• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MODEM TELKOMSEL FLASH DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MODEM TELKOMSEL FLASH DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MODEM TELKOMSEL

FLASH DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

Wahyu Hardiansyah1, Ice Kamela1, Zeshasina Rosha1 1

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail : wahyuhardiansyah962@yahoo.com

E-mail P I : icekamela@yahoo.com

E-mail P II : zeshasina@yahoo.com

Abstract

The purpose of this research is to determine motivation, perception and price toward the decision to purchase Telkomsel Flash Modem around the students at Bung Hatta University. The number of samples were 100 respondents who bought and used Telkomsel Flash Modem at Bung hatta University in Padang. The selection of samples were carried out by using Pursposive Sampling Method and Primary Data. There were two variables of chategory used in this research. The first one was Independent Variable which consists of perception, motivation and price. The second one was Dependent Variable about Purchasing Decision. The data was analyzed by using double regression linear model and t- statistical examiner. Based on the test result, it was brought to a decision that perception, motivation and price significantly effected customer’s purchasing decision in buying Telkomsel Flash Modem around the students of Bung Hatta University.

Key words: perception, motivation, price, buying decision I. PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan ini manusia tidak dapat dipisahkan dari komunikasi karena komunikasi salah satu kebutuhan dasar manusia. Dengan adanya komunikasi yaitu proses penyampaian pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan hingga dapat diterima oleh penerima pesan melalui suatu media komunikasi sehingga pesan atau informasi tersebut dapat dipahami. Semakin berkembang

kebutuhan manusia semakin berkembang pula media untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Telekomunikasi merupakan infrastruktur yang memudahkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sehingga perannya sangat dibutuhkan. Operator-operator jasa telekomunikasi selular muncul dengan pelayanan terbaik untuk dapat mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya. Mereka bersaing untuk memasarkan baik produk dan layanan agar

(2)

2 dapat diterima dan digunakan oleh konsumennya.

Ditengah persaingan operator selular yang semakin ketat Telkomsel yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi maenghadirkan Telkomsel Flash Telkomselflash adalah layanan internet tanpa kabel (wireles) yang disediakan oleh Telkomsel untuk seluruh pelanggannya (Kartu halo, Simpati, dan Kartu AS). Layanan ini didukung dengan teknologi Telkomsel yang dapat menghasilkan kecepatan download sampai dengan 7.2 Mbps.

Telkomsel Flash menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi dan lokasi akses yang dapat dilakukan dimana saja dalam jaringan Telkomsel. Sebagai salah satu operator selular yang dimulai bersaing di dunia telekomunikasi Telkomsel harus siap bertahan dengan cara meraih dan merebut konsumen lebih banyak. Salah satu langkah yang ditempuh Telkomsel dengan menghadirkan modem Telkomsel flash, dimana agar dapat meraih pelanggan dengan meningkatnya kebutuhan layanan akses internet berkecepatan tinggi masyarakat Indonesia.

Dalam mempelajari perilaku konsumen perusahaan cendrung

mengamati faktor motivasi, persepsi dan harga. Tiga elemen perilaku tersebut merupakan faktor pendorong utama yang mempengaruhi tindakan untuk membeli. Menurut Stoner (2006) motivasi merupakan alat pendorong yang mempengaruhi kepercayaan diri sesorang untuk melakukan sebuah action atau untuk mencapai sasaran tertentu. Perilaku setiap konsumen secara umum dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana faktor tersebut secara individu maupun secara bersama-sama dapat berpengaruh terhadap keputusan seseorang melakukan pembelian baik dalam memilih produk.

Menurut Kotler (2009) mengungkapkan bahwa tindakan untuk membeli sebuah produk dapat terjadi karena adanya produk yang menarik perhatian, kesediaan informasi yang dapat menambah referensi dan pengetahuan, alternatif produk sejenis yang dapat dijadikan pembanding sehingga dapat melahirkan keputusan yang tepat dan akurat. Tindakan untuk membeli sebuah produk merupakan proses yang sangat menentukan eksistensi atau siklus hidup merek dimasa mendatang.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan kepada latar belakang masalah maka diajukan beberapa

(3)

3 permasalahan yang akan dibahas didalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh persepsi terhadap keputusan pembelian modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang ?.

2. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang ?.

3. Bagaimanakah pengaruh harga terhadap keputusan pembelian modem telkomselflash di kalangan mahasiswa universitas bung hatta padang ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang di jelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan berbagai rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh persepsi terhadap keputusan pembelian modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang ?

2. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang?

3. Bagaimanakah pengaruh harga terhadap keputusan pembelian modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang ?.

II. LANDASAN TEORI 2.1 keputusan pembelian

Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu obyek pada dasarnya erat kaitannya dengan prilaku konsumen. Prilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang dan setelah melakukan pembelian produk tersebut.

Menurut Kotler dan Keller (2009) yang dimaksud dengan keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan prilaku setelah pembelian.

Kotler (2009) menyatakan bahwa keputusan konsumen adalah sebuah proses yang dilakukan konsumen dalam melakukan pembelian sebuah produk barang ataupun jasa.Untuk memahami

(4)

4 pembuatan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, harus dipahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dengan produk. Dalam Sutisna dan Handoko (2003) menyatakan terdapat 2 tipe keterlibatan konsumen, yaitu :

1. Keterlibatan situasional.

Keterlibatan situasional hanya terjadi seketika pada situasi tertentu dan bersifat temporer. Misalnya adanya kebutuhan pakaian baru menjelang hari lebaran.

2. Keterlibatan tahan lama.

Keterlibatan tahan lama berlangsung lebih lama dan bersifat permanen. Seorang konsumen membeli barang dengan keterlibatan yang lebih

permanen karena menganggap bahwa jika tidak membeli produk tersebut akan merusak konsep dirinya. Misalnya: konsumen selalu membeli pakaian dengan merek tertentu karena merasa pakaian itu mampu mengekspresikan citra dirinya dan konsep dirinya.

Menurut Kotler dan Keller (2009) ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu :

a. Pengenalan Kebutuhan b. Pencarian Informasi c. Evaluasi Alternatif d. Keputusan Pembelian e. Perilaku Pasca Pembelian

2.2 Persepsi

Kotler dan Keller (2009) mengatakan persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mngorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Sedangkan Schiffman dan Kanuk (2007) mendefenisikan persepsi sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Kotler dan Keller (2009) mengatakan orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena persepsi di golongan menjadi 3 yaitu :

a. Perhatian selektif

Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen. b. Distorsi selektif

Menguraikan kecendrungan untuk menginterpretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini.

c. Ingatan selektif

Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari.

(5)

5

Mereka cenderung akan

mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka.

2.3 Motivasi

Motivasi tergantung pada kekuatan motifnya, motivasi dapat diartikan motif manusia berupa kebutuhan, keinginan atau dorongan dalam diri individu atau sesuatu menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau menanggapi sesuatu.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) mendefinisikan motivasi sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Sementara Kotler dan Keller (2009) mengatakan seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.

2.4 Harga

Menurut Ferdinand (2006), harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat

mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan.

2.4.1 Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (1997) terdapat empat macam tujuan penetapan harga,.yaitu:

1. Tujuan yang berorientasi pada laba.

2. Tujuan yang berorientasi pada volume.

3. Tujuan yang berorientasi pada citra.

4. Tujuan stabilisasi harga.

2.4.2 Tujuan Penetapan Harga

Harga ditetapkan oleh perusahaan pada dasarnya ditujukan untuk memberi nilai atas produk yang telah diciptakan. Harga ditentukan oleh perusahaan melalui

(6)

6 berbagai pertimbangan yang matang atas dasar besarnya biaya produksi dan berbagai faktor dengan tujuan agar perusahaan memperoleh laba. Ada empat tujuan penetapan harga menurut Swastha (2000) yaitu:

a. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dunia bisnis, maka diperlukan aturan dan batasan-batasan dalam bersaing, salah satunya adalah dengan penetapan harga. Melalui kebijakan harga para pelaku usaha tidak akan menetapkan harga dengan seenaknya. Dengan demikian harga atas produk barang atau jasa yang memiliki kesamaan akan mempunyai harga yang sama ataupun jika berbeda hanyalah memiliki perbedaan yang sedikit. b. Dengan adanya penetapan harga,

maka market share dapat terjaga. Mempertahankan market share dapat dilakukan apabila kemampuan dan kapasitas produksi masih cukup longgar, selain itu kondisi keuangan harus benar-benar baik dan juga adanya kemampuan yang tinggi dalam bidang pemasaran.

