi keahlian di bidang patologi klinik yang berwenang mengendalikan proses layanan laboratorium klinik mulai dari sisi manajemen, pemilihan pemeriksaan, pemeriksaan laboratorium (pra analitik , analitik, pasca analitik), melakukan tindakan keahlian khusus, dan interpretasi hasil.
Berdasarkan hal tersebut diatas perlu kiranya diatur atau dibuat suatu kewenangan klinis yang merupakan acuan dalam melakukan kegiatan profesi dokter spesialis patologi klinik. Kewenangan klinis disusun berdasarkan standar profesi patologi klinik yang terdiri dari standar kompetensi, standar pelayanan, standar pendidikan dan kode etik. Ini sesuai dengan Permenkes nomor 755 tahun 2011 tentang Komite Medik pasal 1.
Dengan makin majunya teknologi kesehatan dan makin terbukanya pola layanan kesehatan, perlu dibuat rambu-rambu yang jelas sehingga terhindar dari tindakan malpraktek profesi yang berakibat terjadi nya tuntutan hukum terhadap pelaku profesi tersebut. Penyusunan kewenangan klinis merupakan suatu kebutuhan untuk profesi dokter spesialis pada umumnya dan dokter spesialis patologi klinik pada khususnya.
B. TUJUAN Tujuan umum :
Buku kewenangan klinis Dokter Spesialis Patologi Klinik ini disusun sebagai acuan pelaksanaan profesi Dokter Spesialis Patologi Klinik berbasis standar profesi sebagai pengembangan serta peningkatan peran dan fungsi Dokter Spesialis Patologi Klinis dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Tujuan khusus :
Secara khusus Buku kewenangan klinis ini memberikan kejelasan kewenangan :
1. Sebagai pimpinan laboratorium klinik
2. Sebagai penanggung jawab pelayanan laboratorium klinik
3. Dalam penanganan pasien (menentukan jenis pemeriksaan, menginterpretasi hasil laboratorium, dan memberikan rekomendasi dalam pengelolaan pasien)
4. Sebagai konsultan di bidang laboratorium klinik 5. Melakukan tindakan khusus di bidang patologi klinik C. LANDASAN HUKUM
Peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku dan terkait dengan profesi kesehatan meliputi :
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004, tentang praktik kedokteran 3. Permenkes No. 755 tahun 2011 tentang Komite Medik
BAB II
DOKTER SPESIALIS PATOLOGI KLINIK INDONESIA A.STANDAR PENDIDIKAN
Dokter Spesialis Patologi Klinik adalah dokter yang memiliki kualifikasi sebagai berikut :
- Lulus pendidikan dokter spesialis patologi klinik - Lulus Ujian Nasional dokter spesialis patologi klinik
Kurikulum pendidikan ditetapkan oleh Kolegium Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
B. ORGANISASI PROFESI DAN PENDIDIKAN
Secara profesi, Dokter Spesialis Patologi Klinik harus menjadi anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia adalah organisasi profesi Dokter Spesialis Patologi Klinik yang berada dibawah Ikatan Dokter Indonesia dan berperan dalam pembinaan dan pengembangan profesi, pengawasan etika serta pengembangan pendidikan yang dilaksanakan oleh Kolegium Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik.
C. STANDAR KOMPETENSI PELAYANAN
Standar kompetensi pelayanan meliputi kompetensi teknis, manajerial, laboratory based patient management, ekspertise hasil laboratorium dan tindakan medis khusus.
Kemampuan Dokter Spesialisasi Patologi Klinik meliputi:
1. Bidang teknis dan managerial laboratorium klinik yang meliputi total quality management pada tahap praanalitik, analitik dan pasca analitik
a. Merancang suatu laboratorium sesuai kebutuhan pelayanan pasien/RS.
b. Membuat perencanaan pengembangan laboratorium baik dari segi sarana, prasarana, sumber daya manusia, instrumen, metoda dan parameter, beserta penerapannya pada penanganan pasien.
c. Merancang suatu sistem pemantauan mutu mulai dari tahap praanalitik, analitik sampai pasca analitik.
d. Memantau pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan standard yang berlaku.
