• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PABRIKSEMEN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH RASIO LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PABRIKSEMEN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh

UFRAH

NIM 105721123616

Program Studi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(2)

i

EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UFRAH

105721123616

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)

ii

Karya Ilmiah Ufrah ini kupersembahkan untuk Ayah dan Ibu serta

Keluargaku, yang senantiasa memberikan limpahan Do’a dan kasih

saying. Dan Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak

H. Sultan Sarda, S.E., MM dan Bapak Firman syah S.E., MM tang

senantiasa selaku membimbing, mengarahkan saya serta memberi

dukungan dan motivasi sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

Serta sahabatku yang menyayangiku dan seluruh teman kelas

manajemen F-16 yang selalu membantu dalam mengerjakan skripsi ini

sampai selesai.

MOTTO HIDUP

“Pendidikan Adalah Kunci Untuk Membuka DUnia,

Sebuah Paspor Untuk Kebebasan”

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Pabrik Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ”Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I H. Sultan Sarda, S.E., MM. Pembimbing II Firman Syah,SE,MM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Rasio Likuiditas berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Pabrik semen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 3 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi.

Teknik analisis menggunakan analisis uji asumsi klasik (uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas), uji parsial (uji t) dan uji koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji parsial (uji t) variable current ratio, quick ratio dan cash ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

(8)

vii

Financial Performance in Cement Factory Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange. "Thesis of Management Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I H. Sultan Sarda, S.E., MM. Supervisor II Firman Syah, SE, MM.

This study aims to determine the liquidity ratio has an effect on the financial performance of cement factories listed on the Indonesia Stock Exchange. This type of research used in this research is a quantitative approach with a sample of 3 respondents. Data collection techniques using documentation techniques.

The analysis technique uses classical assumption test analysis (normality test, heteroscedasticity test, autocorrelation test and multicollinearity test), partial test (t test) and the coefficient of determination test.

The results showed that based on the partial test (t test) the variable current ratio, quick ratio and cash ratio did not have effect on financial performance.

(9)

viii

Puji syukur keadirat Allah SWT yang telah meberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini sebagai salah satu syarat untukmenyelesaikan studi dan meraih gelar Sarjana Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah makassar.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbigan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu dalam penyusunan skripsi ini. Karena atas bantuannya baik berupa ide, gagasan, materi maupun bantuan berupa spirit mampu mendorongpeulis untuk menyelesaikan penelitian dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., Mmselaku ketua JurusanProgram Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak H. Sultan Sarda, SE., MM dan Bapak Firman Syah, SE., MM. Selaku pembimbing yang telah berkenan memeberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam proses penyusunan skripsi.

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta pengalaman yang sangatberguna kepada penulis.

(10)

ix

Manajemen yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, hal itu dikarenakan keterbatasan penulis baik dalam pengumpulan data, pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini bisa bermanfaat bukan hanya untuk para akademisi terkait keilmuan yang sama tetapi juga bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.

Billahi fii sabillill haq, fastabiqul khairat, wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, Oktober 2021

(11)

x

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

LEMBAR PENGESAHAN ...iv

SURAT PERNYATAAN ...v

ABSTRAK ...vi

ABSTRACK ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah ...3

C. Tujuan Penelitian ...3

D. Manfaat peneltian ...4

(12)

xi

3. Pengertian Kinerja Keuangan ...10

4. Pengukuran kinerja keuangan ...12

5. Analisis Kinerja Keuangan ...13

B. Tinjauan Empiris ...15

C. Kerangka Pikir ...18

D. Hipotesis ...19

BAB III METODE PENELITIAN ...21

A. Jenis dan Pendekatan penelitian ...21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...21

C. Definesi Operasional Variabel dan Pengukuran ...21

1. Variabel Independen ...22

2. Variabel Dependen ...23

D. Populasi dan Sampel...24

E. Teknik Pengumpulan Data ...25

F. Teknik Analisis Data ...25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...30

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...30

B. Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Tanggung ...42

C. Penyajian Data ...48

D. Hasil Penelitian ...54

(13)

xii

B. Saran ...66

DAFTAR PUSTAKA ...68

(14)

xiii

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...15

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ...24

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Likuiditas Current Ratio ... 49

Tabel 4.2 HasilPerhitungan Likuiditas Quick Ratio ... 50

Table 4.3 Hasil Perhitungan Likuiditas Cash Ratio ... 52

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA) ... 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 58

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikoloniaritas ... 59

(15)

xiv

Gambar 2.1Skema Kerangka Pemikiran ... 19

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Semen Yang

TerdaftarPada Bursa Efek Indonesia...43

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalits...55

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era persaingan yang sangat ketat saat ini baik dalam dunia usaha maupun bisnis, perusahaan perlu meningkatkan kinerja dalam perusahaan tersebut. karena dengan mengetahui kinerja khususnya dibidang keuangan, perusahaan dapat menentukan strategi bersaing melawan pesaing-pesaingnya. Salah satu faktor pendukung utama perusahaan dalam menyiapkan strateginya adalah kinerja keuangan yang baik. Baik buruknya suatu kinerja keuangan perusahaan akan sangat berpengaruh besar dalam menentukan arah pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan dapat melakukan melalui penyajian laporan keuangan yang terdiri dari neraca, Laporan perhitungan laba-rugi dan laporan perubahan modal. Melalui penyajian laporan keuangan akan dapat memberikan informasi yang lengkap dilakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut.

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah industri semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Industri semen merupakan industri di Indonesia yang berkembang sangat pesat dan yang mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan.Hal ini karena semen merupakan kebutuhan pokok dalam pembangunan mulai dari pembangunan rumah, jalan raya hingga pembangunan gedung-gedung tinggi lainnya. Konsumsi semen di Indonesia terus mengalami

(17)

pertumbuhan, bahkan diprediksi akan tumbuh pesat dalam periode yang akan dating seiring dengan pembangunan di Indonesia yang direncanakan pemerintah.

