Page | 424
ojs-unita.com
APLIKASI PUPUK KANDANG KUDA DAN JENIS PESTISIDA NABATI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BROKOLI (Brassica oleraceae L)
Zetro H Pasaribu1, Elseria Siburian2
1Fakultas Pertanian, Universitas Sisingamangaraja XII
Email : zetropasaribu@gmail.com
2
Fakultas Pertanian, Universitas Sisingamangaraja XII
Abstract - This study aims to determine the effect of horse manure and vegetable pesticides on the growth and production of broccoli (Brassica oleraceae L). The experimental design used was factorial Randomized Block Design (RBD), which consisted of two factors: Factor I: treatment of horse manure (K). K0: without horse manure K1: 5 kg / plot, K2: 6 kg / plot, K3: 7 kg / plot, Factor II: vegetable pesticide treatment (P). P0: Without vegetable pesticides, P1: 0.5 kg / 10 l of water, P2: 1 kg / 10 l of water, P3: 1.5 kg / 10 l of water. Thus 16 combinations of treatments were obtained with 3 replications. The parameters observed were: number of leaves (strands), stem diameter (cm), flower diameter (cm), flower weight of sample crop (kg), weight of flower plot (kg), weight of stover (kg), intensity of pest attack (Is) . The results showed that the treatment of horse manure had a very significant effect on flower diameter, flower weight per sample and flower weight per plot and had a significant effect on stem diameter not significantly affected the number of leaves, weight of stover and intensity of pest attacks. Vegetable pesticides have a very significant effect on flower diameter, weight of flowers per sample, intensity of pest attacks and have a significant effect on flower weight per plot has no significant effect on number of leaves, stem diameter, stover weight. the flower diameter, flower weight per sample and flower weight per plot had no significant effect on the number of leaves, stem diameter, weight of stover and intensity of pest attacks.
Keywords: Manure and Vegetable Pesticides
I. PENDAHULUAN
Sayuran brokoli sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia pada tahun 1970-an dan kini cukup populer sebagai bahan pangan. Brokoli (Brassica oleracea var.botrytis) adalah sayuran tanaman sejenis kubis-kubisan yang merupakan kumpulan dari kuntum bunga membentuk gerombolan berupa kuntum (Wirakusumah, 2007). Sayuran merupakan salah
satu komponen dari menu makanan yang sehat, maka tidak heran bila kebutuhan sayuran dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Diantara bermacam - macam jenis sayuran yang dapat dibudidayakan, tanaman brokoli merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai komersial dan prospek yang tinggi (Fitriani, 2009).
Brokoli juga mengandung kalori dan karbohidrat bermanfaat untuk menghasilkan energi. Karbohidrat
Page | 425
ojs-unita.com
berperan dalam meningkatkan proses metabolisme tubuh. Sementara, lemak juga dapat meningkatkan energi. Protein sangat bermamfaat dalam pembangunan jaringan tubuh. Kandungan mineralnya bermanfaat dalam pembentukan tulang, gigi dan sel darah merah. Adapun vitaminnya, dapat berfungsi untuk mencegah bermacam-macam penyakit. Vitamin A dapat mencegah kesehatan mata; vitamin C dapat mencegah gusi berdarah, radang atau luka-luka di mulut, sedangkan vitamin B dapat mencegah penyakit beri-beri, radang syaraf, lemah otot, dermatis dan radang lidah (Cahyono, 2001). Prospek pengembangan budidaya brokoli cukup cerah. Daya tarik komoditas ini selain dapat dikembangkan di daerah tropis salah satunya Indonesia juga mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Permintaan terhadap sayuran brokoli semakin meningkat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri (Fitriani, 2009).
