• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI. Oleh AI ADE RAHMAYANTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SKRIPSI. Oleh AI ADE RAHMAYANTI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

UJI COBA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X

SMA ISLAM AL-HIDAYAH CUKANGKAWUNG KECAMATAN SODONGHILIR

KABUPATEN TASIKMALAYA

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Oleh

AI ADE RAHMAYANTI 092154148

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

(2)

AN EXPEREIMENTAL STUDY OF USING INQUIRY LEARNING STRATEGY IN SOILED ENVIRONMENT CONCEPT AT CLASS X

SMA ISLAM AL-HIDAYAH CUKANGKAWUNG SODONGHILIR SUBDISTRICT

TASIKMALAYA REGENCY Ai Ade, Hernawan

ABSTRACT

To obtain the goal of study that provide an environment which can develop student’s skill and ability. The executor of education such as teacher has an important role, because they can influence, build, and develop student’s ability directly. Teacher as motivator, facilitator, and manager requires to be patient, diligent, clever, and make an effective situation during the teaching and learning process. To achieve a better change which student reach goal with certain criteria, it needed design of study that give a direct learning experience and student’s active role alike study using inquiry learning strategy. The inquiry studying strategy can develop student’s result in teaching learning strategy

Keyword : Learning Result, Inquiry Learning Strategy

UJI COBA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X

SMA ISLAM AL-HIDAYAH CUKANGKAWUNG KECAMATAN SODONGHILIR

KABUPATEN TASIKMALAYA Ai Ade, Hernawan

ABSTRAK

Dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu menyediakan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat dan kemampuan peserta didik, pelaksana pendidikan di antaranya guru memiliki peran yang sangat penting, karena guru secara langsung mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan peserta didik. Guru sebagai motivator, fasilatator, dan manejer dituntut untuk memiliki sikap sabar, tekun, ulet, serta mampu menciptakan situasi yang efektif untuk berlangsungnya kegiatan belajar. Untuk perubahan ke arah yang lebih baik, dimana hasil belajar peserta didik dapat mencapai kriteria yang ditentukan, perlu dirancang pola pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar langsung dan peran aktif peserta didik, seperti halnya belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. Penerapan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

(3)

Pendahuluan A. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan sangat bergantung kepada pelaksana pendidikan di antaranya guru. Dalam kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk memiliki keterampilan atau keahlian dalam menyampaikan materi, serta mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan. Setiap peserta didik tidak sama, mereka memiliki tingkat pemahaman dan kemampuan yang berbeda-beda. Peserta didik yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja hanya berperan sebagai pendengar sedangkan peserta didik yang pandai akan cenderung mendominasi keterlibatannya dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 10 Desember 2012 dengan guru mata pelajaran Biologi di kelas X SMA Islam Al-Hidayah Cukangkawung Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya, terungkap bahwa proses belajar mengajar pelajaran Biologi terdapat kendala, yaitu pada saat kegiatan belajar mengajar kebanyakan peserta didik lebih bersifat pasif, guru berperan sebagai pusat pembelajaran, sehingga peserta didik tidak dilibatkan langsung dalam proses belajar mengajar, dan peserta didik kurang diberikan kesempatan oleh guru untuk menyampaikan pendapatnya. Hal ini berdampak pada hasil pembelajaran yang kurang memuaskan, ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada konsep Pencemaran Lingkungan pada tahun ajaran 2011/2012 hanya mencapai 68 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 70.

Dari uraian tersebut, supaya kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan peserta didik lebih aktif, jelaslah perlu dirancang pola pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar langsung kepada peserta didik, misalnya berupa kegiatan pengamatan atau observasi, serta kegiatan yang dapat melatih peserta didik untuk berani mengkomunikasikan atau menjelaskan keterkaitan antara jawaban atau dugaan sementara dengan hasil observasi pada orang lain.

Salah satu strategi pembelajaran yang diduga cocok diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri berorientasi pada keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, serta mengembangkan sikap percaya pada diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri ini diharapkan dapat membantu peserta didik agar bisa menyerap konsep pelajaran yang disampaikan dengan lebih baik serta semoga dapat menjadi masukan bagi guru agar lebih meningkatkan lagi profesionalitas mengajarnya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “apakah strategi pembelajaran inkuiri cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Islam Al-Hidayah Cukangkawung Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya?”.