Analisis rasio merupakan suatu bentuk alat analisis yang umum digunakan dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.Diantara analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan yaitu rasio likuiditas, dengan analisis ini perusahaan dapat mengevaluasi keadaan pada masa lalu dan sekarang. Di evaluasi dan dianalisa sehingga dapat diketahui kinerjanya. Rasio keuangan merupakan alat analisis perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah jumlah yang lain dalam laporan keuangan.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kerhasilan perusahaan berupa hasil yang telah dicapai berkat berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Kinerja keuangan merupakan suatu analisis untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan aktivitas sesuai aturan-aturan pelaksana keuangan secara baik dan benar(Fahmi, 2012 : 2)

Pentingnya rasio likuiditas bagi kinerja keuangan, karena Rasio likuiditas mempunyai hubungan yang cukup erat dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profitabilitas), yaitu tingkat ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan dalam aktivitas operasional perusahaan. Dengan adanya modal yang cukup maka dapat memungkinkan operasi perusahaan mampu berjalan dengan maksimal.

(18)

Manajemen perusahaan juga perlu menghindari modal kerja yang berlebihan, karena hal tersebut perlu menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan tidak berkembang untuk mencari laba. Idealnya, perusahaan memiliki modal yang cukup dan mampu membiayai segala kegiatan perusahaan dalam arti tidak ada dana yang menganggur, dengan demikian kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan atas aktiva dapat maksimum. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya aktiva dalam kinerja keuangan, perlu dilakukan analisis rasio likuiditas, berupa analisis Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio sebagaimana yang akan dilakukan pada penelitian ini.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Kinerja

Keuangan pada Perusahaan Pabrik Semen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut : Apakah Rasio Likuiditas berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Pabrik semen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap kinerja keuangan perusahaan pabrik semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(19)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti

Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam memahami konsep serta bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dalam perkuliahan. 2. Akademis

Sebagai referensi bagi pihak=pihak yang berkompoten dalam mencari informasi untuk penelitian selnjutnya.

3. Perusahaan

penelitian ini dapat menjadi konstribusi dan sekaligus bermanfaat bagi dalam mengambil kebijakan atau evaluasi terutama terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan.

(20)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Rasio Likuiditas

Likuiditas erat kaitannya dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain kewajiban-kewajiban jangka pendek perusahaan harus segera dilunasi, kemudian dengan menghubungkan elemen daripada aktiva disatu pihak dengan passive dilain pihak pada laporan rugi laba perusahaan akan diperoleh gambaran tentang keadaan finansial perusahaan.

Menurut Riyanto dalam(Fahmi , 2014)menyatakan bahwa likuiditas adalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Sedangkan menurut (Munawir , 2010) likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Likuiditas juga merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, besarnya perbandingan atau rasio terbaik antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah sekitar 2 : 1.angka tersebut tidaklah mutlak, besarnya rasio dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan keuangan masing-masing.

Menurut Fred Weston dalam (Kasmir, 2010 : 110) menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan

(21)

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo. Likuiditas sangat penting untuk mempertimbangkan dampak dari ketidak mampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dengan kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan.

2. Jenis-jenis rasio likuiditas a. Rasio lancar (current Ratio)

Rasio lancar, merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan (Kasmir, 2010 : 111).

Jika rasio lancar (current ratio) menujukkan perbandingan 1 : 1 atau 100% berarti aktiva lancar bisa melunasi kewajiban jangka pendek. Kondisi perusahaan tergolong lebih aman jika rasio lancar diatas satu atau lebih dari 100% maka perusahaan tersebut sudah pasti mampu membayar utang lancarnya tanpa mengganggu

(22)

kegiatan operasional perusahaan. Current ratio sebesar 200% dinilai sebagai current ratio yang memuaskan untuk perusahaan industri atau perusahaan komersial besar. Untuk perusahaan penghasil jasa seperti perusahaan listrik dan hotel rasio sebesar 100% sudah mencukupi.

Tingginya rasio lancar berarti jumlah uang kas sangat banyak (berlebih) sehingga kegiatan operasional berjalan lancar. Namun rendahnya rasio likuiditas berarti aktiva lancar (persediaannya) berlebihan. Tingginya tingkat rasio harus dikhawatirkan, hal itu terjadi mungkin akibat aktiva tidak digunakan secara efektif oleh perusahaan. Jika tingkat rasio rendah menunjukkan bahwa aktiva telah digunakan secara efektif, namun berbahaya bagi keberlangsungan kegiatan operasional. Saldo kas harus dibuat sesuai dengan tingginya tingkat pertukaran piutang dan persediaan super sumber daya tidak dipakai secara sia-sia. Rumus rasio lancar yaitu:

Current Rasio =

b. Rasio Cepat (quick ratio)

Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid

test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya, nilai sediaan

Aktiva lancar Hutang lancar

(23)

kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan memerlukan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Jika rasio sebesar 1 : 1 atau 100% maka likuiditas perusahaan baik. Jika terjadi masalah likuiditas maka perusahaan akan mudah untuk mengubah aktiva menjadi uang untuk membayar kewajiban (utang). Rumus quick ratio:

Quick Rasio =

c. Rasio Kas (cash ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan yang ada di bank (yang dapat ditarik setiap saat menggunakan kartu ATM). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Jika rasio sebesar 1 : 1 atau 100% berarti perbandingan kas atau setara kas dengan utang akan semakin baik sehinggah perusahaan bisa melunasi utang sesuai jatuh tempo atau sebelum jatuh tempo. Berikut ini rumus rasio kas:

Aktiva lancar-Persediaan Hutang lancar

(24)

Cash Rasio =

d. Rasio Perputaran Kas (cash Turnover Ratio)

Rasio perputaran kas (cash turnover ratio), menurut James O. Gill, dilakukan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya,rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Rasio perputaran kas memperlihatkan perbandingan nilai penjualan bersih terhadap modal kerja bersih. Modal kerja bersih berupa semua komponen aktifalancar dikurangi dengan total aset lancar. Rasio ini juga guna mengetahui seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan. Rumus rasio perputaran kas sebagai berikut:

Rasio Perputaran kas =

e. Working Capital to Total Asset Ratio

Rasio ini dipakai untuk menilai likuiditas dengan menghitung total aktiva dan posisi modal kerja. Rumus rasio ini sebagai berikut:

Working Capital to Asset Ratio =

Kas + Bank Hutang lancar

Penjualan Bersih Modal kerja bersih

(Aktiva Lancar-Hutang Lancar) Jumlah Aktiva

(25)

3. Pengertian kinerja keuangan a. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi dibidang keuangan uang unsur-unsurnya berkaitan dengan pendapatan, operasional secara menyeluruh, struktur hutang dan hasil investasi. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perubahan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.

Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi , 2012 : 2).

Menurut (Agnes, 2005 : 6) kinerja keuangan adalah penilaian kondisi keuangan yang menjadi prestasi perusahaan yang memerlukan analisis dengan beberapa tolak ukur seperti rasio dan indeks sehingga dua kata keuangan bisa terhubung antara satu dengan yang lain.

b. Return On Assets (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Atau dengan kata lain,

(26)

ROA adalah indicator suatu unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.

ROA dapat membantu perusahaan yang telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitive terhadap setiap halyang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri.Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut dipasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Angka ROA dapat dikatakan baik apabila >2%.

(27)

Return On Assets (ROA) juga digunakan untuk menilai

sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditetapkan. Besarnya nilai Return On Assets dapat dihitung dengan rumus berikut ini :

ROA=

4. Pengukuran kinerja keuangan

Pengukuran kinerja (performing measurement) adalah kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas perusahaan didalam pengoperasian bisnis perusahaan selama akuntansi. Pengukuran kinerja digunakan perussahaan uantuk melakukan sebuah perbaikan diatas kegiatan operasionalnya supaya bisa bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan ini merupakan proses pengkajian yang kritis terhada riview data, menghitung, mengukur, lalu menginterprestasi, dan memberikan sebuah solusi terhadap keuangan perusahaan dalam suatu periode.

Menurut (Munawir , 2012 :31) mengatakan bahwa tujuan dari adanya pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah :

Laba Bersih

(28)

a. Mengetahui tingkat likuiditas.

Likuiditas ini menunjukkan sebuah kemampuan suatu perusahaan guna memenuhi kewajiban keuangan yang seharusnyasegera diselesaikan pada waktu ditagih.

b. Mengetahui tingkat solvabilitas.

Solvabilitas ini menunjukkan sebuah kemampuan perusahaan guna memenuhi kewajiban keuangannya jika perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan dalam jangka pende maupun jangka panjang.

c. Mengetahu tingkat rentabilitas.

Rentabilitas atau sering dikenal dengan profitabilitas ini menunjukkan sebuah kemampuan perusahan guna menghasilkan profit selama periode tertentu.

d. Mengetahui tingkat stabilitas.

Stabilitas ini menujukkan sebuh kemampuan perusahaan guna melakukan usahanya secara stabil, yang diukur menggunakan pertimbangan kemampuan perusahaan guna membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga dari hutang-hutang-hutangnya secara tepat pada waktunya.

5. Analisis kinerja keuangan

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 (delapan) macam, (Jumingan, 2006 :242) yaitu:

a. Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah teknik analisis dengan cara membandingkan sebuah laporan keuangan dalam

(29)

dua periode atau lebih dengan cara menunjukkan perubahan, baik pada jumlah ataupun dalam presentase.

b. Analisis Tren atau tendensi posisi, adalah teknik analisis guna memahami tendensi kondisi keuangan apakah sedang menunjukkan peningkatan atau malah penurunan.

c. Analisis Prsentase per-Komponen (common size), adalah teknik analisis guna mengetahui presentase investasi dimasing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau jumlah total aktiva maupun utang.

d. Analisis Sumber da Penggunaan Modal Kerja, adalah teknik analisis guna mengetahui besarnya sumber dana dan penggunaan modal kerja melewati dua periode waktu yang sudah dibandingkan.

e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, adalah teknik analisis guna mengetahui keadaan kas disertai sebab dari terjadinya perubahan kas dalam suatu periode waktu tertentu.

f. Analisis Rasio Keuangan, adalah teknik analisis keuangan guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu dalam neraca ataupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

g. Analisis Perubahan Laba Kotor, adalah teknik analisis guna mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya dari perubahan laba.

(30)

h. Analisis Break Event, adalah teknik analisis guna mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai supaya perusahaan tidak akan mengalami kerugian.

B. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan dalam penyusunan penelitiaan. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan penelitian terdahulu.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Metode Hasil Penelitian 1. Nurul Fadilah, Echsan Ghani, Evaliati Amaniyah (2017) Pengaruh Quick Ratio, Inventory Turnover dan Debtto Equity Ratio Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Kabel Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Purposive Sampling

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebastidak memengaruhi simultan terhadapProfitabilitas

sementara dalam Rasio Cepat parsial,Perputaran PersediaandanRasio

Hutang terhadap Ekuitas tidak mempengaruhi Profitabilitas.koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini sebesar6,1%, artinyavariabel independen

(31)

yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan variabel dependen6,1% dan sisanya 93,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakandalam penelitian ini. 2. Ellyn Octaviant y Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar Di Bei (2008-2012) Metode analisis verifikatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa current ratio memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan, quick ratio hubungan yang positif dan tidak signifikan dan cash ratio hubungan yang positif dan tidak signifikan pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI. 3. Arysa Ardy Septhina (2016) Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Kinerja Purposive Sampling

Variabel current ratio mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Cash ratio mempunyai pengaruh

(32)

Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014 positifsignifikan terhadap kinerja keuangan. Variabel quick ratio tidak mempunyai pengaruh sigifikan terhadap kinerja keuangan. Variabel Working Capital to Total asset Ratio mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan.

4. Erni Puji Astuti, Retnosari Retnosari, Ayunda Putri Nilasari, Dinar Melani Hutajulu (2019) Anaisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Provitabilita s Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Purposive sampling

Hasil penelitian ini

menujukkan bahwa

Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan. Tetapi

solvabilitas dan profitabilitas dalam penelitian tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan karena disebabkan beberapa faktor yang

dialami disetiap

(33)

5. Armalinda (2019) Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Return On Asset (ROA) Pada PT. Matahari Putra Prima Tbk Di BEI Penelitian Asosiatif / Kuantitatif

Hasil uji statistik menunjukkan secara parsial variabel Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA), sedangkan variabel Quick Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Secara simultan variabel Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA).

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas terhadap kinerja keuangan. Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio, quick

(34)

Perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini merupakan perusahaan pabrik semen yang terdaftar di BEI.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

X1, X2, dan X3 = Variabel Independen

Y = Variabel Dependen

= Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah ada atau tidaknya hubungan yang ditimbulkan oleh variabel independen (variabel X) yaitu current ratio, quick ratio dan

cash ratio terhadap variabel dependen (variabel Y) yaitu kinerja

keuangan pada perusahaan pabrik semen yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia.