Pemasaran brokoli tidak hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, tetapi telah meluas ke pasaran luar negeri, misalnya: Jepang, Singapura, Malaysia, dan Taiwan. Bahkan brokoli telah menduduki jajaran kelompok ke-6 sayuran segar yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke beberapa negara, yaitu bersama-sama dengan bawang merah, tomat, kentang, cabai, dan kubis krop (Cahyono, 2001). Pengembangan komoditi brokoli di Kabupaten Tapanuli Utara mulai tahun 2014 yaitu mencapai 325.50 ton dengan produksi brokoli 5 ton/Ha (Anonimous, 2015). Pupuk kandang kuda adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak kuda dan urine. Keistimewaan penggunaan pupuk kandang kuda antara lain merupakan pupuk lengkap, karena mengandung semua hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman, juga mengandung hara mikro. Kandungan pupuk kandang kuda adalah N (0,55 % ), P205 ( 0,30 % ), K2O ( 0,10 %) (Anonimous, 2009 b). Keistimewaan pupuk kandang mempunyai pengaruh untuk jangka
waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman yang berangsur-angsur menjadi tersedia, memperbaiki struktur tanah sehingga aerasi didalam tanah semakin baik, meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air, meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga hara yang terdapat di dalam, mudah tersedia bagi tanaman, mencegah hilangnya hara (pupuk) dari dalam tanah akibat proses pencucian oleh air hujan atau air irigasi, mengandung hormon pertumbuhan yang dapat memacu pertumbuhan tanaman (Souri, 2001). Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Penggunaan pestisida nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan pestisida kimia (Sudarmo, 2005). Menurut Kardinan (2002), karena terbuat dari bahan alami/nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai di alam jadi residunya singkat sekali. Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah terbunuh maka residunya cepat menghilang di alam. Jadi tanaman akan terbebas dari residu sehingga tanaman aman untuk dikonsumsi. Sudarmo (2005) menyatakan bahwa pestisida nabati dapat membunuh atau menganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang kuda dan konsentrasi pestisida nabati yang terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman brokoli (Brassica oleraceae L. var.botrytis).
Hipotesis Penelitian
a. Ada pengaruh aplikasi pupuk kandang kuda terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman brokoli.
Page | 426
ojs-unita.com
b. Ada pengaruh jenis pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman brokoli.
c. Ada pengaruh interaksi pupuk kandang kuda dan jenis pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman brokoli.
II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli (UNITA) di Desa Silangit, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara dengan ketinggian tempat ±1450 m diatas permukaan laut (dpl). Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2017.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih brokoli varietas Ludy, pupuk kandang kuda, pestisida nabati. Alat yang dipergunakan adalah plang penelitian, pisau, pena, buku, penggaris, kalkulator, tali plastik, jangka sorong, ember, cangkul, meter, timbangan dan sprayer.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan:
Faktor I : perlakuan pupuk kandang kuda (K) K0 : tanpa pupuk kandang kuda
K1 : 5 kg/plot K2 : 6 kg/plot K3 : 7 kg/plot
Faktor II : perlakuan pestisida nabati (P) P0 : tanpa pestisida nabati
P1 : 0,5 kg/10 l air P2 : 1 kg/10 l air P3 : 1,5 kg/10 l air
Metode Analisa
Metode analisis yang digunakan adalah Model Linier Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial sebagai berikut :
Yijk : µ + p i + αj + βk + (αβ)jk + ∑ijk, Dimana :
Yijk : Hasil pengamatan dari unit percobaan yang mendapat perlakuan pupuk kandang kuda pada taraf ke-j dan perlakuan pestisida nabati ke-k dalam blok ke-i
µ : Nilai tengah atau rataan sebenarnya
P i : Pengaruh blok ke-i
αj : Pengaruh perlakuan pupuk kandang kuda pada taraf ke-j
βk : Pengaruh perlakuan pestisida nabati pada taraf ke-k