(4)

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecocokan penerapan strategi pembelajaran inkuiri pada proses pembelajaran konsep Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Islam Al-Hidayah Cukangkawung Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya.

D. Manfaat

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri.

2. Secara Praktis

a. Memberikan masukkan kepada pihak sekolah untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan mencoba menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan berbagai strategi pembelajaran pada proses belajar mengajar untuk meningkatkan keaktifan peserta didik.

c. Memberikan pengalaman baru kepada peserta didik untuk lebih berpikir kritis, lebih berani mengemukakan pendapat.

d. Melatih peserta didik untuk berkerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah sehingga terbentuk rasa kebersamaan, saling menghargai, dan bertanggung jawab.

e. Memotivasi peserta didik agar mau dan mampu memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

f. Meningkatkan hasil belajar dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, khususnya pada materi Pencemaran Lingkungan.

g. Mendapatkan gambaran tentang peningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh peserta didik, guru, materi pembelajaran, dan sebagainya dapat diminimalkan.

Pembahasan

Sanjaya, Wina (2007:194) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Ada beberapa ciri utama strategi pembelajaran inkuiri yang dikemukakan Sanjaya, Wina (2008:194-195) yakni: (1) strategi inkuiri menetapkan peserta didik sebagai subjek belajar; (2) strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa; dan (3) tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

(5)

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual peserta didik. Terdapat beberapa prinsip strategi pembelajaran inkuiri dalam Sanjaya, Wina (2008:197-199) diantaranya : (1) berorientasi pada pengembangan intelektual; (2) prinsip interaksi; (3) prinsip bertanya; (4) prinsip belajar untuk berpikir; dan (5) prinsip keterbukaan.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya Wina (2008:199-203) sebagai berikut:

1. orientasi. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah;

2. merumuskan masalah. Guru membawa siswa pada suatu persoalan yang menantang untuk berpikir memecahkannya sehingga timbul rumusan masalah yang akan dipecahkan;

3. merumuskan hipotesis. Siswa menentukan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji;

4. mengumpulkan data. Siswa menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan;

5. menguji hipotesis. Siswa menentukan jawaban apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak disesuaikan dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data; dan

6. merumuskan kesimpulan. Siswa mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Tes hasil belajar peserta didik kelas X SMA Islam Al-Hidayah Cukangkawung sebelum melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri pada konsep Pencemaran Lingkungan, diperoleh nilai minimum 14, nilai maksimum 24, rentang 10, median 20, rata-rata 19,65, varians 9,33, dan standar deviasi 3,05. Sementara tes hasil belajar setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri pada konsep Pencemaran Lingkungan, diperoleh nilai minimum 19, nilai maksimum 38, rentang 19, median 30, rata-rata 29,89, varians 16,56, dan standar deviasi 4,07.

Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik uji t, yang digunakan untuk membandingkan nilai pretest dan posttest, serta untuk mengetahui apakah nilai posttest telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum. Namun sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians.

Uji normalitas data pretest dengan menggunakan uji liliefors diperoleh Lo = 0,10 yang lebih kecil dari Lkritis = 0,17. Demikian pula data posttest diperoleh Lo = 0,11 yang lebih kecil dari Lkritis = 0,17. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kedua data telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal.

Uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Fmaksimum diperoleh

(6)

tersebut, maka didapat Fhitung < Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut memiliki varians yang homogen.

Hasil perhitungan uji t diperoleh thitung = −15,44 dan ttabel = 2,06. Ini menunjukan bahwa hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest. Selain itu uji t menunjukan bahwa nilai posttest lebih baik dari KKM yang ditentukan. Nilai KKM yang ditentukan adalah 28 sedangkan nilai KKM sebenarnya adalah 29,89.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah lakukan menunjukan bahwa strategi pembelajaran inkuiri cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Islam Al-Hidayah Cukangkawung Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar peserta didik sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri diperoleh nilai rata-rata sebesar 29,89, lebih besar dari pada hasil belajar peserta didik sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan nilai rata-rata sebesar 19,65.

