• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Operasi Standar untuk kesejahteraan ternak Australia selama transportasi darat jarak jauh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosedur Operasi Standar untuk kesejahteraan ternak Australia selama transportasi darat jarak jauh"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Prosedur Operasi Standar

untuk kesejahteraan ternak

Australia selama

transportasi darat jarak

jauh

Manual ini menguraikan dengan singkat cara menggunakan Prosedur Operasi Standar (POS) untuk menjaga kesejahteraan hewan selama transportasi darat jarak jauh. Transportasi jarak jauh di Indonesia diartikan secara umum sebagai perjalanan yang tidak dapat ditempuh kurang dari 48 jam. Manual memberikan gambaran umum proses transportasi dan mencantumkan hasil kesejahteraan hewan yang diharapkan. Persyaratan standar Organisasi Kelayakan Hewan Dunia (OIE,

Office International des Epizooties) dicakup di bab ini dan di

sepanjang masing-masing POS. Manual ini meliputi satu pengantar dan empat prosedur operasi standar yang terkait dengan penanganan ternak Australia selama transportasi jarak jauh. POS ini dapat digunakan ketika mengangkut ternak untuk jarak berapa pun, namun juga berisi persyaratan tambahan bagi fasilitas pemberhentian peristirahatan serta penyediaan

makanan dan air bila waktu tempuh total akan mengakibatkan hewan tidak bisa memperoleh air selama 48 jam.

(2)

Isi

POS 1: Persiapan untuk transportasi darat

jarak jauh

POS ini membahas perencanaan perjalanan dan persiapan ternak untuk transportasi jarak jauh. Perencanaan perjalanan yang baik adalah sebuah faktor utama yang memengaruhi kesejahteraan hewan. Prosedur membahas proses-proses berikut:

1. Perencanaan perjalanan dan pemberhentian peristirahatan 2. Penempatan ternak di kelompok yang tepat untuk

transportasi

3. Rancangan, pemeliharaan, dan pemeriksaan truk 3. Persyaratan kepadatan muatan

4. Prosedur darurat

POS 2: Pemeriksaan ternak terhadap

kelayakan untuk transportasi

Karena alasan kesejahteraan dan kebersihan, hewan harus layak untuk perjalanan. POS ini membahas pemeriksaan ternak, oleh orang yang kompeten, terhadap kelayakan untuk transportasi. Prosedur membahas proses-proses berikut: 1. Proses pemeriksaan

2. Penanganan ternak ambruk (downer) 3. Metode penyembelihan yang manusiawi

POS 3: Penanganan hewan selama bongkar

muat

Ternak harus ditangani dengan baik untuk meraih kesejahteraan hewan dan kualitas daging yang bagus. Penting bagi petugas pengurus ternak untuk memahami perilaku hewan dan prinsip-prinsip dasar penanganan hewan rendah stres. POS ini membahas bongkar muat ternak. Proses-proses berikut dicakup di bagian ini:

1. Rancangan dan perawatan fasilitas bongkar muat 2. Menggiring dan memisahkan ternak

(3)

POS 4: Penanganan hewan selama perjalanan

dan pemberhentian peristirahatan

POS ini membahas prosedur yang terkait dengan proses transportasi sebenarnya, seperti mempertahankan kondisi transportasi yang optimal dan menyertakan masa istirahat untuk perjalanan berwaktu tempuh panjang.

1. Mengelola waktu tempuh dan mempertahankan kondisi transportasi yang optimal

2. Fasilitas pemberhentian peristirahatan

(4)

POS 1: PERSIAPAN UNTUK PENGANGKUTAN

DARAT JARAK JAUH

Butir-Butir Pokok

 Perencanaan perjalanan dan pemberhentian peristirahatan

 Penempatan ternak di kelompok yang tepat untuk transportasi

 Rancangan, pemeliharaan, dan pemeriksaan truk

 Persyaratan kepadatan muatan

 Prosedur darurat

1.1 Perencanaan

perjalanan

dan

pemberhentian peristirahatan

1) Periksalah bahwa rencana sudah dibuat untuk perjalanan yang diusulkan. Rencana ini harus mencakup rencana pemuatan, waktu tempuh perjalanan, jalur yang digunakan, dan tempat pemberhentian peristirahatan. Pemberhentian peristirahatan diperlukan bila perjalanan mungkin mengakibatkan hewan tidak mendapat air sampai selama 48 jam.

POIN PENTING

Rencana harus disusun untuk mengatasi keadaan darurat, misalnya:

 Tindakan yang harus diambil bila cuaca buruk  Perawatan hewan selama perjalanan

 Tindakan yang harus diambil bila ada kecelakaan lalu lintas  Menangani penundaan yang tidak terduga

2) Pastikan bahwa ada komunikasi dengan pengelola fasilitas pemberhentian peristirahatan, atau petugas kesejahteraan hewan di fasilitas itu, untuk memastikan

Sebelum perjalanan dimulai, rencana harus dibuat mengenai pilihan kendaraan dan kerapatan muatan.

(5)

bahwa tersedia tempat untuk menurunkan dan mengistirahatkan hewan.

3) Sediakan data kontak lokasi penggemukan dan, bilamana tepat, fasilitas pemberhentian peristirahatan, kepada sopir.

POIN PENTING

Memelihara sebuah buku catatan perjalanan akan berfaedah bagi sopir kendaraan ternak. Buku catatan ini harus digunakan untuk mencatat kondisi hewan ketika dimuat, waktu keberangkatan, waktu istirahat, dan waktu kedatangan.

4) Periksalah bahwa jumlah hewan yang diangkut dan ketersediaan ruang relatif (kepadatan muatan) telah ditentukan sebelum pemuatan dimulai.

5) Selama proses perencanaan perjalanan, pemeriksaan dan pastikan bahwa semua fasilitas bongkar muat tidak akan menyebabkan cedera pada hewan.

6) Singkirkan setiap gangguan dari fasilitas bongkar muat yang dapat menyebabkan hewan berhenti, enggan maju, atau berbalik.

7) Jika fasilitas bisa menyebabkan cedera, hewan harus dimuat/diturunkan di tempat lain atau kerusakan diperbaiki sebelum bongkar muat.

POIN PENTING

Periksalah lantai terhadap kerusakan yang dapat menyebabkan hewan terjatuh. Kerusakan rel dan panel logam dapat menyebabkan cedera pada ternak.

(6)

8) Waktu truk datang untuk memuat harus direncanakan seakurat mungkin, agar perjalanan dimulai sesegera mungkin.

POIN PENTING

Di cuaca panas, perjalanan harus direncanakan untuk menurunkan risiko stres panas. Hal ini dapat mencakup pemuatan dan transportasi ternak di waktu yang lebih sejuk, terus menjalankan kendaraan, dan menyediakan naungan.

9) Untuk transportasi jarak jauh, sediakan pakan dan air hingga ke titik pemuatan.

(7)

1.2 Penempatan ternak di kelompok yang

tepat untuk transportasi

1) Cobalah mempertahankan hewan di kelompok sosialnya kapan saja mungkin. Campurkan hewan yang bertanduk dan yang tidak hanya jika saling serasi (misalnya, pernah diangkut bersama sebelumnya tanpa masalah yang berarti).

POIN PENTING

Mencampur berbagai kelompok hewan dapat menyebabkan saling serang dan berakibat pada kualitas daging yang buruk.

2) Untuk transportasi jarak jauh, misalnya, perjalanan lebih dari 30 jam, hanya hewan yang paling layak di

kelompoknya yang boleh dipilih.

3) Pemilihan juga harus memperhitungkan hewan yang paling cocok untuk kondisi iklim yang mungkin akan dialami selama perjalanan.

4) Pastikan bahwa hewan yang telah dipilih untuk transportasi adalah layak untuk perjalanan. Bacalah dokumen MLA – Layakkah untuk diangkut?

5) Pastikan bahwa prosedur dan dokumentasi yang benar tersedia untuk menjaga keterlacakan kelompok sepanjang proses transportasi, yang mencakup waktu pemberhentian peristirahatan. Harus ada catatan mengenai waktu

terakhir ternak mendapat air.

6) Begitu ternak yang akan diangkut telah dipilih, harus ada pemeriksaan akhir terhadap kelayakan untuk perjalanan.

Hal ini harus dilakukan sesuai dengan petunjuk di POS 2. Hewan bertanduk dan tidak bertanduk boleh diangkut di dalam kelompok yang sama hanya jika pernah berhasil diangkut bersama.

(8)

POIN PENTING

Sebuah masa istirahat pra-transportasi disarankan demi

sebaik-baik kesejahteraan ternak, untuk memungkinkan hewan

memperoleh air sebelum transportasi jarak jauh (pastikan bahwa masa maksimum puasa minum tidak terlampaui). Masa istirahat minimum yang dapat diterima adalah sekitar empat jam akses ke air dengan ruang berbaring dan beristirahat. Pakan mungkin juga disediakan selama masa ini jika dianggap perlu.

(9)

1.3 Rancangan,

pemeliharaan,

dan

pemeriksaan truk

1) Pastikan bahwa truk yang digunakan cocok untuk ternak dan dirancang untuk meminimalkan peluang hewan kabur. 2) Periksa truk ternak terhadap setiap tanda kerusakan dan aus yang dapat melukai hewan dan laporkan kerusakan yang mencolok kepada sopir truk atau pengawas.

3) Berikan petunjuk bahwa setiap perbaikan terhadap truk yang rusak harus selesai sebelum truk digunakan kembali untuk mengangkut ternak.

POIN PENTING

Truk harus juga diperiksa terhadap kelaikan mekanis sebelum mengangkut ternak. Truk yang kurang terawat dapat menyebabkan kerusakan dan penundaan. Hanya truk yang paling terawat yang boleh digunakan untuk transportasi ternak jarak jauh. Buku catatan perawatan atau catatan servis harus disimpan untuk kendaraan ini.

4) Periksalah bahwa kendaraan dan bak truk ternak dalam keadaan bersih sebelum ternak dimuat. Hal ini akan meminimalkan kemungkinan penyebaran penyakit menular selama transportasi.

5) Periksalah bahwa rel samping dirancang dan dirawat untuk mencegah hewan dari menyusupkan kepala dan kaki ke sela-selanya.

6) Periksalah bahwa lantai truk kesat atau anti-selip (walau saat basah) dan untuk transportasi jarak jauh, tersedia

Daftar pemeriksaan truk harus mencakup pemeriksaan terhadap kerusakan, antara lain ban yang gundul dan terkikis.

(10)

bahan alas tidur yang cocok untuk membantu menyerap kotoran dan air kencing.

7) Pastikan bahwa lapisan sisi dalam kendaraan pengangkut mulus dan terawat baik, guna mengurangi risiko dari bagian penonjolan dan terjadinya memar.

8) Periksalah bahwa semua pintu palka serta kait bak truk ternak dan gerbang tidak menonjol ke jalur lintas hewan karena hal ini dapat menyebabkan cedera.

9) Periksalah bahwa ketika kendaraan berjalan, asap buangannya tidak mencemari bak truk ternak secara mencolok.

POIN PENTING

Kerusakan pada truk dapat mencakup:

 Lubang di lantai

Tonjolan logam yang tajam

Kerusakan sekat/tangga atau pintu bak.

Ban gundul/terkikis

Bak truk ternak rapuh/tidak stabil

Membuat daftar pemeriksaan yang dapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan truk akan bermanfaat dalam hal ini.

Hematoma panggul dapat

disebabkan oleh kait yang menonjol di jalur ternak.

(11)

1.4 Persyaratan kepadatan muatan

PEDOMAN OIE

Bila berdiri, hewan harus memiliki ruang yang cukup untuk mencapai posisi seimbang dengan selayaknya. Bila berbaring, semua hewan harus bisa mengambil sikap berbaring yang normal, tanpa saling bertumpuk.

1) Tentukan jumlah ternak yang harus diangkut kendaraan sebelum memuatnya. Hal ini harus menjadi bagian dari rencana perjalanan (Bagian 1.1).

2) Kurung ternak dengan cukup padat sehingga dapat saling memberikan topangan fisik selama transportasi.

POIN PENTING

Kerapatan muatan untuk ternak harus sedemikian sehingga ternak mempunyai ruang untuk berbaring (persyaratan OIE). Tetapi, ternak akan sering berdiri di sebagian besar perjalanan, khususnya jika kondisi jalan buruk atau banyak pengereman tajam dilakukan.

3) Periksalah bahwa bobot hidup ternak yang dimuat tidak berselisih lebih dari 50 kg terhadap bobot rata-rata di kandang.

4) Pertimbangkan penggunaan sekat untuk membagi kelompok ternak guna meminimalkan risiko cedera akibat gerakan maju dan mundur.