(αβ)jk : Pengaruh interaksi pupuk kandang kuda pada taraf ke-j dengan pestisida nabati pada taraf ke-k
∑ijk : Pengaruh galat pada unit percobaan yang mendapat perlakuan pupuk kandang kuda dalam blok ke-i pada taraf ke-j dan perlakuan pestisida nabati pada taraf ke-k (Sastrosupadi, 2000).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Daun (helai)
Hasil pengamatan diameter batang dapat dilihat pada Lampiran 18. Hasil daftar sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 19. Daftar sidik ragam pada Lampiran 19 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang kuda memberikan pengaruh yang nyata pada diameter batang tanaman brokoli sedangkan pestisida nabati dan interaksi pupuk kandang kuda dengan pestisida nabati memberikan pengaruh yang tidak nyata pada diameter batang tanaman brokoli. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, selanjutnya dilakukan uji lanjut terhadap beda rata-rata perlakuan, mengikuti prosedur uji
Page | 427
ojs-unita.com
Duncan. Pada Tabel 1 disajikan rataan diameter batang tanaman brokoli. Tabel 1. Rataan Diameter Batang (cm) pada Setiap Taraf Perlakuan Pupuk Kandang Kuda dan Pestisida Nabati pada 10 MST
Pupuk Kandang
Kuda (K) Pestisida Nabati (P) Rataan PO P1 P2 P3 K0 2.12 2.15 2.18 2.14 2.15a K1 2.62 2.60 2.59 2.58 2.60b K2 3.11 3.09 3.13 3.04 3.09c K3 3.56 3.54 3.55 3.56 3.55d Rataan 2.85 2.85 2.85 2.83 2.85
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05 dan berdasarkan uji Duncan
Tabel 1 menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan pupuk kandang kuda terhadap diameter batang tanaman brokoli pada taraf perlakuan taraf K3 menunjukkan diameter bunga tertinggi yaitu 3,55 cm yang berbeda nyata terhadap taraf K0,dan taraf K1 tetapi berbeda tidak nyata terhadap taraf K2. Hubungan antara rataan diameter batang tanaman brokoli pada setiap taraf perlakuan pupuk kandang kuda dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1: Diameter Batang Tanaman Brokoli pada Setiap Taraf Perlakuan Pupuk Kandang Kuda.
Gambar 1 menunjukkan bahwa parameter diameter batang memberikan respon linier positif terhadap perlakuan pupuk kandang kuda dimana semakin ditambah dosis pupuk kandang kuda 5 kg/plot sampai 7 kg/plot maka diameter batang semakin bertambah.
Diameter Bunga (cm)
Hasil pengamatan diameter bunga dapat dilihat pada Lampiran 20. Hasil daftar sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 21. Daftar sidik ragam pada Lampiran 21 menunjukkan bahwa pupuk kandang kuda dan pestisida nabati serta interaksi kedua perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada diameter bunga tanaman brokoli. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, selanjutnya dilakukan uji lanjut terhadap beda rata-rata perlakuan, mengikuti prosedur uji Duncan. Pada Tabel 2 disajikan rataan diameter bunga tanaman brokoli.
Tabel 2. Rataan Diameter Bunga (cm) pada Setiap Taraf Perlakuan Pupuk Kandang Kuda dan Pestisida Nabati pada 10 MST
Pupuk Kandang
Kuda (K) Pestisida Nabati (P) Rataan PO P1 P2 P3 K0 10.28 11.06 11.49 12.00 11.21aA K1 11.77 12.02 13.72 14.41 12.98bB K2 13.64 13.88 14.88 15.63 14.51cC K3 14.93 15.86 16.92 17.69 16.35dD Rataan 12.66aA 13.21bB 14.25cC 14.93dD 13.76 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05 dan α = 0.01 berdasarkan uji Duncan
Page | 428
ojs-unita.com
Tabel 2 menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan pupuk kandang kuda terhadap diameter bunga tanaman brokoli pada taraf perlakuan K3 menunjukkan diameter bunga tertinggi yaitu 16,35 cm yang berbeda sangat nyata terhadap taraf K0, taraf K1 dan taraf K2. Tabel juga 2 menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap diameter bunga pada taraf perlakuan taraf P3 menunjukkan diameter bunga tertinggi yaitu 14,93 cm yang berbeda sangat nyata terhadap tanpa perlakuan taraf P0 dan perlakuan taraf P1 dan perlakuan taraf P2. Hubungan antara rataan diameter bunga tanaman brokoli pada setiap taraf perlakuan pupuk kandang kuda dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2: Diameter Bunga Tanaman Brokoli pada Setiap Taraf Perlakuan Pupuk Kandang Kuda.