Pada pertemuan pertama partisipasi peserta didik terasa kurang, peserta didik masih sering berbicara dengan temannya sehingga suasana kelas tidak kondusif. Peserta didik mulai terlihat antusias ketika guru memberikan apersepsi dan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi Pencemaran Lingkungan. Hambatan mulai terlihat ketika memasuki tahapan diskusi kelompok, hanya beberapa peserta didik yang terlihat aktif. Sebagian peserta didik terlihat malas ketika guru membimbing peserta didik dalam merumuskan masalah dari artikel yang ada dalam Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD). Hal ini dikarenakan peserta didik masih sedikit bingung dengan proses pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran inkuri. Materi dan penyampaiannya tidak langsung disampaikan oleh guru tetapi peserta didik lah yang harus mencari dan menemukan sendiri konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Selanjutnya dalam tahap merumuskan hipotesis peserta didik diberikan arahan supaya bisa menemukan jawaban sementara atas masalah yang ditemukan. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama mengumpulkan data atau informasi dari buku-buku yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang mereka rumuskan. Peserta didik mengajukan jawaban yang dianggap sudah benar dan sesuai dengan informasi atau data yang ditemukan. Ketika guru menyuruh peserta didik untuk membacakan hasil laporan penemuan atau kesimpulannya di depan kelas, peserta didik masih terlihat malu dan tidak berani. Dalam tahap ini guru memberikan motivasi dan penghargaan bagi peserta didik yang berani untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga antusiasme peserta didik mulai meningkat. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta didik yang aktif dan berani mengemukakan pendapat ketika ada jawaban dari temannya yang tidak sesuai dengan jawaban yang dia miliki. Selanjutnya peserta didik menyimpulkan hasil temuan yang peserta didik dapat, dan guru memberikan penguatan materi, serta menyimpulkan kembali. Hal yang masih kurang dalam proses pembelajaran yang pertama adalah dalam pengelolaan waktu. Waktu melebihi sedikit batas dari yang telah ditentukan, sehingga berdampak pada kesempatan diskusi yang diberikan kepada peserta didik menjadi berkurang.

Pada pertemuan kedua berjalan cukup baik, setelah guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, dan motivasi, peserta didik antusias dan duduk

(7)

dalam kelompok-kelompok yang telah ditentukan. Dalam diskusi kelompok setiap anggota kelompok berusaha untuk mencari masalah dari artikel yang ada dalam LKPD. Motivasi dan minat peserta didik membuat suasana pembelajaran menjadi kondusif. Peserta didik mengikuti seluruh arahan dari guru, dimulai dari tahap merumuskan hipotesis, pengumpulan data, dan mengajukan jawaban yang dianggap sudah benar dan sesuai dengan informasi atau data yang ditemukan. Peserta didik diberi kesempatan untuk berpikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lainnya, serta peserta didik memiliki tanggung jawab dalam kelompoknya. Selanjutnya guru membimbing peserta didik untuk melaksanakan diskusi kelas. Peserta didik lebih aktif dan berani dalam memberikan pendapat, dapat menghargai pendapat orang lain dalam berdiskusi, serta bersikap terbuka di dalam menerima kesepakatan hasil diskusi.