Current Ratio (X1)

Kinerja Keuangan (ROA) (Y)

Quick Ratio (X2)

(35)

Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah:

H1 : Diduga ada pengaruh signifikan antaracurrent ratio terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pabrik semen yang terdaftar di BEI

H2 : Diduga ada pengaruh signifikan antara quick ratio terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan pabrik semen yang terdaftar di BEI

H3 : Diduga ada pengaruh signifikan antaracash ratio terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan pabrik semen yang terdaftar di BEI

(36)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena mengacu pada perhitungan dan data berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan metode statistika menggunakan program spss. Metode kuantitatif digunakan untuk mengukur pengaruh rasio likuiditas terhadap kinerja keuangan pada perusahaan semen yang terdaftar di BEI.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana suatu penelitian tersebut akan dilakukan.Penelitian ini mengambil data di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) UNISMUH MAKASSAR yang terletak di Gedung Menara Iqra lantai 2 Jl. Sultan Alauddin No. 259 Kota Makassar khususnya data pada perusahaan pabrik semen yang terdaftar di Bursa Efek Indoonesia.Waktu penelitian untuk memperoleh data kurang lebih 2 bulan yaitu juli sampai agustus 2020.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti dengan tujua untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal tersebut dan ditariklah sebuah kesimpulan. Berkaitan dengan penelitian ini variabel penelitian terbagi menjadi dua yang terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.

(37)

1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah likuiditas yang diukur dengan menggunakan current ratio, quick ratio, dan cash ratio dengan rumus sebagai berikut :

a. Current ratio

Digunakan untuk menilai Kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi current obligasinya.

Rumus :

Current ratio =

b. Quick ratio

Digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban jangka pendeknya.

Rumus :

Quick ratio =

c. Cash ratio

Alat yang digunakan untuk mengukur seberapa uang kas yang tersedia untuk membayar hutang.

Rumus : Cash ratio= Aktiva lancar Hutang lancar Aktiva lancar-Persediaan Hutang Lancar Kas+Bank Hutang Lancar

(38)

2. Variabel dependen

Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja keuangan yang merupakan rasio keuangan perusahaan yang terkait dengan potensi keuntungan mengukur kekuatan perusahaan membuahkan keuntungan atau juga laba pada tingkat pendapatan, aset dan juga modal saham spesifik.

Suatu perusahaan dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila memenuhi persyaratan tertentu, terutama terkait dengan kondisi keuangannya. Jika seuatu perusahaan memiliki rasio keuangan yang baik, maka kinerjanya dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai produktivitas tinggi dan menghasilkan keuntngan bias dikatakan baik. Banyak rasio keuangan yang bias digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, salah satunya adalah Return On Assets (ROA).

Return On Assets merupakan rasio yang digunakanuntuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Return On Assets dinyatakan dalam rumus sebahai berikut :

Rumus :

Return On Assets (ROA) = x 100%

Laba Bersih Asset Total

(39)

D. Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2012 : 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian menarik kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pabrik semen yang terdaftar di BEI.

(Sugiyono, 2012 : 116) pengertian sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, merupakan teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Sample penelitian yang dipilih didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan pabrik semen yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019 b. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan untuk variabel penelitian.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, terdapat 3 perusahaan yang memenuhi kriteria dan akan dijadikan sampel dalam penelitian.

Tabel 3.1 Sampel penelitian

No. Kode Nama Emiten

1 INTP Indocoment Tunggal Prakasa Tbk 2 SMBR Semen Baturaja (persero) Tbk 3 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

(40)

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan pada perusahaan pabrik semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun periode 2015=2019. Data sekunder tersebut dikumpulkan dengan cara metode dokumentasi. Data diperoleh melalaui akses internet www.idx.co.id dan situs perusahaan. Dari data tersebut diperoleh kuantitatif berupa data laporan keuangan tahunan yang telah diterbitkan oleh perusahaan yang termasuk dalam perusahaan pabrik semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses atau upaya untuk mengolah data menjadi informasi baru sehingga karakteristik data menjadi lebih mudah dipahami dan berguna untuk solusi masalah, terutama yang terkait dengan penelitian.

Adapun tahap dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis kuantitatif yang terdiri dari:

1) Uji Asumsi Klasik

Penguji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji Heterokedastisitas

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Jadi yang menguji

(41)

normalitas bukan masing-masing variable independen dan dependen tapi nilai residual yang dihasilkan model dari regresi.Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual terdistribusi secara normal.Metode yang digunakan untuk pengujian normalitas yaitu one sample Kolmogorov-smitnov. Cara mengetahui residual berdistribusi normal jika signifikasi lebih dari 5% atau 0,05.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas,yaitu adanya hubungan linear antara variable independen dalam model regresi prasyarat yang harus terpenuhi dalam metode regresi adalah tidak adanya multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antara variable bebasnya dan jika nilainya tolerance >0.10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) nya <10 maka tidak terjadi multikolinieritas

c. Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada priode t-1 (sebelumnya). Jikaterdapat akorelasi maka model tersebut mengalami masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria pengujian DW < 2, ada autokorelasi.

(42)

d. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005:105), pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi heterokedastisitas. Apabil model terkena heterokedastisitas maka setiap terjadi perubahan pada variabel terikat mengakibatkan error (residual) sejalan dengan kenaikan atau penurunannya. Uji heterokedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu yaitu uji Glajser meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikan antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka disimpulkan model tidak terjadi heterokedastisitas.

2) Analisis Regresi Berganda

Analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.Analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel inependen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Current Ration, Quick

Ration dan Cash Ratioterhadap kinerja keuangan. Persamaan regresi

liner berganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3+ e

Keterangan:

Y = Kinerja keuangan a = Konstanta

(43)

X1 = Current Ratio X2 = Quick Ratio X3 = Cash Ratio

b1 = Koefisien regresi untuk Current Ratio b2 = Koefisien regresi untuk quick Ratio b3 = Koefisien regresi untuk Cash Ratio e = Standar error

3) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau konstribusi variabel independen (curren ratio, quick ratio, dan cash ratio) terhadap variabel dependen (kinerja keuangan).Besar koefisien determinasi (R2) didapat dari mengkuadratkan koefisien kolerasi (r). koefisien determinasi dapat dilambangkan dengan (R2). Untuk menghitung pengaruh rasio likuiditas terhadap kinerja keuangan maka digunakan spss.