Gambar 2 menunjukkan bahwa parameter diameter bunga memberikan respon linier positif terhadap perlakuan pupuk kandang kuda dimana semakin ditambah dosis pupuk kandang kuda 5 kg/plot sampai 7 plot maka diameter bunga semakin bertambah. Hubungan antara rataan diameter bunga tanaman brokoli pada setiap taraf perlakuan pestisida nabati dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3: Diameter Bunga Tanaman Brokoli pada Setiap Taraf Perlakuan Pestisida Nabati.
Gambar 3 menunjukkan bahwa parameter diameter bunga memberikan respon linier positif terhadap perlakuan pestisida nabati dimana semakin ditambah konsentrasi pestisida nabati 0,5 kg/10 l air sampai 1,5 kg/10 l air maka diameter bunga semakin meningkat. Interaksi antara perlakuan pupuk kandang kuda dan pestisida nabati terhadap diameter bunga dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4: Interaksi antara pupuk kandang kuda dan pestisida nabati terhadap diameter bunga
Gambar 4 menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk kandang kuda dan pestisida nabati dimana semakin ditambah dosis pupuk kandang kuda dan
Page | 429
ojs-unita.com
konsentrasi pestisida nabati maka diamater bunga semakin bertambah. Diameter bunga tertinggi terdapat pada kombinasi K3P3 yaitu 17.69 cm sedangkan yang terendah terdapat pada kombinasi K0P0 yaitu 10.28 cm.
Hasil pengamatan berat bunga per sampel dapat dilihat pada Lampiran 22. Hasil daftar sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 23. Daftar sidik ragam pada Lampiran 23 menunjukkan bahwa pupuk kandang kuda memberikan pengaruh yang sangat nyata pada berat bunga per sampel dan pestisida nabati memberikan pengaruh sangat nyata pada berat bunga per sampel serta interaksi kedua perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada berat bunga per sampel tanaman brokoli.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, selanjutnya dilakukan uji lanjut terhadap beda rata-rata perlakuan, mengikuti prosedur uji Duncan. Pada Tabel 3 disajikan rataan berat bunga per sampel tanaman brokoli.
Tabel 3. Rataan Berat Bunga Per Sampel (g) pada Setiap Taraf Perlakuan Pupuk Kandang Kuda dan Pestisida Nabati pada 10 MST
Pupuk Kandang
Kuda (K) Pestisida Nabati (P) Rataan PO P1 P2 P3 K0 131.44 131.22 137.33 178.78 144.69aA K1 196.00 261.56 284.44 321.11 265.78bB K2 261.00 318.00 330.67 380.33 322.50cC K3 283.89 470.00 496.56 515.56 441.50dD Rataan 218.08aA 295.20bB 312.25cC 348.95dD 293.62 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05 dan α = 0.01 berdasarkan uji Duncan
Tabel 3 menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan pupuk kandang kuda terhadap berat bunga per sampel tanaman brokoli pada taraf perlakuan taraf K3 menunjukkan berat bunga per sampel tertinggi yaitu 441,50 g yang sangat nyata terhadap taraf K0, taraf K1 dan taraf K2. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap berat bunga per sampel pada taraf perlakuan taraf P3 menunjukkan berat bunga per sampel tertinggi yaitu 348,95 g yang berbeda nyata terhadap tanpa perlakuan taraf P0, dan perlakuan taraf P1, dan perlakuan taraf P2. Hubungan antara rataan berat bunga per sampel tanaman brokoli pada setiap taraf perlakuan pupuk kandang kuda dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5: Berat Bunga Per Sampel Tanaman Brokoli pada Setiap Taraf Perlakuan Pupuk Kandang Kuda.
