KARAKTERISTIK PENDERITA DERMATITIS KONTAK RAWAT
JALAN DI RUMAH SAKIT PUTRI HIJAU TINGKAT II KESDAM
I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN 2015
Al Trisularifni 1, Kristo A. Nababan2, Puji Pinta O.Sinurat3
1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia, 2Departemen Penyakit Kulit & Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia
3Departemen Penyakit Syaraf, Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia
Korespondesi: fkmethodist@yahoo.co.id
ABSTRACT
Background : Contact dermatitis is a dermatitis caused by substance attached to the skin. Contact dermatitis is classified into 2 part, ie. Irritant contact dermatitis (DKI) as non immunologic response and allergy contact dermatitis (DKA) that caused by immunologic mechanism, hypersensitivity type IV reaction.
Methods : this research is a descriptive study by total sampling design. The population is all of outpatient with contact dermatitis at general hospital of Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan of 2015 for 71 patient. The sample is all of population. The data was analyzed manually.
Results : : The result of research indicates that the distribution of patient with contact dermatitis based on age, it indicates that more of patient in 2015 have age range in 17 – 25 uyars old for 17 patients (23.956%). Based on gener, more of the patient are female for 52 patient (73.24%).
Conclusion : Based on occupation, more of them are housewife for 16 patient (22.54%) and localization of rash is palm for 11 patients (15.48%).
Keywords : Contact Dermatitis, Characteristic
PENDAHULUAN
ersamaan dengan meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Pekerjaan dibidang industri dan teknologi mempermudah pekerja terpapar dengan bahan-bahan iritan dan alergik. Sebagai konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit karena hubungannya dengan pekerjaan. Salah satu penyakit kulit yang terkait dengan masalah tersebut adalah dermatitis kontak 1.
Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan/subtansi yang menempel pada kulit. Bahan penyebab dermatitis kontak pada umumnya adalah bahan kimia yang terkandung dalam alat-alat yang dikenakan oleh penderita (asesoris, pakaian, sepatu, kosmetika, obat topikal), atau yang berhubungan dengan pekerjaan/hobi (semen, sabun cuci, pestisida, bahan pelarut, bahan cat, tanaman), serta dapat pula oleh bahan yang berada disekitarnya (debu semen, bulu binatang atau polutan yang lain). Disamping bahan penyebab ada faktor penunjang yang mempermudah timbulnya dermatitis kontak
yaitu suhu udara, kelembaban, dan gesekan 2. Dikenal dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan (DKI) yang merupakan reaksi nonimunologik dan dermatitis kontak alergik (DKA) yang diakibatkan oleh mekanisme imunologik spesifik, keduanya dapat bersifat akut maupun kronik 3.
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua dari berbagai golongan umur, ras dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak, terutama yang berhubungan dengan perkerjaan (DKI akibat kerja), namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini di sebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak dapat berobat, atau bahkan tidak mengeluh 4.
Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat peka (hipersensitif). Kejadian dermatitis kontak iritan akibat kerja sebanyak 80% dan dermatitis kontak alergik 20%. Dermatitis kontak mengenai semua usia tetapi lebih sering diderita oleh orang dewasa dan tertinggi pada usia produktif 25-44 tahun. Dari jenis kelamin terjadinya dermatitis kontak lebih banyak wanita daripada pria 5.
Data baru dari Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa dermatitis kontak akibat kerja karena alergi ternyata cukup tinggi yaitu berkisar antar 50% dan 60%. Sedangkan dari satu penelitian ditemukan frekuensi dermatitis kontak alergik bukan akibat kerja tiga kali lebih sering daripada dermatitis akibat kerja 6.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 Badan Litbangkes Kemkes menunjukkan bahwa prevalensi nasional kasus dermatitis adalah 6,8%. Ada 14 provinsi yang mempunyai prevalensi di atas prevalensi nasional. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Utomo (2007)7 dari 80 responden pada industri otomotif terdapat sebanyak 48,8% pekerja mengalami dermatitis kontak dengan faktor-faktor yang berhubungan yaitu jenis pekerjaan, usia, lama bekerja dan riwayat dermatitis. Diperkirakan jumlah dermatitis kontak alergik maupun dermatitis kontak iritan makin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah produk yang mengandung bahan kimia yang dipakai oleh masyarakat 8.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita dermatitis kontak rawat jalan di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan tahun 2015.
BAHAN DAN CARA
Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan pada bulan April 2016. Target pada penelitian ini adalah seluruh pasien dermatitis kontak sedangkan populasi terjangkaunya adalah pasien dermatitis kontak rawat jalan di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif dengan studi cross sectional (potong lintang).
PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian survei ini dilaksanakan mulai dari tanggal tanggal 11 sampai 15 April 2016 dengan semua data rekam medik pasien dermatitis kontak rawat jalan di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan tahun 2015. Pasien dermatitis kontak adalah pasien yang mengalami radang pada
kulit setelah kulit kontak dengan bahan tertentu berdasarkan diagnosis dokter.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode total sampling. Pada penelitian ini yang menjadi sampel yaitu seluruh subyek populasi penelitian yang didiagnosa menderita dermatitis kontak yang rawat jalan di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan. Setelah data dikumpulkan, dikelompokkan kemudian diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sesuai dengan tujuan penelitian. Pertimbangan etik diajukan kepada komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia – Medan
HASIL
Sampel yang diperoleh dari data rekam medik pada tahun 2015 adalah sebanyak 71 sampel. Penentuan sample menggunakan cara
total sampling. Dari data yang diperoleh,
karakteristik sample yang diamati ialah usia, jenis kelamin, pekerjaan dan lokalisasi ruam pada penderita dermatitis kotak rawat jalan. Tabel 1. Distribusi proporsi penderita dermatitis kontak berdasarkan usia
Usia (tahun) Frekuensi (orang) Persentase (%) 0-5 6-11 12-16 17-25 26-35 36-45 46-55 ≥ 56 5 2 8 17 10 15 10 4 7,04 2,82 11,27 23,95 14,1 21,13 14,1 5,6 Total 71 100
Gambar 1. Grafik distribusi proporsi penderita dermatitis kontak berdasarkan usia
Tabel 1 Menunjukkan bahwa persentase terbesar penderita dermatitis kontak berdasarkan usia adalah 17-35 tahun sebanyak 17 orang (23,95%) sedangkan yang memiliki persentase terkecil penderita dermatitis kontak
berdasarkan usia adalah 6-11 tahun sebanyak 2 orang (2,82%).
Tabel 2. Distribusi frekuensi penderita dermatitis kontak berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%) Perempuan Laki-laki 52 19 73,24 26,76 Total 71 100
Gambar 2. Grafik distribusi proporsi penderita dermatitis kontak berdasarkan jenis kelamin Tabel 2. menunjukkan bahwa persentase terbesar penderita dermatitis kontak berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan tahun 2015 adalah perempuan sebanyak 52 orang (73,24%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi penderita dermatitis kontak berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%) Mahasiswa IRT PNS Pensiunan PNS Pelajar TNI TNI-AD Jurnalis TKS Perawat Tidak bekerja 10 16 6 4 12 3 12 1 1 1 5 14,08 22,54 8,45 5,63 16,90 4,23 16,90 1,41 1,41 1,41 7,04 Total 71 100
Gambar 3. Grafik distribusi proporsi penderita dermatitis kontak berdasarkan pekerjaan
Tabel 3. menunjukkan bahwa persentase terbesar penderita dermatitis kotak berdasarkan pekerjaan adalah ibu rumah tangga sebanyak 16 orang (22,54%) sedangkan yang memiliki persentase terkecil penderita dermatitis kontak berdasarkan pekerjaan adalah jurnalis, TKS (tenaga kerja serabutan) dan perawat masing-masing sebanyak 1 orang (1,41%).
Tabel 4. Distribusi frekuensi penderita dermatitis kontak berdasarkan lokalisasi ruam
Lokalisasi Ruam Frekuensi (orang) Persentase (%) Lengan Paha Kepala Badan Telinga Pinggang Kelopak mata
Sela jari kaki Sela jari tangan
Tangan Bokong Telapak tangan Kening Kaki Pergelangan tangan Jempol kaki Leher Perut Wajah Papila mammae 2 3 2 4 3 1 1 3 4 8 2 11 1 5 5 1 7 2 5 1 2,82 4,23 2,82 5,63 4,23 1,41 1,41 4,23 5,63 11,27 2,82 15,48 1,41 7,04 7,04 1,41 9,86 2,82 7,04 1,41 Total 71 100
Gambar 4. Grafik distribusi proporsi penderita dermatitis kontak berdasarkan lokasi ruam
Tabel 4. menunjukkan bahwa persentase terbesar penderita dermatitis kontak berdasarkan lokalisasi ruam adalah telapak tangan sebanyak 11 orang (15,48%) sedangkan persentase terkecil penderita dermatitis kontak berdasarkan lokalisasi ruam adalah pinggang, kelopak mata, kening, jempol kaki serta papila mammae masing-masing sebanyak 1 orang (1,41%)
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kelompok umur terbanyak yang menderita dermatitis kontak adalah kelompok usia 17-25 tahun, yaitu sebanyak 17 orang (23,95%) penderita. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Azhar dan Hananto (2012)2 yang mendapatkan kelompok umur tertinggi 15-54 tahun yaitu sebanyak 83,8%. Sesuai kepustakaan yang menyatakan bahwa dermatitis kontak sering diderita orang dewasa walaupun sebenarnya dapat mengenai semua usia dan angka kejadian meningkat pada usia produktif 3. Hal ini terkait dengan pekerjan dan kehidupan mereka sehari-hari yang mengharuskan terpapar dengan bahan-bahan iritan dan alergen.