4) Uji statistik T

Uji t bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel independen X1 (current ratio), X2 (quick ratio), dan X3 (cash ratio) terhadap variabel dependen Y (kinerja keuangan). Untuk menguji variabel yang berpengaruh antara X1, X2, dan X3 terhadap Y, maka digunakan uji t. Adapun kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:  Jika signifikan kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

(44)

 Jika signifikan lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

(45)

30

BAB IV

HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah singkat perusahaan

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai

(46)

pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta AutomatedTrading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yangdigunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX. Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

2. Visi dan Misi BEI Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat tinggi.

Misi

Menyediakan insfrastuktur untuk mendukung terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).

Berikut perusahaan pabrik semen yang listing dibursa efek Indonesia yang dijadikan sampel pada penelitian ini yang terdapat 6 perusahaan: a. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

1) Profil Perusahaan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (selanjutnya disebut Indocement) didirikan pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta pendirian No. 227 dibuat di hadapan Notaris di Jakarta, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-2876HT.01.01.Th.85 tanggal 17 Mei 1985 dan

(47)

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 tanggal 16 Juli 1985. Sejarah Indocement tidak lepas dari berdirinya PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) pada tahun 1975 yang mengelola pabrik semen di Citeureup, Jawa Barat yang memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan 500.000 ton.Dalam kurun waktu sepuluh tahun Indocement membangun tujuh pabrik tambahan sehingga kapasitas produksi terpasangnya meningkat menjadi sebesar 7,7 juta ton per tahun. Peningkatan tersebut turut membantu penyediaan pasokan semen bagi pembangunan di Indonesia yang semula merupakan negara importir semen, berubah menjadi negara yang mampu mengekspor semen. Kedelapan pabrik tersebut dikelola dan dioperasikan oleh enam perusahaan berbeda, yaitu:

1. PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE); 2. PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE);

3. PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICPE); 4. PT Perkasa Agung Utama Indonesia Cement

Enterprise(PAUICE);

5. PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PIAICE); dan

6. PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise (PAMICE).

Indocement didirikan untuk melebur keenam perusahaan tersebut danmengelola serta mengoperasikan kedelapan pabriknya

(48)

dalam satu manajemen yang terpadu. Akta pendirian Indocement kemudian mengalami perubahan dengan akta notaris No. 81 dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H., Notaris Publik di Jakarta yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3641HT.01.04.Th.85 tanggal 15 Juni 1985 dan menetapkan bahwa semua saham ekuitas yang dimiliki keenam perusahaan berbeda tersebut telah diakuisisi oleh Indocement melalui penerbitan sahamnya sendiri.

Pada 1989, Indocement menapaki babak baru dengan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana dan menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “INTP” pada 5 Desember 1989. Kantor pusat Indocement berlokasi di Wisma Indocement, lantai 13, Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 70-71, Jakarta Selatan. Guna mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat, Indocement terus berupaya menambah jumlah pabriknya untuk meningkatkan kapasitas produksi. Indocement mengakuisisi Plant 9 pada 1991 dan menyelesaikan pembangunan Plant 10 di Kompleks Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat pada 1996. Selanjutnya pada 1997, Plant 11 selesai dibangun di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat.

Pada 29 Desember 2000, dari hasil merger antara Indocement dengan PT Indo Kodeco Cement (IKC), maka Perseroan menjadi pemilik pabrik semen di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut menjadi Plant 12 Perseroan.

(49)

Pada 2001, HeidelbergCement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui entitas anaknya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. Setelah mengakuisisi 61,7% saham Indocement. Pada Oktober 2016, Indocement mulai mengoperasikan pabrik ketiga belas yang disebut “Plant 14” di Kompleks Pabrik Citeureup, yang merupakan pabrik semen terintegrasi terbesar milik Indocement dengan kapasitas desain terpasang mencapai 4,4 juta ton semen per tahun dan juga merupakan pabrik semen terbesar yang pernah dibangun oleh Indocement dan HeildelbergCement Group. Dengan rampungnya Plant 14, saat ini Indocement telah mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 24,9 juta ton semen. Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

2) Visi dan Misi Perusahaan Visi

Menjadi produsen semen terkemuka di Indonesia, pemain di pasar beton siap-pakai (RMC) di Pulau Jawa dan Sumatera Selatan, serta pemain nomor satu di pasar agregat di Jabodetabek.

Misi

Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan berkualitas dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan pembangunan berkelanjutan.

(50)

2. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

A. Profil Perusahaan

Perjalanan PT Semen Baturaja (Persero) dimulai sejak pendirian resminya pada 14 November 1974. Komposisi kepemilikan saham pada saat itu terbagi atas PT Semen Gresik sebesar 45% dan PT Semen Padang sebesar 55%. Pada 9 November 1979, komposisi kepemilikan saham berubah menjadi 88% milik Pemerintah Republik Indonesia, 7% milik PT Semen Padang dan 5% milik PT Semen Gresik. Seiring perubahan komposisi pemegang saham tersebut, status Perseroan pun berubah dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Persero. Pada tahun 1991, status Perseroan kembali berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan pengambilalihan saham secara penuh oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Lini bisnis yang dijalankan Perseroan bermula dengan produksi terak dan semen. Produksi terak dijalankan dengan pusat produksi terletak di Baturaja, Sumatera Selatan, sementara lokasi penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik Palembang dan Pabrik Panjang.

Untuk mendukung level produksi tinggi dan optimal, Perseroan berinvestasi pada peralatan yang ditargetkan untuk mencapai kapasitas 500.000 ton semen per tahun. Tak berhenti di situ, Perseroan melancarkan Proyek Optimalisasi I (OPT I) pada tahun 1992 untuk meningkatkan kapasitas terpasang. Dengan berjalannya proyek tersebut, kapasitas terpasang dapat

(51)

ditingkatkan menjadi 550.000 ton semen per tahun dan Perseroan berhasil menyelesaikan pembangunan dalam waktu dua tahun. Berhasilnya OPT I memberikan banyak kemajuan dan masukan untuk eskalasi bisnis Perseroan.