Gambar 5 menunjukkan bahwa parameter berat bunga per sampel memberikan respon linier positif erhadap perlakuan pupuk kandang kuda dimana semakin ditambah dosis pupuk kandang kuda 5 kg/plot ampai 7 kg/plot maka berat bunga per
sampel semakin meningkat. Hubungan antara rataan berat bunga per sampel
tanaman brokoli pada setiap taraf perlakuan pestisida nabati dapat dilihat pada Gambar 6.
Page | 430
ojs-unita.com
Gambar 6: Berat Bunga Per Sampel Tanaman Brokoli pada Setiap Taraf Perlakuan Pestisida Nabati.
Gambar 6 menunjukkan bahwa parameter berat bunga per sampel memberikan respon linier positif terhadap perlakuan pestisida nabati dimana semakin ditambah konsentrasi pestisida nabati 0,5 kg/10 l air sampai 1,5 kg/10 l air maka berat bunga per sampel semakin meningkat. Interaksi antara perlakuan pupuk kandang kuda dan pestisida nabati terhadap berat bunga per sampel dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7: Interaksi antara pupuk kandang kuda dan pestisida nabati terhadap berat bunga per sampel
Gambar 7 menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk kandang kuda dan pestisida nabati dimana semakin ditambah dosis pupuk kandang kuda dan konsentrasi pestisida nabati maka berat bunga per sampel semakin bertambah. berat bunga per sampel tertinggi terdapat pada kombinasi K3P3 yaitu 515.56 g sedangkan yang terendah terdapat pada kombinasi K0P1 yaitu 131.22 g. Hasil pengamatan berat bunga per petak dapat dilihat pada Lampiran 24. Hasil daftar sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 25. Daftar sidik ragam pada Lampiran 25 menunjukkan bahwa pupuk kandang kuda memberikan pengaruh yang sangat nyata pada berat bunga per petak tanaman brokoli dan pestisida nabati memberikan pengaruh yang nyata pada berat bunga per petak sedangkan interaksi kedua perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada berat bunga per petak tanaman brokoli. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, selanjutnya dilakukan uji lanjut terhadap beda rata-rata perlakuan, mengikuti prosedur uji Duncan. Pada Tabel 4 disajikan rataan berat bunga per petak tanaman brokoli. Tabel 4. Rataan Berat Bunga Per Petak (kg) pada Setiap Taraf Perlakuan Pupuk Kandang Kuda dan Pestisida Nabati pada 10 MST.
Pupuk Kandang
Kuda (K) Pestisida Nabati (P) Rataan PO P1 P2 P3 K0 8.50 9.39 9.75 10.21 9.46aA K1 10.54 10.37 11.85 12.39 11.29bB K2 11.99 12.17 12.97 13.79 12.73cC K3 13.35 14.18 15.11 15.91 14.64dD Rataan 11.10a 11.53a 12.42b 13.08c 12.03 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05 dan α = 0.01 berdasarkan uji Duncan
Page | 431
ojs-unita.com
Tabel 4 menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan pupuk kandang kuda terhadap berat bunga per petak tanaman brokoli pada taraf perlakuan taraf K3 menunjukkan berat bunga per petak tertinggi yaitu 14,64 kg yang berbeda sangat nyata terhadap tanpa perlakuan taraf K0, perlakuan taraf K1 dan perlakuan taraf K2. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap berat bunga per petak pada taraf perlakuan taraf P3 menunjukkan berat bunga per petak tertinggi yaitu 13,08 kg yang berbeda nyata terhadap tanpa perlakuan taraf P0 dan perlakuan taraf P1 dan perlakuan taraf P2. Hubungan antara rataan berat bunga per petak tanaman brokoli pada setiap taraf perlakuan pupuk kandang kuda dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8: Berat Bunga Per Petak Tanaman Brokoli pada Setiap Taraf Perlakuan Pupuk Kandang Kuda.