5) Jika digunakan, sekat harus tertutup selama transportasi untuk memastikan kepadatan ternak tersebar merata. Bila tidak digunakan, sekat harus disimpan untuk mencegah kemungkinan cedera pada ternak.

Kerapatan muatan harus membuat hewan bisa saling menopang selama perjalanan.

(12)

POIN PENTING

Kepadatan ternak yang lebih tinggi daripada yang terlihat di lokasi penggemukan mungkin dibutuhkan untuk mencegah cedera selama transportasi darat.

6) Jika truk bertingkat atau beratap digunakan, pastikan bahwa hewan bisa mengambil posisi berdiri yang alami tanpa kepalanya menyentuh lantai atas atau atap.

POIN PENTING

Persyaratan kepadatan muatan harus memperhitungkan:

Spesies dan kelas ternak

Ukuran dan kondisi tubuh (yang mencakup ketebalan bulu)

Adanya tanduk

Kemungkinan kondisi iklim selama perjalanan

Sifat dan lama perjalanan

Kondisi jalan

Desain dan kondisi bak truk ternak

Penyediaan bahan alas tidur

1.5 Prosedur darurat

1) Periksalah bahwa petugas yang bersangkutan memahami prosedur keadaan darurat. Prosedur ini harus mencakup tindakan untuk:

a. Kendaraan mogok dan penundaan tidak terduga b. Hewan kabur

c. Penyembelihan yang manusiawi

2) Petunjuk kerja yang tepat harus diikuti sehubungan dengan hal-hal di atas.

(13)

3) Jika terjadi penundaan yang tidak terduga, misalnya kendaraan mogok, sopir harus berupaya menghubungi lokasi penggemukan atau fasilitas pemberhentian peristirahatan (bilamana tepat). Jika mungkin, air harus disediakan untuk ternak apabila waktu total di kendaraan bisa melampaui 48 jam sebelum ternak dapat diturunkan dan diistirahatkan.

4) Jika dibutuhkan penyembelihan yang manusiawi, ikuti petunjuk terinci di Bagian 2.3.

(14)

POS 2: PEMERIKSAANTERNAK TERHADAP

KEBUGARAN UNTUK PENGANGKUTAN

Tujuan Utama

 Proses pemeriksaan

 Kriteria untuk pemeriksaan

Penanganan ternak ambruk (downer)

 Penyembelihan darurat

2.1 Proses pemeriksaan

POIN PENTING

Bahwa hewan layak untuk perjalanan yang dimaksudkan dan harus tetap cukup layak sepanjang perjalanan adalah dua hal yang penting diperhatikan. Petugas yang menilai kelayakan harus terbiasa dengan ternak dan mampu menilai tanda-tanda kelayakan yang baik.

PEDOMAN OIE

Hewan yang tidak layak untuk perjalanan mencakup, namun mungkin tidak terbatas kepada, yang:

 sakit, terluka, lemah, lumpuh, atau kelelahan

 tidak bisa berdiri tanpa dibantu atau tidak bisa menopang badan dengan semua kakinya

 buta di kedua matanya

 tidak bisa bergerak tanpa memperparah penderitaannya  baru lahir dengan pusar belum sembuh

 bunting di 10% terakhir masa mengandung di waktu pemuatan yang direncanakan

 betina yang diangkut tanpa anak yang baru beranak 48 jam sebelumnya

 dengan kondisi tubuh yang akan memperburuk kesejahteraannya akibat kondisi iklim

Periksa seluruh kelompok sebelum pemilihan untuk diangkut.

(15)

1) Bekerjalah sebagai tim untuk menggiring dan memisahkan ternak bagi keperluan pemeriksaan, dengan memastikan bahwa setiap orang paham akan tanggung jawabnya. 2) Ikutilah pedoman penanganan hewan yang digariskan di

POS 3.

PEDOMAN OIE

Prosedur yang menyakitkan tidak boleh digunakan untuk

menggiring hewan. Hal ini mencakup: memecut, memuntir ekor, menggunakan kekang hidung, tekanan pada mata, telinga atau alat kelamin luar, atau menggunakan angkus atau bantuan lainnya yang menyebabkan nyeri dan kesakitan (antara lain pentungan besar, pentungan berujung tajam, batang pipa logam, kawat pagar, atau sabuk kulit yang berat).

3) Ketika hewan sedang ditangani selama pemeriksaan ternak, penting untuk tidak mengejar hewan yang sendirian, atau membuat hewan terkucil dari kelompoknya. Selalu giring dua hewan terakhir di kandang bersama-sama. Hindari meninggalkan seekor hewan di dalam kandang.

4) Periksa hewan bersama-sama sebagai kelompok. Perhatikan setiap hewan yang berperangai berbeda dengan mayoritas.

(16)

POIN PENTING

 Adakah hewan yang berperangai berbeda dengan yang lainnya?

 Adakah ada tanda-tanda sakit dan/atau cedera yang mencolok?  Apakah ternak memamah biak?

 Apakah ternak bersih atau adakah tumpukan kotoran pada bulunya?

 Apakah ternak berdiri atau berbaring?  Apakah hewan batuk-batuk?

 Adakah tanda-tanda stres panas?

5) Periksalah setiap sapi. Perhatikan kaki hewan dan amati cara berjalannya. Catat dan laporkan setiap tanda kepincangan.

POIN PENTING

 Saat memeriksa kaki hewan, perhatikan tanda-tanda pembengkakan yang kasatmata

 Adakah cedera apa pun yang terlihat?

 Amati seluruh punggung ternak untuk mencari tanda-tanda bahu atau panggul terbungkuk

 Amati kaki hewan untuk mendeteksi hewan yang berdiri dengan kaki setengah meregang

 Periksa cara jalan ternak. Pincangkah jalannya? Bisakah ia menahan badannya dengan empat kaki?

6) Periksa mata hewan. Pisahkan setiap hewan yang buta kedua matanya. Hewan ini tidak boleh dimuat untuk diangkut.

Hewan yang buta kedua matanya tidak boleh dimuat untuk diangkut.

(17)

POIN PENTING

 Perhatikan radang selaput mata sebagaimana yang ditandai

oleh mata berair/keruh dan/atau noda pada pipi.

 Catat dan laporkan setiap radang selaput mata.

7) Jangan angkut ternak yang bunting untuk disembelih. 8) Bila ternak dipindahkan ke penyembelihan, pilih hanya

hewan yang dianggap cocok. Hewan-hewan ini harus dipilih sebelum dimuat untuk meminimalkan waktu tempuh yang dihabiskan ternak di dalam truk.