Untuk itu, pada tahun 1996, Perseroan melaksanakan proyek lanjutan Optimalisasi II (OPT II) dengan target peningkatan kapasitas1.250.000ton semen per tahun. OPT II berhasil diselesaikan pada tahun 2001 dan terus aktif berproduksi hingga saat ini. Pengembangan usaha Perseroan terus dilancarkan dengan diterbitkannya obligasi I senilai Rp200 miliar. Kewajiban melunasi pinjaman untuk pelaksanaan obligasi ini berhasil dilunasi pada bulan Juni 2010. Emis obligasi ini berhasil menjadi batu loncatan restrukturisasi keuangan secara keseluruhan sehingga Perseroan dapat meningkatkan proftabilitas dan likuiditasnya.

Sejalan dengan optimalnya kapasitas produksi dan kuatnya struktur modal yang telah teruji, Perseroan meraih kepercayaan untuk menggarap proyek-proyek besar dan prestisius. Dengan kapasitas yang telah mencapai 2.000.000 ton per tahun, Perseroan berhasil menuntaskan proyek Cement Mill dan Packer dengankapasitas 750.000 ton per tahun pada 2011 dan beroperasi secara komersil pada Juli 2013.Pada 28 Juni 2013, Perseroan secara resmi menjadi Perusahaan terbuka dengan melaksanakan penawaran saham perdana atau Initial Public

(52)

(Persero) Tbk. Sebesar 23,76% atau sebesar 2.337.678.500 saham diperdagangkan di pasar modal dengan kode saham SMBR. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum ini kemudian dimanfaatkan untuk membangun pabrik Baturaja II yang ditargetkan dapat mencapai kapasitas 1,85 juta ton semen tiap tahunnya.

Pembangunan Pabrik Baturaja II dimulai pada tahun 2015 dan mulai berproduksi secara komersil pada tanggal 1 September 2017, dengan demikian total kapasitas produksi semen baturaja menjadi sebesar 3.850.000 ton semen per tahun. Pembangunan Pabrik Baturaja II memakan waktu selama 26 bulan, yang merupakan pabrik semen dengan masa pengerjaan paling cepat di Indonesia. Perseroan terus berupaya meningkatkan kapasitas serta jaringan distribusinya demi menjangkau pasar yang lebih luas. Saat ini, pasar utama Perseroan adalah wilayah Sumatera Selatan, Lampung dan wilayah Indonesia lainnya yang prospektif untuk pengembangan infrastruktur.

Perseroan pun terus menjaga tekad yang baik untuk memberikan manfaat luas kepada seluruh pemangku kepentingan. Kontribusi kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diwujudkan dalam bentuk pajak dan retribusi. Sementara untuk pemegang saham, Perseroan berkontribusi dalam bentuk pembagian dividen yang menguntungkan. Dan bagi masyarakat luas, Perseroan membuka lapangan pekerjaan

(53)

tenaga kerja local, kemitraan dan bina lingkungan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitar pabrik.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menjadi produsen semen yang efisien, mempunyai daya saing dan tumbuh.

Misi

a. Memproduksi semen yang berkualitas, efisien dan memasarkannya dengan mengutamakan kepuasan pelanggan serta berwawasan lingkungan.

b. Membangun Sumber Daya Manusia yang profesional. c. Memaksimalkan nilai tambah Perusahaan bagi Stakeholder. 3. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

a. Profil Perusahaan

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini menjadi Bursa Efek Indonesia) serta merupakan BUMN pertama yang Go Public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang saham pada saat itu: Pemerintah 73% dan masyarakat 27%.

(54)

Pada bulan September 1995, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Pemerintah 65% dan masyarakat 35%. Pada tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. Total kapasitas terpasang Perseroan saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.

Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan sahamnya di Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S.A. de C.V., perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Pemerintah 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%. Kemudian tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi: Pemerintah Republik Indonesia 51,01%, masyarakat 23,46% dan Cemex 25,53%. Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd. kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd. Sehingga komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Pemerintah 51,01%, Blue Valley Holdings PTE Ltd. 24,90% & masyarakat 24,09%.

Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTE Ltd, menjual seluruh sahamnya melalui private placement, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan berubah menjadi Pemerintah 51,01% & public 48,99%. Pada April tahun 2012, Perseroan berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik Tuban IV berkapasitas 2,5 juta ton. Setelah menjalani masa commissioning, pada bulan Juli 2012

(55)

pabrik baru tersebut diserahterimakan, diikuti peresmian operasional komersial pada bulan Oktober 2012.

Selanjutnya, pada kuartal ketiga 2012, Perseroan juga berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik semen Tonasa V di Sulawesi. Pabrik baru berkapasitas 2,5 juta ton tersebut menjalani masa commissioning sejak September 2012, dan ditargetkan mulai beroperasi komersial pada kuartal pertama 2013. Pada tanggal 18 Desember 2012 Perseroan resmi mengambil alih 70% kepemilikan saham Than Long Cement Joint Stock Company (TLCC) dari Hanoi General Export-Import Joint Stock Company (Geleximco) di Vietnam, berkapasitas 2,3 juta ton. Aksi korporasi ini menjadikan Perseroan tercatat sebagai BUMN Multinasional yang pertama di Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2012 Perseroan resmi berperan sebagai Strategic Holding Company sekaligus merubah nama, dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Pada tanggal 20 Desember 2013 Perseroan menandatangani akta pendirian Perusahaan patungan PT Krakatau Semen Indonesia (KSI) yang akan membangun pabrik pengolahan limbah berupa slag

powder sebagai bahan baku pembuatan semen. Selanjutnya pada

tanggal 24 Desember 2013, Perseroan melanjutkan proses Transformasi Korporasi dan memantapkan peran fungsi Strategic

Holding dengan membentuk anak perusahaan baru PT Semen Gresik.