Gambar 8 menunjukkan bahwa parameter berat bunga per petak memberikan respon linier positif terhadap perlakuan pupuk kandang kuda dimana semakin ditambah dosis pupuk kandang kuda 5 kg/plot sampai 7 kg/plot maka berat bunga per petak semakin meningkat. Hubungan antara rataan berat bunga per petak tanaman brokoli pada setiap taraf perlakuan pestisida nabati dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9: Berat Bunga Per Petak Tanaman Brokoli pada Setiap Taraf Perlakuan Pestisida Nabati.
Gambar 9 menunjukkan bahwa parameter berat bunga per petak memberikan respon linier positif terhadap perlakuan pestisida nabati dimana semakin ditambah konsentrasi pestisida nabati 0,5 kg/10 l air sampai 1,5 kg/10 l air maka berat bunga per petak semakin meningkat.
Interaksi antara perlakuan pupuk kandang kuda dan pestisida nabati terhadap berat bunga per petak dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10: Interaksi antara pupuk kandang kuda dan pestisida nabati terhadap berat bunga per petak
Page | 432
ojs-unita.com
Gambar 10 menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk kandang kuda dan pestisida nabati dimana berat bunga per petak tertinggi terdapat pada kombinasi K3P3 yaitu 15.91 g sedangkan yang terendah terdapat pada kombinasi K0P0 yaitu 8,50 g. Hasil pengamatan berat brangkasan dapat dilihat pada Lampiran 26. Hasil daftar sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 27. Daftar sidik ragam pada Lampiran 27 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang kuda dan pestisida nabati serta interaksinya memberikan pengaruh yang tidak nyata pada berat brangkasan tanaman brokoli. Hasil pengamatan intensitas serangan hama dapat dilihat pada Lampiran 28. Hasil daftar sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 29. Daftar sidik ragam pada Lampiran 29 menunjukkan bahwa pupuk kandang kuda dan interaksi kedua perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata pada intensitas serangan hama sedangkan pestisida nabati memberikan pengaruh sangat nyata pada intensitas serangan hama tanaman brokoli. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, selanjutnya dilakukan uji lanjut terhadap beda rata-rata perlakuan, mengikuti prosedur uji Duncan. Pada Tabel 5 disajikan rataan intensitas serangan hama tanaman brokoli.
Tabel 5. Rataan Intensitas Herangan Hama (%) pada Setiap Taraf Perlakuan Pupuk Kandang Kuda dan Pestisida Nabati pada 10 MST
Pupuk Kandang
Kuda (K) Pestisida Nabati (P) Rataan PO P1 P2 P3 K0 6.17 5.45 3.02 3.80 4.61 K1 6.34 5.44 3.03 2.15 4.24 K2 6.78 5.49 3.90 1.83 4.50 K3 6.36 5.17 2.23 1.90 3.92 Rataan 6.41dD 5.39cC 3.05bB 2.42aA 4.32 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf α = 0.05 dan α = 0.01 berdasarkan uji Duncan
Tabel 5 menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan pestisida nabati terhadap intensitas serangan hama pada taraf perlakuan taraf P3 menunjukkan intensitas serangan hama terendah yaitu 2,42 % yang berbeda sangat nyata terhadap tanpa perlakuan taraf P0 dan perlakuan taraf P1 dan perlakuan taraf
P2. Hubungan antara rataan intensitas serangan hama
tanaman brokoli pada setiap taraf perlakuan pestisida nabati dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11: Intensitas Serangan Hama Tanaman Brokoli pada Setiap Taraf Perlakuan Pestisida Nabati.