9) Jika ada keraguan terhadap kelayakan untuk perjalanan, bicaralah dengan petugas kesejahteraan hewan atau dokter bedah hewan.

10) Jangan angkut hewan yang tidak dianggap layak untuk perjalanan kecuali atas nasihat khusus dari dokter hewan.

POIN PENTING

Hewan yang tidak layak tidak boleh diangkut, antara lain hewan yang tidak mampu berdiri di keempat kaki dan yang buta kedua matanya.

2.2 Penanganan ternak ambruk (downer)

1) Ternak ambruk (downer, hewan yang tidak bisa berjalan atau berdiri) memiliki kebutuhan khusus sehubungan dengan penanganan dan pengangkutannya.

2) Amati saksama hewan saat bongkar muat untuk memeriksa terhadap cedera. Hewan yang terluka tidak boleh diangkut; jika kelayakan untuk perjalanan

(18)

3) Jika hewan terluka selama transportasi dan tidak dapat diturunkan tanpa memperparah nyeri dan stresnya, turunkan lebih dulu ternak yang layak, dengan setenang mungkin.

4) Hewan yang terluka sangat parah harus disembelih segera. Hal ini harus dilakukan di atas truk jika bisa dituntaskan dengan selamat.

POIN PENTING

Hewan besar yang ambruk sukar digiring tanpa menambah cederanya. Karena itu, hewan ini lebih baik disembelih di tempat rebahnya.

Cedera dan kondisi yang mengharuskan hewan disembelih segera mencakup:

 patah tulang kaki, panggul, atau rusuk

 kekurusan (emasiasi) dan kehilangan tenaga (debilitasi)  kelumpuhan akibat cedera traumatis atau penyakit yang

mengakibatkan kelayuhan  kebutaan

 perdarahan berat atau cedera parah.

5) Sembelih ternak yang ambruk dengan cara

menyembelihnya dengan pisau yang tajam atau alat pemingsanan (cash knocker) . Ikuti petunjuk di Bagian 2.3 dan petunjuk kerja yang tepat. Bantuan harus diminta dari dokter hewan atau orang yang kompeten bilamana perlu. 6) Hewan yang hidup tidak boleh diangkat pada tanduk, kaki atau ekornya, dan tidak boleh diseret. Jangan pernah ikat

(19)

hewan yang terluka ke suatu titik tetap, lalu bawa dengan truk.

7) Jika memindahkan hewan sakit atau terluka tidak akan memperparah nyeri atau stresnya, pindahkan hewan ke kandang terpisah sesegera mungkin untuk disembelih atau dirawat.

PEDOMAN OIE

Hewan yang ambruk (yang tidak dapat berdiri atau berjalan tanpa dibantu) tidak pernah boleh diseret.

2.3 Metode penyembelihan yang manusiawi

1) Nilailah apakah hewan berpeluang tinggi untuk pulih jika

diberikan perawatan yang tepat (Anda mungkin membutuhkan nasihat seorang dokter hewan atau petugas kesejahteraan hewan untuk mengambil putusan ini). Sopir harus kompeten dan diberi wewenang untuk membuat keputusan ini selama perjalanan.

2) Putuskan apakah hewan akan mengalami stres yang parah jika perjalanan dilanjutkan. Penyembelihan yang manusiawi diwajibkan jika melanjutkan perjalanan akan membuat hewan semakin stres.

POIN PENTING

Lakukan penyembelihan darurat di atas truk hanya jika proses ini tidak menyebabkan stres berat pada ternak lain di truk atau mendatangkan bahaya bagi diri sopir.

Jika hewan ambruk di atas truk, penyembelihan harus dilakukan sebelum hewan dipindahkan.

(20)

3) Bila hewan telah ditandai untuk penyembelihan yang manusiawi, putuskan metode yang tepat dalam situasi itu. Metode utama haruslah pemingsanan yang manusiawi dengan alat pemingsanan (cash knocker) (diikuti dengan memotong tenggorokan); akan tetapi, alat ini tidak selalu tersedia. Jika demikian, memotong tenggorokan dengan pisau yang tajam dapat diterima.

4) Pilih metode pengendalian yang sesuai dengan metode penyembelihan yang digunakan, petugas yang tersedia, dan lokasi. Keselamatan petugas harus selalu diutamakan.

5) Jika hewan ambruk di atas truk, penyembelihan harus dilakukan sebelum hewan dipindahkan.

6) Untuk melakukan prosedur penyembelihan, ikuti petunjuk kerja yang tepat.

POIN PENTING

Tanda-tanda bahwa metode itu efektif antara lain:  Tidak ada napas yang berirama

 Tidak ada refleks kedipan  Tidak ada putaran bola mata  Raut pandangan mata melompong  Tidak ada lenguhan

POS 3: PENANGANAN HEWAN SELAMA

BONGKAR MUAT

Tujuan Utama

Menggunakan perilaku alami ternak untuk menggiringnya

Penanganan hewan yang rendah stres

Bilamana mungkin, pistol atau tongkat pemingsan hewan harus digunakan untuk memingsankan hewan secara manusiawi sebelum memotong tenggorokannya.

(21)

 Penggunaan secara tepat alat penghalau ternak untuk menggiringnya

Memeriksa dan meningkatkan fasilitas penanganan

Bongkar muat dengan stres minimum

3.1 Rancangan

dan

perawatan

fasilitas

bongkar muat

1) Sebelum memuat dan/atau membongkar ternak, pemeriksaan fasilitasnya untuk memastikan bahwa fasilitas tidak akan menyebabkan cedera pada hewan.

POIN PENTING

Periksalah lantai terhadap kerusakan yang dapat menyebabkan hewan terjatuh. Kerusakan rel dan panel logam dapat menyebabkan cedera pada ternak.

2) Jika fasilitas bisa menyebabkan cedera, hewan harus dimuat/diturunkan di tempat lain atau kerusakan diperbaiki.

3) Periksalah bahwa pencahayaan di semua area penanganan teduh dan merata. Tanjakan muat atau truk yang cukup terang akan mendorong hewan bergerak maju.

4) Periksalah bahwa kemiringan tangga tidak melampaui kira-kira 30 derajat.

5) Pastikan bahwa jalur ternak (raceway) dan tangga adalah kesat (anti-selip). Jika permukaan tidak kesat, petugas penggiring harus memperhitungkan hal ini dan hewan harus digiring perlahan guna mengurangi risiko terpeleset.

Tangga pemuatan harus cukup terang untuk memudahkan penanganan dan pemeriksaan hewan.

Periksalah fasilitas bongkar muat terhadap tanda-tanda kerusakan seperti tepian logam yang tajam, serta lubang dan celah di antara panel-panel.

(22)

POIN PENTING

Selama siang hari, mungkin ada kenaikan tingkat kontras antara pekarangan terbuka di satu sisi dan naungan kandang serta jalur ternak di sisi lain, yang dapat memengaruhi gerakan hewan.

Ternak cenderung bergerak lebih nyaman dari area gelap ke terang dan cenderung ragu-ragu untuk bergerak dari area terang ke gelap.

POIN PENTING

Faktor lingkungan yang berpengaruh pada gerakan ternak:  Pantulan pada genangan air/logam

 Tali yang longgar dan rantai  Dencing logam

 Bising yang nyaring, misalnya dari pompa angin  Udara yang bertiup ke muka hewan

 Pakaian yang tergantung di jalur ternak

 Orang yang bergerak masuk ke lintasan hewan  Perubahan pada lantai dan teksturnya

 Mencoba menggiring hewan dari terang ke gelap

6) Pastikan bahwa setiap air yang tergenang dan area yang tidak mengalir dengan baik dibersihkan sebelum hewan digiring melalui sistem.

7) Jika jalur ternaknya panjang, pastikan bahwa jumlah hewan yang ditempatkan dalam penggiringan itu tidak terlalu besar.

8) Pencahayaan harus disediakan untuk bongkar muat di malam hari. Pastikan bahwa ada cukup cahaya untuk mendorong hewan bergerak naik atau turun truk, namun

Fasilitas penanganan hewan harus menyediakan area bertutup untuk ternak selama pemeriksaan dan pemindahan ke truk.

(23)

pastikan bahwa cahaya itu tidak mengarah ke mata ternak (misalnya, lampu sorot atau sinar matahari).

9) Singkirkan semua benda yang menggantung pada atau di atas jalur ternak sebelum hewan digiring melalui sistem. Benda-benda ini dapat menyebabkan reaksi mogok atau kabur.

POIN PENTING

Singkirkan benda-benda seperti pakaian, selang, sampah, ember, dan tali. Jalur ternak harus bersih sama sekali guna

(24)

3.2 Menggiring dan memisahkan ternak

1) Bekerjalah sebagai tim untuk menggiring dan memisahkan ternak serta pastikan bahwa setiap orang paham akan tanggung jawabnya.

2) Anda harus memiliki pemahaman akan perilaku hewan dan mampu menggunakan pengetahuan ini untuk menggiring ternak dengan tenang dan efektif.

POIN PENTING

Pemahaman akan perilaku hewan adalah penting saat menanganinya. Karakteristik perilaku utama yang penting untuk memastikan gerakan ternak adalah:

 Pandangan dan reaksi terhadap gerakan  Reaksi terhadap kebisingan

 Zona kabur (flight zone) dan reaksi takut  Ukuran dan kekuatan

3) Dengan gerakan dan posisi untuk menggiring ternak, selalulah bekerja di samping hewan, sehingga Anda tidak berdiri langsung di belakangnya di titik butanya (blind

spot).

4) Saat menggiring hewan dari kandang ke gerbang atau jalur ternak, lakukan dengan mengelilingi tepi zona kabur sehingga hewan bergerak menjauh namun tidak lari. 5) Terapkan tekanan kepada kawanan dengan bergerak

melintas belakang kelompok dengan gaya pola silang (kiri ke kanan).

6) Untuk membuat hewan berhenti, keluarlah dari zona kabur.

7) Jangan coba membuat hewan bergerak (dengan menggiringnya masuk ke zona kabur) jika tidak ada lagi ruang bergerak baginya.

Perilaku hewan harus digunakan untuk menggiring ternak. Pentungan, angkus, dan metode lain yang menyakiti hewan tidak boleh digunakan.

Petugas penggiring hewan harus memahami konsep zona kabur. Kehadiran petugas penggiring di puncak tangga dapat menghalangi gerakan hewan.

(25)

8) Selalu sadari sekeliling Anda dan ingatlah untuk menutup gerbang di belakang Anda.

9) Hindari membuat hewan terlalu heboh. Semua penanganan harus dilakukan dengan santai dan tenang. 10) Jangan pernah pukul atau berikan tekanan pada hewan

yang sudah bergerak ke arah yang benar.

11) Gunakan tongkat giring listrik hanya pada hewan yang bandel, bila metode pasif tidak berhasil atau petugas penggiring menghadapi situasi yang berbahaya.

12) Jangan pernah giring ternak dengan menarik atau membawa salah satu anggota tubuh, tanduk, telinga, atau bulunya.

13) Meminimalkan stres adalah penting dengan cara membatasi interaksi manusia dengan ternak. Orang yang tidak berkepentingan harus dijauhkan dari jalur.

14) Jangan berdiri di depan hewan atau di bidang pandangan langsungnya karena dapat menghentikan hewan dari bergerak ke truk. Alih-alih, berdirilah di satu sisi, karena ini akan mendorong hewan bergerak.

15) Jangan kejar hewan yang sendirian, atau kucilkan hewan dari kelompoknya. Selalu giring dua hewan terakhir di kandang bersama-sama. Hindari meninggalkan seekor hewan di dalam kandang.

16) Minimalkan gerakan tiba-tiba dan terlalu bising. Jangan bersiul dengan nyaring, berteriak, atau banting gerbang. 17) Petugas penggiring harus mengetahui jalur pelarian

darurat.

18) Pastikan bahwa Anda mengetahui kewajiban Anda sehubungan dengan standar OIE. Bilamana pekerja ditemukan salah menangani ternak, Anda bertanggung jawab memberi tahu pengawas atau memerintahkan pekerja itu tentang prosedur yang benar.

Berdiri di depan hewan di dalam bidang pandangnya dapat

menyebabkan hewan mogok, lalu berbelok di jalur.

Gunakan tongkat giring listrik di pinggul hewan hanya sebagai senjata terakhir, bila semua bujukan pasif lainnya tidak berhasil.

(26)

PEDOMAN OIE

Prosedur yang menyakitkan tidak boleh digunakan untuk

menggiring hewan. Hal ini mencakup: memecut, memuntir ekor, menggunakan kekang hidung, tekanan pada mata, telinga atau alat kelamin luar, atau menggunakan angkus atau bantuan lainnya yang menyebabkan nyeri dan kesakitan (antara lain pentungan besar, pentungan berujung tajam, batang pipa logam, kawat pagar, atau sabuk kulit yang berat).

3.3 Penggunaan alat penghalau (talker) ternak

1) Gunakan alat penghalau ternak pada hewan hanya bila

hewan menolak melangkah maju (padahal ada ruang bergerak baginya).

POIN PENTING

Posisi petugas penggiring adalah alat paling efektif dan paling tidak membuat stres untuk menggiring ternak. Bila digunakan dengan pemahaman yang baik akan zona kabur hewan, stres dan kebisingan dapat ditekan. Gerakan tubuh, misalnya melambaikan tangan, akan membuat petugas penggiring tampak lebih besar bagi hewan.

2) Sentuhlah hewan secara lembut hanya pada pinggulnya dengan alat penghalau ternak.

3) Jangan pernah gunakan alat penghalau ternak langsung pada wajah hewan dalam upaya membuatnya berhenti atau berbelok.

4) Jangan gunakan alat penghalau ternak untuk mendorong ternak terlalu cepat. Terlalu banyak tekanan bergerak

Alat penghalau ternak dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk menggiring ternak.

(27)

pada kelompok dapat menyebabkan sebagian anggotanya panik dan mencari jalur pelarian.

5) Petugas pengurus ternak tidak boleh membawa atau menggunakan secara rutin tongkat giring listrik pada ternak. Alat ini hanya boleh digunakan sebagai senjata terakhir, bila metode pasif lainnya tidak berhasil, atau dalam keadaan darurat untuk melindungi keselamatan petugas.

POIN PENTING

Alat penghalau ternak dapat digunakan untuk menggiring ternak. Alat ini tidak boleh digunakan untuk memukul atau menyodok ternak, namun sebagai perpanjangan tangan (untuk membuat petugas pengurus ternak tampak lebih besar). Kebisingan yang dihasilkan oleh setrip plastik pada alat penghalau ternak dapat membuat hewan melangkah maju.

6) Alat penghalau ternak dan alat bantu lainnya tidak boleh digunakan berulang-ulang jika hewan tidak menanggapi atau bergerak. Alih-alih, selidiki apakah ada sesuatu yang mencegah hewan dari bergerak.

3.4 Bongkar muat

1) Semua ternak harus menjalani bongkar muat oleh petugas pengurus ternak, petugas bongkar muat, atau sopir truk ternak yang berpengalaman.

2) Bongkar muat tidak boleh dimulai hingga platform/gerbang bongkar muat sudah aman.

Cek bahwa sudut tangga bongkar tidak melampaui 30 derajat. Singkirkan semua penghalang dan pengalih perhatian.

(28)

3) Petugas pengurus ternak harus siap melakukan bongkar muat ternak segera setelah truk ditempatkan dengan benar.

4) Semua bongkar muat harus dilakukan dengan mengikuti informasi tentang penanganan hewan yang dirinci di Bagian 3.2 dan 3.3.

POIN PENTING

Cedera dan stres paling mungkin terjadi selama bongkar muat.

5) Tongkat giring listrik hanya boleh digunakan pada hewan yang bandel, bila metode pasif tidak berhasil atau petugas penggiring menghadapi situasi yang berbahaya.

6) Hewan tidak boleh ditahan di jalur ternak berlama-lama sebelum dimuat ke truk.

7) Truk harus dimundurkan secara perlahan dan terkendali sampai tangga bongkar.

8) Sebelum bongkar muat, pastikan bahwa truk merapat ke bibir tangga sehingga tidak ada celah. Truk harus ditempatkan dengan benar sebelum pintu baknya diturunkan dan pintu bak itu harus ditutup kembali sebelum truk mulai bergerak menjauhi tangga.

POIN PENTING

Bahan alas tidur kering yang ditempatkan di permukaan, misalnya gabah atau serbuk gergaji, akan membantu hewan mencengkeram lantai selama diturunkan, khususnya bila tangga basah. Ram kawat atau ‘beton berpola’ dapat memberi hewan cengkeraman yang baik. Bahan alas tidur juga dapat berguna selama transportasi di truk dengan lantai logam yang licin atau panas. Hewan dapat merundukkan kepalanya untuk mengendus tangga dan berjalan ke truk. Biarkan hewan bergerak dengan kemauannya sendiri.

Bayangan yang melintang di jalur giring dapat membuat hewan mogok dan berbalik.

(29)

9) Amati ternak selama dimuat dan periksa bahwa semua hewan layak untuk diangkut (POS 2). Ternak yang sakit dan terluka tidak boleh dimuat. Selama pembongkaran, amati setiap hewan selagi berjalan lewat terhadap tanda-tanda kepincangan dan cedera.

10) Setelah pemuatan selesai, lakukan pemeriksaan terakhir bahwa hewan yang diangkut truk memiliki cukup ruang untuk berdiri dengan nyaman. Perjalanan harus dimulai tanpa menunda-nunda untuk mencegah hewan tertahan di truk yang diam.

POIN PENTING

Jika mungkin, penerangan harus memberikan cahaya yang merata di tangga, jalur ternak, pekarangan, dan kandang. Cahaya tidak boleh menyebabkan tempat-tempat terang atau berbayang, yang bisa membuat ternak ragu bergerak.

POIN PENTING

Saat menyiapkan fasilitas dan peralatan untuk membongkar hewan, pertimbangkan kemungkinan bahwa hewan kelelahan.

11) Biarkan hewan bergerak keluar masuk truk dengan kecepatannya sendiri, khususnya jika lantai truk tidak

dibuat dari bahan kesat (anti-selip). Hewan harus dibiarkan turun dengan kecepatannya sendiri, tanpa tekanan dari petugas pengurus ternak.

(30)

POS 4: PENANGANAN HEWAN SELAMA

PENGANGKUTAN DAN HENTI ISTIRAHAT

Tujuan Utama

 Mengelola waktu tempuh perjalanan dan mempertahankan kondisi transportasi yang optimal

Pemeriksaan selama transportasi

 Fasilitas dan pengelolaan pemberhentian peristirahatan selama masa istirahat

Penyediaan pakan dan air

Mengelola hewan selama kondisi stres panas

4.1 Mengelola waktu tempuh perjalanan dan

mempertahankan kondisi transportasi yang

optimal

1) Untuk meraih hasil transportasi yang optimal, periksa peralatan dan pilih hewan sesuai dengan POS 1-3 sebelum transportasi.