Mulai tahun 2014 Perseroan merealisasikan pembangunan unit 2 pabrik baru di Padang dan di Rembang, dilanjutkan dengan pengambilan keputusan untuk segera merealisasikan pembangunan 1

(56)

unit pabrik baru di Aceh. Perseroan juga merealisasikan pembangunan pabrik Ground Granuleated Blast Furnace Slag di Cigading, melalui PT Krakatau Semen Indonesia. Tahun 2016, Perseroan mendirikan PT Semen Indonesia International (SII) dan PT Semen Indonesia Aceh (SIA), PT Semen Kupang Indonesia (SKI) serta merubah nama PT SGG Prima Beton menjadi PT Semen Indonesia Beton (SIB) sebagai bagian dari rencana ekspansi dibidang persemenan dan nonsemen.

b. Visi dan Misi Perusahaan Visi

Menjadi Perusahaan Persemenan Internasional yang terkemuka di Asia Tenggara.

Misi

1) Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang berorientasikan kepuasan konsumeMewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.

2) Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan. 3) Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan

(stakeholders).

4) Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia.

(57)

B. Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

1. Struktur Organisasi

Perusahaan adalah suatu tempat yang digunakan untuk beraktivitas dengan sistem organisasi untuk mencapai efektifitas yang dinamis, hal ini berarti bahwa manajemen selamanya harus memperhatikan segala macam kesempatan-kesempatan perusahaan dengan tidak melupakan tujuan yang hendak dicapai. Itulah sebabnya maka management atau pemimpin suatu organisasi menghadapi berbagai kesulitan di dalam perusahaan yang timbul dan dapat ditanggulangi. Oleh sebab pengorganisasian itu adalah suatu tindakan yang mampu menyesuaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan dengan setiap situasi yang baru, maka suatu organisasi harus mempunyai bentuk struktur organisasi. Struktur organisasi adalah merupakan salah satu syarat untuk dapat menunjang suksesnya suatu perusahaan. Oleh karena itu struktur organisasi perlu disusun dengan baik dan disertai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada karyawan dalam menjalankan kegiatan, tanpa adanya suatu organisasi yang mantap dapat mengakibatkan kesimpangsiuran dalam mengoperasikan jalannya suatu perusahaan.Untuk lebih jelasnya, bagan struktur organisasi dan tata kerja perusahaan pabrik semen di bursa efek Indonesia adalah sebagai berikut:

(58)

Sumber: www.idx.co.id.diakses 20 Desember 2018, 2020

Gambar 4.1Struktur Organisasi Perusahaan Pabrik Semen Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.

Keterangan: —————— Garis komando

Rapat Umum Pemegang Saham Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Devisi Hukum Dewan Komisaris Direktur Umum Satuan Pemeriksa Internal Sekretaris Perusahaan Direktur Keuangan dan SDM Direktur Penilaian Perusahaan Direktur Manajemen dan Manajemen Risiko

(59)

2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Dari struktur organisasi tersebut secara garis besarnya dapat dilihat bahwa perusahaan industri otomotif yang terdaftar di bursa efek Indonesia terdapat seperangkat organisasi guna menunjang kelancaran kegiatan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Perangkat organisasi tersebut terdiri dari:

a) Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) merupakan orang yang memiliki kewenngan khusus yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris atau Direksi terkait penetapan keputusan-keputusan penting yang berhubungan dengan kebijakan bursa. RUPST dilaksanakan sekali dalam setahun, sedangkan RUPSLB dapat dilaksanakan sewaktu-waktu bila perlu.

b) Direktur Utama

Direktur Utama bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengelolaan bursa secara umum dan dalam rangka mencapai hasil usaha yang telah ditetapkan serta optimalisasi nilai bagi para pemangku kepentingan. Direktur Utama juga bertanggungjawab atas upaya koordinasi kegiatan kehumasan dan komunikasi perusahaan yang efektif, serta kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan citra bursa.

(60)

c) Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan dan pengarahan direksi dalam mengelola bursa sehari-hari. Dewan Komisaris bertugas mengarahkan pengelolaan tersebut sesuai dengan visi dan misi bursa yang telah digariskan, yang berlaku dalam rangka mengupayakan pertumbuhan nilai jangka panjang yang berkesinambungan bagi segenap pemangku kepentingan didalam menjalankan fungsi pengawasan, setiap anggota Dewan Komisaris secara berkala menerima penjelasan dan laporan mengenai perkembangan pasar modal pada umumnya dan perkembangan bursa pada khususnya. Untuk memperoleh informasi lengkap yangmendukung proses pembuatan keputusan. Anggota Dewan Komisari memiliki akses penuh kepada setiap pejabat senior bursa dan jasa konsultan profesional independen yang ditunjuk bursa efek Indonesia.

d) Sekretaris Perusahaan

Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah membantu Direktur Utama dalam mengatur kegiatan kerja, menjadi penghubung bursa dengan berbagai lembaga terkait, menyiapkan laporan pertanggung jawaban Direksi, mengkoordinasikan penyelenggaraan RUPST dan RUPSLB, mengkoordinasikan dokumen resmi seperti risalah Rapat Dewan Komisaris dan Direksi, daftar pemegang saham, dan

(61)

mou dengan pihak ketiga, serta membantu Direksi merancang dan mengkoordinasikan perencanaan strategis.

e) Devisi Hukum

Devisi Hukum bertanggung jawab untuk mempartisipasikan peraturan dan perjanjian perusahaan, membuat peraturan pencatatan serta bekerja sama dengan lembaga hukum dan Menteri Kehakiman mengenai kebijakan hukum yang digunakan dalam pembuatan aturan bursa.

f) Satuan Pemeriksa Internal

Tugas dan tanggung jawab Satuan Pemeriksa Internal adalah mengkaji ulang proses audit internal bursa, mengevaluasi survei awal kegiatan audit dan memastikan keandalan sistem maupun proses pengendalian internal, mengawasi jalannya pelaksanaan audit umum, menguji keabsahan laporan keuangan yang belum di audit maupun yang sudah di audit, dan mempersiapkan agenda rapat yang dihadiri anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk membahas pelaporan keuangan pada tahun yang bersangkutan.

g) Direktur Penilaian Perusahaan

Direktur Penilaian Perusahaan bertanggung jawab untuk menilai perusahaan yang ingin menjadi anggota dan perusahaan yang sudah terdaftar di bursa, termasuk

(62)

mengawasi aturan kerja yang berlaku antara emiten dengan bursa, melakukan koordinasi dan pengawasan atas pelaksanaan tindakan korporasi emiten, membangun arahan strategis dan implementasi program pelatihan dan pendidikan emiten, serta melaporkan semua kegiatan tersebut kepada Direktur Utama.

h) Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

Direktur PengawasanTransaksi dan Kepatuhan bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengimplementasikan dan memonitor kegiatan audit eksternal agar kegiatan audit kepada anggota bursa dan partisipasi berjalan secara efektif, pemeriksaan emiten, memastikan bahwa kegiatan kepastian hukum dibursa, serta melaporkan semua kegiatan tersebut kepada Direktur Utama.

i) Direktur Manajemen dan Manajemen Risiko

Direktur Manajemen dan Manajemen Risiko bertanggungjawab untuk memimpin dan mengelola strategis pengembangan dan implementasi sistem teknologi informasi, yang meliputi pengadaan yang meliputi pengadaan peranti lunak dan keras untuk mendukung jalannya operasi, bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, termasuk didalamnya mengembangkan sistem penghubung antara platform dengan bursa-bursa lainnya di dunia, serta mengembangkan sistem teknologi informasi untuk memberikan solusi bisnis bagi kepentingan internal, organisasi, calon investor, investor, dan

(63)

pengguna jasa, serta melaporkan semua kegiatan tersebut kepada Direktur Utama.

j) Direktur Keuangan dan SDM

Direktur Keuanan dan SDM bertanggung jawab untuk memimpin dan mengelola pengembangan serta implementasi strategi SDM dalam menunjang terciptanya tujuan organisasi bursa, mengatur urusan administrasi, dan perencanaankeuangan, mengendalikan anggaran tahunan, serta melaporkan semua kegiatan tersebut kepada Direktur Utama

C. Penyajian Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dikumpulkan dari laporan tahunan perusahaan pabrik semen yang terdaftar di bursa efek indonesia selama 5 tahun periode 2015-2019. Berikut ini adalah penyajian datadari variabel Current Rasio (X1), Quick Rasio (X2), Cash Rasio (X3), dan Kinerja Keuangan (Y)

1. Variabel Current Rasio (X1)

Current Ratio merupakan rasio untuk menilai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

(64)

Tabel 4.1

Hasil Perhitungan Likuiditas Current Ratio

No. Nama Perusahaan Current Ratio% Kode 2015 2016 2017 2018 2019 1. Indocement Tunggal Prakasa. Tbk INTP 4,88 4,52 3,70 3,13 3,31 2. Baturaja ( persero ) Tbk SMBR 8,25 2,86 1,67 2,13 2,28 3. Semen Indonesia (persero) Tbk SMGR 1,59 2,27 1,56 1,96 1,36 Rata-rata 4,90 3,21 2,31 2,40 2,31 Max. 8,25 4,52 3,70 3,13 3,31 Min. 1,59 2,27 1,56 1,96 1,36 Standar deviasi 3,330 1,625 1,205 0,632 0,976

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata current ratio mengalami peningkatan dan penurunan atau fluktuasi dari tahun 2015-2019. Pada tahun 2015 rata-rata return on asset perusahaan sebesar 4,90%. pada tahun 2016 menurun sebesar 3,21%, pada tahun 2017 menurun sebesar 2,31%, pada tahun 2018 meningkat sebesar 2,40%, dan padatahun 2019 menurun sebesar 2,31%.

Rasio likuiditas yang diukur dengan current rasio selama tahun 2015 yang paling tinggi yaitu SMBR sebesar 8,25% dan yang paling rendah SMGR sebesar 1,59% dengan standar deviasi sebesar3,330 Pada tahun 2016 yang paling tinggi yaitu INTP sebesar 4,52% dan yang pling rendah yaitu SMGR sebesar 2,27% dengan standar deviasi sebesar 1,625. Pada

(65)

tahun 2017 yang paling tinggi yaitu INTP sebesar 3,70% dan yang paling rendah yaitu SMGR sebesar 1,56% dengan standar deviasi sebesar 1,205. Pada tahun 2018 yang paling tinggi yaitu INTP sebesar 3,13% dan yang paling rendah yaitu SMGR sebesar 1,96% dengan standar deviasi sebesar 0,632. Pada tahun 2019 yang paling tinggi yaitu INTP sebesar 3,31% dan yang paling rendah yaitu SMGR sebesar 1,36% dengan standar deviasi sebesar 0,976.

2. Variabel Quick Rasio (X2)

Quick rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Likuiditas Quick Ratio

No. Nama Perusahaan Quick Rasio% Kode 2015 2016 2017 2018 2019 1. Indocement Tunggal Prakasa. Tbk INTP 4,28 7,10 3,03 2,66 2,82 2. Baturaja ( persero ) Tbk SMBR 7,46 2,27 1,37 1,67 1,56 3 Semen Indonesia (persero) Tbk SMGR 1,23 0,96 1,14 1,53 0,98 Rata-rata 4,32 3,44 1,84 1,95 1,78 Max. 7,46 7,10 3,03 2,66 2,82 Min. 1,23 0,96 1,14 1,53 0,98 Standar deviasi 3,115 3,241 1,031 0,616 0,941

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi nilai tekanan penduduk daerah pinggiran Kota Surakarta menunjukkan bahwa tekanan penduduk tinggi dan daya dukung lahan sawah yang

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu, status pekerjaan dan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam menghadiri kegiatan posyandu lansia di

1. Masyarakat di Desa Traji masih melakukan tradisi laku spiritual dengan peletakan sesaji di tempat-tempat keramat, dan masyarakat Desa Traji tidak berani meninggalkan

Sebagai sarana untuk mengetahui apa persepsi serta respon warga yang tinggal di Jalan Gunungsari dan Jalan Dinoyo Surabaya, atas perubahan nama Jalan Gunungsari dan Jalan

seluruh peserta. pihak bank telah memberi informasi atas ketentuan undian brerhadiah sesuai dengan SK dari Menteri Sosial, yaitu nasabah haruslah menggunakan

(TATO) dikatakan meningkat, namun peningkatan tersebut diduga disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan diikuti dengan penurunan total aktiva. Rasio likuiditas, rasio

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode Explisit Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika.Rata-rata kelas pada pra siklus

Penjumlahan 2 vektor dengan aturan segitiga yaitu dengan mempertemukan ujung vektor yang satu ( a ) dengan awal vektor yang lain ( b ), sehingga resultan (hasil penjumlahan