Gambar 11 menunjukkan bahwa parameter intensitas serangan hama memberikan respon linier negatif terhadap perlakuan pestisida nabati dimana semakin ditambah konsentrasi pestisida nabati 0,5 kg/10 l air sampai 1,5 kg/10 l air maka intensitas serangan hama semakin berkurang.
Page | 433
ojs-unita.com Pembahasan
Pengaruh Pupuk Kandang Kuda terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Brokoli Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa pupuk kandang kuda berpengaruh sangat nyata terhadap diameter bunga, berat bunga per sampel dan berat bunga per petak dan berpengaruh nyata terhadap diameter batang berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, berat brangkasan dan intensitas serangan hama. Pupuk kandang kuda berpengaruh sangat nyata terhadap diameter bunga. hal ini di duga disebabkan karena pupuk kandang kuda yang sudah matang sehingga bermanfaat untuk menggemburkan tanah. Dengan tanah yang gembur kemungkinan akar tanaman brokoli dapat leluasa didalam menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah hal tersebut sesuai dengan pendapat Lingga dan Marsono (2007) yang menyatakan bahwa pupuk kandang sebagai pupuk organik sangat dibutuhkan tanaman untuk dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman karena memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami, menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah. Penambahan pupuk kandang sebagai pupuk organik akan mendorong kehidupan jasad renik di dalam tanah (Sutedjo, 2002). Jasad renik ini sangat penting peranannya dalam proses pelapukan bahan organik, yaitu amonifikasi dan nitrifikasi. Amonifikasi merupakan proses pelepasan Nitrogen dari N-organik dalam bentuk ammonium, sedangkan nitrifikasi merupakan proses perubahan senyawa nitrogen dari bentuk ammonium menjadi nitrat yang dapat diserap oleh tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang kuda berpengaruh sangat nyata terhadap berat bunga per sampel dan berat bunga per petak hal tersebut di duga disebabkan karena pupuk kandang kuda berfungsi untuk menambah
ketersediaan unsur hara di dalam tanah, sehingga dengan penambahan dosis pupuk kandang sampai 7 kg kemungkinan pupuk kandang tersebut semakin meningkatkan kandungan unsur hara yang diserap oleh tanaman brokoli hal ini sesuai dengan pendapat Anonimous (2009) menyatakan bahwa pupuk kandang menambah unsur hara dalam tanah. Tanah yang kurang subur memiliki kandungan unsur hara yang kurang mencukupi bagi pertumbuhan sehingga pemberian pupuk kandang akan menambah unsur hara yang kurang memadai tersebut serta memberikan tambahan unsur hara yang belum ada. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat (Risnandar, 2012). yang mengatakan bahwa pupuk kandang kuda mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Posfor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Belerang (S). Begitu juga dengan pendapat dari Anonimous (2009b) mengatakan bahwa pupuk kandang sebagai pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan unsur hara makro (Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Sulfur) dan unsur hara mikro seperti Zink, Tembaga, Kobalt, Barium, Mangan dan Besi meskipun jumlahnya relatif sedikit.
Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap diameter bunga, berat bunga per sampel, intensitas serangan hama dan berpengaruh nyata terhadap berat bunga per petak berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, diameter batang, berat brangkasan. Pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap diameter bunga, berat bunga per sampel. Tanaman brokoli yang mendapat perlakuan pestisida nabati dapat mengurangi serangan hama sehingga tanaman brokoli tidak terganggu. Hal tersebut terjadi karena daun pepaya sebagai bahan pestisida nabati tersebut berfungsi sebagai pengusir hama atau serangga. Dengan berkurangnya serangan hama dengan pemberian pestisida tersebut
Page | 434
ojs-unita.com
maka tanaman tidak terganggu sehingga diameter bunga dan berat bunga per sampel akan meningkat. Pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas serangan hama, hal ini di duga disebabkan oleh daun pepaya mengandung bahan aktif “papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”. Pestisida nabati dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mengendalikan hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga sesuai dengan pernyataan (Sudarmo, 2005). Pemberian pestisida nabati dari bahan daun pepaya dapat menurunkan intensitas serangan hama dari 6,41% menjadi 2,42 %. Hal tersebut disebabkan oleh bagian daun pepaya berfungsi sebagai penolak hama, pembunuh hama aphid, trips bunga, trips kuning dan lalat buah (insektisida), pembunuh penyakit karat, virus, dan jamur (fungisida) serta penolak binatang pengerat seperti pernyataan (Pracaya, 2002).