Pada pertemuan ketiga aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran lebih aktif. Di awal pembelajaran peserta didik diberikan apersepsi dan motivasi yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan awal yang berhubungan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Peserta didik lebih percaya diri, berani bertanya, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain, serta dapat menyimpulkan dan mengkomunikasikan materi pembelajaran. Peserta didik fokus terhadap kegiatan mencari dan menemukan sendiri konsep yang mereka pelajari. Peran guru hanya sebagai pemberi informasi atau penjelasan saja apabila ada materi yang tidak dipahami oleh peserta didik, selain itu guru sebagai manajer yang mengelola aneka sumber belajar yang ada, dan sebagai fasilisator untuk terjadinya proses belajar. Keterampilan guru dalam mengajar, dan mengelola kelas dalam kegiatan diskusi cukup baik. Di mulai saat membuka pelajaran hingga menutup pelajaran sudah tersistem dan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Dalam pembelajaran ini menggunakan alat bantu berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang di dalamnya terdapat artikel yang disediakan peneliti. Adapun hasil LKPD yang memperoleh hasil terbaik adalah kelompok satu yang memperoleh nilai sebesar 85, karena kelompok satu ini menemukan jawaban dari pertanyaan yang mereka temukan dalam artikel dengan tepat. Dalam menjawab pertanyaan mereka lebih bersifat kritis, dan analitis. Selain itu antara anggota kelompok saling bekerja sama, aktif, berani untuk mengemukakan pendapat, serta mempersantikan hasil temuannya dengan baik. Kelompok dua mendapat skor di bawah kelompok satu dengan memperoleh nilai sebesar 80, karena dalam menjawab pertanyaan dari masalah yang mereka temukan ada beberapa jawaban yang tidak sesuai dengan data, dan tidak semua anggota kelompok berani untuk mengemukakan pendapatanya. Kelompok lima mendapat skor 75, hal ini disebabkan oleh pernyataan-pernyataan dari hasil analisisnya kurang tepat. Mereka lebih mengandalkan kepada seseorang untuk melakukan semua tahapan selama proses inkuiri, sehingga kerja sama antara kelompok sangat kurang. Kelompok tiga dan empat mendapat skor yang sama yaitu sebesar 65, karena banyak masalah yang berupa pertanyaan ini tidak ditemukan jawabannya.

Penerapan strategi pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh besar terhadap hasil belajar peserta didik. Hal itu dikarenakan peserta didik diberikan pengalaman belajar langsung. Strategi pembelajaran inkuiri ini lebih menekankan

(8)

pada proses penemuan dan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik dilatih untuk berpikir kritis, mengkomunikasikan atau menjelaskan keterkaitan antara prediksi dan hasil observasi pada orang lain, serta mengembangkan sikap percaya diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna.

Peserta didik dapat dilatih untuk bisa berpikir kritis dan logis melalui materi atau konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Konsep Pencemaran Lingkungan merupakan konsep yang tepat untuk dipelajari melalui strategi pembelajaran inkuiri karena konsep ini mudah untuk diamati dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, dan peserta didik dapat menjadikan lingkungan sebagai bahan pengetahuannya.

Melalui strategi pembelajaran inkuiri peserta didik tidak hanya mendengarkan dan menerima semua informasi dari guru saja, tetapi peserta didik berpikir lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah, dan berperan dalam pembentuk pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara mandiri akan lebih lama diingat oleh peserta didik dari pada pengetahuan atau informasi yang didengar dari orang lain. Tetapi waktu yang diberikan sangatlah terbatas, sehingga peserta didik tidak diberi peluang untuk mencari lebih jauh lagi dengan bertanya atau mengajukan pendapat.

Proses inkuiri diberikan kepada peserta didik melalui pemecahan masalah secara ilmiah. Setiap peserta didik diberikan arahan dan bimbingan untuk dapat merumuskan masalah sendiri serta mencari jawaban dari rumusan masalah tersebut dengan cara di beri LKPD yang didalamnya ada artikel disertai dengan masalah-masalah yang nyata. Sehingga dapat mengembangkan penguasaan konsep peserta didik dan menumbuhkan kemampuan dalam menganalisis masalah.

Selain penerapan strategi pembelajaran, faktor internal di antaranya motivasi, minat, tingkat kecerdasan (IQ), dan kesehatan peserta didik berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Selain itu sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar mengajar, dan lingkungan belajar merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

Selama penelitian berlangsung strategi pembelajaran inkuiri mempunyai kelebihan di antaranya:

1. peserta didik dapat belajar untuk bertukar pikiran dengan temannya saat proses diskusi dan saling melengkapi satu sama lain;

2. menumbuhkan sikap toleransi dan kebebasan dalam belajar;

3. peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga termotivasi untuk belajar;