Dari kejadian dermatitis kontak lebih banyak pada perempuan yaitu sebanyak 52 orang (73,24%) penderita daripada laki-laki sebanyak 19 orang (26,76%). Menurut penelitian Sunaryo et al., (2012)9 angka kejadian dermatitis kontak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandau Manado juga mendapatkan kasus yang sama, penderita dermatitis kontak dengan jenis kelamin perempuan (67,5%) lebih banyak
dibandingkan dengan panderita dermatitis kontak dengan jenis kelamin laki-laki (32,5%). Penelitian ini sejalan dengan Wilkinson dan Beck (2010) 8 yang menyatakan bahwa perempuan dua kali lebih sering menderita dermatitis kontak dibandingkan laki-laki.
Dari pekerjaan yang tertinggi menderita dermatitis kontak adalah ibu rumah tangga yaitu 16 orang (22,54%) penderita. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sunaryo et al., (2012) 9 yang mendapatkan pekerjaan tertinggi ibu rumah tangga sebanyak 19 orang (24,7%) penderita. Hal ini dikarenakan dalam aktivitas sehari-hari melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang mengharuskan terpapar dengan bahan iritan atau alergik. Menurut Harahap (2015) 10, ibu-ibu rumah tangga sering terpajan pada bahan-bahan iritan, seperti sabun atau deterjen. Bahan-bahan tersebut akan mengakibatkan pengeringan kulit dan memperbesar aksi iritasi oleh air.
Dari distribusi proporsi penderita dermatitis kontak berdasarkan lokalisasi ruam yang tertinggi pada telapak tangan yang berjumlah 11 orang (15,48%). Menurut Harahap (2015) 10, pada orang dewasa dermatitis kontak sering terjadi pada telapak tangan. Tangan merupakan organ tubuh yang paling sering digunakan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari 3.
KESIMPULAN
Berdasarkan usia pada penderita dermatitis kontak di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan tahun 2015 terbesar adalah 17-25 tahun sebanyak 17 orang (23,95%), sedangkan terkecil adalah 6-11 tahun sebanyak 2 orang (2,82%).
Berdasarkan jenis kelamin pada penderita dermatitis kontak di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan tahun 2015 terbesar adalah perempuan sebanyak 52 orang (73,24%) sedangkan laki-laki sebanyak 19 orang (26,6%).
Berdasarkan pekerjaan pada penderita dermatitis kontak di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan tahun 2015 terbesar adalah ibu rumah tangga sebanyak 16 orang (22,54%) sedangkan terkecil adalah jurnalis, TKS (tenaga kerja serabutan) dan perawat masing-masing sebanyak 1 orang (1,41%).
Berdasarkan lokalisasi ruam pada penderita dermatitis kontak di Rumah Sakit Putri Hijau Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan Medan tahun 2015 terbesar adalah tangan sebanyak 11 orang (15,48%) dan yang terkecil adalah pinggang, kelopak mata, kening, jempol kaki serta papila mammae masing-masing sebanyak 1 orang (1,41%).
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurniawidjaja LM, Lestari F, Nuraga W (2008). Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dermatitis kontak pada pekerja yang terpajan dengan bahan kimia di perusahaan industri otomotif kawasan industri Cibitung Jawa Barat, 12 (2): 63-70.
2. Azhar k, Hananto M (2011). Jurnal Ekologi Kesehatan: Hubungan proses kerja dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petani rumput laut di kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, 10 (1): 1-9. 3. Djuanda S, Sularsito SA (2013). Dalam:
Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S (eds). Ilmu penyakit kulit dan kelamin dalam edisi VI. Jakarta: Bagaian ilmu penyakit kulit dan kelamin, FKUI, h:129-138. 4. Maharani A (2015) Penyakit Kulit
Perawatan, Pencegahan dan Pengobatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press, h:124. 5. Cahill J, Williams J.D.L, Matheson M.C,
Palmer A.M, Burgess J.A, Dharmage C, Nixon R.L (2012). Occupational Contact Dermatitis: A review of 18 years of data from an occupaational dermatology clinic
in Australia.
www.safeworkaustralia.gov.au. Diakses November 2015.
6. Thaha A (2014). Angka kejadian dermatitis kontak alergi di poliklinik ilmu kesehatan kulit dan kelamin RSUD Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009-2012, 46 (4): 283-289.
7. Lestari F, Utomo HS (2007). Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Faktor-faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak pada pekerja di PT Inti Pantja Press Industri, 11 (2): 61-68.
8. Wilkinson SM, Beck MH (2010). Contact dermatitis: irritant. Dalam: Burns T, Breathnach S, cox N, Griffiths C. Rook’s: Textbook of dermatology. Chichester: Weley blackwell, h:25.
9. Sunaryo Y, Pandaleke HEJ, Kapantow MG (2012). Profil dermatitis kontak di poliklinik kulit dan kelamin BLU RSUP DR. R. D.Kandau Manado periode Januari – Desember 2012, h: 3.
10. Harahap M (2015). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates, h: 22-26.