POIN PENTING

Cuaca dapat menjadi pertimbangan penting sewaktu mengelola kondisi transportasi. Cuaca ekstrem dapat menurunkan

kesejahteraan hewan dengan menyebabkan stres panas atau dingin. Suhu rendah dengan angin dan hujan bisa membuat hewan kedinginan, sementara gelombang panas bisa

menyebabkan stres panas yang hebat. Dampak cuaca ekstrem dapat berat pada hewan yang baru tiba dari Australia.

2) Lakukanlah pemeriksaan terakhir atas muatan tepat sebelum keberangkatan.

(31)

POIN PENTING

Sopir harus memastikan bahwa teknik berkendaranya mulus dan terkendali, dengan menghindari pengereman dan pembelokan mendadak.

3) Lakukan pemeriksaan pada hewan segera setelah memulai perjalanan, dan juga setiap kali sopir berhenti untuk istirahat atau mengisi bahan bakar.

4) Periksalah bahwa hewan ditempatkan dengan benar dan kondisi fisiknya memuaskan.

5) Jika ada hewan yang ditemukan mati selama

pemeriksaan, hewan itu harus ditangani sesuai dengan rencana pra-transportasi.

6) Hewan yang sakit atau terluka harus ditangani sesuai dengan kondisinya. Barangkali hewan ini perlu dipisahkan selama sisa perjalanan atau disembelih secara manusiawi sebelum perjalanan dilanjutkan.

7) Bila penyembelihan yang manusiawi diperlukan, sopir harus mengikuti petunjuk terinci di dalam POS 2.

POIN PENTING

Mungkin naungan kain perlu diberikan untuk hewan di lantai atas truk guna melindunginya dari sinar matahari langsung. Bahan alas tidur dapat digunakan untuk menutupi permukaan logam yang panas dari lantai truk. Suasana di dalam truk ditentukan oleh gerakan truk, karena itu pemberhentian perjalanan (saat truk diam, namun hewan tetap di kendaraan) harus diminimalkan dan

(32)

4.2

Fasilitas pemberhentian peristirahatan

1) Pastikan bahwa jumlah kandang cukup untuk menampung

semua ternak. Ternak harus diturunkan selama masa istirahat (pemberhentian peristirahatan ternak).

Perhatikan: Pemberhentian peristirahatan ternak berbeda dengan pemberhentian peristirahatan sopir (ketika ternak tidak diturunkan).

POIN PENTING

Waktu tempuh yang melebihi 30 jam misalnya, dapat mulai berakibat pada tingkat stres dan kematian yang tinggi akibat cedera dan penyakit. Karena itu, sebaiknya sisihkan waktu untuk pemberhentian peristirahatan, saat ternak diturunkan, diberi makan, dan diairi. Pada kejadian yang jarang ketika waktu transportasi total mungkin melampaui 60 jam, misalnya dari Lampung ke Aceh, pemberhentian peristirahatan kedua akan diperlukan.

2) Pastikan bahwa jumlah hewan per kandang

memungkinkan semua hewan berdiri, berbaring, berputar, dan mengakses titik-titik pemberian pakan/air.

3) Bersihkan dan periksa sepenuhnya fasilitas

pemberhentian peristirahatan sebelum kedatangan ternak. Pemeriksaan kandang penampung terhadap tanda-tanda kerusakan yang dapat melukai ternak yang masuk. 4) Periksalah fasilitas pembongkaran untuk memastikan

bahwa fasilitas itu tidak akan menyebabkan cedera pada hewan. Ikuti POS 3: Penanganan hewan selama bongkar-muat untuk kebutuhan fasilitas bongkar tertentu. 5) Setiap fasilitas yang dapat menyebabkan cedera atau

berdampak merugikan pada kesejahteraan hewan harus diperbaiki sebelum digunakan.

Palung air harus berisi air bersih dan sejuk, serta dapat diakses oleh semua ternak, termasuk di antaranya yang bertanduk.

(33)

6) Jika bongkar/muat dilakukan malam hari, pastikan bahwa tersedia pencahayaan yang memadai (lampu portabel jika perlu).

7) Periksalah bahwa tersedia area yang cukup terang untuk memungkinkan hewan diperiksa sambil diturunkan dan sebelum dimuat kembali.

POIN PENTING

Pemeriksaan harus mencakup sebuah pengamatan terhadap gerbang dan pagar yang cacat; gerbang atau tutup saluran buang yang rusak; lantai atau permukaan yang licin; benda runcing atau tajam; perangkat air yang bocor atau pecah. Periksalah rak yang digunakan untuk pakan serat kasar karena kerusakan dapat menyebabkan cedera mata pada ternak. Kandang harus menyediakan permukaan yang kering.

8) Pastikan bahwa bahan alas tidur yang bersih atau area berbaring yang lunak tersedia bagi ternak begitu diturunkan.

POIN PENTING

Pemeriksaan harus melibatkan pengamatan perilaku dan tampilan umum hewan, serta indikator kelayakan hewan lainnya seperti tampilan kotoran segar dan asupan pakan/air. Semua ternak harus terlihat berdiri dan bergerak selama pemeriksaan sebelum dimuat ulang.

9) Bersihkan dan isi palung air. Pastikan bahwa palung air tidak tercemar oleh kotoran atau tumpahan pakan.

Periksalah bahwa palung air berfungsi dengan baik, tanpa kebocoran atau luapan. Pastikan bahwa tingkat aliran cukup untuk memberikan air dengan suhu yang tepat ke semua ternak. Suhu ini harus <37 ºC, bilamana mungkin.

Cek dengan saksama fasilitas pemberhentian peristirahatan terhadap tanda-tanda kerusakan sebelum kedatangan ternak. Kerapatan muatan yang disarankan akan memungkinkan hewan berbaring, berputar, serta mengakses pakan dan air.

(34)

10) Pastikan bahwa petugas pengurus ternak siap menerima hewan saat truk datang. Hal ini akan mengurangi waktu tunggu di truk sebelum pembongkaran.

11) Ikuti petunjuk untuk penanganan dan penurunan hewan seperti yang dirinci di dalam POS 3: Penanganan hewan sewaktu bongkar muat. Semua ternak harus diturunkan oleh petugas pengurus ternak atau sopir truk ternak yang berpengalaman.

12) Pertimbangkan hewan dengan kebutuhan khusus.

Bilamana mungkin, pengelompokan sosial dari setiap truk harus dipertahankan. Hal ini khususnya penting bagi sapi jantan muda.

13) Di cuaca buruk, kurung ternak di kandang yang terlindung dari angin yang bertiup dan pindahkan hewan yang rentan ke area yang lebih hangat di fasilitas. Bilamana mungkin, naungan harus tersedia bagi semua ternak selama kondisi lingkungan panas.

PEDOMAN OIE

Area pengumpulan/kandang harus dirancang untuk melindungi hewan dari terkena kondisi cuaca keras.

POIN PENTING

Fasilitas istirahat harus menyediakan penampungan dan naungan untuk melindungi ternak dari pengaruh suhu ekstrem, kelembaban, angin, dan hujan.

14) Jangan kucilkan hewan atau tambat/ikat ternak Australia. 15) Jika hewan sakit atau cedera terlihat selama

pembongkaran, ikuti langkah-langkah yang diuraikan di POS 2: Pemeriksaan ternak untuk mengetahui kelayakan

(35)

bagi transportasi, dan perawatan yang tepat bagi ternak yang ambruk.

16) Pindahkan atau pisahkan (jika pemindahan tidak dibolehkan) setiap ternak yang mati di kendaraan pengangkut.

17) Begitu hewan telah diturunkan dan ditempatkan ke dalam kandang, periksa sekali lagi terhadap cedera atau

penyakit apa pun yang mungkin luput

POIN PENTING

Menahan hewan terluka untuk jangka waktu yang lama tanpa tindakan lebih lanjut, misalnya perawatan oleh dokter hewan atau penyembelihan, bukanlah perlakuan yang dapat diterima.

18) Teruskan memeriksa hewan selama masa istirahat terhadap tanda-tanda penyakit, cedera, dan stres panas.

19) Bila ada keraguan tentang kelayakan hewan untuk

melanjutkan perjalanan, masa singgah di fasilitas istirahat harus diperpanjang. Mintalah nasihat dokter hewan sebelum melepas hewan untuk melanjutkan perjalanan.

POIN PENTING

Ternak yang terkena stres panas harus ditangani dengan tenang dan tidak berisik. Giring ternak hanya jika mutlak perlu.

Kipas portabel dapat digunakan untuk mendinginkan ternak di situasi stres panas.

(36)

4.3

Penyediaan pakan dan air selama masa

istirahat

1) Berikan sesegera mungkin air dan pakan kasar berserat kepada hewan yang baru saja menempuh jarak jauh (sebelum mengumpankan konsentrat apa pun).

POIN PENTING

Waktu yang dihabiskan di fasilitas pemberhentian peristirahatan harus ditentukan untuk mencapai hasil kesejahteraan hewan sebaik mungkin. Setelah waktu tempuh yang panjang, misalnya dari Lampung ke Medan (sekitar 60 jam), sebaiknya hewan diistirahatkan selama 24 jam di sebuah fasilitas peristirahatan yang kira-kira berada di tengah-tengah perjalanan. Sebaiknya hewan diberi pakan dan jika mungkin, ruang bergerak, selama masa istirahat 12 jam dan lebih lama.

2) Periksa bahwa semua ternak dapat selalu mengakses pasokan kontinu air bersih (bersuhu <37ºC bila mungkin). 3) Pantau ternak selama masa istirahat untuk memastikan

bahwa ternak minum seperti biasanya. Jika ternak tidak mau minum, tindakan harus diambil untuk mendorong asupan air.

POIN PENTING

Mengoptimalkan hidrasi dengan memberi hewan akses kontinu ke air segar akan meningkatkan bobot karkas dan produksi daging. Tingkatkan asupan air dengan memeriksa kebersihan air dan palungnya, menambahkan elektrolit atau molase, menyediakan air di tanah, atau menyediakan pakan. Bila ada masalah umum dengan banyak ternak tidak mau minum air, kelezatan rasa air harus diperiksa.

Semua ternak harus mendapatkan akses ke diet berkualitas dan kuantitas cukup selama masa istirahat.

(37)

4) Pastikan bahwa pakan dengan kualitas dan jumlah memadai tersedia bagi semua hewan dan singkirkan pakan berjamur dari palung.

5) Pastikan bahwa palung air tidak tercemar kotoran atau tumpahan pakan dan bersihkan setiap palung yang kotor. 6) Periksalah titik-titik pemberian air sering-sering selama

masa istirahat untuk memastikan bahwa titik-titik itu berfungsi dengan benar.

PEDOMAN OIE

Penting bahwa pemberhentian peristirahatan selama perjalanan panjang adalah cukup lama untuk memenuhi kebutuhan setiap hewan akan pakan dan air

POIN PENTING

Kerbau harus dipantau dengan hati-hati ketika dimasukkan kembali ke kubangan air selama beristirahat. Kerbau mungkin makan berlebihan ketika dimasukkan kembali ke kubangan air, dengan dampak buruk pada kesejahteraannya. Sebaiknya kerbau tetap dikurung di kendaraan selama pemberhentian peristirahatan (dan diberi air), serta diparkir di bawah naungan, jika mungkin, bila suhu tinggi.

Pakan berjamur harus disingkirkan dari palung.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis menjelaskan rata-rata kepadatan bangunan di kecamatan Umbulharjo termasuk dalam kelas sedang, namun terdapat dua kelurahan yang memiliki nilai

• Jika Anda menggunakan panel monitor tanpa dudukan, tombol joystick mungkin menyebabkan monitor menjadi tidak stabil dan terjatuh, yang menyebabkan kerusakan pada monitor atau

PT PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra, dan Sulbar memiliki pengendalian manajemen fungsi penjualan yang memadai untuk menjamin berlangsungnya operasional

Pada dasarnya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan- kerusakan yang tidak diduga dan menentukan keandalan yang dapat menyebabkan fasilitas produk

• Jika Anda menggunakan panel monitor tanpa dudukan, tombol joystick mungkin menyebabkan monitor menjadi tidak stabil dan terjatuh, yang menyebabkan kerusakan pada monitor atau

di dalam jaringan tanaman di bagian bawah tanaman padi sawah, atau pada pelepah daun, tetapi juga diletakkan di dalam jaringan helaian daun (Mochida dan Okada, 1979 ; Baco,

Didukung oleh penelitian yang dilakukan Correia dan Kozak (2016) menyatakan bahwa pengaruh persepsi nilai terhadap kepuasan tidak signifikan, karena produk imitasi

• Hal tersebut dapat membuat pakaian dikeluarkan atau menyebabkan mesin cuci bergetar secara tidak normal, yang dapat mengakibatkan cedera atau kerusakan pada mesin cuci,