4. memberikan kesempatan pada peserta didik menemukan fakta-fakta, membangun konsep, dan pengetahuan secara mandiri. Dimana peserta didik melakukan pengamatan terhadap fenomena yang terjadi serta mengkomunikasikan pemikiran dan hasil diskusinya sehingga peserta didik lebih memahami dan menguasi konsep yang di ajarkan;

5. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari;

(9)

6. menumbuhkan sikap percaya diri pada peserta didik tentang apa yang mereka dapat selama proses inkuiri itu adalah hasil mereka sendiri;

7. membangkitkan kreativitas, semangat, dan motivasi pada peserta didik, dimana peserta didik merasakan jerih payah penyelidikannya; dan

8. memberi kesempatan pada peserta didik untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa strategi pembelajaran inkuiri cocok diterapkan pada konsep Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Islam Al-Hidayah Cukangkawung Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya.

Saran

1. Dalam proses belajar mengajar guru harus memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan materi yang akan disampaikan.

2. Diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran terutama dalam materi, dan penggunaan strategi pembelajaran sehingga pembelajaran yang diberikan oleh guru pada saat proses belajar mengajar dapat lebih meningkatkan keaktifan peserta didik, pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan, serta memberikan hasil yang sesuai dengan harapan.

3. Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri memerlukan konsentrasi dan kemampuan berpikir kritis peserta didik agar peserta didik menemukan konsep secara mandiri dan mampu memaknai materi yang dipelajarinya. 4. Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri lebih cocok digunakan untuk kelas

yang jumlah siswanya sedikit sehingga suasana kondusif.

5. Pembagian kelompok harus sesuai yaitu secara heterogen (terdapat peserta didik berkemampuan akademik atas, sedang, dan bawah) agar dalam setiap kelompok seimbang.

6. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran inkuiri membutuhkan waktu yang cukup lama dan menuntut kreativitas yang tinggi dari guru.

7. Bagi peneliti selanjutnya, hedaknya dapat mencoba menerapkan strategi pembelajaran inkuri pada konsep yang berbeda dari konsep yang telah peneliti gunakan, serta sesuai dan relevan dengan kondisi yang ada.

Daftar Pustaka

Achmad, Rukaesih. (2004). Kimia Lingkungan. Jakarta: Andi Offset.

Ahmadi, Iif Khoiru, et.al. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

(10)

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Cahyono, Agus Tri (2012). Hasil Anabut (T5) EvaluasiPengajaran. [Online]. Tersedia: http://blog.elearning.unesa.ac.id/agus-tri-cahyono/hasil-anabut-t5-evaluasi-pengajaran/. [22 Januari 2013]

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hernawan, Edi. (2009). Statistika Dasar. Tasikmalaya: FKIP Universitas Siliwangi.

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Penada Media.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono (2012). Metode Peneleitian Kuantitatif Kualitiatatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.

Wena, Made.(2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press.

Riwayat Penulis

Ai Ade Rahmayanti, adalah mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Referensi

Dokumen terkait

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami berharap kritik dan saran yang bisa memperbaiki proposal kami di masa yang akan datang.. Akhir

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses

Penggunaan metode mind map dan media grafis dalam pembelajaran IPS di Kelas V Sekolah Dasar dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Proses pembelajaran IPS dengan

Otonomi daerah merupakan isu penting sejak bergulirnya reformasi pada tahun 1998. Setelah berakhirnya pemerintahan Orde Baru, rakyat di beberapa daerah mulai menyuarakan

Pokja Pengadaan Barang/Jasa ULP Universitas Mataram akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan jasa konsultansi secara

Pada hari ini Senin tanggal delapan bulan Oktober tahun dua ribu dua belas, kami Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang Tim 6 Unit Layanan Pengadaan

secara berkelompok untuk menjawab pertanyaan tentang pengertian, jenis, karakteristik, lingkup usaha jasa wisata; serta hubungan antara berbagai usaha jasa wisata guna

Pengambilan sampel dilakukan pada lumpur aktif dari tiga jenis industri tekstil berdasar proses produksi yang dilakukan yaitu proses terpadu, proses terpadu tanpa printing