c. Pada dasarnya penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan

adalah untuk memperoleh laba dan sekaligus untuk menutup biaya operasional. Harga yang telah ditentukan dimaksudkan untuk menutup investasi secara berangsur-angsur, di mana dana

yang digunakan untuk

mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan.Dengan adanya investasi tersebut diharapkan perusahaan dapat bertahan dan usaha akan bertambah besar.

d. Harga ditetapkan atas dasar pertimbangan untung/rugi yang akan diderita oleh perusahaan. Dalam penetepan harga, perusahaan tentunya akan mengutamakan laba dan kemampuan atau daya beli konsumennya. Penetapan harga dengan pertimbangan laba yang bagus disertai daya beli masyarakat yang besar, maka akan mudah bagi pengusaha dalam memperoleh keuntungan yang maksimal.

2.4.3 Faktor-Faktor yang pengaruhi penetapan Harga

Dalam menentukan penetapan harga suatu perusahaan diperlukan suatu penganalisaan yang tepat dan tajam

(7)

7 kedepannya. Hal ini dikarenakan dalam suatu penetapan harga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penetapan harga. Bagi suatu perusahaan yang menetapkan harga tidak harus memperhatikan harga pokok produk dan target keuntungan, tetapi juga harus memperhatikan faktor-faktor lain. Menurut Kotler dan Amstrong yang dikutip oleh Tjiptono (1997), menjelaskan ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yaitu faktor internal dan eksternal perusahan.

2.5 Pengembangan Hipotesis 2.5.1 Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan informasi guna mencipta-kan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler dan Keller, 2009). Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2007), persepsi adalah proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli kedalam gambar yang berarti dan masuk akal.

penelitian Sarjono (2010) memasukkan salah satu variabelnya yaitu persepsi terhadap kualitas dalam proses pembelian diantara alternatif yang ada dimana konsumen akan pertama kali

mempersepsikan merek sebagai tanda kualitasnya (penampilan fisik dan pengemasan, harga, dan reputasi dalam jaringan penjualan). Hasil akhir penelitiannya menunjukkan hal yang sama bahwa persepsi menjadi faktor dominan dalam pemilihan merek, implikasinya ditunjukkan dalam fakta dimana terjadi probabilitas peningkatan melalui tingkat pembelian serta kekuatan di dalam persaingan. Berdasarkan uraian ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yaitu:

H1 Persepsi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

2.5.2 Motivasi

Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak (Schiffman dan Kanuk, 2007). Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa motivasi adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seorang untuk bertindak.

Menurut Setiadi (2003), motivasi adalah kecenderungan (suatu sikap yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Berdasarkan uraian

(8)

8 ringkas tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu: H2 Motivasi berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian 2.5.3 Harga

Harga menurut Kotler dan Amstrong (2009) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian.

Sebagian konsumen bahkan

mengidentifikasikan harga dengan nilai. Ferdinand (2006), harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrumen kompetisi yang menentukan. Berdasarkan

kepada uraian teori dapat diajukan sebuah hipotesis yaitu:

H3 Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel

Di dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah mahasiswa yang membeli dan mengunakan Telkomsel Flash di Universitas Bung Hatta Padang.

Penentuan jumlah sampel Menurut Sekaran (2006) sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah beberapa orang mahasiswa Universitas Bung Hatta yang pernah membeli dan menggunakan modem Telkomsel Flash.

Penentuan jumlah sampel menurut Sekaran (2006), yang memegang peranan penting dalam estimasi dan interpretasi hasil maka ukuran sampel yang ideal dan respresentatif adalah tergantung pada jumlah variabel dikalikan 15 sampai 20 . Dengan demikian sampel minimal untuk penelitian ini yang memiliki 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat , sehingga sampel menjadi sebanyak 4 x 20 = 80 orang. Dalam penelitian ini akan digunakan jumlah sampel minimal sebesar 80 responden. Dari perhitungan diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini

(9)

9 adalah 80 responden. Namun untuk menghindari kemungkinan adanya sampling eror yang ditemukan, maka yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden yang telah membeli dan menggunakan modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang.

3.2 Metode pengambilan sampel Untuk mempermudah tahapan pengambilan sampel maka digunakan metode purposive sampling. Dalam metode tersebut sampel diambil berdasarkan karakteristik yang melekat pada populasi. Karakteristik yang digunakan meliputi:

1. Respoden yang membeli modem Telkomsel Flash yang telah berusia diatas 19 tahun.

2. Respoden laki-laki atau perempuan yang terdaftar di Universitas Bung Hatta Padang.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Secara umum pada penelitian ini dapat dikelompokan variabel penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut: 3.3.1 Variabel Dependen

Keputusan Pembelian (y)

Keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu

produk, berdasarkan motivasi konsumen untuk membeli terhadap rangsangan perusahaan yang dapat dicerminkan dari atribut produk Kotler (2009). Indikator variabel dari keputusan pembelian yaitu :

a. Pengenalan masalah b. Pencarian informasi c. Evaluasi alternatif d. Keputusan pembelian e. Perilaku pasca pembelian

3.3.2 Variabel Independen a. Persepsi (X1)

Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli menjadi informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai suatu yang bermakna Kotler (2009), Indikator variabel dari Persepsi yaitu :

a. Pemahaman terhadap manfaat produk

b. Pemhaman terhadap variasi tipe produk

c. Pemahaman terhadap popularitas merek produk d. Pemahaman terhadap

keistimewaan produk e. Pemahaman terhadap

(10)

10 b. Motivasi (X2)

Menurut Shiffman dan Kanuk (2007) merupakan sebagai tenaga kerja pendorong dalam individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Indikator yang digunakan yaitu:

a. Motivasi rasional

Dorongan atau motivasi berdasarkan pikiran nyata pembeli dalam memperoleh produk.

b. Motivasi emosional

Dorongan atau motivasi berdasarlkan keinginan dari pembelian produk

c. Harga(X3)

Menurut Tjiptono (1997) merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Indikator dari harga yaitu:

a. Harga terjangkau

b. Harga sesuai dengan kualitasnya

c. Harga suku cadang murah d. Harga sesuai manfaat yang

dirasakan

3.4 Metode Analisis

Untuk menjawab atau

membuktikan kebenaran hipotesis maka dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Pada tahapan tersebut pengujian data dilakukan dengan bantuan alat uji statistik, Tahapan yang dilakukan adalah:

1. Uji Validitas 2. Uji Reliabilitas 3. Analisis Deskriptif 4. Uji Asumsi Klasik 5. Uji Hipotesis

PEMBAHASAN 4.1. Profil Umum Responden

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat dikelompokan demografis umum yang dimiliki responden yang berpartisipasi di dalam penelitian ini. Dimana sebagian besar responden yang berpartisipasi adalah perempuan yaitu sebanyak 55 orang, pada umumnya berumur antara 21-25 tahun. Dan paling banyak berasal dari Fakultas Sastra.

Hasil deskriptif responden menujukan adanya kecenderungan

(11)

11 konsumen perempuan untuk melakukan keputusan pembelian terhadap Modem Telkomsel Flash.

4.2 Analisis Stastistik

Berdasarkan proses pengolahan data yang telah dilakukan ditemukan ringkasan hasil pengujian seperti yang terlihat pada tabel 4.15:

Tabel 4.15

Hasil Pengujian Hipotesis Variabel

Penelitian

Sig Alpha Kesimpulan

Persepsi 0,014 0,05 Signifikan Motivasi 0,001 0,05 Signifikan Harga 0,000 0,05 Signifikan Sumber lampiran 5

Dari tabel terlihat hasil pengujian untuk variabel persepsi (X1) diperoleh nilai Sig. 0.014, alpha sebesar 0,05 hal ini berarti nilai Sig. 0.014 < 0,05 sehingga keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa persepsi berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang.

Untuk variabel independen yang kedua, dari tabel terlihat hasil pengujian untuk variabel motivasi (X2) diperoleh nilai Sig. 0,001, dengan menggunakan alpha sebesar 0,05 hal ini berarti nilai Sig.

0.001 < 0,05 sehingga keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang.

Untuk variabel independen yang ketiga, dari tabel terlihat hasil pengujian untuk variabel harga (X3) diperoleh nilai Sig. 0,000, dengan alpha sebesar 0,05 hal ini berarti nilai Sig. 0.000 < 0,05 sehingga keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan kepada analisis hasil penguijan hipotesis dapat diajukan beberapa pembahasan penting yang merupakan inti dari penelitian ini seperti terlihat pada sub bab di bawah ini:

4.3.1 Pengaruh Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian (H1)

Hasil pengujian pertama ditemukan bahwa persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang. Maksudnya persepsi yang

(12)

12 baik konsumen terhadap modem Telkomsel Flash menimbulkan keputusan untuk membeli modem telkomsel Flash. Mengacu pada toeri hasil penelitian ini persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Tetapi ada beberapa konsumen yang menyatakan Saya membeli modem telkomsel flash menaikan harga percaya diri saya.