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pupuk kandang kuda dan pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap diameter bunga, berat bunga per sampel dan berat bunga per petak berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, diameter batang, berat brangkasan dan intensitas serangan hama. Interaksi perlakuan pupuk kandang kuda dan pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap diameter bunga, berat bunga per sampel dan berat bunga per petak. Hal ini diduga disebabkan karena perlakuan pupuk kandang kuda dan pestisida nabati saling mendukung dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman brokoli. Pupuk kandang menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah, seperti Nitrogen (N), Posfor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dan belerang (S). Pupuk kandang juga berfungsi untuk mengembalikan kesuburan tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman, mengurangi stres tanaman pada kondisi kekurangan air sesuai dengan pendapat
Souri (2001). Oleh karena itu penambahan pupuk kandang dan pestisida nabati akan memiliki pengaruh yang saling mendukung dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman yang bebas dari serangan patogen sehingga interaksi kedua perlakuan dan saling mempengaruhi dalam pertumbuhan tanaman.
IV. KESIMPULAN
Perlakuan pupuk kandang kuda berpengaruh sangat nyata terhadap diameter bunga, berat bunga per sampel dan berat bunga per petak dan berpengaruh nyata terhadap diameter batang berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, berat brangkasan dan intensitas serangan hama.
Pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap diameter bunga, berat bunga per sampel, intensitas serangan hama dan berpengaruh nyata terhadap berat bunga per petak. Interaksi antara perlakuan pupuk kandang kuda dan pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap diameter bunga, berat bunga per sampel dan berat bunga per petak berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, diameter batang, berat brangkasan dan intensitas serangan hama. Kombinasi perlakuan yang terbaik adalah K3P3 karena berat bunga baik per sampel dan perpetak yang tertinggi adalah pada kombinasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonimous, 2009a. Budi Daya Tanaman Brokoli. http://www.iptek.net.id. Diakses tanggal 06 Agustus 2016.
Page | 435
ojs-unita.com
[2] _________, 2009 b. Manfaat Pupuk Kandang. Smartagro.wordpress.com Diakses tanggal 2 Mei 2017
[3] _________, 2015. Statistik Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara. Dinas Pertanian, Tarutung.
[4] Cahyono, B. 2001. Brokoli dan Broccoli. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
[5] ________,B. 2011. Brokoli dan Brokoli. Penerbit kanisius, Yogyakarta.
[6] Fitriani, 2009. Budidaya Tanaman Kubis. www//eprints.uns.ac.id. Diakses tanggal 06 Februari 2016.
[7] Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati. Penebar Swadaya, Jakarta.
[8] Lingga, P. dan Marsono, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.
[9] Pracaya, 2002. Pengendalian Hama, Penyakit Tanaman secara Organik. Penebar Swadaya, Jakarta.
[10] Risnandar, C., 2012. Pupuk Kandang Kuda. www.Alamtani.com. Diakses 7 juni 2017.
[11] Rukmana, 2003. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Penerbit Kanisius. Jakarta.
[12] Sastrosupadi, 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
[13] Souri, 2001. Penggunaan Pupuk Kandang. Instalasi Penelitian dan Pangkajian Teknologi Pertanian, Mataram.
[14] Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati. Penerbit Kanisius, Jakarta.
[15] Sutedjo, M.M, 2002. Pupuk dan Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
[16] Wirakusumah, S. 2007. Buah dan Sayur untuk Terapi. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.