e. Merancang suatu sistem pelayanan darah/ transfusi darah f. Melakukan pemeriksaan khusus (Pemeriksaan Morfologi Darah
Tepi, Morfologi Sumsum Tulang, IT ratio dll)
2. Memberikan laboratory based patient management (konsultasi penanganan pasien berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium), khususnya yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan laboratorium
a. Memberikan expertise atas hasil pemeriksaan laboratorium pasien dan pelayanan transfusi darah
b. Memberikan saran pada penanganan pasien khususnya berdasarkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan pelayanan transfusi darah
c. Menganjurkan pemeriksaan laboratorium untuk personalized medicine, deteksi dini, pencegahan, penanganan/terapi, monitoring dan prognosis
d. Memberikan konsultasi kepada pasien atas hasil pemeriksaan laboratorium
e. Bekerja sama dengan dokter ahli lainnya dalam penanganan pasien
f. Memberikan konsultasi dan saran atas pelayanan darah transfusi
g. Berperan aktif dalam pengendalian infeksi nosokomial
h. Berperan aktif dalam akreditasi laboratorium dan bank darah i. Berperan aktif dalam program keselamatan pasien
3. Tindakan medis tertentumedik dasar: BMP, plebotomi, apheresis terapeutik
4. Melakukan pengobatan medik dasar. D. STANDAR ETIK MEDIKOLEGAL
Standar etik medikolegal Dokter Spesilais Patologi Klinik meliputi: - Mematuhi sumpah dokter
- Mematuhi Kode Etik Kedokteran dan Kode Etik Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia
- Mematuhi Undang-Undang RI dan Peraturan Kementerian Kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan dokter spesialis
patologi klinik (mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktek)
- Mampu bekerjasama secara konstruktif dengan pasien, sesama dokter dan mitra kerja lainnya
- Mengutamakan keselamatan pasien
E. STANDAR MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN KOMPETENSI Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pelayanan, seorang Dokter Spesialis Patologi Klinik wajib mengikuti kegiatan Pengembangan dan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) Perhimpunanan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia sesuai dengan buku petunjuk teknis dan buku isian pelaksanaan dan penilaian kegiatan P2KB PDS Patologi Klinik meliputi:
1. Kinerja Pembelajaran (membaca artikel ilmiah, mengikuti pelatihan/ seminar/kongres)
2. Kinerja Profesional (kegiatan manajerial, menangani pasien, memberikan ekspertise, memberikan konsultasi, aktivitas audit, melakukan tindakan khusus, menjadi pembicara/ nara sumber) 3. Kinerja Pengabdian masyarakat (ikut dalam aktivitas acara
ilmiah, organisasi profesi, komite/ Pokja, kegiatan sosial masyarakat)
4. Kinerja Publikasi Ilmiah dan Populer (menulis buku, makalah ilmiah, laporan ilmiah, tinjauan pustaka dll)
5. Kinerja Pengembangan Ilmu (melakukan penelitian, mempresentasikan makalah ilmiah, mendidik/ menjadi instruktor)
Persyaratan jumlah kegiatan untuk memenuhi kompetensi sebagai Dokter Spesialis Patologi Klinik yaitu dapat mencapai nilai 250 dalam waktu 5 tahun yang terdiri dari kinerja pembelajaran (40-50%), kinerja profesional (40-50%), kinerja pengabdian masyarakat (5-15%), kinerja publikasi ilmiah dan populer (0-5%), kinerja pengembangan ilmu (0-5%).
BAB III
KOMPONEN KEWENANGAN KLINIS
DOKTER SPESIALIS PATOLOGI KLINIK INDONESIA
Kewenangan klinis Dokter Spesialis Patologi Klinik dibawah ini merupakan pedoman yang dapat dipergunakan di institusi dan kelompok profesi tempat Dokter Spesialis Patologi Klinik tersebut bekerja (Komite Medik).
KEWENANGAN KLINIS DOKTER SPESIALIS PATOLOGI KLINIK DIMINTAKAN DISETUJUI KEWENANGAN KLINIS
MANAJERIAL
 Memimpin dan mengelola laboratorium klinik
 Merencanakan sarana dan prasarana laboratorium klinik.
 Merencanakan, memilih dan
mengevaluasi jenis, metode dan alat pemeriksaan.di laboratorium klinik
 Merencanakan kebutuhan dan
pendayagunaan tenaga di laboratorium klinik
 Menentukan unit cost pemeriksaan  Merencanakan anggaran tahunan
laboratorium klinik
 Merancang dan menerapkan patient safety
 Merancang pengelolaan keselamatan dan keamanan kerja serta pengelolaan limbah laboratorium.
 Merencanakan dan mengembangkan program pemantapan dan pemantauan mutu laboratorium
 Melaksanakan audit internal dan asesmen akreditasi laboratorium  Memanfaatkan sistem informasi
laboratorium pengembangan pelayanan HEMATOLOGI DAN KOAGULASI
 Memantau, menganalisis dan menindak lanjuti mutu pemeriksaan
 Menentukan persyaratan sampel pemeriksaan
 Merekomendasikan jenis dan metode pemeriksaan
 Memberikan ekspertise hasil pemeriksaan hematologi
 Memberikan ekspertise gambaran apus darah tepi
 Memberikan ekspertise pembacaan sediaan apus sumsum tulang
pemeriksaan koagulasi
 Memberikan ekspertise hasil flow cytometry
 Memberikan konsultasi penanganan pasien
URINALISIS
 Memantau, menganalisis dan menindak lanjuti mutu pemeriksaan di bidang urinalisis
 Menentukan persyaratan sampel pemeriksaan urin
 Merekomendasikan jenis dan metoda pemeriksaan
 Interpretasi hasil pemeriksaan urin rutin  Memberikan ekspertise hasil
pemeriksaan urin khusus
 Merekomendasikan pemeriksaan lanjutan
 Memberikan konsultasi dalam penanganan pasien
KIMIA KLINIK
(Termasuk analisis gas darah, elektroforesis, pamantauan kadar obat, dan toksikologi)
 Memantau, menganalisis dan menindak lanjuti mutu pemeriksaan kimia klinik  Menentukan persyaratan sampel
pemeriksaan kimia klinik
 Menentukan jenis dan metode pemeriksaan kimia klinik
 Memberikan ekspertise hasil pemeriksaan kimia klinik
lanjutan
 Memberikan konsultasi dalam penanganan pasien
FAESES
 Memantau, menganalisa dan menindak lanjuti mutu pemeriksaan
 Menentukan persyaratan sampel pemeriksaan
 Merekomendasikan jenis pemeriksaan dan metode pemeriksaan
 Memberikan ekspertise hasil pemeriksaan
 Merekomendasikan pemeriksaan lanjutan
 Memberikan konsultasi dalam penanganan pasien
IMUNOLOGI
 Memantau, menganalisis dan menindak lanjuti mutu pemeriksaan.