4.3.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Keputusan pembelian

Hasil pengujian pertama ditemukan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang. Maksudnya seseorang konsumen terdorong untuk membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang. Mengaju pada toeri hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disimpulkan motivasi konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Tetapi ada beberapa konsumen yang menyatakan saya terdorong membeli modem Telkomsel Flash karena kualitasnya terjamin.

4.3.3 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil pengujian pertama ditemukan bahwa harga

berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang. Maksudnya. Harga sangat menentukan konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk. Mengacu pada toeri hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disimpulkan harga berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang.

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis maka diajukan beberapa kesimpulan yaitu:

1. Persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang.

2. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang.

3. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

(13)

13 konsumen membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang.

5.2 Saran

Saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini disarankan untuk penelitian berikutnya untuk dapat menambah Penelitian ini hanya menganalisis pengaruh harga dan 2 dimensi faktor psikologis konsumen terhadap keputusan membeli modem Telkomsel Flash di kalangan mahasiswa Universitas Bung Hatta jumlah variabel kerena variabel independen dari penelitian ini hanya mengambil 1 dari 2 faktor bauran pemasaran dan faktor psikologis konsumen.

2. Objek penelitian hanya mahasiswa di Universitas Bung Hatta diharapkan peneliti berikutnya untuk memperluas jangkauan penelitian.

3. Hasil peneltian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi peneltian selanjutnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Peneltian

Manajemen. Semarang: badan

Penerbit Universitas Diponogoro. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2009.

Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1,

Badan Penerbit PT. Erlangga, Jakarta Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane.2009.

Manajemen Pemasaran Jilid 1,

Badan Penerbit PT. Erlangga, Jakarta

Sarjono, R.M. 2010. Pengaruh persepsi

artibut produk terhadap keputusan pembelian handphone nokia (studi pada konsumen yang membeli dan menggunakan handphone nokia di perumahan dosen politeknik negeri malan). Skripsi tidak diterbitkan.

Malang:Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Schiffman, Leon, dan Kanuk, Leslie Lazar. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Indeks: Jakarta.

Stoner, James A.F. (2006). Manajemen . Jilid I. Edisi Keenam. Salemba Empat,Jakarta.

Swasta, Basu dan Handoko, T. Hani, 2000.

Manajemen Pemasaran Analisis

Perilaku Konsumen, Edisi Kedua Liberty. Yogyakarta.

Sekaran, Uma. 2006. Metode penelitian untuk

bisnis. Buku 1. Edisi 4. Selemba

Empat, Surabaya.

Setidi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Konsep dan Implikasi. Media Group, Jakarta.

Sutisna, 2003. Perilaku Konsemen dan

Komunikasi Pemasaran. Remaja Rosdakarya, Bandung

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Bisnis. Yogyakarta, Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan capaian kinerja Utama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020 sebesar 100,70% dapat dinyatakan berhasil. Hal ini dikarenakan indikator

Bagi para pemegang keputusan di bidang pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah-sekolah dasar disarankan untuk memasukkan motede penilaian portofolio sebagai

Jumlah resistansi yang terdiri dari sebuah kombinasi elektrode mendatar (grid) dan elektrode tegak (batang), lebih rendah dari resistansi masingmasing elektrode,

Kesimpulan dari hasil temuan data peneliti adalah ada pengaruh dari tingkat pengetahuan label low fat high calcium terhadap tingkat kepercayaan pada produk susu

Untuk kegiatan ini dialokasikan anggaran sebesar Rp.255.116.414,77- (dua ratus lima puluh lima juta seratus enam belas ribu empat ratus empat belas rupiah koma tujuh puluh

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi orang tua terhadap pendidikan

Konsep diri stabil juga merupakan faktor Empat dari subjek masih menganggap yang mempengaruhi penerimaan diri pada dirinya berharga, sekalipun subjek menjadi

Hal ini berarti tidak dibutuhkan dedak padi dengan varitas tertentu untuk digunakan sebagai katalis dalam produksi minyak sawit kaya asam lemak-3 dan proses