 Menentukan persyaratan sampel pemeriksaan
 Merekomendasikan jenis dan metode pemeriksaan
 Memberikan ekspertise hasil pemeriksaan imunologi
 Merekomendasikan pemeriksaan lanjutan
 Memberikan konsultasi dalam penanganan pasien
SEROLOGI
 Memantau, menganalisis dan menindak lanjuti mutu pemeriksaan
pemeriksaan
 Merekomendasikan jenis dan metode pemeriksaan
 Memberikan ekspertise hasil pemeriksaan serologi
 Merekomendasikan pemeriksaan lanjutan
 Memberikan konsultasi dalam penanganan pasien
MIKROBIOLOGI DAN PENYAKIT INFEKSI  Memantau, menganalisis dan menindak
lanjuti mutu pemeriksaan
 Menentukan persyaratan sampel pemeriksaan mikrobiologi
 Menentukan metode dan jenis pemeriksaan
 Memberikan ekspertise hasil pemeriksan mikrobiologi
 Membuat pola sensitivitas kuman  Menyusun pedoman terapi empirik
antibiotik di rumah sakit
 Merekomendasikan pemeriksaan lanjutan
 Memberikan konsultasi dalam penanganan pasien
CAIRAN TUBUH DAN SEMEN/ SPERMA  Memantau, menganalisis dan menindak
lanjuti mutu pemeriksaan
 Menentukan persyaratan sampel pemeriksaan
 Merekomendasikan metoda dan jenis pemeriksaan
pemeriksaan
 Merekomendasikan pemeriksaan lanjutan
 Memberikan konsultasi dalam penanganan pasien
BIOMOLEKULER DAN SITOGENETIK
 Memantau, menganalisis dan menindak lanjuti masalah mutu pemeriksaan  Merekomendasikan jenis dan metode
pemeriksaan
 Menentukan persyaratan sampel pemeriksaan
 Memberikan ekspertise hasil pemeriksaan
 Merekomendasikan pemeriksaan lanjutan
 Memberikan konsultasi dalam penanganan pasien
TINDAKAN
 Melakukan tindakan aspirasi dan biopsi sumsum tulang
 Membuat sediaan apus sumsum tulang  Melakukan pengambilan darah vena  Melakukan pengambilan darah arteri  Melakukan pelayanan medik dasar PELAYANAN DARAH
 Merancang dan mengelola pelayanan darah
 Memantau, menganalisis dan menindak lanjuti mutu pelayanan darah
 Menentukan persediaan dan kebutuhan logistik layanan darah
 Melakukan pengambilan darah donor  Mengelola sistem penyimpanan darah
aman dan efisien
 Merancang dan mengelola proses pembuatan komponen darah
 Merancang dan mengelola proses skrining infeksi pada produk darah  Mengelolapemeriksaan pratranfusi
meliputi pemeriksaan golongan darah,, uji cocok serasi dan skrining antibodi  Melakukan pemantauan dan analisis
penggunaan produk darah di rumah sakit
 Melakukan tindak lanjut terhadap kejadian reaksi tranfusi.
 Memberikan konsultasi pemberian darah transfusi dan penanganan reaksi transfusi
 Melakukan plebotomi terapeutik
 Melakukan tindakan apheresis donasi dan atau terapeutik
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
 Merancang Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
 Menjalankan Program PPI.
 Memberikan konsultasi/ ekspertise penanganan Kecelakaan Kerja karena paparan bahan berpotensi infeksius, hasil pola kuman, pemakaian antibiotik yang rasional.
 Melaksanakan pemeriksaan
mikrobiologi untuk deteksi Infeksi yang didapat di rumah sakit dan kejadian luar biasa.
BAB IV PENUTUP
Buku Kewenangan Klinis ini diharapkan dapat menjadi pegangan Dokter Spesialis Patologi Klinik dalam melaksanakan kegiatan sesuai standar profesi. Buku ini diharapkan akan makin disempurnakan sesuai kebutuhan layanan kesehatan masyarakat , perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang profesi Patologi Klinik .
RUJUKAN :
- Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia
- Buku Standar Profesi dan Sertifikasi Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia
- Buku Petunjuk Teknis dan Buku Isian Pelaksanaan dan Penilaian Kegiatan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik